PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
PADA KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN PROSEDUR PENGELASAN DI SMK OTOMOTIF
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Teknik Mesin
oleh:
Feta Mayo NIM. 1000399
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
PADA KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN PROSEDUR PENGELASAN DI SMK OTOMOTIF
oleh: Feta Mayo
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Teknik Mesin
© Feta Mayo 2015
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
FETA MAYO NIM1000399
PE NE RAPAN MODEL PROJECT BASE D LEAR NI NG PADA KO MPET ENSI DAS AR PEL AKSANAAN PROSE DUR
PE NGEL ASAN DI SMK OTO MOT I F
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd. NIP. 19630520 198901 1 001
Pembimbing II
Ridwan Adam M.N, S.Pd., M.Pd. NIP. 19761116 200501 1 002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI
ABSTRAK
Feta Mayo (2015) “Penerapan Model Project Based Learning Pada Kompetensi Dasar Pelaksanaan Prosedur Pengelasan di SMK Otomotif”. Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.
Latar belakang masalah penelitian ini adalah cara pembelajaran pengelasan yang dominan pada guru dan hanya mengajarkan teknik dasar pengelasannya saja, tidak dapat memberikan gambaran kepada peserta didik bagaimana pekerjaan pengelasan di dunia kerja. Pemakaian bahan (besi dan elektroda) dalam praktikum pengelasan menjadi tidak bermanfaat karena proses pembelajaran pengelasan tidak menghasilkan apapun. Penerapan model project based learning (PJBL) pada kompetensi dasar pengelasan berupaya agar hasil pembelajaran merupakan sebuah karya/produk yang bisa dimanfaatkan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan ketercapaian waktu pembelajaran pengelasan menggunakan model PJBL dan mendeskripsikan ketercapaian produk dalam pembelajaran pengelasan tersebut. Penerapan PJBL diharapkan dapat memberikan gambaran kepada peserta didik mengenai penerapan keterampilan pengelasan di dunia kerja secara menyeluruh, sehingga dapat berguna ketika memasuki dunia kerja maupun usaha. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre-eksperimen dengan desain penelitian one shot case study dimana subjek penelitian diberikan treatment/perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Subjek pada penelitian ini terdiri dari 15 orang yang dibuat menjadi 5 grup. Grup terdiri dari peserta didik dengan nilai tinggi, rata-rata dan rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kinerja. Analisis data dilakukan pada waktu pengerjaan dan hasil produk. Hasil penelitian ini: (1) Ketercapaian waktu pengerjaan produk selama 1080 menit waktu pembelajaran pengelasan, seluruh grup dapat menyelesaikan satu produk (meja praktik). (2) Ketercapain produk oleh grup dengan nilai tertinggi dapat menyelesaikan tiga buah produk, yaitu meja praktik, rangka pot bunga, dan meja belajar. Grup nilai rata-rata menyelesaikan 3 buah produk yaitu meja praktik dan dua buah rangka pot bunga. Grup dengan nilai rendah menyelesaikan satu produk, yaitu meja praktik.
ABSTRAC
Feta Mayo (2015) "Application of Project Based Learning Model In Basic Competence Implementation in Vocational Automotive Welding Procedure". Department of Mechanical Engineering Education FPTK UPI.
The background of this study is the dominant way of learning teacher and just teach the basic techniques of welding course, the students don’t get a conception about how the welding job in the world of work. Learning materials welding (iron and electrode) becomes useless because the learning process does not produce anything. Application of project-based learning (PJBL) on the basis of welding competence intend to improve learning outcomes in the form of a product. The purpose of this study is to describe the achievement of learning time welding using PJBL and describe the learning achievement of products in the welding. Application of the PJBL is expected to equip students regarding the application of welding skills in the workforce, so that it can be useful when a live independently as entrepreneur. The method used is pre-experimental research and method design is one-shot case study, where the study subjects given treatment and then observed results. Subjects in this study consisted of 15 people were made into 5 groups. The group consisted of students with high, average and low grade. Data collection techniques using test performance. Data analysis was performed on the processing time and product. Results of this study: (1) Achievement of product processing time for 1080 minutes of instructional time welding, the entire group can accomplish a single product (table practice). (2) Achievement product by the group with the highest grade can complete the three products, that is the practice table, frame flowerpot, and desks. Group average grade completed 3 pieces of product that the practice table and two frame flowerpot. Groups with low grade produced just one product, that is the practice table.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penilaian (Asesmen)... 6
B. Penilaian Kinerja (Performance Test) ... 7
C. Model Pembelajaran... 10
D. Model Project Based Learning ... 12
E. Prosedur Pengelasan Las Busur Listrik ... 17
F. Kompetensi Dasar Pelaksanaan Prosedur Pengelasan Menggunakan Project Based Learning... 26
G. Sekolah Menengah Kejuruan Otomotif ... 33
I. Kerangka Pemikiran ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel ... 39
C. Instrumen Penelitian... 40
D. Prosedur Penelitian... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ... 43
F. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 46
B. Deskripsi Data ... 60
C. Pembahasan Penelitian ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Nomor Seri Lapisan Kaca ………... 20
2.2 Tipe Elektroda dan Besar Arus yang Digunakan ……… 25
2.3 Silabus Pengelasan Pada Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif …….. 26
2.4 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan….………... 32
3.1 Peserta Didik Kelas X TSM SMK Al-Mufti Subang 2014/2015 ... 39
3.2 Kriteria Penilaian Judgment Instrument ……….……… 44
3.3 Kategori Nilai CVR dan CVI ……….………. 44
4.1 Content Validity Index Tes Kinerja ………. 46
4.2 Proses Pengerjaan Meja Praktik ……….. 49
4.3 Proses Pengerjaan Rangka Pot Bunga ……….…… 56
4.4 Waktu Pengerjaan Proyek Meja Praktik ………. 65
4.5 Waktu Pengerjaan Proyek Rangka Pot Bunga……….… 62
4.6 Hasil Pencapaian Proyek Meja Praktik ………... 64
4.7 Hasil Pencapaian Proyek Rangka Pot Bunga………... 64
4.8 Pembahasan Waktu Pengerjaan Proyek ……….. 68
4.9 Hasil Perhitungan Waktu Pengerjaan Meja Belajar dan Rangka Pot Bunga Jenis Banyak ……….. 70
4.10 Total Waktu Pengerjaan Seluruh Grup ……… 71
4.11 Pembahasan Ketercapaian Produk ……….. 72
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tahapan Pembelajaran Project Based Learning ………. 14
2.2 Unit Mesin Las ……… 19
2.3 Alat-Alat Perkakas Tangan ………... 19
2.4 Kelengkapan Keselamatan Kerja Pengelasan ………. 19
2.5 Elektroda Las ……….. 20
2.6 Penyalaan Busur Las (a) Mesin AC dan (b) Mesin DC ……….… 21
2.7 Langkah Pengelasan; (a) Pemanasan Logam Dasar; (b) Posisi Sudut Elektroda; (c) Penggerakan Elektroda …………. 21
2.8 Penyambungan Jalur Pengelasan ……… 21
2.9 Pemadaman Busur Listrik; (a) Cara Pertama; (b) Cara Kedua ….. 22
2.10 Gerakan Pengelasan; (a) Gerakan Arah Turun; (b) Gerakan Mengayun ……….. 22
2.11 Macam Bentuk Ayunan Las ………... 22
2.12 Bentuk Sambungan Las ……….……… 23
2.13 Macam-Macam Posisi Pengelasan ……… 24
2.14 Pengaruh Jarak Busur Las; (a) L = D; (b) L > D; (c) L < D…….. 24
2.15 Bentuk-Bentuk Hasil Pengelasan dan Penyebabnya ……… 26
3.3 Bagan Alur Penelitian ………. 42
4.1 Desain (a) Meja Praktik dan (b) Rangka Pot Bunga………... 48
4.2 Grafik Perkembangan Waktu Pengerjaan Meja Praktik ………… 61
4.3 Grafik Perkembangan Waktu Pengerjaan Rangka Pot Bunga …... 63
4.4 Grafik Persentase Ketercapaian Hasil Pengerjaan Proyek ………. 65
4.5 Desain Pembuatan: (a) Rangka Pot Bunga Jenis Banyak
(b) Meja Belajar Peserta Didik ………... 67
LAMPIRAN
Biodata Sampel Penelitian………. 83
Desain Meja Praktik……….. 84
Desain Rangka Pot Bunga……… 86
Analisis Hasil Judgment Instrument Meja Praktik……… 88
Analisis Hasil Judgment Instrument Rangka Pot Bunga………... 95
Tes Kinerja Meja Praktik………... 100
Tes Kinerja Rangka Pot Bunga………. 108
Lembar Bimbingan Individu……….……… 114
Surat Penunjukan Pembimbing……….……… 118
Surat Izin Penelitian………….………. 120
Surat Penerimaan Penelitian………. 121
Berita Acara Seminar 1………. 122
Feta Mayo, 2015
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode & Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu cara yang dipergunakan untuk
menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai
suatu tujuan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Surakhmad (1985, hlm. 131) bahwa “Metode merupakan cara utama untuk
mencapai suatu tujuan misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan
menggunakan teknik serta alat-alat tertentu”.
Campbell & Stainley (dalam Suharsimi Arikunto, 2010, hlm. 123) membagi
menjadi pre-eksperimental design dan true eksperimental design. Ada 3 jenis
desain dalam kategori pre eksperimental design, yaitu: one shot case study,
pretest dan posttest, static group comparison.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan bentuk pre-experimental. Pre-experimental merupakan
eksperimen yang belum sungguh-sungguh, hal ini karena masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Hasil
eksperimen yang merupakan variabel terikat bukan semata-mata dipengaruhi oleh
variabel bebas. Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel
tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2013, hlm. 109).
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah one shot case study. Desain ini merupakan
salah satu bentuk metode pre-experimental. Paradigma dalam penelitian ini dapat
digambaran seperti gambar berikut.
X = treatment yang diberikan (variabel bebas) O = observasi (variabel terikat)
Gambar 3.1 Paradigma One Shot Case Study (Sumber: Sugiyono, 2013, hlm.110)
Paradigma one shot case study pada gambar 3.1 dapat dibaca sebagai berikut:
terdapat suatu kelompok peserta didik diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya
39
Feta Mayo, 2015
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN diobservasi hasilnya. Treatment adalah sebagai variabel bebas dan hasil adalah
sebagai variabel terikat (Sugiyono, 2013, hlm. 110).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hlm. 117).
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al-Mufti Subang. SMK Al-Mufti Subang
terletak di Jalan Jaenal Mufti, Purwadadi No. 10 Kabupaten Subang. Pemilihan
lokasi penelitian didasarkan pada hasil pra penelitian yang dilakukan bahwa di
SMK Al-Mufti Subang belum mengembangkan model project based learning
pada kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan. Pertimbangan lainnya
adalah sekolah yang dijadikan lokasi penelitian harus sekolah yang mengikuti
Kurikulum 2013 sebab model pembelajaran yang dipilih didasarkan pada
Kurikulum 2013. Sekolah ini memiliki beberapa program keahlian diantaranya
Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Sepeda Motor (TSM), dan Teknik
Komputer dan Jaringan (TKJ).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMK Al-Mufti
Subang kelas X TSM. Jumlah peserta didik pada kelas ini sebanyak 109 orang.
Peserta didik kelas X TSM dibagi menjadi tiga kelas, yaitu X TSM 1, X TSM 2
dan X TSM 3.
Tabel 3.1. Peserta Didik Kelas X TSM SMK Al-Mufti Subang 2014/2015 Kelas Jumlah Orang
X TSM 1 36
X TSM 2 37
X TSM 3 36
(Sumber: Data siswa SMK Al-Mufti Tahun 2014/2015)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
40
Feta Mayo, 2015
digunakan adalah teknik sampling purposive. Teknik ini adalah teknik penentuan
sampel dengan tujuan tertentu (Sugiyono, 2013, hlm. 124).
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 15 (lima belas) orang peserta didik
kelas X TSM SMK Al-Mufti Subang. Pemilihan sampel penelitian didasarkan
pada pertimbangan dari guru mata pelajaran di sekolah tempat penelitian dan nilai
peserta didik. Pertimbangan yang digunakan didasarkan pada karakteristik peserta
didik yang dapat melakukan pengelasan. Peserta didik yang dapat melakukan
pengelasan dilihat dari nilai pelajaran pengelasan, yaitu nilai diatas angka 75.
Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik yang memiliki nilai lebih
dari sama dengan 75. Nilai peserta didik yang diambil bervariasi dari nilai
terendah (76) hingga nilai tertinggi yang didapat (84). Sampel 15 orang
dikelompokkan menjadi 5 grup dengan jumlah anggota masing-masing adalah 3
orang yang memiliki nilai mata pelajaran pengelasan yang sama. Grup
dikelompokkan dengan peserta didik dengan nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai
terendah. Daftar sampel dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 83.
Gambar 3.2. Proses Pengambilan Sampel
C. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2013, hlm. 305) menjelaskan instrumen penelitian sebagai alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati.
Penelitian ini menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data tentang waktu
pencapaian dan hasil pengerjaan produk melalui kompetensi dasar prosedur
pengelasan dengan penerapan model project based learning yaitu berupa format
yang disusun berisi langkah kerja (jobsheet) tentang prosedur pengelasan dalam
41
Feta Mayo, 2015
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN pengerjaan suatu produk. Jobsheet yang digunakan dalam penelitian ini ada dua,
yaitu: jobsheet pembuatan meja praktik dan jobsheet pembuatan rangka pot
bunga. Lembar jobsheet dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 100.
Validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan validitas isi.
Validitas isi menurut Suharsimi, A. (2012, hlm. 81) merupakan suatu kondisi
sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi.
Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas isi apabila isi alat ukur sesuai
dengan materi pembelajaran. Pengujian validitas isi suatu instrumen dapat
dilakukan dengan expert judgment (pertimbangan ahli). Orang yang memiliki
kompetensi dalam suatu bidang dapat dimintakan pendapatnya untuk menilai
validitas isi suatu instrumen. Pengujian juga dapat dilakukan dengan cara
professional judgment (profesional) misalnya kepada guru, mekanik, dan
sebagainya. Cara pengujian lainnya dengan interrater judgment, yaitu meminta
kepada orang yang memiliki kompetensi. Penulis meminta judgment instrumen
penelitian kepada orang-orang yang ahli pada bidang pengelasan, yakni:
1. Mekanik las yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun,
2. Guru mata pelajaran pengelasan di sekolah, dan
3. Dosen mata kuliah pengelasan (pabrikasi logam).
Para ahli menilai dan menguji instrumen penelitian dengan cara dicermati,
dinilai dan dievaluasi menggunakan telaah dari segi konten, konstruksi dan
bahasa. Saran-saran dari ahli ditulis pada lembar validasi sebagai bahan revisi.
D. Prosedur Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
Rencana pelaksanaan penelitian berdasarkan adaptasi dari Zulkardi (2002,
hlm.20) meliputi tahapan prelimenary (persiapan) dan tahap formative evaluation.
Tahapan formative evaluation berdasarkan Tessmer (1998, hlm. 35) terdiri dari
langkah (1) self evaluation, (2) prototyping (expert judgment), dan (3) field test.
Uraian langkah-langkah penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Prelimenary
Penulis melakukan analisis terhadap beberapa hal diantaranya:
42
Feta Mayo, 2015
2) Indikator kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan
3) Sintak model project based learning
b. Tahap Self Evaluation
Penulis mendesain perangkat tes kinerja untuk instrumen penelitian
pengerjaan proyek pengelasan. Tes kinerja dibuat dalam bentuk jobsheet
yang bertujuan untuk menghitung catatan waktu pengerjaan dan standar
hasil yang harus dicapai peserta didik.
c. Tahap Prototyping
Hasil pendesainan tes kinerja di uji melalui expert judgment instrumen
penelitian oleh beberapa ahli pada bidangnya. Instrumen penelitian akan
dicermati, dinilai dan dievaluasi oleh para ahli dengan menelaah konten,
konstruk dan bahasa. Hasil pengujian expert judgment dijadikan bahan revisi
instrumen penelitian dan menyatakan bahwa apakah instrumen ini valid atau
tidak.
d. Tahap Field Test
Instrumen penelitian yang sudah divalidasi diterapkan dilapangan
untuk menguji tes kinerja pengerjaan proyek. Data yang didapat kemudian
diolah dan dianalisis. Hasil pengolahan dideskripsikan dan dibuat
43
Feta Mayo, 2015
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN Gambar 3.3. Bagan Alur Penelitian
2. Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Penerapan Model Project Based
Learning Pada Kompetensi Dasar Pengelasan di SMK Otomotif”, maka terdapat
dua variabel yang saling terkait dalam penelitian. Variabel-variabel tersebut
adalah:
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013, hlm. 60).
Variabel bebas pada penelitian ini adalah model project based learning,
yaitu model pembelajaran yang hasil pembelajarannya menghasilkan suatu
produk/karya. Peserta didik dalam model pembelajaran ini membuat suatu
produk sebagai hasil pembelajaran.
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013,
hlm. 60). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pembelajaran
44
Feta Mayo, 2015
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes kinerja. Metode tes
kinerja yaitu penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap kegiatan
peserta didik yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Pengamatan dilakukan
dengan cara mencatat setiap kegiatan peserta didik yang telah ditentukan
menggunakan metode check list. Tes kinerja dilakukan untuk menilai ketercapaian
waktu dan ketercapaian hasil proyek/produk sesuai indikator kompetensi.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan tahap akhir sebelum menarik kesimpulan.
Data-data yang diperoleh dari hasil pencatatan kompetensi pada peserta didik
merupakan keterampilan pengelasan dalam kegiatan pembelajaran. Analisis data
yang dilakukan adalah hasil pengujian validasi instrumen dan data hasil tes
kinerja menggunakan jobsheet.
Analisis hasil pengujian validasi instrumen penelitian menurut Lawshe
(dalam Primardiana, dkk., 2013, hlm. 324) dilakukan menggunakan Content
Validity Rasio (CVR) dan Content Validity Index (CVI). Tahapan pengolahan
validasi instrumen dilakukan dengan cara:
1. Kriteria tanggapan ahli/validator (expert)
Data tanggapan ahli yang diperoleh berupa checklist.
Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Judgment Instrument
Kriteria Bobot
Ya 1
Tidak 0
(Sumber: Adaptasi dari Majid M. & Firdaus A, 2014, hlm. 212)
2. Pemberian nilai pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Rumus
CVR adalah:
��� = �− � 2⁄
�⁄2 (Lawshe dalam Primardiana, dkk., 2013, hlm.324)
dimana: ne = jumlah validator yang menyatakan setuju
45
Feta Mayo, 2015
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN 3. Pemberian nilai pada keseluruhan butir item dengan menggunakan CVI.
CVI secara sederhana merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk item yang dijawab ‘Ya’ adalah:
��� =�� �ℎ ��ℎ ��� (Lawshe dalam Primardiana, dkk., 2013, hlm.324)
4. Kategori hasil perhitungan CVR dan CVI
Hasil perhitungan CVR dan CVI alah berupa angka 0 – 1. Kategori nilai
tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3. Kategori Nilai CVR Dan CVI Kriteria Keterangan
0 – 0,33 Tidak valid
0,34 – 0,67 Valid
0,68 –1 Sangat valid
(Lawshe dalam Primardiana, dkk., 2013, hlm.324)
Data dari lembar tes kinerja berupa hitungan waktu pencapaian pengerjaan
proyek dan skor ketercapaian hasil proyek. Analisa hasil tes kinerja diuraikan
sebagai berikut.
1. Penentuan waktu rata-rata ketercapaian proyek pembelajaran.
Waktu rata-rata yang diperoleh setiap peserta didik atau kelompok
ditentukan secara keseluruhan berdasarkan rumus berikut:
�̅ =
Ʃ� (Arikunto, S., 2012, hlm.298)dimana:
�̅
= rata-rata waktuƩx = jumlah waktu seluruh kelompok
n = jumlah kelompok
2. Penentuan hasil ketercapaian hasil proyek pembelajaran pengelasan.
Ketercapaian hasil proyek kompetensi pelaksanaan prosedur pengelasan
diketahui dengan menghitung persentase indikator yang dapat dicapai oleh peserta
didik dalam menyelesaikan proyek. Persentase ketercapaian dapat dihitung
menggunakan rumus berikut:
% = × (Arikunto, S., 2012, hlm.299)
dimana: % = persentase ketercapaian produk
46
Feta Mayo, 2015
peserta didik
Feta Mayo, 2015
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Ketercapaian waktu pengerjaan proyek selama 1080 menit dalam
pembelajaran pengelasan oleh grup dengan nilai tertinggi yaitu untuk
pengerjaan meja praktik selama 586 menit, rangka pot bunga selama 168
menit dan meja belajar peserta didik selama 317 menit dengan catatan total
waktu yaitu 1071 menit. Grup dengan nilai terendah melakukan pengerjaan
meja praktik dengan catatan waktu selama 955 menit. Waktu pengerjaan
rangka pot bunga oleh grup dengan nilai terendah yaitu selama 245 menit,
sehingga total waktu pengerjaan adalah 1200 menit. Total waktu pengerjaan
oleh grup dengan nilai terendah melebihi batas waktu pembelajaran
pengelasan.
2. Ketercapaian hasil pengerjaan proyek selama pembelajaran pengelasan oleh
grup dengan nilai tertinggi mencapai persentase 91,77% untuk meja praktik,
89,79% untuk rangka pot bunga dan 95,29% untuk meja belajar peserta
didik. Grup dengan nilai terendah mencapai persentase 78,82% untuk meja
praktik dan 79,59% untuk rangka pot bunga.
B. Saran
Saran dari temuan penelitian ini ditujukan kepada:
1. Peserta didik
a. Selama pelaksanaan pengerjaan proyek, peserta didik harus dapat
bekerjasama dan memiliki inisiatif yang tinggi agar dapat cepat
79
Feta Mayo, 2015
b. Peserta didik harus memiliki kemampuan selain pengelasan seperti,
pemotongan dan pembentukan yang baik. Kemampuan tersebut akan
mempengaruhi terhadap proses pengelasan.
2. Guru
a. Sebaiknya guru selain menggunakan model lain dalam pembelajaran
pengelasan, gunakan model project based learning. Pencapaian
kompetensi dapat diukur oleh ketercapaian waktu dan ketercapaian
produk.
b. Penerapan model project based learning dalam pembuatan produk
lainnya perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti:
- Proyek yang akan dibuat memiliki desain yang sederhana tapi
dapat mencakup seluruh tuntutan indikator pembelajaran
pengelasan.
- Waktu pengerjaan yang cukup dilaksanakan sesuai dengan alokasi
Feta Mayo, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: Refika Aditama.
Adistura, T. (2013). Implementasi Pembelajaran Keterampilan Teknik
Pengelasan Berorientasi Produk Menggunakan Pembelajaran Langsung Pada Siswa SMA-LB Negeri Cicendo. (Skripsi). Jurusan Teknik Mesin,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Admin (2014). Macam-Macam Sambungan Las. [Online]. Tersedia: http://www.teknikmesin.org/macam-macam-sambungan-las/ [diakses: 27 April 2015]
Adminmesin (2014). Harga Mesin Las Listrik 900 Watt. [Online]. Tersedia: http://gambarmesin.com/harga-mesin-las-listrik-900-watt/ [diakses: 28 Januari 2015]
Amarulloh (2013). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kompetensi
Perbaikan Sistem Pengapian Elektronik Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar. (Skripsi). Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Anneahira (2008). Las Listrik – Proses Penyambungan Las. [Online]. Tersedia:
http://www.anneahira.com/las-listrik.htm [diakses: 28 Januari 2015].
Arifin, Zaenal (2010). Evaluasi Pembelajaran (Teori Dan Praktik). [Online] diakses:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDID
IKAN/196105011986011-ZAINAL_ARIFIN/Silabus_Evaluasi_Pembelajaran/Evaluasi_Pembelajaran_ _Makalah_.pdf [diakses: 26 April 2015]
Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinenka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman (2013). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Hanafiah, N & Suhana, C (2010). Konsep Startegi Pembelajaran. Bandung: RefikaAditama.
Hasan, Hamid (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hayati, Ela. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Standar Kompetensi Teknik Digital di SMK Negeri 1 Cimahi. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Teknik
81
Hosnan (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad
21. Jakarta: Ghalia Indonesia
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jualmesinlas (2012). Jual Elektroda Las. [Online]. Tersedia: http://www.jualmesinlas.com/jual-elektroda-las/ [diakses: 28 Januari 2015]
Kawan Lama (2015). List Of Product Manufacturer Krisbow. [Online]. Tersedia: http://www.kawanlamaonline.com/en/1_krisbow [diakses: 29 Januari 2015].
Kemendikbud (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud
Kurniawan, Iwan. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning Pada Pembelajaran Mata Diklat Menerapkan Rangkaian Elektronika Analog untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. (Skripsi).
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Majid, A. dan Firdaus, A. (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: Interes Media.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah.
Primardiana, dkk. (2013). Model Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kaizen di
Sekolah Menengah Atas. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.
Riadi, M. (2012). Penilaian Kinerja (Performance Assesment). [Online]. Tersedia: http://www.kajianpustaka.com/2012/11/penilaian-kinerja-performance-assessment.html [diakses: 20 April 2015].
Ruhimat, Toto (2009). Kurikulum Pembelajaran. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan.
Sanjaya, Riki (2013). Proses Las SMAW. [Online]. Tersedia: http://navale-engineering.blogspot.com/2013/02/las-smaw.html [diakses: 28 Januari 2015]
Sanjaya, Wina (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Silabus SMK Al-Mufti Teknik Sepeda Motor Tahun 2014/2015
Sugiyono (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualititatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
82
Feta Mayo, 2015
Suratman, M. (2001). Teknik Mengelas Asetilin, Brazing, dan Las Busur Listrik. Bandung: Pustaka Grafika.
Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tessmer (1998). Planning and Conducting Formative Evaluations. Philadelphia: Kogan Page.
Thoha, C. (1990). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wahyuni, S. (2012). Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama.
Wiryosumarto, Harsono dan Okumura, Toshie (1991). Teknologi Pengelasan
Logam. Jakarta: Pradnya Paramita.
Yani, Ahmad (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta.
Zulkardi (2002). Developing a learning environment on realistis mathematics
education for Indonesian student teachers. Doctoral dissertation. [Online].