• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS : Cetak Dalam dengan Teknik Etsa, Aquatint, Mezzotint dan Softground.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS : Cetak Dalam dengan Teknik Etsa, Aquatint, Mezzotint dan Softground."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

(Cetak Dalam dengan Teknik Etsa, Aquatint, Mezzotint dan Softground)

SKRIPSI PENCIPTAAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh

ERNI ADRIANI

0800721

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI

GRAFIS

(Cetak Dalam dengan Teknik Etsa, Aquatint, Mezzotint dan

Softground)

Oleh

Erni Adriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni Rupa

© Erni Adriani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

(Cetak Dalam dengan Teknik Etsa, Aquatint, Mezzotint dan Softground)

Disusun oleh:

Erni Adriani

NIM: 0800721

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing 1

Drs. Moch. Oscar Sastra, MPd. NIP. 195810131987031001

Pembimbing II

Yulia Puspita, M.Pd. NIP. 198107012005012004

Diketahui oleh:

Ketua Jurusan Pendidikan Seni rupa

(4)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

(Cetak Dalam dengan Teknik Etsa, Aquatint, Mezzotint dan Softground)

Disusun oleh:

Erni Adriani

NIM: 0800721

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I

Drs. Nanang Ganda P. M.Sn NIP. 196202071987031002

Penguji II

Drs. Untung Supriyanto, M.Pd NIP. 195210161986011001

Penguji III

(5)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Erni Adriani, 2013, Gunung Krakatau sebagai Ide Berkarya Seni Grafis (Cetak Dalam Teknik Etsa, Aquatint, Mezzotint dan Softground).

Gunung Krakatau menjadi sangat terkenal diseluruh dunia sejak letusannya tanggal 26, 27 1883 dan 28 agustus. Demikian hebatnya letusan tersebut sehingga

mendapatkan julukan “The Most Violent Explosion in Recorded History”.

Keberadaan Anak Krakatau yang saat ini masih aktif dan sering terjadi letusan-letusan kecil mengingatkan terhadap kengerian tahun 1883 itu, menyebabkan kekhawatiran mendalam bagi penulis serta masyarakat sekitar. Sejarah serta pengalaman pribadi terhadap Gunung Krakatau menjadi latar belakang skripsi penciptaan karya seni grafis ini. Rumusan masalah penciptaan ini adalah bagaimana visualisasi dan analisis konsep karya seni grafis Gunung Krakatau dengan cetak dalam(intaglio) teknik etsa, aquatint, mezzotint dan softground. Tujuan penciptaannya yaitu ingin mengetahui visualisasi dan mendeskripsikan konsep karya seni grafis Gunung Krakatau dengan cetak dalam (intaglio). Karya digarap dengan cetak dalam (intaglio) teknik etsa, aquatint, mezzotint dan softground. Mengkombinasikan beberapa teknik atau bahkan memanfaatkan seluruh teknik dalam satu karya, dapat menghasilkan karya yang memiliki keragaman ungkapan rupa yang kaya. Pemilihan teknik disesuaikan dengan karakter objek yang ingin dicapai. Hasil dari penciptaan ini adalah tujuh karya seni grafis cetak dalam (intaglio) Gunung Krakatau dengan ukuran yang berbeda-beda dan menggunakan warna polikromatik. Visualisasi karya diciptakan berdasarkan unsur-unsur dan prinsip-prinsip seni rupa, serta pengetahuan mengenai objek serta teori seni grafis cetak dalam (intaglio). Dari ketujuh karya seni grafis ini menampilkan karakter serta ekspresi dari Gunung Krakatau yang berbeda-beda pada setiap karya seperti ekspresi waspada pada karya pertama, tenang pada karya kedua, melankolis pada karya ketiga, angkuh pada karya keempat, marah pada karya kelima, mencekam pada karya keenam dan dingin pada karya ketujuh. Skripsi penciptaan ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan apresiasi dan inspirasi sehingga memancing ide-ide baru untuk mengembangkan dan menghasilkan karya seni grafis murni yang sesuai dengan perkembangan zaman.

(6)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Erni Adriani, 2013, Mount Krakatau as Idea Work Graphic Arts (Intaglio, Technique of Etsa, Aquatint, Mezzotint dan Softground).

Mount Krakatau become very popular around the world since its eruption on 26, 27 and 28 August 1883. So amazingly eructation so getting sobriquet "The Most Violent Explosion in Recorded History". The existence of the Child of Krakatau is still active and frequent small eruptions reminiscent of the horrors at 1883, causing deep concern for the authors as well as surrounding communities. History and personal experience against Mount Krakatau be the creation background of thesis of the graphic artwork. The formulation of this creation problem is how the visualization and analysis of the concept of the graphic artwork of Krakatoa with intaglio printing, technique of etching, aquatint, mezzotint and softground. The purpose of creation is to know visualizations and describe the concept of graphic artwork of Mount Krakatau with intaglio printing. The works tilled with intaglio printing technique of etching, aquatint, mezzotint and softground. Combining several techniques or even utilize all the techniques in one works, can produce work that has a rich diversity of expression. Selection of techniques adapted to the character of the object to be achieved. The result of this creation is seven works of graphic art in intaglio printing of Krakatoa with different sizes and using polychromatic color. Visualization works created by the elements and principles of art, as well as knowledge about the object and the theory of the graphic arts intaglio printing. From the seven works of graphic art showed the characters as well as the expression of Krakatoa are different on each works, such as alert expression on the first work, quiet on the second work, melancholy on the third work, imperious on the fourth work, angry on the fifth work, gripping on the sixth work and cold on the seventh work. Creation of this thesis is expected useful to contribute ideas as a appreciation and inspiration so that invited new ideas to develop and produce a pure graphic artwork that corresponds to development of the times.

Key Words: Aquatint, etching, Mount Krakatoa, Mezzotint, Softground.

(7)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penciptaan ... 1

B. Rumusan Masalah Penciptaan ... 3

C. Tujuan Penciptaan ... 3

D. Manfaat Penciptaan ... 4

E. Definisi Operasional ... 4

F. Sistematika Penulisan... 5

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN ... 6

A. Seni Grafis ... 6

1. Pengertian Seni Grafis ... 6

(8)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Texture ... 13

5. Warna ... 14

a. Lingkaran Warna Munsell ... 15

1) Dimensi Warna Menurut Albert Munsell ... 15

a) Hue ... 15

b) Value ... 15

c) Intensity ... 16

b. Susunan Warna Polikromatik ... 16

c. Warna Panas dan Dingin ... 16

d. Karakter dan Simbol Warna... 17

C. Prinsip-prinsip Dasar Seni Rupa ... 18

1 Irama. ... 18

2 Kesatuan/unity... 18

3 Dominasi ... 19

4 Keseimbangan ... 19

5 Proporsi/ perbandingan/keserasian... 19

D. Objek ... 20

1 Landscape ... 20

2 Gunung Krakatau ... 21

E. Konsep Penciptaan ... 24

F. Skema Proses Berkarya ... 25

BAB III METODE PENCIPTAAN ... 26

A. Ide Berkarya ... 26

B. Kontemplasi ... 27

C. Stimulasi ... 27

D. Foto Eksplorasi ... 28

E. Proses Berkarya ... 31

1. Menyiapkan Alat dan Bahan... 31

(9)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Membuat Sketsa ... 37

b. Menyediakan Alat dan Bahan ... 37

c. Memindahkan Sketsa... 38

d. Membuat Cetakan ... 38

e. Mencetak Plat ... 45

f. Mengamankan Hasil Cetakan ... 48

g. Mengemas Karya... 48

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA ... 49

A. Karya 1 ... 49

1. Deskripsi Visual ... 50

2. Deskripsi Konsep ... 53

B. Karya 2 ... 54

1. Deskripsi Visual ... 54

2. Deskripsi Konsep ... 56

C. Karya 3 ... 57

1. Deskripsi Visual ... 57

2. Deskripsi Konsep ... 59

D. Karya 4 ... 60

1. Deskripsi Visual ... 61

2. Deskripsi Konsep ... 63

E. Karya 5 ... 64

1. Deskripsi Visual ... 64

2. Deskripsi Konsep ... 66

F. Karya 6 ... 67

1. Deskripsi Visual ... 68

2. Deskripsi Konsep ... 70

G. Karya 7 ... 71

1. Deskripsi Visual ... 71

(10)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

DAFTAR ISTILAH ... 79

(11)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1.1 Karya Tuti Nurhayati “Menatap”. Aquatint-Mezzotint... 2

2.1 Karya James Abbott M.W “Gretchen at Heidelberg”. Etching ... 8

2.2 Karya Fransisco Goya “Folly Of Fear from THE PROVERBS”. Aquatint ... 9

2.3 Karya Mario Avati “Still Life with Olives”. Mezzotint ... 10

2.4 Karya Auguste Renoir ”Dance at Bougival”. Softground Etching ... 11

2.5 Lingkaran Warna Munsell ... 15

2.6 Lingkaran Warna Panas dan Dingin ... 16

2.7 Krakatau Before and After The Explosion ... 23

2.8 Anak Krakatau ... 23

3.8 Bahan-bahan Membuat Cetakan#1 ... 32

3.9 Bahan-bahan Membuat Cetakan#2 ... 32

3.10 Bahan-bahan Mencetak Gambar ... 33

3.11 Bahan-bahan untuk Membersihkan Cetakan ... 33

3.12 Alat-alat untuk Memanaskan Plat ... 34

3.13 Alat-alat untuk Membuat Gambar pada Plat ... 34

3.14 Alat untuk Mengasam Plat ... 35

3.15 Alat-alat untuk Membersihkan Plat ... 35

(12)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.17 Alat-alat Penunjang ... 36

3.18 Sketsa Krakatau #7 ... 37

3.19 Bagian Belakang Plat yang Diberi Cat Phylox ... 38

3.20 Pemindahan Gambar Sketsa ... 38

3.21 Proses Melapisi Plat dengan Aspal dan Pemanasan Plat ... 39

3.22 Menutupi Bagian Plat dengan Tinta Cetak ... 40

3.23 Penaburan Arpus ... 40

3.24 Memanaskan Arpus di atas Kompor ... 41

3.25 Menggambar dengan Cara Menoreh Plat ... 41

3.26 Merendam Plat dalam Larutan Asam ... 42

3.27 Membersihkan Plat ... 42

3.28 Melapisi Plat dengan Formula Softground ... 43

3.29 Merekam Jejak Benda dengan Teknik Softground ... 43

3.30 Teknik Mezzotint ... 44

3.31 Memindahkan Gambar pada Plat Kedua ... 44

3.32 Teknik Aquatint pada Plat Kedua ... 45

3.33 Pemberian Tinta dan Pembersihan ... 45

3.34 Meletakan Plat Diatas Mesin Press ... 46

3.35 Melembabkan Kertas ... 46

3.36 Mencetak dengan Mesin Press... 47

3.37 Hasil Cetakan ... 47

3.38 Hasil Cetakan Plat 1 & 2... 48

3.39 Hasil Penggabungan plat 1 & 2 ... 48

4.1 Krakatau #1 ... 49

4.2 Garis yang Dibuat dengan Teknik Etsa pada Asap, Gunung dan Laut ... 50

4.3 Tekstur Titik yang Dibuat dengan Teknik Aquatint... 51

4.4 Bidang yang Menghasilkan Irama Repetisi dan Transisi dengan Teknik Mezzotint ... 52

(13)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.6 Krakatau #2 ... 54

4.7 Garis Lengkung dan Lengkung S ... 55

4.8 Garis Diagonal ... 55

4.9 Tekstur Titik dan Garis Karya 2 ... 55

4.10 Krakatau #3 ... 57

4.11 Garis-garis Non Geometri... 58

4.12 Bidang-bidang Non Geometri Karya 3... 58

4.13 Tekstur Titik, Garis dan Batu... 59

4.14 Krakatau #4 ... 60

4.15 Garis dan Tekstur Garis ... 61

4.16 Bidang Asap dan Gunung ... 62

4.17 Tekstur Titik dan Garis Karya 4 ... 62

4.18 Krakatau #5 ... 64

4.19 Bidang-bidang Non Geometri Karya 5... 65

4.20 Ruang Karya 5 ... 65

4.21 Krakatau #6 ... 67

4.22 Garis Lengkung ... 68

4.23 Ruang Karya 6 ... 68

4.24 Tekstur Titik dan Garis Karya 6 ... 69

4.25 Krakatau #7 ... 71

4.26 Garis ... 72

4.27 Bidang Non Geometri Karya 7 ... 72

(14)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Karakter Garis ... 12

(15)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan Hal

(16)

1

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penciptaan

Seni selalu berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia sejak saat adanya peradaban manusia dan akan terus berkembang sampai masa yang akan datang.

Seni grafis merupakan cabang seni yang digunakan para seniman untuk menyalurkan ekspresi serta imajinasi kreatif melalui teknik pencetakan gambar atau tulisan berbentuk dua dimensi, baik secara manual maupun dengan digital. Dengan adanya media komputer saat ini maka kemudahan dalam berbagai hal pencapaian kuantitas yang diinginkan semakin menjanjikan. Akan tetapi hal ini menyebabkan peluang kemunculan karya seni grafis murni menjadi berkurang.

Sejalan dengan pendapat penulis, Enin Supriyanto (2002: 4) juga mengungkapkan “… seni grafis Indonesia tersendat perkembangannya dipicu oleh perkembangan mutakhir teknologi komputer (grafis) dan berbagai mesin cetak yang secara mudah, cepat proses kerjanya, dan relatif murah biayanya”.

Karya seni menjadi tempat untuk mencurahkan berbagai isi hati yang diiringi pengalaman estetis dari pembuatnya. Pengalaman manis atau pahit dapat menjadi sebuah inspirasi dalam berkarya seni sekalipun pengalaman itu terjadi hanya sebentar saja. Pernyataan ini selaras dengan Dick Hartoko (1984: 18) yang menyatakan;

….Dan biarpun pengalaman estetik itu hanya berlangsung selama beberapa menit saja, itu sungguh bersifat pengalaman estetik yang murni, kontemplasi yang sesungguhnya”.

(17)

2

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Krakatau yang berada ditengah lautan. Keberadaan Anak Krakatau yang saat ini masih aktif dan sering terjadi letusan-letusan kecil mengingatkan terhadap kengerian tahun 1883 itu, menyebabkan kekhawatiran mendalam bagi penulis serta masyarakat sekitar.

Tujuh foto Gunung Krakatau akan dijadikan objek garapan karya seni grafis dalam Skripsi Penciptaan ini. Ketujuh foto tersebut dipilih karena memiliki tampilan visual yang menarik, misalnya Krakatau ketika mengeluarkan asap, ketika mengeluarkan percikan api, ketika menyemburkan lava panas dan ketika dalam keadaan tenang.

Selain keberadaan seni grafis murni yang kemunculannya menjadi berkurang karena tergeser oleh adanya media komputer, seni grafis murni dipilih juga karena didorong oleh rasa kagum penulis terhadap karya TA (tugas akhir) grafis dari kakak tingkat, Tuti Nurhayati angkatan 2002 dengan judul TA “Obyek Kucing dalam Karya Seni Grafis”. Penggambaran objek serta warna-warna yang dipilih pada karya TA tersebut dikomposisikan dengan baik.

Karya Tuti Nurhayati dalam skripsinya yang berjudul “Obyek Kucing dalam Karya Seni Grafis”.

Gambar 1.1

(18)

3

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik grafis yang akan digunakan oleh penulis yaitu cetak dalam, perpaduan antara etsa, aquatint, mezzotint dan softground. Empat teknik cetak ini dipakai secara kombinasi agar tercipta berbagai macam efek teknis maupun estetis. Teknik-teknik tersebut juga digunakan Tuti dalam skripsi penciptaannya, namun yang membuat beda antara karya beliau dengan penulis adalah objeknya. Objek yang dipilih Tuti adalah animal figure sedangkan penulis memilih objek landscape yaitu Gunung Krakatau.

Skripsi Penciptaan ini merupakan salah satu bentuk partisipasi penulis untuk turut meramaikan dan memasyarakatkan seni grafis murni di Indonesia sekaligus untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan.

B. Rumusan Masalah Penciptaan

Dalam pembahasan di atas, penulis merumuskan beberapa masalah. Berikut rumusan masalahnya :

1. Bagaimana memvisualisasikan Gunung Krakatau dalam karya seni grafis cetak dalam (intaglio) teknik etsa, aquatint, mezzotint dan softground?

2. Bagaimana mendeskripsikan konsep karya seni grafis Gunung Krakatau dengan cetak dalam (intaglio) teknik etsa, aquatint, mezzotint dan softground?

C. Tujuan Penciptaan

Tujuan Penciptaan karya grafis yang berjudul “Gunung Krakatau sebagai Ide Berkarya Seni Grafis (Cetak Dalam dengan Teknik Etsa, Aquatint, Mezzotint dan Softground)” ini adalah sebagai karya Skripsi Penciptaan yang merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia,

Skripsi penciptaan ini juga memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui visualisasi Gunung Krakatau dalam karya seni grafis cetak dalam (intaglio) teknik etsa, aquatint, mezzotint dan softground.

(19)

4

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penciptaan

Manfaat yang diharapkan dari pembuatan karya grafis ini, yaitu:

1. Bagi Penulis, yaitu memacu penulis dalam berkaya lebih optimal lagi dengan cara meningkatkan kemampuan bereksperimen dari segi visual dan teknik seni grafis.

2. Bagi Lembaga Pendidikan khususnya Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu untuk memberikan sumbangan dan pemikiran sebagai bahan apresiasi sehingga dapat mengangkat seni grafis.

3. Bagi perupa, agar menjadi bahan inspirasi sehingga dapat menambah atau memancing ide-ide baru untuk mengembangkan dan menghasilkan karya seni grafis murni yang sesuai dengan perkembangan zaman.

4. Bagi masyarakat, yaitu menjadi bahan apresiasi mengenai nilai estetik melalui media seni grafis sehingga dapat memotivasi dan berkreatifitas dalam menghasilkan ide-ide baru dalam berkarya seni grafis.

E. Definisi Operasional

Gunung Krakatau : Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra.

Seni Grafis : media pengungkapan dan perwujudan gagasan dalam bentuk huruf dan gambar digandakan dalam jumlah tertentu dengan teknik cetak mencetak. Cetak Dalam (intaglio): bagian dari seni cetak grafis dimana bagian cetakan

yang menampung tinta dan membentuk gambar adalah bagian cetakan paling dalam.

Etsa : penggerogotan oleh zat kimia (teknik penggerogotan yang disebabkan karena adanya reaksi kimia terhadap permukaan logam atau plat karena adanya proses korosi.

(20)

5

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(getah damar) yang disapukan pada plat dan menghasilkan gambar dengan nada warna kesan cat air.

Mezzotint : teknik cetak dengan plat logam yang terlebih dahulu dibuat kasar permukaannya secara merata. Gambar dibuat dengan mengerok halus permukaan logam dengan membuat efek gelap ke terang. Softground : teknik cetak yang berfungsi untuk merekam jejak

benda pada plat.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode penciptaan, definisi operasional serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN PENCIPTAAN

Bab ini, berisi tentang kajian teori. Dalam kajian teori dijelaskan mengenai teori-teori seni grafis yang termasuk didalamnya teori cetak dalam yang akan digunakan oleh penulis dalam pembuatan karya penciptaan, teori unsur-unsur dan prinsip seni rupa sebagai panduan dalam berkarya serta menganalisis karya, teori landscape dan gunung Krakatau sebagai objek yang digarap, serta konsep karya

yang akan dibuat.

BAB III METODE PENCIPTAAN

Bab ini menjelaskan mengenai proses berkarya, mulai dari ide berkarya, kontemplasi, stimulasi, persiapan alat dan bahan, memilih foto eksplorasi serta tahap-tahap pembuatan karya.

BAB IV ANALISIS DAN VISUALISASI KARYA

Bab ini mendeskripsikan mengenai visualisasi serta konsep karya Gunung Krakatau dalam karya seni grafis cetak dalam (intaglio) dengan teknik etsa, aquatint, mezzotint dan softground.

BAB V PENUTUP

(21)

26

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENCIPTAAN

A. Ide Berkarya

Proses berkesenian atau dalam hal ini adalah berkarya seni grafis tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan alam, karya grafis merupakan manifestasi dari perwujudan gagasan dari apa yang dialami dan dari apa yang dirasakannya di alam ini.

Kant dan banyak filsuf lain menegaskan bahwa, “pengalaman estetik itu bersifat „sepi ing pamrih‟, manusia tidak mencari keuntungan, tidak terdorong oleh pertimbangan praktis” (Hartoko, 1984: 12).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia melihat pengalaman estetik tidak memikirkan hal-hal praktis, ia hanya terpukau oleh keindahan alam yang ia lihat dan rasakan. Penulis juga sependapat dengan Kant serta para filsuf dan seniman pada masa dulu yang mengungkapkan bahwa “alamlah sumber utama bagi pengalaman estetik” (Hartoko, 1984: 13).

Manusia sebagai penghuni bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian alam. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya.

Banyak terjadi bencana alam karena tidak ada keseimbangan ekosistem. Peristiwa gunung meletus merupakan salah satu peringatan bagi kita manusia-manusia yang kurang memberi perhatian terhadap kelestarian alam, bahkan kadang kerusakan alam tidak di anggap sebagai ancaman terhadap ekosistem manusia itu sendiri. Sebenarnya alam dapat bersahabat, namun juga bisa menjadi malapetaka bagi manusia selama kita tidak pernah peduli dengan alam.

(22)

27

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijadikan objek. Semburan lava pijar, serta semburan asap adalah sumber ekspresi karya Skripsi Penciptaan ini.

B. Kontemplasi (perenungan)

Penulis telah melalui proses kontemplasi atau perenungan. Dalam hal ini penulis mempertimbangkan beberapa alasan sampai akhirnya menetapkan Gunung Krakatau sebagai objek karya yang digarap dengan teknik grafis cetak dalam (intaglio).

Kontemplasi yang dilakukan dalam mewujudkan ide atau gagasan penulis yaitu dengan mencari banyak informasi mengenai objek Gunung Krakatau, seni grafis cetak dalam serta beberapa aspek yang digunakan dalam penggarapan karya yang bersumber dari buku, majalah, koran, internet serta menonton film. Selain itu dengan melihat beberapa karya grafis dari seniman-seniman grafis juga karya TA grafis dari mahasiswa. Hal ini dilakukan penulis agar dapat mengembangkan ide awal menjadi lebih matang serta dapat menggarap karya secara maksimal sehingga hasil karya yang dibuat dapat memberikan kepuasan batin tersendiri.

C. Stimulasi (perangsangan)

Stimulasi yang dilakukan yaitu dengan berimajinasi, bertukar pikiran dengan teman-teman, mengumpulkan dan memilih beberapa foto Gunung Krakatau dari buku dan internet yang kemudian dibuat menjadi sketsa. Sketsa-sketsa tersebut merupakan foto yang telah dieksplorasi dengan memperpertimbangkan bentuk, warna dan komposisi dari objek aslinya yaitu Gunung Krakatau. Beberapa sketsa yang telah lolos penyeleksian kemudian digarap menggunakan teknik seni grafis cetak dalam.

(23)

28

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

empat teknik intaglio sekaligus dalam satu karya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakter masing-masing teknik serta mengetahui sejauh mana kemampuan penulis dalam menguasai teknik-teknik tersebut.

D. Foto Eksplorasi

Dibawah ini foto-foto Gunung Krakatau yang dijadikan objek dalam berkarya.

Gambar 3.1

Krakatau #1

(Sumber: http://edtech2.boisestate.edu/gaffordm/502/virtualtour/krakatau.html)

Gambar 3.2

Krakatau #2

(24)

29

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3

Krakatau #3

(sumber: http://www.photovolcanica.com/VolcanoInfo/Krakatau)

Gambar 3.4 Krakatau #4

(25)

30

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.5

Krakatau #5

(sumber: http://www.photovolcanica.com/VolcanoInfo/Krakatau/Krakatau.html)

Gambar 3.6 Krakatau #6

(26)

31

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.7

Krakatau #7

(sumber: http://goseasia.about.com/b/2011/10/07/anak-krakatau-volcano-in-indonesia-shows-increased-activity-may-be-getting-ready-to-rrrrrrrumble.htm)

E. Proses Berkarya

1. Menyiapkan Alat dan Bahan Bahan-bahan utama:

a. Plat (kuningan, tebal 0,6 mm) b. Asam (FeCl3)

c. Phylox (lapisan anti asam) d. Aspal

e. Resin (Arpus) f. Lilin+korek

g. Formula softground

h. Tinta cetak offset i. Kertas untuk mencetak

( Linnen, Concord) j. Air

k. Thinner l. Minyak tanah

(27)

32

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.8

Bahan-bahan Membuat Cetakan#1 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.9

(28)

33

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.10

Bahan-bahan Mencetak Gambar (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.11

Bahan-bahan untuk Membersihkan Cetakan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Alat-alat utama:

a. Kompor listrik b. pemanggangan c. Kuas

d. Jarum/paku

e. Scraper (alat penggaruk)

f. Amplas g. Bak plastik h. Sarung tangan i. Kain lap j. Kertas Koran

(29)

34

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.12

Alat-alat Untuk Memanaskan Plat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.13

(30)

35

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.14

Alat Untuk Mengasam Plat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.15

Alat-alat Untuk Membersihkan Plat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(31)

36

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alat-alat penunjang:

a. Kertas daluang b. Solasi

c. Bedak powder d. Sabun cuci e. Gelas plastik f. Sendok plastik

(32)

37

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tahapan Berkarya

Proses membuat karya seni grafis cetak dalam dengan media plat logam dengan objek Gunung Krakatau terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Membuat Sketsa

Langkah awal dalam berkarya grafis ini yaitu membuat sketsa gambar Gunung Krakatau yang berpedoman pada tujuh foto Gunung Krakatau yang diambil dari internet. Sketsa dibuat dengan menggunakan cat air diatas kertas dan dibuat dengan konsep warna polikromatik. Sketsa dibuat secara bertahap satu persatu kemudian dikonsultasikan dengan Dosen pembimbing. Sketsa yang sudah disetujui dapat dilanjutkan ke tahap yang berikutnya.

Berikut ini sketsa-sketsa yang berhasil dibuat:

Gambar 3.18 Sketsa Krakatau #7 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

b. Menyediakan Alat dan Bahan

(33)

38

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.19

Bagian Belakang Plat yang Diberi Cat Phylox (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

c. Memindahkan Sketsa

Langkah selanjutnya yaitu memindahkan sketsa dari kertas ke atas permukaan plat dengan menggambar ulang pada plat dengan menggunakan pensil.

Gambar 3.20 Pemindahan Gambar Sketsa (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

d. Membuat Cetakan

Untuk membuat cetakan terlebih dahulu harus membuat konsep agar pada saat pengerjaannya tidak terjadi kebingungan. Berikut ini konsep karya yang sudah dibuat.

(34)

39

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk asap, gunung dan pepohonan, dan biru gelap untuk laut. Sedangkan plat kedua menggunakan warna biru gelap untuk langit, hijau tua untuk pepohonan, dan coklat untuk laut. Karya dibuat dengan menggunakan empat teknik, yaitu teknik etsa, aquatint, mezzotint dan softground. Teknik etsa untuk menggarap pepohonan. Aquatint untuk menggarap langit, gunung, asap, laut dan pepohonan. Softground untuk menggarap pepohonan dan mezzotint untuk semua objek yang

ingin dibuat lebih terang.

Setelah konsep dibuat selanjutnya adalah pengerjaan cetakan. Berikut tahapannya:

1) Tahap pertama yaitu bagian plat yang akan digarap dengan teknik etsa ditutup dengan aspal, kemudian plat dipanaskan diatas kompor sampai aspal kering.

Gambar 3.21

(35)

40

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Selanjutnya penggarapan objek gunung, asap, langit dan laut dengan menggunakan teknik aquatint. Teknik ini menggarap tiga warna yang berbeda pada satu plat, maka dari warna satu ke warna lain harus dibuat batas dengan cara menutupnya menggunakan anti asam, bisa menggunakan aspal atau tinta cetak.

Gambar 3.22

Menutupi Bagian Plat dengan Tinta Cetak (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3) Plat ditaburi dengan bubuk arpus. Bubuk arpus yang ditaburkan bisa diatur sesuai kebutuhan. Semakin sedikit arpus semakin gelap warna yang dihasilkan dan sebaliknya.

(36)

41

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Plat dipanaskan agar bubuk arpus melekat.

Gambar 3.24

Memanaskan Arpus Diatas Kompor (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

5) Tahap selanjutnya adalah menggarap objek pepohonan dengan teknik etsa. Gambar dibuat dengan cara menoreh lapisan aspal dengan benda runcing seperti jarum sehingga lapisan terbuka.

Gambar 3.25

Menggambar dengan Cara Menoreh Plat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(37)

42

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk membuat nada warna maka setelah proses pengasaman plat dikeringkan, bagian yang ingin menghasilkan nada warna terang ditutup dengan aspal atau anti asam lainnya, setelah itu direndam kembali pada larutan asam. Nada warna berikutnya dapat dilakukan seperti langkah-langkah sebelumnya.

Gambar 3.26

Merendam Plat dalam Larutan Asam (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

7) Setelah proses pengasaman selesai plat direndam pada air bersih untuk menghilangkan sisa asam yang masih menempel. Setelah itu plat dibersihkan dengan cairan thinner untuk membersihkan plat dari aspal, arpus dan tinta.

Gambar 3.27

Membersihkan Plat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

8) Tahap berikutnya adalah menggarap objek pepohonan dengan teknik softground. Benda yang akan direkam jejaknya adalah lumut. Bidang plat

(38)

43

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setelah itu plat dilapisi formula softground dengan menggunakan roll, kemudian dipanaskan agar formula agak meleleh dan melekat pada plat.

Gambar 3.28

Melapisi Plat dengan Formula Softground (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

9) Selanjutnya tahap merekam jejak. Lumut diletakan diatas plat dan ditekan-tekan. Setelah itu plat direndam pada larutan asam dan hasilnya jejak lumut akan terekam.

Gambar 3.29

Merekam Jejak Benda dengan Teknik Softground (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(39)

44

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.30

Teknik Mezzotint (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

11)Karya ini menggunakan dua plat, agar plat yang satu dengan yang lain pas, maka gambar pada plat pertama harus dipindahkan pada plat kedua. Cara memindahkan gambar yaitu dengan mencetak plat pertama diatas kertas, cetakan pada kertas dicetak lagi ke plat kedua. Pastikan posisi gambar sama dengan posisi plat.

Gambar 3.31

Memindahkan Gambar pada Plat Kedua (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(40)

45

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.32

Teknik Aquatint pada Plat Kedua (Sumber: Dokumentasi Pribadi) e. Mencetak Plat

Mencetak plat-plat yang sudah diasam sambil melakukan perbaikan. Pada proses mencetak ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu:

1) Plat-plat yang sudah siap dicetak diberi tinta secara merata sesuai dengan warna-warna yang direncanakan. Untuk meratakan permukaan tinta penulis menggunakan potongan ketas daluang yang dilapisi dengan solasi. Tinta akan masuk ke dalam garis atau celah pada plat, dan ketika permukaan plat dibersihkan dengan menggunakan lembaran kertas koran, tinta akan tertinggal di alur-alur atau celah yang membentuk gambar.

Gambar 3.33

(41)

46

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Plat yang sudah dibersihkan diletakan diatas mesin press yang sudah distel tekanannya sampai cukup. Setelah itu menyiapkan selembar kertas yang sudah dicelupkan ke air, agar tidak terlalu basah kertas diletakan ditengah-tengah kertas koran dan ditekan-tekan, koran akan menyerap air.

Gambar 3.34

Meletakan Plat Diatas Mesin Press (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.35 Melembabkan Kertas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(42)

47

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.36

Mencetak dengan Mesin Press (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Hasilnya tinta pada plat pindah kepermukaan kertas.

Gambar 3.37 Hasil Cetakan

(43)

48

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil cetakan plat 1 dan 2.

Gambar 3.38 Hasil Cetakan Plat 1 & 2 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Hasil Penggabungan plat 1 & 2.

Gambar 3.39

Hasil Penggabungan plat 1 & 2 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

f. Mengamankan Hasil Cetakan

Setelah pencetakan selesai, hasil gambar diamankan dengan cara digantungkan pada tali yang dibentangkan.

g. Pengemasan Karya

(44)

74

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara visual objek Gunung Krakatau tampil dengan gaya realis. Unsur-unsur rupa yang ada seperti garis, bidang, ruang, tekstur dan warna dikomposisikan sedemikian rupa dengan berpedoman pada prinsip-prinsip seni seperti irama, kesatuan, dominasi, keseimbangan dan proporsi sehingga terciptalah karya seni grafis cetak dalam (intaglio) ini. Garis tidak hanya digunakan untuk menggambarkan suatu objek tetapi juga menyampaikan ekspresi. Bidang-bidang berperan sebagai representasi alam, yaitu menggambarkan bentuk gunung, asap, semburan api dan lava panas, langit dan laut. Unsur ruang tercipta dari perpaduan bidang, gelap terang warna dan tekstur yang diatur sehingga memberikan kesan gambar tiga dimensi. Tekstur yang digunakan pada karya-karya ini adalah tekstur titi, garis dan tekstur berupa bidang-bidang kecil yang menggambarkan tekstur karang . Warna polikromatik yang digunakan memiliki corak warna yang menarik dan variatif. Secara teknis, cetak intaglio polikromatik memiliki kesulitan yang lebih kompleks karena mengunakan plat lebih dari satu sehingga waktu yang diperlukan menjadi lebih lama. Selain itu dalam penggarapan plat acuan harus sangat teliti, plat satu dengan plat yang lain posisinya harus akurat. Dengan kesulitan yang demikian kompleks maka proses penggarapan karya cetak intaglio polikromatik cenderung memiliki kegagalan yang lebih tinggi. Pemilihan teknik disesuaikan dengan objek yang akan digambar. Setiap teknik cetak memiliki ciri ungkapan yang khas. Etsa dengan kelembutan dan keluwesan garisnya, aquatint dengan keragaman nada warna dan teksturnya, drypoint dengan kekasaran garisnya dan mezzotint dengan kepekatan nada warna yang hampir serupa dengan karya aquatint. Dengan mengkombinasikan beberapa teknik atau bahkan memanfaatkan seluruh teknik dalam satu karya, dapat menghasilkan karya yang memiliki keragaman ungkapan rupa yang kaya.

(45)

75

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diibaratkan manusia yang mempunyai perasaan dan emosi, sehingga pada setiap karya menyampaikan ekspresi seperti sedang marah, sedih, mencekap, dingin dan lainnya.

Hal-hal yang ditemukan berkaitan dengan proses berkarya seni grafis ini, yaitu berkaitan dengan proses pembuatan cetakan. Aspal yang umum digunakan sebagai anti asam dapat diganti dengan menggunakan tinta cetak berbasis minyak, sehingga tidak perlu ada proses pemanasan. Sebelum proses pengasaman plat untuk membuat karya sebaiknya melakukan percobaan seberapa kuat larutan asam menggigit plat. Penggunaan alat dan bahan tidak harus terpaku pada alat dan bahan pada umumnya, perlu adanya inovasi yang kreatif untuk dapat menghasilkan karya dengan sebaik mungkin. Penulis mencoba beberapa alat seperti jarum sulam dan gunting kuku sebagai pengganti burin (alat untuk mezzotint). Pada penggarapan objek asap sebaiknya menggunakan teknik aquatint

dan mezzotint, teknik ini memberikan keragaman nada warna dan tekstur yang sesuai dengan karakter asap.

B. Saran

Agar eksistensi seni grafis di Indonesia dapat semakin meningkat dan diminati banyak kalangan, maka disarankan:

1. Bagi Jurusan Seni Rupa UPI

Pengadaan sarana dan prasarana dalam berkarya seni grafis sebaiknya lebih dimaksimalkan. Sehingga para mahasiswa bisa belajar dan berkarya seni grafis dengan maksimal pula.

2. Bagi mahasiswa Seni Rupa FPBS UPI

(46)

76

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Bagi pendidik dan seniman grafis

(47)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Sugono, D., dkk. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Darmaprawira, W.A. Sulasmi. (2002). Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya Ed. Ke-2. Bandung: Penerbit ITB.

Dharsono. (2003). Tinjauan Seni Rupa Modern. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ebdi-Sanyoto, S. (2009). Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.

Hartoko, D. (1984). Manusia dan Seni. Yogyakarta: Kanisius.

Ganda, N. (2004). Diktat Kuliah: Seni Grafis. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI.

Martin, J. (1993). The Encyclopedia of Printmaking Techniques. Universitas Michigan: Running Press.

Sahman, H. (1993). Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang Press.

Soegiarto, A dan Kinarti. (1983). Bibliographi on Krakatau. Jakarta:National Institute of Oceanology, Indonesian Institute of Sciences.

Wechsler, H.J. (1967). Greats Prints & Printmakers. New York: Abrams.

Yuliman, S. (2001). Dua seni Rupa: Sepilihan Tulisan Sanento Yuliman. Jakarta: Yayasan Kalam.

---. (2002). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Skripsi:

(48)

Erni Adriani, 2014

GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Katalog pameran:

Sukra.I.W., Hardiman dan Siregar, Aminudin, TH, dkk. (2006). Tisna Sanjaya Graphic Works. Bandung: Griya Santrian Gallery.

Supriyanto, E. dan Mulyadi, E. (2002). Pameran Seni Grafis, Eksplorasi Medium, Eksplorasi Gagasan. Bentara Budaya Jakarta (13-22 Juni 2002).

Surat Kabar:

Hidayat, F. (2013). 130 Tahun Letusan Dahsyat Gunung Krakatau. Kompas (27 agustus 2013).

Internet:

Bubb, M. (2004). “Krakatoa”. Physical Geology 2004. [Online]. Tersedia:

http://legacy.earlham.edu/~bubbmi/krakatoa.htm. [14 April 2013]

Susanto, M. (2013). Tipe & Genre Seni Lukis. [Online]. Tersedia:

http://mikkesusanto.jogjanews.com/img/tipe_seni_lukis.pdf. [25 Februari 2013]

Topan, A. (2012). Seni Grafis Indonesia: Pada Mulanya Adalah Ketidaksadaran. [Online]

Tersedia:

Gambar

Gambar
Tabel
Gambar dibuat dengan mengerok halus permukaan
Gambar 3.1 Krakatau #1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pertukaran informasi mengenai keadaan perusahaan maupun pertukaran informasi antar karyawan merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan supaya para karyawan mengetahui apa

Pada tahap analisis dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam media pembelajaran interaktif dengan lectora inspire. Data yang dikumpulkan berkaitan dengan

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen mungkin

Metode pengembangan tanah dengan LDA dapat digunakan bila tanah yang dinilai terletak pada daerah yang telah berkembang, data harga pasar yang wajar dari daerah

Tahap selanjutnya yaitu proses image enhancement menggunakan AHE, MAHE, CLAHE dan SCLAHE dimana setiap metode akan diaplikasikan pada tiap citra input tanpa elemen RGB dan

Asrama Mahasiswa Riau Komisariat Indragiri Hulu Di Yogyakarta PENJABARAN DESAIN ARSITEKTUR MELAYU ^Dapur (privat) ^Kamar (privat) an Guba Denah dan Gubahan Massa Bentukan dasar

Sahabat MQ/ setidaknya dalam 2 hari terakhir ini/ sejumlah sekolah dikagetkan dengan adanya fenomena kesurupan massal// Meski demikian/ Dinas Pendidikan Sleman

Komposit ini biasanya mempunyai bahan penguat yang dimensinya kurang lebih sama, seperti bulat serpih, balok, serat bentuk-bentuk lainnya yang memiliki sumbu hampir sama yang