• Tidak ada hasil yang ditemukan

MONUMEN LINGGA DI SUMEDANG SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK LINOCUT (CUKIL KARET).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MONUMEN LINGGA DI SUMEDANG SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK LINOCUT (CUKIL KARET)."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

MONUMEN LINGGA DI SUMEDANG SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK LINOCUT (CUKIL KARET)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Seni Rupa

Oleh:

SARI DWI UTARI 0901411

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

MONUMEN LINGGA DI SUMEDANG SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK CETAK TINGGI LINOCUT

(CUKIL KARET)

Oleh Sari Dwi Utari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Sari Dwi Utari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SARI DWI UTARI

MONUMEN LINGGA DI SUMEDANG SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK CETAK TINGGI LINOCUT

(CUKIL KARET)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Drs.Moch.Oscarsastra, M.Pd NIP. 195810131987031001

Pembimbing II

YuliaPuspita, M.Pd NIP. 198107012005012004

Mengetahui,

KetuaJurusanPendidikanSeniRupa

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Sari DwiUtari

0901411

MONUMEN LINGGA DI SUMEDANG SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK LINOCUT (CUKIL KARET)

Disetujui dan Disahkan oleh: Penguji I,

Drs. Harry Sulastianto, M.Sn NIP. 196605251992021001

Penguji II,

Suryadi, S.Pd, M.Sn NIP. 197307142003121001

Penguji III,

(5)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

SARI DWI UTARI, 2014. “MONUMEN LINGGA DI SUMEDANG SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK LINOCUT (CUKIL KARET)”. Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia

Sumedang sebagai sebuah Kabupaten, sudah berusia empat abad lebih. Perkembangan Kabupaten Sumedang tidak terlepas dari peran seorang pemimpin daerah. Lingga merupakan bentuk bangunan atau monumen yang dibuat sebagai tanda penghormatan kepada Bupati Sumedang pada saat itu. Lingga Sumedang memiliki keunikan tersendiri, salah satunya adalah bentuknya yang tunggal, karena pada umumnya Lingga disuatu daerah memiliki pasangan berupa yoni. Dari keunikan bentuk lingga dan sejarahnya yang berbeda dari daerah lain, menarik penulis untuk menjadikan sebuah ide dalam berkarya seni grafis cetak tinggi dengan media Linocut (cukil karet) dengan judul penciptaan “MONUMEN LINGGA DI SUMEDANG SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK LINOCUT (CUKIL KARET)”. Rumusan masalah penciptaan ini adalah Bagaimana mengembangkan gagasan monumen Lingga di Sumedang ke dalam konsep berkarya seni grafis dengan teknik linocut, Bagaimana visualisasi monumen Lingga di Sumedang pada karya seni grafis dengan teknik linocut. Tujuan penciptaan ini adalah Mengembangkan gagasan monumen Lingga di Sumedang ke dalam konsep berkarya seni grafis dengan teknik linocut. metode penciptaan yang yang digunakan adalah ide berkarya, kontemplasi, stimulus berkarya dan pengolahan ide. Teknik atau proses pembuatan berkarya yang penulis lakukan adalah menggunakan teknik grafis cetak tinggi dengan media karet lino. Bentuk visualisasi seni grafis yang dihasilkan penulis beragam ukuran 41,5 cm x 29 cm, 42 cm x 22,5 cm, 21,5 cm x 30,5 cm, 24 cm x 24 cm, 21 cm x 35 cm dan 22 cm x 30,5 cm, bentuk dan komposisi, hasil dari penciptaan inipun beragam warna, bentuk dan ukuran, dengan konsep berkarya disini penulis menampilkan enam buah karya.Warna yang ditampilkan pada karya penulis adalah warna-warna hangat, tenang, dan lembut, warna-warna tersebut adalah waran biru, coklat dan hijau yang dimana warna itu pula menjadi warna dominan pada karya penulis dari karya pertama sampai karya terakhir, Selain menjadi warna dominan penulis juga ingin menunjukan konsisten warna pada karyanya, adapun harapan yang ingin penulis sampaikan dari pembuatan karya ini adalah agar karya tersebut bisa menjadi sebuah bentuk apresiasi lain untuk masyarakat khususnya masyarakat sumedang yaitu dengan adanya karya seni yang menggambarkan monumen lingga tetapi dalam bentuk karya dua dimensi.

(6)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

(7)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR. ...iii

UCAPAN TERIMAKASIH...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR BAGAN ...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

BAB IPENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penciptaan ...4

D. Manfaat Penciptaan ...4

E. Definisi Operasional...5

F. Metode Penciptaan ...6

G. Sistematika PenulisanPenciptaan ...7

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN ...9

A. Tinjauan Seni Grafis ...9

1. SeniGrafis ...9

2. Teknik Seni Grafis ...19

B. Seni Grafis Cetak Tinggi /Linocut ...28

1. SejarahCetakTinggi/Linocut ...28

2. TeknikCetaktinggi/Linocut ...29

C. TinjauanMonumenLinggaSumedang ...30

1. KabupatenSumedang ...30

2. MonumenLinggaSumedang...32

D. UnsurdanPrinsipSeniRupa ...35

(8)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Prinsip-Prinsip Seni Rupa ...42

E. KonsepPenciptaan ...48

BAB III METODE PENCIPTAAN ...49

A. Ide Berkarya ...49

B. Stimulus ...49

C. Kontemplasi ...50

D. Pengolahan Ide ...51

E. Berkarya ...51

F. Bagan proses berkarya ...52

G. Pengkajian sumber gagasan ...53

H. Proses Berkarya ...54

1. PersiapanAlatdanBahan ...54

2. Tahap Pembuatan Sketsa ...64

3. Tahap Pencetakan Gambar (Copy) ...65

4. Tahap Pemotongan Bahan (karet Lino) ...65

5. Tahap Mentransfer Gambar pada Plat (Karet Lino) ...66

6. Proses Pencukilan ...67

7. Tahap Penintaan (Inking) ...68

8. Tahap Pencetakan ...69

BAB IV KONSEP DAN ANALISIS KARYA...73

A. Karya 1 ...74

1. Konsep Karya ...75

2. Analisis Visual Karya ...75

B. Karya2 ...79

1. Konsep Karya ...80

2. Analisis Visual Karya ...80

C. Karya 3 ...83

1. Konsep Karya ...84

2. Analisis Visual Karya ...84

D. Karya 4 ...87

(9)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Visual Karya ...88

E. Karya 5 ...91

1. Konsep Karya ...92

2. Analisis Visual Karya ...92

F. Karya 6 ...96

1. KonsepKarya ...97

2. Analisis Visual Karya ...97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...100

A. Kesimpulan ...100

B. Saran ...100

(10)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1

(11)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 1

(12)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

No Gambar Hal

1.1 MonumenLingga………..……… 3

2.1 KaryaW.Hollartahun 1647………..……… 10

2.2 Poster KaryaAffandi“BoengAjoBoeng”………. 13

2.3 Katsushika Hokusai “Gunung Fuji”………...…… 14

2.4 TsukiokaYoshitoshi“Ishiyama Moon”………...…….…. 20

2.5 Keel “Bar”……… 21

2.6 Rembrandt “Christ Preaching”……… 23

2.7 Lesser Ury“Woman in Café”………..………. 23

2.8 Albrecht Durer “Melancholia I”……….. 24

2.9 Peter Ilsted“Sunshine Falling on a Door”……… 25

2.10 Francisco Goya “TidurnyaPemikiranMenciptakan Monster -Monster”………..……… 26

2.11 Vincent van Gogh “At Eternity’s Gate”……… 27

2.12 Andy Warhol “Marilyn”……….……….. 27

2.13 Cap Jari………. 29

2.14 PetaAdministrasiKabupatenSumedang………. 31

2.15 MonumenLinggaSumedang………... 32

2.16 PeresmianMonumenLinggaSumedangtahun 1922………... 33

2.17 MonumenLinggaSumedangZamandulu……… 34

2.18 R. MaharMartanegara“LambangKabupatenSumedang”………... 34

2.19 PengolahanTitik yang DisusunBerdasarkanKebutuhan………… 35

2.20 TitikSebagaiGarisIlustrasi………. 36

2.21 Garis yang DigunakanuntukMewujudkanKesandanKedalaman 37 2.22 BidangdanBentuk……….. 38

2.23 BentukSegiTiga, PersegidanLingkungan………. 39

2.24 LingkarWarnaMunsell……… 40

2.25 LingkarWarna:Warna Primer, Sekunder, Tertier……… 40

(13)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.27 GambarUkurandanProporsi………... 43

2.28 KomposisiKeseimbangan……… 44

2.29 ArahdanGerak………. 45

2.30 IramadanAksentuasi………. 46

2.31 Kesatuan………. 47

2.32 HarmoniKesetaraaan……….………….. 47

3.1 MonumenLingga di Sumedang……….………... 50

3.2 PisauCukil……… 54

3.3 Roll ……….. 55

3.4 Linoleum ………. 56

3.5 TintaCetak………... 57

3.6 KertasAkasia……… 58

3.7 BatuMarmer………. 59

3.8 Kaca ……….……… 59

3.9 SarungTangan……….………. 60

3.10 Thinner ……… 60

3.11 Ampelas ………... 61

3.12 MinyakKayuPutih………... 61

3.13 Cutter ………... 62

3.14 MistarBesi……… 62

3.15 TisuKapas……… 63

3.16 KipasAngin………. 63

3.17 Proses Sketsa……… 64

3.18 SketsaKarya 2……….. 64

3.19 SketsaKarya 3……….. 65

3.20 PemotonganKaretLino……….……… 66

3.21 TahapMentransferGambarpadaKaretLino……… 66

3.22 Proses Pencukilan………. 67

3.23 PencukilanKaretLino………... 67

(14)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.25 Penintaan(Tinta Offset)……….………. 68

3.26 PenggosokandenganBatuMarmer(Press)………... 69

3.27 Pencetakan……… 69

3.28 PengeringanKarya……… 70

3.29 Plat cetakanKaryakeEmpat………. 70

3.30 CetakanpertamakaryakeEmpat………. 71

3.31 CetakankeDuakaryakeEmpat……… 71

3.32 CetakankeTigakaryakeTmpat……… 72

3.33 Cetakankeempatkatyakeempat………. 72

4.1 KaryaGrafis “Lingga#1”…………...……… 74

4.2 KaryaGrafis “Lingga #2”………. 79

4.3 KaryaGrafis “Lingga #3”………. 83

4.4 KaryaGrafis “Lingga #4”………. 87

4.5 KaryaGrafis “Lingga#5”……….. 91

(15)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penciptaan

Kegiatan seni rupa yang kini berkembang di Indonesia, salah satunya adalah

seni grafis. Salah satu cabang seni rupa ini mempunyai sejarah kelahiran yang

unik. Di Indonesia kegiatan seni ini tidak menjadi tradisi, karena melalui tahapan

seperti lazimnya yang terjadi pada negara-negara maju.

Pada umumnya pertumbuhan serta perkembangan seni grafis tidak dapat

dipisahkan dari percetakan buku dan kreativitas seniman yang menangani

nilai-nilai artistik. Kedua faktor penunjang tersebut akan saling mengisi, di mana pada

suatu saat masing-masing akan mandiri dengan membawa nilai yang berbeda.

Seni grafis adalah suatu cabang seni rupa yang mengkhususkan diri dalam

bidang kegiatan cetak-mencetak (print making), yang sebelumnya mengalami

proses kreatif terlebih dahulu.

Ada beberapa teknik yang dipakai dalam seni grafis, antara lain cetak relief,

yang meliputi cukil kayu, wood engraving, linocut, dan metalcut. Cetak dalam

(intaglio), yang meliputi engraving, etsa, mezzotint, aquatint, chine-collé dan

drypoint. Cetak datar, yang meliputi lithograph, monotype dan stensil, termasuk

cetak saring atau stensil.

Salah satu dari sekian banyak teknik seni grafis yang penulis gemari adalah

seni grafis cetak tinggi linocut, ketertarikan ini muncul ketika pertama kali

diperkenalkan dengan teknik yang baru bagi penulis saat perkuliahan seni grafis I

yang relatif singkat prosesnya dan sederhana karena tidak menggunakan mesin

press dan zat kimia. Selain itu penulis lebih mudah berkreasi dengan warna

sekaligus menumpuknya.

Disebut cetak tinggi karena permukaan acuan cetak (klise) yang akan

menerima tinta adalah permukaan yang tidak dicukil/toreh. Proses pencetakan

dilakukan dengan cara digosok di atas permukaan kertas. Penggunaan bahan lino

pada teknik cetak tinggi ini dikarenakan permukaannya yang halus dan dapat

(16)

2

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Seni grafis, seperti semua cabang seni lainya adalah secara sadar menggunakan keterampilan dan imajinasi kreatif untuk menciptakan objek-objek

estetik bentuk ungkapan seni rupa dua dimensi yang memanfaatkan metode cetak

mencetak” (Supriyanto, 2004: 4).

Cetak tinggi menggunakan cetakan yang memiliki bentuk gambar yang

menonjol (relief). Jadi bentuk atau pola gambar yang akan dicetak/diterapkan

pada kertas harus lebih tinggi dari latar.

Seniman membuat sketsa terlebih dulu pada bidang papan kayu, atau di

kertas yang kemudian ditransfer ke papan kayu. Setelah itu seniman menyerahkan

rancangannya ke ahli cukil khusus, yang menggunakan peralatan tajam untuk

mencukil bagian papan yang tidak akan terkena tinta. Bagian permukaan tinggi

dari papan kemudian diberi tinta dengan menggunakan (roller), lalu lembaran

kertas, yang mungkin sedikit lembab ditaruh di bawah papan. Kemudian papan

digosok dengan baren (alat yang digunakan di Jepang) atau sendok, atau melalui

alat press. Jika memakai beberapa warna, papan yang terpisah dipakai untuk tiap

warna.

Pencarian ide gagasan ini berasal dari proses akademik mata kuliah seni

grafis dengan mengambil salah satu teknik yang paling penulis gemari yaitu

teknik cetak tinggi linocut (cukil karet). Selain itu, proses ini didasari atas

dorongan atau stimulus dengan misi mengangkat kebudayaan dan sejarah tentang

Monumen Lingga pada teknik yang berbeda yaitu seni grafis. Monumen Lingga

ini menjadi lambang pemerintahan dan menjadi icon terpenting selain dari tahu

sumedang yang terkenal, selain itu Monumen Lingga yang memiliki keunikan

yaitu Lingga yang biasanya disetiap daerah memiliki pasangannya yaitu yoni,

berbeda halnya dengan Lingga di Sumedang yang tidak memiliki pasangannya,

juga karena domisili penulis yang berasal dari daerah Sumedang yang membuat

penulis tergerak untuk menciptakan karya seni yang berbeda dan belum pernah

ada di daerah tersebut.

Hal di atas inilah yang menjadi salah satu alasan penulis memilih Monumen

(17)

3

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena kebiasaan penulis yang sering melintasi jalur Sumedang di mana

Monumen Lingga tersebut berada di tengah alun-alun yang juga dikelilingi oleh

mesjid Agung Sumedang dan Gedung pemerintahan menjadi center objek yang

menarik bagi masyarakat lokal maupun luar yang melintasi jalan utama

Kabupaten Sumedang.

Kabupaten Sumedang sudah cukup tua usianya. Empat abad lebih bukanlah

waktu yang pendek bagi pertumbuhan suatu wilayah. Kabupaten Sumedang,

adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 45 km Timur

Laut Kota Bandung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di

Utara, Kabupaten Majalengka di Timur, Kabupaten Garut di Selatan, Kabupaten

Bandung di Barat Daya, serta Kabupaten Subang di Barat.

Gambar 1.1 Monumen Lingga (Sumber: Dokumen Pribadi)

Ketertarikan penulis pada simbol Sumedang ini, sehingga penulis

memutuskan untuk membuat karya penciptaan yang berjudul “MONUMEN

LINGGA DI SUMEDANG SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

(18)

4

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan masalah Penciptaan

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas.

Rumusan masalah yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimana mengembangkan gagasan monumen Lingga di Sumedang ke

dalam konsep berkarya seni grafis dengan teknik linocut?

2. Bagaimana visualisasi monumen Lingga di Sumedang pada karya seni grafis

dengan teknik linocut?

C. Tujuan Penciptaan

Tujuan dari pembuatan karya tugas akhir ini adalah sebagai salah satu upaya

melestarikan monumen Lingga yang terkenal di Sumedang dalam bentuk karya

yang berbeda. Serta mendorong pelaku seni dan masyarakat luas umumnya untuk

lebih kreatif mengembangkan karya seni.

Adapun tujuan dari penciptaan ini berdasarkan latar belakang dan rumusan

masalah adalah:

1. Mengembangkan gagasan monumen Lingga di Sumedang ke dalam konsep

berkarya seni grafis dengan teknik linocut.

2. Menvisualisasikan monument Lingga di Sumedang pada karya seni grafis

dengan teknik linocut.

D. Manfaat Penciptaan

Pada dasarnya pembuatan karya ini merupakan suatu keinginan pencapaian

kepuasan hasil karya yang penulis lakukan. Sebagai studi yang penulis lakukan di

Jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI. Selain itu, manfaat yang dapat digali dari

pembuatan karya seni grafis ini, di antaranya :

1. Bagi penulis, pembuatan karya tugas akhir ini dapat menambah wawasan dan

(19)

5

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kreativitas dalam mengaplikasikan gagasan ke dalam karya seni grafis dengan

teknik cetak tinggi (lino cut).

2. Bagi Lembaga Pendidikan Seni Rupa, penulis mengharapkan dengan

pencitaan karya ini dapat menjadi referensi serta masukan tambahan dalam

pembelajaran seni grafis bagi mahasiswa dan Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

3. Bagi masyarakat umum, penulis mengharapkan penciptaan karya ini menjadi

motivasi dalam berkesenian, dan menjadi pendorong agar masyarakat lebih

menghargai lalu melestarikan peninggalan kebudayaan daerahnya dalam

bentuk karya seni yang lain misalnya seni lukis, kriya dan lainnya.

E. Definisi Operasional 1. Monumen

Monumen adalah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang

atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial sebagai bagian

dari peringatan kejadian masa lalu. Seringkali monumen berfungsi sebagai suatu

upaya untuk memperindah penampilan suatu kota atau lokasi tertentu. Menurut

Mustopo (2006, hlm.55) menyebutkan bahwa:

Kata monumental bersal dari Bahasa Latin, monere yang secara harfiah berarti meningkatkan. Kata ini berkembang menjadi monument, mnemonikos yang dalam bahasa Inggris menjadi mnemonte, berarti sesuatu yang membantu untuk mengingat. Membangkitkan kenangan atau kesan yang mudah terlupakan.

2. Lingga

Berdasarkan KBBI mengatakan bahwa Lingga adalah “batu berbentuk tiang sbg tugu peringatan atau tanda kelaki-lakian Dewa Siwa, berbentuk tiang,

melambangkan kesuburan”.

Di Sumedang Lingga sendiri memiliki makna lain yang berbeda dengan

Lingga pada umumnya. Herlina, (2008, hlm.176) dalam bukunya menjelaskan

bahwa:

(20)

6

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suriaatmaja atau lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Mekah atas jasa-jasanya dalam mengembangkan kota Sumedang. Monumen Lingga ini selanjutnya diresmikan pada tanggal 22 Juli 1922 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr. Dirk Fock”.

3. Sumedang

Kata Sumedang berasal dari “inSUn MEdal insun maDANGan”, Insun artinya saya Medal artinya lahir Madangan artinya memberi penerangan jadi kata

Sumedang bisa berarti “Saya lahir untuk memberi penerangan”. Kalimat “Insun Medal Insun Madangan” terucap ketika Prabu Tajimalela raja Sumedang Larang I

melihat ketika langit menjadi terang-benderang oleh cahaya yang melengkung

mirip selendang (malela) selama tiga hari tiga malam. Kata Sumedang dapat juga

diambil juga dari kata Su yang berarti baik atau indah dan Medang adalah nama

sejenis pohon, Litsia Chinensis sekarang dikenal sebagai pohon Huru, dulu pohon

medang banyak tumbuh subur di dataran tinggi sampai ketinggi 700 m dari

permukaan laut seperti halnya Sumedang merupakan dataran tinggi.

4. Seni grafis

Seni grafis ialah suatu cabang seni rupa yang mengkhususkan diri dalam

bidang kegiatan cetak-mencetak (print making), tentunya setelah mengalami

proses kreatif terlebih dahulu.

5. Cetak tinggi

Cetak tinggi atau cetak relief adalah proses yang paling dasar. Teknik-teknik

yang digunakan manusia sejak masa lampau. Cetak tinggi didefinisikan sebagai

kegiatan perbanyakan gambar melalui alat cetak, dimana bagian yang menjadi

image (gambar yang akan dicetak) terletak pada bagaian permukaan acuan (plat),

sementara bagian lain di toreh atau dicukil.

6. Lino

Lino adalah bahan dasar yang dipergunakan pada teknik cetak tinggi,

bahannya lunak dan rata yang dapat dipakai seperti kayu. Permukaannya yang

halus membuat torehan atau cukilan bisa lebih detail.

(21)

7

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penciptaan karya tugas akhir ini, penulis terlebih dahulu melakukan

pengamatan terhadap lingkungan sekitar Kabupaten Sumedang, berdasarkan

sejarah, kebudayaan dan peninggalan-peninggalan yang berkaitan dengan sejarah

sumedang. Pengamatan ini dilakukan dengan mewawancarai budayawan, petugas

perpustakaan daerah sumedang, hingga masyarakat sekitar. Selain pengamatan

secara langsung penulis juga melakukan pengamatan melalui internet, situs-situs

sejarah sumedang dan museum.

Penulis terlebih dahulu melakukan pengamatan terhadap objek utama yang

akan dijadikan karya tugas akhir . Pengamatan ini akan diperkuat dengan

pengumpulan data-data yang diperoleh secara lansung ataupun tidak langsung,

seperti wawancara, pengambilan foto dan lain-lain.

Pembuatan karya tugas akhir ini, penulis memilih seni grafis cetak tinggi

dengan teknik lino cut (cukil karet).

G. Sistematika Penulisan Penciptaan

Untuk mempermudah dalam penulisan dan pembacaan laporan penciptaan

karya yang berjudul MONUMEN LINGGA DI SUMEDANG SEBAGAI IDE

BERKARYA SENI GARFIS DENGAN TEKNIK LINO CUT (CUKIL KARET)

ini, maka karya tulis ini disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Terdiri dari Latar Belakang Penciptaan, Rumusan Masalah, Tujuan

Penciptaan, Manfaat Penciptaan, Definisi Operasional, Metode Penciptaan, dan

Sistematika Penulisan Laporan Penciptaan yang berkaitan dengan Monumen

Lingga di Sumedang.

BAB II. LANDASAN PENCIPTAAN

Berisi tinjauan seni grafis yang menjelaskan tentang seni grafis, dan seni

grafis cetak tinggi (lino cut). Tinjauan monument Lingga Sumedang, yang

menjelaskan tentang sejarah monument lingga, unsur dan prinsip seni rupa dan

konsep penciptaan.

(22)

8

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menjelaskan tentang metode dan langkah-langkah yang penulis gunakan

dalam membuat karya ini dari proses awal yaitu, ide berkarya, kontemplasi,

stimulus berkarya, pengelolaan Ide, proses berkarya, persiapan alat dan bahan,

tahap pemotretan objek, tahap pentransferan gambar, tahap pencukilan, tahap

pewarnaan/penintaan, dan tahap pencetakan.

BAB IV. VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA

Berisi analisis dan pembahasan karya grafis yang diciptakan, diantaranya

membahas visualisasi dan analisis mengenai bentuk, teknik dan karakteristik

karya.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bagian terakhir. Berisi kesimpulan hasil penciptaan dan saran

(23)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENCIPTAAN

A. Ide Berkarya

Penumuan ide berkarya ini diawali karena domisili penulis yang berasal dari

Sumedang, kemudian mendorong penulis untuk menciptakan karya seni yang

berhubungan dengan daerah tersebut.

Awalnya penulis menemukan banyak sekali objek yang akan diangkat

menjadi karya seni dari objek wisata hingga kuliner akan tetapi penulis

menumukan objek wisata sekaligus ikon Sumedang yang juga dianggap penting

bagi masyarakat umumnya disana. Monumen Lingga Sumedang adalah objek

yang akan diangkat menjadi karya seni, keberadaannya yang meninggalkan

sejarah penting berkembangnya Sumedang sampai sekarang dan membuat penulis

terdorong untuk menjadikannya karya seni dua dimensi.

Teknik yang dipilih oleh penulis ialah teknik cetak tinggi (cukil lino), ini

juga merupakan salah satu ide gagasan dalam berkarya seni grafis. Dalam

pembuatan karya tugas akhir ini, penulis menggunakan media lino pada kertas

akasia, dengan menggunakan tinta offset Peony. Karya yang dibuat berjumlah 6

buah dalam ukuran yang berbeda-beda.

B.Stimulus

Stimulus atau rangsangan merupakan suatu dorongan dalam menciptakan

karya seni yang memacu imajinasi dan kreatifitas dalam proses penciptaan dan

bisa membantu terwujudnya gagasan menjadi sebuah karya. Pada tahap ini penulis

melakukan beberapa kegiatan seperti: penelitian langsung terhadap objek dengan

cara mengambil foto guna studi pengenalan teknik, studi literatur, mengamati

daerah sekitar sebagai acuan karya-karya yang akan dibuat.

Penulis sering kali melihat monumen yang menjadi magnet setiap orang

(24)

50

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan foto. Hal tersebut dijadikan motivasi penulis untuk mengabadikannya

dalam karya dua dimensi yang belum pernah ada dalam seni grafis.

Selain itu teknik yang dipilih adalah teknik cetak tinggi cukil lino yang juga

merupakan salah satu ide gagasan dalam berkarya seni grafis, pemilihan cukil lino

sebagai media utama tidak lain karena penulis menyukai bahan lino yang lebih

mudah dibandingkan kayu, sehingga kedetailan dalam mencukil dapat tercapai.

Gambar 3.1

Monumen Lingga di Sumedang (Sumber: dokumentasi penulis)

C.Kontemplasi

Kontemplasi adalah proses perenungan untuk mencari makna, manfaat dan

tujuan. Pada tahap kontemplasi ini terjadi proses penuangkan ide secara visual

terhadap objek yang akan dibuat, juga bisa melibatkan perasaan penulis yang

menuangkan ide dalam bentuk nyata (karya grafis).

(Mustopo, 1989, hlm.122) mengemukakan bahwa:

Kontemplasi ide merupakan perenungan dengan sepenuh hati atau proses bermeditasi untuk merenungkan dan berfikir penuh secara mendalam untuk mencari nilai-nilai, karena manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.

Pada tahap ini langkah awal untuk mewujudkan ide gagasan dalam berkarya

(25)

51

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersumber pada pencarian dokumentasi objek dari zaman dulu hingga sekarang.

Penulis mengangkat Monumen Lingga sebagai ide dalam membuat karya seni

grafis yang belum pernah ada. Untuk mempermudah tahap ini penulis juga

melakukan observasi dengan cara mengumpulkan data yang diperlukan seperti

wawancara dengan nara sumber dan pengambilan foto objek secara langsung

maupun tidak langsung.

D.Pengolahan Ide

Pengolahan ide adalah proses pengolahan konsep dan gagasan yang akan

dijadikan sebuah karya seni, yang dimulai dengan memperhatikan faktor internal

dan eksternal kemudian didukung juga oleh teori dan referensi yang didapatkan,

seperti buku, katalog, internet dan berbagai sumber lainnya.

Proses ini diawali dengan adaanya ide berkarya, kontemplasi sebagai

perenungan dan stimulus sebagai dorongan, semua itu menjadi pendukung penting

terciptanya sebuah karya seni yang kemudian digabungkan dalam pengolah ide

berkarya.

E.Berkarya

Mengekspresikan ide dengan cara mengolah serta menuangkan secara

langsung ke dalam media, alat, serta teknik yang sudah dipilih, dalam

mengeksplorasi gagasan secara visual berdasarkan kajian empirik dan sumber

literature laninnya. Teknik yang digunakan penulis dalam menciptakan karya seni

grafis menggunakan teknik cetak tinggi cukil lino.

Dalam berkarya seni grafis ini tidak terlepas dari unsur rupa seperti

unsur-unsur garis, bidang, bentuk, ruang, warna, gelap, terang dan unsur-unsur-unsur-unsur lainnya

(26)

52

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Bagan Proses Berkarya

t

IDE BERKARYA

KONTEMPLASI

STIMULUS

PENGOLAHAN IDE/GAGASAN Eksternal

Lingkungan sekitar

Internal Melihat, Mengamati dan

Tergerak

Kajian Pustaka Kajian Empirik

Latar Belakang Bentuk

Makna Teknik

PROSES BERKARYA

(27)

53

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1

Kerangka alur kerja proses pembuatan karya (Sumber: dokumentasi penulis)

Bagan di atas merupakan salah satu gambaran proses berkarya penulis dengan

langkah awal untuk mewujudkan ide gagasan ke dalam karya seni grafis. Dalam

tahapan awal penulis menentukan gagasan berkarya. Ide gagasan ini muncul

karena ada dua faktor yaitu faktor Eksternal dan Internal. Faktor Eksternal ini

muncul dari luar diri penulis yang bisa disebut sebagai pengalaman hidup penulis.

Sedangkan faktor Internal yaitu faktor yang muncul dari dalam diri yaitu

keinginan dalam menciptakan karya seni. Setelah itu dalam kegiatan kontemplasi

penulis tidak serta merta membayangkan apa yang diharapkan, namun bersumber

pula pada lingkungan sekitar.

Dalam tahap kontemplasi ini penulis melakukan perenungan pada objek-objek

disekitar penulis, selanjutnya penulis merenungkan bagaimana gagasan tersebut

bisa divisualisasikan ke dalam sebuah karya seni dengan menentukan teknik dan

bahan yang akan diaplikasikan kedalam karya seni grafis.

Tahap selanjutnya yaitu tahap stimulus dimana stimulus itu sendiri merupakan

dorongan atau perangsang yang akan menguatkan ide serta konsep yang akan

dijadikan sebuah karya seni. Setelah menemukan ide gagasan kemudian berlanjut

pada tahap pengolahan ide gagasan dimana pada tahap ini penulis mengolah karya

dengan didasari oleh latar belakang objek yang dipilih penulis, bentuk yang

membedakan objek yang satu dengan yang lain, bentuk itu sendiri pun bisa

menjadi ciri khas, estetik adalah keindahan dalam memvisualisasikan karya seni,

dalam pengolahan ide gagasan estetik menjadi hal yang penting, setelah itu makna

yang terkandung pada objeknya dan yang terakhir adalah teknik, penentuan teknik

pada pengolah ide adalah hal yang menentukan hasil akhir dari sebuah karya yang

(28)

54

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Pengkajian sumber gagasan

Dalam pengkajian sumber gagasan, langkah-langkah yang penulis lakukan

adalah:

a. Studi Literatur

Studi literature penulis lakukan untuk memperoleh teori, bahan, dan teknik

pendukung dalam proses penciptaan. Penulis melakukan studi pustaka yang

meliputi pengkajian buku, serta landasan teori lain seperti internet yang

mendukung sumber penulis.

b. Observasi

Proses obsevasi penulis lakukan di Kabupaten Sumedang yang merupakan

salah satu tempat yang penulis pilih sebagai ide berkarya seni cetak tinggi (lino

cut). Penulis melakukan observasi langsung ke tempat beradanya monumen

Lingga di tengah-tengah alun-alun Sumedang, selain itu penulis juga mendatangi

museum Prabu Geusan Ulun, perpustakaan dan budayawan setempat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data dan bukti yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, juga membuktikan adanya alat,

bahan serta proses penciptaan dari awal sampai penciptaan selesai.

H. Proses Berkarya

1. Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk proses berkarya, diantaranya:

(29)

55

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Pisau Cukil

(Sumber: dokumentasi penulis)

Pada umumnya pisau woodcut terdiri dari empat macam, masing-masing

bentuknya berbeda sesuai fungsinya, seperti pisau toreh (cutter), pahat (chisel),

pahat lengkung (gouge) dan pahat siku (scrive veiner).

Pisau secara tradisi biasanya merujuk pada jenis pisau Eropa atau pisau

Jepang. Pisau jenis Eropa kelihatan lebih kaku, tetapi hasilnya efisien.

b. Roller

Gambar 3.3 Roll

(Sumber: dokumentasi penulis)

Alat peninta blok relief disebut roll-roller atau brayer berbentuk silinder

dengan ukuran panjang yang berbeda-beda. Bahan roll terbuat dari karet,alam dan

(30)

56

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

poliuretan (polyurethane: plastik lunak modern). Beberapa diantaranya, serupa

dengan roll yang dioperasikan dalam mesin fotocopy, mesin offset dan mesin

cetak handproofing-letterpress type.( Diktat, Sastra, 1994)

c. Mesin Press

Kelebihan utama jika mencetak melalui mesin press, adalah tempo

pengerjaan akan lebih cepat, mudah dan hasil cetak (jumlah edisi) tentunya akan

lebih banyak.

Ada beberapa jenis mesin press yang dapat digunakan dalam membuat proses

cetak relief:

1) Mesin Platen Press

Merupakan mesin press cetak relief yang paling dikenal. Seluruh bodinya

dibuat dari besi tuang (cast-iron machine) dan diproduksi secara masal pada abad

ke 19.

2) Mesin Etching Press (Press Etsa)

Sering dipakai dalam mengempa blok relief, walaupun semula dirancang

hanya untuk mencetak lembaran kertas lembab. Pada mesin model ini, plat

penghantarnya dapat bergerak maju-mundur diantara dua roller (atas dan bawah)

padat yang diperkuat di kedua tepinya dengan rangka baja.

3) Mesin Press Silinder (Letterpress Proofing Presses)

Mesin press silinder yang berplat penghantar mati, didesain untuk cetak coba

letterpress yang sekarang sering dipakai dalam kegiatan cetak blok relief.

4) Mesin Press Sekrup

Mungkin jenis inilah yang paling sederhana dari segala mesin press yang

biasa dipakai dalam cetak relief. Asalnya, mesin ini dikenal sebagai alat press

(31)

57

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

[image:31.595.114.510.108.711.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Linoleum

Gambar 3.4 Karet Lino (Plat cetak) (Sumber: dokumentasi penulis)

Bahan utama sebagai permukaan relief, linoleum memiliki beberapa kualitas

kehalusan, ia dapat dipahat dalam berbagai arah dan memungkinkan hasil torehan

yang sangat detail, keuntungan utama lino adalah lebih halus dan kerapatannya

yang merata, oleh karena itu lebih mudah untuk dikerjakan.

Ukuran karet lino yang dipergunakan pada karya grafis ini bisa disesuaikan

dengan berbagai macam ukuran.

(32)

58

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.5

Tinta Cetak

(Sumber: dokumentasi penulis)

Tinta cetak yang digunakan dalam proses cetak relief ada dua jenis: tinta

cetak berbasis minyak dan tinta berbasis air. Tinta cetak minyak dapat dibuat dari

campuran cat minyak (oil painting) dengan pengembang. Atau tepung pigmen dan

linseed oil (minyak biji rami). Sebenarnya tidak ada tinta cetak khusus untuk

proses cetak relief. Tapi kini para seniman grafis banyak memanfaatkan tinta

letterpress dan tinta offset yang diperkirakan dapat menciptakan hasil cetak yang

lebih baik.

Pada proses pembuatan karya grafis ini, penulis menggunakan tinta cetak

Peony dengan warna-warna primer merah, biru dan kuning, lalu sebagai

pendukung ditambah dengan warna putih dan hitam.

[image:32.595.112.510.175.663.2]

f. Kertas Akasia

Gambar 3.6 Kertas Akasia

(33)

59

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kertas yang dipergunakan adalah kertas akasia berwarna gading. Penulis

memilih kertas Akasia ini sebagai hasil akhir dari cetakan, karena kertas akasia

memiliki tekstur dan ketebalan yang cukup kuat untuk melewati proses

penggosokan yang berulang-ulang sampai cetakan akhir, menggunakan batu

marmer.

g. Baren atau batu marmer

Alat ini digunakan untuk mengganti alat press cetak tinggi ke alat yang lebih

sederhana dengan fungsi yang masih sama yaitu menggosok cetakan dan plat

(Karet lino) pada proses pemindahan tinta pada kertas. Pemanfaatan benda lain

untuk mentransfer tinta yang sebelumnya menggunakan sendok, menurut penulis

lebih efektif dibandingkan sendok yang dalam penggunaannya membuat tangan

menjadi panas, berbeda halnya dengan batu marmer yang dingin dan sudah

memiliki beban yang mempermudah penulis dalam memindahkan tinta pada

kertas tanpa harus menggunkan tenaga yang besar, tekstur pada batu marmer pun

jadi pilihan karena permukaannya yang halus dan tidak merusak kertas pada saat

[image:33.595.111.507.241.623.2]

digosok.

Gambar 3.7 Batu Marmer

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(34)

60

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

[image:34.595.117.504.101.702.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.8

Kaca

(Sumber: dokumentasi penulis)

Kaca di atas adalah salah satu cara penulis dalam memanfaatkan benda yang

sudah tidak terpakai, kaca itu sendiri dipergunakan untuk pengganti mal yang

berfungsi untuk mencampurkan warna sebelum diroll.

i. Sarung Tangan

(35)

61

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sarung Tangan

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Digunakan untuk melindungi tangan agar tetep bersih.

j. Thinner

Gambar 3.10 Thinner

(Sumber: dokumentasi penulis)

Thinner digunakan untuk membersihkan plat dan alat-alat yang sudah dipakai

dalam proses cetak mencetak.

[image:35.595.115.508.171.587.2]
(36)

62

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.11

Ampelas

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Digunakan untuk menghaluskan atau meratakan karet lino yang akan dicetak

agar tinta lebih mudah menempel.

l. Minyak kayu putih

[image:36.595.113.510.77.658.2]
(37)

63

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Digunakan untuk memindahkan gambar yang akan diproses pada karet lino

sebagai plat cetak.

m. Cutter

Gambar 3.13 Cutter

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Alat untuk memotong kertas dan karet Lino sesuai dengan ukuran karya yang

akan dibuat.

n. Mistar Besi

[image:37.595.116.509.159.691.2]
(38)

64

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mistar Besi

(Sumber: Dokumentasi Pribadi) o. Tisu/Kapas

Gambar 3.15 Tisu

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

p. Kipas angin

Gambar 3.16 Kipas Angin

[image:38.595.118.508.127.695.2]
(39)

65

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pembuatan sketsa

Sebagai garis besar arti dari sketsa ialah membuat gambar rancangan. Pada

tahap ini pembuatan sketsa diawali dengan mengamati objek secara langsung

maupun tidak langsung, seperti foto objek yang akan dijadikan karya grafis

sebagai acuan penulis dalam proses penintaan.

Gambar 3.17 Proses Sketsa

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:39.595.117.510.181.670.2]
(40)

66

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sketsa Karya 2

((Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.19 Sketsa Karya 3 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Tahap Pencetakan Gambar (Copy)

Setelah sketsa selesai selanjutnya tahap pencetakan menggunakan mesin

fotocopy untuk memperbanyak sketsa yang sudah dibuat. Hasil sketsa yang sudah

dicopy akan menjadi media transfer gambar pada plat (karet lino).

4. Tahap Pemotongan Bahan (Karet Lino)

Bahan utama karet lino yang sudah disiapakan, kemudian dipotong sesuai

ukuran karya yang sudah dirancang. Pemotongan karet lino menggunakan alat

[image:40.595.118.509.196.542.2]
(41)

67

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.20

Pemotongan Karet Lino (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

5. Tahap Mentransfer Gambar pada Plat (Karet Lino)

Pada tahap ini, gambar yang sudah dicopy, dipindahkan atau ditrasfer

menggunakan kapas yang diberi kayu putih dan digosok secara merata pada

seluruh bagian kertas dan karet lino yang sebelumnya diamplas terlebih dahulu

agar permukaan karet lino dengan mudah menerima tinta dari sketsa yang sudah

dicopy. Proses ini dilakukan agar mempermudah penulis untuk menoreh bagian

perbagian dari setiap sketsa. Secara penglihatan prinsip dari proses transfer ini

[image:41.595.120.511.190.481.2]
(42)

68

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.21

Tahap Mentransfer Gambar pada Karet Lino (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

6. Proses Pencukilan

Pencukil pada karet lino yang sudah ditransfer gambarnya, menggunakan

cukil Maries yang bermacam-macam seperti, segi tiga, oval dan sebagainya.

Proses ini dilakukan berulang sesuai warna yang akan dicetak. Pada proses

pencukilan ini penulis mengaplikasikan berbagai macam torehan diantranya,

torehan horizontal, vertikal, acak dan sebagainya.

[image:42.595.115.513.176.766.2]
(43)

69

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gamabr 3.23

Pencukilan Karet Lino (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

7. Tahap Penintaan (inking)

Pewarnaan menggunakan tinta cetak offset, melalui bantuan roll untuk

mentrasfer tinta atau warnanya. Disini penulis terlebih dahulu melakukan proses

pencampuran warna agar mencapai warna yang diinginkan.

Gambar 3.24 Roll Warna

[image:43.595.112.514.138.811.2]
(44)

70

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.25

Penintaan (Tinta Offset) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

8. Tahap Pencetakan

Setelah pewarnaan, kemudian pencetakan pada kertas, agar tinta/warna yang

ditrasfer menempel rata pada kertas menggunakan roller, setelah itu dilakukan

pengepresan menggukaan alat press atau secara manual menggunakan sendok dan

benda lainnya. Disini penulis memanfaatkan batu marmer sebagai alat press.

Gambar 3.26

[image:44.595.111.511.138.817.2]
(45)

71

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.27

Pencetakan

(Sumber: Dokumentasi Prinadi)

Gambar 3.28 Pengeringan karya (Sumber: Dokumentasi Prinadi)

Setelah tahap pencetakan selesai, maka hasilnya dapat dilihat pada salah satu

karya yang dibuat penulis pada gambar di bawah ini.

[image:45.595.118.509.206.535.2]
(46)

72

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.29

Plat cetakan karya ke empat (Sumber: dokumentasi penulis)

b. Cetak pertama

Gambar 3.30

[image:46.595.122.509.82.645.2]
(47)

73

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

[image:47.595.122.506.98.678.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Cetakan kedua

Gambar 3. 31

Cetakan ke dua karya ke empat (Sumber: dokumentasi penulis)

d. Cetakan ketiga

Gambar 3.32

(48)

74

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sumber: dokumentasi penulis)

e. Cetakan Keempat

Gambar 3.33

[image:48.595.121.508.114.599.2]
(49)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Konsep yang diangkat dalam berkarya seni grafis teknik cetak tinggi linocut

ini adalah mengangkat kembali memori masyarakat pada monumen Lingga di

Sumedang, yang mempunyai histori panjang. Melihat dari itu, penulis

memberikan sebuah apresiasi terhadap bangunan bersejarah di Sumedang. Dengan

mengembangkan visual-visual yang berbeda pada zamanya, dari zaman dulu

sampai sekarang. Memang cukup memberikan tantangan kepada penulis untuk

membedakan perbedaan tersebut. Hal inilah yang menjadikan kendala penulis

dalam memvisualisasikan terhadap objek lingga dengan suasana dari zaman ke

zaman yang berbeda.

Pada pembuatan karya ini, penulis berusaha memvisualisasikan Monumen

Lingga Sumedang dan semua elemen disekelilingnya menjadi karya seni grafis

cetak tinggi. Visualisasi monumen Lingga di Sumedang pada seni grafis dengan

teknik linocut, memberikan pembelajaran bagi penulis. Dikarenakan pada tahap

pertama pembuatan karya yang ke satu, penulis masih mengadaptasi garis

cukilannya. Tanpa adanya ekspresi dalam cukilannya, lebih bersifat teratur dan

memposisikan seperti halnya lukisan. Namun, pada tahap-tahap selanjutnya.

Penulis sudah mulai paham dengan garis-garis cukilan yang ditampilkan, melihat

dari pengembangan eksperimen dan proses berkarya.

Proses berkarya penulis yaitu dengan cara mengolah ide gagasan yang tidak

terlepas dari unsur- unsur seni rupa, seperti garis, bentuk, warna dan sebagainya,

serta dengan memperhatikan tahapan dalam pembuatan karya grafis ini.

2. Saran

Berdasarkan pengalaman serta pengetahuan penulis dalam menciptakan karya

(50)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Selain itu penulis memberikan saran

kepada pihak yang terkait sebagai berikut :

1. Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Selain sebagai bahan perbandingan dalam mengkaji ulang mengenai teknik

cetak tinggi, yaitu diharapakan dapat menciptakan sesuatu yang baru dengan cara

mengembangkan teknik dan mempergunakan media yang lebih baik.

2. Pendidikan di Sekolah

Mengkhususkan pada mata pelajaran Seni Rupa atau Seni Budaya diharapkan

guru dapat memberikan inspirasi dan inovasi baru kepada siswa, dengan

menggunakan alat dan bahan yang efektif yang dapat mempermudah siswa dalam

mengikuti pembelajaran yang aktif.

Harapan penulis, semoga karya ini dapat diterima dan membantu

perkembangan seni khusnya seni grafis dan dapat menambah pengetahuan,

wawasan dan dapat memberi motivasi dan inspirasi bagi khalayak umum untuk

(51)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Buckland-Wright, J. (1973). Etching and engraving techniques and the modern trend. New York: Dover Publications, Inc.

Darmaprawira, S. (2002). Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung : ITB.

F. Andrews, M. (1964). Creative Printmaking.New Jersey: Prentice-hall.inc.

Herchenhahn, M. (2006). “LUSCIOUS LINOLEUM” Boston University.

Herlina, Nina. L,dkk, (2008). Sejarah Sumedang dari masa ke masa.Kabupaten Sumedang: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Mayer, Ralph. ____ . The Artist’s Handbook : of Materials and Techniques.

Ogawa, T. (2012).Tak kenal maka tak sayang-pameran seni grafis komunitas refreshink.Jakarta: The Japan Foundation.

Pawitan, Z. Diktat Rupa Dasar 2 Dimensi. Tidak diterbitkan.

Red Point. (1997). Tentang seni grafis: sebuah pameran proses. Bandung: Red Point.

Sastra, M. O. (1994). Sejarah dan Teknik Cetak Tinggi:DiktatIKIP Bandung.

Tidak diterbitkan.

Soebadyo, H. dkk. (2002). Indonesia Heritage. Jakarta : Buku Antar Bangsa.

(52)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Jurnal :

Ramadhan, M, S. (2011). Transportasi Di Kota Bandung Sebagai Ide Gagasan Berkarya Video Art (Aplikasi Teknik Animasi Stop-Motion Dan Cetak Tinggi Teknik Woodcut Pada Pembuatan Karya Video Art). (Skripsi). FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Aji, W, K. (2012). Makhluk Mitologi Yunani Sebagai Ide Gagasan Berkarya Seni Grafis Teknik Cetak Saring. (Skripsi). FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumber Internet :

http://sumedang-kabupaten.blogspot.com. 26 Maret 2013 18:11.

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_grafis 10 Januari 2014 20:14.

http://upi.edu/ 24 Juli 2014 10:07.

http:// file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI._RUPA/

18 Desember 2013 09:12.

(53)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RIWAYAT HIDUP

Nama :Sari Dwiutari

Tempat/tanggal lahir :Sumedang, 24 Juli 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat :DusunManco 002/002 DesaCitalikec.

PamulihanKab.SumedangJawa Barat. Pendidikan Formal:

SD : SDN IPOR Gudang 1

SMP : SMP Negeri 1 Tanjungsari

SMP : SMAYayasanKarsaMadya

Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia 2009

Nama Orang Tua:

Ayah : Saripudin,S.Pd.

Ibu :Yayah

Kakak :Desi Sri Wulandari

(54)

Sari Dwi Utari, 2014

Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  SMP Negeri 12 Bandung

Pengalaman Berkesenian :

 LombaMenggambardalamacara“JAMBORE”BumiPerkemahanJatinangor, Sumedang. 2002

 Pameran Photography Handphone “PHOX” Galeri Kita, Bandung. 2010

 Pameran Bersama angkatan 2009 dalam acara “kARTdus” Gedung PKM UPI. Bandung. 2011

 Workshop Batik se-Jawa Barat dalam acara “Workshop Kilat Seni Rupa” UPI Bandung, 2012

 Workshop Batik Kayu dalam acara “Proker Kriya HIMASRA” UPI Bandung, 2012

 Workshop Seni Kriya dalam acara “Pelatihan Dasar-dasar Kesenirupaan HIMASRA” UPI Bandung. 2011

 Workshop Kesenirupaan dalam acara “Himasra Go To School” dikampus UPI dan SMA PGII 1 Bandung. 2011

Gambar

TabelSejarahPerkembanganSeniGrafis…………………………..……… 14
Gambar Hal
Gambar 1.1  Monumen Lingga
Gambar 3.1 Monumen Lingga di Sumedang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penciptaan ini adalah membuat suatu karya seni grafis dengan objek Tugu Proklamasi Rengasdengklok menggunakan teknik cetak saring (screen printing),

Tokoh Pahlawan Dunia Sebagai Ide Gagasan Berkarya Seni Lukis Fauvisme Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu.. TOKOH PAHLAWAN DUNIA SEBAGAI IDE

Tugas Akhir ini memvisualisasikan gagasan pemikiran penulis dalam bentuk karya seni grafis , yang menjadikan keindahan dan keunikan bentuk tumbuhan paku sebagai

Erna Siti Hodijah. KEUNIKAN KAMULASE GURITA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan

Dari semua teknik seni grafis, cetak tinggi ini relatif yang paling mudah untuk dimengerti dibandingkan dengan teknik lain, dari segi alat bahan dan juga tahap demi

Dari semua teknik seni grafis, cetak tinggi ini relatif yang paling mudah untuk dimengerti dibandingkan dengan teknik lain, dari segi alat bahan dan juga tahap demi

Tugas akhir penciptaan karya seni garfis cetak dalam yang berjudul “Visualisasilirik Lagu Sangkakala Band Sebagai Ide Penciptaan Seni Grafis” merupakan syarat

Meskipun bila dilihat dari sejarahnya, teknik cetak woodcut menggunakan kayu sebagai acuan cetak, namun pada perkembangannya media lainnya yang sudah populer juga digunakan untuk