• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING DI DENPASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING DI DENPASAR."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING

DI DENPASAR

Oleh :

ANDI RAYNO ULVANIA SARANSI

1204205017

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

(2)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING

DI DENPASAR

Oleh :

ANDI RAYNO ULVANIA SARANSI 1204205017

Dosen Pembimbing:

1. Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT. 2. I Gusti Agung Bagus Suryada, ST., MT.

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

(3)
(4)
(5)

p KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK- JURUSAN ARSITEKTUR

Kampus Bukit Jimbaran – Bali

( (0361)701806,703320,703384 Fax: 701806,703384 www.ft.unud.ac.id

PERNYATAAN

Mahasiswa : Andi Rayno Ulvania Saransi

NIM : 1204205017

Jurusan : Teknik Arsitektur (Reguler)

Judul Seminar Tugas Akhir : Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Denpasar, April 2016

(6)

i

ABSTRACT

The increasement of the tourism activities in Bali and also the currently being held AEC opens up the professional carrier opportunities for the Balinese people especially in the foreign language fields. To create the professional manpower in the said field, a higher education that provides various foreign language as the majors is necessary, yet the current foreign language higher education in Bali only provide English and Japanese majors. The Foreign Language College in Bali which provides various foreign language educations, not only limited to English and Japanese, is designed to solve the said problem. The design process is started with a few methods of data collection such as, interview, literature review and studying a few of the similar facilities. The following process is analysing the collected data to deliver the general specifications and the particular specifications of the design. Those specifications will be developed into design programmings, such as, functional programming, performance programming, architectural programming, and site programming. And the following step is creating the design concepts.

Keywords: higher education, foreign language education, design

ABSTRAK

Meningkatnya kegiatan pariwisata di Bali serta adanya MEA membuka peluang kerja profesional bagi masyarakat Bali terutama di bidang ilmu bahasa asing. Untuk mencetak para tenaga kerja profesional dalam bidang tersebut diperlukan sebuah wadah lembaga pendidikan tinggi yang menyediakan berbagai program studi ilmu bahasa asing, sedangkan saat ini lembaga pendidikan tinggi dengan bidang ilmu bahasa asing yang ada di Bali hanya terbatas pada prodi Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diadakan perencanaan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Bali yang menyediakan berbagai program studi ilmu bahasa asing tidak hanya terbatas pada Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Proses perancangan diawali dengan berbagai metode pengumpulan data yaitu wawancara, studi literatur dan studi banding pada fasilitas sejenis. Selanjutnya dilanjutkan analisa data yang menghasilkan spesifikasi umum dan spesifikasi khusus rancangan. Berdasarkan spesifikasi-spesifikasi tersebut dihasilkan program rancangan berupa program fungsional, program performansi, program arsitektural dan program tapak. Selanjutnya proses perancangan dilanjutkan dengan dibuatnya konsep-konsep perancangan.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatnya

sehingga Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir ini dalam bentuk dan isi

yang meskipun sederhana, namun dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir dengan judul “Sekolah

Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar” ini merupakan salah satu syarat kelulusan

mata kuliah Seminar Tugas Akhir dan Studio Tugas Akhir. Pada mata kuliah

Seminar Tugas Akhir mahasiswa membuat rencana dari suatu proyek yang

kemudian akan dilanjutkan di tahap perancangan yaitu Studio Tugas Akhir.

Pada Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir ini, akan dibahas

mengenai proyek yang akan dirancang, apa saja yang melatarbelakangi dibuatnya

proyek ini, serta gambaran fasilitas yang diperlukan dalam proyek ini.

Dalam proses penyusunan Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir

ini, tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yang terhormat Bapak Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., PhD, selaku

Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana,

2. Bapak Ir. Made Suarya, MT., selaku Ketua Jurusan Program Studi Arsitektur

Universitas Udayana (periode 2011-2015),

3. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT., selaku Ketua Jurusan

Program Studi Arsitektur Universitas Udayana (periode 2015-2019)

4. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator

Seminar Tugas Akhir,

5. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT., selaku Dosen Pembimbing I,

6. Bapak I Gusti Agung Bagus Suryada, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing II,

7. Bapak Ir. Nengah Keddy Setiada, MT., selaku Dosen Penguji I,

8. Ibu Ni Ketut Agusinta Dewi, ST., MT., PhD, selaku Dosen Penguji II,

9. Bapak Ir. I Nyoman Surata, MT., selaku Dosen Penguji III,

(8)

iv

11.Serta orang tua, saudara, teman-teman, dan semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu penyusunan

Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir ini.

Sangat disadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan ini,

untuk itu diharapkan kritik dan saran agar hasil yang sempurna dapat tercapai. Akhir

kata, penulis mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf apabila terdapat

kesalahan pada Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir ini baik sengaja

maupun tidak sengaja.

Denpasar, Oktober 2015

Penyusun

Andi Rayno Ulvania Saransi

(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Metode Penelitian ... 5

1.4.1 Tahap Persiapan ... 5

1.4.2 Tahap Pembahasan ... 6

1.4.3 Tahap Penulisan ... 6

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING 2.1 Tinjauan Mengenai Pendidikan Tinggi ... 7

2.1.1 Pengertian ... 7

2.1.2 Bentuk-Bentuk Lembaga Perguruan Tinggi ... 7

2.2 Tinjauan Mengenai Sekolah Tinggi ... 8

2.2.1 Pengertian Sekolah Tinggi ... 8

2.2.2 Fungsi Sekolah Tinggi ... 9

2.2.3 Unsur-Unsur Sekolah Tinggi ... 9

2.2.4 Jenjang Pendidikan dalam Sekolah Tinggi ... 14

2.2.5 Sistem Kredit Semester (SKS) ... 16

2.2.6 Daya Tampung Sekolah Tinggi ... 17

2.2.7 Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Tinggi ... 17

2.3 Tinjauan Mengenai Pendidikan Ilmu Bahasa Asing ... 24

(10)

vi

2.3.2 Fungsi Ilmu Bahasa ... 25

2.3.3 Pendidikan Ilmu Bahasa Asing ... 26

2.4 Tinjauan mengenai Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing ... 26

2.4.1 Pengertian ... 26

2.4.2 Tujuan ... 26

2.4.3 Fungsi ... 27

2.4.4 Program Studi ... 27

2.5 Studi Banding ... 27

2.5.1 STIBA Saraswati Denpasar ... 27

2.5.2 STBA Yapari-ABA Bandung ... 31

2.5.3 STIKOM Bali ... 33

2.5.4 Laboratorium Bahasa Universitas Udayana ... 35

2.5.5 Kesimpulan Studi Banding ... 37

2.6 Spesifikasi Umum Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing ... 39

2.6.1 Pengertian ... 39

2.6.2 Tujuan ... 39

2.6.3 Fungsi ... 39

2.6.4 Sasaran ... 39

2.6.5 Fasilitas ... 39

2.6.6 Program Studi ... 40

BAB III STUDI PENGADAAN SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING DI DENPASAR 3.1 Tinjauan Lokasi Perencanaan ... 41

3.1.1 Kondisi Fisik ... 41

3.1.2 Kondisi Non Fisik ... 45

3.1.3 Regulasi ... 48

3.2 Perguruan Tinggi di Bali ... 50

3.3 Studi Kelayakan ... 53

3.3.1 Analisa SWOT ... 53

3.3.2 Simpulan Strategi ... 55

3.4 Spesifikasi Khusus Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar .. 56

(11)

vii

3.4.2 Tujuan dan Sasaran ... 56

3.4.3 Fungsi ... 56

3.4.4 Fasilitas ... 57

3.4.5 Kegiatan ... 57

3.4.6 Pengelolaan ... 59

3.4.7 Program Studi ... 59

3.4.8 Kurikulum ... 61

3.4.9 Waktu Perkuliahan ... 63

3.4.10 Lokasi ... 63

BAB IV TEMA DAN PROGRAM SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING DI DENPASAR 4.1 Tema Rancangan ... 65

4.1.1 Pengertian Tema ... 65

4.1.2 Pendekatan Pemilihan Tema ... 66

4.1.3 Penentuan Tema ... 66

4.1.4 Penerapan Tema Rancangan ... 67

4.2 Program Fungsional ... 68

4.2.1 Identifikasi Fungsi ... 68

4.2.2 Identifikasi Pelaku Kegiatan ... 68

4.2.3 Jenis dan Alur Kegiatan ... 69

4.2.4 Jenis Ruang ... 73

4.3 Program Performansi ... 74

4.4 Program Arsitektural ... 78

4.4.1 Studi Kapasitas ... 78

4.4.2 Besaran Ruang ... 84

4.4.3 Hubungan Ruang ... 86

4.4.4 Distribusi Ruang ... 89

4.4.5 Organisasi Ruang ... 90

4.4.6 Sirkulasi Ruang ... 92

4.5 Program Tapak ... 94

4.5.1 Studi Kebutuhan Luas tapak ... 94

(12)

viii

4.5.3 Analisa Pemilihan Tapak ... 96

4.5.4 Analisa Tapak ... 99

BAB V KONSEP PERANCANGAN SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING DI DENPASAR 5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 105

5.2.1 Konsep Zoning Tapak ... 105

5.2.2 Konsep Entrance Tapak ... 107

5.2.3 Konsep Bentuk & Pola Massa ... 110

5.2.4 Konsep Sirkulasi & Parkir ... 111

5.2.5 Konsep Ruang Luar ... 113

5.2.6 Konsep Utilitas Tapak ... 114

5.2 Konsep Perancangan Bangunan ... 115

5.2.1 Konsep Zoning Bangunan ... 115

5.2.2 Konsep Sirkulasi Bangunan ... 117

5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan ... 119

5.2.4 Konsep Struktur Bangunan ... 120

5.2.5 Konsep Ruang Dalam ... 122

5.2.6 Konsep Utilitas Bangunan ... 125

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gedung STIBA Saraswati Denpasar ... 28

Gambar 2.2 Perpustakaan STIBA Saraswati ... 29

Gambar 2.3 Laboratorium Komputer STIBA Saraswati ... 30

Gambar 2.4 Laboratorium STIBA Saraswati ... 30

Gambar 2.5 STBA Yapari-ABA Bandung ... 31

Gambar 2.6 Lab. KomputerSTBA Yapari-ABA ... 32

Gambar 2.7 KegiatanSTBA Yapari-ABA di GOR Kampus ... 32

Gambar 2.8 Computer Box pada lobby STIKOM Bali ... 33

Gambar 2.9 Ruang Kelas STIKOM Bali ... 34

Gambar 2.10 Fasilitas pada Ruang Kelas STIKOM Bali ... 34

Gambar 2.11 Perpustakaan STIKOM Bali ... 34

Gambar 2.12 Seminar pada Aula STIKOM Bali ... 35

Gambar 2.13 GedungLaboratorium Bahasa Universitas Udayana ... 35

Gambar 2.14 Lab. Bahasa Universitas Udayana ... 36

Gambar 2.15 Ruang Kelas Pertama ... 36

Gambar 2.16 Ruang Kelas Kedua ... 36

Gambar 2.17 Ruang Kelas Ketiga ... 37

Gambar 3.1 Peta Pulau Bali ... 42

Gambar 3.2 Peta Kota Denpasar ... 42

Gambar 3.3 Grafik Angka Mahasiswa Perguruan Tinggi di Bali Berdasarkan Jenjang Pendidikannnya ... 52

Gambar 4.1 Diagram Pelaku Kegiatan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar ... 68

Gambar 4.2 Diagram Alur Kegiatan Sarana Perkuliahan ... 70

Gambar 4.3 Diagram Alur Kegiatan Sarana Kegiatan Kampus ... 71

Gambar 4.4 Diagram Alur Kegiatan Sarana Kegiatan Pengelola ... 72

Gambar 4.5 Diagram Alur Kegiatan Sarana Kegiatan Servis ... 73

Gambar 4.6 Diagram Hubungan Ruang Makro ... 87

(14)

x

Gambar 4.8 Diagram Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Pendukung ... 88

Gambar 4.9 Diagram Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Pengelola ... 98

Gambar 4.10 Diagram Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Servis ... 89

Gambar 4.11 Diagram Organisasi Ruang Makro ... 90

Gambar 4.12 Diagram Organisasi Ruang Mikro ... 91

Gambar 4.13 Diagram Sirkulasi Ruang Basement ... 92

Gambar 4.14 Diagram Sirkulasi Ruang Lantai 1 ... 92

Gambar 4.15 Diagram Sirkulasi Ruang Lantai 2 ... 93

Gambar 4.16 Diagram Sirkulasi Ruang Lantai 3 ... 93

Gambar 4.17 Alternatif 1 Lokasi Pemilihan Tapak ... 97

Gambar 4.18 Alternatif 2 Lokasi Pemilihan Tapak ... 97

Gambar 4.19 Alternatif 3 Lokasi Pemilihan Tapak ... 98

Gambar 4.20 Lokasi Terpilih ... 99

Gambar 4.21 Built Up Area ... 100

Gambar 4.22 Bangunan Di Sekitar Tapak ... 101

Gambar 4.23 Drainase Pada Tapak ... 101

Gambar 4.24 Vegetasi Pada Tapak ... 102

Gambar 4.25 Iklim Pada Tapak ... 103

Gambar 4.26 Kebisingan & Jaringan Jalan ... 103

Gambar 4.27 Utilitas pada Tapak ... 104

Gambar 5.1 Zoning Tapak Berdasarkan Kebisingan ... 106

Gambar 5.2 Zoning Tapak Berdasarkan Fungsi ... 106

Gambar 5.3 Konsep Zoning Tapak ... 107

Gambar 5.4 Letak Gerbang Entrance & Exit Tapak ... 108

Gambar 5.5 Desain Gerbang Entrance Tapak ... 109

Gambar 5.6 Dimensi Gerbang Entrance ... 109

Gambar 5.7 Bentuk Massa Bangunan ... 110

Gambar 5.8 Pola Massa Monolit ... 110

Gambar 5.9 Sirkulasi Dalam Tapak ... 111

Gambar 5.10 Pola Parkir 900 ... 111

Gambar 5.11 Simulasi Parkir Basement ... 112

(15)

xi

Gambar 5.13 Ruang Luar Tapak ... 114

Gambar 5.14 Fungsi Pasif Ruang Luar ... 114

Gambar 5.15 Konsep Utilitas Tapak ... 115

Gambar 5.16 Built Up Area ... 116

Gambar 5.17 Tata Letak Zoning Bangunan ... 117

Gambar 5.18 Konsep Zoning Vertikal ... 117

Gambar 5.19 Sirkulasi Radial ... 118

Gambar 5.20 Sirkulasi Linear ... 118

Gambar 5.21 Konsep Tampilan Bentuk Bangunan Persegi Panjang ... 119

Gambar 5.22 Penerapan Regional Pada Fasad Bangunan ... 120

Gambar 5.23 Pondasi Tiang Pancang ... 121

Gambar 5.24 Pondasi Menerus ... 121

Gambar 5.25 Struktur Rangka ... 121

Gambar 5.26 Dilatasi Pada Bangunan ... 122

Gambar 5.27 Konsep Upper Struktur ... 122

Gambar 5.28 Rangka Atap Baja WF ... 122

Gambar 5.29 Interior Ruang Kelas Konvensional ... 123

Gambar 5.30 Interior Ruang Kelas Diskusi ... 124

Gambar 5.31 Interior Lab. Bahasa ... 124

Gambar 5.32 Interior Kelas Menulis Hanzi/Kanji ... 124

Gambar 5.33 Diagram Alur Distribusi Listrik ... 126

Gambar 5.34 Sistem Jaringan Listrik Vertikal ... 126

Gambar 5.35 Sistem Distribusi Air Bersih ... 127

Gambar 5.36 Sistem Pembuangan Limbah Air Kotor & Air Bekas ... 128

Gambar 5.37 Sistem Pemadam Kebakaran Pada Bangunan ... 129

Gambar 5.38 Pencahayaan Alami ... 130

Gambar 5.39 Standing AC ... 131

Gambar 5.40 Dinding Dengan Mineral Wool ... 132

Gambar 5.41 Mat Resin ... 133

Gambar 5.42 Desentralisasi Speaker dalam Ruang ... 133

(16)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Proyek Sejenis ... 37

Tabel 2.2 Kekurangan dan Kelebihan masing-masing Objek Studi ... 38

Tabel 3.1 Luas Lahan di Kota Denpasar Dirinci per Kecamatan ... 43

Tabel 3.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Denpasar 2015 ... 45

Tabel 3.3 Proyeksi Penduduk Provinsi Bali Menurut Kelompok Usia 2015 ... 46

Tabel 3.4 Jumlah Wisatawan Asing yang Datang ke Bali Menurut Negara Asal pada tahun 2014 ... 47

Tabel 3.5 Jumlah Sekolah & Siswa pada SLTA di Denpasar pada tahun 2013 ... 48

Tabel 3.6 Lembaga Perguruan Tinggi di Bali dengan Prodi Ilmu Bahasa Asing ... 51

Tabel 3.7 Jumlah Mahasiswa Ilmu Bahasa Asing Jenjang S1 Di Denpasar ... 52

Tabel 4.1 Fungsi, Civitas, Aktivitas, Alat, dan Kebutuhan Ruang Sarana Perkuliahan ... 70

Tabel 4.2 Fungsi, Civitas, Aktivitas, Alat, dan Kebutuhan Ruang Sarana Kegiatan Kampus ... 71

Tabel 4.3 Fungsi, Civitas, Aktivitas, Alat, dan Kebutuhan Ruang Sarana Kegiatan Pengelola ... 71

Tabel 4.4 Fungsi, Civitas, Aktivitas, Alat, dan Kebutuhan Ruang Sarana Kegiatan Servis ... 72

Tabel 4.5 Program Performansi Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar ... 75

Tabel 4.6 Sesi Perkuliahan ... 80

Tabel 4.7 Jumlah Staff Pengelola dan Servis ... 81

Tabel 4.8 Besaran Ruang ... 84

Tabel 4.9 Besaran Ruang Parkir ... 86

Tabel 4.10 Distribusi Ruang ... 89

Tabel 4.11 Pembobotan Kriteria Lokasi ... 95

(17)

xiii

Tabel 4.13 Pembobotan Kriteria Tapak ... 96

Tabel 4.14 Penentuan Lokasi Tapak ... 98

Tabel 5.1 Pendekatan Konsep Zoning Tapak ... 105

Tabel 5.2 Pendekatan Konsep Entrance Tapak ... 107

Tabel 5.3 Pendekatan Konsep Bentuk & Pola Massa ... 110

Tabel 5.4 Pendekatan Konsep Sirkulasi & Parkir ... 111

Tabel 5.5 Pendekatan Konsep Ruang Luar ... 113

Tabel 5.6 Pendekatan Konsep Utilitas Tapak ... 114

Tabel 5.7 Pendekatan Konsep Zoning Bangunan ... 115

Tabel 5.8 Pendekatan Konsep Sirkulasi Bangunan ... 118

Tabel 5.9 Pendekatan Konsep Tampilan Bangunan ... 119

Tabel 5.10 Pendekatan Konsep Struktur Bangunan ... 120

Tabel 5.11 Pendekatan Konsep Ruang Dalam ... 123

Tabel 5.12 Pendekatan Konsep Sistem Jaringan Listrik Bangunan ... 125

Tabel 5.13 Pendekatan Konsep Sistem Plumbing Bangunan ... 127

Tabel 5.14 Pendekatan Konsep Sistem Pemadam Kebakaran Bangunan ... 128

Tabel 5.15 Pendekatan Konsep Sistem Pencahayaan ... 130

Tabel 5.16 Pendekatan Konsep Sistem Penghawaan ... 131

Tabel 5.17 Pendekatan Konsep Sistem Akustik ... 132

(18)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 1

Seminar Tugas Akhir

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi

suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2000:19) Setiap negara pasti

memiliki bahasa yang digunakan dan adakalanya berbeda-beda satu sama lain bahkan

di Indonesia sendiri, terdapat berbagai macam bahasa yang berasal dari berbagai daerah

di seluruh Indonesia. Karena adanya perbedaan bahasa, Bahasa Indonesia digunakan

sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan seperti yang telah diikrarkan pada

Sumpah Pemuda.

Menurut UU Nomor 24 Tahun 2009 Pasal 1 Angka 7 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan, “Bahasa asing adalah bahasa selain Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.” Sama halnya seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing digunakan sebagai bahasa komunikasi yang

mempersatukan antar umat manusia di seluruh dunia. Tidak hanya itu, masih banyak

bahasa asing yang populer digunakan di seluruh dunia. Bahasa yang paling banyak

digunakan di seluruh dunia adalah yang pertama Bahasa Mandarin dengan kurang

lebih 1,2 milyar orang pengguna, yang kedua Bahasa Spanyol dengan kurang lebih 414

juta orang pengguna, dan yang ketiga Bahasa Inggris dengan kurang lebih 335 juta

(19)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 2

Seminar Tugas Akhir

Pada era globalisasi ini, masyarakat Indonesia perlu mempelajari bahasa asing

terlebih dengan tujuan menghadapi MEA 2016 dimana masyarakat Indonesia akan

bergabung dengan warga ASEAN yang pada akhirnya akan saling menggunakan

bahasa asing sebagai alat komunikasi utama. Di Bali sendiri, penggunaan bahasa asing

sudah banyak diterapkan mengingat Bali merupakan daerah wisata yang banyak

dikunjungi oleh turis domestik maupun internasional.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, dari tahun 2012

sampai dengan tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali

mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Wisatawan mancanegara yang datang ke Bali berasal dari berbagai belahan dunia.

Pada tahun 2014, wisatawan mancanegara terbanyak berasal dari negara Australia yang

merupakan negara berbahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional

yang sudah umum digunakan di seluruh dunia tidak terkecuali di Bali. Negara

Australia juga merupakan negara yang jaraknya dekat dengan Indonesia dan Pulau Bali

sehingga tidak heran banyak wisatawan yang berasal dari negara tersebut.

Selain dari Australia, banyak wisatawan dari berbagai penjuru dunia dengan jumlah

yang juga tergolong besar. Menurut Data Statistik pada tahun 2014 dari BPS Provinsi

Bali, dari wilayah ASEAN, diurut dari jumlah terbanyak, adalah dari negara Malaysia,

Singapura, Philipina, dan Thailand. Dari wilayah Asia, urutan wisatawan terbanyak

adalah dari Negara Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Dari wilayah Eropa, urutan

wisatawan terbanyak adalah dari Perancis, Inggris, Jerman, Belanda, Rusia, Italia,

Swedia, Swiss, dan Spanyol. Dari wilayah Amerika Utara, urutan wisatawan terbanyak

adalah dari Amerika Serikat dan Kanada.

Dari data-data yang telah dijabarkan tersebut, dapat diketahui, Bali didominasi oleh

wisatawan yang berasal dari negara Australia dan Tiongkok. Kedua tersebut

merupakan negara yang memiliki bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, yaitu

Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin sehingga kedua bahasa ini patut dipelajari

sebagai bahasa asing di Bali. Karena dengan mempelajari bahasa-bahasa asing tersebut,

tentunya akan mendukung aktivitas pariwisata di Bali terutama dalam hal komunikasi

dengan para wisatawan.

Tidak hanya mendukung aktivitas pariwisata, mempelajari bahasa asing juga dapat

(20)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 3

Seminar Tugas Akhir

SDM yang kompeten. Peluang kerja yang didapatkan bagi para lulusan mahasiswa

ilmu bahasa asing meliputi penerjemah, pengajar, dan jurnalistik.

Selain Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin, bahasa-bahasa asing lain yang juga

patut dipelajari. Bahasa Perancis dan Bahasa Jerman yang merupakan bahasa dari 2

negara Eropa non-Bahasa Inggris terbanyak yang datang ke Bali.

Untuk bahasa-bahasa Asia, beberapa bahasa yang patut dipelajari adalah Bahasa

Jepang dan Bahasa Korea. Kedua bahasa tersebut patut dipelajari karena selain angka

wisatawan dari negara pengguna bahasa-bahasa tersebut tergolong tinggi, kedua bahasa

tersebut juga telah memiliki peminatnya masing-masing.

Bahasa Jepang memiliki peminat yang tinggi karena berbagai kebudayaan Jepang

seperti musik, fashion, anime (kartun Jepang), manga (komik Jepang) telah masuk ke Indonesia dan bahkan menjadi hobi bagi berbagai kalangan masyarakat sehingga

masyarakat menjadi tertarik untuk mempelajari Bahasa Jepang. Dari populasi

pembelajar Bahasa Jepang di seluruh dunia, Indonesia menduduki urutan keenam.

Bahkan di ASEAN Indonesia menduduki urutan pertama yang meminati Bahasa

Jepang. (Danasasmita, 2009: 2). Sedangkan Bahasa Korea mulai diminati sejak adanya

Hallyu/Korean Wave, fenomena kepopuleran film-film dan drama Korea di dunia (Kaunang, 2010: 28), termasuk di Indonesia, tidak terkecuali di Bali.

Seperti yang telah dijabarkan, menguasai bahasa asing merupakan salah satu hal

penting bagi masyarakat. Meski penggunaan bahasa-bahasa asing di Bali diperlukan,

tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat yang belum menguasai dan

masih kesulitan dalam berbicara bahasa asing. Tidak hanya sekedar dapat mengerti dan

berbicara bahasa asing, namun juga menguasai ilmu bahasa asing secara profesional

dan kompeten sehingga menjadi sumber daya manusia yang unggul dan dapat

mengimplementasikan keahlian dalam bidang bahasa asing sehingga dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat pengguna. Untuk itu, masyarakat memerlukan sebuah wadah

pendidikan formal yang menyediakan ilmu bahasa sebagai program studi di dalamnya.

Di Bali sendiri, terdapat lembaga-lembaga pendidikan formal ilmu bahasa asing.

Salah satunya Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing, contohnya adalah STIBA Saraswati

Denpasar. STIBA Saraswati ini merupakan perguruan tinggi dengan 2 Program Studi

Strata 1, yaitu Sastra Inggris dan Sastra Jepang. Jumlah mahasiswa yang meminati

jurusan bahasa di sekolah ini meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2015 ini, jumlah

(21)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 4

Seminar Tugas Akhir

Saraswati merupakan gedung common-use yang digunakan bersama dengan SLUB Saraswati.

Selain STIBA Saraswati, masyarakat wilayah Bali juga dapat menuntut ilmu

bahasa di Fakultas Sastra Universitas Udayana yang juga menyediakan jurusan bahasa

asing antara lain Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang.

Walaupun telah ada beberapa perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan

bahasa asing, kebanyakan perguruan tinggi hanya menyediakan sedikit pilihan bahasa

asing. Selain itu, baik fasilitas-fasilitas maupun jenis-jenis program studi pada

perguruan-perguruan tinggi tersebut masih dirasa kurang cukup untuk mewadahi

masyarakat dalam mempelajari ilmu bahasa asing secara mendalam.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan sebuah wadah Sekolah Tinggi Ilmu

Bahasa Asing di Denpasar yang merupakan sebuah perguruan tinggi dimana

masyarakat dapat menempuh pendidikan tinggi ilmu berbagai bahasa asing dengan

fasilitas-fasilitas yang memadai. Jenjang program studi yang akan dipilih yaitu program

S1. Jenjang ini dipilih dengan alasan masyarakat cenderung memilih pendidikan tinggi

S1 agar dapat meraih gelar sehingga cepat diterima di pasar kerja dan tetap kompeten

dalam bidang ilmu bahasa asing.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diungkapkan permasalahan

dalam perancangan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar yang dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apa itu Sekolah Tinggi dan apa saja manfaat dari Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa

Asing?

2. Seperti apa fasilitas yang diperlukan untuk mewadahi kegiatan dalam Sekolah

Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar?

3. Bagaimana tema & program perancangan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing

di Denpasar ini?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan tujuan yang ingin dicapai

dalam perencanaan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar ini adalah:

1. Untuk memberi batasan rancangan agar sesuai dengan karakteristik, fungsi,

lingkungan, budaya serta perda dalam perancangan gedung Sekolah Tinggi

(22)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 5

Seminar Tugas Akhir

2. Untuk memahami fasilitas apa saja yang diperlukan untuk mewadahi kegiatan

dalam mempelajari ilmu bahasa asing pada

3. Untuk mengetahui seperti apa tema yang diterapkan pada Sekolah Tinggi Ilmu

Bahasa Asing di Denpasar dan bagaimana cara menerapkannya pada bangunan.

4. Untuk menganalisa potensi tapak dan kebutuhan fungsi bangunan sehingga

didapat data yang akan diproses menjadi konsep perancangan Sekolah Tinggi

Ilmu Bahasa Asing di Denpasar.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan seminar Sekolah

Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar ini dilakukan dalam langkah-langkah sebagai

berikut.

1.4.1 Tahap Persiapan

a) Tahap Pengumpulan Data

Dari sumber data, data yang didapat dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu data

primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Merupakan data yang didapat langsung dari objek studi banding, antara lain:

a. Wawancara

Wawancara langsung dari narasumber pada lembaga pendidikan ilmu bahasa

asing dan narasumber dari objek studi fasilitas sejenis. Wawancara dilakukan

dengan beberapa staff antara lain:  Humas STIBA Saraswati

 Pengelola Lab. Bahasa Universitas Udayana

b. Observasi

Adalah meninjau objek yang memiliki kemiripan dengan objek rancangan

laporan ini untuk mendapatkan gambaran seperti apa rancangan bangunan yang

akan dibuat.

Adapun objek yang menjadi tinjauan objek sejenis dalam laporan ini adalah:  STIBA Saraswati, Denpasar

 STBA Yapari-ABA, Bandung  STIKOM Bali, Renon

(23)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 6

Seminar Tugas Akhir

2. Data Sekunder

Merupakan data yang didapat secara tidak langsung yang memiliki hubungan

dengan

a. Studi Literatur

Data yang didapat dari referensi literatur berupa buku, jurnal, tesis, serta bacaan dari

internet yang berhubungan dengan bangunan yang akan dirancang beserta tempat

dimana bidang ini dapat dipelajari dan seperti apa fasilitas-fasilitas yang digunakan

guna mendapat pemahaman untuk menyusun landasan teori mengenai sekolah

tinggi ilmu bahasa asing.

b. Studi Instansional

Yaitu mencari data yang diperlukan untuk menunjang teori maupun rancangan yang

dapat diperoleh dari instansi pemerintah. Data tersebut berupa statistik mengenai

wisatawan yang datang dari BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Bali,

Undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah mengenai pendidikan dan sekolah

tinggi, dan lain sebagainya.

1.4.2 Tahap Pembahasan

Pada tahap ini, dilakukan teknik analisis, yaitu dengan menguraikan

permasalahan yang timbul dengan mencari sebab akibat dari permasalahan dan

mencari pemecahannya berdasarkan teori dan pedoman kemudian disesuaikan dengan

keadaan di lapangan. Metode pembahasan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Kualitatif

Yaitu menganalisa data mengenai pengertian, fungsi, tujuan, kegiatan dan fasilitas

pada sekolah tinggi ilmu bahasa asing. Analisis ini juga dilakukan terhadap lingkup

kegiatan pelayanan dan pengelolaan.

2. Analisis Kuantitatif

Yaitu menganalisa data mengenai kebutuhan ruang menyangkut dimensi dan luasan

ruang pada sekolah tinggi ilmu bahasa asing. Analisis ini didasari oleh data-data

standar yang berlaku serta perbandingan dari objek sejenis.

1.4.3 Tahap Penulisan

Penulisan dilakukan secara bertahap dan sistematis sesuai tahapan pelaksanaan

(24)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 7 Seminar Tugas Akhir

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP

SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan sekolah

tinggi ilmu bahasa asing dimuali dari definisi, fasilitas yang diperlukan, studi banding,

dan hal lain terkait pendidikan ilmu bahasa asing.

2.1 Tinjauan Mengenai Pendidikan Tinggi

2.1.1 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang

Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister,

program doktor, dan program profesi, serta programspesialis, yang diselenggarakan

oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.

2.1.2 Bentuk-Bentuk Lembaga Perguruan Tinggi

Bentuk-bentuk lembaga perguruan tinggi menurut Undang-Undang Republik

(25)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 8 Seminar Tugas Akhir

1.Universitas

Universitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai

rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat,

universitas dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

2. Institut

Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah

rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi

syarat, institut dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

3.Sekolah Tinggi

Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan

pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam

satu rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika

memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

4.Politeknik

Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika

memenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

5.Akademi

Akademi adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi

dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi

tertentu.

6.Akademi Komunitas

Akademi Komunitas adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan

pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu

atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu yang

berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus

2.2 Tinjauan Mengenai Sekolah Tinggi

2.2.1 Pengertian Sekolah Tinggi

Dari penjabaran mengenai jenis-jenis lembaga perguruan tinggi yang telah

dibahas sebelumnya, Sekolah Tinggi memiliki pengertian yaitu sebuah lembaga

(26)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 9 Seminar Tugas Akhir

S1 sampai S3) dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi (pendidikan jenjang D

I- D IV) dalam satu rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika

memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

2.2.2 Fungsi Sekolah Tinggi

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 4,

Sekolah Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi berfungsi sebagai:

a. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil,

berdaya saing, dankooperatif melalui pelaksanaan tridharma.

c. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan

menerapkan nilai humaniora.

2.2.3 Unsur-Unsur Sekolah Tinggi

Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 pasal 61, unsur-unsur penyelenggara

Perguruan Tinggi merupakan unit kerja Perguruan Tinggi yang secara bersama

melaksanakan kegiatan Tridharma dan fungsi manajemen sumber daya.

Organisasi penyelenggara Perguruan Tinggi paling sedikit terdiri atas unsur

sebagai berikut:

a. Penyusun kebijakan

b. Pelaksana akademik

c. Pengawas dan penjaminan mutu

d. Penunjang akademik atau sumber belajar

e. Pelaksana administrasi atau tata usaha.

Mengenai Organisasi penyelenggara Perguruan Tinggi diatur dalam Statuta

Perguruan Tinggi yang ada pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Permendikbud) no. 139 Tahun 2014 tentang Pedoman Statuta dan Organisasi

Perguruan Tinggi, dimana dari peraturan tersebut, organisasi perguruan tinggi paling

sedikit terdiri atas:

a) Senat Sekolah Tinggi sebagai unsur penyusun kebijakan yang menjalankan

fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik

b) Pemimpin Sekolah Tinggi sebagai unsur pelaksana akademik yang

(27)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 10 Seminar Tugas Akhir

perguruan tinggi untuk dan atas nama Menteri yang terdiri atas Ketua untuk

pemimpin Sekolah Tinggi.

c) Satuan Pengawas Internal yang dibentuk oleh pemimpin perguruan tinggi

yang menjalankan fungsi pengawasan non-akademik untuk dan atas nama

pemimpin perguruan tinggi.

d) Dewan Penyantun atau nama lain yang menjalankan fungsi pertimbangan

non-akademik.

Mengenai susunan organisasi dalam Sekolah Tinggi adalah sebagai berikut:

1. Senat Sekolah Tinggi

Senat sekolah tinggi memiliki anggota yang berasal dari wakil dosen yang

mewakili bidang ilmu dan teknologi atau kelompok bidang ilmu dan teknologi

yang dikembangkan di perguruan tinggi, sebagaimana diatur dalam statuta

perguruan tinggi.

2. Pemimpin Sekolah Tinggi

Pemimpin perguruan tinggi terdiri atas Ketua untuk pemimpin sekolah tinggi.

Ketua dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) orang pembantu ketua yaitu:

a. Pembantu ketua bidang akademik

b. Pembantu ketua bidang non-akademik.

Pembagian fungsi Pembantu Ketua diatur dalam organisasi dan tata kerja Sekolah

Tinggi yang bersangkutan. Pembantu Ketua pada Sekolah Tinggi paling banyak

berjumlah 4 (empat) Pembantu Ketua.

Unit organisasi di bawah pemimpin perguruan tinggi terdiri atas:

a. Unit pelaksana pendidikan, yaitu dalam hal ini adalah Program Studi pada

sekolah tinggi. Program Studi atau sebutan lain yang sejenis adalah

himpunan sumber daya pendukung, yang menyelenggarakan dan mengelola

pendidikan akademik, vokasi, dan/atau profesi dalam 1 (satu) atau beberapa

cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Program Studi terdiri atas:

1) Ketua

2) Sekretaris

3) Laboratorium/bengkel/studio

b. Unit Pelaksana Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Merupakan pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pada

(28)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 11 Seminar Tugas Akhir

merupakan unit pelaksana akademik di bidang penelitian, pengabdian

kepada masyarakat. Pusat pada sekolah tinggi terdiri atas:

1) Ketua (bukan jabatan struktural tetapi jabatan fungsional yang diberi

tugas tambahan)

2) Subbagian/petugas tata usaha

3) Kelompok jabatan fungsional.

c. Unit Pelaksana Penjaminan Mutu

Unit pelaksana penjaminan mutu sekolah tinggi merupakan unit organisasi

yang bertugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan

mengembangkan sistem penjaminan mutu internal sekolah tinggi dapat

berbentuk badan/pusat penjaminan mutu. Badan/pusat penjaminan mutu

terdiri atas:

a) Ketua atau sebutan lain yang sejenis (bukan jabatan struktural tetapi

jabatan fungsional yang diberi tugas tambahan)

b) Pusat sesuai dengan kebutuhan

c) Subbagian/petugas tata usaha.

d. Unit Pelaksana Administrasi atau Ketatausahaan

Unit pelaksana administrasi atau ketatausahaan pada Sekolah Tinggi

merupakan unit organisasi yang menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan

tugas dan layanan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan

Sekolah Tinggi. Penyelenggaraan layanan administrasi atau ketatausahaan

pada SekolahTinggi bidang akademik dan non-akademik, meliputi:

Layanan administrasi bidang akademik:

1) Pendidikan, terdiri atas:

a) Penerimaaan mahasiswa

b) Penyelenggaraan perkuliahan

c) Penilaian hasil belajar

d) Wisuda/dies natalis/pertemuan ilmiah

e) Kegiatan kemahasiswaan (akademik dan non-akademik)

f) Alumni.

2) Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat:

a) Proposal

(29)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 12 Seminar Tugas Akhir

c) Publikasi

d) HKI (Hak Kekayaan Intelektual)

e) Perijinan/PPM.

Layanan administrasi bidang non-akademik meliputi:

1) Organisasi dan tata laksana:

a) Evaluasi, penataan, dan pengembangan unit organisasi

b) Analisis jabatan dan beban kerja

c) SOP dan mekanisme hubungan kerja

d) Pelayanan publik.

2) Hukum dan perundang-undangan:

a) Penyusunan peraturan perundang-undangan; dan

b) Penyiapan bahan pertimbangan dan pemberian bantuan hukum.

3) Ketatausahaan dan kerumahtanggaan:

a) Layanan tata usaha pimpinan

b) Persuratan

c) Kearsipan

d) Keprotokolan

e) Pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana

f) Layanan perkantoran lainnya.

4) Perencanaan:

a) Penyusunan rencana dan program jangka panjang, jangka

menengah, dan renstra;

b) Penyusunan rkt;

c) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program;dan

d) Penyusunan laporan pelaksanaan program.

5) Keuangan:

a) Pecairan anggaran

b) Penerimaan, pembelanjaan, dan pengelolaan anggaran

c) Akuntansi dan pelaporan keuangan.

6) Ketenagaan:

a) Penerimaan/pengangkatan sumber daya manusia

b) Penugasan, pembinaan, dan pengembangan sumber daya manusia

(30)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 13 Seminar Tugas Akhir

d) Penghargaan dan kesejahteraan

e) Pemberhentian sumber daya manusia.

7) Sarana dan prasarana:

a) Pengadaan sarana dan prasarana

b) Pemanfaatan sarana dan prasarana

c) Pemeliharaan sarana dan prasarana

d) Inventarisasi dan penghapusan sarana dan prasarana

e) Pelaporan sarana dan prasarana.

8) Kemahasiswaan dan alumni:

a) Kegiatan kemahasiswaan intrakurikuler dan ekstrakurikuler

b) Organisasi kemahasiswaan

c) Pembinaan bakat dan minat mahasiswa.

9) Kerja sama:

a) Dokumen kerja sama

b) Evaluasi

c) Fasilitasi kegiatan kerja sama

d) Layanan internasional.

10)Hubungan masyarakat:

a) Penyusunan bahan dan layanan informasi

b) Publikasi

c) Promosi

d) Peliputan kegiatan pimpinan

e) Dokumentasi kegiatan

f) Penanganan pengaduan masyarakat

g) Monitoring berita media masa.

11)Pelayanan teknis serta administrasi lainnya.

Unit pelaksana administrasi atau ketatausahaan dalam Sekolah tinggi

berbentuk bagian. Unit pelaksana administrasi yang berbentuk

bagian pada Sekolah Tinggi paling banyak terdiri atas 4 (empat)

bagian, masing-masing bagian paling banyak terdiri atas 3 (tiga)

(31)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 14 Seminar Tugas Akhir

e. Unit Pengembangan dan Pelaksana Tugas Strategis

Unit pengembangan dan pelaksana tugas strategis pada Sekolah Tinggi

merupakan unit organisasi yang menyelenggarakan fungsi

pengembangan dan pelaksanaan tugas-tugas strategis sesuai dengan

kebutuhan.

Unit pengembangan dan pelaksana tugas strategis dapat berbentuk

badan/pusat. Badan/pusat dapat terdiri atas:

1) Ketua atau sebutan lain yang sejenis yang bukan merupakan

jabatan struktural tetapi jabatan fungsional yang diberi tugas

tambahan

2) Pusat sesuai dengan kebutuhan; dan/atau

3) Subbagian/kelompok jabatan fungsional.

f. Unit Penunjang Akademik atau Sumber Belajar

Unit penunjang akademik atau sumber belajar pada Sekolah Tinggi

merupakan unit kerja yang mendukung pelaksanaan pendidikan,

penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan tata kelola yang tidak

dilaksanakan oleh unit Sekolah Tinggi. Unit penunjang akademik atau

sumber belajar pada Sekolah Tinggi dibentuk sesuai kebutuhan.

Unit penunjang akademik atau sumber belajar terdiri atas:

1) Kepala

2) Subbagian/kelompok jabatan fungsional.

3. Satuan Pengawas Internal

4. Dewan penyantun atau nama lain

2.2.4 Jenjang Pendidikan dalam Sekolah Tinggi

Dalam sekolah tinggi, jenjang pendidikan yang dapat diadakan adalah

jenjang D I – D IV (program diploma/pendidikan vokasi) dan jika memenuhi

syarat dapat mengadakan jenjang S1-S3 (pendidikan akademik). Berikut adalah

pengertian dari jenjang pendidikan akademi dan pendidikan vokasi tersebut

menurut UU Republik Indonesia no. 12 tahun 2012 pasal 18-21:

a. Program Sarjana (S1) merupakan pendidikan akademik yang

diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga

mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran

(32)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 15 Seminar Tugas Akhir

dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau

menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi

profesional. Program sarjana wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi

akademik minimum lulusan program magister atau sederajat. Lulusan

program sarjana berhak menggunakan gelar sarjana.

b. Program Magister (S2)

Program magister merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan

bagi lulusan program sarjana atau sederajat sehingga mampu

mengamalkan dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi

melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Program magister

mengembangkan Mahasiswa menjadi intelektual, ilmuwan yang berbudaya,

mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja serta

mengembangkan diri menjadi profesional. Program magister wajib

memiliki Dosen yang berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau

yang sederajat. Lulusan program magister berhak menggunakan gelar

magister.

c. Program Doktor (S3)

Program doktor merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi

lulusan program magister atau sederajat sehingga mampu menemukan,

menciptakan, dan/atau memberikan kontribusi kepada pengembangan,

serta pengamalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran dan

penelitian ilmiah. Program doktor mengembangkan dan memantapkan

Mahasiswa untuk menjadi lebih bijaksana dengan meningkatkan

kemampuan dan kemandirian sebagai filosof dan/atau intelektual, ilmuwan

yang berbudaya dan menghasilkan dan/atau mengembangkan teori melalui

Penelitian yang komprehensif dan akurat untuk memajukan peradaban

manusia. Program doktor wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi

akademik lulusan program doktor atau yang sederajat. Lulusan program

doktor berhak menggunakan gelar doktor.

d. Program Diploma I-Diploma IV (D I-D IV)

Program diploma merupakan pendidikan vokasi yang diperuntukkan bagi

lulusan pendidikan menengah atau sederajat untuk mengembangkan

(33)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 16 Seminar Tugas Akhir

Teknologi. Program diploma menyiapkan Mahasiswa menjadi praktisi

yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang

keahliannya. Program diploma terdiri atas program:

a. Diploma Satu

b. Diploma Dua

c. Diploma Tiga

d. Diploma Empat atau Sarjana Terapan.

Program diploma sebagaimana wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi

akademik minimum lulusan program magister atau sederajat. Pada

program Diploma Satu dan Program Diploma Dua dapat

menggunakan instruktur yang berkualifikasi akademik minimum lulusan

Diploma Tiga atau sederajat yang memiliki pengalaman.

2.2.5 Sistem Kredit Semester (SKS)

Waktu perkuliahan diterapkan dengan SKS (Sistem Kredit Semester)

sesuai dengan ketentuan sistem pendidikan nasional. Bobot SKS pada tiap mata

kuliah tidak selalu sama. Satu SKS sama dengan 3 jam kerja mahasiswa per

minggu dalam satu semester. Untuk kemahiran berbahasa, 1 SKS sama dengan 5

jam kerja mahasiswa per minggu dalam 1 semester. Untuk kerja lapangan dan

laboratorium, 1 SKS sama dengan 80 jam kerja mahasiswa (termasuk

penyusunan laporan) dalam 1 semester.

Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 14-16 minggu

kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya. Dalam satu tahun akademik,

diselenggarakan perkuliahan semester ganjil (September—Januari tahun

berikutnya), dan semester genap (Februari—Juli). Untuk mempersingkat masa

studi dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki indeks

prestasinya menjadi lebih baik, akan diselenggarakan semester pendek/padat di

antara semester genap dan ganjil. Diantara semester ganjil dan genap tidak

diselenggarakan semester pendek. Semester pendek/padat dilaksanakan dalam

waktu 2 minggu dan terdiri dari 15—16 pertemuan, termasuk Ujian

Akhir-Semester (UAS). Pada semester pendek/padat tidak diadakan Ujian

Tengah-Semester (UTS). (STBA LIA, 2014)

Untuk Sekolah Tinggi yang menyelenggarakan program diploma dan

(34)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 17 Seminar Tugas Akhir

2.2.6 Daya Tampung Sekolah Tinggi

Berdasarkan Surat Dirjen Dikti No. 2920/DT/2007 Perihal Penetapan Daya

Tampung Mahasiwa, kapasitas perguruan tinggi dapat dihitung dengan standar

aspek pelayanan sebagai berikut:

1. Rasio Dosen tetap terhadap mahasiswa 1 : 25

2. Ruang Kuliah : 2 m2/mahasiswa

3. Ruang Laboratorium : 2 m2/mahasiswa

4. Ruang Kerja dosen : 4 m2/mahasiswa

5. Ruang Komputer : 1 m2/mahasiswa

6. Akses Internet : 1 kbps/mahasiswa

2.2.7 Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Tinggi

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Pasal 31, standar prasarana pembelajaran sebagaimana paling sedikit terdiri atas:

a. Lahan

b. Ruang kelas

c. Perpustakaan

d. Laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi

e. Tempat berolahraga

f. Ruang untuk berkesenian

g. Ruang unit kegiatan mahasiswa

h. Ruang pimpinan perguruan tinggi

i. Ruang dosen

j. Ruang tata usaha

k. Fasilitas umum, antara lain: jalan, air, listrik, jaringan komunikasi suara dan

data.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 31

sampai 35, standar sarana untuk perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

(1) Lahan harus berada dalam lingkungan yang secara ekologis nyaman dan

(35)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 18 Seminar Tugas Akhir

(2) Lahan pada saat perguruan tinggi didirikan wajib dimiliki oleh

penyelenggara perguruan tinggi.

(3) Bangunan perguruan tinggi harus memenuhi persyaratan keselamatan,

kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi

listrik yang berdaya memadai dan instalasi, baik limbah domestik maupun

limbah khusus, apabila diperlukan.

(4) Standar sarana pembelajaran paling sedikit terdiri atas:

a. Perabot

b. Peralatan pendidikan

c. Media pendidikan

d. Buku, buku elektronik, dan repositori

e. Sarana teknologi informasi dan komunikasi

f. Instrumentasi eksperimen

g. Sarana olahraga

h. Sarana berkesenian

i. Sarana fasilitas umum

j. Bahan habis pakai

k. Sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.

(5) Jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana ditetapkan berdasarkan rasio

penggunaan sarana sesuai dengan karakteristik metode dan bentuk

pembelajaran, serta harus menjamin terselenggaranya proses pembelajaran

dan pelayanan administrasi akademik.

(6) Perguruan tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana yang dapat

diakses oleh mahasiswa yang berkebutuhan khusus, antara lain pelabelan

dengan tulisan Braille dan informasi dalam bentuk suara, lerengan (ramp) untuk pengguna kursi roda, jalur pemandu (guiding block) di jalan atau koridor di lingkungan kampus, peta/denah kampus atau gedung dalam

bentuk peta/denah timbul, dan toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi

roda.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), syarat-syarat

yang menjadi standar sarana dan prasarana Sekolah Tinggi sebagai lembaga

(36)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 19 Seminar Tugas Akhir

1.Sarana dan Prasarana Kuliah

a.Ruang kuliah adalah ruang tempat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran secara tatap muka. Kegiatan pembelajaran ini dapat

dalam bentuk ceramah, diskusi, seminar, tutorial, dan sejenisnya.

b.Kapasitas maksimum ruang kuliah adalah 25 orang dengan standar

luas ruang 2 m2/mahasiswa, luas minimum 20 m2.

c.Setiap kampus perguruan tinggi menyediakan minimum satu buah

ruang kuliah besar.

d.Kapasitas minimum ruang kuliah besar adalah 80 orang dengan

standar luas ruang 1,5 m2/mahasiswa.

2.Sarana dan Prasarana Perpustakaan

a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat mahasiswa dan dosen

memeroleh informasi dari berbagai media dan tempat pustakawan

mengelola perpustakaan.

b. Minimum terdapat satu ruang perpustakaan per kampus perguruan

tinggi. Perpustakaan dapat disediakan di tingkat universitas, fakultas,

dan program studi, sepanjang memenuhi standar sesuai dengan

jumlah sivitas akademika yang menggunakannya.

c. Rasio luas ruang perpustakaan adalah 0,2 m2 per mahasiswa satuan

pendidikan tersebut, dengan luas total minimum 200 m2 dan lebar

minimum 8 m.

d. Ruang perpustakaan terletak di tempat yang strategis dalam kampus

sehingga mudah dicapai dan memperhatikan pemakai berkebutuhan

khusus.

3.Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

a.Sarana TIK berfungsi sebagai penunjang kegiatan pembelajaran dan

pencarian informasi yang menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi, serta mendukung kegiatan pembelajaran yang

memanfaatkan komputer.

b.Sarana TIK minimum terdiri dari:

1) 1 server internet/kampus

(37)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 20 Seminar Tugas Akhir

3) Bandwidth 2 Kbps/mahasiswa (dihitung untuk jumlah seluruh

mahasiswa), minimum uplink/downlink: 128Kbps/256Kbps.

4) Komputer/laptop sebanyak 2% dari jumlah mahasiswa

5) Printer

6) Scanner

7) Akun email institusi

4.Sarana dan Prasarana Dosen

a. Ruang dosen berfungsi sebagai tempat dosen bekerja dan istirahat

serta menerima tamu, baik mahasiswa maupun tamu lainnya.

b. Rasio minimum luas ruang dosen adalah 4 m2 /dosen dan luas

minimum 24 m2 untuk setiap program studi.

6.Sarana dan Prasarana Bersama

a. Ruang bersama berfungsi sebagai wadah untuk berbagai kegiatan

informal mahasiswa yang mendukung kegiatan pembelajarannya.

b. Ruang bersama dapat berupa ruang diskusi, ruang duduk, ruang

berkumpul dan bentuk-bentuk ruang lainnya yang dapat menjadi wadah

terbentuknya atmosfir akademik yang baik.

c. Ruang bersama dapat menampung minimum 40% dari jumlah

mahasiswa program magister, doktor, pascasarjana dan profesi.

d. Rasio minimum luas ruang bersama adalah 2 m2/mahasiswa dan luas

minimum 40 m2 untuk setiap program studi.

7.Sarana dan Prasarana Pimpinan

a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan

pengelolaan perguruantinggi, pertemuan dengan pimpinan lembaga di

bawahnya, dosen dan karyawan, dan tamu lainnya.

b. Ruang pimpinan terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi, Fakultas dan

Program Studi.

c. Luas minimum 12 m2/pimpinan dan lebar minimum 3 m.

(38)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 21 Seminar Tugas Akhir

8.Sarana dan Prasarana Tata Usaha

a. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat bekerja pegawai tata usaha

untuk mengerjakan administrasi perguruan tinggi.

b. Ruang tata usaha terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi dan Program

Studi.

c. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m2/orang pegawai. Luas

minimum ruang tata usaha adalah 48 m2 dengan lebar minimum 6 m.

d. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman atau dari luar lingkungan

perguruan tinggi, serta dekat dengan ruang pimpinan.

9.Sarana dan Prasarana Rapat

a. Ruang rapat berfungsi sebagai tempat kegiatan pertemuan koordinasi

pimpinan baik dengan pejabat yang berada di bawahnya maupun

pihak-pihak mitra lainnya.

b. Ruang rapat terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi dan/atau Program

Studi.

c. Luas minimum ruang rapat adalah 48 m2. Lebar minimum adalah 6 m.

d. Ruang rapat mudah diakses oleh pimpinan dan tamu/mitra kerja.

10. Sarana dan Prasarana Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (PPM)

a. Ruang PPM berfungsi sebagai tempat mengadministrasi kegiatan

penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh

perguruan tinggi.

b. Ruang PPM terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi.

c. Luas minimum ruang PPM adalah 48 m2 termasuk ruang pimpinan,

ruang rapat minimum seluas 16 m2 dan ruang penyimpanan arsip. Lebar

minimum adalah 6 m.

11. Sarana dan Prasarana Penjaminan Mutu

a. Ruang penjaminan mutu berfungsi sebagai tempat pengelolaan sistem

penjaminan mutu perguruan tinggi.

b. Ruang penjaminan mutu terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi.

(39)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 22 Seminar Tugas Akhir

12. Sarana dan Prasarana Tempat Beribadah

a. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat sivitas akademika

melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada

waktu kuliah/kerja.

b. Luas tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap sivitas akademika,

dengan luas total minimum adalah 24 m2.

13. Sarana dan Prasarana Ruang Konseling

a. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat mahasiswa mendapatkan

layanan konseling individu atau kelompok dari konselor berkaitan

dengan pengembangan pribadi, sosial, akademik, dan karir.

b. Luas ruang konseling sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika,

dengan luas total minimum 12 m2.

c. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan

menjamin privasi mahasiswa.

14. Standar Toilet

a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air kecil atau besar bagi dosen,

karyawan, dan mahasiswa.

b. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 mahasiswa, 1 unit

jamban untuk setiap 30 mahasiswi, 1 unit jamban untuk setiap 40 dosen

dan/atau karyawan laki-laki, dan 1unit jamban untuk setiap 30 dosen

dan/atau karyawan perempuan.

c. Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2.

d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah

dibersihkan.

e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.

15. Standar Gudang

a. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran

dan peralatan lembaga yang tidak/belum dimanfaatkan serta arsip

lembaga.

b. Luas gudang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dengan luas total

minimum 24 m2.

(40)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 23 Seminar Tugas Akhir

16. Standar Kantin

a. Kantin berfungsi sebagai tempat menjual makanan dan minuman bagi

sivitas akademika pada saat hari kerja/kuliah.

b. Luas kantin sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dengan luas total

minimum 20 m2.

c. Kantin dilengkapi dengan konter makanan/minuman, tempat duduk

untuk makan danminum, air bersih untuk mencuci tangan dan mencuci

alat makan dan minum, serta tempat sampah yang memadai.

17. Standar Luas Tempat Parkir

a. Tempat parkir berfungsi untuk menyimpan sementara kendaraan roda

dua dan kendaraan roda empat milik dosen, karyawan, dan mahasiswa

selama jam dan hari kerja.

b. Tempat parkir dibuat dengan mengikuti standar yang ditetapkan dengan

peraturan daerah atau peraturan nasional. Bila standar dimaksud belum

tersedia, maka standar minimum yang digunakan adalah sebagai berikut.

1) Minimum terdapat 1 tempat parkir kendaraan roda dua untuk 10

mahasiswa dan 1 tempat parkir kendaraan roda dua untuk 2

karyawan atau dosen.

2) Minimum terdapat 1 tempat parkir kendaraan roda empat untuk

40 mahasiswa dan1 tempat parkir kendaraan roda empat untuk 10

karyawan atau dosen.

3) Ukuran minimum tempat parkir kendaraan roda dua adalah 1,5 m

x 1 m, dengan luas lahan minimum 3 m2 per satuan ruang parkir

(SRP) termasuk sirkulasi.

4) Ukuran minimum tempat parkir kendaraan roda empat adalah 5 m

x 2,5 m, dengan luas lahan minimum 25 m2 per satuan ruang

parkir (SRP) termasuk sirkulasi.

Tempat parkir dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas sesuai dengan

(41)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 24 Seminar Tugas Akhir

2.3 Tinjauan Mengenai Ilmu Bahasa Asing

2.3.1 Ilmu Bahasa

Ilmu bahasa atau linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Objek

pengamatannya adalah bahasa, khususnya struktur bahasa. Linguistik mencoba

memberikan penjelasan tentang hal-hal yang menyangkut masalah dasar dalam

bahasa, seperti hakekat bahasa, cara bekerja bahasa, perbedaan antara bahasa manusia dengan ―bahasa‖ binatang, dan perubahan atau perkembangan bahasa. (Zainuddin, 1985:11)

Linguistik merupakan ilmu yang berkaitan dengan bahasa atau dapat

disebut sebagai induk ilmu bahasa, seperti fonologi (bunyi bahasa), morfologi

(bentuk kata), sintaksis (kalimat), dan semantik (makna kata). (Suhardi, 2013:13)

Secara umum terdapat tiga hal yang tercakup dalam linguistik:

1.Linguistik Deskriptif

Linguistik deskriptif adalah studi bahasa untuk memberikan

deskripsi (gambaran) berkaitan dengan proses kerja dan penggunaan

bahasa oleh penuturnya pada kurun waktu tertentu (deskripsi sinkronik).

Studi bahasa sinkronik ini tidak terbatas pada bahasa yang masih hidup,

tetapi juga bisa pada bahasa yang sudah mati asalkan memiliki dokumen

yang tertulis lengkap. (Suhardi, 2013:15)

Menurut Gleason, studi deskriptif sinkronik dapat dibagi atas dua

jenis, yaitu:

a. Studi Fonologi

Fonologi adalah ilmu bahasa yang mengkaji tentang bunyi-bunyi

bahasa. (Suhardi, 2014:15)

b. Studi Grammar/Gramatika

Grammar berasal dari bahasa Inggris yang berarti aturan atau

kaidah berbahasa. Dalam studi bahasa Indonesia, kata grammar indentik dengan kata tata bahasa. Contoh tata bahasa baku bahasa

Indonesia. Gramatika merupakan alat penting berbahasa yang baik.

(Suhardi, 2014:16)

Terdapat beberapa istilah grammar, antara lain sebagai berikut: (a) Pedagogical grammar, gramatika yang disusun untuk maksud

(42)

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 25 Seminar Tugas Akhir

(b) Scientific grammar, gramatika yang berfungsi untuk menyelidiki bahasa secara umum atau satu bahasa tertentu

saja.

(c) Synchrnic grammar, gramatika yang menjelaskan bahasa pada masa tertentu.

(d) Comparative grammar, gramatika yang membandingkan dua bahasa atau lebih.

(e) Formal grammar, gramatika yang kajiannya dilandaskan sepenuhnya pada bentuk-bentuk pemakaian bahasa yang

teramati. (Suhardi, 2014:17)

2.Linguistik Historis (Linguistik Diakronik)

Linguistik historis (diacronics linguistic) adalah salah satu cabang

linguistik yang membicarakan tentang perkembangan sejarah bahasa

tertentu. Mulai dari masa silam hingga kini. Perkembangan sejarah bahasa

minimal atas 2 tahapan, misalnya dari zaman Orde Lama hingga Orde

Baru atau sekarang. Perubahan yang terjadi mencakup apa saja, baik secara

kualitas maupun kuantitas. Perubahan tersebut mencakup internal history

dan external history. Internal history mencakup perubahan bunyi, struktur kalimat, kosakata, dan sebagainya. Sementara external history mencakup hal-hal yang berkaitan dengan nonlinguistik seperti faktor politik, sosial

budaya, geografis, dan sebagainya. (Suhardi, 2014:17)

3.Linguistik Komparatif

Linguistik Komparatif menurut Alwasilah (1993:95) adalah kajian

atau studi bahasa yang meliputi perbandingan bahasa-bahasa serumpun

atau perkembangan sejaraj satu bahasa. Alwasilah menjelaskan lebih

lanjut bahwa studi komparatif bahasa tidak selalu diakronik, tetapi bisa saja

sinkronik, seperti studi antara dua dialek (dialektologi) atau studi antara

dua bahasa yang berbeda (linguistik kontrasif). (Suhardi, 2014:17)

2.3.2 Fungsi Ilmu Bahasa

Richards, Platt, dan Weber (1985) menguraikan bahwa bahasa sering

dikatakan mempunyai tiga fungsi utama yaitu fungsi deskriptif, fungsi ekspresif,

dan fungsi sosial. Fungsi deskriptif bahasa adalah untuk menyampaikan

Gambar

Gambar 2.1 Gedung STIBA Saraswati Denpasar
Gambar 2.2 Perpustakaan STIBA Saraswati
Gambar 2.3 Laboratorium Komputer STIBA Saraswati
Gambar 2.5 Gedung STBA Yapari-ABA, Bandung Sumber: http://the2ndsister.blogspot.co.id/2013/01/mau-belajar-bahasa-asing-di-bandung.html
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data antropometri yang menyajikan data ukuran yang berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu yang sangat besar manfaatnya pada saat suatu

Berdasarkan penelitian ini, saran yang dapat diberikan adalah bagi pihak manajemen BPR sebaiknya memanfaatkan dana yang dihimpun untuk disalurkan kembali dalam

Menurunnya nilai ∂d max dan meningkatnya kadar air dapat dilihat pada Gambar, di karenakan bahan dasar gypsum hanya menambah prosentase butiran halus seperti yang tertera pada

Biskuit Coklat (Chocolate Flavoured), Biskuit Cocoa Puff, Biskuit Marie, Biskuit Marie Susu, Biskuit Cocoa Puff , Biskuit Marie, Cocoa Puff, Biskuit, Cocoa Puff, Biskuit

Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas rencana output, rencana penerbitan laporan, rencana penugasan, rencana penggunaan

Fauzi, Tahrir, Studi Analisis Penetapan Awal Bulan Kamariah Sistem Aboge di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, skripsi Sarjana

Process Skill (HSPS) dipadukan dengan Blended Learning. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1) mengaktifkan keterampilan proses sains siswa dalam penguasaan konsep

Dari sepuluh tinjauan pustaka peneliti akan melakukan perbandingan terhadap sistem yang akan dibangun pada Deteksi Penyakit Diabetes Retinopati Pada Retina