LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016
SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING
DI DENPASAR
Oleh :
ANDI RAYNO ULVANIA SARANSI
1204205017
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016
SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING
DI DENPASAR
Oleh :
ANDI RAYNO ULVANIA SARANSI 1204205017
Dosen Pembimbing:
1. Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT. 2. I Gusti Agung Bagus Suryada, ST., MT.
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
p KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK- JURUSAN ARSITEKTUR
Kampus Bukit Jimbaran – Bali( (0361)701806,703320,703384 Fax: 701806,703384 www.ft.unud.ac.id
PERNYATAAN
Mahasiswa : Andi Rayno Ulvania Saransi
NIM : 1204205017
Jurusan : Teknik Arsitektur (Reguler)
Judul Seminar Tugas Akhir : Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar
Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Denpasar, April 2016
i
ABSTRACT
The increasement of the tourism activities in Bali and also the currently being held AEC opens up the professional carrier opportunities for the Balinese people especially in the foreign language fields. To create the professional manpower in the said field, a higher education that provides various foreign language as the majors is necessary, yet the current foreign language higher education in Bali only provide English and Japanese majors. The Foreign Language College in Bali which provides various foreign language educations, not only limited to English and Japanese, is designed to solve the said problem. The design process is started with a few methods of data collection such as, interview, literature review and studying a few of the similar facilities. The following process is analysing the collected data to deliver the general specifications and the particular specifications of the design. Those specifications will be developed into design programmings, such as, functional programming, performance programming, architectural programming, and site programming. And the following step is creating the design concepts.
Keywords: higher education, foreign language education, design
ABSTRAK
Meningkatnya kegiatan pariwisata di Bali serta adanya MEA membuka peluang kerja profesional bagi masyarakat Bali terutama di bidang ilmu bahasa asing. Untuk mencetak para tenaga kerja profesional dalam bidang tersebut diperlukan sebuah wadah lembaga pendidikan tinggi yang menyediakan berbagai program studi ilmu bahasa asing, sedangkan saat ini lembaga pendidikan tinggi dengan bidang ilmu bahasa asing yang ada di Bali hanya terbatas pada prodi Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diadakan perencanaan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Bali yang menyediakan berbagai program studi ilmu bahasa asing tidak hanya terbatas pada Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Proses perancangan diawali dengan berbagai metode pengumpulan data yaitu wawancara, studi literatur dan studi banding pada fasilitas sejenis. Selanjutnya dilanjutkan analisa data yang menghasilkan spesifikasi umum dan spesifikasi khusus rancangan. Berdasarkan spesifikasi-spesifikasi tersebut dihasilkan program rancangan berupa program fungsional, program performansi, program arsitektural dan program tapak. Selanjutnya proses perancangan dilanjutkan dengan dibuatnya konsep-konsep perancangan.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatnya
sehingga Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir ini dalam bentuk dan isi
yang meskipun sederhana, namun dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir dengan judul “Sekolah
Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar” ini merupakan salah satu syarat kelulusan
mata kuliah Seminar Tugas Akhir dan Studio Tugas Akhir. Pada mata kuliah
Seminar Tugas Akhir mahasiswa membuat rencana dari suatu proyek yang
kemudian akan dilanjutkan di tahap perancangan yaitu Studio Tugas Akhir.
Pada Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir ini, akan dibahas
mengenai proyek yang akan dirancang, apa saja yang melatarbelakangi dibuatnya
proyek ini, serta gambaran fasilitas yang diperlukan dalam proyek ini.
Dalam proses penyusunan Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
ini, tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yang terhormat Bapak Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., PhD, selaku
Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana,
2. Bapak Ir. Made Suarya, MT., selaku Ketua Jurusan Program Studi Arsitektur
Universitas Udayana (periode 2011-2015),
3. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT., selaku Ketua Jurusan
Program Studi Arsitektur Universitas Udayana (periode 2015-2019)
4. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator
Seminar Tugas Akhir,
5. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT., selaku Dosen Pembimbing I,
6. Bapak I Gusti Agung Bagus Suryada, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing II,
7. Bapak Ir. Nengah Keddy Setiada, MT., selaku Dosen Penguji I,
8. Ibu Ni Ketut Agusinta Dewi, ST., MT., PhD, selaku Dosen Penguji II,
9. Bapak Ir. I Nyoman Surata, MT., selaku Dosen Penguji III,
iv
11.Serta orang tua, saudara, teman-teman, dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu penyusunan
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir ini.
Sangat disadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan ini,
untuk itu diharapkan kritik dan saran agar hasil yang sempurna dapat tercapai. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf apabila terdapat
kesalahan pada Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir ini baik sengaja
maupun tidak sengaja.
Denpasar, Oktober 2015
Penyusun
Andi Rayno Ulvania Saransi
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan ... 4
1.4 Metode Penelitian ... 5
1.4.1 Tahap Persiapan ... 5
1.4.2 Tahap Pembahasan ... 6
1.4.3 Tahap Penulisan ... 6
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING 2.1 Tinjauan Mengenai Pendidikan Tinggi ... 7
2.1.1 Pengertian ... 7
2.1.2 Bentuk-Bentuk Lembaga Perguruan Tinggi ... 7
2.2 Tinjauan Mengenai Sekolah Tinggi ... 8
2.2.1 Pengertian Sekolah Tinggi ... 8
2.2.2 Fungsi Sekolah Tinggi ... 9
2.2.3 Unsur-Unsur Sekolah Tinggi ... 9
2.2.4 Jenjang Pendidikan dalam Sekolah Tinggi ... 14
2.2.5 Sistem Kredit Semester (SKS) ... 16
2.2.6 Daya Tampung Sekolah Tinggi ... 17
2.2.7 Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Tinggi ... 17
2.3 Tinjauan Mengenai Pendidikan Ilmu Bahasa Asing ... 24
vi
2.3.2 Fungsi Ilmu Bahasa ... 25
2.3.3 Pendidikan Ilmu Bahasa Asing ... 26
2.4 Tinjauan mengenai Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing ... 26
2.4.1 Pengertian ... 26
2.4.2 Tujuan ... 26
2.4.3 Fungsi ... 27
2.4.4 Program Studi ... 27
2.5 Studi Banding ... 27
2.5.1 STIBA Saraswati Denpasar ... 27
2.5.2 STBA Yapari-ABA Bandung ... 31
2.5.3 STIKOM Bali ... 33
2.5.4 Laboratorium Bahasa Universitas Udayana ... 35
2.5.5 Kesimpulan Studi Banding ... 37
2.6 Spesifikasi Umum Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing ... 39
2.6.1 Pengertian ... 39
2.6.2 Tujuan ... 39
2.6.3 Fungsi ... 39
2.6.4 Sasaran ... 39
2.6.5 Fasilitas ... 39
2.6.6 Program Studi ... 40
BAB III STUDI PENGADAAN SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING DI DENPASAR 3.1 Tinjauan Lokasi Perencanaan ... 41
3.1.1 Kondisi Fisik ... 41
3.1.2 Kondisi Non Fisik ... 45
3.1.3 Regulasi ... 48
3.2 Perguruan Tinggi di Bali ... 50
3.3 Studi Kelayakan ... 53
3.3.1 Analisa SWOT ... 53
3.3.2 Simpulan Strategi ... 55
3.4 Spesifikasi Khusus Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar .. 56
vii
3.4.2 Tujuan dan Sasaran ... 56
3.4.3 Fungsi ... 56
3.4.4 Fasilitas ... 57
3.4.5 Kegiatan ... 57
3.4.6 Pengelolaan ... 59
3.4.7 Program Studi ... 59
3.4.8 Kurikulum ... 61
3.4.9 Waktu Perkuliahan ... 63
3.4.10 Lokasi ... 63
BAB IV TEMA DAN PROGRAM SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING DI DENPASAR 4.1 Tema Rancangan ... 65
4.1.1 Pengertian Tema ... 65
4.1.2 Pendekatan Pemilihan Tema ... 66
4.1.3 Penentuan Tema ... 66
4.1.4 Penerapan Tema Rancangan ... 67
4.2 Program Fungsional ... 68
4.2.1 Identifikasi Fungsi ... 68
4.2.2 Identifikasi Pelaku Kegiatan ... 68
4.2.3 Jenis dan Alur Kegiatan ... 69
4.2.4 Jenis Ruang ... 73
4.3 Program Performansi ... 74
4.4 Program Arsitektural ... 78
4.4.1 Studi Kapasitas ... 78
4.4.2 Besaran Ruang ... 84
4.4.3 Hubungan Ruang ... 86
4.4.4 Distribusi Ruang ... 89
4.4.5 Organisasi Ruang ... 90
4.4.6 Sirkulasi Ruang ... 92
4.5 Program Tapak ... 94
4.5.1 Studi Kebutuhan Luas tapak ... 94
viii
4.5.3 Analisa Pemilihan Tapak ... 96
4.5.4 Analisa Tapak ... 99
BAB V KONSEP PERANCANGAN SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING DI DENPASAR 5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 105
5.2.1 Konsep Zoning Tapak ... 105
5.2.2 Konsep Entrance Tapak ... 107
5.2.3 Konsep Bentuk & Pola Massa ... 110
5.2.4 Konsep Sirkulasi & Parkir ... 111
5.2.5 Konsep Ruang Luar ... 113
5.2.6 Konsep Utilitas Tapak ... 114
5.2 Konsep Perancangan Bangunan ... 115
5.2.1 Konsep Zoning Bangunan ... 115
5.2.2 Konsep Sirkulasi Bangunan ... 117
5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan ... 119
5.2.4 Konsep Struktur Bangunan ... 120
5.2.5 Konsep Ruang Dalam ... 122
5.2.6 Konsep Utilitas Bangunan ... 125
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gedung STIBA Saraswati Denpasar ... 28
Gambar 2.2 Perpustakaan STIBA Saraswati ... 29
Gambar 2.3 Laboratorium Komputer STIBA Saraswati ... 30
Gambar 2.4 Laboratorium STIBA Saraswati ... 30
Gambar 2.5 STBA Yapari-ABA Bandung ... 31
Gambar 2.6 Lab. KomputerSTBA Yapari-ABA ... 32
Gambar 2.7 KegiatanSTBA Yapari-ABA di GOR Kampus ... 32
Gambar 2.8 Computer Box pada lobby STIKOM Bali ... 33
Gambar 2.9 Ruang Kelas STIKOM Bali ... 34
Gambar 2.10 Fasilitas pada Ruang Kelas STIKOM Bali ... 34
Gambar 2.11 Perpustakaan STIKOM Bali ... 34
Gambar 2.12 Seminar pada Aula STIKOM Bali ... 35
Gambar 2.13 GedungLaboratorium Bahasa Universitas Udayana ... 35
Gambar 2.14 Lab. Bahasa Universitas Udayana ... 36
Gambar 2.15 Ruang Kelas Pertama ... 36
Gambar 2.16 Ruang Kelas Kedua ... 36
Gambar 2.17 Ruang Kelas Ketiga ... 37
Gambar 3.1 Peta Pulau Bali ... 42
Gambar 3.2 Peta Kota Denpasar ... 42
Gambar 3.3 Grafik Angka Mahasiswa Perguruan Tinggi di Bali Berdasarkan Jenjang Pendidikannnya ... 52
Gambar 4.1 Diagram Pelaku Kegiatan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar ... 68
Gambar 4.2 Diagram Alur Kegiatan Sarana Perkuliahan ... 70
Gambar 4.3 Diagram Alur Kegiatan Sarana Kegiatan Kampus ... 71
Gambar 4.4 Diagram Alur Kegiatan Sarana Kegiatan Pengelola ... 72
Gambar 4.5 Diagram Alur Kegiatan Sarana Kegiatan Servis ... 73
Gambar 4.6 Diagram Hubungan Ruang Makro ... 87
x
Gambar 4.8 Diagram Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Pendukung ... 88
Gambar 4.9 Diagram Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Pengelola ... 98
Gambar 4.10 Diagram Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Servis ... 89
Gambar 4.11 Diagram Organisasi Ruang Makro ... 90
Gambar 4.12 Diagram Organisasi Ruang Mikro ... 91
Gambar 4.13 Diagram Sirkulasi Ruang Basement ... 92
Gambar 4.14 Diagram Sirkulasi Ruang Lantai 1 ... 92
Gambar 4.15 Diagram Sirkulasi Ruang Lantai 2 ... 93
Gambar 4.16 Diagram Sirkulasi Ruang Lantai 3 ... 93
Gambar 4.17 Alternatif 1 Lokasi Pemilihan Tapak ... 97
Gambar 4.18 Alternatif 2 Lokasi Pemilihan Tapak ... 97
Gambar 4.19 Alternatif 3 Lokasi Pemilihan Tapak ... 98
Gambar 4.20 Lokasi Terpilih ... 99
Gambar 4.21 Built Up Area ... 100
Gambar 4.22 Bangunan Di Sekitar Tapak ... 101
Gambar 4.23 Drainase Pada Tapak ... 101
Gambar 4.24 Vegetasi Pada Tapak ... 102
Gambar 4.25 Iklim Pada Tapak ... 103
Gambar 4.26 Kebisingan & Jaringan Jalan ... 103
Gambar 4.27 Utilitas pada Tapak ... 104
Gambar 5.1 Zoning Tapak Berdasarkan Kebisingan ... 106
Gambar 5.2 Zoning Tapak Berdasarkan Fungsi ... 106
Gambar 5.3 Konsep Zoning Tapak ... 107
Gambar 5.4 Letak Gerbang Entrance & Exit Tapak ... 108
Gambar 5.5 Desain Gerbang Entrance Tapak ... 109
Gambar 5.6 Dimensi Gerbang Entrance ... 109
Gambar 5.7 Bentuk Massa Bangunan ... 110
Gambar 5.8 Pola Massa Monolit ... 110
Gambar 5.9 Sirkulasi Dalam Tapak ... 111
Gambar 5.10 Pola Parkir 900 ... 111
Gambar 5.11 Simulasi Parkir Basement ... 112
xi
Gambar 5.13 Ruang Luar Tapak ... 114
Gambar 5.14 Fungsi Pasif Ruang Luar ... 114
Gambar 5.15 Konsep Utilitas Tapak ... 115
Gambar 5.16 Built Up Area ... 116
Gambar 5.17 Tata Letak Zoning Bangunan ... 117
Gambar 5.18 Konsep Zoning Vertikal ... 117
Gambar 5.19 Sirkulasi Radial ... 118
Gambar 5.20 Sirkulasi Linear ... 118
Gambar 5.21 Konsep Tampilan Bentuk Bangunan Persegi Panjang ... 119
Gambar 5.22 Penerapan Regional Pada Fasad Bangunan ... 120
Gambar 5.23 Pondasi Tiang Pancang ... 121
Gambar 5.24 Pondasi Menerus ... 121
Gambar 5.25 Struktur Rangka ... 121
Gambar 5.26 Dilatasi Pada Bangunan ... 122
Gambar 5.27 Konsep Upper Struktur ... 122
Gambar 5.28 Rangka Atap Baja WF ... 122
Gambar 5.29 Interior Ruang Kelas Konvensional ... 123
Gambar 5.30 Interior Ruang Kelas Diskusi ... 124
Gambar 5.31 Interior Lab. Bahasa ... 124
Gambar 5.32 Interior Kelas Menulis Hanzi/Kanji ... 124
Gambar 5.33 Diagram Alur Distribusi Listrik ... 126
Gambar 5.34 Sistem Jaringan Listrik Vertikal ... 126
Gambar 5.35 Sistem Distribusi Air Bersih ... 127
Gambar 5.36 Sistem Pembuangan Limbah Air Kotor & Air Bekas ... 128
Gambar 5.37 Sistem Pemadam Kebakaran Pada Bangunan ... 129
Gambar 5.38 Pencahayaan Alami ... 130
Gambar 5.39 Standing AC ... 131
Gambar 5.40 Dinding Dengan Mineral Wool ... 132
Gambar 5.41 Mat Resin ... 133
Gambar 5.42 Desentralisasi Speaker dalam Ruang ... 133
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Proyek Sejenis ... 37
Tabel 2.2 Kekurangan dan Kelebihan masing-masing Objek Studi ... 38
Tabel 3.1 Luas Lahan di Kota Denpasar Dirinci per Kecamatan ... 43
Tabel 3.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Denpasar 2015 ... 45
Tabel 3.3 Proyeksi Penduduk Provinsi Bali Menurut Kelompok Usia 2015 ... 46
Tabel 3.4 Jumlah Wisatawan Asing yang Datang ke Bali Menurut Negara Asal pada tahun 2014 ... 47
Tabel 3.5 Jumlah Sekolah & Siswa pada SLTA di Denpasar pada tahun 2013 ... 48
Tabel 3.6 Lembaga Perguruan Tinggi di Bali dengan Prodi Ilmu Bahasa Asing ... 51
Tabel 3.7 Jumlah Mahasiswa Ilmu Bahasa Asing Jenjang S1 Di Denpasar ... 52
Tabel 4.1 Fungsi, Civitas, Aktivitas, Alat, dan Kebutuhan Ruang Sarana Perkuliahan ... 70
Tabel 4.2 Fungsi, Civitas, Aktivitas, Alat, dan Kebutuhan Ruang Sarana Kegiatan Kampus ... 71
Tabel 4.3 Fungsi, Civitas, Aktivitas, Alat, dan Kebutuhan Ruang Sarana Kegiatan Pengelola ... 71
Tabel 4.4 Fungsi, Civitas, Aktivitas, Alat, dan Kebutuhan Ruang Sarana Kegiatan Servis ... 72
Tabel 4.5 Program Performansi Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar ... 75
Tabel 4.6 Sesi Perkuliahan ... 80
Tabel 4.7 Jumlah Staff Pengelola dan Servis ... 81
Tabel 4.8 Besaran Ruang ... 84
Tabel 4.9 Besaran Ruang Parkir ... 86
Tabel 4.10 Distribusi Ruang ... 89
Tabel 4.11 Pembobotan Kriteria Lokasi ... 95
xiii
Tabel 4.13 Pembobotan Kriteria Tapak ... 96
Tabel 4.14 Penentuan Lokasi Tapak ... 98
Tabel 5.1 Pendekatan Konsep Zoning Tapak ... 105
Tabel 5.2 Pendekatan Konsep Entrance Tapak ... 107
Tabel 5.3 Pendekatan Konsep Bentuk & Pola Massa ... 110
Tabel 5.4 Pendekatan Konsep Sirkulasi & Parkir ... 111
Tabel 5.5 Pendekatan Konsep Ruang Luar ... 113
Tabel 5.6 Pendekatan Konsep Utilitas Tapak ... 114
Tabel 5.7 Pendekatan Konsep Zoning Bangunan ... 115
Tabel 5.8 Pendekatan Konsep Sirkulasi Bangunan ... 118
Tabel 5.9 Pendekatan Konsep Tampilan Bangunan ... 119
Tabel 5.10 Pendekatan Konsep Struktur Bangunan ... 120
Tabel 5.11 Pendekatan Konsep Ruang Dalam ... 123
Tabel 5.12 Pendekatan Konsep Sistem Jaringan Listrik Bangunan ... 125
Tabel 5.13 Pendekatan Konsep Sistem Plumbing Bangunan ... 127
Tabel 5.14 Pendekatan Konsep Sistem Pemadam Kebakaran Bangunan ... 128
Tabel 5.15 Pendekatan Konsep Sistem Pencahayaan ... 130
Tabel 5.16 Pendekatan Konsep Sistem Penghawaan ... 131
Tabel 5.17 Pendekatan Konsep Sistem Akustik ... 132
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 1
Seminar Tugas Akhir
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi
suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2000:19) Setiap negara pasti
memiliki bahasa yang digunakan dan adakalanya berbeda-beda satu sama lain bahkan
di Indonesia sendiri, terdapat berbagai macam bahasa yang berasal dari berbagai daerah
di seluruh Indonesia. Karena adanya perbedaan bahasa, Bahasa Indonesia digunakan
sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan seperti yang telah diikrarkan pada
Sumpah Pemuda.
Menurut UU Nomor 24 Tahun 2009 Pasal 1 Angka 7 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan, “Bahasa asing adalah bahasa selain Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.” Sama halnya seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing digunakan sebagai bahasa komunikasi yang
mempersatukan antar umat manusia di seluruh dunia. Tidak hanya itu, masih banyak
bahasa asing yang populer digunakan di seluruh dunia. Bahasa yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia adalah yang pertama Bahasa Mandarin dengan kurang
lebih 1,2 milyar orang pengguna, yang kedua Bahasa Spanyol dengan kurang lebih 414
juta orang pengguna, dan yang ketiga Bahasa Inggris dengan kurang lebih 335 juta
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 2
Seminar Tugas Akhir
Pada era globalisasi ini, masyarakat Indonesia perlu mempelajari bahasa asing
terlebih dengan tujuan menghadapi MEA 2016 dimana masyarakat Indonesia akan
bergabung dengan warga ASEAN yang pada akhirnya akan saling menggunakan
bahasa asing sebagai alat komunikasi utama. Di Bali sendiri, penggunaan bahasa asing
sudah banyak diterapkan mengingat Bali merupakan daerah wisata yang banyak
dikunjungi oleh turis domestik maupun internasional.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali
mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Wisatawan mancanegara yang datang ke Bali berasal dari berbagai belahan dunia.
Pada tahun 2014, wisatawan mancanegara terbanyak berasal dari negara Australia yang
merupakan negara berbahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional
yang sudah umum digunakan di seluruh dunia tidak terkecuali di Bali. Negara
Australia juga merupakan negara yang jaraknya dekat dengan Indonesia dan Pulau Bali
sehingga tidak heran banyak wisatawan yang berasal dari negara tersebut.
Selain dari Australia, banyak wisatawan dari berbagai penjuru dunia dengan jumlah
yang juga tergolong besar. Menurut Data Statistik pada tahun 2014 dari BPS Provinsi
Bali, dari wilayah ASEAN, diurut dari jumlah terbanyak, adalah dari negara Malaysia,
Singapura, Philipina, dan Thailand. Dari wilayah Asia, urutan wisatawan terbanyak
adalah dari Negara Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Dari wilayah Eropa, urutan
wisatawan terbanyak adalah dari Perancis, Inggris, Jerman, Belanda, Rusia, Italia,
Swedia, Swiss, dan Spanyol. Dari wilayah Amerika Utara, urutan wisatawan terbanyak
adalah dari Amerika Serikat dan Kanada.
Dari data-data yang telah dijabarkan tersebut, dapat diketahui, Bali didominasi oleh
wisatawan yang berasal dari negara Australia dan Tiongkok. Kedua tersebut
merupakan negara yang memiliki bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, yaitu
Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin sehingga kedua bahasa ini patut dipelajari
sebagai bahasa asing di Bali. Karena dengan mempelajari bahasa-bahasa asing tersebut,
tentunya akan mendukung aktivitas pariwisata di Bali terutama dalam hal komunikasi
dengan para wisatawan.
Tidak hanya mendukung aktivitas pariwisata, mempelajari bahasa asing juga dapat
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 3
Seminar Tugas Akhir
SDM yang kompeten. Peluang kerja yang didapatkan bagi para lulusan mahasiswa
ilmu bahasa asing meliputi penerjemah, pengajar, dan jurnalistik.
Selain Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin, bahasa-bahasa asing lain yang juga
patut dipelajari. Bahasa Perancis dan Bahasa Jerman yang merupakan bahasa dari 2
negara Eropa non-Bahasa Inggris terbanyak yang datang ke Bali.
Untuk bahasa-bahasa Asia, beberapa bahasa yang patut dipelajari adalah Bahasa
Jepang dan Bahasa Korea. Kedua bahasa tersebut patut dipelajari karena selain angka
wisatawan dari negara pengguna bahasa-bahasa tersebut tergolong tinggi, kedua bahasa
tersebut juga telah memiliki peminatnya masing-masing.
Bahasa Jepang memiliki peminat yang tinggi karena berbagai kebudayaan Jepang
seperti musik, fashion, anime (kartun Jepang), manga (komik Jepang) telah masuk ke Indonesia dan bahkan menjadi hobi bagi berbagai kalangan masyarakat sehingga
masyarakat menjadi tertarik untuk mempelajari Bahasa Jepang. Dari populasi
pembelajar Bahasa Jepang di seluruh dunia, Indonesia menduduki urutan keenam.
Bahkan di ASEAN Indonesia menduduki urutan pertama yang meminati Bahasa
Jepang. (Danasasmita, 2009: 2). Sedangkan Bahasa Korea mulai diminati sejak adanya
Hallyu/Korean Wave, fenomena kepopuleran film-film dan drama Korea di dunia (Kaunang, 2010: 28), termasuk di Indonesia, tidak terkecuali di Bali.
Seperti yang telah dijabarkan, menguasai bahasa asing merupakan salah satu hal
penting bagi masyarakat. Meski penggunaan bahasa-bahasa asing di Bali diperlukan,
tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat yang belum menguasai dan
masih kesulitan dalam berbicara bahasa asing. Tidak hanya sekedar dapat mengerti dan
berbicara bahasa asing, namun juga menguasai ilmu bahasa asing secara profesional
dan kompeten sehingga menjadi sumber daya manusia yang unggul dan dapat
mengimplementasikan keahlian dalam bidang bahasa asing sehingga dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat pengguna. Untuk itu, masyarakat memerlukan sebuah wadah
pendidikan formal yang menyediakan ilmu bahasa sebagai program studi di dalamnya.
Di Bali sendiri, terdapat lembaga-lembaga pendidikan formal ilmu bahasa asing.
Salah satunya Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing, contohnya adalah STIBA Saraswati
Denpasar. STIBA Saraswati ini merupakan perguruan tinggi dengan 2 Program Studi
Strata 1, yaitu Sastra Inggris dan Sastra Jepang. Jumlah mahasiswa yang meminati
jurusan bahasa di sekolah ini meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2015 ini, jumlah
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 4
Seminar Tugas Akhir
Saraswati merupakan gedung common-use yang digunakan bersama dengan SLUB Saraswati.
Selain STIBA Saraswati, masyarakat wilayah Bali juga dapat menuntut ilmu
bahasa di Fakultas Sastra Universitas Udayana yang juga menyediakan jurusan bahasa
asing antara lain Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang.
Walaupun telah ada beberapa perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan
bahasa asing, kebanyakan perguruan tinggi hanya menyediakan sedikit pilihan bahasa
asing. Selain itu, baik fasilitas-fasilitas maupun jenis-jenis program studi pada
perguruan-perguruan tinggi tersebut masih dirasa kurang cukup untuk mewadahi
masyarakat dalam mempelajari ilmu bahasa asing secara mendalam.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan sebuah wadah Sekolah Tinggi Ilmu
Bahasa Asing di Denpasar yang merupakan sebuah perguruan tinggi dimana
masyarakat dapat menempuh pendidikan tinggi ilmu berbagai bahasa asing dengan
fasilitas-fasilitas yang memadai. Jenjang program studi yang akan dipilih yaitu program
S1. Jenjang ini dipilih dengan alasan masyarakat cenderung memilih pendidikan tinggi
S1 agar dapat meraih gelar sehingga cepat diterima di pasar kerja dan tetap kompeten
dalam bidang ilmu bahasa asing.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diungkapkan permasalahan
dalam perancangan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar yang dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa itu Sekolah Tinggi dan apa saja manfaat dari Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa
Asing?
2. Seperti apa fasilitas yang diperlukan untuk mewadahi kegiatan dalam Sekolah
Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar?
3. Bagaimana tema & program perancangan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing
di Denpasar ini?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan tujuan yang ingin dicapai
dalam perencanaan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar ini adalah:
1. Untuk memberi batasan rancangan agar sesuai dengan karakteristik, fungsi,
lingkungan, budaya serta perda dalam perancangan gedung Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 5
Seminar Tugas Akhir
2. Untuk memahami fasilitas apa saja yang diperlukan untuk mewadahi kegiatan
dalam mempelajari ilmu bahasa asing pada
3. Untuk mengetahui seperti apa tema yang diterapkan pada Sekolah Tinggi Ilmu
Bahasa Asing di Denpasar dan bagaimana cara menerapkannya pada bangunan.
4. Untuk menganalisa potensi tapak dan kebutuhan fungsi bangunan sehingga
didapat data yang akan diproses menjadi konsep perancangan Sekolah Tinggi
Ilmu Bahasa Asing di Denpasar.
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan seminar Sekolah
Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar ini dilakukan dalam langkah-langkah sebagai
berikut.
1.4.1 Tahap Persiapan
a) Tahap Pengumpulan Data
Dari sumber data, data yang didapat dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Merupakan data yang didapat langsung dari objek studi banding, antara lain:
a. Wawancara
Wawancara langsung dari narasumber pada lembaga pendidikan ilmu bahasa
asing dan narasumber dari objek studi fasilitas sejenis. Wawancara dilakukan
dengan beberapa staff antara lain: Humas STIBA Saraswati
Pengelola Lab. Bahasa Universitas Udayana
b. Observasi
Adalah meninjau objek yang memiliki kemiripan dengan objek rancangan
laporan ini untuk mendapatkan gambaran seperti apa rancangan bangunan yang
akan dibuat.
Adapun objek yang menjadi tinjauan objek sejenis dalam laporan ini adalah: STIBA Saraswati, Denpasar
STBA Yapari-ABA, Bandung STIKOM Bali, Renon
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 6
Seminar Tugas Akhir
2. Data Sekunder
Merupakan data yang didapat secara tidak langsung yang memiliki hubungan
dengan
a. Studi Literatur
Data yang didapat dari referensi literatur berupa buku, jurnal, tesis, serta bacaan dari
internet yang berhubungan dengan bangunan yang akan dirancang beserta tempat
dimana bidang ini dapat dipelajari dan seperti apa fasilitas-fasilitas yang digunakan
guna mendapat pemahaman untuk menyusun landasan teori mengenai sekolah
tinggi ilmu bahasa asing.
b. Studi Instansional
Yaitu mencari data yang diperlukan untuk menunjang teori maupun rancangan yang
dapat diperoleh dari instansi pemerintah. Data tersebut berupa statistik mengenai
wisatawan yang datang dari BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Bali,
Undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah mengenai pendidikan dan sekolah
tinggi, dan lain sebagainya.
1.4.2 Tahap Pembahasan
Pada tahap ini, dilakukan teknik analisis, yaitu dengan menguraikan
permasalahan yang timbul dengan mencari sebab akibat dari permasalahan dan
mencari pemecahannya berdasarkan teori dan pedoman kemudian disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Metode pembahasan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kualitatif
Yaitu menganalisa data mengenai pengertian, fungsi, tujuan, kegiatan dan fasilitas
pada sekolah tinggi ilmu bahasa asing. Analisis ini juga dilakukan terhadap lingkup
kegiatan pelayanan dan pengelolaan.
2. Analisis Kuantitatif
Yaitu menganalisa data mengenai kebutuhan ruang menyangkut dimensi dan luasan
ruang pada sekolah tinggi ilmu bahasa asing. Analisis ini didasari oleh data-data
standar yang berlaku serta perbandingan dari objek sejenis.
1.4.3 Tahap Penulisan
Penulisan dilakukan secara bertahap dan sistematis sesuai tahapan pelaksanaan
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 7 Seminar Tugas Akhir
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP
SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING
Dalam bab ini, akan dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan sekolah
tinggi ilmu bahasa asing dimuali dari definisi, fasilitas yang diperlukan, studi banding,
dan hal lain terkait pendidikan ilmu bahasa asing.
2.1 Tinjauan Mengenai Pendidikan Tinggi
2.1.1 Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister,
program doktor, dan program profesi, serta programspesialis, yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.
2.1.2 Bentuk-Bentuk Lembaga Perguruan Tinggi
Bentuk-bentuk lembaga perguruan tinggi menurut Undang-Undang Republik
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 8 Seminar Tugas Akhir
1.Universitas
Universitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai
rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat,
universitas dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
2. Institut
Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah
rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi
syarat, institut dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
3.Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam
satu rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika
memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
4.Politeknik
Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika
memenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
5.Akademi
Akademi adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi
dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi
tertentu.
6.Akademi Komunitas
Akademi Komunitas adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu
atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu yang
berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus
2.2 Tinjauan Mengenai Sekolah Tinggi
2.2.1 Pengertian Sekolah Tinggi
Dari penjabaran mengenai jenis-jenis lembaga perguruan tinggi yang telah
dibahas sebelumnya, Sekolah Tinggi memiliki pengertian yaitu sebuah lembaga
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 9 Seminar Tugas Akhir
S1 sampai S3) dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi (pendidikan jenjang D
I- D IV) dalam satu rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika
memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
2.2.2 Fungsi Sekolah Tinggi
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 4,
Sekolah Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi berfungsi sebagai:
a. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
b. Mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil,
berdaya saing, dankooperatif melalui pelaksanaan tridharma.
c. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora.
2.2.3 Unsur-Unsur Sekolah Tinggi
Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 pasal 61, unsur-unsur penyelenggara
Perguruan Tinggi merupakan unit kerja Perguruan Tinggi yang secara bersama
melaksanakan kegiatan Tridharma dan fungsi manajemen sumber daya.
Organisasi penyelenggara Perguruan Tinggi paling sedikit terdiri atas unsur
sebagai berikut:
a. Penyusun kebijakan
b. Pelaksana akademik
c. Pengawas dan penjaminan mutu
d. Penunjang akademik atau sumber belajar
e. Pelaksana administrasi atau tata usaha.
Mengenai Organisasi penyelenggara Perguruan Tinggi diatur dalam Statuta
Perguruan Tinggi yang ada pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) no. 139 Tahun 2014 tentang Pedoman Statuta dan Organisasi
Perguruan Tinggi, dimana dari peraturan tersebut, organisasi perguruan tinggi paling
sedikit terdiri atas:
a) Senat Sekolah Tinggi sebagai unsur penyusun kebijakan yang menjalankan
fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik
b) Pemimpin Sekolah Tinggi sebagai unsur pelaksana akademik yang
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 10 Seminar Tugas Akhir
perguruan tinggi untuk dan atas nama Menteri yang terdiri atas Ketua untuk
pemimpin Sekolah Tinggi.
c) Satuan Pengawas Internal yang dibentuk oleh pemimpin perguruan tinggi
yang menjalankan fungsi pengawasan non-akademik untuk dan atas nama
pemimpin perguruan tinggi.
d) Dewan Penyantun atau nama lain yang menjalankan fungsi pertimbangan
non-akademik.
Mengenai susunan organisasi dalam Sekolah Tinggi adalah sebagai berikut:
1. Senat Sekolah Tinggi
Senat sekolah tinggi memiliki anggota yang berasal dari wakil dosen yang
mewakili bidang ilmu dan teknologi atau kelompok bidang ilmu dan teknologi
yang dikembangkan di perguruan tinggi, sebagaimana diatur dalam statuta
perguruan tinggi.
2. Pemimpin Sekolah Tinggi
Pemimpin perguruan tinggi terdiri atas Ketua untuk pemimpin sekolah tinggi.
Ketua dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) orang pembantu ketua yaitu:
a. Pembantu ketua bidang akademik
b. Pembantu ketua bidang non-akademik.
Pembagian fungsi Pembantu Ketua diatur dalam organisasi dan tata kerja Sekolah
Tinggi yang bersangkutan. Pembantu Ketua pada Sekolah Tinggi paling banyak
berjumlah 4 (empat) Pembantu Ketua.
Unit organisasi di bawah pemimpin perguruan tinggi terdiri atas:
a. Unit pelaksana pendidikan, yaitu dalam hal ini adalah Program Studi pada
sekolah tinggi. Program Studi atau sebutan lain yang sejenis adalah
himpunan sumber daya pendukung, yang menyelenggarakan dan mengelola
pendidikan akademik, vokasi, dan/atau profesi dalam 1 (satu) atau beberapa
cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Program Studi terdiri atas:
1) Ketua
2) Sekretaris
3) Laboratorium/bengkel/studio
b. Unit Pelaksana Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Merupakan pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pada
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 11 Seminar Tugas Akhir
merupakan unit pelaksana akademik di bidang penelitian, pengabdian
kepada masyarakat. Pusat pada sekolah tinggi terdiri atas:
1) Ketua (bukan jabatan struktural tetapi jabatan fungsional yang diberi
tugas tambahan)
2) Subbagian/petugas tata usaha
3) Kelompok jabatan fungsional.
c. Unit Pelaksana Penjaminan Mutu
Unit pelaksana penjaminan mutu sekolah tinggi merupakan unit organisasi
yang bertugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan
mengembangkan sistem penjaminan mutu internal sekolah tinggi dapat
berbentuk badan/pusat penjaminan mutu. Badan/pusat penjaminan mutu
terdiri atas:
a) Ketua atau sebutan lain yang sejenis (bukan jabatan struktural tetapi
jabatan fungsional yang diberi tugas tambahan)
b) Pusat sesuai dengan kebutuhan
c) Subbagian/petugas tata usaha.
d. Unit Pelaksana Administrasi atau Ketatausahaan
Unit pelaksana administrasi atau ketatausahaan pada Sekolah Tinggi
merupakan unit organisasi yang menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan
tugas dan layanan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Sekolah Tinggi. Penyelenggaraan layanan administrasi atau ketatausahaan
pada SekolahTinggi bidang akademik dan non-akademik, meliputi:
Layanan administrasi bidang akademik:
1) Pendidikan, terdiri atas:
a) Penerimaaan mahasiswa
b) Penyelenggaraan perkuliahan
c) Penilaian hasil belajar
d) Wisuda/dies natalis/pertemuan ilmiah
e) Kegiatan kemahasiswaan (akademik dan non-akademik)
f) Alumni.
2) Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat:
a) Proposal
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 12 Seminar Tugas Akhir
c) Publikasi
d) HKI (Hak Kekayaan Intelektual)
e) Perijinan/PPM.
Layanan administrasi bidang non-akademik meliputi:
1) Organisasi dan tata laksana:
a) Evaluasi, penataan, dan pengembangan unit organisasi
b) Analisis jabatan dan beban kerja
c) SOP dan mekanisme hubungan kerja
d) Pelayanan publik.
2) Hukum dan perundang-undangan:
a) Penyusunan peraturan perundang-undangan; dan
b) Penyiapan bahan pertimbangan dan pemberian bantuan hukum.
3) Ketatausahaan dan kerumahtanggaan:
a) Layanan tata usaha pimpinan
b) Persuratan
c) Kearsipan
d) Keprotokolan
e) Pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana
f) Layanan perkantoran lainnya.
4) Perencanaan:
a) Penyusunan rencana dan program jangka panjang, jangka
menengah, dan renstra;
b) Penyusunan rkt;
c) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program;dan
d) Penyusunan laporan pelaksanaan program.
5) Keuangan:
a) Pecairan anggaran
b) Penerimaan, pembelanjaan, dan pengelolaan anggaran
c) Akuntansi dan pelaporan keuangan.
6) Ketenagaan:
a) Penerimaan/pengangkatan sumber daya manusia
b) Penugasan, pembinaan, dan pengembangan sumber daya manusia
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 13 Seminar Tugas Akhir
d) Penghargaan dan kesejahteraan
e) Pemberhentian sumber daya manusia.
7) Sarana dan prasarana:
a) Pengadaan sarana dan prasarana
b) Pemanfaatan sarana dan prasarana
c) Pemeliharaan sarana dan prasarana
d) Inventarisasi dan penghapusan sarana dan prasarana
e) Pelaporan sarana dan prasarana.
8) Kemahasiswaan dan alumni:
a) Kegiatan kemahasiswaan intrakurikuler dan ekstrakurikuler
b) Organisasi kemahasiswaan
c) Pembinaan bakat dan minat mahasiswa.
9) Kerja sama:
a) Dokumen kerja sama
b) Evaluasi
c) Fasilitasi kegiatan kerja sama
d) Layanan internasional.
10)Hubungan masyarakat:
a) Penyusunan bahan dan layanan informasi
b) Publikasi
c) Promosi
d) Peliputan kegiatan pimpinan
e) Dokumentasi kegiatan
f) Penanganan pengaduan masyarakat
g) Monitoring berita media masa.
11)Pelayanan teknis serta administrasi lainnya.
Unit pelaksana administrasi atau ketatausahaan dalam Sekolah tinggi
berbentuk bagian. Unit pelaksana administrasi yang berbentuk
bagian pada Sekolah Tinggi paling banyak terdiri atas 4 (empat)
bagian, masing-masing bagian paling banyak terdiri atas 3 (tiga)
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 14 Seminar Tugas Akhir
e. Unit Pengembangan dan Pelaksana Tugas Strategis
Unit pengembangan dan pelaksana tugas strategis pada Sekolah Tinggi
merupakan unit organisasi yang menyelenggarakan fungsi
pengembangan dan pelaksanaan tugas-tugas strategis sesuai dengan
kebutuhan.
Unit pengembangan dan pelaksana tugas strategis dapat berbentuk
badan/pusat. Badan/pusat dapat terdiri atas:
1) Ketua atau sebutan lain yang sejenis yang bukan merupakan
jabatan struktural tetapi jabatan fungsional yang diberi tugas
tambahan
2) Pusat sesuai dengan kebutuhan; dan/atau
3) Subbagian/kelompok jabatan fungsional.
f. Unit Penunjang Akademik atau Sumber Belajar
Unit penunjang akademik atau sumber belajar pada Sekolah Tinggi
merupakan unit kerja yang mendukung pelaksanaan pendidikan,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan tata kelola yang tidak
dilaksanakan oleh unit Sekolah Tinggi. Unit penunjang akademik atau
sumber belajar pada Sekolah Tinggi dibentuk sesuai kebutuhan.
Unit penunjang akademik atau sumber belajar terdiri atas:
1) Kepala
2) Subbagian/kelompok jabatan fungsional.
3. Satuan Pengawas Internal
4. Dewan penyantun atau nama lain
2.2.4 Jenjang Pendidikan dalam Sekolah Tinggi
Dalam sekolah tinggi, jenjang pendidikan yang dapat diadakan adalah
jenjang D I – D IV (program diploma/pendidikan vokasi) dan jika memenuhi
syarat dapat mengadakan jenjang S1-S3 (pendidikan akademik). Berikut adalah
pengertian dari jenjang pendidikan akademi dan pendidikan vokasi tersebut
menurut UU Republik Indonesia no. 12 tahun 2012 pasal 18-21:
a. Program Sarjana (S1) merupakan pendidikan akademik yang
diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga
mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 15 Seminar Tugas Akhir
dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau
menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi
profesional. Program sarjana wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi
akademik minimum lulusan program magister atau sederajat. Lulusan
program sarjana berhak menggunakan gelar sarjana.
b. Program Magister (S2)
Program magister merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan
bagi lulusan program sarjana atau sederajat sehingga mampu
mengamalkan dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi
melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Program magister
mengembangkan Mahasiswa menjadi intelektual, ilmuwan yang berbudaya,
mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja serta
mengembangkan diri menjadi profesional. Program magister wajib
memiliki Dosen yang berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau
yang sederajat. Lulusan program magister berhak menggunakan gelar
magister.
c. Program Doktor (S3)
Program doktor merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi
lulusan program magister atau sederajat sehingga mampu menemukan,
menciptakan, dan/atau memberikan kontribusi kepada pengembangan,
serta pengamalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran dan
penelitian ilmiah. Program doktor mengembangkan dan memantapkan
Mahasiswa untuk menjadi lebih bijaksana dengan meningkatkan
kemampuan dan kemandirian sebagai filosof dan/atau intelektual, ilmuwan
yang berbudaya dan menghasilkan dan/atau mengembangkan teori melalui
Penelitian yang komprehensif dan akurat untuk memajukan peradaban
manusia. Program doktor wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi
akademik lulusan program doktor atau yang sederajat. Lulusan program
doktor berhak menggunakan gelar doktor.
d. Program Diploma I-Diploma IV (D I-D IV)
Program diploma merupakan pendidikan vokasi yang diperuntukkan bagi
lulusan pendidikan menengah atau sederajat untuk mengembangkan
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 16 Seminar Tugas Akhir
Teknologi. Program diploma menyiapkan Mahasiswa menjadi praktisi
yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang
keahliannya. Program diploma terdiri atas program:
a. Diploma Satu
b. Diploma Dua
c. Diploma Tiga
d. Diploma Empat atau Sarjana Terapan.
Program diploma sebagaimana wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi
akademik minimum lulusan program magister atau sederajat. Pada
program Diploma Satu dan Program Diploma Dua dapat
menggunakan instruktur yang berkualifikasi akademik minimum lulusan
Diploma Tiga atau sederajat yang memiliki pengalaman.
2.2.5 Sistem Kredit Semester (SKS)
Waktu perkuliahan diterapkan dengan SKS (Sistem Kredit Semester)
sesuai dengan ketentuan sistem pendidikan nasional. Bobot SKS pada tiap mata
kuliah tidak selalu sama. Satu SKS sama dengan 3 jam kerja mahasiswa per
minggu dalam satu semester. Untuk kemahiran berbahasa, 1 SKS sama dengan 5
jam kerja mahasiswa per minggu dalam 1 semester. Untuk kerja lapangan dan
laboratorium, 1 SKS sama dengan 80 jam kerja mahasiswa (termasuk
penyusunan laporan) dalam 1 semester.
Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 14-16 minggu
kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya. Dalam satu tahun akademik,
diselenggarakan perkuliahan semester ganjil (September—Januari tahun
berikutnya), dan semester genap (Februari—Juli). Untuk mempersingkat masa
studi dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki indeks
prestasinya menjadi lebih baik, akan diselenggarakan semester pendek/padat di
antara semester genap dan ganjil. Diantara semester ganjil dan genap tidak
diselenggarakan semester pendek. Semester pendek/padat dilaksanakan dalam
waktu 2 minggu dan terdiri dari 15—16 pertemuan, termasuk Ujian
Akhir-Semester (UAS). Pada semester pendek/padat tidak diadakan Ujian
Tengah-Semester (UTS). (STBA LIA, 2014)
Untuk Sekolah Tinggi yang menyelenggarakan program diploma dan
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 17 Seminar Tugas Akhir
2.2.6 Daya Tampung Sekolah Tinggi
Berdasarkan Surat Dirjen Dikti No. 2920/DT/2007 Perihal Penetapan Daya
Tampung Mahasiwa, kapasitas perguruan tinggi dapat dihitung dengan standar
aspek pelayanan sebagai berikut:
1. Rasio Dosen tetap terhadap mahasiswa 1 : 25
2. Ruang Kuliah : 2 m2/mahasiswa
3. Ruang Laboratorium : 2 m2/mahasiswa
4. Ruang Kerja dosen : 4 m2/mahasiswa
5. Ruang Komputer : 1 m2/mahasiswa
6. Akses Internet : 1 kbps/mahasiswa
2.2.7 Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Tinggi
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Pasal 31, standar prasarana pembelajaran sebagaimana paling sedikit terdiri atas:
a. Lahan
b. Ruang kelas
c. Perpustakaan
d. Laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi
e. Tempat berolahraga
f. Ruang untuk berkesenian
g. Ruang unit kegiatan mahasiswa
h. Ruang pimpinan perguruan tinggi
i. Ruang dosen
j. Ruang tata usaha
k. Fasilitas umum, antara lain: jalan, air, listrik, jaringan komunikasi suara dan
data.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 31
sampai 35, standar sarana untuk perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
(1) Lahan harus berada dalam lingkungan yang secara ekologis nyaman dan
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 18 Seminar Tugas Akhir
(2) Lahan pada saat perguruan tinggi didirikan wajib dimiliki oleh
penyelenggara perguruan tinggi.
(3) Bangunan perguruan tinggi harus memenuhi persyaratan keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi
listrik yang berdaya memadai dan instalasi, baik limbah domestik maupun
limbah khusus, apabila diperlukan.
(4) Standar sarana pembelajaran paling sedikit terdiri atas:
a. Perabot
b. Peralatan pendidikan
c. Media pendidikan
d. Buku, buku elektronik, dan repositori
e. Sarana teknologi informasi dan komunikasi
f. Instrumentasi eksperimen
g. Sarana olahraga
h. Sarana berkesenian
i. Sarana fasilitas umum
j. Bahan habis pakai
k. Sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
(5) Jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana ditetapkan berdasarkan rasio
penggunaan sarana sesuai dengan karakteristik metode dan bentuk
pembelajaran, serta harus menjamin terselenggaranya proses pembelajaran
dan pelayanan administrasi akademik.
(6) Perguruan tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana yang dapat
diakses oleh mahasiswa yang berkebutuhan khusus, antara lain pelabelan
dengan tulisan Braille dan informasi dalam bentuk suara, lerengan (ramp) untuk pengguna kursi roda, jalur pemandu (guiding block) di jalan atau koridor di lingkungan kampus, peta/denah kampus atau gedung dalam
bentuk peta/denah timbul, dan toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi
roda.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), syarat-syarat
yang menjadi standar sarana dan prasarana Sekolah Tinggi sebagai lembaga
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 19 Seminar Tugas Akhir
1.Sarana dan Prasarana Kuliah
a.Ruang kuliah adalah ruang tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran secara tatap muka. Kegiatan pembelajaran ini dapat
dalam bentuk ceramah, diskusi, seminar, tutorial, dan sejenisnya.
b.Kapasitas maksimum ruang kuliah adalah 25 orang dengan standar
luas ruang 2 m2/mahasiswa, luas minimum 20 m2.
c.Setiap kampus perguruan tinggi menyediakan minimum satu buah
ruang kuliah besar.
d.Kapasitas minimum ruang kuliah besar adalah 80 orang dengan
standar luas ruang 1,5 m2/mahasiswa.
2.Sarana dan Prasarana Perpustakaan
a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat mahasiswa dan dosen
memeroleh informasi dari berbagai media dan tempat pustakawan
mengelola perpustakaan.
b. Minimum terdapat satu ruang perpustakaan per kampus perguruan
tinggi. Perpustakaan dapat disediakan di tingkat universitas, fakultas,
dan program studi, sepanjang memenuhi standar sesuai dengan
jumlah sivitas akademika yang menggunakannya.
c. Rasio luas ruang perpustakaan adalah 0,2 m2 per mahasiswa satuan
pendidikan tersebut, dengan luas total minimum 200 m2 dan lebar
minimum 8 m.
d. Ruang perpustakaan terletak di tempat yang strategis dalam kampus
sehingga mudah dicapai dan memperhatikan pemakai berkebutuhan
khusus.
3.Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
a.Sarana TIK berfungsi sebagai penunjang kegiatan pembelajaran dan
pencarian informasi yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, serta mendukung kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan komputer.
b.Sarana TIK minimum terdiri dari:
1) 1 server internet/kampus
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 20 Seminar Tugas Akhir
3) Bandwidth 2 Kbps/mahasiswa (dihitung untuk jumlah seluruh
mahasiswa), minimum uplink/downlink: 128Kbps/256Kbps.
4) Komputer/laptop sebanyak 2% dari jumlah mahasiswa
5) Printer
6) Scanner
7) Akun email institusi
4.Sarana dan Prasarana Dosen
a. Ruang dosen berfungsi sebagai tempat dosen bekerja dan istirahat
serta menerima tamu, baik mahasiswa maupun tamu lainnya.
b. Rasio minimum luas ruang dosen adalah 4 m2 /dosen dan luas
minimum 24 m2 untuk setiap program studi.
6.Sarana dan Prasarana Bersama
a. Ruang bersama berfungsi sebagai wadah untuk berbagai kegiatan
informal mahasiswa yang mendukung kegiatan pembelajarannya.
b. Ruang bersama dapat berupa ruang diskusi, ruang duduk, ruang
berkumpul dan bentuk-bentuk ruang lainnya yang dapat menjadi wadah
terbentuknya atmosfir akademik yang baik.
c. Ruang bersama dapat menampung minimum 40% dari jumlah
mahasiswa program magister, doktor, pascasarjana dan profesi.
d. Rasio minimum luas ruang bersama adalah 2 m2/mahasiswa dan luas
minimum 40 m2 untuk setiap program studi.
7.Sarana dan Prasarana Pimpinan
a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
pengelolaan perguruantinggi, pertemuan dengan pimpinan lembaga di
bawahnya, dosen dan karyawan, dan tamu lainnya.
b. Ruang pimpinan terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi, Fakultas dan
Program Studi.
c. Luas minimum 12 m2/pimpinan dan lebar minimum 3 m.
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 21 Seminar Tugas Akhir
8.Sarana dan Prasarana Tata Usaha
a. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat bekerja pegawai tata usaha
untuk mengerjakan administrasi perguruan tinggi.
b. Ruang tata usaha terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi dan Program
Studi.
c. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m2/orang pegawai. Luas
minimum ruang tata usaha adalah 48 m2 dengan lebar minimum 6 m.
d. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman atau dari luar lingkungan
perguruan tinggi, serta dekat dengan ruang pimpinan.
9.Sarana dan Prasarana Rapat
a. Ruang rapat berfungsi sebagai tempat kegiatan pertemuan koordinasi
pimpinan baik dengan pejabat yang berada di bawahnya maupun
pihak-pihak mitra lainnya.
b. Ruang rapat terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi dan/atau Program
Studi.
c. Luas minimum ruang rapat adalah 48 m2. Lebar minimum adalah 6 m.
d. Ruang rapat mudah diakses oleh pimpinan dan tamu/mitra kerja.
10. Sarana dan Prasarana Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (PPM)
a. Ruang PPM berfungsi sebagai tempat mengadministrasi kegiatan
penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh
perguruan tinggi.
b. Ruang PPM terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi.
c. Luas minimum ruang PPM adalah 48 m2 termasuk ruang pimpinan,
ruang rapat minimum seluas 16 m2 dan ruang penyimpanan arsip. Lebar
minimum adalah 6 m.
11. Sarana dan Prasarana Penjaminan Mutu
a. Ruang penjaminan mutu berfungsi sebagai tempat pengelolaan sistem
penjaminan mutu perguruan tinggi.
b. Ruang penjaminan mutu terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi.
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 22 Seminar Tugas Akhir
12. Sarana dan Prasarana Tempat Beribadah
a. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat sivitas akademika
melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada
waktu kuliah/kerja.
b. Luas tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap sivitas akademika,
dengan luas total minimum adalah 24 m2.
13. Sarana dan Prasarana Ruang Konseling
a. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat mahasiswa mendapatkan
layanan konseling individu atau kelompok dari konselor berkaitan
dengan pengembangan pribadi, sosial, akademik, dan karir.
b. Luas ruang konseling sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika,
dengan luas total minimum 12 m2.
c. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan
menjamin privasi mahasiswa.
14. Standar Toilet
a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air kecil atau besar bagi dosen,
karyawan, dan mahasiswa.
b. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 mahasiswa, 1 unit
jamban untuk setiap 30 mahasiswi, 1 unit jamban untuk setiap 40 dosen
dan/atau karyawan laki-laki, dan 1unit jamban untuk setiap 30 dosen
dan/atau karyawan perempuan.
c. Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2.
d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah
dibersihkan.
e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
15. Standar Gudang
a. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran
dan peralatan lembaga yang tidak/belum dimanfaatkan serta arsip
lembaga.
b. Luas gudang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dengan luas total
minimum 24 m2.
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 23 Seminar Tugas Akhir
16. Standar Kantin
a. Kantin berfungsi sebagai tempat menjual makanan dan minuman bagi
sivitas akademika pada saat hari kerja/kuliah.
b. Luas kantin sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dengan luas total
minimum 20 m2.
c. Kantin dilengkapi dengan konter makanan/minuman, tempat duduk
untuk makan danminum, air bersih untuk mencuci tangan dan mencuci
alat makan dan minum, serta tempat sampah yang memadai.
17. Standar Luas Tempat Parkir
a. Tempat parkir berfungsi untuk menyimpan sementara kendaraan roda
dua dan kendaraan roda empat milik dosen, karyawan, dan mahasiswa
selama jam dan hari kerja.
b. Tempat parkir dibuat dengan mengikuti standar yang ditetapkan dengan
peraturan daerah atau peraturan nasional. Bila standar dimaksud belum
tersedia, maka standar minimum yang digunakan adalah sebagai berikut.
1) Minimum terdapat 1 tempat parkir kendaraan roda dua untuk 10
mahasiswa dan 1 tempat parkir kendaraan roda dua untuk 2
karyawan atau dosen.
2) Minimum terdapat 1 tempat parkir kendaraan roda empat untuk
40 mahasiswa dan1 tempat parkir kendaraan roda empat untuk 10
karyawan atau dosen.
3) Ukuran minimum tempat parkir kendaraan roda dua adalah 1,5 m
x 1 m, dengan luas lahan minimum 3 m2 per satuan ruang parkir
(SRP) termasuk sirkulasi.
4) Ukuran minimum tempat parkir kendaraan roda empat adalah 5 m
x 2,5 m, dengan luas lahan minimum 25 m2 per satuan ruang
parkir (SRP) termasuk sirkulasi.
Tempat parkir dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas sesuai dengan
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 24 Seminar Tugas Akhir
2.3 Tinjauan Mengenai Ilmu Bahasa Asing
2.3.1 Ilmu Bahasa
Ilmu bahasa atau linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Objek
pengamatannya adalah bahasa, khususnya struktur bahasa. Linguistik mencoba
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang menyangkut masalah dasar dalam
bahasa, seperti hakekat bahasa, cara bekerja bahasa, perbedaan antara bahasa manusia dengan ―bahasa‖ binatang, dan perubahan atau perkembangan bahasa. (Zainuddin, 1985:11)
Linguistik merupakan ilmu yang berkaitan dengan bahasa atau dapat
disebut sebagai induk ilmu bahasa, seperti fonologi (bunyi bahasa), morfologi
(bentuk kata), sintaksis (kalimat), dan semantik (makna kata). (Suhardi, 2013:13)
Secara umum terdapat tiga hal yang tercakup dalam linguistik:
1.Linguistik Deskriptif
Linguistik deskriptif adalah studi bahasa untuk memberikan
deskripsi (gambaran) berkaitan dengan proses kerja dan penggunaan
bahasa oleh penuturnya pada kurun waktu tertentu (deskripsi sinkronik).
Studi bahasa sinkronik ini tidak terbatas pada bahasa yang masih hidup,
tetapi juga bisa pada bahasa yang sudah mati asalkan memiliki dokumen
yang tertulis lengkap. (Suhardi, 2013:15)
Menurut Gleason, studi deskriptif sinkronik dapat dibagi atas dua
jenis, yaitu:
a. Studi Fonologi
Fonologi adalah ilmu bahasa yang mengkaji tentang bunyi-bunyi
bahasa. (Suhardi, 2014:15)
b. Studi Grammar/Gramatika
Grammar berasal dari bahasa Inggris yang berarti aturan atau
kaidah berbahasa. Dalam studi bahasa Indonesia, kata grammar indentik dengan kata tata bahasa. Contoh tata bahasa baku bahasa
Indonesia. Gramatika merupakan alat penting berbahasa yang baik.
(Suhardi, 2014:16)
Terdapat beberapa istilah grammar, antara lain sebagai berikut: (a) Pedagogical grammar, gramatika yang disusun untuk maksud
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 25 Seminar Tugas Akhir
(b) Scientific grammar, gramatika yang berfungsi untuk menyelidiki bahasa secara umum atau satu bahasa tertentu
saja.
(c) Synchrnic grammar, gramatika yang menjelaskan bahasa pada masa tertentu.
(d) Comparative grammar, gramatika yang membandingkan dua bahasa atau lebih.
(e) Formal grammar, gramatika yang kajiannya dilandaskan sepenuhnya pada bentuk-bentuk pemakaian bahasa yang
teramati. (Suhardi, 2014:17)
2.Linguistik Historis (Linguistik Diakronik)
Linguistik historis (diacronics linguistic) adalah salah satu cabang
linguistik yang membicarakan tentang perkembangan sejarah bahasa
tertentu. Mulai dari masa silam hingga kini. Perkembangan sejarah bahasa
minimal atas 2 tahapan, misalnya dari zaman Orde Lama hingga Orde
Baru atau sekarang. Perubahan yang terjadi mencakup apa saja, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Perubahan tersebut mencakup internal history
dan external history. Internal history mencakup perubahan bunyi, struktur kalimat, kosakata, dan sebagainya. Sementara external history mencakup hal-hal yang berkaitan dengan nonlinguistik seperti faktor politik, sosial
budaya, geografis, dan sebagainya. (Suhardi, 2014:17)
3.Linguistik Komparatif
Linguistik Komparatif menurut Alwasilah (1993:95) adalah kajian
atau studi bahasa yang meliputi perbandingan bahasa-bahasa serumpun
atau perkembangan sejaraj satu bahasa. Alwasilah menjelaskan lebih
lanjut bahwa studi komparatif bahasa tidak selalu diakronik, tetapi bisa saja
sinkronik, seperti studi antara dua dialek (dialektologi) atau studi antara
dua bahasa yang berbeda (linguistik kontrasif). (Suhardi, 2014:17)
2.3.2 Fungsi Ilmu Bahasa
Richards, Platt, dan Weber (1985) menguraikan bahwa bahasa sering
dikatakan mempunyai tiga fungsi utama yaitu fungsi deskriptif, fungsi ekspresif,
dan fungsi sosial. Fungsi deskriptif bahasa adalah untuk menyampaikan