PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP MOTIF BERPRESTASI SERTA IMPLIKASINYA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. PLN (PERSERO)
DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN AREA BANDUNG
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Manajemen Program Studi Magister Manajemen Bisnis
Oleh:
RINA NURLAELASARI 1201035
SEKOLAH PASCASARJANA
Pengaruh Pengembangan Karier dan Disiplin Kerja terhadap Motif
Berprestasi serta Implikasinya terhadap Kinerja Pegawai pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung
Oleh
Rina Nurlaelasari
S.E. UPI Bandung, 2008
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Manajemen (M.M) pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis
© Rina Nurlaelasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Halaman Pengesahan Tesis
RINA NURLAELASARI
PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP MOTIF BERPRESTASI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN
BANTEN AREA BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.Si.
NIP. 196110221986031002
Pembimbing II
Dr. Janah Sojanah, M.Si.
NIP. 195712191984032002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Manajemen Bisnis
Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.Si.
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSRTACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6
1.3. Maksud Penelitian dan Tujuan Penelitian ... 7
1.3.1. Maksud Penelitian ... 7
1.3.1. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Kegunaan Penelitian ... 8
1.4.1. Manfaat Teoritis ... 8
1.4.2. Manfaat Praktis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 10
2.1. Kajian Pustaka ... 10
2.1.1. Pengembangan Karier ... 10
2.1.1.1. Pengertian Pengembangan Karier ... 10
2.1.1.2. Tujuan Pengembangan Karier ... 11
2.1.1.3. Dimensi Pengembangan Karier... 12
2.1.1.4. Bentuk Pengembangan Karier... 12
2.1.2. Disiplin Kerja ... 14
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
2.1.2.2. Dimensi Disiplin Kerja ... 16
2.1.2.3. Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja ... 16
2.1.2.4. Pendekatan Disiplin Kerja ... 17
2.1.3. Motif Berprestasi ... 18
2.1.3.1. Pengertian Motif Berprestasi dan Motivasi... 18
2.1.3.2. Dimensi Motif Berprestasi ... 19
2.1.3.3. Teori Motivasi ... 20
2.1.4. Kinerja ... 25
2.1.4.1. Pengertian Kinerja ... 25
2.1.4.2. Dimensi Kinerja ... 26
2.1.4.3. Faktor-Faktor Kinerja Karyawan ... 27
2.1.4.4. Tujuan Adanya Mengukur Kinerja Karyawan ... 27
2.1.5. Keterkaitan Konsep ... 29
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ... 30
2.3. Kerangka Pemikiran ... 33
2.4. Hipotesis ... 38
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 39
3.1. Objek Penelitian ... 39
3.2. Metode Penelitian ... 39
3.2.1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 40
3.2.1.1 Populasi ... 40
3.2.1.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 40
3.2.2. Operasionalisasi Variabel... 42
3.2.3. Jenis dan Sumber Data ... 53
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 53
3.2.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 54
3.2.5.1 Pengujian Validitas ... 54
3.2.5.2 Pengujian Reliabilitas ... 60
3.2.6. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Path Analisis ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
4.1.1. Profil PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung ... 68
4.1.1.1. Sejarah PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung ... 68
4.1.1.2. Visi dan Misi ... 70
4.1.1.3. Tata Kerja ... 72
4.1.1.4. Struktur Organisasi... 81
4.1.1.5. CSR PT. PLN ... 82
4.1.2. Gambaran Karakteristik Responden ... 84
4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 84
4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 85
4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 86
4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 87
4.1.3. Deskripsi Variabel Penelitian ... 90
4.1.3.1. Deskripsi Pengembangan Karier ... 90
4.1.3.1.1. Dimensi Pendidikan ... 92
4.1.3.1.2. Dimensi Pengalaman Kerja ... 93
4.1.3.1.3. Dimensi Penaikan Jabatan... 95
4.1.3.1.4. Dimensi Peningkatan Karier ... 97
4.1.3.1.5. Dimensi Pelatihan Karyawan ... 99
4.1.3.2. Deskripsi Disiplin Kerja ... 101
4.1.3.2.1. Dimensi Hadir Tepat Waktu ... 103
4.1.3.2.2. Dimensi Mengutamakan Persentase Kehadiran ... 104
4.1.3.2.3. Dimensi Taat Terhadap Aturan Kerja ... 105
4.1.3.2.4. Dimensi Penggunaan Jam Kerja Yang Efektif Dan Efisien .. 107
4.1.3.2.5. Dimensi Keterampilan Kerja di Bidangnya ... 109
4.1.3.2.6. Dimensi Semangat Kerja Yang Tinggi ... 110
4.1.3.2.7. Dimensi Kepribadian Yang Baik ... 111
4.1.3.3. Deskripsi Motif Berprestasi ... 112
4.1.3.3.1. Dimensi Tanggung Jawab ... 114
4.1.3.3.2. Dimensi Mempertimbangkan Resiko ... 117
4.1.3.3.3. Dimensi Umpan Balik ... 118
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
4.1.3.3.5. Dimensi Waktu Penyelesaian Tugas ... 124
4.1.3.3.6. Dimensi Keinginan Menjadi Yang Terbaik ... 125
4.1.3.4. Deskripsi Kinerja ... 127
4.1.3.4.1. Dimensi Kualitas ... 128
4.1.3.3.2. Dimensi Kuantitas ... 130
4.1.3.3.3. Dimensi Jangka Waktu ... 131
4.1.3.3.4. Dimensi Efektivitas Biaya ... 132
4.1.3.3.5. Dimensi Tingkat Supervisi ... 134
4.1.3.3.6. Dimensi Hubungan Personal ... 135
4.1.4. Hasil Pengolahan Data ... 137
4.1.4.1. Hasil Uji Normalitas ... 137
4.1.4.2. Hasil Uji Homogenitas ... 138
4.1.4.3. Hasil Uji Multikolinieritas ... 138
4.1.4.4. Hasil Uji Autokorelasi ... 139
4.1.4.5. Analisis Jalur ... 139
4.1.4.5.1 Pengujian Jalur Sub Struktur 1 ... 139
4.1.4.5.2 Pengujian Jalur Sub Struktur 2 ... 143
4.1.4.6. Perhitungan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Sub-Struktur 1 . ... 147
4.1.4.7. Perhitungan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Sub-Struktur 2 . ... 148
4.2. Hasil Pembahasan ... 150
4.2.1. Pengaruh Pengembangan Karier terhadap Motif Berprestasi ... 150
4.2.2. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Motif Berprestasi ... 152
4.2.3. Pengaruh Pengembangan Karier terhadap Kinerja ... 154
4.2.4. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja ... 154
4.2.5. Pengaruh Motif Berprestasi terhadap Kinerja ... 155
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 157
5.1. Kesimpulan ... 157
5.2. Saran ... 158
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
LAMPIRAN ... 164
DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow………... 21
2.2 Kerangka Konseptual Model Analisis Perilaku Robbins…….. 35
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian………... 36
2.4 Kerangka Pemikiran……….. 37
3.1 Diagram Jalur Sub-Subtruktural 1……… 64
3.2 Diagram Jalur Sub-Subtruktural 2………... 66
4.1 Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 4.2 Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usia……. 84 85 4.3 Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan Terakhir……….. 86
4.4 Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Lama Bekerja……….. 87
4.5 Titik Kontinum Variabel Pengembangan Karier……….. 91
4.6 Titik Kontinum Variabel Disiplin Kerja………... 102
4.7 Titik Kontinum Variabel Motif Berprestasi……….. 114
4.8 Titik Kontinum Variabel Kinerja……….. 128
4.9 Diagram Jalur Sub-Struktur 1………... 143
4.10 Diagram Jalur Sub-Struktur 2………. 146
4.11 Diagran Jalur Sub-Struktur 1 dan 2………. 147
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1.1 Data Pelayanan PT. PLN Distibusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung
Periode 2011-2013... 3
1.2 Tabel Persyaratan Kenaikan Grade pada Level Kompetensi... 4
1.3 Data Keterlambatan Pegawai PT. PLN Distibusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung Periode 2009-2013... 4
1.4 Data Jumlah Pegawai PT. PLN Distibusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung Periode 2009-2013... 5
3.1 Jumlah Sampel Pegawai PT. PLN Distibusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung ... 42
3.2 Operasionalisasi Variabel... 43
3.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pengembangan Karier... 56
3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Disiplin Kerja... 57
3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motif Berprestasi... 58
3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja... 59
3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Insutrumen Penelitian... 61
4.1 Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Pengembangan Karier (X1)... 91
4.2 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Pendidikan Formal……... 92
4.3 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Penguasaan Teknologi……….. 92
4.4 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kesempatan Mengikuti Pendidikan………... 93
4.5 Tanggapan Responden Tingkat Pengalaman Kerja Yang Kompeten... 93
4.6 Tanggapan Responden Tingkat Pengalaman Kerja Yang Cukup Lama... 94
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
Meningkatkan Kinerja... 95
4.8 Tanggapan Responden Tingkat Mendapatkan Peluang Promosi... 95
4.9 Tanggapan Responden Tingkat Kualitas Kerja Yang Baik Setelah
Promosi... 96
4.10 Tanggapan Responden Tingkat Keyakinan Bahwa Hanya Karyawan
Yang Tekun Yang Pantas Mendapat Promosi... 96
4.11 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Bekerja Lebih Giat Setelah
Ada Peningkatan Karier... 97
4.12 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Menghilangkan Kejenuhan
Dalam Bekerja Setelah Ada Peningkatan Karier... 97
4.13 Tanggapan Responden Tingkat Semangat Kerja Yang Baru Setelah Ada
Peningkatan Karier... 98
4.14 Tanggapan Responden Tingkat Peningkatan Kemampuan Dalam
Menyelesaikan Masalah... 98
4.15 Tanggapan Responden Tingkat Keahlian Dalam Pelatihan Karyawan... 99
4.16 Tanggapan Responden Tingkat Kesempatan Mengikuti Pelatihan... 100
4.17 Tanggapan Responden Tingkat Kesediaan Waktu Mengikuti
Pelatihan... 100
4.18 Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Disiplin Kerja (X2)……… 102
4.19 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Untuk Hadir Tepat
Waktu... 103
4.20 Tanggapan Responden Tingkat Keyakinan Bahwa Budaya Tepat Waktu
Harus Di Galakkan Di Setiap Jajaran... 103
4.21 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Untuk Mengutamakan
Presentasi Kehadiran... 104
4.22 Tanggapan Responden Tingkat Kesadaran Untuk Datang Bekerja... 105
4.23 Tanggapan Responden Tingkat Kesadaran Untuk Datang Bekerja... 105
4.24 Tanggapan Responden Tingkat Keyakinan Bahwa Karyawan Yang Baik
Adalah Yang Tidak Melanggar Aturan Jam Kerja... 106
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiii
Kerja Dengan Efektif... 107
4.26 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Untuk Menggunakan Jam Kerja Dengan Efisien... 107
4.27 Tanggapan Responden Tingkat Kesadaran Untuk Menggunakan Jam Kerja Sesuai Haknya... 108
4.28 Tanggapan Responden Tingkat Keterampilan Kerja yang Kompeten... 109
4.29 Tanggapan Responden Tingkat Keterampilan Kerja yang Kompetitif... 109
4.30 Tanggapan Responden Tingkat Semangat Kerja Yang Tinggi... 110
4.31 Tanggapan Responden Tingkat Kesediaan Menyemangati Karyawan Lain... 110
4.32 Tanggapan Responden Tingkat Kepribadian Yang Baik... 111
4.33 Tanggapan Responden Tingkat Mencontoh Kepribadian Yang Baik Dari Atasan... 112
4.34 Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Motif Berprestasi (X3)…… 113
4.35 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Untuk Menyelesaikan Pekerjaan Dengan Tanggung Jawab……… 114
4.36 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Untuk Menyelesaikan Pekerjaan Dengan Penuh Perencanaan………... 115
4.37 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Untuk Memenuhi Kewajiban... 115
4.38 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Menjadi Jiwa Pelopor Dalam Memenuhi Kewajiban……… 116
4.39 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Dalam Mempertimbangkan Resiko... 117
4.40 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Analitis... 117
4.41 Tanggapan Responden Tingkat Kemampun Dalam Penerimaan Pendapat... 118
4.42 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Mempersatukan Perbedaan Pendapat... 119
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiv
4.44 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Dalam Perubahan
Perbaikan Tugas……….. 120
4.45 Tanggapan Responden Tingkat Keaktifan Yang Tinggi Dalam
Bekerja... 121
4.46 Tanggapan Responden Tingkat Kesediaan Memberikan Bimbingan... 121
4.47 Tanggapan Responden Tingkat Kesediaan Mengorganisir Orang Lain
Menjadi Motivasi... 122
4.48 Tanggapan Responden Tingkat Agretivitas Dalam Bekerja... 122
4.49 Tanggapan Responden Tingkat Pemahaman Gagasan Positif Dan
Berusaha Mempertahankan Gagasan Tersebut... 123
4.50 Tanggapan Responden Tingkat Pengetahuan Yang Luas... 123
4.51 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Menyelesaikan Tugas Tepat
Waktu... 124
4.52 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Memaksimalkan Waktu... 125
4.53 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Dalam Meningkatkan
Potensi Diri... 125
4.54 Tanggapan Responden Tingkat Kemampuan Bersaing... 126
4.55 Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Kinerja (Y)………... 127
4.56 Tanggapan Responden Tingkat Kesesuaian Penyelesaian Tugas
Berdasarkan Kepuasan Hasil Kerja Pegawai... 128
4.57 Tanggapan Responden Tingkat Ketelitian Dalam Meyelesaikan Tugas... 129
4.58 Tanggapan Responden Tingkat Kerapihan Dalam Meyelesaikan
Tugas... 129
4.59 Tanggapan Responden Tingkat Kesesuaian Kerja Pegawai Dengan
Output (Hasil) Kerja Yang Dituntut Perusahaan………. 130
4.60 Tanggapan Responden Tingkat Kesesuaian Penyelesaian Tugas
Berdasarkan Ketepatan Waktu……… 131
4.61 Tanggapan Responden Tingkat Penggunaan Jam Kerja Untuk
Kepentingan Pribadi... 131
4.62 Tanggapan Responden Tingkat Penghematan Waktu Kerja Sehingga
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv
4.63 Tanggapan Responden Tingkat Penggunaan Sumberdaya Dalam Hal
Efektivitas Kerja... 132
4.64 Tanggapan Responden Tingkat Penggunaan Sumberdaya Dalam Hal
Efisiensi Kerja... 133
4.65 Tanggapan Responden Tingkat Keterlibatan Atasan Dalam Bimbingan
Kerja... 134
4.66 Tanggapan Responden Tingkat Keterlibatan Atasan Dalam Hal
Pengawasan Kerja... 134
4.67 Tanggapan Responden Tingkat Pemberian Motivasi Dari Atasan... 135
4.68 Tanggapan Responden Tingkat Pemeliharaan Kerjasama Antar Rekan
Kerja... 135
4.69 Tanggapan Responden Tingkat Pemeliharaan Kerjasama Antara Atasan
Dan Bawahan... 136
4.70 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………….. 137
4.71 Hasil Uji Homogenitas……… 138
4.72 Hasil Uji Multikolinieritas………... 138
4.73 Hasil Uji Autokorelasi………. 139
4.74 Uji F dan Signifikan Pengembangan Karier Dan Disiplin Kerja Terhadap
Motif Berprestasi……… 140
4.75 Koefisien Regresi Pengembangan Karier Dan Disiplin Kerja Terhadap
Motif Berprestasi………. 140
4.76 Summary x1 dan x2 terhadap Motif Berprestasi (x3) Model 1 Sub-struktur
1………... 141
4.77 Matriks Koefisien Antarvariabel………. 142
4.78 Uji F dan Signifikan Pengembangan Karier Dan Disiplin Kerja
Terhadap Motif Berprestasi serta implikasinya terhadap Kinerja……... 143
4.79 Koefisien Regresi Pengembangan Karier Dan Disiplin Kerja Terhadap
Motif Berprestasi serta implikasinya terhadap Kinerja………... 144
4.80 Summary x1, x2 dan x3 terhadap Kinerja (y) Model 2 Sub-struktur 2……. 145
4.81 Presentase Pengaruh Variabel Eksogen (X1 dan X2) terhadap Variabel
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xvi
4.82 Presentase Pengaruh Variabel Eksogen (X1, X2 dan X3) terhadap
Variabel Endogen (Y) pada Sub-struktur-2………. 148
4.83 Model Summaryb………. 150
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Angket Penelitian ... 164
Lampiran 2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten Area Bandung ... 170
Lampiran 3 Koding Variabel Pengembangan Karier, Disiplin Kerja, Motif
Berprestasi dan Kinerja Pegawai ... 171
Lampiran 4 MSI Variabel Pengembangan Karier, Disiplin Kerja, Motif
Berprestasi dan Kinerja Pegawai ... 195
Lampiran 5 Output hasil SPSS 20. Variabel Pengembangan Karier, Disiplin
Kerja, Motif Berprestasi dan Kinerja Pegawai ... 219
Lampiran 6 Output Hasil Uji Normalitas, Homogenitas, Multikolinieritas dan
Autokorelasi ... 261
Lampiran 7 Surat Permohonan Penelitian dan Penerimaan di PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung ... 263
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii ABSTRAK
Rina Nurlaelasari., 1201035 “ Pengaruh Pengembangan Karier dan Disiplin Kerja terhadap Motif Berprestasi serta Implikasinya terhadap Kinerja Pegawai pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung”.
PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung merupakan unit PT. PLN yang mempunyai beban kerja yang sangat besar, dikarenakan unit kantor ini mengurusi seluruh pasokan listrik di daerah Jawa Barat dan Banten area Bandung yang merupakan sentra terpadat untuk polulasi penduduknya. PT. PLN kini sedang memperbaiki kinerja selama 5 tahun terakhir untuk menghapuskan citra negatif kepada masyarakat. Hal ini dibuktikan bahwa kinerja PLN sangat lamban dalam merespon permintaan pemasangan listrik dengan cara meningkatkan motif berprestasi dan kinerja para pegawainya. Banyak faktor yang menyebabkan turunnya motif berprestasi dan kinerja pegawai, salah satunya adalah efektivitas pengembangan karier dan tingkat disiplin kerja yang rendah. Dengan demikian penelitian ini hendak mengkaji adakah pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode survey penjelasan, dengan teknik pengumpulan data angket, yang dikumpulkan dari responden dengan ukuran sampel 150 orang pegawai di PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan menggunakan rating scale. Analisis data yang digunakan adalah path anaysis.
Kesimpulan Pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan terhadap motif berprestasi. Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap motif berprestasi. Pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Serta Motif berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Adapun Dimensi yang rendah pada pengembangan karier ada pada pengalaman kerja, maka pegawai diberi kesempatan magang sesuai jabatan yang diisi. Dimensi yang rendah pada disiplin kerja ada pada hadir tepat waktu, maka sebaiknya pegawai diberi sanksi yang tegas yang menimbulkan efek jera. Dimensi yang rendah pada motif berprestasi ada pada dimensi mempertimbangkan resiko, maka sebaiknya dalam rekruitmen pegawai baru lebih diperhatikan lagi memilih pegawai yang memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi. Serta Dimensi yang rendah pada kinerja ada pada kuantitas kerja, maka sebaiknya pegawai berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai target.
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii ABSTRACT
Rina Nurlaelasari., 1201035 "Influence of the Career Development, Work Discipline towards Achievement Motive and Implication towards Employees Performance in PT. PLN (Persero) Distribution West Java and Banten, Bandung Area ".
PT. PLN Distribution West Java and Banten, Bandung Area, a unit of PT. PLN has a huge performance burden, because it is taking care offices throughout the electricity supply in the area of West Java and Banten which is a center for polulasi densely populated. PT. PLN is now improve the performance over the last 5 years to eliminate the negative image to the public. It is proved that the performance of the PLN is very slow in responding to the demand by increasing the electrical installation and performance achievement motive employees. Many factors led to the decline in achievement motive and employee performance, one of which is the effectiveness of career development and a low level of labor discipline. Thusth is research is there going to examine the influence of career development and work discipline of the achievement motive and its implications for the performance of employees at PT. PLN Distribution West Java and Banten, Bandung area.
This study used survey method explanation, the questionnaire data collection techniques, which were collected from respondents with a sample size of 150 employees at PT. PLN Distribution West Java and Banten, Bandung area. The instrument used was a questionnaireusing a rating scale. Analysis of the data used is the path anaysis.
Conclusion career development and a significant positive effect on achievement motivation. Work discipline and a significant positive effect on achievement motivation. Career development and a significant positive effect on performance. Work discipline and a significant positive effect on performance. Achievement motive and positive and significant effect on performance. The dimensions were low on career development is on work experience, the employee was given the opportunity to intern in accordance positions filled. Dimensions are low on work discipline right there at the present time, then the employee should be given strict sanctions are a deterrent effect. Dimensions are low on achievement motivation there on the dimensions of the risks, it should be in the recruitment of new employees more attention again selecting employees who have a degree of caution that high. The dimensions and performance of existing low on the quantity of work, then the employee should try to finish the job on target.
1
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penilaian kinerja dalam suatu instansi atau perusahaan digunakan untuk
menilai perilaku yang mengukur aktivitas dalam kinerja pegawai. Penilaian
kinerja juga dibutuhkan untuk membuat keputusan-keputusan yang berkaitan
dengan kenaikan gaji, pemberian bonus, tunjangan, promosi serta penempatan
pada posisi yang sesuai serta mengetahui analisis kebutuhan pelatihan dan
pengembangan pegawai. Bagi perusahaan pada saat ini, penilaian kinerja
merupakan salah satu tugas manajer dan pimpinan yang penting bagi
perusahaan karena merupakan tolak ukur produktivitas perusahaan. Akan
tetapi diakui bahwa banyak kesulitan dalam melaksanakan penilaian kinerja
yang dialami oleh suatu perusahaan, karena memang tidak mudah untuk
menilai seorang pegawai secara akurat dan terperinci.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mempunyai pandangan
bahwa setiap individu akan bekerja sesuai dengan potensi dan
kekuatan-kekuatannya. Kemampuan-kemampuan manusia dapat ditambah atau
dikembangkan, sehingga perusahaan mengusahakan suatu sistem penilaian
yang berusaha mengenali, memperjelas, mengembangkan, dan memanfaatkan
potensi dan kemampuan-kemampuan para pegawainya.
PT. PLN kini sedang memperbaiki kinerja selama 5 tahun terakhir
untuk menghapuskan citra negatif kepada masyarakat. Hal ini dibuktikan
dengan menghapuskan anggapan bahwa kinerja PLN sangat lamban dalam
merespon permintaan pemasangan listrik dengan cara meningkatkan motif
berprestasi dan kinerja para pegawainya.
PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung merupakan
unit PT. PLN yang mempunyai beban kerja yang sangat tinggi. Hal ini
2
Barat dan Banten se-area Bandung yang merupakan sentra terpadat untuk
populasi penduduknya. Di kutip dalam situs resmi PLN yaitu
http://www.antarajawabarat.com/lihat/berita/41013/pln-djbb-kembangkan
mikrohidro-dan-biogas menyatakan bahwa PT. PLN Distribusi Jawa Barat
dan Banten Area Bandung mengembangkan penggunaan energi terbaru
mikrohidro dan biogas bagi masyarakat di pelosok wilayah Jawa Barat dan
Banten khususnya area Bandung. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja
pegawai PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung harus terus
ditingkatkan dan dikelola dengan baik oleh perusahaan. Karena dengan
mempunyai kinerja pegawai yang rendah hal ini akan mengindikasikan
keterhambatan pelayanan pemasokan listrik bagi masyarakat di sekitar Jawa
Barat dan Banten area Bandung.
Namun pada kenyataannya, PT. PLN Distribusi Jawa Barat Area
Bandung belum bisa memberikan pelayanan dan berkinerja terbaik bagi
kalangan. Berdasarkan data dan hasil wawancara yang telah dilakukan di
bagian HRD, menunjukkan bahwa adanya indikasi kinerja yang belum
optimal. Pegawai melakukan pekerjaan dengan seadanya dan tanpa adanya
keinginan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini jika dibiarkan terus-menerus, maka akan
berdampak pada pencapaian tujuan organisasi.
Adapun kinerja dari pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
Area Bandung di ukur dari 5 indikator yaitu, Penugasan Peran Jabatan
(In-Role Assigment), Penugasan Luar Peran Jabatan (Extra-(In-Role Assigment), Pendidikan dan Pelatihan, Pengelolaan Pengetahuan (Berbagi Pengetahuan,
Komunitas Praktisi, Pendokumentasian Pengetahuan), dan Program
Terobosan (Breakthrough Assisgment). Selain 5 indikator yang telah
disebutkan ada penilaian kompetensi yang terdiri dari kompetensi utama,
3
Tabel 1.1
Data Pelayanan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung) Periode 2011-2013
Tahun Jumlah
Pelanggan
Target Gangguan Pelanggan
Gangguan Pelanggan
Presentasi Gangguan
Analisis Presentasi Gangguan
2013 64142 0% 8626 13.44% 0.48%
2012 62371 0% 8087 12.96% 0.32%
2011 60013 0% 7589 12.64% -
Sumber: Bagian Pelayanan PT. PLN Persero Area Bandung, 2014
Berdasarkan data dari tabel 1.1 di atas, memberikan informasi bahwa
pada tahun 2011 dengan jumlah pelanggan 60013 mentargetkan 0% untuk
gangguan pelanggan tetapi pada kenyataannya terjadi gangguan pelanggan
sebanyak 7589 atau 12.64%. Pada tahun 2012 meningkat lagi dari jumlah
pelanggan 62371 yang mentargetkan 0% untuk gangguan pelanggan namun
pada kenyataannya terjadi gangguan pelanggan sebanyak 8087 atau 12.96%.
Sedangkan pada tahun 2013 lebih meningkat lagi gangguan yang terjadi yaitu
dari jumlah pelanggan 64142 terjadi gangguan pelanggan 8626 atau 13.44%.
Hasil analisis pada presentasi gangguan per tahun terus mengalami
kenaikan. Dari tahun 2011 ke tahun 2010 naik sebesar 0.32% dan dari tahun
2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0.48%. Hal ini
mencerminkan bahwa pelayanan PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten
Area Bandung kurang memberikan pelayanan terbaik.
Untuk mencapai suatu kinerja yang optimal tidaklah mudah bagi
suatu pegawai karena terbentur masalah-masalah yang datang dari individu
dan luar individu. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Elly Staf HRD
PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung, pengembangan
4
dimiliki oleh masing-masing pegawai. Sehingga untuk naik ke jenjang karier
berikutnya atau istilahnya naik grade sangatlah tidak mudah.
Tabel 1.2
Tabel Persyaratan Kenaikan Grade Pada Level Kompetensi di PT. PLN
Perolehan Kriteria
Talenta
Jumlah Perolehan Kriteria Talenta Luar
Dari tabel di atas, menggambarkan bahwa jenjang karier yang berada
di PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung sudah terprogram
dengan baik. Level kompetensi yang harus dipenuhi oleh pegawai harus
melewati jenjang antara 2 sampai dengan 4 tahun masa kerja. Selain
pelaksanaan sistem pengembangan karier yang terstruktur, faktor-faktor yang
mempengaruhi motif berprestasi juga adalah salah satunya tentang disiplin
kerja. Karena dengan adanya disiplin kerja pegawai dengan baik maka akan
meningkatkan motif berprestasi pegawai tersebut.
Tabel 1.3
Data Keterlambatan Pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung) 2009-2013
5
Absensi Pegawai 4% 6% 5% 8% 12%
Sumber: diolah dari Biro SDM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
(Area Bandung), 2014
Tabel di atas memberikan gambaran bahwa tingkat keterlambatan
pegawai PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung dari tahun
2009 sampai 2013 mengalami peningkatan. Hasil analisis dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan tingkat keterlambatan. Analisis tahun 2009 ke tahun
2010 naik sebesar 2%, dari tahun 2011 ke tahun 2012 naik 3% dan dari tahun
2012 ke tahun 2013 4%. Keterlambatan ini dikarenakan tingkat motif
berprestasi pegawai rendah. Padahal seorang pegawai yang berkompeten harus
memiliki motif berprestasi yang tinggi untuk meningkatkan kinerja. Menurut
Mangkunegara (2005:68) mengungkapkan bahwa: “Motif berprestasi adalah
suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas
dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai kinerja dengan predikat terpuji.”
Karena kinerja karyawan yang baik adalah kunci keunggulan bersaing.
Tabel 1.4
Data Jumlah Pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung) 2009-2013
Tahun
Jumlah Pegawai Rata-Rata
Turnover per Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nop Des
2013 263 259 256 254 258 256 252 243 248 244 245 240 17 pegawai
2012 271 270 273 270 268 265 269 268 269 267 269 265 10 pegawai
2011 293 290 290 287 290 286 286 282 281 280 281 282 14 pegawai
2010 291 287 287 285 291 288 290 295 296 288 295 293 13 pegawai
2009 291 288 290 287 290 295 295 292 292 296 297 298 14 pegawai
Sumber: diolah dari Biro SDM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
(Area Bandung), 2014
Dari data di atas menggambarkan bahwa tingkat turnover pegawai PT.
6
masuk instansi dari tahun ke tahun tetap ada. Hal ini bisa di atasi dengan
menanamkan pengembangan karier yang terstruktur kepada pegawai supaya
loyalitas, kepuasaan kerja dan produktivitas pegawainya menjadi tinggi
sehingga kinerja karyawan terhadap kinerja organisasi akan semakin tinggi
pula. Dengan adanya sistem pengembangan karier yang terstruktur dari
pegawai PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung,
setidaknya tingkat perputaran pegawai akan dapat teratasi karena merasakan
adanya kepuasan kerja di instansi tersebut.
Apabila PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung)
tidak menindaklanjuti secara tepat tingkat turnover pegawai yang tinggi,
keterlambatan kerja dan motif berprestasi yang rendah maka hal ini akan
berdampak pada kinerja pegawai dan produktivitas pegawai yang nantinya
akan menurunkan pelayanan dan citra PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan
Banten Area Bandung. Sehingga salah satu upaya yang dilakukan adalah
menerapkan sistem pengembangan karier yang terstruktur dengan baik dan
disiplin kerja yang baik pula.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pengembangan karier dan disiplin kerja pegawai terhadap motif
berprestasi serta implikasinya terhadap kinerja. Oleh karena itu penulis
melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Pengembangan Karier dan
Disiplin Kerja terhadap Motif Berprestasi serta Implikasinya terhadap
Kinerja Pegawai pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten Area Bandung”.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Motif berprestasi banyak yang menjadi unsur penggerak yang
dapat meningkatkannya. Adapun faktor-faktor yang dapat
meningkatkannya menurut Sagir yang dikutip oleh Bedjo Siswanto
(2003:269) adalah “Prestasi, penghargaan, tantangan, tanggung jawab,
pengembangan, keterlibatan, dan kesempatan.” Namun, dalam penelitian
7
motif berprestasi yaitu pengembangan karier dan tanggung jawab yang
didalamnya tercakup disiplin kerja.
Peningkatan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan melihat
hasil akhir yang telah dicapai karyawan dengan cara meningkatkan motif
berprestasi yang kemudian di transfer ke sumber daya manusia melalui
pelaksanaan pengembangan karier dan disiplin kerja yang baik. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengupas masalah “Pengaruh Pengembangan Karier dan Disiplin Kerja terhadap Motif Berprestasi serta
Implikasinya terhadap Kinerja Pegawai pada PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten Area Bandung.”
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pengembangan karier, disiplin kerja, motif
berprestasi dan kinerja di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten Area Bandung?
2. Bagaimana pengaruh pengembangan karier terhadap motif berprestasi
pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area
Bandung?
3. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap motif berprestasi pegawai
di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung?
4. Bagaimana pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja pegawai di
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung?
5. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung?
6. Bagaimana pengaruh motif berprestasi terhadap kinerja pegawai di PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1.Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauhmana
8
motif berprestasi dan kinerja pegawai sehingga mampu melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya yang dapat memberikan pelayanan
terbaik kepada pelanggan PLN.
1.3.2.Tujuan Penelitian
1. Untuk memberikan gambaran tentang pengembangan karier, disiplin
kerja, motif berprestasi, dan kinerja pegawai di PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung.
2. Untuk menganalisis pengaruh pengembangan karier terhadap motif
berprestasi pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten Area Bandung.
3. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap motif berprestasi
pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area
Bandung.
4. Untuk menganalisis pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja
pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area
Bandung.
5. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai
di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung.
6. Untuk menganalisis pengaruh motif berprestasi terhadap kinerja
pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area
Bandung.
1.4.Kegunaan Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis yaitu:
1. Dapat memperluas dan memperkaya upaya peningkatan kinerja dan
motif berprestasi pegawai dengan cara pengembangan karier dan disiplin
kerja.
2. Dapat menerapkan dan menggunakan konsep ilmu pengetahuan
9
dan kinerja pegawai yang diperoleh selama proses belajar mengajar
berlangsung.
1.4.2 Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi PLN yaitu:
1. Dapat menjadi masukan dan informasi bagi instansi yang diteliti dalam
menerapkan teori pengembangan karier, disiplin kerja, motif berprestasi
dan kinerja, sehingga mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk
menghadapi dinamika pertumbuhan dan perkembangan dunia
pendidikan.
2. Melalui proses dan konsep pengembangan karier, disiplin kerja, motif
berprestasi dan kinerja, diharapkan semua sumber daya manusia dalam
organisasi lebih siap untuk mengikuti perkembangan lingkungan di luar
41
Rina Nurlaelasari, 2014
Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta
implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah tingkat pengembangan karir, tingkat
disiplin kerja, tingkat motif berprestasi dan kinerja pegawai. Penelitian akan
dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area
Bandung), yang beralamatkan di jalan Soekarno-Hatta Bandung dengan
subjek penelitian pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten (Area Bandung) yang berjumlah 240 orang pegawai.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
deskriptif dan eksplanasi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
mengkonfirmasi secara empiris kesesuaian model konstruk atau theoretical
or hypothetical construct dilihat menurut indikator-indikator yang dikonsepsikan sebagai manifes dari konstruk tersebut (Kusnendi,
2008:271). Sedangkan penelitian eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan
hubungan kausal antar variabel laten (Kusnendi, 2008:272).
Berdasarkan jenis penelitian deskriptif maka metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah survey explanatory, dimana menurut Kerlinger
seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:7) bahwa:
“Metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis
maupun psikologis”.
Kesalahan memilih metode penelitian akan mengakibatkan tujuan
yang sesungguhnya dari penelitian tidak akan tercapai. Metode penelitian
42
3.2.1 Polulasi dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1.1 Populasi
Suharsimi Arikunto (2013:108) mengemukakan bahwa
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.” Sedangkan
nenurut Sugiyono (2004:55) mengemukakan bahwa: “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Berdasarkan pengertian di atas maka populasi di dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai di PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung yang berjumlah
240 orang.
3.2.1.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Arikunto (2004:117) mengatakan bahwa, "Sampel adalah
bagian dari populasi". Sampel penelitian adalah sebagian dan
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel
bahwa "... mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besamya
sampel, tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain
penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan
dan pengolahannya".
Untuk pengambilan sampel dan populasi agar diperoleh
sampel yang representatif atau mewakili, maka diupayakan setiap
subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk
43
Dengan jumlah populasi sebanyak 240 orang karyawan,
maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel
secara acak (Random sampling) untuk memberikan peluang yang
sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan
rumus yang dikemukakan oleh Slovin. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
N
n =
1 + Ne2
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = taraf kesalahan
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai
berikut:
2 4 0
n = = 1 5 0 o r a n g
1 + ( 2 4 0 ) ( 0 . 0 5 )2
Unit sampel dalam penelitian ini adalah 150 orang
44
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Pegawai PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung
No. Bagian Jumlah
Pegawai Jumlah Sampel
1. Manajer 12 orang 12/240X150 = 7 orang
2. Bagian Perencanaan & Evaluasi 11 orang 11/240X150 = 7 orang
3. Bagian Jaringan 27 orang 27/240X150 = 17 orang
4. Bagian Kontruksi 15 orang 15/240X150 = 9 orang
5. Bagian Transaksi Energi Listrik 14 orang 14/240X150 = 9 orang
6. Bagian Pelayanan & Administrasi 15 orang 15/240X150 = 9 orang
7. Rayon Bandung Utara 15 orang 15/240X150 = 9 orang
8. Rayon Bandung Timur 15 orang 11/240X150 = 9 orang
9. Rayon Bandung Selatan 22 orang 22/240X150 = 14 orang
10. Rayon Cijawura 20 orang 20/240X150 = 13 orang
11. Rayon Ujung Berung 19 orang 19/240X150 = 12 orang
12. Rayon Bandung Barat 17 orang 17/240X150 = 11 orang
13. Rayon Kopo 18 orang 18/240X150 = 11 orang
14. Rayon Prima Priangan 20 orang 20/240X150 = 13 orang
Total 240 orang 150 orang
Sumber: Data Hasil Olahan dari HRD PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan
Banten Area Bandung, 2014
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Pada penelitian ini, penulis akan membahas mengenai variabel
Pengembangan Karier (X1), Disiplin Kerja (X2), dan Motif Berprestasi
(X3) sebagai variabel independent atau variabel bebas serta Kinerja (Y)
sebagai variabel dependent atau variabel terikat. Suharsimi Arikunto
45
bervariasi”. Tujuan pembuatan definisi variabel yaitu untuk menghindari
terjadinya kesalahan atau kekeliruan dalam mengartikan variabel yang
diteliti dan juga sebagai kerangka acuan untuk mendeskripsikan
permasalahan yang akan diteliti. Sering kali terjadi kesalahpahaman
dalam mengartikan istilah-istilah, hal ini disebabkan oleh perkembangan
ilmu pengetahuan di bidang bahasa yang sudah semakin maju sehingga
banyak istilah-istilah yang dipergunakan untuk maksud tertentu
berlebihan meskipun pada dasarnya bertujuan untuk menerangkan
maksud yang sama.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi
Konsep Empiris
Indikator Ukuran Item
48 kerja dengan efektif
50
MOTIF
BERPRESTASI (X3)
Tanggung jawab Memiliki
51
Umpan balik Memiliki
kemampuan dalam
53
Kuantitas kerja Tingkat
54
hal efisiensi kerja sumberdaya dalam hal efisiensi kerja
Tingkat
Supervisi (Need for Supervision)
Keterlibatan atasan dalam bimbingan kerja
55
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh
secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer
adalah seluruh data yang diperoleh dari wawancara setelah
mengadakan observasi pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten Area Bandung.
Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh secara tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian
tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
adalah studi kepustakaan, artikel, serta situs di internet yang
berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2013:207) “Pengumpulan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode wawancara, tes,
observasi kuisioner dan sebagainya.” Adapun teknik pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku, makalah, sumber dari internet dan lain-lain, untuk memperoleh
informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep
yang berkaitan dengan masalah penelitian yang di angkat. Di lengkapi
dengan:
a. Metode wawancara, yaitu mengadakan survey, observasi dan
melakukan dialog dengan bagian HRD PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung.
b. Kuisioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari
56
responden dalam hal pengembangan karier, disiplin kerja,
motif berprestasidan kinerja.
3.2.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.2.5.1 Uji Validitas
Di dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling
penting, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti
dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu
benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil
penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik
tidaknya instrumen pengumpul data. Menurut Suharsimi Arikunto
(2013:144), “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.
Untuk menguji kelayakan suatu kuisioner yang akan
disebarkan pada responden, maka dilakukan pengujian yaitu uji
validitas dan uji reliabilitas. Karena syarat suatu instrumen yang baik
adalah valid dan reliabel.
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:144), “Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen”. Instrumen dalam sebuah penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena data yang diolah
merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai
alat pembuktian kebenaran hipotesis. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur atau mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat.
Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk
(validity construct) yang menentukan validitas dengan cara
mengkorelasikan antar skor yang diperoleh masing-masing item yang
dapat berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini
57
Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus
signifikan berdasarkan ukuran statistik. Bila ternyata skor semua item
yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor
totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai
validitas.
Untuk menentukan tingkat validitas suatu item kuisioner,
maka digunakan metode korelasi Product Moment untuk mencari
hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data
kedua variabel berbentuk interval atau rasio dan sumber data dari dua
variabel atau lebih adalah sama yaitu dengan mengkorelasikan skor
total yang dihasilkan oleh masing-masing responden (Y) dengan skor
masing-masing item (X) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden Kriteria pengujian:
r hitung > r tabel : valid
58
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel Pengembangan Karier
No. Item Pernyataan Hasil Uji
Validitas
Batas
Min.
Kesimpulan
Uji Validitas
1. Tingkat pendidikan formal 0,689 0,360 Valid
2. Tingkat penguasaan teknologi terdepan dalam karier 0,606 0,360 Valid
3. Tingkat kesempatan mengikuti pendidikan 0,625 0,360 Valid
4. Tingkat pengalaman kerja yang kompeten 0,686 0,360 Valid
5. Tingkat pengalaman kerja yang cukup lama 0,658 0,360 Valid
6. Tingkat keahlian promosi jabatan yang
meningkatkan kinerja
0,675 0,360 Valid
7. Tingkat mendapatkan peluang promosi 0,664 0,360 Valid
8. Tingkat kualitas kerja yang baik setelah promosi 0,522 0,360 Valid
9. Tingkat keyakinan bahwa hanya karyawan yang
tekun yang pantas mendapat promosi
0,365 0,360 Valid
10. Tingkat kemampuan bekerja lebih giat setelah ada
peningkatan karier
0,428 0,360 Valid
11. Tingkat kemampuan menghilangkan kejenuhan
dalam bekerja setelah ada peningkatan karier
0,503 0,360 Valid
12. Tingkat semangat kerja baru setelah ada peningkatan
karier
0,497 0,360 Valid
13. Tingkat peningkatan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah
0,575 0,360 Valid
14. Tingkat keahlian dalam pelatihan karyawan 0,626 0,360 Valid
15. Tingkat kesempatan mengikuti pelatihan 0,489 0,360 Valid
16. Tingkat kesediaan waktu mengikuti pelatihan 0,471 0,360 Valid
59
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel Disiplin Kerja
No. Item Pernyataan Hasil Uji
Validitas
Batas
Min.
Kesimpulan
Uji Validitas
1. Tingkat kesediaan untuk hadir tepat waktu 0,484 0,360 Valid
2. Tingkat keyakinan bahwa budaya tepat waktu harus
digalakkan di setiap jajaran
0,391 0,360 Valid
3. Tingkat kemampuan untuk mengutamakan
presentasi kehadiran
0,584 0,360 Valid
4. Tingkat kesadaran untuk datang bekerja 0,597 0,360 Valid
5. Tingkat kemampuan untuk taat terhadap aturan jam
kerja
0,542 0,360 Valid
6. Tingkat keyakinan bahwa karyawan yang baik
adalah yang tidak melanggar aturan jam kerja
0,554 0,360 Valid
7. Tingkat kemampuan untuk menggunakan jam kerja
dengan efektif
0,494 0,360 Valid
8. Tingkat kemampuan untuk menggunakan jam kerja
dengan efisien
0,500 0,360 Valid
9. Tingkat kesadaran untuk mengunakan jam kerja
sesuai haknya
0,516 0,360 Valid
10. Tingkat keterampilan kerja yang kompeten 0,508 0,360 Valid
11. Tingkat keterampilan kerja yang kompetitif 0,427 0,360 Valid
12. Tingkat semangat kerja yang tinggi 0,576 0,360 Valid
13. Tingkat kesediaan menyemangati karyawan lain 0,688 0,360 Valid
14. Tingkat kepribadian yang baik 0,631 0,360 Valid
15. Tingkat mencontoh kepribadian yang baik dari
atasan
0,561 0,360 Valid
60
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel Motif Berprestasi
No. Item Pernyataan Hasil Uji
Validitas
Batas Min.
Kesimpulan Uji Validitas
1. Tingkat kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
tanggung jawab
0,434 0,360 Valid
2. Tingkat kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
penuh perencanaan
0,560 0,360 Valid
3. Tingkat kemampuan untuk memenuhi kewajiban 0,643 0,360 Valid
4. Tingkat kemampuan menjadi jiwa pelopor dalam memenuhi
kewajiban
0,653 0,360 Valid
5. Tingkat kemampuan dalam mempertimbangkan resiko 0,490 0,360 Valid
6. Tingkat kemampuan analitis 0,644 0,360 Valid
7. Tingkat kemampuan dalam penerimaan pendapat 0,574 0,360 Valid
8. Tingkat kemampuan mempersatukan perbedaan pendapat 0,596 0,360 Valid
9. Tingkat kemampuan mengetahui kemajuan dan kelemahan
dalam menyelesaikan tugas
0,740 0,360 Valid
10. Tingkat kemampuan dalam perubahan perbaikan tugas 0,713 0,360 Valid
11. Tingkat keaktifan yang tinggi dalam bekerja 0,597 0,360 Valid
12. Tingkat kesediaan memberikan bimbingan 0,723 0,360 Valid
13. Tingkat kesediaan mengorganisir orang lain menjadi
motivasi
0,739 0,360 Valid
14. Tingkat agretivitas dalam bekerja 0,717 0,360 Valid
15. Tingkat pemahaman gagasan positif dan berusaha
mempertahankan gagasan tersebut
0,713 0,360 Valid
16. Tingkat pengetahuan yang luas 0,756 0,360 Valid
17. Tingkat kemampuan menyelesaikan tugas tepat waktu 0,652 0,360 Valid
18. Tingkat kemampuan memaksimalkan waktu 0,658 0,360 Valid
19. Tingkat kemampuan dalam meningkatkan potensi diri 0,622 0,360 Valid
20. Tingkat kemampuan bersaing 0,577 0,360 Valid
61
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kinerja
No. Item Pernyataan Hasil Uji
Validitas
Batas
Min.
Kesimpulan
Uji Validitas
1. Tingkat kesesuaian penyelesaian tugas berdasarkan
kepuasan hasil kerja karyawan
0,738 0,360 Valid
2. Tingkat ketelitian dalam menyelesaikan tugas 0,688 0,360 Valid
3. Tingkat kerapihan dalam menyelesaikan tugas 0,744 0,360 Valid
4. Tingkat kesesuian kerja karyawan dengan output
(hasil) kerja yang dituntut perusahaan
0,782 0,360 Valid
5. Tingkat kesesuaian penyelesaian tugas berdasarkan
ketepatan waktu
0,801 0,360 Valid
6. Tingkat penggunaan jam kerja untuk kepentingan
pribadi
0,588 0,360 Valid
7. Tingkat penghematan waktu kerja sehingga dapat
melakukan tugas kerja yang lain
0,683 0,360 Valid
8. Tingkat penggunaan sumber daya dalam hal
efektivitas kerja
0,696 0,360 Valid
9. Tingkat penggunaan sumber daya dalam hal efisiensi
kerja
0,632 0,360 Valid
10. Tingkat keterlibatan atasan dalam bimbingan kerja 0,387 0,360 Valid
11. Tingkat keterlibatan atasan dalam hal pengawasan
kerja
0,443 0,360 Valid
12. Tingkat pemberian motivasi dari atasan 0,428 0,360 Valid
13. Tingkat pemeliharaan kerjasama antar rekan kerja 0,635 0,360 Valid
14. Tingkat pemeliharaan kerjasama antara atasan dan
bawahan
0,633 0,360 Valid
62
3.2.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas dari
setiap pertanyaan akan ditunjukkan dengan hasil r hitung yang lebih
besar atau sama dengan r tabel dan r hitungnya positif.
Untuk menguji tingkat reliabilitas dapat digunakan rumus Alpha
Croanbach yang merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen
penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika
koefisien Alpha Croanbach lebih besar atau sama dengan 0,80.
Adapun koefisien Alpha Croanbach dirumuskan sebagai berikut:
ri (Sugiyono, 2004:282-284)
Keterangan:
ri = reliabilitas angket
k = jumlah item
ΣSt2 = jumlah varians setiap item pertanyaan
ΣSi2 = varians skor total
Xt2 = jumlah kuadrat skor jawaban responden tiap item (Xt)2 = kuadrat skor seluruh responden dari setiap item
JKi = jumlah kuadrat skor total
JKs = jumlah kuadrat dari jumlah skor total
63
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
No. Variabel Hasil Uji
Reliabilitas
Batas
Minimun Keterangan
1. Pengembangan Karier 0,849 0,80 Reliabel
2. Disiplin Kerja 0,821 0,80 Reliabel
3. Motif Berprestasi 0,922 0,80 Reliabel
4. Kinerja 0,887 0,80 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 20
3.2.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Menggunakan
Analisis Path
Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh deskripsi
mengenai pengembangan karir, disiplin kerja, motif berprestasi, dan
kinerja di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area
Bandung. Data kuantitatif yang merupakan sumber data primer dalam
penelitian ini diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden.
Kuisioner dibuat dalam bentuk daftar isian pertanyaan yang
dituangkan didasarkan atas indikator melekat pada masing-masing
variabel yang akan diteliti, yaitu variabel eksogen adalah
pengembangan karier (X1), disiplin kerja (X2), dan motif berprestasi
(X3) serta kinerja (Y) sebagai variabel endogen dengan menggunakan
skor nilai sesuai dengan skala likert. Penilaian skoring atas jawaban
responden dengan nilai kriteria jawaban yang tersedia merupakan cara
untuk merubah nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif, sehingga hasil
kuisioner dari responden ini dapat dianalisis dengan metode statistic
64
1. Uji Normalitas
Suliyanto (2011:71) mengemukakan bahwa uji distribusi normal
adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi
normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametik. Adapun
tujuan dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui
apakah suatu variabel normal atau tidak dalam uji normalitas data.
Jadi uji normalitas sebenarnya uji kolmogorov sminov dimana
signifikansi di bawah 5% atau 0,05. Jika signifikan di bawah 0,05
berarti data yang akan di uji mempunyai perbedaan yang signifikan
dengan data normal baku, yang berarti bahwa data tersebut tidak
berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas
Suliyanto (2011:95) mengemukakan bahwa uji homogenitas
dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih
kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi
yang sama. Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa
perbedaan yang terjadi pada uji statistik benar-benar terjadi akibat
adanya perbedaan antar kelompok bukan sebagai akibat perbedaan
dalam kelompok.
3. Uji Multikolinieritas
Suliyanto (2011:81) mengemukakan bahwa uji multikolinieritas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang
terbentuk dari korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel
bebas atau tidak. Salah satu cara untuk menguji gejala
multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan melihat nilai
Variance Infloating Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas lebih dari 10 maka terjadi derajat multikolinieritas tinggi.
Sebaliknya, jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka model