• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan pada Loyalitas Pelanggan Cineplex 21 di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan pada Loyalitas Pelanggan Cineplex 21 di Kota Bandung."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

In this era, all companies have to always provide the best services in order to fulfill the needs and desires of their customers. By giving a maximum service, company expects customers’ loyalty thus loyal customers will tend to perform continuous transactions and bring other consumers to use the services or products of the company. Loyal customers are valuable assets that ensure the survival of a company.

The aim of this study is to analyze how service quality dimension (tangibility, empathy, reliability, responsiveness, and assurance) can affect Cineplex 21 customers’ loyalty in Bandung simultaneously and partially, and to determine which factors of the five dimensions of service quality that have the highest influence on Cineplex 21 customers’ loyalty in Bandung. The population in this study is Cineplex 21 customers in Bandung. Samples were taken from 105 respondents, who answered

21 questions about customers’ loyalty, questionnaire were measured by using a

Likert scale. The data were analyzed by using multiple regression test with SPSS application program.

From the analysis, it is shown that simultaneous service quality dimension affects customer loyalty by 48,9 %, however, only empathy and assurance which have influence on customer loyalty. To be exact, empathy has the most influence on customer loyalty.

(2)

ABSTRAK

Dewasa ini, semua perusahaan dituntut untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Melalui pemberian pelayanan yang maksimal diharapkan hal itu akan membentuk loyalitas pelanggan. Bagi perusahaan, loyalitas pelanggan merupakan tolak ukur kesetiaan pelanggan terhadap suatu jasa atau produk perusahaan. Pelanggan yang loyal akan cenderung melakukan transaksi secara terus menerus serta membawa konsumen lain untuk menggunakan jasa atau produk dari perusahaan. Pelanggan yang loyal merupakan aset berharga yang menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dimensi kualitas pelayanan (aspek fisik, empati, keandalan, ketanggapan, keyakinan) terhadap loyalitas pelanggan Cineplex 21 di Bandung secara simultan dan parsial, dan untuk mengetahui faktor mana dari kelima dimensi kualitas pelayanan yang memiliki pengaruh tertinggi terhadap loyalitas pelanggan Cineplex 21 di Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan Cineplex 21 di Kota Bandung yang tidak diketahui jumlah pastinya. Sampel yang diambil sebesar 105 responden, yang menjawab 21 pertanyaan mengenai loyalitas pelanggan. Skala pengukurannya menggunakan skala Likert. Pada analisis data digunakan uji regresi berganda dengan program aplikasi SPSS.

Dari hasil analisis data diketahui bahwa secara simultan dimensi kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan sebesar 48,9%. Hanya faktor empati dan keyakinan yang memiliki pengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Empati memiliki pengaruh tertinggi terhadap loyalitas pelanggan.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 9

2.1 Tinjauan Pustaka ... 9

(4)

2.1.2.1 Produk ... 12

2.1.2.2 Price ... 15

2.1.2.3 Place (Saluran Distribusi) ... 16

2.1.2.4 Promotion ... 17

2.1.2.5 People ... 17

2.1.2.6 Physical Evidence ... 18

2.1.2.7 Process ... 19

2.1.3 Jasa ... 20

2.1.4 Kualitas Jasa ... 23

2.1.5 Dimensi Kualitas Jasa ... 27

2.1.6 Perilaku Konsumen ... 31

2.1.7 Loyalitas Pelanggan ... 33

2.2 Rerangka Teoritis ... 36

2.3 Rerangka Pemikiran ... 37

2.4 Model Penelitian ... 38

2.5 Hipotesis ... 38

2.6 Hasil Riset Empiris ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Objek Penelitian ... 43

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

(5)

3.6 Populasi dan Sampel ... 50

3.6.1 Populasi ... 50

3.6.2 Sampel ... 50

3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel... 50

3.6.4 Menentukan Ukuran Sampel ... 51

3.7 Metode Analisis Data ... 52

3.7.1 Uji Instrumen ... 53

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ... 55

3.7.3 Uji Regresi Berganda ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Profil Responden ... 58

4.2 Karakteristik Responden ... 58

4.2.1 Jenis Kelamin ... 59

4.2.2 Usia ... 60

4.2.3 Frekuensi Menonton Film ... 61

4.2.4 Jenis Pekerjaan ... 62

4.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 63

4.3.1 Uji Validitas ... 63

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 66

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 69

4.4.1 Uji Normalitas ... 69

(6)

4.5 Uji Regresi Berganda ... 72

4.6 Pembahasan ... 75

4.6.1 Pengujian Hipotesis Pertama ... 76

4.6.2 Pengujian Hipotesis Kedua ... 76

4.6.3 Pengujian Hipotesis Ketiga ... 76

4.6.4 Pengujian Hipotesis Keempat ... 77

4.6.5 Pengujian Hipotesis Kelima ... 77

4.6.6 Pengujian Hipotesis Keenam ... 77

4.6.7 Pengujian Hipotesis Ketujuh ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Batasan Penelitian ... 80

5.3 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 87

LAMPIRAN ... 88

KUESIONER PENELITIAN ... 197

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Kualitas Pelayanan – Loyalitas Pelanggan ... 38

Gambar 4.2 Jenis Kelamin ... 59

Gambar 4.3 Usia... 60

Gambar 4.4 Frekuensi Menonton Film ... 61

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Bioskop di Bandung ... 3

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Barang dan Jasa ... 14

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 47

Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner dan Tingkat Pengembalian ... 58

Tabel 4.2 Jenis Kelamin ... 59

Tabel 4.3 Usia ... 60

Tabel 4.4 Frekuensi Menonton Film ... 61

Tabel 4.5 Jenis Pekerjaan ... 62

Tabel 4.6 Uji Validitas Awal ... 63

Tabel 4.7 Uji Validitas Akhir ... 65

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas ... 66

Tabel 4.9 Uji Normalitas ... 69

Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas ... 70

Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas ... 71

Tabel 4.12 Anova ... 72

Tabel 4.13 Model Summary ... 73

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Mall merupakan salah satu jenis pusat perdagangan yang cepat berkembang

di kota-kota besar di Indonesia (Mario, 2012). Seiring dengan pertumbuhan ekonomi

di Indonesia yang cukup tinggi (6,23% pada tahun 2012), pertumbuhan mall di

Indonesia juga semakin pesat. Menurut Ridwan (2011) dalam Fitriya (2011),

pertumbuhan mall atau pusat perbelanjaan di tanah air cukup bagus dibandingkan

negara lain untuk saat ini, sehingga bisa mencapai hingga 15% hampir sama dengan

pertumbuhan ritel Indonesia. Jumlah mall yang ada di seluruh Indonesia sekarang ini

sekitar 300 mall.

Pada awalnya mall berfungsi sebagai pusat perbelanjaan, namun sekarang

fungsi mall telah bergeser menjadi sarana dan fasilitas untuk hiburan. Mulai dari

bioskop, fashion, food court, tempat bermain anak, ruang pameran, fitness, meeting

room, hingga gereja pun tersedia di dalam mall. Atmawidjaja (2009) mengatakan

bagi masyarakat perkotaan Indonesia, mall di satu sisi mencerminkan adanya

kebutuhan nyata masyarakat perkotaan atas ruang-ruang publik (public space) untuk

kegiatan rekreatif maupun kegiatan sosial, sebagai bagian dari gaya hidup modern.

Akibat semakin terbatasnya ruang-ruang publik, maka mall menjadi pilihan yang

logis untuk beberapa alasan seperti kenyamanan (menghindari sengatan udara tropis

dan guyuran hujan), kepraktisan dan efisiensi (mengurangi pergerakan di dalam

(10)

(menghindari praktek penipuan produk sebagaimana lazim terjadi pada pasar

tradisional).

Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat. Kota Bandung

dikenal sebagai kota belanja yang memiliki banyak mall dan factory outlet. Menurut

Yahya (2012), mall merupakan jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur

berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk

berjalan-jalan yang teratur, sehingga berada diantara toko-toko kecil yang saling berhadapan.

Karena bentuk arsitektur bangunannya yang melebar (luas), umumnya mall memiliki

tinggi tiga lantai. Di dalam sebuah mall terdapat penyewa besar (anchor tenant) lebih

dari satu (banyak) dan pada umumnya mall berlokasi di daerah perumahan.

Berdasarkan pengertian mall tersebut, di Bandung terdapat sekitar 20 mall.

Seiring dengan pertumbuhan mall di kota Bandung, pertumbuhan industri

hiburan bioskop yang sebagian besar berada di mall juga turut berkembang dari

tahun ke tahun. Hal ini turut didukung dari hasil survey Rakhmaniar (2007) kepada

masyarakat di kota Bandung yang menunjukkan bahwa tujuan utama masyarakat

mengunjungi pusat belanja yaitu: untuk berbelanja (34%), nonton (22%), lainnya

(18%), dan makan (17,33%). Dari survey tersebut dapat dilihat bahwa minat

masyarakat untuk menonton di bioskop cukup besar, yaitu 22%. Bagi masyarakat

perkotaan, menonton film di bioskop telah menjadi life style atau gaya hidup.

Bioskop telah menjadi sarana hiburan untuk menghabiskan waktu bersama

orang-orang tercinta.

(11)

bioskop di kota Bandung. Cineplex 21 juga berhasil menjadi market leader untuk Bioskop Lokasi Jumlah

Screen

HTM weekdays HTM weekend

Reguler 3D Reguler 3D

Galaxy 21 Kings Shoping

Centre

(12)

Cineplex 21 memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1987. Hingga

saat ini, Cineplex 21 memiliki total 667 layar yang tersebar di 135 lokasi di seluruh

Indonesia. Selain menyajikan film-film hasil karya anak bangsa, Cineplex 21 juga

menayangkan film-film berkelas internasional. Cineplex 21 terus mengikuti

perkembangan teknologi dengan melengkapi fasilitas-fasilitasnya seperti 2D dan 3D.

Kualitas gambar dan suara terus ditingkatkan sehingga penonton lebih puas

menikmati tayangan film. Pembenahan dan pembaruan secara terus menerus yang

dilakukan Cineplex 21 menjadikan bisnis ini unggul dan terus bertahan hingga

sekarang.

Bisnis hiburan bioskop seperti Cineplex 21 dapat memberikan keuntungan

yang besar bagi perusahaan jika dikelola dengan baik serta dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen. Namun terdapat beberapa tantangan yang

dihadapi perusahaan dalam menggeluti bisnis ini. Pertama, konsumen sangat sulit

dijaga kesetiaannya mengingat banyak sekali konsumen yang lebih teliti, lebih

menuntut, lebih pintar untuk memilih produk atau pun jasa dengan kualitas terbaik

dan harga termurah, serta sangat sulit untuk dipuaskan keinginannya oleh perusahaan

(Sussanto, 2008). Kedua, beranekaragamnya karakteristik dan perilaku konsumen

turut mempersulit perusahaan dalam memuaskan semua keinginan konsumen.

Ketiga, meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing juga menuntut

perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta

berusaha memenuhi harapan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang

(13)

pelayanan. Kualitas dan ciri-ciri produk mudah ditiru pesaing, namun kualitas

pelayanan merupakan hal yang sulit ditiru dan diukur oleh pesaing. Kualitas layanan

merupakan pemenuhan dari harapan konsumen atau kebutuhan konsumen yang

membandingkan antara hasil dengan harapan dan menentukan apakah konsumen

sudah menerima layanan yang berkualitas (Scheuning, 2004 dalam Mulyono, dkk).

Dengan menjaga kualitas pelayanan maka akan tercipta kepuasan pelanggan. Jika

konsumen puas akan pelayanan yang diberikan perusahaan, maka akan terbentuk

loyalitas pelanggan.

Pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti Cineplex 21, kualitas

pelayanan yang tinggi merupakan faktor kunci untuk unggul dibanding industri jasa

sejenisnya. Pelayanan yang berkualitas ukurannya ada lima dimensi yaitu dimensi

bukti fisik (wujud / tangibles), dimensi keandalan (reliabilitas), dimensi ketanggapan

(responsive), dimensi keterjaminan (kepastian), dan dimensi empati (Lupiyoadi,

2006:236 dalam Iskandar). Dengan memiliki kualitas pelayanan yang tinggi,

perusahaan dapat menumbuhkan rasa loyal pada pelanggannya. Mempertahankan

loyalitas pelanggan merupakan bagian terpenting bagi perusahaan untuk

meningkatkan profit. Semakin banyak pelanggan setia yang dimiliki oleh sebuah

perusahaan, maka akan dipastikan perusahaan tersebut akan sukses dan bertahan

lama (Aliansyah, 2012).

Dalam jangka panjang memperbaiki loyalitas umumnya akan lebih profitable,

yakni pelanggan bersedia membayar lebih tinggi, penyediaan layanan yang lebih

murah dan bersedia merekomendasikan ke pelanggan yang baru (“Managing

(14)

merasakan puas atau tidak puas terhadap layanan yang diterimanya (Tjiptono,

2004:386 dalam Hidayat, 2009). Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan

diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Dimensi

Kualitas Pelayanan Pada Loyalitas Pelanggan Cineplex 21 di Kota Bandung”.

1.2Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah faktor tangible mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas

pelanggan Cineplex 21 di Bandung?

2. Apakah faktor emphaty mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas

pelanggan Cineplex 21 di Bandung?

3. Apakah faktor reliability mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas

pelanggan Cineplex 21 di Bandung?

4. Apakah faktor responsiveness mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas

pelanggan Cineplex 21 di Bandung?

5. Apakah faktor assurance mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas

pelanggan Cineplex 21 di Bandung?

6. Apakah kualitas pelayanan secara simultan mempunyai pengaruh positif

terhadap loyalitas pelanggan Cineplex 21 di Bandung?

7. Apa faktor yang paling berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dari kelima

(15)

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai

adalah :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor tangible terhadap loyalitas

pelanggan Cineplex 21 di Bandung.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor emphaty terhadap loyalitas

pelanggan Cineplex 21 di Bandung.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor reliability terhadap loyalitas

pelanggan Cineplex 21 di Bandung.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor responsiveness terhadap

loyalitas pelanggan Cineplex 21 di Bandung.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor assurance terhadap loyalitas

pelanggan Cineplex 21 di Bandung.

6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan secara simultan

terhadap loyalitas pelanggan Cineplex 21 di Bandung.

7. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan

dari kelima dimensi kualitas pelayanan Cineplex 21 di Bandung.

1.4Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Akademisi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi

(16)

Penelitian ini juga dapat menjadi bahan referensi atau sumber informasi yang

berguna serta dapat memberikan gambaran bagi penelitian selanjutnya

khususnya dalam bidang manajemen pemasaran.

 Praktisi Bisnis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara mendalam bagi

perusahaan Cineplex 21 mengenai faktor-faktor yang diidentifikasi

memengaruhi loyalitas pelanggan. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dan masukan bagi perusahaan, decision maker, dan instansi

terkait lainnya dalam menyusun kebijakan dan strategi untuk meningkatkan

kepuasan serta mempertahankan loyalitas pelanggan. Sehingga diharapkan

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis regresi berganda mengenai

“Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Pada Loyalitas Pelanggan Cineplex 21 di

Bandung”, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

Tidak ada pengaruh faktor tangible terhadap loyalitas pelanggan Cineplex 21

di Bandung.

Terdapat pengaruh positif faktor empathy terhadap loyalitas pelanggan

Cineplex 21 di Bandung. Nilai koefisien regresi yang positif sebesar 0,424.

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel empathy mempunyai pengaruh

positif dan signifikan atau semakin besar empathy maka akan meningkatkan

loyalitas pelanggan.

Tidak ada pengaruh faktor reliability terhadap loyalitas pelanggan Cineplex

21 di Bandung.

Tidak ada pengaruh faktor responsiveness terhadap loyalitas pelanggan

Cineplex 21 di Bandung.

Terdapat pengaruh positif faktor assurance terhadap loyalitas pelanggan

Cineplex 21 di Bandung. Nilai koefisien regresi yang positif sebesar 0,350.

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel assurance mempunyai

pengaruh positif dan signifikan atau semakin besar assurance maka akan

(18)

responsiveness, dan assurance) secara simultan terhadap loyalitas pelanggan

Cineplex 21 di Bandung. Besarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap

loyalitas pelanggan sebesar 0,489 X 100 % = 48,9%.

 Faktor dimensi kualitas pelayanan yang paling berpengaruh terhadap loyalitas

pelanggan Cineplex 21 di Bandung adalah faktor empathy. Karena nilai

empathy paling besar dibandingkan variabel dimensi kualitas pelayanan

lainnya, yaitu sebesar 0,424.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan loyalitas pelanggan

dipengaruhi oleh dimensi kualitas pelayanan sebesar 48,9 %. Sedangkan sisanya

51,1,% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian, seperti nilai

(harga dan kualitas produk), citra (kepribadian dan reputasi merek), kenyamanan dan

kemudahan, kepuasan, garansi dan jaminan, dan sebagainya.

5.2 Batasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

 Penelitian ini menggunakan sampel yang sedikit (105 responden) dari

populasi yang besar.

 Hanya mengukur 5 dimensi kualitas pelayanan dalam melakukan penelitian

(19)

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti

memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan

bermanfaat sebagai berikut:

 Melihat adanya pengaruh yang cukup besar antara kualitas pelayanan

terhadap loyalitas pelanggan Cineplex 21 di Bandung, maka Cineplex 21

harus meningkatkan kualitas pelayanannya, khususnya pada dimensi empathy

(empati) dan assurance (keyakinan).

Dikarenakan empati adalah faktor yang paling dominan dalam memengaruhi

tingkat loyalitas pelanggan, maka disarankan Cineplex 21 harus lebih

memperhatikan pendekatan personal dengan pelanggannya. Cineplex 21

dapat melatih karyawannya agar memiliki kompetensi dalam melayani,

ramah, perhatian dan peduli secara personal kepada pelanggannya, serta

melayani pelanggan dengan sungguh-sungguh. Upaya-upaya tersebut

diharapkan dapat membuat pelanggan merasa penting, dihargai, dan

dimengerti oleh perusahaan.

 Cineplex 21 juga dapat memberikan fasilitas-fasilitas yang nyaman dan

mudah bagi konsumen, sehingga diharapkan pelanggan akan selalu puas akan

pelayanan yang diberikan dan hal itu akan membentuk reputasi perusahaan

yang baik.

 Cineplex 21 harus memiliki keistimewaan dalam hal pelayanan dibanding

(20)

 Penelitian ini hanya menggunakan sampel yang sedikit dari populasi yang

besar. Oleh karena itu, bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat

menyebarkan kuesioner ke responden yang lebih banyak dan dari berbagai

kalangan agar hasil penelitian yang diperoleh lebih mewakili keadaan yang

sebenarnya.

 Terdapat bermacam-macam dimensi kualitas pelayanan, sedangkan dalam

penelitian ini hanya dibahas lima dimensi kualitas pelayanan menurut

Zeithaml, Berry dan Parasuraman (1985). Bagi penelitian selanjutnya,

diharapkan dapat menganalisis kualitas pelayanan dari dimensi-dimensi yang

lebih beraneka ragam. Seperti dimensi kualitas pelayanan dari Lehtinen dan

Lehtinen (1982), Hedvall dan Peltschik (1989), dan Carman (1990). Atau

bisa juga dengan meneliti faktor-faktor lain yang turut memengaruhi

terbentuknya loyalitas pelanggan, seperti kualitas produk, harga, citra

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. Stimulus Pemasaran: Stimulus Pemasaran dan Stimulus Lingkungan Sosial dan Budaya. Jurnal Manajemen. Diakses dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/12/stimulus-pemasaran-stimulus-pemasaran.html pada tanggal 19 September 2013.

Aliansyah, Teuku; Hafassnudin dan Shabri. (2012). Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayan terhadap Kepuasan Nasabah Bank Aceh Syariah Cabang Banda Aceh. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol.1, No.1, hal. 1-9.

Aryani, Dwi dan Febrina Rosinta. (2010). Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol.17, No.2, hal. 114-126.

Atmawati, Rustika dan M. Wahyuddin. (2004). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Matahari Departement Store di Solo Grand Mall. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, Vol.5, No.1, hal. 54-61.

Atmawidjaja, Endra Saleh. (2009). Masihkah Kota-Kota Indonesia Butuh Mall. Edisi Januari - Februari 2009 diakses dari

http://bulletin.penataanruang.net/view/_printart.asp?idart=126 pada tanggal 7 September 2013.

Citerawati, Yetti Wira. (2012). Pembentukan Perilaku. Diakses dari http://adingpintar.wordpress.com/2012/03/19/25/ pada tanggal 19 September 2013

Efendy, Ipung. (2011). Grup 21 dan Bioskop Indoesia. 24 Juli 2011. diakses dari http://ipungefendy.wordpress.com/2011/07/24/bioskopindonesia/ pada tanggal 4 Oktober 2013.

Fitriya. (2011). Mall Di Indonesia Ditargetkan Tumbuh Hingga 15 Persen.

IPOTNEWS, 18 Agustus 2011 diakses dari

http://www.ipotnews.com/index.php?jdl=Mall_Di_Indonesia_Ditargetkan_Tu mbuh_Hingga_15_Persen&level2=newsandopinion&id=582311&img=level1_ topnews_4 pada tanggal 14 September 2013.

Griselda, Gretel dan Tagor Muda Panjaitan. (2007). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadao Kepuasan Konsumen Restoran Pulau Dua. Jurnal Manajemen UPH, Vol.2, No.1, hal.39-62.

(22)

Hendry. (2012). Menentukan Ukuran Sampel Menurut Para Ahli. 20 Agustus 2012 diakses dari

http://teorionlinejurnal.wordpress.com/2012/08/20/menentukan-ukuran-sampel-menurut-para-ahli/ pada tanggal 15 Oktober 2013.

Herlistyani, Listien; Yunus Winoto dan Asep Saeful Rohman. (2012). Pengaruh Kualitas Jasa Pelayanan Informasi Telkom Terhadap Loyalitas Pelanggan Telkom Speedy Kepada Pt. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Jurnal Mahasiswa Universitas Padjajaran. Vol.1, No.1. Hal. 1-14.

Hidayat, Rachmad. (2009). Pengaruh Kualitas Layanan Kualitas Produk dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11, No.1, hal. 59-72.

Iskandar, Dibyo. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah dengan Kepuasan dan Kepercayaan Nasabah sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Nasabah PD. Bank Perkrditan Rakyat BKK Boyolali Kota).

Japarianto, Edwin; Poppy Laksmono dan Nur Ainy Khomariyah. (2007). Analisa Kualitas Layanan Sebagai Pengukur Loyalitas Pelanggan Hotel Majapahit Surabaya dengan Pemasaran Relasional Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol.3, No.1, Hal. 34-42.

Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2009). Marketing Management. Jilid 1. Edisi 13. Diterjemahkan oleh: Bob Sabran. Erlangga. Jakarta.

Magdalena, Nonie. Model Stimulus-Organism-Response: Penentu Perilaku Pembelian Konsumen Secara Situasional.

Mario, John. (2012). Dampak Perkembangan IPTEK Dalam Memenuhi Kebutuhan Primer. 14 Desember 2012 diakses dari

http://johnconnor1507.wordpress.com/2012/12/14/dampak-perkembangan-iptek-dalam-memenuhi-kebutuhan-primer/ pada tanggal 7 September 2013.

Mulyono, Bayu Hadyanto, dkk. Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus Pada Perumahan Puri Mediterania Semarang).

Munawaroh, Munjiati. (2000). Analisis Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Pada Industri Pendidikan DI Yogyakarta. Jurnal Siasat Bisnis, Vol.2, No.1, Hal. 119-134.

(23)

Rakhmaniar, Fatty. (2007). Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja Dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi dan Preferensi Pengunjung (Studi Kasus : Kota Bandung).

Ratih, Eustolia; Agus Hermani dan Sari Listyorini. (2013). Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada Pelanggan Grup 20 di Lotte Mart Wholesale Semarang).

Sadi. (2008). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Bank (Studi Kasus pada BPR BKK Pati Kota). Vol.1, No.2.

Sahaja, Irwan. (2013). Bauran Pemasaran Jasa. Diakses dari http://irwansahaja.blogspot.com/2013/05/bauran-pemasaran-jasa.html pada tanggal 18 September 2013.

Santoso, Johan. (2012). Pengertian dan Klasifikasi Produk. Diakses dari

http://situkangitoeng.blogspot.com/2012/02/pengertian-dan-klasifikasi-produk.html pada tanggal 18 September 2013.

Setyorini, Winarti. (2011). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Hotel Mahkota Di Pangkalan Bun. Jurnal Socioscientic, Vol.3, No.1, hal. 167-178.

Sugandini, Dyah. (2010). Loyalitas Konsumen. 31 Oktober 2010 diakses dari http://sugandiniasdono.blogspot.com/2010/10/loyalitas-konsumen.html pada tanggal 28 November 2013.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Jakarta: Alfabeta.

Suhaji dan Haris Sunandar. (2010). Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk, dan Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan Flexi di Kota Semarang dengan Intervening Kepuasan Pelanggan. Jurnal Ilmu Ekonomi ASET. Vol. 12, No. 1

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sunjoyo, dkk. (2012). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Sussanto, Herry dan Wido Damayanti. (2008). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Produk terhadap Loyalitas Konsumen. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vo.13, No.1, hal. 59-67.

(24)

Minat Mereferensikan Jasa Pengguna Jasa Lapangan Futsal. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Widhian, Toro. (2010). Bauran Pemasaran. Diakses dari http://kolom-

marketing.blogspot.com/2010/05/elemen-bauran-pemasaran-marketing-mix.html pada tanggal 18 September 2013.

Yahya, Nizam Rohma. (2012). Beda Mall Ama Plaza, Suka Salah Kaprah Penggunaan Nama. 14 Januari 2012 diakses dari

http://zammania.blogspot.com/2012/01/zaman-edan.html pada tanggal 4 Oktober 2013

Yazid. (1999). Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. EKONISIA Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.

Zaky, Fadhli Abdurrahman. (2012). Perbedaan Bioskop 21, XXI, The Premiere & Blitzmegaplex. Diakses dari

http://tersenyumlahuntukbahagia.blogspot.com/2012/04/perbedaan-bioskop-21-xxi-premiere.html pada tanggal 4 Oktober 2013.

Sumber dari internet:

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pusat_perbelanjaan_di_Indonesia

www.21cineplex.com

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

On accessing the database, the user is immediately taken to an introductory screen giving hypertext-linked access to other areas of the database, mutation database (table and gene

: Sejauh diketahui tidak ada peraturan nasional atau kedaerahan spesifik yang berlaku untuk produk ini (termasuk bahan-bahan produk tersebut). Informasi Lain Sejarah / Riwayat

Peserta PLPG menyiapkan bahan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu di sekolah masing-masing.. Peserta PLPG membawa Surat Tugas dari

KEPADA PESERTA PELELANGAN YANG KEBERATAN, DIBERIKAN KESEMPATAN UNTUK MENYAMPAIKAN SANGGAHAN KHUSUSNYA MENGENAI KETENTUAN DAN PROSEDUR YANG TELAH DITENTUKAN DALAM

Agar lebih optimal penggunaan saringan, saringan lebih awet dan kualitas air baku tetap terjaga dengan baik, maka proses penyaringan ini perlu disempurnakan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah menghasilkan model log linier dan regresi logistik biner bivariat terkait hubungan antara Indikator Kesehatan

[r]

Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada beberapa faktor, diantaranya faktor dari dalam diri siswa itu sendiri (internal), dan faktor dari luar (eksternal). Faktor