• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Ergonomi

Ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam suatu sistem kerja, Setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan hendaknya selalu berpegangan pada prinsip ergonomis karena bila tidak memakai sistem tersebut dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dalam melakukan pekerjaan, timbulnya biaya tinggi , adanya peningkatan kecelakan dan penyakit akibat kerja, serta turunnya performansi yang berakibat turunnya produktivitas kerja.

Kata ergonomi berasal bahasa yunani yang terdiri dari kata Ergos yang berarti kerja kata Nomos yang berarti hukum alam. Dengan demikian Ergonomi dapat dimaksudkan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, egineering, manajemen dan disain (Nurmianto 1996)

2.2 Aspek-Aspek Ergonomi Dalam Perancangan Alat kerja

Dalam suatu stasiun kerja problematika utama adalah pengaturan komponen komponen yang terlibat dalam kegiatan produksi yaitu menyangkut material mesin/peralatan kerja, perkakas-perkakas, fasilitas penunjang, lingkungan fisik kerja dan operator (manusia pelaksana kerja). Sistem produksi cenderung dirancang untuk lebih akomodatif terhadap mesin atau material dibandingkan untuk lebih menjamin manusia agar bisa lebih meningkatkan lagi kontribusinya sebagai penentu produktivitas.

Dengan pendekatan ergonomis diharapkan sistem produksi bisa produktivitas. Dengan pendekatan ergonomis diharapkan sistem produksi bisa keserasian hubungan antara pekerja dengan sistem kerja yang dikendalikan. Dalam

(2)

perancangan stasiun kerja, aspek yang harus diperhatikan antara lain. (Wingjosoebroto,Sritomo,1995,hal 55).

Menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan menekankan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan dengan tujuan pokok adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kebutuhan akan data yang menyangkut dimensi tubuh manusia (data antropometri) yang akan menunjang didalam proses perancangan produk dengan tujuan untuk mencari keserasian hubungan antara produk dengan

2.3 Antropometri

2.3.1 Pengertian antropometri

Antropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1990) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungandengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean ( rata-rata ) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal (standarr deviasi). Sedangkan percentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa dimensinpercentase tertentu dari kelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut . Misalnya :95 % populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 percentil: 5 % dari populasi berada sama dengan ataulebih rendah dari 5 percentil.

2.3.2 Penggunaan Data Antropometri

Sebelum membahas lebih jauh penggunaan data ini maka ada baiknya kita bahas istilah **The Fallacy of the Avarage Man or Avarage Women**

(3)

perancangan suatu tempat kerja ataupun produk kija berdasar pada dimensi adalah merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja, seperti misalnya jangkaun kedepan (Forwad reach), maka penggunaan rata-rata (50 persentil) dalam penyesuaian pemasangan suatu alat kontrol akan menghasilkan bahwa 50 % populasi tidak akan mampu menjangkaunya. Selain dari itu, jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi badan maka,maka belum tentu, bahwa dia berada pada rata-rata populasi untuk dimensi lainnya.

2.3.3 Data antropometri

Data antropometri yang menyajikan data ukuran yang berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu yang sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuei dengan ukuran tubuh manusia yang mengoperasikanya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil di dalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terdahulu seperti diuraikan sebagai berikut:

1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Disini perancangan produk dibuat agar dapat memenuhi dua sasaran produk,Yaitu:

1) Bisa sesuai ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim 2) Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang

lain(Mayoritas dari populasi yang ada)

3) Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang tertentu

Di sini rancangan bisa diubah-ubah ukuranya sehingga cukup fleksibel dioperasikan setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh

(4)

contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju mundur dan sudut sandarnya bisa di ubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitanya untukmendapatkan rancangan yang fleksibel semaam ini, maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalh dalam rentang 5-95 persentil.

2. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata

Dalam hal ini produk dilema odasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia, problema pokok yang di hadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berada dalam ukuran rata-rata. Disini produk dirancang dan dibuat untuk mereka yang ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan sendiri.

Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ad beberapa saran yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, daIam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural atau function body dimention. 2. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan,

dan menjadi target utama pemakai produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai market segmentation, seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan rumah tangga untuk wanita, dan lain-lain.

3. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individu yang ekstrim, tentang ukuran yang fleksibel ataukah ukuran rata-rata.

(5)

4. Pilih presentase populasi yang diikuti, 90, 95, 99, ataukah nilai persentil lain yang dikehendaki.

5. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasiakan selanjutnya ditetapkan nilai ukurannya.

2.4 Pengembangan Produk

Pengembangan produk (product development) pada dasarnya adalah upaya perusahaan untuk senantiasa menciptakan produk baru, memperbaiki produk lama atau memodifikasi produk lama agar selalu dapat memenuhi tuntutan pasar dan selera pelanggan. Pengembangan produk dapat dikatakan sebagai aktivitas kseatif dan mempakan lompatan imajinatif dari fakta yang ada sekarang menuju kemungkinan masa depan.

Kegiatan merancang dan mengembangkan produk, baik yang berupa jasa maupun barang, tidak terlepas dari konsep pemasaran yang bertujuan memenuhi kebutuhan yang memuaskan pelanggan. Kepuasan pelanggan bisa di penuhi dengan mengidentifikasi perilaku konsumen terhadap produk.(Hakim arman.,1 995)

Dalam konteks persaingan amar produsen, kita bisa mengidentifikasi faktor-faktor yang melatarbelakangi timbulnya kegiatan perancangan dan pengembangan produk. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

2.4.1 Faktor Eksternal

Yang termasuk faktor eksternal antara lain:

1. Munculnya produk-produk sejenis dengan berbagai kelebihannya. 2. Munculnya produk baru yang dapat menggantikan produk lama.

3. Pergeseran keinginan konsumen dan kebosanan terhadap produk lama. 4. Siklus hidup produk cenderung memendek pada masa modem ini.

(6)

2.4.2 Faktor Internal

Faktor internal yang merupakan keinginan manajemen untuk: 1. Memperbaiki kinerja produk.

2. Mempertahankan segmen dan pangsa pasar baru. 3. Melakukan diversifikasi produk.

4. Memanfaatkan sumber daya manusia yang terus meningkat. 5. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

2.5 Tahap-Tahap Pokok Dalam Siklus Hidup Produk

Kebanyakan pembahasan mengenai siklus hidup produk (SHP) selalu menggambarkan riwayat penjualan dengan larva yang berbentuk seperti yang terlihat dalam gambar 2.1. Kurva ini digambarkan memiliki empat tahapan utama yang biasa disebut dengan tahap perkenalan, pertumhuhan. kedewasaan, dun kemunduran.

1. Perkenalan (introduction) yaitu pertumbuhan penjualan lambat karena produk baru saja diperkenalkan kepada konsumen sedangkan biaya sangat tinggi sehingga produk tidak menghasilkan keuntungan sama sekali.

2. Pertumbuhan (growth) yaitu pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak dan menghasilkan keuntungan yang besar.

3. Kedewasaan (maturity) yaitu periode dimana pertumbuban penjualan mulai menurun karena produk sudah bisa diterima oleh sebagian besar pembeli. Jumlah keuntungan mantab, stabil, atau menurun karena meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan para pesaing.

4. Kemunduran (dedine) yaitu periode penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan menyusutriya keuntungan.

(7)

2.6 Quality Function Deployment( QFD )

QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan (Rosnani, 2009).

Dalam konteks pemuasan kebutuhan pelanggan maka kita mengenal konsep QFD. Konsep QFD di kembangkan untuk menjamin bahwa produk yang memasuki tahap produksi benar-benar akan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dengan jalan membentuk tingkat kualitas yang diperlukan dan dengan kesesuaian yang maksimum, pada setiap tahap pengembangan produk (Hakim arman, 1995).

Fokus utama dari QFD adalah melibatkan pelanggan pada proses pengembangan produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak akan puas dengan suatu produk meskipun produk itu telah dihasilkan dengan sempuma bila mereka tidak menginginkan atau membutuhkan (Hakim arman, 1995).

2.6.1 Tahap Pengumpulan data Pelanggan

Pengumpulan data pelanggan atau dalam QFD disebut tahap pengumpulan suara pelanggan (voice of customer) pada dasamya tahap ini dilakukan survey untuk memperoleh suara pelanggan yang tentu akan memakan waktu dan membutuhkan keterampilan mendengarkan. Proses QFD membutuhkan data pelanggan yang ditulis sebagai atribut-atribut dari produk atau service. Atribut-atribut atau kebutuhan-kebutuhan ini merupakan keuntungan potensial yang dapat diterima pelanggan dari produk atau servicenya. Tiap atribut mempunyai beberapa data numeric yang berkaitan dengan kepentingan relative atribut bagi pelanggan dan tingkat performansi kepuasan pelanggan dari produk yang mirip berdasarkan atribut tersebut. Atribut ini biasanya disebut data pelanggan kualitatif

(8)

dan informasi numeric tiap atribut sebagai data kuantitatif. Prosedur umum dalam perolehan suara pelanggan adalah untuk menentukan atribut-atribut pelanggan (data kualitatif) dan mengukur atribut-atribut (data kuantitatif). Data kualitatif secara umum diperoleh dari pembicaraan dan observasi dengan pelanggan sementara data kuantitatif diperoleh dari survey atau penarikan suara (polls). Berikut gambar data kualitatif dan data kuantitatif dalam HQQ

Gambar 2.1. Data Kualitatif dan Kuantitatif HOQ

Prosedur umum dalam pemerolehan suara pelanggan adalah :

1. Menentukan atribut-atribut pelanggan (data kualitatif), dan kemudian, 2. Mengukur atribut-atribut (data kuantitatif)

2.6.2 Penyusunan Rumah Kuatitas

Menyusun rumah kualitas (house of quality), penerapan metode QFD dalam proses perancangan produk dan jasa diawali dengan pembentukan matriks perencanaan atau sering disebut sebagai house of quality (rumah kualitas). Gambar 2.2 menunjukkan bentuk umum matriks perencanaan

(9)

produk atau nimah kualitas. DaIam gambar dibawah ini digunakan symbol A hingga F yang menunjukkan urutan pengisian bagian-bagian dari matriks perencanaan pembuatan tambal ban elektrik.

E

Tecnhical correlation

C Technical Response

A Customer need B Planning Matrix D Realitionship

n

F Technical Matrix

Gambar 2.2. House of Quality (HOQ)

Keterangan bagian - bagian dari rumah kualitas seperti pada (gambar 2.2.) Adalah sebagai berikut:

1. Bagian A merupakan suara konsumen.

2. Bagian B merupakan matriks perencanaan produk berdasarkan hasil riset pasar dan perencanaan strategi.

3. Bagian C merupak.an realisasi dari usaha pemenuhan keinginan konsumen. 4. Bagian D merupakan matriks yang menentukan hubungan antara suara

konsumen dengan karakteristik teknis, kemudian menerjemahkannya ke dalam nilai yang menyatakan kekuatan hubungan tersebut.

5. Bagian E merupakan matriks hubungan ketergantungan antara karaktetistik teknis.

6. Bagian F merupakan matriks yang berisi informasi mengenai prioritas respon teknis, perbandingan kinerja teknis, dan target teknis

Gambar

Gambar 2.1. Data Kualitatif dan Kuantitatif  HOQ
Gambar 2.2. House of Quality (HOQ)

Referensi

Dokumen terkait

daging ayam digantikan oleh kacang merah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui cara pembuatan nugget tahu kacang merah yang paling disukai ditinjau dari

menunjukkan bahwa agresi pada anak dapat terbentuk karena setiap hari anak sering melihat dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga baik secara langsung atau

State Institute of Islamic Studies (IAIN) of Tulungagung. Advisor: Dr.H Mashudi, M.Pd.I. Keywords : Effectiveness, Collaborative Writing Method, Teaching Writing, and Pre

Pada analisis kali ini akan dilakukan penelitian untuk mencari nilai parameter yang paling baik menggunakan beberapa metode alternatif yang merupakan penurunan dari

Oleh karena itu, demokratisasi lokal menghadirkan adanya peran aktor dan atau elite politik lokal yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi proses

(4) Prestasi belajar mata pelajaran produktif, kinerja guru pembimbing dan kinerja pembimbing di industri berhubungan secara positif dan signifikan dengan prestasi

Sudah saatnya untuk berbicara tentang masalah nasional yang patut diperbincangkan.. Seandainya persoalannya hanya ini saja, mungkin tak perlu dipersoalkan (bisa

Untuk menekan populasi hama maka perlu dilakukan teknik pengendalian, yaitu dengan sistem pola tanam tumpangsari dan hama yang perlu diwaspadai kehadirannya