i
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA HURUF TIMBUL
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
HURUF AWAS PADA ANAK LOW VISION KELAS I SDLB
DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus
Oleh :
RIAN AHMAD GUMILAR
NIM. 0909047
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
ii
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA HURUF TIMBUL
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
HURUF AWAS PADA ANAK LOW VISION KELAS I SDLB
DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
Oleh
RIAN AHMAD GUMILAR 0909047
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhisalah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© RIAN AHMAD GUMILAR 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
RIAN AHMAD GUMILAR 0909047
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA HURUF TIMBUL TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN HURUF AWAS PADA ANAK
LOW VISION KELAS I SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
SKRIPSI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Didi Tarsidi, M.Pd NIP. 19510601 197903 1 003
Pembimbing II
Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd NIP. 19601015 198710 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
“Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SDLB
di SLB Negeri A Kota Bandung”
(Rian Ahmad Gumilar, 0909047, Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI 2014)
Anak low vision merupakan seseorang yang masih memiliki sisa penglihatan yang fungsional termasuk salahsatu klasifikasi tunanetra. Anak low vision mengalami kesulitan membaca huruf awas dibandingkan denga n anak awas pada umumnya. Mereka mengalami hambatan dalam jarak, ukuran, pencahayaan dan kekontrasan dari sisa penglihatannya. Dalam kasus ini anak low vision yang berinisial RA siswa kelas 1 SDLB yang memiliki sisa penglihatan belum mampu membaca huruf awas padahal sisa penglihatan yang dimiliki bisa dioptimalkan dalam membaca huruf awas hal ini berdampak pada kemampuan membaca permulaannya. Salahsatu penanganan yang dapat membantu anak low vision dalam membaca huruf awas adalah menggunakan media huruf timbul. Hal itu melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh media huruf timbul terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas pada anak low vision. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan pendekatan Single Subject Reserch dengan desain penelitan A-B-A. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mean level kemampuan awal RA dalam membaca permulaan huruf awas pada baseline-A (A-1) sebesar 45,91%, pada fase intervensi memperoleh mean level 75,20%, sedangkan padan fase baseline-2 (A-2) setelah diberikan intervensi mendapatkan mean level sebesar 82,39% yang artinya terdapat peningkatan kemampuan membaca permulaan huruf awas dengan menggunakan media huruf timbul pada siswa low vision berinisial RA kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung.
Kata kunci: Anak low vision, media huruf timbul, kemampuan membaca
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN HAK CIPTA ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vi
KATA MUTIARA ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GRAFIK... xvii
DAFTAR BAGAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah... 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
1. Tujuan Penelitian... 6
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Tunanetra ... 8
B. Low Vision ... 10
C. Prinsip-prinsip Pembelajaran Anak Low Vision ... 11
D. Kemampuan membaca Anak Low Vision ... 12
E. Membaca Permulaan... 12
F. Huruf Timbul sebagai Media Pembelajaran ... 14
G. Penelitian terdahulu yang Relevan ... 15
H. Kerangka Pemikiran... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 18
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 18
1. Lokassi Penelitian ... 18
2. Subjek Penelitian... 18
B. Desain Penelitian... 19
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 20
1. Media Huruf Timbul sebagai Variabel Bebas... 20
2. Membaca Permulaan sebagai Variabel Terikat ... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ... 22
E. Instrumen Penelitian ... 22
1. Membuat Kisi-kisi... 23
2. Pembuatan Butir Soal... 24
3. Kriteria Penilaian Butir Soal ... 27
F. Uji Coba Instrumen ... 27
1. Judgement ... 27
2. Uji Validitas ... 28
G. Analisis data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Baseline-1 (A1) ... 35
2. Intervensi (B) ... 37
3. Baseline-2 (A-2) ... 38
B. Analisi Kemampuan Membaca Permulaan ... 40
1. Analisi Dalam Kondisi ... 40
2. Analisis Antar Kondisi ... 53
C. Pembahasan ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 69
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Klasifiksi Ketajaman Penglihatan Menurut WHO... 9
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kemapuan Membaca Permulaan ... 23
Tabel 3.2. Butir Soal Kemampuan Membaca Permulaan ... 24
Tabel 3.3. Daftar Pemberi Judgement ... 28
Tabel 3.4. Hasil Judgement ... 29
Tabel 4.1. Data Presentase Baseline-1 (A-1) ... 36
Tabel 4.2. Data Presentase Intervensi (B) ... 37
Tabel 4.3. Data Presentase Baseline-2 (A-2) ... 39
Tabel 4.4. Panjang Kondisi ... 41
Tabel 4.5. Estimasi Kecenderungan Arah ... 43
Tabel 4.6. Presentase Stabilitas ... 49
Tabel 4.7. Kecenderungan Jejak Data ... 49
Tabel 4.8. Level Stabilitas Rrentang ... 50
Tabel 4.9. Level Perubahan... 50
Tabel 4.10. Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi ... 51
Tabel 4.11. Jumlah Variable Yang Diubah ... 53
Tabel 4.12. Perubahan Kecenderungan Arah Dan Efeknya ... 53
Tabel 4.13. Kecenderungan Stabilitas Dan Efeknya ... 54
Tabel 4.14. Perubahan Level... 55
Tabel 4.15. Data Overlap ... 58
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1. Desain A-B-A ... 20
Grafik 4.1. Kemampuan Membaca Permulaan Fase Baseline-1 (A-1) ... 36
Grafik 4.2. Kemampuan Membaca Permulaan Fase Intervensi (B)... 38
Grafik 4.3. Kemampuan Membaca Permulaan Fase Baseline-2 (A-2) ... 39
Grafik 4.4. Kemampuan Membaca Permulaan Fase A1-B-A2 ... 40
Grafik 4.5.Estimasi Kecenderungan Arah Fase Baseline-1 (A-1) ... 42
Grafik 4.6. Estimasi Kecenderungan Arah Fase Intervensi (B) ... 42
Grafik 4.7. Estimasi Kecenderungan Arah Fase Baseline-2 (A-2) ... 43
Grafik 4.8. Kecenderungan Stabilitas Fase Baseline-1 (A-1) ... 45
Grafik 4.9. Kecenderungan Stabilitas Fase Intervensi ... 47
Grafik 4.10. Kecenderungan Stabilitas Fase Intervensi (B) ... 48
Grafik 4.11. Overlap Kondisi Baseline-1 9A-1) Dengan Intervensi (B)... 56
Grafik 4.12. Overlap Kondisi Intervensi (B) Dengan Baseline-2 (A-2) ... 57
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Membaca Permulaa... 67
Butir Soal Kemampuan Membaca ... 69
Lembar Kerja Siswa... 73
Expert Judgement ... 80
Hasil Judgement (Uji Validitas) ... 86
Hasil Pencatatan Skor... 90
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap anak memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Dengan karakteristik anak yang beragam penyelenggaraan pendidikan harus mampu mengakomodasi setiap kebutuhan anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. Usaha dalam rangka memberikan hak atas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagian Kesebelas Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Pasal 32 ayat 1 yang menyatakan,
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Efendi (2008: 4) “kelainan fisik adalah kelainan yang terjadi pada satu atau lebih organ tubuh tertentu”. Salah satunya adalah kelainan pada organ penglihatan. Dalam perkembangannya istilah umum yang dipakai dalam dunia pendidikan dewasa ini terhadap anak dengan kelainan organ penglihatan adalah tunanetra atau anak dengan hambatan penglihatan. menurut Nawawi, Tarsidi dan Hosni (2010) “ketunanetraan merupakan konsep payung untuk semua jenis dan derajat kecacatan penglihatan yaitu mencakup kebutaan (blindness) serta berbagai tingkatan kurang awas (low vision)”. Melihat konsep tersebut sangatlah jelas seseorang dapat dikatakan tunanetra itu.
2
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(ULLVP) Agus Teguh Riyanto, mengatakan bahwa jumlah anak-anak penyandang low vision sangat besar. Tiga kali angka kebutaan. Kalu angka kebutaan 1,5 persen dari jumlah penduduk, berarti 3 juta. Maka jumlah low vision sekitar 9 juta (Nestor, 2011).
Sedangkan Sunanto (dalam Nawawi, tanpa tahun) low vision (kurang lihat) adalah “mereka yang mengalami kelainan penglihatan sedemikian rupa tetapi masih dapat membaca huruf yang dicetak besar dan tebal baik menggunakan alat bantu penglihatan maupun tidak”. Begitu pula definisi yang dikemukakan oleh Raharja (2010: 4) bahwa seseorang dikatakan “menyandang low vision atau kurang lihat apabila ketunanetraannya masih memungkinkannya memfungsikan indera penglihatannya dalam melakukan kegiatan sehari-hari”.
Setiap anak low vision memiliki karakteristik yang unik dalam memiliki sisa penglihatan yang masih bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari termasuk kegiatan akademik. karena “setiap anak-anak low vision, mereka harus dinilai dari segi fungsi visual untuk menentukan tingkat kemampuan penglihatan mereka” (Muhammad, 2008: 89). Menurut Hosni (2007) “60% tunanetra masih mampu menggunakan sisa penglihatannya untuk membaca dan menulis awas, baik ia menggunakan alat bantu penglihatan maupun tanpa alat bantu penglihatan”. Dengan demikian tidak semua tunanetra memerlukan tulisan braille dalam pendidikannya. Kemampuan anak low vision dalam membaca huruf awas dapat dioptimalkan sebagai sarana pembelajaran di kelas maupun dilingkungan masyarakat. Sehingga anak low vision mampu bersaing dengan anak lainnya. Kemampuan membaca huruf awas ini menjadi penting bagi anak low vision karena menurut Lerner (dalam Abdurrahman, 2009: 200)
3
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sementara Stelmack et al. (dalam Muhammad, 2008:84) mengungkapkan “kesulitan dalam membaca adalah salah satu keluhan utama untuk mereka yang termasuk dalam ketegori low vision”. Penulis menemukan beberapa siswa low vision di SLB Negeri A kota Bandung, di kelas dasar belum bisa me mbaca huruf
awas, padahal kemampuan sisa penglihatan yang mereka miliki masih dapat dioptimalkan untuk membaca huruf awas. Begitu pentingnya pengoptimalan sisa penglihatan yang dimiliki oleh siswa low vision untuk membaca huruf awas harus ditunjang dengan pelayanan pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan siswa. Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di kelas 1 SDLB terdapat anak low vision yang masih memiliki sisa penglihatan yang masih bisa difungsikan. Setelah melakukan studi pendahuluan anak berinisial RA memiliki ketertarikan dalam melihat warna dan bentuk. RA hanya dapat mengenal beberapa saja huruf awas dan selama dalam proses pembelajaran selama ini RA mempelajari huruf braille. Penulis tertarik dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan RA, menurut Abdurrahman (2009: 201) “tahapan membaca permulaan umumnya dimulai sejak anak masuk kelas satu SD, yaitu pada saat berusia sekitar enam tahun”. Di kelas, RA tidak diberikan pembelajaran membaca huruf awas secara khusus. Oleh karena itu perlu layanan pendidikan khusus yang menekankan pada penggunaan media yang tepat serta berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka dibutuhkan sebuah media yang diharapkan akan lebih memudahkan anak menerima materi pembelajaran. Media yang digunakan bagi anak low vision haruslah mampu memberikan pengalaman dan kebermaknaan terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas. Dengan memerhatikan prinsip-prinsip pembelajaran bagi anak low vision. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media huruf timbul.
Media huruf timbul dapat menarik dan meningkatkan perhatian anak low vision dalam menarik minat membaca huruf awas. Menurut Sunanto (2005: 69)
“secara umum tujuan pengajaran membaca yang utama adalah untuk
4
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki arti”. Dengan menggunakan huruf timbul proses membaca dapat mengintegrasikan organ penglihatan dan perabaan. Menurut (Jumhawan, 2009:17) Media huruf timbul merupakan alat bantu belajar membaca permulaan yang terdiri atas potongan-potongan huruf yang mempunyai arti lekukan-lekukan sesuai dengan bentuk hurufsesungguhnya, selain dibaca dengan mata juga dapat dibaca melalui indera perabaan dan perasaan.
Media memiliki keunggulan secara visual dan taktual untuk menambah daya ingat mengenal bentuk-bentuk huruf yang sesungguhnya. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh penggunaan media huruf timbul terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas pada anak low vision kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung.
B. Identifikasi Masalah
Masalah- masalah yang dapat diidentifikasi terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas, hal ini berkenaan dengan faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca permulaan huruf awas dalam pembelajaran bahasa adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan intelegensi anak low vision sama halnya dengan kemampuan anak pada umumnya, mulai dari dibawah rata-rata sampai diatas rata-rata hal ini menunjukan tingkat kebervariasian kemampuan anak, kemampuan membaca tergantung kepada kemampuan individu itu sendiri. Namun keluhan utama bagi anak low vision adalah membaca.
2. Kemampuan penglihatan fungsional pada anak low vision yang belum dioptimalkan secara baik melalui huruf awas. Kemampuan penglihatan anak low vision yang begitu bervariatif harus diberikan pelayanan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan anak.
5
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan anak awas. Dalam membaca anak low vision menggunakan huruf yang sama seperti orang awas. Maka perlu adanya metode, pendekatan, strategi dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak dalam rangka mengoptimalkan sisa penglihatan.
4. Penggunaan media pembelajaran yang belum mampu menunjang pengoptimalisasian sisa penglihatan fungsional anak low vision. Dalam hal ini, perlu ada media yang tepat untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan huruf awas pada anak low vision yang akan berdampak pada proses pembelajaran akan mengalami hambatan. Dengan adanya media yang mampu menunjang proses pembelajaran maka akan mempermudah proses pembelajaran itu sendiri.
C. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, terdapat beberpa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca permulaan huruf awas dalam pembelajaran bahasa, yaitu kemampuan intelegensi, kemampuan sisa penglihatan, kegiatan pembelajaran disekolah dan penggunaan media pembelajaran. Maka a gar penelitian tidak terlalu meluas, penulis membatasi masalah pada penggunaan media pembelajaran, yaitu pengaruh penggunaan media huruf timbul terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas pada anak low vision. Aspek kemampuan membaca permulaan meliputi membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
D. Rumusan Masalah
Untuk lebih fokus dalam penelitian yang dilakukan, maka penulis merumuskan masalah dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
6
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana gambaran kemampuan membaca permulaan huruf awas anak low vision dalam pembelajaran bahasa sebelum belajar dengan menggunakan
media huruf timbul?
3. Bagaimana gambaran kemampuan membaca permulaan huruf awas permulaan anak low vision dalam pembelajaran bahasa setelah belajar dengan menggunakan media huruf timbul?
4. Bagaimana gambaran pengaruh penggunaan media huruf timbul terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan huruf awas anak low vision?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan hasil penelitian ini diharapkan menjadi media alternatif yang bisa digunakan dalam menunjang proses pembelajaran, untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan huruf awas anak low vision. Tujuan dan kegunaan penelitian ini dibagi menjadi beberapa aspek yaitu:
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media huruf timbul terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas pada anak low vision kelas 1 di SLB Negeri A kota Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kemampuan membaca permulaan huruf awas anak low vision dalam pembelajaran bahasa sebelum belajar dengan
menggunakan media huruf timbul.
b. Mengamati gambaran kemampuan membaca permulaan huruf awas permulaan anak low vision dalam pembelajaran bahasa setelah be lajar dengan menggunakan media huruf timbul.
7
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Kegunaan
a. Dalam tataran teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, terutama bagi pendidikan anak berkebutuhan khusus.
b. Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi: 1) Pendidik; dapat menjadi media pembelajaran alternatif yang bisa
digunakan ketika menghadapi anak yang berkebutuhan khusus, dalam hal untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan huruf awas dalam pembelajaran bahasa bagi anak low vision.
2) Lembaga; menjadi suatu program layanan yang bisa diterapkan di lembaga, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, karena akan terjadinya interaksi antara pendidik dengan peserta didik. 3) Peneliti selanjutnya; dapat dijadikan patokan untuk meneliti hal yang
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 72) “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Penelitian eksperimen ini menggunakan subjek tunggal (Single Subject Research) dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
suatu perlakuan (intervensi) yang diberikan kepada objek secara berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh penggunaan media huruf timbul terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas pada anak low vision.
A. Lokasi Dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penenlitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri A (SLBN A) kota Bandung yang beralamat di jalan Pajajaran No.50 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cicendo Kota Bandung. Merupakan sekolah bagi tunanetra (bagian A) yang didirikan pada tanggal 24 Juli 1901 yang dikelola oleh Dr. Weshoft. Berdasarkan SK Mentreri Pendidikkan dan Kebudayaan RI Nomor : 03/SK/B/II tanggal 13 Maret 1962 SLB Negeri A Kota Bandung bertatus negeri dan berada di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan di kelas 1 SDLB dengan jumlah 7 orang peserta didik pada tahunn ajar 2013-2014.
2. Subjek Penelitian
19
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hanya mengenal beberapa huruf awas. Adapun identitas subjek penelitian adalah sebagai berikut:
Nama : RA
Tempat lahir : Bandung
Tanngal lahir : 30 Agustus 2006 Jenis kelamin : Laki-laki
Kelas : 1 SDLB
Alamat : Ciwaruga- Kec. Parompong- Kab. Bandung Barat
B. Desain Penelitian
Menurut Rosnow dan Rosenthal (dalam Sunanto 2005:56) mengemukakan “desain penelitian eksperimen secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (1) Desain kelompok (group design) dan (2) disain subjek tunggal (single subject design)”. Pada penenlitian ini penulis mengunakan desain subjek tunggal dengan desain pengulangan yaitu desain A-B-A. menurut Sunanto (2005:57) “desain ini menunjukan adanya hubungan sebab akibat antara variabel teerikat dan variabel bebas yang lebih kuat dengan disain A-B”.
Desain A-B-A terdapat tiga tahapan yaitu : baseline-1 (A-1), Intervensi (B), baseline-2 (A-2). Dimana baseline-1 (A-1) merupakan kemampuan dasar, yaitu
kemampuan awal anak low vision dalam membaca huruf awas. Subjek diamati, sehingga dalam kondisi kemampuan awal subjek tersebut dapat diambil datanya dengan tidak ada rekayasa. Pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan secara berulang untuk memastikan data yang sudah didapat berupa kemampuan dasar subjek membaca huruf awas sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil.
20
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Baseline (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)
Baseline-2 (A-2) yaitu pengamatan kembali terhadap kemampuan mengenal
huruf awas pada anak low vision. Setelah pengukuran pada kondisi intervensi selesai, dilakukan pengukuran pada kondisi baseline kedua. Baseline kedua (A-2) ini dilakukan sebagai kontrol kondisi intervensi untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan dari variabel bebas. Hal ini juga dapat menjadi evaluasi sejauh mana pengaruh intervensi yang diberikan terhadap subjek.
Adapun grafik perkembangan yang digunakan dalam mengolah data yaitu gambar grafik desain A-B-A. Tampilan grafik yang akan nampak pada hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
Grafik 3.1 Desain A-B-A
C. Definisi Opersional Variabel Penelitian
Variabel menurut Sunanto (2005: 12) merupakan “istilah dasar dalam penelitian eksperimen, termasuk penelitian dengan subjek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang dapat berbentuk benda atau kejadian yang diamati”. Dalam penelitian yang berjudul “pengaruh penggunaan media huruf timbul terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas pada anak low vision kelas 1 SD di SLB N A Kota Bandung” terdapat dua variabel, yaitu :
21
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat atau dikenal dengan istilah intervensi atau perlakuan” (Sunanto, 2005:12). Dalam penenlitian ini yang menjadi variabel bebas adalah media huruf timbul.
Media huruf timbul adalah alat bantu belajar membaca permulaan yang terdiri atas potongan-potongan huruf yang mempunyai arti lekukan-lekukan sesuai dengan bentuk huruf sesungguhnya, selain dibaca dengan mata juga dapat dibaca melalui indera perabaan dan perasaan. Pembelajaran mengunakan media ini dalm mengenalkan dan membaca huruf-huruf awas alfabetis. Subjek akan melakukan eksplorasi terhadap media huruf timbul dengan melihat dan merabanya sehingga mampu membentuk persepsi visual dan audio terhadap huruf tersebut.
2. Membaca Permulaan Sebagai Variabel Terikat
“Variabel terikat adalah variabel yanng dipengaruhi oleh variabel bebas dikenal dengan nama perilaku sasaran atau target behavior” (Sunanto, 2005: 12). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah membaca permulan.
“Membaca permulaan adalah proses pemahaman atau hubungan antara huruf (grafim) dengan bunnyi (morfem) atau menerjemaahkan kata-kata cetak menjadi bahasa lisan atau sejenisnya.” (Soendari, Abdurahman, dan Mahmud., 2008: 82). Sedangkan menurut Purwanto (Tarigan, 2005: 9) :
Membaca permulaan suatu proses yang dipergunakan oleh pembaca untuk mengubah rangkaian-rangkaian huruf menjadi rangkaian-rangkaian bunyi yang bermakna dan melancarkan teknik membaca pada anak-anak.
Sedangkan menurut Sunardi (dalam Soendari et al., 2008: 83) secara operasional proses menbaca teknis atau pengenalan kata menuntut kemampuan, yaitu :
1. Mengenal huruf kecil dan besar dalam alphabet
2. Mengucapkan bunyi (bukan nama) huruf, terdiri dari konsonan, vokal. 3. Menggabungkan bunyi membentuk kata
4. Variasi bunyi (/u/ pada pukul, /o/ pada toko) 5. Menerka kata dalam menggunakan konteks
6. Menggunakan analisis structural untuk identifikasi kata (kata ulang, kata majemuk, imbuhan)
22
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, menuntut kemampuan membaca huruf, suku kata, kata dan kalimat sederhana.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiono (2013: 224) “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data“. Data yang diperlukan dalam penenlitian ini adalah data yang dapat memperlihatkan ada atau tidaknya suatu pengaruh dari media huruf timbul terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pemberian tes kinerja. Tes yang akan diberikan pada tiga fase, masing-masing fase tersebut adalah baseline-1 (A-1) dimana pada fase ini data yang didapat menunjukan kemampuan awal subjek, kemudian fase intervensi (B) dimana fase ini data yang didapat menunjukan kemampuan membaca permulaan huruf awas selama mendapatkan perlakuan (intervensi), dan fase terakhir yaitu baseline-2 (A-2) untuk mengetahui sejauh mana data menujukan kemampuan subjek setelah diberikan perlakuan. Sehingga dari ketiga fase tersebut data yang diperoleh dapat menggambarkan bagaimana kemampuan awal, kemampuan selama intervensi, dan kemampuan setelah diberikan intervensi.
E. Intrumen Penelitian
Menurut Sugiono (2013: 102) :
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan istrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
23
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan anak membaca permulaan huruf awas sebelum diberikan intervensi atau perlakuan, pada kondisi intervensi (B) tes kinerja diberikan untuk mengetahui kemampuan anak dalam membaca permulaan huruf awas selama diberikan intervensi atau perlakuan padda tiap sesinya, dan pada kondisi baseline-2 (A-baseline-2) diberikan kembali tes kinerja pada anak untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan huruf awas setelah diberikan perlakuan atau intervensi pada kondisi intervensi (B) tanpa memberikan perlakuan atau intervensi. Untuk mengatahui ada tidaknya pengaruh dari intevensi, maka dengan membandingkan data dari baseline-1 dan baseline-2. Apabila terdapat selisih dimana nilai baseline-2 lebih besar dari baseline-1, hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh
dari intervensi yang diberikan.
Untuk mengumpulakan data penelitian maka di butuhkan sebuah instrumen penelitian. Maka peneliti membuat beberapa langkah untuk membuat instrumen penelitian, yaitu :
1. Membuat kisi-kisi
Kisi-kisi dalam penenlitian ini sebagai dasar dalam pengembangan instrumen dimana didalamnya merupakan gambaran rencana butir-butir soal yang disesuaikan dengan variabel penelitian. Kisi-kisi dibuat berdasarkan aspek yang akan diukur dan disesuaika dengan kondisi anak.
Tabel.3.1
Kisi-kisi instrumen kemampuan membaca permulaan
No. Variabel Aspek Indikator
24
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pembuatan butir soal
Pembuatan butir soal merupakan pengembangan dari kisi-kisi yang telah dibuat. Pembuatan butir soal disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan pada kisi-kisi.
Tabel.3.2
Butir Soal Kemampuan Membaca Permulaan Variabel : Membaca Permulaan
Aspek Indikator Butir soal
25
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 2 3
k l m
n p q r s t v w
x y z
b. Membaca suku kata
1) Membaca suku kata
Bacalah !
Ditulis Dibaca ba
bi bu ca di kan
26
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Kriteria penilaian butir soal
Setelah pembuatan butir soal yang berjumlah 53 butir soal, maka selanjutnya menentukan kriteria penilian butir soal. Penilaian digunakan untuk mendapatkan data pada tahap baseline-1 (A-1), intervensi (B), dan baseline-2 (A-2). Penilian butir soal dilakukan dengan sederhana yaitu jika anak dapat membaca dengan benar mendapatkan skor 1 dan jika anak tidak dapat membaca dengan benar maka skornya 0. Data yang diperoleh kemudian dicatat dan kemudian diolah dalam jenis ukuran variabel terikat, yaitu presentasi. Menurut Sunanto (2006: 16) “presentase menunjukan jumlah terjadinya suatu prilaku atau peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut dikalikan dengan 100%”.
∑ ∑
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen penelitian ini digunakan, maka peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tersebut dapat dijadikan sebagai alat tes. Untuk mengetahui sebuah instrumen penelitian dapat digunakan atau tidak, maka harus memenuhi kriteria yakni instrumen yang valid. “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiono, 2013 :121).
1. Judgement
28
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Daftar pemberi judgement
No. Nama Jabatan
1. Dr. Hj. Ehan, M.Pd Dosen Jurusan PK FIP UPI 2. Drs. Ahmad Nawawi, M.Pd Dosen Jurusan PK FIP UPI 3. Idah Faridah, S.Pd Guru SLBN A Kota Bandung
2. Uji Validitas
Mencari kesesuaian antara alat pengukuran dengan tujuan pengukuran merupakan tujuan dari uji validitas, sehingga suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid apabila tes terrsebut benar-benar mengukur hasil belajar. Untuk mengukur tingkat validitas instrumen peneliti menggunakan expert judgment yaitu penilaian dari para ahli. Dimana penilaan validitas instrumen dilakukan oleh ahli. Hasil judgmen kemudian dihitung dengan menggunakan presentase, dengan rumus :
Keterangan :
29
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
2. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
3. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
4. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
5. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
Membaca huruf konsonan 6. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
7. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
8. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
9. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
10. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
11. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
12. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
13. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
14. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
15. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
16. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
17. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
18. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
19. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
20. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
21. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
22. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
23. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
24. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
25. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
30
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator
2. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
3. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
Berdasarkan hasil jugement diatas, setiap soal memiliki validitas isi :
= = 100%
Dari hasil perolehan data di atas dikethui bahwa instrumen layak digunakan.
G. Analisis Data
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis statistik deskriptif. Dimana tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran secara jelas pengaruh atau efek intervensi terhadap perilaku yang akan dirubah dalam jangka waktu tertentu. Bentuk penyajian data diolah menggunakan grafik, sebagaimana yang diungkap oleh Sunanto (2006: 29) “dalam proses analisis data penelitian di bidang modifikasi perilaku dengan subjek tunggal banyak mempresentasikan data ke dalam grafik, khususnya grafik garis”. Adapun tujuan pembuatan grafik menurut Sunanto (2006: 29) memiliki dua tujuan utama yaitu,
1. Untuk membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi, dan
2. Untuk memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membatu dalam proses menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Proses analisis dengan visual grafik diharapkan dapat lebih menggambarkan kemampuan membaca permulaan huruf awas pada anak low vision.
32
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya, sesi, hari dan tanggal)
2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya persen, frekuensi dan durasi)
3. Titik Awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala
4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50%, dan 75%)
5. Lebel Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperiman, misalnya baseline atau intervensi.
6. Garis Perubahan Kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.
7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut yaitu:
1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1 (A-1) dari setiap subjek pada tiap sesi.
2. Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi (B) dari subjek pada tiap sesi. 3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2 (A-2) dari setiap subjek pada
setiap sesi.
4. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1 (A-1), kondisi intervensi (B), dan baseline-2 (A-2).
5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1 (A-1), skor intervensi (B) dan baseline-2 (A-2).
6. Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.
7. Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi.
33
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Panjang Kondisi
Panjang kondisi menunnjukan banyaknya data dan sesi yang ada pada suatu kondisi atau fase.
2. Kecenderungan Arah
Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam kondisi dimmana banyaknya data yang berrada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyak.
3. Tingkat Stabilitas (level stability)
Menunjukan hogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan dapat dihitung dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean.
4. Tingkat Perubahan (level change)
Tingkat perubahan menunnjukan besarannya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu kondisi maupun data anatar kondisi.
5. Jejak data
Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terrjadi tiga kemungkinan, yaitu menaik, menurrun, dan mendatar.
6. Rentang
34
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun analisis antarkondisi meliputi komponen sebagai berikut:
1. Variabel yang diubah
Dalam analisis data analisis data anatar kondisi sebaiknya variable terikat atau perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan padda efek atau pengaruh ntervensi teerhadap perilaku sasaran.
2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya
Dalam analisis data anatar kondisi, perunbahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan prilaku sasaran (target behavior) yang disebabkan oleh intervensi.
3. Perubahan stabilitas dan efeknya
Stabilitas data menunjukan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan data. Data dikatakan stabil apabila data tersebut menunjukan arah (mendatar, menaik, atau menurun) secara konsisten.
4. Perubahan level data
Perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu tingkat (level) perubahan data antara kondisi ditunjukan selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi. Nilai selisih ini menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat sebagai pengaruh dari intervensi.
5. Data yang tumpang tindih
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari keseluruhan data yang diperoleh melalui skor presentase dalam menjawab soal kemampuan membaca permulaan huruf awas yang meliputi aspek membaca huruf, suku kata, kata dan kalimat sederhana pada anak low vision.
Kemampuan membaca permulaan huruf awas awal subjek AR sebelum diberikan intervensi pada fase baseline-1 (A-1) masih kurang hal ini ditunjukan dengan mean level 45,91%. Pada fase intervensi menggunakan media huruf timbul kemampuan membaca permulaan huruf awas mengalami peningkatan dengan mean level 75.20%, sedangkan pada fase baseline-2 (A-2) dimana pemberian intervensi tidak dilakukan menunjukan mean level sebesar 82,39%.
Dari perbandiangan kemampuan membaca permulaan sebelum diberikan intervensi (baseline-1) dengan kemampuan membaca permulaan setelah diberikan intervensi (baseline-2) dapat disimpulkan terdapat pengaruh berupa peningkatan kemampuan membaca permulaan huruf awas pada RA anak low vision kelas 1 SDLB.
B. Saran
Dalam proses pembelajaran media pembelajaran sangat penting dalam menunjang berlangsungnya pembelajaran yang efektif terutama untuk anak low vision, karena dalam pembelajarannya harus memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran bagi anak low vision yaitu cahaya, kontras, ukuran, dan jarak. Maka media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media huruf timbul berpengaruh terhadap kemampuan membaca permuaal huruf awas pada anak low vision. Berdasarkan penelitian dilapangan saran yang diperoleh dalam penelitian
63
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi Guru
Metode yang tepat dan media yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak akan membantu anak dalam proses pembelajaran membaca permulaan, agar memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran bagi anak low vision. salah satu saran bagi guru adalah menggunakan media huruf timbul.
2. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu, sehingga pihak sekolah dapat menyediakan media huruf timbul sebagai salah satu media pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa dan dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam pelajaran lainnya di SLB Negeri A Kota Bandung pada peserta didiknya di tingkat dasar.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Amuda, H. (2011). Pedoman Media Pembelajaran Tunanetra. Bandung: Bidang Pendidikan Luar Basa, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Jakarta: PT. Garamedia Pustaka Utama.
Dewan Bimbingan Skripsi. (2011). Pedoman Penulisan dan Makalah Untuk Mahasiswa S1. Bandung: Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI.
Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hosni, I. (2007). Layanan Terpadu Low vision dalam Mendukung Inklusi (Model Pusat Layanan Terpadu Low vision YPWG Kerjasama Dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat Dan Rs Mata Cicendo). Disampaikan Pada Konferensi Nasional Pendidikan Tunanetra I Jaringan ICEVI Indonesia Kerjasama Dengan Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas, 24 – 27 Juli 2007, Batam.
---. (tanpa tahun). Keterampilan Dasar Dalam Penanganan Penyandang Low vision [Powerpoint slides]. Tidak diterbitkan, Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia. http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/Jur._Pend._Luar_Biasa/Irham _Hosni
---. (tanpa tahun) Membaca dan Menulis bagi Anak Low vision [Powerpoint slides]. Tidak diterbitkan, A0451, Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia.
http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/Jur._Pend._Luar_Biasa/Irham _Hosni
Jumhawan, N. (2009). Efektifitas Penggunaan Huruf Timbul Dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar Membaca Permulaan Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Roja Katapang Kabupaten Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2009, Tidak diterbitkan).
Muhammad, J.K.A. (2008). Special Education For Special Children: Panduan Pendidikan Khusus Anak-anak dengan Ketuanaan dan learning Disabilities. Bandung: Hikmah (PT. Mizan Publika)
65
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nawawi, A. (tanpa tahun). Low vision [Hand Out]. Tidak Diterbitkan, Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Nawawi, A., Irham H., dan Didi T. (2010). Pendidikan Anak Tunanetra 1 [Hand Out]. Tidak Diterbitkan, LB151, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Nestor. (2011, Juli 07). Layanan Low visio1n Pertuni. Diffa, p. 4.
Purwanto, N.M. dan Alim, D. (1997). Metodelogi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Rosda Karya.
Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif unuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta. Pusaka Pelajar.
Raharja, D. (2010). Ketunanetraan [Hand Out]. Diakses dari File Dosen, Jurusan Pendidikan Luar Bisa, Universitas Pendidikan Indonesia Online: http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/Jur._Pend._Luar_Biasa/Djadj a_Raharja
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Rani, A.F. (2010). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Struktur Analisis Sintesis (SAS) Dalam Entuk Animasi Terhadap Anak Tunarungu (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010, tidak diterbitkan)
Sessiani, L. (2007). Pengaruh Metode Multisensori Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Taman Kanak -Kanak. Semarang: Fakultas Psikologi, Universitas Diponogro.
Soendari, T. Maman A., dan Muhdar M. (2008). Pengajaran Asesemen Anak Berkebutuhan Khusus [Modul]. Tidak Diterbitkan, Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Somandayo, S. (2011). Strategi Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama
Sugiono. (2013). Metode penelititan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunanto, D. (2005). Mengembangkan Potensi Anak Berkelainan Penglihatan. Jakarta: Departemen Pendidikan nasional.
66
Rian Ahmad Gumilar, 2014
Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sunanto, D., Koji, T., dan Hideo, N. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. CRICED University of Tsukuba.
Susilana, R. dan Cepi R. (2008). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penelitian. Bandung: Jurusan Kurtekpend UPI.
Syaripuddin, S. (2007). Pengembangan Fungsi Penglihatan. Disampaikan pada Kegiatan Sosialisasi Pendidikan Inklusi Kerjasama Antara Direktorat Jendral Manajmen Pendidkan Dasar Dan Menengah Dengan Inter National Council For Education Of People With Visual Impairment, 24-28 Juli 2007, Batam. Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak .
Bandung: Angkasa.
---. (1998). Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (2005). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
---. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarsidi, D. (2011). Definisi Tunanetra. [online]. Tersedia:
http://d-tarsidi.blogspot.com04/2011/10/definisi-tunanetra.html diakses 04 Oktober 2011
---. (2009). Pendidikan Anak Tunanetra 1 (Kompilasi Materi Perkuliahan) [Hand Out]. Tidak Diterbitkan, Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Tarsidi, D., Ahmad N., dan Irham H. (2010). Pendidikan Anak Tunanetra 1 [Handout]. Tidak Diterbitkan, LB151, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI PRESS
---. (2011). Petunjuk Teknis Pencegahan Plagiat Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI PRESS