• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Metode Konvensional dengan Activity Based Costing Berdasarkan Akurasi Penentuan Overhead dalam Perhitungan Cost of Goods Manufactured pada PT. Multi Rezekitama.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Metode Konvensional dengan Activity Based Costing Berdasarkan Akurasi Penentuan Overhead dalam Perhitungan Cost of Goods Manufactured pada PT. Multi Rezekitama."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai ”Perbandingan metode Konvensional dengan Activity Based Costing Berdasarkan Akurasi Penentuan Overhead dalam Perhitungan Cost of Goods Manufacture pada PT. Multi Rezekitama.” PT. Multi Rezekitama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya menghasilkan berbagai jenis produk cat, antara lain Cat Warna, Cat Vernis, Cat Flinkut.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan komparatif. Metode deskriptif dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, dan menganalisis data-data biaya serta aktivitas perusahaan berdasarkan fakta. Sedangkan metode komparatif merupakan metode penelitian yang bersifat membandingkan, antara Conventional Costing yang digunakan perusahaan dengan metode activity based costing yang merupakan usulan peneliti. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan akurasi biaya overhead yang mempengaruhi hasil perhitungan cost of goods manufactured dari tiap jenis produksi cat.

Activity Based Costing merupakan suatu sistem perhitungan cost of goods manufacture yang mencerminkan penelusuran biaya overhead yang lebih menyeluruh berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi suatu produk. Hal ini mengakibatkan cost of goods manufacture yang lebih akurat. Sedangkan Conventional Costing menghasilkan informasi cost of goods manufactured yang terdistorsi, karena kesalahan dalam menentukan biaya overhead yang hanya didasarkan pada volume Hasil penelitian menunjukan bahwa: Produk Cat Warna mengalami overcost sebesar 21%, Cat Vernis, dan Cat Flinkut mengalami undercost masing-masing sebesar 7%. Jadi didapatkan kesimpulan bahwa perhitungan dengan metode Activity Based Costing dapat menghasilkan cost of goods manufactured yang lebih akurat.

(2)

ABSTRACT

The study discuss on “comparison a conventional method and activity based

costing according to overhead establishment accuracy in cost of good manufacture at

PT Multi Rezekitama.” It is an organization with specialization in manufacture

especially paint product, such as color paint, varnish, and flinkut.

The research method used is descriptive analysis and comparative. The first is arranged by collecting and analyzes data of cost and actual management activity; meanwhile the later one had comparison characteristic in assessment conventional method of management with activity based costing from author suggestion. The study aimed to find out overhead cost accuracy resulting in cost of good manufacture calculating result from every paint products.

Activity based costing is a calculating system cost of good manufacture representing a comprehensive overhead cost investigation according to the activity consumed by product. It is result in cost of good manufacture more accurate. Meanwhile a conventional system resulting in cost of good manufacturing with distortion as there is mistake in determine of overhead cost with considering only volume. The result of research shows that each products of colour paint experience overcosted about 21% but varnish, and flinkut experience undercosted about 7%. Therefore, it is concluded that calculation with activity based costing system method can yield cost of good manufacture with high accuracy.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT………...vii

ABSTRAK...viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR TABEL...xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian...1

1.2. Identifikasi Masalah...4

1.3. Tujuan Penelitian...4

1.4. Kegunaan Penelitian...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka...7

2.1.1.Pengertian Biaya...7

(4)

2.1.2.1.Biaya tetap... 7

2.1.2.2. Biaya Variabel...8

2.1.2.3. Biaya Semivariabel...8

2.1.3.Klasifikasi Biaya...8

2.1.3.1.Biaya Produksi...9

2.1.3.1.1.Biaya Bahan Langsung...9

2.1.3.1.2.Biaya Tenaga Kerja Langsung...10

2.1.3.1.3.Biaya Overhead Pabrik...10

2.1.3.2.Biaya Nonproduksi...14

2.1.4.Pembebanan Biaya...15

2.1.4.1.Penelusuran Langsung...15

2.1.4.1.Penelusuran Penggerak...15

2.1.4.1.Alokasi...15

2.1.5.Cost of Goods Manufacture...17

2.1.6.Sistem Akuntansi Biaya Konvensional...22

2.1.6.1 Keterbatasan Akuntansi Biaya Konvensional... 25

2.1.7. Pengertian Activity Based Costing System………. 26

2.1.8.Tujuan Penerapan Activity Based Costing System...29

2.1.9. Pengelompokkan Aktivitas Homogen……….. . 29

2.1.10.Manfaat Penerapan Activity Based Cost System……… 32

2.1.11.Keterbatasan Penerapan Activity Based Cost System……… 32

(5)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Metoda Penelitian... 35

3.2.Desain Penelitian dan Objek Penelitian... 35

3.3. Populasi dan Penentuan Sampel... 36

3.4. Variabel Penelitian... 36

3.5. Teknik Pengumpulan Data... 37

3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Objek Penelitian... 39

4.2. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan... 40

4.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 40

4.4. Proses Produksi... 44

4.5. Klasifikasi Biaya pada PT. Multi Rezekitama... 46

4.6.Perhitungan Biaya-biaya pada PT. Multi Rezekitama... 47

4.7.Perhitungan Cost of Goods Manufacture dengan Activity Based Costing System……….. 59

4.7.1.Aktivitas-aktivitas yang Terjadi di Perusahaan………... 59

4.7.2.Pembebanan Biaya Overhead ke Aktivitas………. 59

4.7.3. Pembebanan Biaya Overhead ke Produk... 69

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpula...83

5.2. Saran...85

DAFTAR PUSTAKA...86

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR TABEL

2.1.Kalkulasi Biaya Berdasar Pesanan dan Proses...19.

2.2.Perhitungan Biaya berdasar Pengkosan Pekerjaan dan Proses...20

4.1.Pengelompokan Biaya pada PT Multi Rezekitama...45

4.2.Bahan Baku Langsung Untuk Memproduksi Cat...46

4.3.Perincian Biaya Bahan Baku Langsung Cat Warna Per Tahun...47

4.4.Perincian Biaya Bahan Baku Langsung Cat Vernis Per Tahun... 47

4.5.Perincian Biaya Bahan Baku Langsung Cat Flinkut Per Tahun...48

4.6.Perincian Biaya Bahan Baku Produksi Per Tahun...48

4.7.Perincian Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Tahun...49

4.8.Perincian Tunjangan Hari Raya Untuk Karyawan Produksi...49

4.9.Total Biaya Overhead Pabrik Setahun... 50

4.10.Jenis Bahan Baku Tidak Langsung...51

4.11.Perincian Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Untuk Cat Warna Per Tahun...51

4.12.Perincian Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Untuk Cat Vernis Per Tahun... 52

4.13.Perincian Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Untuk Cat Flinkut Per Tahun...52

4.14.Perincian Gaji Setahun dan THR...53

4.15.Perincian Penyusutan Mesin Produksi...54

(9)

4.17.Perincian Penyusutan Gedung Pabrik...55

4.18.Perincian Bahan Bakar Solar Untuk Aktivitas Pembelian Bahan Baku...56

4.19.Perincian Bahan Bakar Solar Untuk Aktivitas Pengiriman Barang Jadi /tahun...56

4.20.Perincian Biaya Bahan Bakar Solar Untuk Aktivitas Pengiriman Barang Jadi...56

4.21.Perincian Biaya Set Up Mesin...57

4.22.Daftar Cost Driver Tahap Pertama………...60

4.23. Penelusuran Biaya Zat Aditiv CD One pada Aktivitas... 61

4.24. Penelusuran Biaya Zat Aditiv Dryer pada Aktivitas...61

4.25. Penelusuran Gaji Kepala Produksi pada Aktivitas...61

4.26. Penelusuran Gaji Kepala Bagian Penggilingan pada Aktivitas ...62

4.27. Penelusuran Gaji Kepala Bagian Mixing pada Aktivitas... 62

4.28. Penelusuran Gaji Kepala Bagian Matching Colour pada Aktivitas ...62

4.29. Penelusuran Gaji Kepala Bagian Penyaringanpada Aktivitas ...63

4.30. Penelusuran Gaji Karyawan Departemen Umum pada Aktivitas ...63

4.31. Penelusuran Biaya Penyusutan Mesi pada Aktivitas ...63

4.32. Penelusuran Biaya Penyusutan Truk pada Aktivitas ...64

4.33. Penelusuran Biaya Penyusutan Gedung pada Aktivitas... 64

4.34. Penelusuran Biaya Bahan Bakar pada Aktivitas... 64

(10)

4.36. Penelusuran Biaya Rekening Listrik pada Aktivitas...65

4.37. Penelusuran Biaya PBB pada Aktivitas...66

4.38.Total Penelusuran Biaya Overhead pada Aktivitas...67

4.39.Pengelompokan Biaya ke Pusat Biaya yang Homogen...68

4.40. Tarif Biaya Overhead per Aktivitas...69

4.41. Biaya Overhead per Kwintal Produk Cat Warna...70

4.42. Biaya Overhead per Kwintal Produk Cat Vernis………71

4.43. Biaya Overhead per Kwintal Produk Cat Flinkut...72

4.44. Biaya Overhead Per Kwintal Produ Berdasarkan Aktivitas...73

4.45. Cost of Goods Manufacture Per Kwintal Berdasarkan ABC...73

4.46. Cost of Goods Manufactured Applied Berdasarkan Metode Konvensional ...74

4.47. Perhitungan Cost of Goods Manufactured Actual Berdasarkan Metode ABC...75

4.48. Perhitungan Distorsi Biaya Overhead berdasarkan metode konvensional...76

4.49. Perbandingan Biaya Overhead Actual berdasarkan metode konvensional dan ABC...77

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada dasarnya, informasi akuntansi manajemen digunakan untuk membantu manajer menjalankan peranannya dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan proses memilih diantara berbagai alternatif dalam memaksimalkan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Salah satu keputusan manajerial yang penting mengenai efisiensi yaitu menyangkut penggunaan metode cost of goods manufacture. Beberapa metode dalam menentukan cost of goods manufacture yaitu dengan metode konvensional dan metode Activity Based Costing.

Saat ini sebagian perusahaan masih menggunakan metode konvensional dalam menentukan cost of goods manufacture, yang mengalokasikan biaya overhead berdasarkan perubahan volume, berbasiskan jam mesin dan jam kerja langsung. Metode perhitungan konvensional dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk akan menimbulkan kesulitan dalam menyajikan biaya produksi yang akurat. Hal ini terjadi karena pembebanan biaya overhead dilakukan berdasarkan unit produksi, dari tiap jenis produk, sedangkan proporsi sumber daya yang diserap oleh tiap jenis produk berbeda.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

2

pembuatan keputusan. Biaya overhead pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari prime cost dan perhitungan biaya secara konvensional dianggap tidak dapat mengalokasikan biaya overhead ke product cost secara adil.

Activity Based Costing dikembangkan untuk menjawab keterbatasan metode

konvensional dari kebutuhan manajemen akan informasi cost of goods manufacture yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan cost of goods manufacture secara akurat. Penerapan Activity Based Costing akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling dominan

dan multiproduk.

Activity Based Costing dapat menelusuri aktivitas yang memberi nilai tambah

dan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah yang ditakutkan dalam menghasilkan suatu produk. Sehingga perusahaan dapat meminimalisasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk, yang akhirnya akan menghasilkan produk bernilai tinggi dengan biaya seminimal mungkin.

Produk merupakan hasil aktivitas bisnis dan aktivitas tersebut memanfaatkan sumber daya yang akan menimbulkan biaya. Biaya produk dihubungkan ke aktivitas bisnis yang relevan kemudian dihubungkan ke sumber daya yang dimanfaatkan. Hal ini menghasilkan perhitungan biaya produk yang lebih akurat dibandingkan dengan perhitungan menggunakan konsep tradisional.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

3

peralatan otomatis. Dalam produksi, pemakaian mesin seperti telah menggantikan tenaga kerja langsung.

Penelitian mengenai penerapan metode Activity Based Costing dalam menentukan cost of goods manufacture telah banyak dilakukan. Namun yang menjadi kontribusi penelitian dalam hal ini yaitu tingkat akurasi pembebanan overead melalui penerapan metode konvensional dibandingkan dengan metode Activity Based Costing, sebagai proxy dalam menentukan perhitungan cost of goods manufacture.

Berdasarkan masalah pembebanan overhead yang mempengaruhi pehitungan cost of goods manufacture, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Multi

Rezekitama yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya menghasilkan berbagai jenis produk cat, antara lain cat tembok, cat genting, cat bak, cat kayu, hummerton, kromat, brown mas, brown perak, singkromat, cat dasar, flinkut, vernis. Perusahaan ini mengalami kesulitan dalam menelusuri biaya overhead, sehingga berdampak pada penentuan cost of goods manufacture. Dalam produksinya, perusahaan ini menggunakan tenaga mesin sehingga akan berpengaruh terhadap pengalokasian biaya tetap dalam setiap jenis produk yang diproduksi.

Dengan memperhatikan kondisi penentuan biaya overhead yang dominan dan multiproduk, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna membandingkan perhitungan cost of goods manufacture dengan pendekatan tradisional melalui metode Activity Based Costing untuk mendapatkan keakuratan dalam menentukan cost of goods

(14)

BAB I PENDAHULUAN

4

”Perbandingan Metode Konvensional Dengan Activity Based Costing

Berdasarkan Akurasi Penentuan Overhead Dalam Perhitungan Cost of Goods Manufacture Pada PT. Multi Rezekitama.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh seorang mahasiswi Universitas Widyatama yaitu Siti Mulyani (2008), dimana penelitian sebelumnya tidak mengikutsertakan biaya bahan baku tidak langsung dalam kelompok biaya overhead. Sedangkan Akurasi biaya overhead sangat berpengaruh terhadap penentuan cost of goods manufacture melalui dua metode yaitu metode konvensional dan metode Activity

Based Costing. Berdasarkan tingkat akurasi biaya overhead dalam menentukan cost of

goods manufacture, maka identifikasi masalah dari penelitian ini yaitu untuk

mendapatkan bukti apakah terdapat perbedaan antara perhitungan cost of goods manufacture dalam hubungannya dengan akurasi pembebanan overhead melalui metode

konvensional jika dibandingkan dengan menerapkan metode Activity Based Costing di PT. Multi Rezekitama?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

(15)

BAB I PENDAHULUAN

5

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perusahaan membebankan biaya overhead pabrik yang terjadi. Secara lebih spesifik tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui penggunaan metode konvensional berdasarkan hubungannya dengan akurasi penentuan biaya overhead dalam menghitung cost of goods manufacture di PT. Multi Rezekitama

2. untuk mengetahui perhitungan cost of goods manufacture jika menerapkan sistem Activity Based Costing berdasarkan hubungannya dengan akurasi penentuan biaya overhead di PT. Multi Rezekitama

3. untuk mengetahui perbedaan antara perhitungan cost of goods manufacture dalam hubungannya dengan akurasi penentuan overhead melalui metode konvensional jika dibandingkan dengan menerapkan sistem Activity Based Costing di PT. Multi Rezekitama.

1.4. Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, diharapkan dapat berguna untuk: 1. Peneliti

(16)

BAB I PENDAHULUAN

6

2. Perusahaan

Diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang memiliki biaya overhead yang dominan dan multiproduk, dalam menyempurnakan perhitungan cost of goods manufacture melalui metode Activity Based Cost System.

3. Institusi Pendidikan

Dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis lainnya dibidang akuntansi manajemen.

4. Pihak lainnya

(17)

83 Rezekitama maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tiga jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu Cat Warna, Cat Vernis, dan Cat Flinkut. Masing-masing produk ini mempunyai Cost of Goods Manufactured yang baerbeda. Metode yang digunakan perusahaan dalam

menghitung Cost of Goods Manufacturd yaitu metode konvensional. Metode ini menelusuri biaya overhead hanya ke setiap unit output sama rata.

2. Perhitungan biaya overhead pabrik dalam setiap jenis produk dilakukan dengan cara menjumlahkan semua biaya overhead pabrik kemudian membaginya dengan total kapasitas produksi seluruh jenis produk dalam satuan unit (jam mesin) untuk mendapatkan tarif BOP/unit produk. Tarif BOP/unit ini kemudian dikalikan dengan kapasitas unit produksi masing-masing produk sehingga didapat besarnya BOP yang dikeluarkan untuk setiap jenis produk.

(18)

84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

mengkonsumsi bauran yang berbeda dari biaya yang berkaitan dengan unit maupun tidak berkaitan dengan unit.

4. Diatorsi biaya mengakibatkan sebagaian produk mengalami kelebihan dan kerendahan dalam mengkalkulasi Cost of Goods Manufactured. Sehingga membuat produk yang menguntungkan tampak tidak menguntungkan. Sedangkan produk yang tidak menguntungkan tampak menguntungkan. 5. Proporsi penyerapan overhead berdasarkan metode konvensional masih

kurang akurat. Maka Penulis mencoba menerapkan metode Activity Based Costing dalam menghitung proporsi penyerapan overhead untuk menentukan

Cost of Goods Manufactured.

6. Activity Based Costing yaitu suatu sistem perhitungan Cost of Goods Manufacture yang mencerminkan penelusuran biaya overhead yang lebih

menyeluruh. ABC mengakui bahwa banyak biaya-biaya lain pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak hanya ke unit output, melainkan ditelusuri ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output. Metode ini menelusuri biaya overhead kedalam dua tahap, yaitu pengalokasian biaya ke aktivitas kemudian pengalokasian biaya aktivitas ke produk.

(19)

85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. Saran

Pada kesempatan ini juga penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang berguna bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan dapat menerapkan metode ABC dalam menghitung Cost of Goods Manufacture, karena sistem ABC menelusuri biaya overhead yang kompleks

lebih menyeluruh daripada sistem tradisional. Hal ini ditujukan untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat sehingga membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat bagi perusahaan.

(20)

86

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J., Kung H. Chen, Thomas W. Lin. 2000. Cost Management A

Strategic Emphasis terjemahan Susty Ambarriani. Jakarta ; PT. Salemba Empat.

Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya buku 1 edisi 14. Terjemahan : Krista. Jakarta : PT. Salemba Empat..

Garrison, Ray H, Eric w. Noreen, Peter C. Brewer. 2006. Managerial Accounting 11th Edition. Terjemahan : Nuri Hinduan. Jakarta : PT. Salemba Empat.

Hansen, Don R.& Maryanne M. Mowen. 2006. Management Accounting 7th Edition. Terjemahan : Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta :PT. Salemba Empat.

Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang edisi pertama. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.

Hilton, Ronald W. 2005. Managerial Accounting : Creating Value in Dynamic Business Environment 6th Edition. New York : The McGraw-Hill Companies.

Hongren, Charles T, Srikant M. Datar & George Foster. 2006. Cost Accounting A Managerial Emphasis 12th Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Kholmi, Masiyah & Yuningsih. 2004. Akuntansi Biaya. Malang : UMM Press.

Mulyadi. 2003. Activity Based Cost System - Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya edisi ke 6. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

(21)

87

Sugiono, 2004. Statistika untuk penelitian buku 1 edisi 6. Bandung: CV. Alfabeta

Supramono & Intiyas Utami. 2004. Desain Proposal Penelitian Akuntansi & Keuangan. Yogyakarta : ANDI.

Supriyono, R.A. 2001. Manajemen Biaya Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis buku 1. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.

Suwardjono. 2003. Akuntansi Pengantar Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem edisi ketiga. Jogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.

Umar, Husein. 2001. Strategic Management in Action. Jakarta : PT. Erlangga.

Wibisono. 2000. Metodologi Penelitian edisi pertama. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diterapkan nya sistem tersebut semoga bisa membantu toko A&S didalam berjualan barang-barang yang meraka jual, dengan sistem ini toko tersebut tidak lagi

[r]

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barcng/Jasa Pemerintatu kepada Peserta yang berkeberatan

Sebab bersamaan dengan itu semua, demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu ternyata ditujukan untuk membangun negara kemakmuran (welfare

mencatatkan purata kadar pertumbuhan 5% dalam tempoh lima tahun sebelum bermulanya krisis Asia, mencatatkan pengecutan 7% tahun-ke-tahun pada suku ketiga 1998 - pengecutan suku

[r]

KONSTRUKSI SOSIAL ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Kajian Psikologi Kejahatan Narapidana Anak di Lembaga Pemasyarakatan Sragen). Fakultas Hukum Universitas

Preferential herbicide transport through earthworm burrows was observed during all rainfall simulations, but total atrazine and metabolites in leachate at the end of the ®ve