• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KUALITAS TEKNIK ANTARA ELIT ATLET NASIONAL DAN ELIT ATLET INTERNASIONAL NOMOR SABEL PUTRA PERORANGAN DALAM OLAHRAGA ANGGAR DENGAN MENGGUNAKAN NOTATIONAL ANALYSIS METHOD: Studi Deskriptif pada Elit Atlet Anggar Nasional Dan Internasional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN KUALITAS TEKNIK ANTARA ELIT ATLET NASIONAL DAN ELIT ATLET INTERNASIONAL NOMOR SABEL PUTRA PERORANGAN DALAM OLAHRAGA ANGGAR DENGAN MENGGUNAKAN NOTATIONAL ANALYSIS METHOD: Studi Deskriptif pada Elit Atlet Anggar Nasional Dan Internasional."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

DZIKRY PURNAMA, 2014

Perbandingan Kualitas Teknik Antara Elit Atlet Nasional Dan Elit Atlet Internasional Nomor Sabel ABSTRAK

PERBANDINGAN KUALITAS TEKNIK ANTARA ELIT ATLET NASIONAL DAN ELIT ATLET INTERNASIONAL NOMOR SABEL PUTRA PERORANGAN DALAM OLAHRAGA ANGGAR DENGAN

MENGGUNAKAN NOTATIONAL ANALYSIS METHOD.

(Studi Deskriptif pada Elit Atlet Anggar Nasional Dan Internasional) Pembimbing: 1. Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd.

2. Nur Indri Rahayu, S.Pd, M.Ed.

Dzikry Purnama*

Berdasarkan fakta dilapangan, ketidakberhasilan pemain anggar nasional dalam level dunia menjadi dasar penelitian ini dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan latihan teknik antara Elit Atlet Internasional dan Elit Atlet Nasional nomor sabel putra perorangan dalam olahraga anggar dengan menggunakan notational analysis method.

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif komparatif, intrumen yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah camera video untuk mengambil data, laptop untuk melakukan analisis data, alat tulis, format isian, alalysis expert agar analisis permainan yang kita lakukan untuk menetapkan suatu tekniknya dianggap benar. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling, artinya pengambilan sampel dengan syarat. Sampel yang diambil adalah atlet anggar yang bisa mewakili sebagai Elit Atlet Internasional dan Elit Atlet Nasional.

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, dapat disimpulkan bahwa dari masing-masing variabel berdistribusi tidak normal. Dari hasil perhitungan tersebut, diketahui nilai Sig. Atau P-value dari step maju menunjukkan 0.000, step mundur menunjukkan 0.000, serangan menunjukkan 0.000, dan tangkisan menunjukkan 0.000.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh nilai Sig. Atau P-value step maju antara elit atlit internasional dan elit atlet nasional nasional 0.014. Step mundur 0.045. Serangan 0.573. Sedangkan tangkisan 0.761.

Berdasarkan hasil pengolahan diatas penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : terdapat perbedaan teknik step maju dan step mundur antara Elit Atlet Internasional dan Elit Atlet Nasional dan tidak terdapat perbedaan di teknik serangan dan tangkisan pada jenis senjata sabel cabang olahraga anggar.

(2)

DZIKRY PURNAMA, 2014

Perbandingan Kualitas Teknik Antara Elit Atlet Nasional Dan Elit Atlet Internasional Nomor Sabel COMPARISON OF QUALITY TECHNIQUE BETWEEN ELITE

ATHLETES NATIONAL AND INTERNATIONAL ATHLETES ELITE

MEN'S SABER INDIVIDUAL NUMBERS IN THE SPORT OF FENCING

USING THE NOTATIONAL ANAYLSIS METHOD.

Dzikry Purnama Ilmu Keolahragaan

Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Iman Imanudin1 Nur Indri Rahayu2

ABSTRACT

Based on real facts, failure of national level fencer in the world became the basis of the research was done. This research was conducted with the aim to find out whether there is a difference between the techniques of Elite Athletes Training in international and National Athletes Elite men's saber individual numbers in the sport of fencing using the notational analysis method.

Methods of research done is a comparative descriptive methods, instruments used to perform this research was a video camera to capture data, a laptop to do data analysis, stationery, format fields, game analysis to expert alalysis we do to establish a technique is considered correct. The technique of sampling by using purposive sampling, sampling means by the terms. Samples taken is a fencing athletes can represent as the Elite Athletes and Elite International Athletes.

Based on normality test result, it can be concluded that each of the variable has not have normal distribution. From the result, we can see Sig value or P-value from the forward step show 0.000, backward step is 0.000, attack is 0.000, and defend is 0.000. Based on the data analysis we can find Sig's value or P-value forward step between international elite athlete and national elite athletes is 0.014, backward step is 0.045, attack is 0.573 and deffend is 0.761.

(3)

DZIKRY PURNAMA, 2014

Perbandingan Kualitas Teknik Antara Elit Atlet Nasional Dan Elit Atlet Internasional Nomor Sabel Keywords : Technique, Comparison, Fencing, National Elite Athletes, Elite Athletes

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu kegiatan jasmani yang terdapat didalam

permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

kemenangan dan prestasi. Olahraga permainan anggar merupakan salah satu jenis

olahraga beladiri dengan menggunakan senjata pedang, anggar mula-mula

digunakan sebagai salah satu keterampilan dalam peperangan yang diperlukan

untuk melindungi diri pada zaman peperangan. Kekuatan dalam menggunakan

pedang merupakan salah satu teknik dalam bermain anggar. Pedang tipis dan

tumpul pada ujungnya adalah senjata yang digunakan dalam bermain anggar.

Bangsa Indonesia baru mengenal permainan anggar sejak tahun 1940 yaitu

pada waktu jaman penjajahan Belanda, penyebar anggar di Indonesia adalah

perwira tentara belanda sehingga tumbuh dan berkembanglah olahraga anggar di

Indonesia, para penggemar olahraga anggar bergabung dalam organisasi yaitu

Ikatan Pendekar Anggar Indonesia (IPADI). Pada tahun 1953 IPADI menjadi

IKASI (Ikatan Anggar Seluruh Indonesia). Diharapkan melalui IKASI

bermunculan atlet berprestasi yang dapat mengharumkan Indonesia di forum

Internasional, namun perkembangan olahraga anggar di Indonesia pada saat ini

sudah berkembang pesat, hal ini dapat dilihat pada kejuaraan daerah maupun

nasional selalu banyak peserta yang mengikutinya.

Dalam olahraga anggar dikenal ada tiga jenis senjata, yaitu floret (foil), degen

(epee), dan sabel (sabre). Setiap senjata memiliki perbedaan baik dalam bentuk, permainan, bidang sasaran dan karakteristik khas teknik tangkisan serta pegangan.

Dalam nomor senjata sabel (sabre) adalah permainan yang mempunyai hak

serang. Jadi pemain yang memiliki hak menyerang adalah pemain yang

kemungkinan akan memperoleh point, sedangkan pemain yang bertahan harus

mengambil alih hak pemain yang sedang ingin melakukan persiapan menyerang.

(5)

maupun belakang sampai bagian atas, dari kepala, badan, lengan, sampai

pinggang.

Olahraga anggar ini jenis beladiri yang membutuhkan usaha untuk mengalahkan lawan, seperti yang di jelaskan Anderson (1970:6). “fencing is

essentially an “open” skill, where the perfection of the technique can be seen as a means to an end-to defeat an opponent”. Artinya bahwa anggar adalah suatu keterampilan dimana kesempurnaan dari ilmu pengetahuan tentang teknik dapat

dilihat sebagai suatu usaha dalam mengalahkan lawan.

Usaha yang di maksud adalah gerakan yang berubah - ubah dengan cepat dan

tetap dalam kendali atau dengan kata lain kelincahan, seperti yang dijelaskan

Harsono (2001:21) “Kelincahan ialah kemampuan untuk mengubah arah dan

posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa

kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”. Karena dalam bermain anggar ada gerakan menghindar ke belakang, menangkis dan siap

membalas serangan dengan cepat tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran

akan posisi tubuhnya sehingga kelincahan atau agilitas ini penting. Seperti yang di jelaskan oleh Harsono (2001:22) “dalam cabang olahraga perorangan pun seperti tinju, pencak silat, bulutangkis, anggar, dsb, agilitas memegang peran yang sangat penting”.

Olahraga anggar harus bisa mengontrol posisi tubuh agar lebih mudah untuk

melakukan usaha mendapatkan poin pada lawan dalam kata lain seimbang.

Dijelaskan oleh Oxendine (1968) dalam (Harsono,1988: 223) keseimbangan adalah “ease in maintaining and controlling body position.” Atau mudahnya orang untuk mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh. Dikarenakan

kelincahan ini harus dalam keadaan tanpa kehilangan keseimbangan dan

kesadaran akan posisi tubuhnya jadi bermain anggar juga harus dalam keadaan

seimbang.

Performa seorang atlet menurut Muhajir (2004:147) secara umum dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu non-teknis dan teknis. Faktor non-teknis berkaitan dengan

sisi humanity seorang pemain misalnya mood dan feeling. Sedangkan faktor

(6)

wire, metallic jacket dan landasan permainan / loper. Faktor yang lebih diukur dari keduanya adalah faktor teknis karena berkaitan keadaan fisik dan akibatnya

yang bisa diukur.Sedangkan faktor non-teknis sulit diukur karena lebih bersifat

masalah psikologi sehingga tidak dapat dinyatakan dalam angka statistik yang

pasti.

Menurut Nurhasan (2004:92), terdapat dua faktor utama yang mendukung

prestasi seorang atlet yaitu kualitas latihan dan faktor pendukungnya. Faktor

pendukung yang dimaksud diantaranya berkaitan dengan intrinsik dan ekstrinsik

atlet. Faktor intrinsik diantaranya adalah bakat dan motivasi sedang faktor

ekstrinsik adalah fasilitas, peralatanan, pelatih dan hasil riset.

Kualitas latihan lebih penting dari pada intensitas latihan. Latihan adalah mutu

atau kualitas yang diberikan oleh pelatih kepada atlet. Setiap latihan harus lah

berisi dril-dril yang bermanfaat dan jelas arah serta tujuan latihannya. (Imanudin.

2008). Atlet haruslah merasakan bahwa apa yang diberikan pelatih adalah

memang berguna baginya, dan bahwa hari itu dia telah belajar atau mengalami

sesuatu yang baru. Kalau bukan di bidang fisik, teknik, atau taktik, dalam segi

mental dia telah mendapatkan pengalaman baru dan dirasakan sebagai sesuatu

yang penting dan berguna bagi si atlet.

Jadi, pelatih dan atlet harus benar-benar mengerti bahwa sukses hanya bisa

dicapai melalui latihan yang sempurna dari apa yang dilatih, dan tidak

semata-mata melalui latihan yang lama, intensif, dan memenatkan. Atlet juga harus

mengerti bahwa waktu untuk berlatih terbatas, dan oleh karena itu tidak boleh

disia-siakan. Oleh karena itu, usaha yang setengah-setengah dan latihan yang

tidak benar bisa di tolelir. Latihan tidak benar akan menimbulkan

masalah-masalah di kemudian hari pada masa-masa berikutnya.

Prestasi yang tinggi dari seorang atlet akan mudah diraih apabila mampu

menerapkan latihan yang benar dan berkualitas dan atlet itu mampu menguasai

aspek-aspek latihan yang dibutuhkan pada cabang olahraganya. Aspek-aspek

latihan yang dibutuhkan dan harus dikuasai oleh atlet untuk mendukung prestasi

yang tinggi adalah aspek fisik, teknik, taktik, dan mental. Ke empat aspek atau

(7)

tidak semua cabang olahraga dapat menerapkan faktor-faktor latihan tersebut

secara keseluruhan dan maksimal. Namun masing-masing cabang olahraga

memiliki takaran dan porsinya masing-masing.

Setiap yang dilakukan oleh atlet akan mengarah terhadap suatu perubahan,

baik perubahan secara anatomis, fisiologis, biokimia dan kejiwaan. Untuk

terjadinya perubahan tersebut di atas ke arah yang lebih baik, maka latihan yang

dilakukan oleh atlet harus efektif, efisien dan berkualitas. Latihan yang efektif dan

efisien serta berkualitas ialah latihan yang memperhatikan terhadap norma-norma

latihan atau komponen-komponen latihan. (Bompa, 1994).

Menurut Imanudin (2008:75) norma latihan adalah sebagai parameter untuk

pembebanan dalam proses latihan. Norma tersebut adalah 1). Volume Latihan. 2).

Intensitas Latihan. 3). Istirahat Latihan. 4). Densitas Latihan. Menurut Imanudin

(2008:76) sebagai komponen atau norma yang paling penting, volume latihan

merupakan pra syarat untuk mendukung terhadap kemampuan penguasaan teknik

gerak cabang olahraga yang baik dalam proses latihan, juga merupakan pra syarat

untuk pembentukan atlet yang memiliki tingkat kondisi fisik yang baik, di awal

latihan pada program latihan harus tersedia volume latihan yang tinggi, sehingga

akan membentuk atlet yang memiliki ketahanan kerja atau aktivitas yang tinggi,

artinya dengan volume latihan yang tinggi atlet akan memiliki daya tahan kerja

yang tinggi pula, dan ini mendukung terhadap proses latihan teknik, yaitu dapat

melakukan latihan teknik berulang-ulang sehingga dengan banyak pengulangan

akan terbentuk kesempurnan gerak atau yang dikenal di dunia olahraga adalah

gerakan yang otomatis, juga dengan volume latihan yang tinggi proses pelatihan

fisik akan lebih menguntungkan.

Ke empat norma atau komponen latihan tersebut itulah yang harus

diperhatikan oleh pelatih dalam memanipulasi berat ringannya proses latihan.

Dalam proses pemberian beban latihan ( berat ringannya proses latihan) bisa

dengan merubah satu atau dua norma di atas akan tetapi jangan sampai ke empat

norma tersebut di tingkatkan semuanya ini akan menyebabkan proses latihan

(8)

Masih kurang mampunya pelatih dan masih terbatasnya kemampuan pelatih

untuk memanipulasi berat ringannya proses latihan ikut menyumbang dalam

penurunan prestasi olahraga dan tidak berprestasinya atlet tersebut dikarenakan

beban latihan yang diberikan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, penentuan

berat dan ringan beban latihan yang tak jarang membuat altet cidera dan over

training. Ke empat norma di atas lah yang harus dimanipulasi oleh pelatih dalam meramu dan meracik program latihan yang tidak hanya baik tetapi juga

berkualitas, guna meningkatkan prestasi olahraga yang diharapkan, sehingga atlet

menguasai aspek-aspek latihan yang dibutuhkan pada cabang olahraganya dan

mendukung prestasi oahraga yang tinggi. (Imanudin, 2008).

Penurunan prestasi olahraga anggar adalah hal yang sangat disayangkan,

mengingat kejayaannya pada masa dahulu yang sangat bersinar tidak hanya di

tingkat nasional bahkan di tingkat internasional. Untuk mendapatkan prestasi yang

maksimal tentunya ada banyak faktor yang perlu diperhatikan, salah satunya

adalah kualitas latihannya harus sesuai sehingga prestasi yang dicapai bisa

maksimal.

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan kajian dan riset yang mendalam

disertai analisis cabang olahraga anggar di bidang latihan, maka penelitian ini berjudul “Perbandingan Kualitas Teknik Antara Elit Atlet Nasional Dan Elit Atlet Internasional Nomor Sabel Putra Perorangan Dalam Olahraga Anggar Dengan

Menggunakan Notational Anaylsis Method.

B. Identifikasi Masalah

1. Masih kurangnya pengetahuan pelatih mengenai program latihan salah

satunya mengenai penetapan volume latihan.

2. Menurunnya prestasi olahraga anggar yang disebabkan kurang sesuainya

(9)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan

umum yang ingin dipecahkan adalah bagaimana menentukan volume latihan bagi

atlet anggar. Untuk menjawab permasalahan umum tersebut penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan teknik serangan pada olahraga anggar nomor

sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional ?

2. Apakah terdapat perbedaan teknik tangkisan pada olahraga anggar nomor

sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional ?

3. Apakah terdapat perbedaan teknik step maju pada olahraga anggar nomor

sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional ?

4. Apakah terdapat perbedaan teknik step mundur pada olahraga anggar nomor

sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan teknik serangan pada olahraga

anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan teknik tangkisan pada olahraga

anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan teknik step maju pada olahraga

anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan teknik step mundur pada

olahraga anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet

(10)

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan, hasil penelitian ini

dapat dijadikan bukti deskripsi analisis dan dijadikan rekomendasi yang nantinya

dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam olahraga

anggar.

1. Bagi akademisi.

a. Sebagai informasi ilmiah bagi insan olahraga terutama bagi para atlet

maupun pelatih dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet

anggar.

b. Bahan kajian bagi para pakar dalam bidang olahraga anggar dalam

menentukan program latihan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

yang guna mendapatkan prestasi yang maksimal.

c. Referensi untuk menentukan program latihan apa yang sesuai digunakan

untuk atlet anggar yang akan berkarir di dunia anggar tingkat

Internasional.

2. Bagi praktisi.

a. Acuan dalam melaksanakan pembinaan atlet.

b. Meningkatkan kualitas latihan anggar, setelah mendapatkan rekomedasi

untuk meningkatkan kualitas permainan yang baik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi atau sistematika penulisan dalam penelitian ini

adalah sebagai berilut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi Masalah Penelitian

C. Rumusan Masalah Penelitian

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

(11)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Permainan Anggar

2. Teknik Dasar Langkah (Stepping)

3. Jenis-Jenis Serangan

1. Serangan langsung (direct attack)

2. Satu Langkah Serang (one step lunge)

3. Flash (the Glide)

4. Ballestra (The Jump Lunge) 5. Dua Kali Serang (Redoubleman)

4. Tangkisan

5. Pengertian Latihan

6. Prinsip - Prinsip Latihan

1. Prinsip Kajian Fisiologik

a. Prinsip Over Load

b. Prinsip Multilateral

c. Prinsip Individualisasi

d. Prinsip Spesialisasi

e. Prinsip Spesifikasi

f. Prinsip Reversibility ( Kembali Ke Asal)

2. Prinsip Kajian Psikologik

a. Prinsip Aktif Dan Kesungguhan Berlatih

b. Prinsip Kesadaran (Awarnes)

c. Prinsip Variasi Dalam Latihan

3. Prinsip Kajian Pedagogik

a. Prinsip Model Dalam Latihan

b. Prinsip Penggunaan Dan Sistem Latihan

c. Prinsip Periodesasi

d. Prinsip Visual Presentation

7. Aspek-Aspek Latihan

(12)

b. Aspek Latihan Teknik

c. Aspek Latihan Taktik

d. Aspek Latihan Mental

8. Norma-Norma Beban Latihan

a. Volume Latihan

b. Intensitas Latihan

c. Densitas Latihan

d. Istirahat Latihan

B. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi/Sampel Penelitian

B. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

D. Definisi Operasional

E. Instrumen Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

G. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pemaparan Data

B. Pembahasan Data

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini di kampus FPOK UPI Bandung.

2. Populasi Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan data untuk dapat memecahkan suatu

permasalahan. Data yang dimaksud diperoleh dari suatu objek penelitian atau

populasi yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan

individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2010:173) menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet anggar.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber

informasi/data. Sampel yang diambil sebagai percobaan harus diperhatikan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam

menentukan sample dengan pertimbangan adalah bahwa:

1. Atlet anggar yang sudah mahir dan termasuk elit atlet.

2. Memiliki teknik bermain yang baik.

3. Juara I.

4. Atlet sabel putra.

Dari itu peneliti mengambil 1 elit atlet anggar nasional putra Juara I Kejuaraan

Nasional Antar Club 2013 dan 1 elit atlet anggar putra internasional Juara I

(14)

B. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

jenis desain yang digambarkan sebagai berikut:

Group Independent Variable Dependent Variable

I

II

C1

(Group Possesses

Characteristic 1)

C2

(Group Possesses

Characteristic 2)

O

(Measurement)

O

[image:14.595.117.510.169.628.2]

(Measurement)

Gambar 3.1

Causal-Comparative Designs Sumber: Jack R. Fraenkel (1932:370)

Keterangan:

C1 : Kelompok Memiliki Karakteristik / Atlet Anggar Nasional

C2 : Kelompok Memiliki Karakteristik / Atlet Anggar Internasional

O : Observasi / Pengukuran Pada Tiap Variabel

C. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk memperoleh data,

menganalisis dan menyimpulkan data. Metode penelitian mempunyai kedudukan

yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan data, sebab dengan menggunakan

(15)

penelitiannya”. Dalam suatu penelitian diperlukan metode yang sesuai dengan tujuan penelitian. Terdapat beberapa bentuk metode yang biasa digunakan dalam

suatu penelitian seperti metode historis, deskriptif dan eksperimen.

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

komparatif, Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat

membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan

perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti

berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih

mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.

Menurut Sugiyono (2011:36) komparatif adalah penelitian yang

membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel.

Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian

deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,

dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu

fenomena tertentu.

D. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang tentang suatu istilah sering berbeda-beda. Untuk

menghindari kesalah-pengertian penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini,

maka penulis menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1) Serangan senjata sabel menurut Gaugler (1997:205) adalah ”the offense is the act of attacking the adversary”. Artinya serangan adalah aksi dari aksi musuh.

2) Olahraga anggar menurut Anderson (1970:6) adalah “fencing is essentially an “open” skill, where the perfection of the technique can be seen as a means to an end-to defeat an opponent”. Artinya bahwa anggar adalah suatu keterampilan dimana kesempurnaan dari ilmu pengetahuan tentang teknik

dapat dilihat sebagai suatu usaha dalam mengalahkan lawan.

(16)

jump lunge”. Artinya ketika lompatan ke depan di kombinasikan dengan serangan akan menghasilkan gerakan jump lunge.

4) Selanjutnya Anderson (1970:6) menjelaskan bahwa: “Fencing is essentially an “open” skill, where the perfection of the technique can be seen as a means to an end-to defeat an opponent”. Artinya bahwa anggar adalah suatu keterampilan dimana kesempurnaan dari ilmu pengetahuan tentang teknik

dapat dilihat sebagai suatu usaha dalam mengalahkan lawan.

E. Instrument Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis, maka instrument penelitian

yang diperlukan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian dan menguji

hipotesis, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat untuk

mengumpulkan data. Sebagaimana yang dikatakan Arikunto (2010:193) bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Adapun alat ukur yang penulis gunakan terdiri dari tiga item tes yaitu:

1. Camera video

2. Laptop

3. Alat tulis

4. Format isian.

(17)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengolahan dan analisis data merupakan rangkaian yang dilakukan sebagai

upaya untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Analisis data dilaksanakan

dengan menggunakan program Statistical Product for Social Science (SPSS) Serie

17. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data yang terkumpul. Proses ini dilakukan karena mungkin saja

ada data yang tidak sesuai dengan format isian.

2. Memberikan nilai sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan.

3. Input data dari skor tersebut pada program komputer Microsoft Excel 2007.

Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat

memperoleh kesimpulan penelitian. Dalam pelaksanaannya pengolahan data

[image:17.595.115.540.272.744.2]

dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji asumsi statistik dan uji hipotesis.

Gambar 3.2

Teknik Pengumpulan Data

Populasi

Sampel

Elit Atlet Nasional Elit Atlet Internasional

Analisis

Pengolahan Data

(18)

Langkah awal untuk pengumpulan data adalah menentukan populasi

dilanjutkan dengan mengambil sampel. Kemudian melakukan analisis data yang

selanjutnya dilakukan dengan melakukan pengolahan data. Setelah data terkumpul

melalui analisis dan pengolahan data menggunakan uji statistik dan hasil

pengolahan data diketahui barulah ditarik kesimpulan.

G. Analisis Data

Adapun langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut

a. Uji Asumsi Statistik

Uji asumsi statistik merupakan tahapan pengolahan data melalui

rumus-rumus statistik, dengan tujuan akhirnya menjawab rumus-rumusan masalah

penelitian. Dalam tahapannya, uji asumsi statistik melalui tahapan sebagai

berikut:

b. Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan tahapan pengolahan untuk memperoleh

informasi mengenai data, diantaranya rata-rata, standar deviasi, varians, skor

terendah dan skor tertinggi. Selain disajikan dalam bentuk angka, deskripsi

data juga disajikan dalam bentuk diagram batang.

c. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berada

pada taraf distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-smirnov, dengan asumsi

kelompok sampel termasuk ke dalam sampel kecil atau 30 ke bawah. Format

pengujiannya dengan membandingkan nilai probabilitas (p) atau signifikansi (Sig.) dengan derajat kebebasan (dk) α = 0,05. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:

(19)

2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak normal

d. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan untuk menguji apakah data memiliki varians

yang sama atau tidak, dengan kata lain homogen atau tidak. Selain itu juga

untuk menentukan langkah pengujian statistik berikutnya, apakah

menggunakan statistic parametric atau nonparametric. Apabila data

berdistribusi normal dan homogen, maka pengolahan dilakukan dengan

statistic parametric. Sebaliknya apabila data berdistribusi normal tapi tidak homogen, maka pengujian dengan statistic nonmarametrik.

Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan Lavene

Statistik hasil output dari SPSS. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka data dinyatakan homogen

2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak homogen.

e. Uji-T (Uji dua rata-rata)

Uji-t atau uji dua rata-rata dilakukan untuk menguji perbedaan rata-rata

pada kedua data. Dalam hal ini uji-t dilakukan dengan dua cara, yaitu paired

sample t-test dan independent sample t-test. Paired sample t-test dilakukan untuk menguji dua data dalam satu kelompok sampel, yaitu menguji data tes

awal dan tes akhir, sedangkan independent sample t-test dilakukan untuk

menguji dua data pada dua kelompok sampel yang berbeda. Uji

kebermaknaannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka dinyatakan tidak terdapat perbedaan.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengolahan dan analisis data mengenai analisa kebutuhan latihan

teknik antara elit atlet nasional dan elit atlet internasional nomor sabel putra

perorangan dalam olahraga anggar dengan menggunakan notational analysis

method, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan yang positif dan signifikan dari teknik serangan

pada olahraga anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet

internasional.

2. Tidak terdapat perbedaan yang positif dan signifikan dari teknik tangkisan

pada olahraga anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet

internasional.

3. Terdapat perbedaan yang positif dan signifikan dari teknik step maju pada

olahraga anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet

internasional.

4. Terdapat perbedaan yang positif dan signifikan dari teknik step mundur pada

olahraga anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet

internasional.

B. SARAN

Agar hasil penelitian ini dapat memperkaya disiplin ilmu pengetahuan

kepelatihan olahraga untuk meningkatkan prestasi anggar maka penulis perlu

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada para Pembina dan Atlet, agar selalu memperhatikan dan melatih diri

untuk meningkatkan kemampuan unsur kondisi fisik dalam pencapaian

prestasi yang maksimal pada olahraga anggar terutama dalam teknik dasar

bermain anggar.

2. Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian tentang

(21)

menganjurkan untuk mencoba komponen fisik lainnya terhadap cabang

olahraga anggar maupun cabang olahraga lainnya.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih representatif dan

kajian yang lebih dalam serta memakai alat-alat penelitian yang lebih

canggih.

4. Penulis sarankan untuk penelitian berikutnya dilakukan pula penelitian

tentang pengkajian program latihan pada atlet anggar sehingga dapat

menunjang performa yang maksimal pada saat bertanding.

5. Untuk penelitian berikutnya, penulis sarankan melakukan penelitian kepada

atlet profesional serta jumlah anggota sampel lebih banyak supaya penelitian

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, B. (1970). All About Fencing. London: Stanley Paul.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta. PT.Rineka Cipta.

Collins, D Ray and Hodges, Patrick B: A Comprehensive Guide to SPORTS SKILLS TEST AND MEASUREMENT. Springfield, Illinois, USA. Charles C Thomas (1978)

Erhans.(1995). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta; INDAH

Fraenkel, Jack R., (1932). How to design and evaluate research in education / Jack Fraenkel, Norman Wallen, Helen, Hyun. — 8th ed. ; Mc Graw Hill

Gaugler, W. (1997). The Science of Fencing. Naples, Italy: Laureate Press

Gaugler, W. (1998). The History of Fencing: Foundations of Modern European Swordplay. Naples, Italy

Harsono, (1988). Coaching dan Aspek aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta; C.V. Tambak Kusuma

Harsono, (2001). Latihan Kondisi Fisik, Bandung

Iman,I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga, Bandung. FPOK UPI

K.T. Lee, W. Xie dan K.C. The (2005). “NOTATIONAL ANALYSIS OF

INTERNATIONAL BADMINTON COMPETITIONS”. Journal ISBS 2005 /

Beijing, China. 387-390.

Nurhasan, H. dan Hasanudin Cholil, D. (2007). Test dan Pengukuran Keolahragaan, Bandung. FPOK UPI

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung; Alfa Beta.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Gambar

Gambar 3.1 Causal-Comparative Designs
Gambar 3.2 Teknik Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Sementara pendidikan ilmu komunikasi yang berorientasi operasi teknis membutuhkan teori praktis yang biasanya dikem– bangkan para praktisi bidang komunikasi dan metodologi berupa

PERUSAHAAN DAN MANAJEMEN GLOBAL TEKNOLOGI INFORMASI.

Surat penunjukkan sebagai penanggung jawab teknis dari pemilik toko obat2. Fotokopi NPWP Pemilik

Pemerintah juga harus memahami dan mengejawantahkan sistem ekonomi Pancasila dalam koperasi Indonesia, yang mana harus berdasarkan asas kekeluargaan (Sumodiningrat

Peranan Wanita Katolik sangat krusial pada setiap titik interaksi dan komunikasi !...

(1) Penetapan kelas jabatan dari para pemangku jabatan di lingkungan Badan Kepegawaian Negara ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara sesuai dengan persetujuan menteri yang

Tidak Menerangkan Tingtur, Ekstrak, Infus (definisi, cara ekstraksi dan berbagai contoh tingtur, ekstrak serta infus).

Dari sisi APBN, berdasarkan mekanisme subsidi BBM yang lama, penurunan harga minyak mentah merupakan keuntun- gan mengingat besarnya subsidi energi melebihi penerimaan dari