• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Antidiare Ekstrak Etanol Daun Papaya (Carica Papaya L) Pada Mencit Swiss-Webster Jantan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Antidiare Ekstrak Etanol Daun Papaya (Carica Papaya L) Pada Mencit Swiss-Webster Jantan."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN PAPAYA

( Carica papaya L )

PADA MENCIT SWISS-WEBSTER JANTAN

ANTIDIARRHEAL EFFECT EXTRACT ETANOL OF PAPAYA LEAF ( Carica papaya L) ON SWISS WEBSTER MALE MICE

Guti Frisia Violani,2011; Pembimbing I : Dr.,Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing II: Djusena, dr.,A.I.F.

Diare merupakan masalah kesehatan utama di daerah tropis seperti Indonesia dan di seluruh dunia yang memerlukan penanganan serius. Masyarakat pedesaan sering menggunakan tanaman untuk mengobati diare, contohnya daun pepaya. Tujuan penelitian adalah mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun pepaya pada mencit Swiss Webster Jantan.

Desain penelitian adalah eksperimental laboratoris sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif dan menggunakan metode proteksi terhadap diare yang diinduksi oleh Oleum ricini. Hewan coba (25 ekor mencit) dibagi menjadi 5 kelompok secara acak (n=5). Kelompok I, II, dan III berturut-turut diberi EEDP 30 mg/kgBB, 60 mg/kgBB, dan 120 mg/kgBB. Kelompok IV dan V berturut-turut diberi Carboxy Metyl Cellulose 1% dan Loperamid 0,25 mg/kgBB. Data yang diukur adalah frekuensi defekasi, berat feses (mg), dan konsistensi feses. Analisis data untuk berat feses dan frekuensi defekasi menggunakan uji one way ANOVA dilanjutkan uji Duncan (α=0,05) dan uji LSD lanjutan untuk frekuensi defekasi, untuk konsistensi feses menggunakan uji Kruskal Wallis H (α=0,05). Hasil berat feses menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p = 0,143 > 0,05), ,penelitian frekuensi defekasi kelompok I,II dan III menunjukkan perbedaan tidak bermakna p > 0,05 ( p = 0.940, 0.074, 0.117 ) dan konsistensi feses kelompok I, II, dan III menunjukkan perbedaan tidak bermakna

dengan kontrol (p ≤ 0,05) (p =0,133 > 0,05).

Kesimpulan, ekstrak etanol daun pepaya tidak berefek antidiare terhadap berat feses, tidak berefek menurunkan frekuensi defekasi dan tidak memperbaiki konsistensi feses.

(2)

v ABSTRACT

ANTIDIARRHEAL EFFECT EXTRACT ETANOL OF

PAPAYA LEAF ( Carica papaya L) ON SWISS WEBSTER

MALE MICE

Guti Frisia Violani,2011; Tutor I : Dr.,Sugiarto Puradisastra,dr., M.Kes. Tutor II : Djusena, dr.,A.I.F.

Diarrhea is a worldwide health problem that requires serious treatment for example in Indonesia . Rural communities often use herbs to treat diarrhea, for example, Carica papaya leaf. The aim of this study was to reveal antidiarrheal effect of papaya leaf (EEDP) on Swiss Webster male mice.

The research is designed by applying experiment with comparative Complete Random Design (CRD) and uses the method of protection against diarrhea induced by Oleum ricini. Experimental animals (25 mice) were divided randomly into 5 groups (n = 5). Group I, II, and III respectively were given EEDP 30 mg/kg, 60 mg/kg, and 120 mg/kg. Group IV and V respectively were given Carboxy Metyl Cellulose 1% and Loperamid 0.25 mg/kg. The measured data were the frequency of defecation, stool weight (mg), and stool consistency. The analysis were using one way ANOVA test continued with Duncan test (α=0.05) for fecal weight and continued with LSD test for frequency of defecation and Kruskal Wallis H test for stool

consistency (α=0.05). Research results, the fecal weight in group I, II, and III (p=0,143 >

0,05),all groups showed no significant,while the frequency of defecation in group I,II, and III p > 0,05 (p = 0.940, 0.074, 0.117) , showed no significant differences from the control, and consistency of feces in all groups showed no significant difference with control (p ≤ 0,05 ), (p = 0,133> 0,05).

Conclusion, papaya leaf extract etanol does not improve antidiarrheal effect by the fecal weight, frequency of defecation and the consistency of feces.

(3)

viii

DAFTAR ISI

halaman

JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

PRAKATA vi

DAFTAR PUSTAKA viii

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR DIAGRAM xii

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 3

1.3.1 Maksud Penelitian 3

1.3.2 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Karya Tulis I lmiah 4

1.4.1 Manfaat Akademis 4

1.4.2 Manfaat Praktis 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian 5

1.6 Metode Penelitian 5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 5

(4)

ix

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Duodenum, Jejenum dan Ileum 6

2.1.1 Anatomi Duodenum,Jejenum dan Ileum 6

2.1.2 Fisiologi Duodenum, Jejenum dan Ileum 8

2.1.2 Aborsi Mukosa 10

2.2 Colon 14

2.2.1 Anatomi Colon 14

2.2.2 Fisiologi Colon 15

2.3 Diare 20

2.3.1 Klasifikasi diare 20

2.3.2 Etiologi Diare 21

2.3.3 Parasitologi 23

2.3.4 Diagnosis Diare 25

2.3.5 Penatalaksanaan Diare 27

2.4 Papaya (Carica papaya L) 29

2.4.1 Morfologi Daun Papaya 30

2.4.2 Khasiat Daun Papaya 31

2.4.3 Kandungan Kimia Daun Papaya 31

2.4.4 Oleum ricini 35

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 36

3.1 Alat dan Bahan 36

3.1.1 Alat 36

3.1.2 Bahan 36

3.1.3 Subjek Penelitian 36

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 36

3.3 Metodologi Penelitian 36

3.3.1 Desain Penelitian 36

3.3.2 Variabel Penelitian 36

(5)

x

halaman

3.3.2.2 Definisi Oprasional Variabel 37

3.3.3 Besar Sampel \penelitian 37

3.4 Prosedur Kerja 38

3.4.1 Persiapan Bahan Uji 38

3.4.2 Persiapan Hewan Coba 38

3.4.3 Cara Kerja 38

3.5 Cara pemeriksaan 40

3.6 Metode Analisis 40

3.7 Aspek Etik Penelitian 41

BAB IV Hasil dan Pembahasan 42

4.1 Hasil dan Pembahasan 42

4.1.1 Berat Feses 42

4.1.2 Frekuensi Feses 45

4.1.3 Konsistensi Feses 47

4.2 Pengujian Hipotesis 50

4.2.1 Hipotesis I Ekstrak Etanol Daun papaya berefek antidiare dengan mengurangi berat feses 51

4.2.2 Hipotesis II Ekstrak Etanol Daun papaya berefek antidiare dengan mengurangi Frekuensi Defekasi 51

4.2.3 Hipotesis III Ekstrak Etanol Daun papaya berefek antidiare dengan meningkatkan Konsistensi Feses 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 52

5.1 Kesimpulan 52

5.2 Saran 52

DAFTAR PUSTAKA 53

KOMISI ETIK PENELITIAN 77

(6)

xi

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Karakteristik Feses dan Sumber Diare 26

Tabel 4.1 Berat Feses Setiap Sampel 42

Tabel 4.2 Hasil Uji Anova Efek EEDP terhadap berat feses 44

Tabel 4.3 Deskripsi Data Frekuensi Defekasi Setiap Sampel 45

Tabel 4.4 Hasil Uji Anova Efek EEDP terhadap Frekuensi defekasi 46

Tabel 4.5 Deskripsi Data Konsistensi Feses Setiap Defekasi 48

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Intestinum dan Mesenterium 7

Gambar 2.2 Topografi Duodenum 7

Gambar 2.3 Pergerakkan segmentasi usus halus 8

Gambar 2.4 Potongan Longitudinal usus halus 10

Gambar 2.5 Absorbsi Natrium melalui epitel usus 13

Gambar 2.6 Anatomi Colon 15

Gambar 2.7 Gerakan Propulsif (peristaltik) 16

Gambar 2.8 Struktur Kimia Loperamid HCl 29

Gambar 2.9 Daun dan buah pepaya 30

Gambar 2.10 Bagan Mekanisme Antidiare Tanin 34

Gambar 2.11 Bagan Mekanisme Diare Oleum ricini 35

(8)

xiii

DAFTAR DIAGRAM

halaman

Diagram batang 4.1 Berat Feses Setiap Sampel 43

Diagram batang 4.2 Deskripsi Data Frekuensi Defekasi Setiap Sampel 46

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Perhitungan Dosis Ektrak Etanol Daun Pepaya 56

Lampiran 2 Proses Ekstraksi Ektrak Etanol Daun pepaya 57

Lampiran 3 Perhitungan Dosis Loperamid 58

Lampiran 4 Perhitungan Dosis Oleum ricini 58

Lampiran 5 Data Hasil Penimbangan Berat Feses 59

Lampiran 6 Data Hasil Observasi Frekuensi Defekasi 64

Lampiran 7 Data Hasil Observasi Konsistensi Feses 69

Lampiran 8 Hasil Pengujian Hipotesis Terhadap Berat Feses 74

Lampiran 9 Hasil Pengujian Hipotesis Terhadap Frekuensi Defekasi 75 Lampiran 10 Hasil Pengujian Hipotesis Terhadap Konsistensi Feses 76

Lampiran 11 Ethical Approval 77

(10)

1 3 kali dalam 24 jam. Berat feses dapat mencapai lebih dari 10 gr/kg/24 jam pada bayi dan anak-anak, atau lebih dari 200 gr/24 jam pada dewasa. Tingginya morbiditas dan mortalitas diare berpengaruh terhadap tingkat pengangguran dan hilangnya produktivitas kerja. Infeksi semacam ini dapat bersifat akut atau kronis, yang dapat

Morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada kasus diare disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi yang belum memuaskan, kepadatan penduduk, keadaan sosial ekonomi maupun pendidikan dan perilaku masyarakat yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi terjadinya diare (Ditjen PPM & PLP, 1990 ).

(11)

2

2

Munculnya berbagai penyakit akhir-akhir ini tentu saja membuat orang semakin perihatin. Selain banyak orang yang memutuskan untuk memperoleh pengobatan yang modern melalui dokter, namun tidak sedikit juga yang mencoba pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional pada umumnya dengan memanfaatkan tumbuhan, binatang maupun mineral yang ada di alam. Hal ini disebabkan Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan dalam semua aspek kehidupan manusia (Dalimartha, 2004).

Pengobatan tradisional dengan menggunakan ramuan obat yang berasal dari tumbuhan bukanlah pengobatan yang terbaru tetapi telah dilakukan nenek moyang sejak zaman dahulu. Seiring dengan perkembangan zaman, pemakaian obat tradisional di Indonesia kembali digunakan masyarakat sebagai salah satu alternatif pengobatan, disamping obat-obat modern yang sudah banyak beredar di pasaran (Prapanza dan Marianto, 2003). Hal ini disebabkan obat tradisional sangat murah, mudah didapat dan memiliki efek samping serta tingkat toksisitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan obat-obatan kimia (Muhusah, 2007). Kecenderungan kembali ke alam atau back to nature membuktikan bahwa tanaman berkhasiat obat memang memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat dalam mengobati berbagai jenis penyakit (Furnawanthi, 2003).

Pada masyarakat terutama di desa-desa dan pemukiman yang belum terjangkau pelayanan puskesmas, dalam mengobati diare masih menggunakan ramuan-ramuan tanaman obat yang banyak tersedia di daerahnya. Seperti daun papaya, daun salam, daun jambu biji, daun kunyit , daun serai ( Fauziah Mushlisah, 2009).

Pengobatan diare biasanya dilakukan dengan obat-obat sintetik, contohnya loperamid. Tetapi, banyak obat sintetik antidiare memiliki harga yang relatif mahal dan dapat menimbulkan efek samping yang cukup membahayakan, seperti ileus paralitik dan toksik megakolon. Berdasarkan hal tersebut, banyak orang menggunakan tanaman sebagai salah satu alternatif pengobatan karena efek sampingnya relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat, harganya relatif terjangkau, dan mudah didapat.

Salah satu tanaman yang berkasiat obat adalah pepaya. Pepaya (Carica papaya) tumbuh hampir diseluruh daerah di indonesia, tanaman pepaya dikenal

(12)

3

3

dimanfaatkan sebagai makanan, minuman, obat, kecantikan maupun sebagai pakan ternak ( www.obatalami.com ).

Dalam pengobatan alternatif tanaman pepaya digunakan masyarakat untuk mengobati diare, obat cacing, penguat lambung, peluruh haid, memacu enzim pencernaan, merangsang ASI dan menambah nafsu makan ( www.sehatalami.com ). Adapun penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Dr. Dedek dengan judul penelitian Efek ekstrak daun papaya (Carica papaya L) sebagai antidiare pada lajur lintas norit. Pada penelitian sebelumnya telah menggunakan metode transit usus yang hanya menilai motilitasnya, apakah daun pepaya berefek sebagai antidiare yang meliputi frekuensi dan konsistensi feses masih perlu di teliti lebih lanjut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metoda yang sedikit berbeda, dengan bahan uji sediaan ekstrak etanol daun papaya (EEDP) sebagai antidiare .

1.2 Identifikasi Masalah .

1. Apakah ekstrak etanol daun papaya berefek antidiare dengan mengurangi berat feses.

2. Apakah ekstrak etanol daun papaya berefek antidiare dengan mengurangi frekuensi defekasi.

3. Apakah ekstrak etanol daun papaya berefek antidiare dengan meningkatkan konsistensi feses.

2. Untuk mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun papaya dengan mengurangi frekuensi defekasi dan

(13)

4

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat daun papaya dalam pengobatan diare.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya diare sangat erat hubungannya satu sama lain. Misalnya saja, iritasi pada mukosa usus akan menimbulkan terjadinya reaksi inflamasi, menyebabkan terangsangnya usus, sehingga motilitas usus meningkat dan mengakibatkan sekresi usus meningkat. Iritan ini bisa bermacam-macam, misalnya makanan, obat-obatan, mikroorganisme, sediaan herbal, dan lain sebagainya.

Pada penelitian ini, hewan coba diare diinduksi dengan oleum ricini yang diberikan per oral. Kandungan utama dari oleum ricini adalah trigliserida yang akan mengalami hidrolisis di dalam usus halus oleh lipase pankreas menjadi gliserin dan asam risinoleat yang akan merangsang mukosa usus berupa timbulnya iritasi dan inflamasi pada daerah tersebut. Hal ini terjadi karena adanya pelepasan prostaglandin, sehingga mempercepat peristaltik usus dan mengakibatkan pengeluaran isi usus dengan cepat. Zat ini juga bekerja dengan absorpsi cairan dan elektrolit ( Kelompok Kerja Ilmiah Phyto medica, 1993; Qnais, Abdulla, Ghalyun,2005; Wiryowidagdo, 2005).

(14)

5

5

merupakan astringen yang dapat mengendapkan protein pada membran sel enterosit, menurunkan motilitas usus, dan menurunkan sekresi usus, sehingga dapat mengurangi terjadinya kehilangan cairan yang merupakan aspek penting dari pengobatan diare. Lapisan yang dibentuk dari pengendapan protein dalam permukaan mukosa dari entrosit tersebut dapat menghalangi perkembangan mikroorganisme, dan hal ini menjelaskan bagaimana aksi antiseptik yang dimiliki tanin dapat mengobati diare ( Almeida et al. 1995). Aktivitas antiinflamasi tanin ditunjukan dengan penghambatan produksi prostaglandin E2 (PGE2) dan supresi terhadap enzim siklooksigenase dan lipooksigenase pada jalur respon inflamasi (Hosseinzadeh, Younesi, 2002; Jeffers, 2006; Shen et al. 2008).

3. Ekstrak etanol daun papaya berefek antidiare dengan meningkatkan konsistensi feses.

1.6 Metode Penelitian

Desain penelitian prospektif eksperimental sungguhan dengan Rancang Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Metode yang digunakan adalah metode proteksi terhadap diare oleh Oleum ricini. Data yang diukur yaitu berat feses, frekuensi defekasi, dan konsistensi feses. Analisis berat feses dan frekuensi defekasi dengan menggunakan uji ANOVA satu arah, dilanjutkan dengan uji Duncan dengan alfa =

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Maranatha. Penelitian tersebut dimulai pada bulan Desember 2010 hingga sampai

(15)

52

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

1. Ekstrak etanol daun papaya tidak berefek antidiare dengan tidak mengurangi berat feses

2. Ekstrak etanol daun papaya tidak berefek antidiare dengan tidak mengurangi frekuensi defekasi

3. Ekstrak etanol daun papaya tidak berefek antidiare dengan tidak meningkatkan konsistensi feses.

5.2 Saran.

Penelitian efek ekstrak etanol daun papaya (Carica papaya) sebagai antidiare pada mencit Swiss Webster jantan bila akan dilakukan kembali sebaiknya :

1. Menggunakan hewan coba lain. 2. Menggunakan metoda lain

3. Menggunakan bentuk sediaan lain

(16)

53

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2005. www.obatalami.com .

Anonymous. 2008. www.sehatalami.com.

Anonymous. 2008. www. bankdata.depkes.go.id .

Ari Estuningtyas, Azalia Arif. 2007. Obat lokal. Dalam: Sulistia Gan Gunawan, Rianto Setiabudy, Nafrialdi, Elysabeth, eds. Farmakologi dan terapi. Edisi 5.Jakarta: FKUI ; 526-8.

Almeida, Karnikowski, Foleto, Baldisseretto. 1995. Analysis of antidiarrhoeic effect of plants used in popular medicine. Rev. Saude Publica vol 29 no. 6.

Almeida CE, Karnikowski MGO, Foleto R, Baldisserotto B. 1995. Analysis of antidiarrhoeic effect of plants used in popular medicine. Rev Saùde Pùblic ;29(6):428-33.

Belemtougri RG, Constantin B, Cognard C, Raymond G, Sawadogo L., 2006,

Effects of two medicinal plants Psidium guajava L. (Myrtaceae) and Diospyros mespiliformis L. (Ebenaceae) leaf extracts on rat skeletal muscle cells in primary culture. J Zhejiang Univ SCIENCE B ; 7(1):56-63.

Bensegueni A, Chikhi A, Bencharif M.,2008, Theoretical study of the antibacterial activity of flavonoids. [cited 2009 August 16]. Available from:

http://www.eyesopen.com/about/events/cup8/bensegueni/cup8_poster_bensegueni

.pdf.

Binder HJ. 2005. Intestinal fluid and electrolyte movement. In: Boron WF, BoulpaepEL, eds. Medical physiology: a cellular and molecular approach. Philadelphia: Elsevier; 931-46.

Bruneton J. Tannins., 1999, In: Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants. 2nded. Paris: Lavoisier Publishing Inc ; 370-403.

(17)

54

Cannas A. Tannins., 2008, Fascinating but sometimes dangerous molecules. (cited 2009 Dec11). Available from:http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents/tannin. htm l.

Ditjen PPM & PLP. 1990. Epidemiologi Diare Dalam : Buku ajar diare. Jakarta :Depkes Republik Indonesia.hal.5.

Departement Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Survei Kesehatan Rumah Tangga.

http: //bankdata.depkes.go.id/Profil/INDEX.HTM/.

Guandalini S, Frye R.E, Tamer, M.A.2009. Diarrhea.

http://emedicine.medscape.com/article/928598-overview. January 5th .

Ghishan FK. 2004. Chronic diarrhea. In: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,eds. Nelson Textbook of pediatrics. 17th ed. Philadelphia: Elsevier ; 1276-81.

Guyton, Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Perpustakaan Nasional. Jakarta.

Hosseinzadeh H., Younesi H.M. 2002. Antinociceptive and anti-inflammantory effects of Crocus sativus L. stigma and petal extracts in mice. BMC Pharmacolog,

2:7

Jeffers M.D. 2006. Tannins as anti-inflammtory agents. Oxford: Miami University.

Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica. 1993. Antidiare. Dalam: Penapisan

Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Kllinik. Jakarta: Depkes Republik Indonesia. Hal.19-20

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya . Dalam : Rancangan percobaan aplikatif. Edisi ke-1. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hal.12.

Keith L Moore. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Edisi ke 1.Perpustakaan Nasional. Jakarta.

(18)

55

Mills S, Bone K.2000. Principles and practice of phytotherapy: Modern herbalmedicine. Edinburg: Churchill Livingstone ; 34-7.

Lakshminarayanasettry ABV. 2005. Antidiarrheal evaluation of Benincasa hispida (Thunb.) cogn. fruit extracts. Iranian Journal of Pharmacology & Therapeutics ; 1(4):24-7.

Loeb H, Vandenplas Y, Würsch P, Guesry P. 1989. Tannin-rich carob pod fortreatment of acute-onset diarrhea. J Pediatr Gastroenterol Nutr ; 8(4):480-5.

Mohammed A, Ahmed H, Goji ADT, Okpanachi AO, Ezekiel I, Tanko Y. 2009.

Preliminary anti-diarrhoeal activity of hydromethanolic extract of aerial part of Indigofera Pulchra in rodents. Asian J Med Sci ; 1(2):22-5.

Murray JA, Camilleri M. 2008. Diarrhea and constipation. In: Fauci AS, Kasper DL,Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, et al ., eds. Harrison’s. Principle Of internal medicine. 17th ed. New York: McGraw-Hill ; 245-55.

MIMS Indonesia. 2007. Antidiare. Dalam: Arlina Pramudianto, Evaria, Rosalina Susantio,eds. Petunjuk konsultasi 2007/2008. Edisi 7. Jakarta: PT Infomaster ; 25-8.

Prapanza , Marianto. 2003. Macam-macam obat traditional. Edisi ke-2.

WHO. 2005. The treatment of diarrhoea: A manual for physicians and other senior health workers. Geneva: WHO Press.

Yan Leo Tambunan.2009. Efek antidiare ekstrak etanol daun salam (SyzygiumPolyanthum (Wight) Walp.) pada mencit galur Swiss Webster jantan. Bandung: FK UKM.

Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. 1993. Antidiare. Dalam: Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta: Balai Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam ; 19-21.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis hantarkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas hikmat dan akal budi yang Ia anugerahkan semata, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, langah yang harus dilakukan oleh bank adalah berupaya menyelamatkan kredit tersebut dengan berbagai macam cara tergantung

Bagi Peserta yang dinyatakan lulus tahap administrasi dapat segera mengambil Nomor Ujian Tahap-II di RSUD Bagas Waras Kab. Klaten mulai sejak diumumkan sampai dengan hari Jum'at

Demikian atas perhatian dan partisipasinya diucapkan terima kasih. Pahlawan No.12

Berdo’alah kepada Allah Swt: “Yā Allah Yā Qayy ū m, wahai Tuhan Yang Maha Berdiri Sendiri/Mandiri, jadikanlah hidup kami tidak selalu bergantung kepada orang lain”!. • Al-Ahad

[r]

Moratorium Tenaga Kerja yang berlaku untuk sektor informal terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas teknis penggunaan panel surya pada gedung perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS dan mengukur tingkat