PENGARUH DINING ATMOSPHERICS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE
(Survei Pada Konsumen di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Oleh
Ratri Septianingtyas 0905982
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PEMBELIAN DI KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE (Survei Pada Konsumen di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe )
Oleh
Ratri Septianingtyas
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilm Pengetahuan Sosial
© Ratri Septianingtyas Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
PENGARUH DINING ATMOSPHERICS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE
(Survei Pada Konsumen di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe)
Pembimbing I
Gitasiswhara, SE.,Par.,MM NIP. 19730510 200812 1 002
Pembimbing II
Taufiq Abdullah, SE.,MM.,Par. NIP. 0424108501
Mengetahui Ketua Program Studi
Manajemen Pemasaran Pariwisata
HP.Diyah Setyorini,MM NIP. 19810328 200812 1 002
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
ABSTRAK
Ratri Septianingtyas, 0905982 “Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe” (Survei Pada Konsumen di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe). Dibawah bimbingan Gitasiswhara, SE.,Par.,MM dan Taufiq Abdullah, SE.,MM.,Par.
Bandung merupakan salah satu tujuan pariwisata yang memiliki potensi pariwisata yang cukup baik dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya. Salah satu wisata yang diminati di Bandung yaitu wisata kuliner, yang memiliki daya tarik yang beragam. Tidak hanya menawarkan makanan yang khas, beberapa restoran di Bandung juga menjual pengalaman makan yang berbeda sebagai daya tarik bagi konsumen untuk datang. Kampung Daun Culture Gallery & Cafe merupakan salah satu restoran yang terletak di Kabupaten Bandung Utara dengan suasana makan yang unik antara perpaduan alam dan budaya tradisional sebagai salah satu family restaurant. Jumlah pembelianya setiap Tahun mengalami fluktuasi akan tetapi pada Tahun 2012 Kampung Daun mengalami penurunan pembelian sekitar 19,9%. Untuk meningkatkan jumlah pembelian manajmen Kampung Daun perlu mengetahui dan melakukan pendekatan mengenai keputusan pembelian yaitu dengan mengidentifikasi ketertarikan konsumen dalam melakukan suatu pembelian. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dan verifikatif. Metode yang digunakan explanatory survey. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden, dengan teknik penarikan sampel yaitu systematic
random sampling. Teknik analisis data yang digunakan regeresi berganda.
Variabel independent dari penelitian ini adalah dining atmospherics (X) yang memiliki dimensi yaitu atmospherics, service quality, food quality. Variabel dependent yaitu keputusan pembelian (Y) yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, pemilihan waktu pembelian, jumlah pembelian, dan metode pembayaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanggapan konsumen tentang dining atmospherics terhadap keputusan pembelian secara umum dinilai tinggi. Faktor yang mendapat penilaian yang paling tinggi yaitu atmospherics. Hal ini dikarenakan Kampung Daun merupakan salah satu restoran yang banyak didatangi konsumen untuk menghabiskan waktunya bersama keluarga, kerabat atau pasangan berinteraksi dengan menikmati suasana makan yang unik antara perpaduan alam dan budaya tradisional. Sedangkan
service quality mendapatkan nilai terendah. Tanggapan konsumen mengenai
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
Kata Kunci : restoran, dining atmospherics, keputusan pembelian.
ABSTRACT
Ratri Septianingtyas, 0905982 “The Affect of Dining Atmospherics to Customer Purchase Decision in Kampung Daun Culture Gallery & Cafe” (Survey to Consumen of Kampung Daun Culture Gallery & Cafe). Under the guidance of Gitasiswhara, SE.,Par.,MM and Taufiq Abdullah, SE.,MM.,Par.
Bandung is one of tourism destinations which have great potential for tourism with all of its natural resources. One of tourist interests in Bandung is its culinary, which has diverse appeal. Some restaurants in Bandung not only offers traditional food but they also endeavour to offer different dining experiences to get more attention for costumers. Kampung Daun Culture Gallery & Cafe is one of restaurants located in the North Bandung district with a unique dining atmospherics. The mixture of nature and Sundanese traditional culture around the
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
make consumers interest on making purchase at Kampung Daun. In additon, as the last result of the research, the „line selection‟ get the low score.
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian
Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang penting bagi Indonesia setelah minyak dan gas bumi. Didukung dengan kekayaan alam dan kebudayaan Indonesia yang luar biasa, pariwisata Indonesia menjadi magnet bagi turis dalam dan luar negeri (Mari Elka Pangestu dalam http://sukmainspirasi.com, 2013). Indonesia dipandang
sebagai destinasi yang value for money, Indonesia juga menonjol di kategori culture
and heritage (budaya dan warisan sejarah) dan rich natural resources (kekayaan dan
keindahan alam). Hal ini berarti pariwisata Indonesia dipandang berpotensi untuk terus dikembangkan terutama di sektor budaya dan alam serta harga yang bersaing.
Dalam http://www.tempo.co/read/news/2013/09/05 wisatawan Australia bisa menghabiskan US$ 4.118 atau sekitar Rp 46 juta di Indonesia, sementara wisatawan Malaysia mengahabiskan uang sekitar $ 1.145, setara Rp 12 juta dan Singapura sebesar US$ 618 atau Rp 6,9 juta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia menghabiskan uang mereka untuk berbelanja pada sektor ritel (30%), makanan (25%) dan pengeluaran terkecil adalah tiket pesawat (4%).
Selain wisatawan dari Asia Pasifik, Arab Saudi merupakan satu dari lima negara pengunjung Indonesia terbanyak. Posisi berikutnya adalah Taiwan. Wisatawan asing umumnya mengunjungi Indonesia tiga kali dalam setahun, angka yang sama dengan rata-rata perjalanan global. Sektor pariwisata memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor pariwisata Indonesia disebut-sebut berkontribusi sebesar 5 persen terhadap PDB nasional dan memberikan lapangan pekerjaan lebih dari 8 juta orang di tahun 2012.
TABEL 1.1
KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DAN WISATAWAN NUSANTARA DI INDONESIA TAHUN 2008 – 2012
Tahun
WISMAN WINUS Kunjungan (orang) Kunjungan (orang)
2008 6.234.497 4.996.594
2009 6.323.730 5.053.269
2010 7.002.944 6.235.606
2011 7.649.731 6.594.231
2012 8.044.462 7,310,531
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013.
signifikan sepanjang tahun 2012, akan memberi dampak positif bagi perekonomian nasional. Pasalnya kehadiran wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, menjadikan pemerintah kian optimis dan percaya, bahwa pertumbuhan pariwisata di Indonesia pada tahun 2013 mendatang akan mengalami kemajuan yang cukup signifikan.Dengan kata lain diharapkan agar pariwisata di Indonesia mampu menarik jumlah kunjungan yang tinggi sekaligus memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki peranan cukup besar dalam pengembangan pariwisata dan devisa di Negara Indonesia, Jawa Barat memiliki beraneka ragam wisata dan budaya mulai dari tempat wisata dan objek wisata yang kaya akan keindahan wisata alam, taman wisata, taman budaya, dan wisata kulinernya.
mana yang sesuai dengan kebutuhanya. Hal ini terbukti dengan semakin berkembangnya jumlah restoran, rumah makan dan bar di Kota Bandung dari tahun 2006-2012 sebagaimana disajikan pada tabel 1.2
TABEL 1.2
JUMLAH RESTORAN, RUMAH MAKAN DAN BAR DI KOTA BANDUNG DARI TAHUN 2006-2012 Jenis Usaha Tahun
2006
Sumber: Modifikasi Data dari Dinas Kebudayan dan Pariwisata Bandung, 2012.
Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah restoran yang telah terdaftar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Bandung menempati peringkat kedua sebanyak 185 setelah rumah makan sebanyak 272 di tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh tingkat kebutuhan makanan dan minuman masyarakat Kota Bandung yang semakin tinggi dan tidak pernah habis.
Tumbuhnya pariwisata di kota Bandung ikut berpengaruh terhadap pesatnya industri penyedia jasa restoran. Saat ini para wisatawan yang datang dari berbagai daerah atau mancanegara akan dengan mudah menemukan Rumah Makan, Bar, dan Restoran hampir di setiap sudut kota Bandung dengan menyajikan berbagai macam wisata kuliner yang menggugah selera. Restoran tidak hanya terdapat di daerah perkotaan, Akan tetapi di daerah pedalaman Kota Bandung pun telah banyak jenis
adalah lahan luas yang memliki ciri khas pada sektor pertanian hortikultura dan tanaman hias yang dilakukan oleh penduduk setempat. Tetapi akhir tahun 1986 hingga sekarang daerah ini atmosfernya telah berubah dengan adanya pengembangan perumahan oleh para developer. Banyaknya perumahan ini mengakibatkan banyak munculnya cafe dan restoran di daerah ini, diantaranya ialah sebagai berikut
TABEL 1.3
DAFTAR NAMA RESTORAN DI DAERAH CIHIDEUNG, PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG UTARA TAHUN 2012
No Nama Restoran Lokasi
1 Balcony Dine & Wine Jl. Sersan Bajuri No. 100 2 Cafe Bunga Jl. Kol. Masturi KM 9 No. 23
3 Fontana Cafe Jl. Sersan Bajuri Kampung (Setiabudi Estat) 4 Kampung Daun Jl. Sersan Bajuri km 4,7 Villa Triniti
5 Kampung Strawberry Jl. Sersan Bajuri
6 Maja House Jl. Sersan Bajuri 72, Lembang 7 Rumah Kayu Restaurant Jl. Sersan Bajuri Km 4,8 8 Rumah Strawberry Jl. Ciwaruga KM 6,8
9 Sapu Lidi Makan di Sawah Jl. Sersan Bajuri Villa Graha Puspa
10 The Peak Jl. Desa Karyawangi Ciwaruga KM 68 No. 388 11 Isola Cafe Jl. Sersan Bajuri I
12 Waroeng Rempah Jl. Sersan Bajuri Kampung ngarag 13 Villa Air Villa Istanan Bunga No. 45 Sumber: Modifikasi dari www.wisatalembang.com (14/04/13:18.00)
Salah satu restoran yang menyajikan keunikan, variatif menu serta suasana pegunungan yang begitu memikat adalah Kampung Daun Culture Gallery & Cafe. Restoran yang memposisikan diri sebagai Family Restaurant dengan slogan "Where
Culture And Taste Meet”, Kampung Daun merupakan cafe dengan konsep
bertemakan alam dan budaya tradisional, lokasinya yang lumayan jauh dari keramaian menciptakan suasana yang tenang dan nyaman sehingga membuat Kampung Daun menjadi tempat favorit bagi wisatawan yang sengaja ingin menikmati keindahan alam. Namun banyaknya pesaing tersebut menimbulkan kesulitan bagi para pelaku bisnis penyedia jasa restoran, khusunya Kampung Daun dalam mempertahankan dan meningkatkan jumlah pembelian. Dimana manajemen Kampung Daun perlu menggunakan berbagai macam strategi agar membedakan serta mengunggulkan produk sendiri dibanding produk pesaing dengan tujuan menarik para tamu dalam proses keputusan pembelian.
melakukan keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2012:193) mengambarkan keputusan pembelian konsumen melalui enam tahapan yaitu, pilihan produk, pilihan merek, pilihan saluran pembelian, jumlah pembelian, waktu pembelian dan metode pembayaran.
Berdasarkan hal di atas keputusan pembelian konsumen dapat diartikan sebagai bagian dari perilaku konsumen yang membentuk preferensi antarmerek dalam beberapa pilihan sehingga menciptakan keputusan pembelian berdasarkan kebutuhan dan keinginan. Berikut data jumlah pembelian konsumen berdasarkan reservasi pada
front office (FO) di Kampung Daun, dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini.
Sumber: Sales & Marketing Kampung Daun Culture Gallery & Cafe, 2012 GAMBAR 1.1
JUMLAH PEMBELIAN KONSUMEN
BERDASARAKAN RESERVASI PADA FRONT OFFICE (FO) DI KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE 2008-2012
Gambar 1.1 menunjukan jumlah pembelian berdasarkan reservasi pada FO di Kampung Daun mengalami kenaikan dan penurunan. Fluktuasi terjadi pada jumlah konsumen pada setiap tahun, pada tahun 2009 jumlah pembelian mengalami kenaikan
185,788
267,425
251,589 278,129 244,569
0 50 100 150 200 250 300
2008 2009 2010 2011 2012
sebesar 81.637 konsumen (21,7%), di tahun 2010 jumlah pembelian mengalami penurunan sebesar 15.836 konsumen (20,49%), di tahun 2011 jumlah pembelian mengalami kenaikan kembali sebesar 26.540 konsumen (22,6%), di tahun 2012 jumlah pembelian mengalami penurunan sebesar 33.560 konsumen (19,9%). Penurunan tersebut bisa berdampak terhadap tidak tercapainya target perusahaan yang dapat menyebabkan kerugian finansial karena berbagai upaya baik itu untuk kegiatan promosi, keberlangsungan event di Kampung Daun, serta peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) yang telah menghabiskan biaya yang besar.
Meskipun penurunan jumlah pembelian di Kampung Daun tidak terlalu signifikan, tetapi apabila masalah ini dibiarkan dan tidak diatasi dengan cepat, maka masalah tersebut akan berdampak pada jumlah revenue restoran yang terus menurun, dan restoran tidak dapat bersaing dengan kompetitor sehingga banyak pelanggan yang tidak memutuskan pembelian di Kampung Daun.
Salah satu strategi pemasaran jasa yang dilakukan oleh Kampung Daun adalah dengan mengunggulkan lingkungan fisik (Physical environment) dari tempat penyampaian jasa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian di Kampung Daun. Rambat Lupiyoadi (2013:120) mengemukakan “Physical environment adalah lingkungan fisik perusahaan dari
tempat jasa yang diciptakan dan disediakan untuk konsumen agar dapat berinteraksi dengan perusahaan, ditambah elemen tangible yang digunakan untuk mengkomunikasikan atau memfasilitasi proses pelayanan”.
Bukti fisik dapat berperan penting sebagai pembentuk pengalaman dan perilaku konsumen, karena lingkungan jasa dapat menjadi media pencipta pesan, pencipta/penarik perhatian dan penggugah emosi atau perasaan konsumennya. Lingkungan fisik membantu membentuk perasaan dan reaksi yang tepat antara konsumen dan karyawan, bukti fisik dan atmosfer yang menyertainya dalam mempengaruhi perilaku pembelian.
Menurut Ha & Jang (2012:204) Physical environment juga merupakan komponen penting dalam kegiatan makan di sebuah restoran. Lingkungan atau suasana makan (dining atmospherics) secara simultan dapat mempengaruhi perasaan dan emosi pelanggan melalui atmospherics, service dan food sehingga menjadi bagian penting dari pengalaman makan di sebuah restoran. Unsur-unsur yang termasuk di dalam Dining atmospherics terdiri dari atmospherics, service quality dan
food quality. Berikut adalah data mengenai Dining atmospherics yang dilakukan oleh
1. Atmospherics, yaitu Lingkungan fisik yang telah dianggap sebagai komponen
penting dalam manajemen pelayanan di restoran karena mempengaruhi respon emosional konsumen ke lingkungan jasa berkaitan dengan perilaku keputusan pembelian. Yang termasuk dalam unsur-unsur Atmospherics di Kampung Daun yang menawarkan nuansa alam budaya tradisional seperti ambient
factors melalui tingkat kebisingan, aroma pegunungan, musik khas sunda dan
kerindangan pepohonan. design factors melalui petunjuk arah yang jelas, Saung-saung kecil yang terbuat dari bambu dengan meja pendek dan bantal-bantal sebagai tempat makan bagi para konsumen. Dan social factors melalui penampilan pelayan yang bersih dan rapih ketika melayani konsumen dan
crowding melalui tingkat keingintahuan mengenai keramaian restoran.
2. Service Quality, yaitu interaksi antara konsumen dan penyedia layanan, yang
3. Food Quality merupakan komponen terpenting bagi konsumen ketika memilih
sebuah restoran, layanan dan makanan dianggap penting dalam menilai persepsi kualitas konsumen dari pengalaman bersantap. karakteristik kualitas makanan termasuk ke dalam taste melalui cita rasa makanan dan minuman di Kampung Daun, food portion melalui kesesuaian porsi makanan yang di tawarkan kepada konsumen di Kampung Daun, menu variety melalui daya tarik variasi menu yang ditawarkan di Kampung Daun dan healthy food option melalui daya tarik penawaran menu makanan yang sehat serta kebersihan di Kampung Daun.
Menurut penjelasan di atas Kondisi lingkungan makan merupakan segala hal yang dapat mempengaruhi pancaindera konsumen saat berada di restoran. Dining
atmospherics dirasa merupakan strategi pemasaran jasa yang efektif mempengaruhi
perasaan emosional konsumen sehingga mereka merasa nyaman saat melakukan kegiatan seperti makan, berkumpul dan bersantai menikmati atmospherics, service dan food di Kampung Daun karena dengan menggunakan lingkungan/bukti fisik konsumen dapat mengetahui pelayanan apa yang diharapkan dari suatu penyedia jasa restoran. Suasana makan khas pedesaan yang unik ini kemudian akan mempresepsikan konsumen untuk melakukan pembelian di Kampung Daun.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, untuk mengetahui seberapa efektif
Dining Atmospherics terhadap keputusan pembelian maka perlu dilakukan penelitian
tentang “Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di
Daun Culture Gallery & Cafe).
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran dining atmospherics di Kampung Daun Culture Gallery
& Cafe
2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian di Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe
3. Seberapa besar pengaruh dining atmospherics terhadap keputusan pembelian di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe.
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai:
1. Untuk memperoleh hasil temuan gambaran dining atmospherics di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
2. Untuk memperoleh hasil temuan gambaran keputusan pembelian di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
keputusan pembelian di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe.
1.4Kegunaan Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran food and beverage, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek strategi pemasaran yang menyangkut Dining atmospherics terhadap Keputusan Pembelian, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam pengembangan teori pemasaran.
2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis yaitu untuk memberikan masukan kepada Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe untuk dijadikan pertimbangan dalam memecahkan masalah
yang berkaitan dengan Dining atmospherics terhadap Keputusan Pembelian. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis pelaksanaan program dining atmospherics di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Adapun objek penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Menurut Sugiyono (2012:58) variabel adalah sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain”
Sugiyono (2012:59) mengartikan variabel independent atau variabel bebas sebagai variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas atau independent variable (X) yaitudining atmospherics yang terdiri dari beberapa dimensi yaitu atmospherics,
service quality, dan food quality. Sedangkan variabel terikat menurut Sugiyono
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini dilakukan di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe dengan unit analisisnya yaitu konsumen yang melakukan pembelian di Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu
tahun maka metode yang digunakan adalah cross sectional method, Sugiyono (2012:6) mengemukakan bahwa Cross Sectional Methode adalah “Metode penelitian yang mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”. Penelitian ini difokuskan pada penelitian tentang pengaruh Dining Atmospherics terhadap Keputusan Pembelian di Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe.
3.2 Metodologi Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metodologi yang Digunakan 3.2.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:53) penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih variabel yang berdiri sendiri tanpa membuat perbandingan atau mencari hubungan variabel satu sama lain”.
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda”. Penelitian verifikatif bertujuan untuk memperoleh kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan. Dalam penelitian ini akan di uji mengenai dining atmospherics terhadap keputusan pembelian di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe.
3.2.1.2 Metode yang digunakan
Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode metode explanatory survey.
Menurut Sugiyono (2012:11) menyatakan bahwa:
Metode explanatory survey adalah penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen).
3.2.2 Operasionaliasasi Variabel
Dalam penelitian ini meliputi dua variabel inti yang diukur. Variable bebas (independen variable) yang diteliti adalah dining atmospherics (X) yang memiliki sub variabel yaitu atmospherics (X1.1), service quality (X1.2), dan food quality (X1.3).
variabel-Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel tersebut dijelaskan pada Tabel 3.1 tentang operasionalisasi variabel penelitian sebagai berikut:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel/Sub Variabel
Konsep Variabel Indokator Ukuran Skala No
Item
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Dining Atmospherics
(X)
Dining Atmospherics adalah Lingkungan makan yang dapat mempengaruhi perasaan dan emosi konsumen,
sehingga atmospherics, service dan food dapat menjadi bagian penting dari pengalaman bersantap konsumen disebuah restoran.
(Ha & Jang, 2012:204). Atmospherics
(X1.1)
Lingkungan fisik yang disebut sebagai atmospherics telah dianggap sebagai kompenen penting dalam manajemen pelayanan di restoran karena respon emosional konsumen terhadap lingkungan jasa berkaitan dengan perilaku keputusan pembelian.
(Ha & Jang, 2012:205).
Ambient Factor Tingkat kesesuaian suasana di Kampung Daun
Tingkat kebersihan tempat di Kampung Daun
Tingkat kemenarikan
music di Kampung Daun
Ordinal III A.1
Design Factor Tingkat kesesuaian tata letak/layout di Kampung Daun
Tingkat kemenarikan
furniture di Kampung
Daun
Tingkat kenyamanan desain interior restoran
Social Factor Tingkat kesesuaian penampilan karyawan di Kampung Daun
Tingkat interaksi sosial di Kampung Daun
Service Quality
(X1.2)
Service Quality adalah
interaksi antara konsumen dan
Reliability Tingkat ketepatan pelayan dalam
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penyedia layanan, yang kualitas layanan selama di restoran.
(Ha & Jang, 2012:206).
menyajikan makanan
Responsiveness Tingkat kesiapan pelayan dalam menjawab
Assurance Tingkat kepercayaan
konsumen terhadap pelayan dalam melayani konsumen
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Food Quality
(X1.3)
Food Quality yang
ditawarkan dapat ditentukan berdasarkan cita rasa, porsi menu, variasi menu dan pilihan makanan sehat. (Ha & Jang, 2012:207).
Taste Tingkat citra rasa
masakan di Kampung
Food Portion Tingkat kesesuaian porsi makanan yang di
Menu Variety Tingkat kemenarikan variasi menu di Kampung Daun
Tingkat kemenarikan paket promo di Kampung Daun
Healthy Food
Options
Tingkat keberagaman menu makanan sehat di Kampung Daun
Tingkat kemenarikan penawaran menu makanan yang sehat di Kampung Daun
Keputusan Pembelian
(Y)
Suatu keputusan yang dilakukan oleh kebudayaan, kelas sosial, keluarga dan referensi group yang akan membentuk sikap pada diri individu kemudian melakukan pembelian.
Kotler and Keller (2012:193)
. Konsumen dapat mengambil keputusan pembelian suatu produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini, perusahaan harus memusatkan
perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli suatu produk serta alternatif lain yang mereka
pertimbangkan. Kotler and Keller (2012:193)
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini, perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen harus memilih sebuah merek dalam melakukan pembeliannya merek yang sudah dikenal memiliki nama akan
Pilihan merek Tingkatan kemenarikan nama dari Kampung mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan Kotler and Keller yang membeli tiap hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali atau dua bulan sekali disesuaikan dengan keinginan
Jumlah pembelian Tingkat frekuensi pembelian di Kampung
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
banyak produk yang akan dibeli, pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu. Kotler and Keller (2012:193)
Daun dalam satu tahun
Tingkat lamanya berkunjung di Kampung Daun dalam satu kali pembelian
IV E.42
Konsumen dapat mengambil keputusan mengenai metode pembayaran yang akan mereka pilih pada saat membeli suatu produk apakah secara tunai atau kredit maupun melalui perantara ketiga seperti akun bank Kotler and Keller
Tingkat kebragaman alat pembayaran
Sumber: Hasil pengolahan data, 2013
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data yang diperlukan untuk penelitian. Berdasarkan sumbernya, sumber data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer yang didapat secara langsung dan data skunder yang didapat secara tidak langsung.
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada pelanggan atau konsumen yang menjadi populasi di Kampung Daun Culture Gallery &Cafe. 2. Sumber data skunder, menurut Husein Umar (2009:42) mengemukakan “data
skunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data skunder adalah data yang diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet websites, literatur artikel, jurnal ilmiah, serta situs internet yang berkenaan dengan objek penelitian ini.
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2012:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pengertian populasi tersebut, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian di Kampung Daun Culture Gallery &Cafe Kota Bandung selama tahun 2012 sebanyak 244.569 konsumen.
3.2.4.2Sampel
Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu peneliti diperkenankan untuk mengambil sebagian saja dari objek yang ditentukan. Sebagaimana pengertian sampel menurut para ahli yaitu:
1. Sugiyono (2012:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
2. Suharismi Arikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
3. Naresh K. Malhotra (2009:364) “Sampel adalah sub-kelompok populasi yang terpilih untuk berpatisipasi dalam studi”.
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diamati. Berdasarkan sampel diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian.
Dalam menentukan ukuran sampel (n) dan populasi (N), maka penelitian ini menggunakan rumus sampel Slovin (Husein Umar, 2009:65) yaitu sebagai berikut:
n = N 1 + N e2 Keterangan:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi, misalnya 10%
Perhitungan jumlah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: n = 244.569
1 + 244.569 x 0,12 = 99,95 ~ 100 sampel
Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, diperoleh hasil sampel sebasar 99,95 tetapi untuk jaminan keakuratan, sebaiknya sampel ditambah sedikit lebih banyak dari jumlah matematikannya. Berdasarkan ukuran sampel (n) minimal, maka dalam penelitian ini ditetapkan ukuran sampel (n) sebanyak 100 responden agar lebih representatif.
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel mana yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2012:116) teknik sampling ada dua jenis yaitu probability sampling dan nonprobability
sampling. Probability sampling adalah teknik yang memberikan kesempatan yang
sama kepada selaruh anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel. Sedangkan
nonprobability sampling yaitu tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama
kepada semua anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel. Menurut Ulber Silalahi (2006:236) mengemukakan bahwa:
Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit atau elemen subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic random
sampling adalah teknik yang digunakan apabila populasi mempunyai anggota
homogen dan berstrata secara proposional. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak (mobile population). Langkah-langkah teknik penarikan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang menjadi populasi sasaran adalah konsumen yang melakukan pembelian di Kampung Daun. 2. Tentukan sebuah tempat tertentu sebagai checkpoint, dalam penelitian ini
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tentukan waktu yang digunakan untuk menentukan sampling, dalam penelitian ini waktu yang digunakan oleh penelitian adalah 10.00 – 17.00 wib 4. Lakukan orientasi lapangan, terutama pada checkpoint
5. Uji coba kuesioner kepada responden. 3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012:193), “Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data dengan menggunakan metode yang telah ditentukan”. Untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti dan diharapkan dapat menunjang penelitian, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara:
1. Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data dan fakta dengan cara melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan penelitian. Teknik wawancara dilakukan dengan maksud untuk mendapat informasi langsung dari responden. Responden dalam penelitian ini yaitu konsumen di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe. 2. Observasi merupakan metode pengumpulan data primer mengenai perilaku
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden mengenai
dining atmospherics dan keputusan pembelian. Teknik ini dilakukan untuk
melengkapi data yang sedang diteliti dengan cara mencari informasi dari sumber langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada selebaran kertas kepada responden. Setelah diisi oleh responden, pertanyaan tersebut di kumpulkan dan setelah itu dikaji untuk menjadi sebuah data yang riil.
4. Studi literatur berupa usaha pengumpulan informasi yang berkaitan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari dining atmospherics dan keputusan pembelian. Teknik ini dilakukan untuk melengkapi data yang berkaitan dengan penelitian.
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel, pemecahan subvariabel dan penyusunan butir-butir pertanyaan yang akan diajukan.
Sugiyono (2012:176) mengemukakan bahwa “Validitasi merupakan derajat ketetapatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Tipe validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.
Adapun rumus yang digunakan dalm penelitian ini adalah rumus korelasi
Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut.
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n = Jumlah sampel
∑ = Kuadrat faktor variabel X ∑X2= Kuadrat faktor variabel X ∑Y2
= Kuadrat faktor variabel Y
∑XY = Jumlah perkalian faktor korelasi variable X dan Y
Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut : 1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika . 2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika .
Dalam penelitian ini, yang akan diuji adalah validitas dari variabel dining
atmoshperics melalui atmospherics, service quality dan food quality sebagai
instrument variabel (X) dan keputusan pembelian sebagai variabel (Y). Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan menggunakan program SPSS Statistics 20
for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS Statistics 20
for windows, diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan
peneliti pada Tabel 3.2 berikut ini
TABEL 3.2
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
No Pernyataan rhitung rtabel Ket
DINING ATMOSPHERICS (X)
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kesesuaian suasana 0,791 0,374 Valid
2. Kebersihan tempat di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
0,783 0,374 Valid 3. Kemenarikan music yang dimainkan di
Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
0,702 0,374 Valid 4. Kesesuaian tata letak/layout di Kampung
Daun Culture Gallery & Cafe
0,532 0,374 Valid 5. Kemenarikan furniture di Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe
0,822 0,374 Valid 6. Kenyamanan tempat makan (saung) di
Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
0,627 0,374 Valid 7. Kesesuaian penampilan karyawan di Kampung
Daun Culture Gallery & Cafe
0,655 0,374 Valid 8. Interaksi sosial di Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe
0,403 0,374 Valid Service Quality (X2)
9. Ketetapan pelayan dalam menyajikan makanan yang dipesan oleh konsumen
0,729 0,374 Valid 10. Konsistensi pelayan dalam melayani
konsumen di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
0,745 0,374 Valid
11. Kepedulian pelayan terhadap penyelesaian masalah dengan konsumen
0,844 0,374 Valid 12. Kejelasan pelayan dalam memberikan
informasi harga makanan kepada konsumen
0,771 0,374 Valid 13. Kesiapan pelayan dalam menjawab pertanyaan
dari konsumen
0,696 0,374 Valid 14. Kesigapan pelayan dalam memenuhi
permintaan konsumen
0,746 0,374 Valid 15. Kebersediaan karyawan dalam menangapi
keluhan konsumen
0,821 0,374 Valid 16. Kecepatan pelayan dalam menyelesaikan
masalah konsumen
0,781 0,374 Valid 17. Kepercayaan konsumen terhadap pelayan
dalam melayani secara tepat waktu
0,688 0,374 Valid 18. Keamanan selama berada di Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe
0,589 0,374 Valid 19. Kesopanan pelayan dalam melayani
konsumen
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelayanan prima kepada konsumen Food Quality (X3)
21. Citra rasa masakan di Kampung Daun Culture Gallery & Café
0,524 0,374 Valid 22. Kesesuaian porsi makanan yang di tawarkan
kepada konsumen di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
0,693 0,374 Valid
23. Kemenarikan penyajian masakan di Kampung Daun Culture Gallery & Café
0,696 0,374 Valid 24. Kemenarikan variasi menu di Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe
0,643 0,374 Valid 25. Kemenarikan paket promo di Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe
0,775 0,374 Valid 26. Keberagaman menu makanan sehat di
Kampung Daun
0,799 0,374 Valid 27. Kemenarikan penawaran menu makanan yang
sehat di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
0,715 0,374 Valid
Keputusan Pembelian (Y) Pemilihan Produk (Y1)
28. Pelayanan yang diberikan oleh Kampung Daun 0,936 0,374 Valid 29. Tingkat keunggulan suasana makan yang
ditawarkan restoran
0,951 0,374 Valid Pemilihan Merek (Y2)
30. Kemenarikan nama dari Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
0,893 0,374 Valid 31. Kepopuleran merek Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe
0,861 0,374 Valid 32. Keunikan merek Kampung Daun 0,575 0,374 Valid Pemilihan Saluran Pembelian (Y3)
33. Kemudahan transportasi dalam menjangkau Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
0,837 0,374 Valid 34. Kestrategisan letak Kampung Daun 0,797 0,374 Valid 35. Tingkat kejelasan informasi seperti petunjuk
arah, billboard, dan brosur menuju Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
0,709 0,374 Valid
Penentuan Waktu Pembelian (Y4) 36. Kemenarikan pembelian pada saat
weekend/holiday
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38. Kemenarikan pembelian berdasarkan program promosi yang ditawarkan
0,756 0,374 Valid 39. Ketertarikan pembeli mengunjungi Kampung
Daun Culture Gallery & Cafe pada siang hari
0,765 0,374 Valid 40. Ketertarikan pembeli mengunjungi Kampung
Daun Culture Gallery & Cafe pada malam hari
0,678 0,374 Valid
Jumlah Pembelian (Y5)
41. Frekuensi pembelian di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe dalam satu tahun
0,802 0,374 Valid 42. Lamanya berkunjung di Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe dalam satu kali pembelian
0,678 0,374 Valid
Metode Pembayaran (Y6)
43. Kemudahan dalam melakukan pembayaran. 0,916 0,374 Valid 44. Kebragaman alat pembayaran 0,806 0,374 Valid 45. Ketertarikan tamu menggunakan metode
pembayaran tunai
0,778 0,374 Valid Sumber: Hasil pengolahan data, 2014
Tabel 3.2 dengan hasil pengujian validitas di atas menunjukkan bahwa keseluruhan item pertanyaan yang berjumlah 45 pertanyaan dapat dikatakan valid karena nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel yaitu sebesar 0,374 pada derajat kebebasan (df = n-2) dengan responden sebanyak 100 responden.
3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu ukuran untuk menentukan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Suharsimi Arikunto (2009:145) menyatakan bahwa reliabilitas menunjukan tingkat keterandaian tertentu.
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cronbach’s alpha (α), karena instrumen dari penelitian ini menggunakan rentangan beberapa nilai dengan rentang skala likert 1 sampai 5. Menurut Asep Hermawan (2009:134), “Skala likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau
ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu”. Rumus alpha atau Cronbach’s alpha (α) sebagai berikut:
Sumber : Husen Umar (2009:170)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan
= jumlah varians butir tiap pertanyaan
Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir yang kemudian dijumlahkan (
2) sebagai berikut :Sumber: Husen Umar (2009:170)
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
n = jumlah sampel σ = nilai varians
x = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan) Perhitungan reliabilitas pertanyan dilakukan dengan bantuan SPSS Statistics 20 dapat diketahui jika koefisien internal seluruh item Cαhitung ≥ Cαminimal dengan tingkat signifikansi 10% maka item pertanyaan dikatakan reliabel karena Cα hitung ≥ 0,700. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS Statistics 20 for
windows diperoleh hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut
TABEL 3.3
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS DINING ATMOSPHERICS DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
No Variabel Cαhitung Cαminimal Kesimpulan
1 Dining Atmospherics 0,769 0,700 Reliabel
2 Keputusan Pembelian 0,804 0,700 Reliabel
Sumber: Hasil pengolahan data, 2014
3.2.7 Teknik Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.2.7.1Rancangan Analisis Data Deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian.
1. Analisis data deskriptif mengenai dining atmospherics di Kampung Daun
Cullture Galerry & Cafe yang melalui 3 dimensi yaitu atmospherics, service
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis data deskriptif mengenai keputusan pembelian di Kampung Daun
Cullture Galerry & Cafe.
3.2.7.2 Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2010:277). Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Persamaan regresi untuk dua prediktor adalah:
(Sumber: Sugiyono, 2010:270) Keterangan:
a = konstanta
b = koefisien regresi
Y = Variabel dependent (variabel terikat) X = Variabel independent (variabel bebas)
1. Uji Asumsi Regresi a. Analisi Korelasi
Analisi Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi/hubungan (measures of association) yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Koefisien korelasi dan kofisien determinasi digunakan untuk mengetahui kesetaraan hubungan dan seberapa
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
besar kontribusi variabel X. Untuk dapat memberi niali interpretasi mengenai besarnya koefisien antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) maka dapat dilihat pada tabel interpretasi koefisien korelasi berikut:
TABEL 3.4
INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2010:250).
b. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menyatakan besar kecilnya nilai variabel X terhadap Y. Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (r2). Rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
c. S
Sumber: Buchari Alma (2007:81)
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Determinasi r = Nilai Koefisien Korelasi 3.2.7.3 Pengujian Hipotesis
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Keputusan Pembelian Di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan H0 ditolak atau Ha diterima dari hipotesis yang telah dirumuskan. Rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ho : p = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari program dining
atmospherics yang memiliki sub variabel atmospherics, service quality dan
food quality, terhadap keputusan pembelian di Kampung Daun.
2. Ha : p ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari program dining
atmospherics yang memiliki sub variabel atmospherics, service quality dan
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics terhadap Keputusan pembelian di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pengkajian teori, hasil penelitian dan pengujian regresi yang dilaksanakan mengenai pengaruh dining atmospherics terhadap keputusan pembelian, telah diperoleh gambaran dining atmospherics di Kampung Daun Culture Gallery &
Cafe secara umum mendapatkan penilaian yang baik dari konsumen dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan strategi dining atmospherics meliputi atmospherics, service
quality, dan food quality yang dilakukan oleh Kampung Daun Culture Gallery
& Cafe mendapat penilaian dengan kategori tinggi oleh konsumen sebagai responden dalam penelitian ini. Perolehan nilai tertinggi dari dining
atmospherics yaitu terdapat pada dimensi atmospherics, hal ini menunjukkan
variasi menu karena dapat membuat moment makan bersama dengan keluraga, kerabat, atau pasangan menjadi nikmat dengan adanya variasi menu dan kualitas rasa makanan yang dapat dijangkau oleh semua kalangan usia. Sedangkan perolehan nilai terendah dari dining atmospherics terdapat pada dimensi service quality dengan indikator kesiapan karyawan dalam memberikan bantuan kepada konsumen.
2. Secara keseluruhan, keputusan pembelian di Kampung Daun mendapat berada pada kategori tinggi oleh konsumen. Keputusan pembelian terdiri dari pilihan produk, pilihan merek, pilihan saluran pembelian, waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode pembayaran. Dimensi pemilihan merek mendapat perolehan nilai tertinggi, hal ini menunjukkan bahwa ketika konsumen memutuskan untuk pembelian, kemenarikan dan keunikan nama dari Kampung Daun yang identik dengan rumah makan yang asri dengan pemandangan serba hijau dari pepohonan dan tanaman berhasil membuat konsumen penasaran dan tertarik untuk mendatangi Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe. Penilaian terendah terdapat pada dimensi Pemilihan Saluran
Pembelian dengan indikator kestrategisan letak Kampung Daun. Hal ini dikarenakan letak dari Kampung Daun berada di dalam perumahan Trinity Villas yang menyebabkan konsumen yang belum pernah datang ke Bandung akan kesulitan menemukan letak dari restoran tersebut.
atmospherics, service quality, dan food quality memberikan pengaruh yang
kuat terhadap keputusan pembelian. Dalam hal ini, yang memiliki pengaruh tertinggi adalah atmospherics, dikarenakan kebanyakan konsumen yang melakukan pembelian di Kampung Daun ingin menikmati suasana makan yang unik yang menyatu dengan alam serta menghilangkan kepenatan dari aktifitas sehari-hari dengan cara berkumpul bersama dengan keluarga, kerabat atau pasangan. Kampung Daun dijadikan sebagai restoran favorit oleh konsumen untuk berkumpul dengan menikmati pemandangan, kualitas makanan dan pelayanan yang telah disediakan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis merekomendasikan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan oleh Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe sebagai berikut:
1. Strategi dining atmospherics yang dijalankan oleh Kampung Daun secara keseluruhan berjalan cukup baik, terutama dari variabel atmospherics dan
food quality yang memberikan kosntribusi paling besar terhadap keputusan
pembelian, akan tetapi service quality memberikan pengaruh rendah di kampung daun harus segera dibenahi dan diperbaiki, mengenai service quality dengan mengadakan pelatihan mengenai pelayanan prima, meningkatkan standar oprasional perusahaan (SOP) kepada seluruh karyawan, melakukan
melalui penghargaan karyawan terbaik dan memberikan hadiah, agar karyawan lebih semangat dalam bekerja.
2. Keputusan pembelian dengan dimensi pemilihan merek yang mendapat nilai tertinggi, menunjukkan bahwa merek dari Kampung Daun cukup mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Pemilihan Saluran Pembelian yang mendapat nilai terendah perlu mendapat perhatian dari Kampung Daun, dimana untuk lebih meningkatkan keputusan pembelian, maka pihak Kampung Daun perlu menyediakan sarana transportasi bagi konsumen yang tidak membawa kendaran pribadi untuk dijemput dalam jarak tempuh 8 KM dari Kampung Daun, dengan ketentuan telah melakukan reservasi terlebih dahulu pada resepsionis Kampung Daun. Hal tersebut dapat memudahkan konsumen dikarenakan tidak adanya transportasi umum yang melewati jalur menuju ke restoran. Sebaiknya pihak Kampung Daun melakukan peninjauan terhadap keunggulan yang dimiliki oleh restoran pesaing lainnya sehingga mampu mengukur kehandalan yang dimiliki dan memperbaiki kekurangan yang ada.
3. Kampung Daun merupakan salah satu restoran dengan konsep alam dan budaya tradisional yang cukup unik, Untuk meningkatkan keputusan pembelian di Kampung Daun, hendaknya dimulai dari dalam manajemen Kampung Daun terlebih dahulu. Dalam meningkatkan kualittas soft skill dan
hard skill karyawan, sudah semestinya pihak manajemen mengadakan
karyawan dalam penguasaan food & beverage product, food & beverage
service dan menegaskan pentingnya koordinasi antar departemen. Melihat
hasil penelitian dan fakta dilapangan bahwa Kampung Daun dapat dikatakan sebagai family restaurant yang memberikan suasana makan yang menarik serta menyajikan variasi menu sehingga memberikan konsumen pengalaman bersantap yang tidak akan terlupakan dalam sebuah restoran. Kampung Daun perlu menambahkan fasilitas seperti menambahkan saung serta fasilitas bermain untuk anak-anak. Selanjutnya adalah Kampung Daun diminta lebih memperhatikan kualitas pelayanan dari segi kesiapan karyawan dalam memberikan bantuan kepada konsumen.
4. Penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih luas mengenai strategi yang dilakukan industri pariwisata, selain itu peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian misalnya mengenai dining atmospherics sebuah restoran dilihat dari
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics terhadap Keputusan pembelian di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agung Edy. 2012. Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Yogyakarta: Gava Media Ajeng Makhriyani. 2012. Analisis Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap
Repatronage Decision Dengan Dimediasi Oleh Emotional Reponse dan Overall Evaluation Pada Restoran Etnis Jawa Mbah Jingkrak. Depok: UI.
Ali Hasan. 2009. Edisi Baru Marketing. Yogyakarta: Media Pressindo.
Asep Hermawan. 2009. Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo. Assail, Henry. 2008. Customer Behavior & Marketing Actionedisi ke-4. Boston:
PWS-KENT Publishing company.
Atmodjo Marsum. 2008. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi . 2008. Bar: Minuman Dan Pelayanannya. Yogyakarta: Andi. Basu Swastha. 2008. Menejemen Pemasaran Modern. Liberty: Yogyakarta.
Brando Moses. 2011. Analisis Pengaruh Dining Atmospherics Terhadap Proses Keputusan Pembelian Pelanggan Restoran Radja Ketjil, Sky Dinning Plaza Semanggi. Bandung: Universitas Maranatha.
Buchari Alma. 2008. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Cannon, Joseph P., William D. Perreault, and E. Jerome. McCarthy. 2008. Pemasaran Dasar-pendekatan manajemen global. Jakarta: Salemba empat.
Chow, Irene Hau-siu, Lo, Wing Chun Thamis, Sha, Zhenquan, Hong, Jiehua, 2006,
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics terhadap Keputusan pembelian di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
support on catering service staff performance. International Journal of Hospitality Management, 25, 478-495.
Danang Sunyoto. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaaran dan Perilaku Konsumen. Yogyakrta: CAPS (center for academic publishing service).
Fandy Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
. 2012. Pemasaran Strategik Edisi 1. Yogyakarta: Andi.
. 2012. Service, Quality and Satisfaction Edisi 3. Yogyakarta: Andi. Hermawan Kartajaya. 2010. Hermawan Kartajaya Seri 9 Elemen Marketing.
Bandung: PT Mizan Pustaka.
Hilda Yundika Sudirman. 2013. Pengaruh Physical Evidence Terhadap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan. Bandung: UPI.
Husein Umar. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Rajafindo Persada.
Jack D. Ninemeierand, David K. Hayes. 2006. Restaurant Operations Management:
Principles and Practices. New Jersey: Pearson/Prentice Hall.
Johnson, Wales. 2007. Food & Nutrition Servic. American: Culinary Federation Jooyeon Ha, SooCheong (Shawn) Jang. 2012. The effects of dining atmospherics on
behavioral intentions through quality perception.
Juline E Mills and Lionel Thomas. 2008. Assessing Customer Expactations of
information provided on Restaurant menus: a confirmatory factor analysis appoarch.
Kanuk Schiffman. 2007. Perilaku Konsumen (Edisi 7). Jakarta: Indeks.
Ratri Septianingtyas, 2014
Pengaruh Dining Atmospherics terhadap Keputusan pembelian di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kotler & Armstrong. 2012. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson/Prentice
Hall.
Kotler & Keller. 2012. Marketing Management. New Jersey: Pearson/Prentice Hall. . 2009. Marketing Management. New Jersey: Pearson/Prentice Hall. Liu, Y. And Jang, S. 2009. The effects of dining atmospherics: an extended
Mehrabian-Russel model. International Journal Of Hospitality Management, Vol.28.
Mahoney, Edward M. & Warnell, Gary R. 2009. Tourism Educational Materials. Michigan State University.
Mills, Thomas. 2008. Assessing Customer Expectations of Information Provided on
Restaurant Menus: A Confirmatory Factor Analysis Appoarch.
Naresh K, Malhotra. 2002. Marketing Research: An Applied. London: Prentice Hall. Ninemeierdan, Hayes. 2006. Restaurant Operations Management. New Jersey:
Pearson/Prentice Hall.
Oka A. Yoeti. 2006. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta: Tb. Surya Angkasa.
Olsen, Tenna. 2009. Foodscape Design-Considering Dining Environment Influence
Behavioral Intentions.
Porter, Michael E. 2007. Strategi Bersaing (Competitive Strategy). Tangerang: Kharisma Publishing Group.
Rambat Lupiyoadi. 2013. Manajemen pemasaran jasa. Jakarta: Salemba Empat. Ratih Hurriyati. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
Alfabeta.