DZIKRY PURNAMA, 2014
Perbandingan Kualitas Teknik Antara Elit Atlet Nasional Dan Elit Atlet Internasional Nomor Sabel ABSTRAK
PERBANDINGAN KUALITAS TEKNIK ANTARA ELIT ATLET NASIONAL DAN ELIT ATLET INTERNASIONAL NOMOR SABEL PUTRA PERORANGAN DALAM OLAHRAGA ANGGAR DENGAN
MENGGUNAKAN NOTATIONAL ANALYSIS METHOD.
(Studi Deskriptif pada Elit Atlet Anggar Nasional Dan Internasional) Pembimbing: 1. Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd.
2. Nur Indri Rahayu, S.Pd, M.Ed.
Dzikry Purnama*
Berdasarkan fakta dilapangan, ketidakberhasilan pemain anggar nasional dalam level dunia menjadi dasar penelitian ini dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan latihan teknik antara Elit Atlet Internasional dan Elit Atlet Nasional nomor sabel putra perorangan dalam olahraga anggar dengan menggunakan notational analysis method.
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif komparatif, intrumen yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah camera video untuk mengambil data, laptop untuk melakukan analisis data, alat tulis, format isian, alalysis expert agar analisis permainan yang kita lakukan untuk menetapkan suatu tekniknya dianggap benar. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling, artinya pengambilan sampel dengan syarat. Sampel yang diambil adalah atlet anggar yang bisa mewakili sebagai Elit Atlet Internasional dan Elit Atlet Nasional.
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, dapat disimpulkan bahwa dari masing-masing variabel berdistribusi tidak normal. Dari hasil perhitungan tersebut, diketahui nilai Sig. Atau P-value dari step maju menunjukkan 0.000, step mundur menunjukkan 0.000, serangan menunjukkan 0.000, dan tangkisan menunjukkan 0.000.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh nilai Sig. Atau P-value step maju antara elit atlit internasional dan elit atlet nasional nasional 0.014. Step mundur 0.045. Serangan 0.573. Sedangkan tangkisan 0.761.
Berdasarkan hasil pengolahan diatas penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : terdapat perbedaan teknik step maju dan step mundur antara Elit Atlet Internasional dan Elit Atlet Nasional dan tidak terdapat perbedaan di teknik serangan dan tangkisan pada jenis senjata sabel cabang olahraga anggar.
DZIKRY PURNAMA, 2014
Perbandingan Kualitas Teknik Antara Elit Atlet Nasional Dan Elit Atlet Internasional Nomor Sabel COMPARISON OF QUALITY TECHNIQUE BETWEEN ELITE
ATHLETES NATIONAL AND INTERNATIONAL ATHLETES ELITE
MEN'S SABER INDIVIDUAL NUMBERS IN THE SPORT OF FENCING
USING THE NOTATIONAL ANAYLSIS METHOD.
Dzikry Purnama Ilmu Keolahragaan
Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia
Iman Imanudin1 Nur Indri Rahayu2
ABSTRACT
Based on real facts, failure of national level fencer in the world became the basis of the research was done. This research was conducted with the aim to find out whether there is a difference between the techniques of Elite Athletes Training in international and National Athletes Elite men's saber individual numbers in the sport of fencing using the notational analysis method.
Methods of research done is a comparative descriptive methods, instruments used to perform this research was a video camera to capture data, a laptop to do data analysis, stationery, format fields, game analysis to expert alalysis we do to establish a technique is considered correct. The technique of sampling by using purposive sampling, sampling means by the terms. Samples taken is a fencing athletes can represent as the Elite Athletes and Elite International Athletes.
Based on normality test result, it can be concluded that each of the variable has not have normal distribution. From the result, we can see Sig value or P-value from the forward step show 0.000, backward step is 0.000, attack is 0.000, and defend is 0.000. Based on the data analysis we can find Sig's value or P-value forward step between international elite athlete and national elite athletes is 0.014, backward step is 0.045, attack is 0.573 and deffend is 0.761.
DZIKRY PURNAMA, 2014
Perbandingan Kualitas Teknik Antara Elit Atlet Nasional Dan Elit Atlet Internasional Nomor Sabel Keywords : Technique, Comparison, Fencing, National Elite Athletes, Elite Athletes
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan salah satu kegiatan jasmani yang terdapat didalam
permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh
kemenangan dan prestasi. Olahraga permainan anggar merupakan salah satu jenis
olahraga beladiri dengan menggunakan senjata pedang, anggar mula-mula
digunakan sebagai salah satu keterampilan dalam peperangan yang diperlukan
untuk melindungi diri pada zaman peperangan. Kekuatan dalam menggunakan
pedang merupakan salah satu teknik dalam bermain anggar. Pedang tipis dan
tumpul pada ujungnya adalah senjata yang digunakan dalam bermain anggar.
Bangsa Indonesia baru mengenal permainan anggar sejak tahun 1940 yaitu
pada waktu jaman penjajahan Belanda, penyebar anggar di Indonesia adalah
perwira tentara belanda sehingga tumbuh dan berkembanglah olahraga anggar di
Indonesia, para penggemar olahraga anggar bergabung dalam organisasi yaitu
Ikatan Pendekar Anggar Indonesia (IPADI). Pada tahun 1953 IPADI menjadi
IKASI (Ikatan Anggar Seluruh Indonesia). Diharapkan melalui IKASI
bermunculan atlet berprestasi yang dapat mengharumkan Indonesia di forum
Internasional, namun perkembangan olahraga anggar di Indonesia pada saat ini
sudah berkembang pesat, hal ini dapat dilihat pada kejuaraan daerah maupun
nasional selalu banyak peserta yang mengikutinya.
Dalam olahraga anggar dikenal ada tiga jenis senjata, yaitu floret (foil), degen
(epee), dan sabel (sabre). Setiap senjata memiliki perbedaan baik dalam bentuk, permainan, bidang sasaran dan karakteristik khas teknik tangkisan serta pegangan.
Dalam nomor senjata sabel (sabre) adalah permainan yang mempunyai hak
serang. Jadi pemain yang memiliki hak menyerang adalah pemain yang
kemungkinan akan memperoleh point, sedangkan pemain yang bertahan harus
mengambil alih hak pemain yang sedang ingin melakukan persiapan menyerang.
maupun belakang sampai bagian atas, dari kepala, badan, lengan, sampai
pinggang.
Olahraga anggar ini jenis beladiri yang membutuhkan usaha untuk mengalahkan lawan, seperti yang di jelaskan Anderson (1970:6). “fencing is
essentially an “open” skill, where the perfection of the technique can be seen as a means to an end-to defeat an opponent”. Artinya bahwa anggar adalah suatu keterampilan dimana kesempurnaan dari ilmu pengetahuan tentang teknik dapat
dilihat sebagai suatu usaha dalam mengalahkan lawan.
Usaha yang di maksud adalah gerakan yang berubah - ubah dengan cepat dan
tetap dalam kendali atau dengan kata lain kelincahan, seperti yang dijelaskan
Harsono (2001:21) “Kelincahan ialah kemampuan untuk mengubah arah dan
posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa
kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”. Karena dalam bermain anggar ada gerakan menghindar ke belakang, menangkis dan siap
membalas serangan dengan cepat tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran
akan posisi tubuhnya sehingga kelincahan atau agilitas ini penting. Seperti yang di jelaskan oleh Harsono (2001:22) “dalam cabang olahraga perorangan pun seperti tinju, pencak silat, bulutangkis, anggar, dsb, agilitas memegang peran yang sangat penting”.
Olahraga anggar harus bisa mengontrol posisi tubuh agar lebih mudah untuk
melakukan usaha mendapatkan poin pada lawan dalam kata lain seimbang.
Dijelaskan oleh Oxendine (1968) dalam (Harsono,1988: 223) keseimbangan adalah “ease in maintaining and controlling body position.” Atau mudahnya orang untuk mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh. Dikarenakan
kelincahan ini harus dalam keadaan tanpa kehilangan keseimbangan dan
kesadaran akan posisi tubuhnya jadi bermain anggar juga harus dalam keadaan
seimbang.
Performa seorang atlet menurut Muhajir (2004:147) secara umum dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu non-teknis dan teknis. Faktor non-teknis berkaitan dengan
sisi humanity seorang pemain misalnya mood dan feeling. Sedangkan faktor
wire, metallic jacket dan landasan permainan / loper. Faktor yang lebih diukur dari keduanya adalah faktor teknis karena berkaitan keadaan fisik dan akibatnya
yang bisa diukur.Sedangkan faktor non-teknis sulit diukur karena lebih bersifat
masalah psikologi sehingga tidak dapat dinyatakan dalam angka statistik yang
pasti.
Menurut Nurhasan (2004:92), terdapat dua faktor utama yang mendukung
prestasi seorang atlet yaitu kualitas latihan dan faktor pendukungnya. Faktor
pendukung yang dimaksud diantaranya berkaitan dengan intrinsik dan ekstrinsik
atlet. Faktor intrinsik diantaranya adalah bakat dan motivasi sedang faktor
ekstrinsik adalah fasilitas, peralatanan, pelatih dan hasil riset.
Kualitas latihan lebih penting dari pada intensitas latihan. Latihan adalah mutu
atau kualitas yang diberikan oleh pelatih kepada atlet. Setiap latihan harus lah
berisi dril-dril yang bermanfaat dan jelas arah serta tujuan latihannya. (Imanudin.
2008). Atlet haruslah merasakan bahwa apa yang diberikan pelatih adalah
memang berguna baginya, dan bahwa hari itu dia telah belajar atau mengalami
sesuatu yang baru. Kalau bukan di bidang fisik, teknik, atau taktik, dalam segi
mental dia telah mendapatkan pengalaman baru dan dirasakan sebagai sesuatu
yang penting dan berguna bagi si atlet.
Jadi, pelatih dan atlet harus benar-benar mengerti bahwa sukses hanya bisa
dicapai melalui latihan yang sempurna dari apa yang dilatih, dan tidak
semata-mata melalui latihan yang lama, intensif, dan memenatkan. Atlet juga harus
mengerti bahwa waktu untuk berlatih terbatas, dan oleh karena itu tidak boleh
disia-siakan. Oleh karena itu, usaha yang setengah-setengah dan latihan yang
tidak benar bisa di tolelir. Latihan tidak benar akan menimbulkan
masalah-masalah di kemudian hari pada masa-masa berikutnya.
Prestasi yang tinggi dari seorang atlet akan mudah diraih apabila mampu
menerapkan latihan yang benar dan berkualitas dan atlet itu mampu menguasai
aspek-aspek latihan yang dibutuhkan pada cabang olahraganya. Aspek-aspek
latihan yang dibutuhkan dan harus dikuasai oleh atlet untuk mendukung prestasi
yang tinggi adalah aspek fisik, teknik, taktik, dan mental. Ke empat aspek atau
tidak semua cabang olahraga dapat menerapkan faktor-faktor latihan tersebut
secara keseluruhan dan maksimal. Namun masing-masing cabang olahraga
memiliki takaran dan porsinya masing-masing.
Setiap yang dilakukan oleh atlet akan mengarah terhadap suatu perubahan,
baik perubahan secara anatomis, fisiologis, biokimia dan kejiwaan. Untuk
terjadinya perubahan tersebut di atas ke arah yang lebih baik, maka latihan yang
dilakukan oleh atlet harus efektif, efisien dan berkualitas. Latihan yang efektif dan
efisien serta berkualitas ialah latihan yang memperhatikan terhadap norma-norma
latihan atau komponen-komponen latihan. (Bompa, 1994).
Menurut Imanudin (2008:75) norma latihan adalah sebagai parameter untuk
pembebanan dalam proses latihan. Norma tersebut adalah 1). Volume Latihan. 2).
Intensitas Latihan. 3). Istirahat Latihan. 4). Densitas Latihan. Menurut Imanudin
(2008:76) sebagai komponen atau norma yang paling penting, volume latihan
merupakan pra syarat untuk mendukung terhadap kemampuan penguasaan teknik
gerak cabang olahraga yang baik dalam proses latihan, juga merupakan pra syarat
untuk pembentukan atlet yang memiliki tingkat kondisi fisik yang baik, di awal
latihan pada program latihan harus tersedia volume latihan yang tinggi, sehingga
akan membentuk atlet yang memiliki ketahanan kerja atau aktivitas yang tinggi,
artinya dengan volume latihan yang tinggi atlet akan memiliki daya tahan kerja
yang tinggi pula, dan ini mendukung terhadap proses latihan teknik, yaitu dapat
melakukan latihan teknik berulang-ulang sehingga dengan banyak pengulangan
akan terbentuk kesempurnan gerak atau yang dikenal di dunia olahraga adalah
gerakan yang otomatis, juga dengan volume latihan yang tinggi proses pelatihan
fisik akan lebih menguntungkan.
Ke empat norma atau komponen latihan tersebut itulah yang harus
diperhatikan oleh pelatih dalam memanipulasi berat ringannya proses latihan.
Dalam proses pemberian beban latihan ( berat ringannya proses latihan) bisa
dengan merubah satu atau dua norma di atas akan tetapi jangan sampai ke empat
norma tersebut di tingkatkan semuanya ini akan menyebabkan proses latihan
Masih kurang mampunya pelatih dan masih terbatasnya kemampuan pelatih
untuk memanipulasi berat ringannya proses latihan ikut menyumbang dalam
penurunan prestasi olahraga dan tidak berprestasinya atlet tersebut dikarenakan
beban latihan yang diberikan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, penentuan
berat dan ringan beban latihan yang tak jarang membuat altet cidera dan over
training. Ke empat norma di atas lah yang harus dimanipulasi oleh pelatih dalam meramu dan meracik program latihan yang tidak hanya baik tetapi juga
berkualitas, guna meningkatkan prestasi olahraga yang diharapkan, sehingga atlet
menguasai aspek-aspek latihan yang dibutuhkan pada cabang olahraganya dan
mendukung prestasi oahraga yang tinggi. (Imanudin, 2008).
Penurunan prestasi olahraga anggar adalah hal yang sangat disayangkan,
mengingat kejayaannya pada masa dahulu yang sangat bersinar tidak hanya di
tingkat nasional bahkan di tingkat internasional. Untuk mendapatkan prestasi yang
maksimal tentunya ada banyak faktor yang perlu diperhatikan, salah satunya
adalah kualitas latihannya harus sesuai sehingga prestasi yang dicapai bisa
maksimal.
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan kajian dan riset yang mendalam
disertai analisis cabang olahraga anggar di bidang latihan, maka penelitian ini berjudul “Perbandingan Kualitas Teknik Antara Elit Atlet Nasional Dan Elit Atlet Internasional Nomor Sabel Putra Perorangan Dalam Olahraga Anggar Dengan
Menggunakan Notational Anaylsis Method.”
B. Identifikasi Masalah
1. Masih kurangnya pengetahuan pelatih mengenai program latihan salah
satunya mengenai penetapan volume latihan.
2. Menurunnya prestasi olahraga anggar yang disebabkan kurang sesuainya
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan
umum yang ingin dipecahkan adalah bagaimana menentukan volume latihan bagi
atlet anggar. Untuk menjawab permasalahan umum tersebut penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan teknik serangan pada olahraga anggar nomor
sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional ?
2. Apakah terdapat perbedaan teknik tangkisan pada olahraga anggar nomor
sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional ?
3. Apakah terdapat perbedaan teknik step maju pada olahraga anggar nomor
sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional ?
4. Apakah terdapat perbedaan teknik step mundur pada olahraga anggar nomor
sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan teknik serangan pada olahraga
anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan teknik tangkisan pada olahraga
anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan teknik step maju pada olahraga
anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet internasional.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan teknik step mundur pada
olahraga anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan, hasil penelitian ini
dapat dijadikan bukti deskripsi analisis dan dijadikan rekomendasi yang nantinya
dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam olahraga
anggar.
1. Bagi akademisi.
a. Sebagai informasi ilmiah bagi insan olahraga terutama bagi para atlet
maupun pelatih dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet
anggar.
b. Bahan kajian bagi para pakar dalam bidang olahraga anggar dalam
menentukan program latihan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
yang guna mendapatkan prestasi yang maksimal.
c. Referensi untuk menentukan program latihan apa yang sesuai digunakan
untuk atlet anggar yang akan berkarir di dunia anggar tingkat
Internasional.
2. Bagi praktisi.
a. Acuan dalam melaksanakan pembinaan atlet.
b. Meningkatkan kualitas latihan anggar, setelah mendapatkan rekomedasi
untuk meningkatkan kualitas permainan yang baik.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Adapun struktur organisasi atau sistematika penulisan dalam penelitian ini
adalah sebagai berilut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Identifikasi Masalah Penelitian
C. Rumusan Masalah Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Permainan Anggar
2. Teknik Dasar Langkah (Stepping)
3. Jenis-Jenis Serangan
1. Serangan langsung (direct attack)
2. Satu Langkah Serang (one step lunge)
3. Flash (the Glide)
4. Ballestra (The Jump Lunge) 5. Dua Kali Serang (Redoubleman)
4. Tangkisan
5. Pengertian Latihan
6. Prinsip - Prinsip Latihan
1. Prinsip Kajian Fisiologik
a. Prinsip Over Load
b. Prinsip Multilateral
c. Prinsip Individualisasi
d. Prinsip Spesialisasi
e. Prinsip Spesifikasi
f. Prinsip Reversibility ( Kembali Ke Asal)
2. Prinsip Kajian Psikologik
a. Prinsip Aktif Dan Kesungguhan Berlatih
b. Prinsip Kesadaran (Awarnes)
c. Prinsip Variasi Dalam Latihan
3. Prinsip Kajian Pedagogik
a. Prinsip Model Dalam Latihan
b. Prinsip Penggunaan Dan Sistem Latihan
c. Prinsip Periodesasi
d. Prinsip Visual Presentation
7. Aspek-Aspek Latihan
b. Aspek Latihan Teknik
c. Aspek Latihan Taktik
d. Aspek Latihan Mental
8. Norma-Norma Beban Latihan
a. Volume Latihan
b. Intensitas Latihan
c. Densitas Latihan
d. Istirahat Latihan
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi/Sampel Penelitian
B. Desain Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Definisi Operasional
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pemaparan Data
B. Pembahasan Data
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini di kampus FPOK UPI Bandung.
2. Populasi Penelitian
Dalam suatu penelitian dibutuhkan data untuk dapat memecahkan suatu
permasalahan. Data yang dimaksud diperoleh dari suatu objek penelitian atau
populasi yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan
individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2010:173) menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet anggar.
3. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber
informasi/data. Sampel yang diambil sebagai percobaan harus diperhatikan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam
menentukan sample dengan pertimbangan adalah bahwa:
1. Atlet anggar yang sudah mahir dan termasuk elit atlet.
2. Memiliki teknik bermain yang baik.
3. Juara I.
4. Atlet sabel putra.
Dari itu peneliti mengambil 1 elit atlet anggar nasional putra Juara I Kejuaraan
Nasional Antar Club 2013 dan 1 elit atlet anggar putra internasional Juara I
B. Desain Penelitian
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
jenis desain yang digambarkan sebagai berikut:
Group Independent Variable Dependent Variable
I
II
C1
(Group Possesses
Characteristic 1)
C2
(Group Possesses
Characteristic 2)
O
(Measurement)
O
[image:14.595.117.510.169.628.2](Measurement)
Gambar 3.1
Causal-Comparative Designs Sumber: Jack R. Fraenkel (1932:370)
Keterangan:
C1 : Kelompok Memiliki Karakteristik / Atlet Anggar Nasional
C2 : Kelompok Memiliki Karakteristik / Atlet Anggar Internasional
O : Observasi / Pengukuran Pada Tiap Variabel
C. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk memperoleh data,
menganalisis dan menyimpulkan data. Metode penelitian mempunyai kedudukan
yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan data, sebab dengan menggunakan
penelitiannya”. Dalam suatu penelitian diperlukan metode yang sesuai dengan tujuan penelitian. Terdapat beberapa bentuk metode yang biasa digunakan dalam
suatu penelitian seperti metode historis, deskriptif dan eksperimen.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
komparatif, Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat
membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan
perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti
berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih
mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.
Menurut Sugiyono (2011:36) komparatif adalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel.
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena tertentu.
D. Definisi Operasional
Penafsiran seseorang tentang suatu istilah sering berbeda-beda. Untuk
menghindari kesalah-pengertian penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini,
maka penulis menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
1) Serangan senjata sabel menurut Gaugler (1997:205) adalah ”the offense is the act of attacking the adversary”. Artinya serangan adalah aksi dari aksi musuh.
2) Olahraga anggar menurut Anderson (1970:6) adalah “fencing is essentially an “open” skill, where the perfection of the technique can be seen as a means to an end-to defeat an opponent”. Artinya bahwa anggar adalah suatu keterampilan dimana kesempurnaan dari ilmu pengetahuan tentang teknik
dapat dilihat sebagai suatu usaha dalam mengalahkan lawan.
jump lunge”. Artinya ketika lompatan ke depan di kombinasikan dengan serangan akan menghasilkan gerakan jump lunge.
4) Selanjutnya Anderson (1970:6) menjelaskan bahwa: “Fencing is essentially an “open” skill, where the perfection of the technique can be seen as a means to an end-to defeat an opponent”. Artinya bahwa anggar adalah suatu keterampilan dimana kesempurnaan dari ilmu pengetahuan tentang teknik
dapat dilihat sebagai suatu usaha dalam mengalahkan lawan.
E. Instrument Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis, maka instrument penelitian
yang diperlukan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian dan menguji
hipotesis, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat untuk
mengumpulkan data. Sebagaimana yang dikatakan Arikunto (2010:193) bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Adapun alat ukur yang penulis gunakan terdiri dari tiga item tes yaitu:
1. Camera video
2. Laptop
3. Alat tulis
4. Format isian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengolahan dan analisis data merupakan rangkaian yang dilakukan sebagai
upaya untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Analisis data dilaksanakan
dengan menggunakan program Statistical Product for Social Science (SPSS) Serie
17. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Menyeleksi data yang terkumpul. Proses ini dilakukan karena mungkin saja
ada data yang tidak sesuai dengan format isian.
2. Memberikan nilai sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan.
3. Input data dari skor tersebut pada program komputer Microsoft Excel 2007.
Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat
memperoleh kesimpulan penelitian. Dalam pelaksanaannya pengolahan data
[image:17.595.115.540.272.744.2]dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji asumsi statistik dan uji hipotesis.
Gambar 3.2
Teknik Pengumpulan Data
Populasi
Sampel
Elit Atlet Nasional Elit Atlet Internasional
Analisis
Pengolahan Data
Langkah awal untuk pengumpulan data adalah menentukan populasi
dilanjutkan dengan mengambil sampel. Kemudian melakukan analisis data yang
selanjutnya dilakukan dengan melakukan pengolahan data. Setelah data terkumpul
melalui analisis dan pengolahan data menggunakan uji statistik dan hasil
pengolahan data diketahui barulah ditarik kesimpulan.
G. Analisis Data
Adapun langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut
a. Uji Asumsi Statistik
Uji asumsi statistik merupakan tahapan pengolahan data melalui
rumus-rumus statistik, dengan tujuan akhirnya menjawab rumus-rumusan masalah
penelitian. Dalam tahapannya, uji asumsi statistik melalui tahapan sebagai
berikut:
b. Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan tahapan pengolahan untuk memperoleh
informasi mengenai data, diantaranya rata-rata, standar deviasi, varians, skor
terendah dan skor tertinggi. Selain disajikan dalam bentuk angka, deskripsi
data juga disajikan dalam bentuk diagram batang.
c. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berada
pada taraf distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-smirnov, dengan asumsi
kelompok sampel termasuk ke dalam sampel kecil atau 30 ke bawah. Format
pengujiannya dengan membandingkan nilai probabilitas (p) atau signifikansi (Sig.) dengan derajat kebebasan (dk) α = 0,05. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:
2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak normal
d. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji apakah data memiliki varians
yang sama atau tidak, dengan kata lain homogen atau tidak. Selain itu juga
untuk menentukan langkah pengujian statistik berikutnya, apakah
menggunakan statistic parametric atau nonparametric. Apabila data
berdistribusi normal dan homogen, maka pengolahan dilakukan dengan
statistic parametric. Sebaliknya apabila data berdistribusi normal tapi tidak homogen, maka pengujian dengan statistic nonmarametrik.
Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan Lavene
Statistik hasil output dari SPSS. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka data dinyatakan homogen
2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak homogen.
e. Uji-T (Uji dua rata-rata)
Uji-t atau uji dua rata-rata dilakukan untuk menguji perbedaan rata-rata
pada kedua data. Dalam hal ini uji-t dilakukan dengan dua cara, yaitu paired
sample t-test dan independent sample t-test. Paired sample t-test dilakukan untuk menguji dua data dalam satu kelompok sampel, yaitu menguji data tes
awal dan tes akhir, sedangkan independent sample t-test dilakukan untuk
menguji dua data pada dua kelompok sampel yang berbeda. Uji
kebermaknaannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka dinyatakan tidak terdapat perbedaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan dan analisis data mengenai analisa kebutuhan latihan
teknik antara elit atlet nasional dan elit atlet internasional nomor sabel putra
perorangan dalam olahraga anggar dengan menggunakan notational analysis
method, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat perbedaan yang positif dan signifikan dari teknik serangan
pada olahraga anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet
internasional.
2. Tidak terdapat perbedaan yang positif dan signifikan dari teknik tangkisan
pada olahraga anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet
internasional.
3. Terdapat perbedaan yang positif dan signifikan dari teknik step maju pada
olahraga anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet
internasional.
4. Terdapat perbedaan yang positif dan signifikan dari teknik step mundur pada
olahraga anggar nomor sabel putra elit atlet nasional dan elit atlet
internasional.
B. SARAN
Agar hasil penelitian ini dapat memperkaya disiplin ilmu pengetahuan
kepelatihan olahraga untuk meningkatkan prestasi anggar maka penulis perlu
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada para Pembina dan Atlet, agar selalu memperhatikan dan melatih diri
untuk meningkatkan kemampuan unsur kondisi fisik dalam pencapaian
prestasi yang maksimal pada olahraga anggar terutama dalam teknik dasar
bermain anggar.
2. Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian tentang
menganjurkan untuk mencoba komponen fisik lainnya terhadap cabang
olahraga anggar maupun cabang olahraga lainnya.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih representatif dan
kajian yang lebih dalam serta memakai alat-alat penelitian yang lebih
canggih.
4. Penulis sarankan untuk penelitian berikutnya dilakukan pula penelitian
tentang pengkajian program latihan pada atlet anggar sehingga dapat
menunjang performa yang maksimal pada saat bertanding.
5. Untuk penelitian berikutnya, penulis sarankan melakukan penelitian kepada
atlet profesional serta jumlah anggota sampel lebih banyak supaya penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, B. (1970). All About Fencing. London: Stanley Paul.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta. PT.Rineka Cipta.
Collins, D Ray and Hodges, Patrick B: A Comprehensive Guide to SPORTS SKILLS TEST AND MEASUREMENT. Springfield, Illinois, USA. Charles C Thomas (1978)
Erhans.(1995). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta; INDAH
Fraenkel, Jack R., (1932). How to design and evaluate research in education / Jack Fraenkel, Norman Wallen, Helen, Hyun. — 8th ed. ; Mc Graw Hill
Gaugler, W. (1997). The Science of Fencing. Naples, Italy: Laureate Press
Gaugler, W. (1998). The History of Fencing: Foundations of Modern European Swordplay. Naples, Italy
Harsono, (1988). Coaching dan Aspek aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta; C.V. Tambak Kusuma
Harsono, (2001). Latihan Kondisi Fisik, Bandung
Iman,I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga, Bandung. FPOK UPI
K.T. Lee, W. Xie dan K.C. The (2005). “NOTATIONAL ANALYSIS OF
INTERNATIONAL BADMINTON COMPETITIONS”. Journal ISBS 2005 /
Beijing, China. 387-390.
Nurhasan, H. dan Hasanudin Cholil, D. (2007). Test dan Pengukuran Keolahragaan, Bandung. FPOK UPI
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung; Alfa Beta.
Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.