• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di Smp Negeri 5 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di Smp Negeri 5 Yogyakarta."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

Edy thomas suharta,S.Pd

NIM : Q100080185

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING

PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

DI SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Program Studi

(2)

PENGESAHAN

NASKAH PUBLIKASI

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

DI SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Budi Murtiyasa,M.Kom Drs.A.Dahlan Rais,M.Hum

PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS PSIKOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA

(3)

ABSTRACT

Edy Thomas Suharta. Q 100080185 for the Thesis of Magister Education (M.Pd)Pascasarjana UMS, 2012. E-learning Based Management in pilot project of Internationaly Standard School, State Junior High School 5 Yogyakarta.The study describes the importance of achieving a quality learning through e-learning management . The e-learning management is expected to be used in improving the quality of learning prosess in pilot International Standart School class. The use of e-learning in learning process includes(1) the policy using e-learning in learning process, (2) teacherss’understanding and mastery of e-learning use, (3)students understanding and mastery of learning use in class,(4).the implementation of e-learning in e-learning proses in class, (5)the impact of e-e-learning to improve the quality of learning proses in state Junior Hight School 5 yogyakarta.

This study is qualitative research with etnography approach. The subject of the study are RSBI-coordinator, e-learning administration, stafs, teachers and students of RSBI program. The data collection obtained from interview, observation and documentation.The data were analyzed using qualitative technique among other reducing the data, displaying the data, and drawing conclusion.

The result showed (1) the policy of the use of e-learning in class has been shown in school vision and mission, (2) teachers understanding and mastery of e-learning use in class is shown from the frequency of using e-e-learning in class.(3) students understanding and mastery of e-learning it shown from how they accessed it during learning prosess,(4).the implementation of learning task asychonous e-learning method by which both teachers and students are on line in deferent places. It is used as supplementary material to face-to face learning activity in class. (5)the impact of e-learning to improve activity of learning process is shown from the increase of students understanding and mastering the subyec matter . It is the result of activating themselves, being independent and their motivation to learn the e-learning materials.

(4)

Pendahuluan

Aplikasi e-learning bukan merupakan hal baru lagi di dunia pendidikan. Proses belajar-mengajar tidak lagi mengenal keterbatasan ruang dan waktu memungkinkan terjadinya knowlegde sharimelalui e-book dan e-library. Pemanfaatan kemajuan TIK akan semakin mendekatkan sumber informasi kepada guru dan peserta didik sehingga mereka memperoleh kemudahan mengakses informasi dari berbagai sumber, khususnya yang berkaitan dengan materi paling mutakhir di bidang pendidikan/pembelajaran.

Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009 Pasal 5 ayat 2 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa proses pembelajaran kelas SBI menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan kontekstual. Pada pasal 6 ayat 2 menyebutkan bahwa seluruh pendidik mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK. Pasal 10 ayat 2 mengamanatkan bahwa setiap ruang kelas SBI dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK, serta Pasal 10 ayat 3 mengamanatkan bahwa SBI memiliki perpustakaan yang dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran ke seluruh dunia (e-library). Permendiknas tersebut menjadi pedoman bahwa pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran kelas SBI memang wajib. Oleh karena itu, penggunaan TIK harus maksimal agar mampu meningkatkan mutu proses pembelajaran kelas SBI.

(5)

pengelolaan e-learning di kelas SBI SMP 5 Yogyakarta ? Fokus tersebut dapat dirumuskan menjadi sub fokus sebagai berikut: 1.Bagaimana kebijakan sekolah yang mengatur pemanfaatan e-learning untuk kelas SBI di SMP Negeri 5 Yogyakarta?2.Bagaimana pemahaman dan penguasaan guru SBI dalam memanfaatkan e-learning di SMP Negeri 5 Yogyakarta.3. Bagaimana pemahaman dan penguasaan siswa SBI dalam memanfaatkan e-learning di SMP Negeri 5 Yogyakarta? 4.Bagaimana kesiapan infrastruktur learning untuk pemanfaatan e-learning di kelas SBI di SMP Negeri 5 Yogyakarta? 6 .Bagaimana penyelenggaraan

e-learning pada proses pembelajaran kelas SBI di SMP Negeri 5 Yogyakarta? 7.

Bagaimana dampak e-learning terhadap peningkatan mutu proses pembelajaran siswa SBI di SMP Negeri 5 Yogyakarta?

Memeperhatikan uraian tersebut di atas , studi yang dilakukan bertujuan untuk (1) mengetahuiKebijakan sekolah yang mengatur pemanfaatan e-learning untuk kelas RSBI di SMP Negeri 5 Yogyakarta.(2) Mengetahui pemahaman dan penguasaan guru SBI dalam memanfaatkan e-learning di SMP Negeri 5 Yogyakarta.(3) mengetahui pemahaman dan penguasaan siswa SBI dalam memanfaatkan e-learning di SMP Negeri 5 Yogyakarta.(4) mengetahui kesiapan infrastruktur e-learning untuk pemanfaatan e-learning di kelas RSBI di SMP Negeri 5 Yogyakarta.(5) mengetahui penyelenggaraan e-learning pada proses pembelajaran kelas RSBI di SMP Negeri 5 Yogyakarta.(6).mengetahui dampak e-learning terhadap peningkatan mutu proses pembelajaran siswa RSBI di SMP Negeri 5 Yogyakarta.

Metode Penelitian

(6)

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dengan petimbangan Bahwa SMPN 5 Yogyakarta mempunyai Kelas RSBI dan Juga menggunakan e-learning sebagai salah satu media pembelajaranya.

Sesuaidenganbentukpendekatanpenelitiankualitatifdansumberdata

yangakandigunakan,makateknikpengumpulandatayangdigunakanadalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan datadalamkegiatanpenelitiandiperlukancara-caraatauteknikpengumpulan

datatertentu,sehinggaprosespenelitiandapatberjalanlancar.

Sumber datadanjenisdatayangterdiri ataskata-kata dantindakan, sumbertertulis,foto,dandatastatistik.Selainitumasihadasumberdatayang tidak dipersoalkan di sini seperti yang bersifat nonverbal (Moloeng, 2007: 241). Berdasarkanpendapatdiatas,dapatdipahamibahwacarapengumpulan

datamerupakansalahsatukegiatanutamayangharusdiperhatikandalamsuatu penelitian. Sugiyono (2008: 309) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi.

(7)

Peneliti mengamati proses pembelajaran kelas RSBIuntuk mengetahui secara langsung bagaimana pendidik dan peserta didik kelas RSBI menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran. Selanjutnya untuk mengetahui kesiapan infrastruktur e-learning , peneliti perlu melihat langsung kondisi fasilitas pendukung e-e-learning

sebagai salah satu cara untuk menyelaskan antara infomasi yang dari informan dan bukti fisik di lapangan.Observasi digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidaklangsungtentangperilakusiswadalampemanfaatan e-learning dalam proses pembelajaran kelas RSBI SMPN5 Yogyakarta

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dariarsipdandokumen baikyangberadadisekolahataupun yang berada berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitiantersebut. Berbagai jenis informasi juga dapat diperoleh melalui dokumentasi, seperti surat-surat resmi, catatan rapat, laporan .

Secara sederhana oleh Miles dan Huberman (dalam Sutopo, 2002 : 94) dinyatakan bahwa” terdapat dua model pokok dalam melaksanakan analisis di dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) model analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis) dan (2) model analisis interaktif”.

(8)

yang didasarkan pada kualitas data yang digunakan untuk memecahkan permasalahan pokok penelitian, kemudian diuraikan dalam bahasa deskriptif.

Hasil dan Pembahasan

Sosialisasi kebijakan pemanfaatan e-learning dalam proses pembelajaran program RSBI di SMPN 5 Yogyakarta adalah upaya menindak lanjuti Surat Keputusan Direktur Pembinaan SMP Nomor 543/C3/KEP/2007 yang menetapkan SMP N5 Yogyakarta sebagai rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Butir ketiga Surat Keputusan Direktur Pembinaan SMP nomor 543/ C3/KEP/2007 menyebutkan bahwa “setiap SMP-SBI wajib melakasanakan program-program sekolah sesuai standar nasional pendidikan, dan mengembangkan serta melaksanakan program-program tersebut menjadi bertaraf internasional”.Salah satu aspek yang dikembangkan menjadi program bertaraf internasional”. Salah satu yang dikembangkan menjadi program bertaraf internasional adalah proses belajar mengajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

(9)

Hal ini sesuai denga penelitan yang dilakukan oleh cher Ping Lim, Meow Sien Pek, dan Ching Sing Chai menemukan bahwa pengelolaan kelas yang efektif dilakukan dengan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran . Pengelolaan dilakukan dengan pemanfaatan perangkat komputer dalam setiap pembelajaran Lim.dkk(2005:391)

Pengetahuan guru program RSBI di SMPN5 Yogyakarta tentang e-learning meliputi pengetahuan tantang komputer, internet dan aplikasi e-learning menggunakan software pembelajaran berupa moodle ( Modular objek oriented dynamic learningenvironment). Semua guru program RSBI yang berjumlah 49 orang

sudah mengetahui tata cara menggunakan komputer,misalnya pengetahuan dasar tentang pengunaan Microsoft office(word,power point, dan excel) yang dbiutuhkan dalam proses pembelajaran dan mengetahui tata cara mengakses internet untuk memperoleh informasi yang up to date terkait pembelajaran.

Kedua pengetahuan tersebut yang menjadi bekal bagi guru dalam memanfaatkan e-learning, karena e-learning di SMPN 5 Yogyakarta dikembangkan berdasarkan

(10)

e-learning. Hal ini terlihat pada kemauan guru untuk mengaplikasikan pengetahuan

e-learninng yang diperoleh dengan memanfaatkan e-learning untuk menyajikan materi pelajaran, sedangkan 29 guru lainya belum benar-benar menguasai penegtahuan tantange-learningsehingga belum memanfaatkan e-learning untuk menyajikan materi pembelajaran.

Lebih lanjut Kalay dan Chen mengungkapkan bahwa dalam pengambilan keputusan perlu mengintegrasikan system informasi dan komunikasi. Keputusan guru dalam pemilihan model pembelajaran merupakan hal yang utama dalam perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang tepat akan menjadikan proses pembelajaran berjalan menarik dan dapt meningkatkan prestasi siswa ( Poria kalay dan David Chen, 2005:435)

Pengetahuan peserta didik tentang e-learning mencakup pengetahuan tentang komputer, internet dan e-learning .Peserta didik program RSBI telah mendapat pembekalan tentang teknologi informasi dan komunikasi sebelum mengikuti program RSBI sehingga pengetahuan peserta didik tentang e-learning tidak diragukan lagi, karena aplikasi e-learning menggunakan komputer dan internet yang bukan hal baru bagi peserta didik. Peserta didik mengetahui apa itu e-learning dan mengetahui tata cara menggunanya, disamping memperoleh arahan

dan bimbingan dari guru dan admin e-learning.

(11)

SMP N 5 Yogyakarta memiliki komputer sejumlah 180 unit dengan spesifikasi pentium 3 dan pentium 4. Komputer –komputer ini berada di laboratorium komputer, laboratorium serba guna, perpustakaan, ruang tata usaha (TU), ruang guru,dan cafe net. Komputer yang dapat digunakan oleh guru dan peserta didik untuk akses e-learning adalah komputer yang berada di laboratorium komputer dan laboratorium serbaguna yang telah terhubung dengan jaringan internet.

Keberhasilan pemanfaatan e-learning ini juga tergantung pada fasilitas yang tersedia . Muhammad ali dalam Asia –pasifik cybereducation journal”The success of the utilization telematika depend on the provision of infrastructure that

includes the telecommunication network, the availability of internet facilities, and

the use of the internet” (Mohammad Ali, 2005;18)

(12)

Institut Sains dan Teknologi AKPRIND dipilih sebagai mitra dalam menyediakan server e-learning karena lembagaini menawarkan kerjasama dengan SMP N 5 Yogyakarta dalam pengadaan e-learning mulai dari instalasi hingga dapat digunakan seperti sekarang. Lagipula pembiyaan untuk pengadaan e-learning menjadi lebih murah karena Institut Sains dan taknologi AKPRIND adalah koneksi internetnya lebih terjaga, sedangakan di SMP N 5 Yogyakarta koneksi internetnya sering terputusdan servernya dimatikan ketika ada petir.

Sistem kerja server ini adalah dikoneksikan dengan internet sehingga dapat diakses dari SMP N 5 Yogyakarta maupun oleh umun, bukan dihubungkan melalui kabel atau pemancar pada umumnya dari lokasi server komputer klien. Koneksi internet yang digunakan oleh Institut Sains dan Teknologi AKPRIND untuk melayani e-learning SMP N 5 Yogyakar tergantung pada Internet Service Provider(ISP) yang

dipilih dua hal tersebut hanya diketahui oleh fihak instiut sains dan teknologi AKPRIND. Informasi ini tidak dapat diungkapkan pada pembahasan kali ini karena berkaitan dengan keamanan jaringan lembaga tersebut.

Pada aspek brainware atau staf pengelola e-learning di tingkat SMP N 5 Yogyakarta memiliki tim pengelola e-learning yang terdiri dari Unit Penjaminan Mutu(UPM), admin, teknisi dan guru TIK yang bekerjasama mengelola e-learning. Tim pengelola bertugas meracang penyelenggaraan e-learning di sekolah ini bekerjasama dengan Institut Sains dan Teknologi AKPRIND sebagai pencipta e-learning SMP N 5 Yogyakarta

(13)

desigener dan grapic desigener yang menangani penyajian bahan ajar agar menarik bagi peserta didik. Selama ini tim pengelola yang terdiri dari para guru yang dianggap berkompeten tentang e-learning.

Secara umum kesiapan insfratuktur e-learning untuk pemanfaatan e-learning pada program RSBI di SMP N 5 Yogyakarta perlu pembenahan dalam hal ketersediaan jaringan internet di sekolah agar mampu memenuhi kebutuhanakses internet guru dan peserta didik di SMP N 5 Yogyakarta.

Penyelenggaraan e-learning pada proses pembelajaran program RSBI si SMPN 5 Yogyakarta menggunakan model asynchronus e-learning, arinya guru dan peserta didik online diwaktu dan tempat yang berbeda secara tidak bersamaan . Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu dan teknologi yang dimiliki para guru maupun peserta didik..

Proses pembelajaran program RSBI di SMP N 5 Yogyakarta tetap lebih banyak face to face meeting dengan tambahan e-learning bukan alternatif pengganti proses pembelajaran klasikal seara holistik. Kombinasi antara pembelajaran klasikal dan e-learning diharapkan mampu menghasilkan sinergi yang produktif. Proses pembelaran secara fisik di bangku sekolah akan tetap menjadi value dari human intercation, sedangkan e-learning akan memerikan akses pada knowledge

resource yang sangat kaya dari internet.

(14)

peserta didik mengakses materi e-learning, sehingga keaktifan dan aktifivitas tipa peserta didik dapat diketahui oleh guru mata pelajaran. Berdasarkan data e –learning sekolah, jumlah pengguna e-learning di SMPN 5 Yogyakarta baik kalangan guru maupun peserta didik adalah 422 orang. Belum ada pemisah jumlah pengguna e-learning dari kalangan guru dan peserta didik.

Dampak e-learning terhadap peningkatan mutu proses pembelajaran peserta didik program RSBI meliputi tiga hal yaitu keaktifan peserta didik, motivasi peserta didik dan kemandirian peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

Simpulan

Kebijakan sekolah dalam kebijakan pemanfaatan e-learning dalam proses pembelajaran dilakukan dengan berbagai fihak dengan perguruan tinggi kerja sama dengan AKPRIND untuk pelatihan pemanfaatan moodle, maupun dengan geschool dan juga blog guru , perlu di pertahan kan dan juga di kelola dengan lebih baik lagi, dan akan lebih terarah jika dibuat program yang jelas di sosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga bisa termanfaatkan dengan baik.

Guru-guru program RSBI sudah mengetahui penggunaan komputer setidaknya IT literacy yang meliputi Microsoft office, basic internet browsing dan mail. Kedua kemampuan itu menjadi bekal bagi guru dalam memanfaatkan e-learning karena e-e-learning di SMP 5 Yogyakarta dikembangkan berdasarkan

(15)

Pengetahuan peserta didik mencakup pengetahuan tentang komputer, internet dan e-learning Peserta didik program RSBI telah mendapat pembekalan tentang teknologi informasi sebelum mengikuti program RSBI , disamping itu peserta didik juga mendapat pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer sehingga kemampuan mereka dalam hal Teknologi Informasi tidak diragukan lagi, tetapi mereka sering lalai dalam hal teknis seperti lupa password, mengupoload melebihi kapasistas, mengerjakan di luar batas waktu sehingga sering menimbulkan kesalahan.

Dengan di dukung adanya TIM Teknologi Informasi yang terdiri dari beberapa orang yang sesuai di bidangnya maka sebenarnya SMPN 5 Yogyakarta mampu untuk mewujudkan pembelajaran berbasis e-learning yang baik, tetapi perlu diperhatikan bahwa dukungan TIM Teknologi Informasi yang bagus ini belum bisa bekerja sebagaimana mestinya unsur pengelolaan dan program kerja yang belum terpadu dan terarah menyebabkan kinerja TIM Teknologi Informasi ini belum maksimal.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:RinekaCipta.

Cher Ping Lim, Meow Sien Pek, Ching Sing Chai.2005.”Journal of Educational Multimedia and Hypermedia”,. Norfolk: 2005.Vol 14,Iss4;pg.391,24pgs. Kok Boon Shiong, 2008”Classroom Management Issues in Information and

Communication Tecnologi (ICT) – Mediated Learning Environments: Back to the basic”, Norfolk, 2008.Vol.17, Iss.1 ;pg.59,21 pgs.

Katia Passerini, 2007.”Journal of dcuation Multimedia and Hypemedia”. Norfolk:2007.vol.16,Iss 2;pg.183,28pgs

Lexy J Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA

Muhammad Ali ,2005 .E-learning in the Indonesian Education System.”Asia – Pacific Cybereducation Journal, (IACE) vol 1, Number 2, 2005

Mantja, W.,2005, Etnografi Disain Penelitian Kualitatif dan Managemen Pendiikan, Penerbit WIeka Media, Malang

Poria Kalay, David Chen , 2002. “Journal of Research on Teknology in Education”, Eugene:Summer 2002.Vol 34, Iss.4 ;pg.435,18 pgs.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

3.1 Pemikiran Politik Anwar Ibrahim tentang Konsep Masyarakat Madani Kemunculan masyarakat madani sebagai satu konsep masyarakat sipil.. berlandaskan Islam memberi harapan

Penelitian yang dilakukan oleh Bradley (2008) menyimpulkan bahwa penerapan metode pemikiran logis dalam penggunaan kegiatan intervensi, penggunakan Manipulatif dan garis sejumlah

Strategic Management for Educational Management, Manajemen Strategik Untuk Manajemen Pendidikan.. Pendidikan kecakapan hidup (life skills

[r]

semesta ini dan kita sebagai manusia tidak punya kekuatan untuk melawan Tuhan. 21 Subjek N.Y Wawancara Pribadi, di Klinik VCT.. Keyakinan itu kawa mendekatkan diri kepada Yang

[r]

Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengeiolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 20,10 Nomor 23,

Konsumsi zat makanan (BK, PK, TDN) memiliki keeratan hubungan yang cukup dengan PBBH pada domba muda di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang.. Konsumsi BK dan TDN memiliki