• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA : studi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 49 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA : studi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 49 Bandung."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai SalahSsatu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh :

INDRA KHARISMAN NIM 1103189

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 49 Bandung)

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh : Indra Kharisman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Indra Kharisman 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undnag.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi,atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. NIP. 196807071992032001

Pembimbing II

Carsiwan, M.Pd. NIP. 197101052002121001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

(4)

Indra Kharisman, 2015

Abstrak

Indra Kharisman, 1103189, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Judul: Pengaruh Aktivitas Outdoor Education Terhadap Kepercayaan Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 49 Bandung), Pembimbing I Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. Pembimbing II Carsiwan, M.Pd.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh aktivitas outdoor education terhadap kepercayaan diri siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif eksperimen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas VIII, dan yang ditetapkan menjadi sampel merupakan kelas VIII.2 yang terdiri dari 36 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah instrumen kepercayaan diri dalam bentuk angket dengan menggunakan Skala Likert. Berdasarkan uji validitas, angket yang valid sebanyak 30 butir pernyataan dari 72 butir pernyataan. Hasil uji reliabilitas diperoleh hasil 0,872 dan masuk dalam kriteria reliabel. Hasil dari pengolahan dan analisis data diperoleh skor pre-test sebesar 4375 dari skor maksimal 5400 dengan rata-rata 121,528. Sedangkan hasil post-test sebesar 4664 dengan rata-rata 129,556. Hal ini menandakan bahwa adanya peningkatan skor dari pre-test ke post-test, hasil tersebut diperkuat oleh uji hipotesis dengan menggunakan uji satu pihak (uji t) yaitu pihak kiri dimana nilai thitung (2,87) > ttabel (2,00) maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh aktivitas outdoor education terhadap kepercayaan diri siswa (studi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 49 Bandung).

(5)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

Bandung), Supervisor I Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. Supervisor II Carsiwan, M.Pd.

The purpose of this study was to determine whether there was an influence of outdoor education activity on students' self confidence. The method used was quantitative method experiment. The sampling technique in this research was purposive sampling. The populations were students of class VIII, and those who were determined to be sampled was class VIII.2 consisting of 36 students. The instrument used was an instrument of confidence in the form of a questionnaire using Likert Scale. Based on test validity, valid questionnaires were 30 item statements out of 72 item statements. Reliability test result was 0.872 and included in the reliable criteria. Results of the processing and analysis of data on pre-test was 4375 out of a maximum score of 5400 with an average of 121.528. While the post-test result score was 4664 with an average of 129.556. It indicated an increase in scores from pre-test to post-test, the results were confirmed by testing the hypothesis by using one tail test where tcount (2,87) > ttable (2,00) then

H0 was rejected , It can be concluded that there were significant influences in outdoor education activity on students’ self confidence (experimental study in

class VIII SMP Negeri 49 Bandung).

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Batasan Penelitian... 10

F. Struktur Organisasi... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 11

B. Hakikat Outdoor Education ... 13

1. Pengertian dan Konsep Outdoor Education... 13

2. Sejarah Outdoor Education... 16

3. Tujuan Outdoor Education... 17

4. Manfaat Outdoor Education... 17

5. Model Pembelajaran Outdoor Education... 18

6. Bentuk permainan dan Fun Games... 22

C. Hakikat Percaya Diri... 25

1. Pengertian Kepercayaan Diri... 25

2. Manfaat Kepercayaan Diri... 29

(7)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian... 39

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Desain Penelitian... 41

E. Instrumen Penelitian... 44

1. Alat Pengumpul Data... 44

2. Skala Pengukuran... 48

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

1. Uji Coba Angket... 49

2. Uji Validitas... 50

3. Uji Reliabilitas... 51

G. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 57

B. Pengujian Hipotesis ... 60

C. Diskusi Penemuan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Skala Likert)... 48 Tabel 3.5 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach... 53 Tabel 4.1 Data Hasil Tes Awal(Pre-Test) dan Tes Akhir

(Post-Test)... 57 Tabel 4.2 Data Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors Tes Awal

(Pre-Test) dan Tes Akhir (Post-Test)... 58 Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas... 59 Tabel 4.4 Uji Satu Fihak (Uji t) Pihak Kiri Pengaruh

Aktivitas Outdoor Education Terhadap Kepercayaan

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 RPP Penelitian

Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 4 Angket Uji Coba

Lampiran 5 Uji Validitas Instrumen Lampiran 6 Uji Reliabilitas Instrumen Lampiran 7 Angket Penelitian

Lampiran 8 Data Sampel

Lampiran 9 Rincian Kegiatan Penelitian Lampiran 10 Data Hasil Pre-Test

Lampiran 11 Data Hasil Post-Test Lampiran 12 Uji Normalitas Pre-Test Lampiran 13 Uji Normalitas Post-Test Lampiran 14 Uji Homogenitas

Lampiran 15 Uji Signifikansi

(11)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu bersaing dan berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain dalam menghadapi era globalisasi. Pendidikan di Indonesia telah tercermin dalam UUSPN No.20 Pasal 1 Ayat 1 Halaman ii Tahun 2003 menyatakan bahwa:

Sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif membangun potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk itu sudah sepatutnya pendidikan mendapatkan perhatian yang terus menerus untuk meningkatkan mutunya. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) termasuk bagian yang penting dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Penjasorkes menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa di sekolah guna meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Oleh karena itu, mata pelajaran penjasorkes tidak kalah penting dibandingkan dengan mata pelajaran lain diantaranya; Matematika, Bahasa, IPS, dan IPA.

Budiman (2009, hlm. 4) mengemukakan “fungsi pendidikan jasmani, diantaranya yaitu mengembangkan sikap percaya diri sendiri, bergotong royong dalam kebaikan, sportif, semangat baja, berani, dan kesatria”. Selaras dengan apa yang dijelaskan Budiman, lebih lanjut Mahendra (2004, hlm. 4)

mengungkapkan bahwa “pembelajaran penjas bukan hanya berorientasi pada

(12)

2

berkonsentrasi pula pada upaya membantu anak dalam perkembangan kepribadiannya (personal development).”

DAP (Developmentally Appropriate Practice), istilah ini merupakan pendidikan yang melandaskan proses belajar-mengajar penjasorkes yang berpusat pada peserta didik, dan dalam pelaksanaannya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang berorientasi pada taraf pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Hal tersebut sangat berguna sabagai alat untuk menggeneralisasi suatu karakteristik yang beragam pada peserta didik baik dari segi usia, jenis kelamin, latar belakang kebudayaan, kemampuan fisik, dan lain-lain. Banyak manfaat yang didapat dengan konsep DAP (Developmentally Appropriate Practice) salah satunya manfaat afektif dari kepribadian peserta didik, contohnya siswa akan menghargai temannya baik yang mempunyai kemampuan lebih ataupun kurang dari segi keterampilan gerak dengan begitupun siswa yang mempunyai keterampilan yang kurang tidak akan merasa berkecil hati ataupun malu tetapi akan timbul rasa percaya diri dan mau berusaha dan berlatih lebih giat lagi agar jauh lebih baik.

Menurut Mahendra (2012, hlm. 10) secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk :

1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.

2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.

3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.

4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.

(13)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penjasorkes adalah pendidikan yang sangat kompleks manfaatnya bagi setiap individu ada manfaat secara psikomotor pastinya sangat besar manfaatnya karena penjas itu bergerak untuk belajar artinya bagaimana seorang individu dapat sadar akan fungsi tubuhnya adalah bergerak, manfaat psikomotor lebih banyak pada peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh seperti sistem peredaran darah, sistem pernapasan dan sistem metabolisme tubuh.

Manfaat secara kognitif artinya pemahaman pengetahuan mengenai olahraga dan pola geraknya akan dimengerti bagaimana bergerak yang efisien, mencakup pengetahuan tentang konsep, fakta atau lebih penting lagi bagaimana seorang individu dapat memecahkan sebuah masalah dengan pemahaman dan pengalaman yang di dapat melalui penjasorkes.

Manfaat secara afektifnya adalah lebih mencakup sifat-sifat psikologis pada setiap individu yang menjadi sebuah unsur kepribadian unik setiap individu, penjasorkes mengajarkan bagaimana menghargai teman dan lawan, bersikap sportif, jujur, bertanggung jawab dan percaya akan kemampuan diri sendiri ataupun tim, mampu mengendalikan emosi, bersemangat, bersimpati dan empati.

Dalam aspek afektif salah satunya adalah kepercayaan diri, dimana rasa kepercayaan diri ini dapat dibentuk dan dikembangkan melalui penjasorkes sebagai bekal dikehidupan kelak nanti agar setiap individu dapat memaksimalkan setiap kelemahan dan kekurangan yang dimilikinya serta berani bertanggung jawab dan konsekuen atas pilihan yang diambilnya tanpa ada campur tangan dari orang lain.

Kepercayaan diri seseorang adalah hasil dari kemampuan membaca dan berbicara pada diri sendiri dan membangkitkan sisi kekuatan positif diri, dengan cara mengembangkan kemampuan dan memberdayakan semua hal yang memberikan citra positif pada diri. Menurut Aulia (dalam Barbara, 2003, hlm. 35) makna kepercayaan diri adalah :

1. Menghormati diri sendiri

2. Percaya terhadap kemampuan diri

(14)

4

4. Keyakinan layak mendapat kebahagiaan

5. Kemampuan berbicara dan mengekspresikan diri sendiri 6. Bangga dengan diri sendiri

7. Kemampuan mengambil dan membuat keputusan tanpa ragu-ragu. Kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, memiliki kemandirian, memiliki pendirian, dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan (Ghufron, 2010, hlm. 34). Akan tetapi kepercyaan diri juga dapat menjadi bumerang bagi diri setiap individu, kepercayaan diri yang berlebihan (over confidence) akan menimbulkan perasaan atau sikap yang menganggap enteng atau mudah dengan keadaan yang terjadi, hal itu mampu menyebabkan turunnya semangat seseorang untuk berjuang dan berusaha lebih keras lagi.

Setiap individu yang mempunyai kepercayaan diri, akan mampu bergaul secara fleksibel, mempunyai toleransi yang cukup baik, bersikap positif, dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain dalam bertindak dan mengambil keputusan. Selain itu, orang yang mempunyai kepercayaan diri akan terlihat lebih tenang, tidak tergesa-gesa dan tidak memiliki rasa takut yang berlebihan. Sesuai yang diungkapkan oleh Sudibyo (dalam Al-Udshari, 2005, hlm. 43)

”kepercayaan diri akan menimbulkan rasa aman, dalam hal ini akan tampak

dalam sikap dan tingkah laku yang tampak tenang, tidak ragu-ragu, tidak

mudah bimbang, tidak mudah gugup, tegar, dan sebagainya”.

(15)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pelaksanaanya penjasorkes terbagi atas enam bahan kajian yang bertujuan untuk membina dan memelihara siswa agar mempunyai kemampuan jasmani yang baik. Ini sesuai dengan yang tertera di Puskur (dalam Mahendra, 2004, hlm. 14) yang menyatakan bahwa :

Sementara itu, bahan kajian pendidikan jasmani tertuang dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang meliputi :

1. Aktivitas Permainan dan Olahraga 2. Aktivitas Pengembangan

3. Aktivitas Uji Diri 4. Aktivitas Ritmik 5. Aktivitas Air, dan

6. Aktivitas Luar Sekolah/Alam Bebas.

(16)

6

Gager ( 1982) dalam (Kardjono, 2008, hlm. 5-6) mengemukakan bahwa,

experiental education differs from othes learning approaches in that a student is given the opportunity to carry out in action and see the effect of that action

from which he can the generate his own concepts and applications”. Artinya,

pendidikan eksperiental berbeda dengan pendidikan lainnya, karena seorang siswa diberi peluang untuk melakukan suatu tindakan dan melihat dampak dari tindakan tersebut dimana ia kemudain bisa membangkitkan konsep-konsep dan aplikasi-aplikasinya sendiri. Fokus pada program-program di alam bebas harus berada pada siswa yang melakukan tindakan-tindakan didalam lingkungan nyata, dimana kebutuhan untuk membuat keputusan dan memikul tanggung jawab mempunyai akibat dan konsekuensinya.

Neil (2004) dalam (Kardjono, 2009 hlm. 151) berpendapat bahwa:

particulary strong outcome were evident for the long (3-4 week) outward bound programs with young adult”. Demikian juga dalam penelitian gabungan

psikologi dan teori pendidikan lainnya yang dilakukan terhadap orang dewasa berusia 17-29 tahun, Neil (1999) dalam (Kardjono, 2009 hlm. 151) menyampaikan bahwa: ” 3-4 minggu program Outdoor Education dapat mengembangkan bagian penting dari physical, sosial, intelektual dan emotional development”. Suyadi (2009) dalam (Husamah, 2013, hlm.35) mengungkapkan bahwa “kelebihan dari outdoor learning dapat membuat pikiran menjadi lebih jernih, pembelajaran terasa lebih menyenangkan, variatif, reaktif, lebih riil, dan

kerja otak menjadi lebih rileks”.

(17)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang tua dan guru haruslah menjadi suatu kontrol sosial agar remaja tersebut tidak terjerumus kedalam hal-hal negatif.

Kartono (dalam Al-Udhshari, 2005, hlm. 2) mengemukakan bahwa

“Dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang terjadi secara kontinue yaitu

pertumbuhan dan perkembangan, kedua proses ini terjadi secara interdependent, saling bergantung satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan (tidak bisa berdiri sendiri), akan tetapi dapat dibedakan”. Kepercayaan diri temasuk kedalam suatu perkembangan yang terjadi pada anak tersebut hanya saja pada proses ini berlangsung maju kedepan dan tidak dapat diulangi termasuk didalamnya adalah bagimana cara berpikir, sikap, tata krama, tanggung jawab, kepercayaan diri yang semuanya cenderung masuk kedalam sifat karakteristik setiap anak. Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, dikarenakan dengan kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang urgen untuk dimiliki setiap individu. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Ghufron (2010, hlm. 32)

bahwa “kepercayaan diri diperlukan baik oleh seorang anak maupun orangtua,

secara individual maupun kelompok”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan untuk melakukan sesuatu pada individu sebagai karakteristik pribadi yang di dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan pelatihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik aspek moral-spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Menurut Yusuf (2004, hlm. 164) beranggapan

bahwa “sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian

anak, baik dalam cara berpikir, bersikap maupun cara berperilaku”.

(18)

8

agar tidak terinduksi pada kegiatan dan pikiran negatif. Bahkan kegiatan ini justru mampu merangsang otak pada perilaku yang positif seperti bersikap sportif, fairplay, kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab, kepercayaan diri serta nilai-nilai kemanusiaan lainnya sebagai bentuk aktualisasi diri di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Dengan banyaknya uraian luasnya penjelasan mengenai ranah outdoor education, maka penulis membatasi penelitian dengan salah satu bagian dari outdoor education yaitu permainan dan fun games yang digunakansebagai alat untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, karena keterbatsan waktu dan biaya dalam penelitian ini.

Dari uraian tersebut yang menjelaskan tentang outdoor education dan

kepercayaan diri, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Bagaimana

Pengaruh Aktivitas Outdoor Education Terhadap Kepercayaan Diri Siswa

Kelas VIII Di SMP Negeri 49 Bandung”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka penulis menentukan rumusan masalah adalah sebagai berikut :

“Apakah aktivitas outdoor education memberikan pengaruh terhadap kepercayaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 49 Bandung?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penulis memiliki tujuan penelitian sebagai berikut :

“Untuk mengetahui apakah outdoor education dapat mempengaruhi

kepercayaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 49 Bandung”.

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 1. Secara teoritis

(19)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menyajikan salah satu alternatif yang baik bagi upaya mengatasi masalah kepercayaan diri siswa khususnya pada tingkat sekolah menengah pertama dalam mengembangkan potensi siswa. Komarudin

(dalam Yuliarto, 2009, hlm. 2) mengemukakan bahwa ”pendidikan luar

kelas merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/sekolah dan dialam bebas lainnya, sepeti bermain di lingkungan sekolah, taman, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan

serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan”.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang berarti bagi semua pihak terutama kepada yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, diantaranya :

a. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi guru untuk lebih kreatif dan inovatif, selain itu hasil penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran yang lebih variatif dan diharapkan dapat bermanfaat untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran pendidikan luar kelas (outdoor education) di sekolah.

b. Bagi Siswa

Siswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih menarik sehingga mampu meningkatkan pengetahuan pemahaman materi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani, serta diharapkan penelitian ini dapat dijadikan motivasi untuk terus meningkatkan latihan diluar sekolah karena pengetahuan dan keterampilan yang optimal sangat diperlukan oleh siswa sebagai bekal untuk diterapkan dimasyarakat.

c. Bagi Peneliti

(20)

10

pertama sebagai salah satu cara meningkatkan kepercayaan diri siswa.

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang kemungkinan diperoleh hal yang tidak memuaskan, maka penulis mambatasi masalah penelitian ini untuk memperoleh hasil yang diinginkan serta sesuai dengan tujuan, batasan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Populasi penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 49 Bandung sebanyak 324 orang.

2. Jumlah Sampel 36 orang diambil dengan cara sampling purposive menurut Sugiyono (2014, hlm. 124) “sampling puropsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

3. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah aktivitas outdoor education berupa permainan dan fun games.

4. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri siswa.

5. Instrumen Penelitian menggunakan angket, bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

F. Struktur Organisasi

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1) Bagian awal, berisi tentang halaman judul, pernyataan keashan tulisan, pengesahan, motto dan persembahan prakata, abstrak, daftar isi, daftar lampiran.

2) Bab I Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika skripsi.

(21)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Bab III Metode penelitian, bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian dan metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sample, teknik sampling, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas seta teknik analisis data.

5) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

6) Bab V Penutup, bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian dan sran-saran yang diberikan peneliti terhadap hasil penelitian.

(22)

Indra Kharisman, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian karena berguna sebagai penuntun jalannya sebuah penelitian akan dibawa kearah mana. Metode penelitian mencakup lokasi tempat penelitian, bagaimana cara pengambilan populasi dan sampel, desain penelitian apa yang digunakan, instrumen penelitian adalah alat pengukuran, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data apa yang digunakan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh aktivitas outdoor education terhadap kepercayaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 49 Bandung. Maka metode yang digunakan dalam penelitiann ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 107)”...metode ini sebagai bagian dari metode kuantitatif mempunyai ciri khas tersendiri, terutama adanya kelompok kontrolnya”.

Sementara itu, Sumadinata (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 52) mengungkapkan

bahwa “Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan fisiologis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.

(23)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suatu cara untuk mencari hubungan hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan meminimalisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa diganggu.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 49 Bandung yang berada di Jalan Antapani No.58 Cicaheum Bandung Telepon (022)7275285. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di SMP Negeri 49 Bandung didasarkan atas penemuan masalah pada saat penulis melakukan PPL, pada saat melaksanakan PPL penulis melihat bahwa pada setiap pembelajaran PJOK yang dilaksanakan terdapat beberapa siswa yang kurang percaya diri dalam melakukan tugas pembelajaran.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 Sekolah Menengah Pertama Negeri 49 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keselurahan objek yang akan diteliti seperti yang dijelaskan

oleh Sugiyono (2014, hlm. 117) “Populasi adalah wilayah generaliasasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya”. Dalam penelitian ini populasi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri

(24)

41

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakilinya. Mengenai sampel Sugiyono (2014, hlm. 118) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila sebuah populasi

tergolong kedalam kategori besar maka seorang peneliti secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada, karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi, waktu serta sumber daya manusia. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat benar-benar mewakili dari populasi tersebut.

Teknik sampling pada penelitian ini adalah Nonprobability Sampling, menurut Sugiyono (2014, hlm. 122) “Nonprobability Sampling adalah pengambilan yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel”. Salah satu teknik sampling ini adalah Sampling

Purposive, menurut Sugiyono (2014, hlm. 124) “Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Alasan peneliti menggunakan teknik sampling purposive adalah karena kelas tersebut memiliki kriteria belum pernah melaksanakan kegiatan outdoor education. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 yang berjumlah 36 orang, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

D. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam langkah-langkah penelitian. Seperti yang dijelaskan Nasution (dalam Arikunto, 2008, hlm. 40) mengenai desain penelitian bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”.

(25)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka peneliti menggunakan Pre-Experimental Designs dalam bentuk One-Group Prestest-Posttest Designs, desain ini tidak terdapat variabel kontrol hanya melakukan tes awal, treatment kemudian tes akhir. Apakah terdapat pengaruh setelah treatment/perlakuan dilaksanakan, menurut Sugiyono (2014, hlm. 110) “...hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan”.

Mengenai desain ini penelitian ini, Sugiyono (2014, hlm. 111) menggambarkan pola sebagai berikut:

O1 X O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian

One-Group Pretest-Posttest Design

Keterangan:

X = Treatment O1 = Nilai pretest O2 = Nilai posttest

(26)

43

Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian

Menurut Neil (1999) dalam (Kardjono, 2009 hlm. 151) menyampaikan bahwa ” 3-4 minggu program Outdoor Education dapat mengembangkan bagian penting

dari physical, sosial, intelektual dan emotional development”. Karena penelitian ini adalah penelitian eksperimen maka diperlukan adanya treatment atau perlakuan, mengacu pada pendapat Neil maka treatment yang digunakan selama 12 (Dua Belas) kali pertemuan dengan waktu selama 4 (Empat) minggu. Jadi, dalam 1

POPULASI

SAMPEL

PRETEST KEPERCAYAAN DIRI

PERLAKUAN (TREATMENT) SEBANYAK 12 KALI PERTEMUAN

POSTTEST KEPERCAYAAN DIRI

PENGOLAHAN ANALISIS DATA

(27)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Satu) minggu diberikan 3 (Tiga) kali treatment yaitu pada saat pembelajaran PJOK, setiap hari sabtu setelah selesai kegiatan ekstrakurikuler dan setiap hari minggu.

E. Instrumen Penelitian

Dalam sebuah penelitian instrumen sangat penting keberadaannya karena dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu seperti keterampilan, kepribadian dan juga instrumen berguna sebagai alat pengumpulan data penelitian. Menurut Arikunto (2008, hlm. 28) bahwa “instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti untuk mengumpulkan data”. Sejalan dengan apa yang dikatakan Sugiyono (2012, hlm. 147) bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.”

Dengan melihat pendapat para ahli tersebut penulis menyimpulkan bahwa instrumen adalah sebuah alat untuk mengumpulkan data dalam sebuah penelitian, baik itu dalam sebuah tes, pengukuran fenomena alam ataupun sosial.

1. Alat Pengumpul Data

Mengenai alat pengumpulan data Arikunto (2008, hlm. 150) menjelaskan bahwa :

Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen penelitian pengumpulan data sebenarya tidak ubahnya dengan berbicara degan masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi adalah juga mengadakan pengukuran.

(28)

45

Menurut Arikunto (2008, hlm. 151) menjelaskan bahwa ”kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Sejalan dengan pendapat yang diungkapkan Sukmadinata (dalam Arikunto, 2008,

hlm. 219) “angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau

cara pengumpul data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung

bertanya-jawab dengan responden).”

Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan menurut Arikunto (2010, hlm. 152) sebagai berikut:

a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2) Kuesioner tertutup, yang sudah diesiakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada

1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.

2) Kuesioner tidak langsung, yaitu responden menjawab tenang orang lain.

c. Dipandang dari bentuknya maka ada:

1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.

2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. 3) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal

membubuhkan tanda check list (√ pada kolom yang sesuai. 4) Rating scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan

diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

(29)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

check list (√) sehingga responden hanya tinggal memilih sesuai keinginan dari bentuk pertanyaan ataupun pernyataan yang diberikan.

Dalam menyusun angket diperlukan indikator-indikator apa yang akan diteliti menurut pendapat para ahli. Indikator-indikator kepercayaan diri menurut peneliti yang paling lengkap dan bersinergi adalah indikator kepercayaan diri menurut

Lauster (1997) (dalam Ghufron, 2010, hlm. 10) “kepercayaan diri adalah

kemampuan untuk mempercayai kemampuan diri”. Berikut tabel kisi-kisi angket

kepercayaan diri menurut Lauster (1997) (dalam Ghufron, 2010, hlm. 10):

Definisi

Konnsep Sub Komponen Indikator

(30)

47

sendiri keputusan 32,

(31)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada beberapa bentuk skala pengukuran sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian. Skala sikap yang sering digunakan menurut Riduwan dan Sunarto (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 20) ada lima macam, yaitu:

a). Skala Likert; b). Skala Guttman;

c). Skala Simantict Defferensial; d). Rating Scale; dan

e). Skala Thurstone.

Dari beberapa bentuk skala pengukuran sikap di atas penulis menggunkan Skala Likert dalam penelitian ini. Riduwan dan Sunarto (dalam Sugiyono, 2014,

hlm. 20) menjelaskan bahwa “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala

sosial.” Dapat disimpulkan bahwa skala Likert adalah suatu skala penilaian yang

digunakan untuk menilai sikap seseorang.

Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur diuraikan menjadi indikator-indikator variabel tersebut. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang nantinya akan dijawab oleh responden. Sugiyono (2014, hlm. 135) memaparkan bahwa jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

a). Sangat Setuju a). Selalu

b). Setuju b). Sering

c). Ragu-Ragu c). Kadang-kadang d). Tidak Setuju d). Tidak Pernah e). Sangat Tidak Setuju

1). Sangat Positif 1). Sangat Baik

2). Positif 2). Baik

3). Negatif 3). Tidak Baik

(32)

49

Sugiyono (2014, hlm. 135) menjelaskan bahwa untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberikan skor, misalnya:

a). Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5 b). Setuju/sering/positif diberi skor 4 c). Ragu-ragu/kdang-kadang/metral diberi skor 3 d). Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2 e). Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1

Dari penjelasan di atas dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

No. Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban Positif (+) Negatif (-)

1. Sangat Setuju 5 1

2. Setuju 4 2

3. Ragu-ragu 3 3

4. Tidak Setuju 2 4

5. Sangat Tidak Setuju 1 5

Tabel 3.4

Kriteria pemberian skor alternatif jawaban (Skala Likert)

F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Coba Angket

Validitas instrumen menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur (Arikunto, 2008, hlm. 228). Angket yang telah dibuat haruslah diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari setiap butir soal yang telah dibuat sehingga memenuhi syarat sebagai angket kepercayaan diri. Adapun tujuan uji coba angket menurut Arikunto (2008, hlm. 167) adalah sebagai berikut:

(33)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b). Untuk mengetahui teknik paling efektif.

c). Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket.

d). Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.

Uji coba angket dilaksanakan kepada sampel eksperimen dimana memiliki karakterisitik yang sama dengan sampel penelitian yaitu siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 49 Bandung yang berjumlah 30 orang. Sebelum mengisi angket penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara dalam pengisian angket tersebut.

2. Uji Validitas

Adapun langkah-langkah untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah diuji cobakan ialah sebagai berikut:

a). Data yang telah terkumpul dari hasil uji coba ditabulasikan menjadi skor-skor dari setiap butir pernyataan.

b). Skor pada setiap butir pernyataan sebagai nilai X dan skor total sebagai nilai Y.

c). Kemudian korelasikan skor-skor tersebut dengan rumus sebagai berikut:

rxy = � ∑ − ∑ ∑

√ � ∑ − ∑ � ∑ − ∑

d). Selanjutnya membandingkan nilai validitas (rxy) setiap butir pernyataan dengan tabel kritis r product moment dengan taraf signifikansi 5%.

(34)

51

hitung (rxy) < r tabel maka butir pernyataan tersebut dikatakan tidak signifikan atau tidak valid.

Dari hasil pengujian validitas instrumen tersebut, dapat dilihat 72 butir pernyataan instrumen yang diujikan, terdapat 30 pernyataan valid dan 42 pernyataan tidak valid.

3. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2008, hlm. 178) “reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.” Dari pendapat di atas penulis dapat memahami bahwa pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakan instrumen berupa kuesioner (angket) dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Instrumen kuesioner (angket) yang dapat diandalkan mampu mengungkap data yang dapat dipercaya.

Berbagai teknik untuk mencari reliabilitas suatu instrumen Arikunto (2008,

hlm. 180) menguraikan sebagai berikut: “(1) dengan rumus Spearman-Brown, (2)

dengan rumus Flanagan, (3) dengan rumus Rulon, (4) dengan rumus K-R. 20, (5) dengan rumus K-R. 21, (6) dengan rumus Hoyt, dan (7) dengan rumus Alpha.” Dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen penulis menggunakan teknik dengan rumus Alpha (Alpha Cronbach). Adapun rumus Alpha Cronbach ialah sebagai berikut:

�� = � − 1 1 −� ∑�

Keterangan:

�� = Reliabilitas istrumen

(35)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

� = Varians total

Adapun rumus untuk varians total dan varians item yang terdapat dalam rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

Rumus Varians Total:

� = ∑� −

Keterangan:

� = Varians total

∑ = Jumlah perolehan skor seluruh responden

∑ = Jumlah kuadrat dari perolehan skor seluruh responden � = Banyaknya responden atau banyaknya data

Rumus Varians Item:

�� = � − �

Keterangan:

�� = Varians item

� = jumlah kuadrat seluruh skor item

= jumlah kuadrat subjek

� = banyaknya responden atau banyaknya data

Menurut kriteria dari Guilford dalam Sugiono (dalam Anonim, 2011, hlm.

37-38) dalam

(36)

53

Tabel 3. 5

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Untuk memudahkan perhitungan peneliti menggunakan tabel penolong sebagai alat bantu yang dibuat pada Microsoft Excel 2010. Dari hasil perhitungan dalam mencari reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach didapat nilai reliabilitas sebesar 0,872 dari 30 butir pernyataan yang dikatakan valid. Hal ini menunjukkan bahwa istrumen untuk kepercayaan diri ini termasuk kedalam kriteria reliabel (dapat dipercaya atau diandalkan).

G. Teknik Analisis Data

Setelah seluruh pengetesan selesai dan data hasil pengetesan terkumpul maka langkah berikutnya adalah mengumpulkan data, kemudian melakukan pengolahan dan analisis data sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan, pengolahan, dan penganalisisan data dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang diberikan dalam pengolahan dan menganalisis data dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh aktivitas outdoor education terhadap kepercayaan diri siswa. Pada penelitian kali ini penulis menggunakan rumus-rumus statistik dari Nurhasan (dalam Sugiyono, 2008, hlm. 32), adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rata-rata

Data yang diperoleh melalui tes, selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus statistik yang sesuai, agar dapat menguji hipotesis dan

Kriteria Koefisien Reliabilitas α

Sangat Reliabel >0,900

Reliabel 0,700 - 0,900

Cukup Reliabel 0,400 – 0,700 Kurang Reliabel 0,200 – 0,400

(37)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan kesimpulan yang tepat. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

a. Menghitung Nilai Rata-rata :

n X X

i

Keterangan:

X : Nilai rata-rata yang dicari

X i : Jumlah skor yang didapat

n : Jumlah sampel

2. Simpangan Baku

Menghitung Simpangan Baku Langkah –langkah sebagai berikut :

(38)

55

a. Mengurutkan data dari data yang terkecil sampai data yang terbesar kelompok eksperimen.

b. Mencari rata-rata kelompok eksperimen tes awal dan tes akhir.

c. Mencari simpangan baku kelompok eksperimen tes awal dan tes akhir.

d. Mencari angka baku Z1,Z2,….., Zn dengan rumus :

e. Untuk setiap bilangan menggunakan data Distribusi Normal baku, kemudian hitung peluang.

i. F = (Zi) = P (Z < Zi)

f. Hitung proporsi Z1,Z2,….., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika

proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka :

i.

g. Hitung selisih F(Zi) – F(Si) kemudian tentukan harga mutlak.

h. Ambilah harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutkan harga terbesar ini Lo dengan nilai kritis L yang dimabil dari tabel

taraf nyata yang dipilih. Kriteria pengujian Normalitas Liliefors, adalah : a. Hipotesis ditolak apabila Lo > L tabel

Kesimpulan adalah populasi berdistribusi tidak Normal. b. Hipotesis diterima apabila Lo < L tabel

Kesimpulan adalah populasi berdistribusi Normal 4. Uji Homogenitas

Uji homogen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji F dengan

taraf nyata (α) 0,05. Menghitung prosentase gambaran alternatif jawaban dengan

(39)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil

dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan α = 0,05.

5. Pengujian Hipotesis

Uji Hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji satu fihak (uji t) pihak kiri dengan rumus sebagai berikut:

thitung = � −�

+

dimana :

S = √� − � + � − �

� +� −

Keterangan :

X1 : Rata-rata post-test

X2 : Rata-rata pre-test

n1 : Jumlah sampel post-test

n2 : Jumlah sampel pre-test

(40)

Indra Kharisman, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, penulis mengambil keputusan sebagai hasil dari proses penelitian ini adalah:

“Terdapat pengaruh yang signifikan aktivitas outdoor education terhadap kepercayaan diri siswa kelas XIII SMP Negeri 49 Bandung.”

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Bagi para guru pendidikan jasmani, agar dapat menerapkan materi outdoor education pada pembelajaran PJOK di sekolah untuk meningkatkan aspek psikomotor, kognitif dan yang paling penting adalah aspek afektif. Karena melalui aktivitas tersebut siswa diharapkan mampu mengembangkan kepribadiannya dengan baik.

2. Bagi Mahasiswa

Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian mengenai pengaruh outdoor education agar lebih memperbanyak materi yang beragam dan di tempat yang memiliki beberapa karakteristik yang berbeda.

3. Bagi Peneliti dan Pembaca

(41)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 67

PT Bumi Aksara.

Abduljabar Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung. FPOK Bandung. Abduljabar, B. & Darajat, J. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. FPOK.

Bandung.

Al-Udshari. (2005). Percaya Diri Pasti!. Jakarta.

Azzuhri Rifki. (2014). Pengaruh Aktivitas Senam Aerobik Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa. (Skripsi). FPOK UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Barbara. (2003). Confidence (Percaya Diri). Gramedia.

Budiman, D. (2009). Model Pengembangan Proses Sosial Siswa SD Melalui Metode dan Pendekatan Mengajar Pendidikan Jasmani. (Tesis). Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Dewi, N.Y. (2012). Upaya meningkatkan kepercayaan diri melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Sumber Rembang. (Skirpsi). Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan

Ghufron, Nur dan Risnawati, Rini. (2010). Teori - Teori Psikologi.Yogyakarta. Ar-ruz Media.

Hidayat, Y. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Bintang Warli Artika.

Hidayat, Y. (2011). Model Konseptual Kepercayaan Diri Dalam Aktivitas Olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hlm. 90-103.

(42)

Indra Kharisman, 2015

Husamah. (2013). Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta. Prestasi Pustakakarya.

Istibar Rahmatin. (2013). Sikap Siswa SMP Budi Bakti Utama Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Luar Sekolah (Outdoor Education) di Objek

Wisata Situ Ciburuy. (Skripsi). FPOK UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Juliantine, T. & dkk. (2010). Model-Model Pembelajaran Penjas. Modul. FPOK.

UPI.

Kardjono. (2009). Pengendalian Diri (Self Control) Melalui Outdoor Education. (Disertasi). Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Lina & Klara S. R. (2007). Panduan Menjadi Remaja Percaya Diri. Jakarta. Nobel Edumedia

Mahendra Agus. (2012). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. FPOK. Bandung.

Makmun, A.S. (2007). Psikologi kependidikan: perangkat sistem pengajaran modal. (edisi kesembilan). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhammad, A. (2009). The Power Of Outbound Training. Jogjakarta. Power Books (IHDINA).

Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suhandi Han. (2014). Pengaruh Pembelajaran Taekwondo Terhadap Kepercayaan Diri Siswa. (Skripsi). FPOK UPI Bandung. Tidak Diterbitkan

Suherman Agus. (2011). Pengaruh Kegiatan Outbound Terhadap Pengembangan Kreativitas Siswa SMA Puragabaya Bandung. (Skripsi). FPOK UPI. Tidak diterbitkan

(43)

Indra Kharisman, 2015

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 69

Wulandari, Y. (2013). Pengembangan permainan outbound untuk mendorong peningkatan keterampilan gerak dasar siswa PAUD Hidayatullah

kecamatan Mranggen. (Skipsi). Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan

Yuliarto, H. (2009). Pendidikan luar kelas sebagai pilar pembentukan karakter siswa. Jurnal: Pendidikan Luar Kelas, hlm. 1-10.

Yusuf, S. (2004). Mental hygiene: pengembangan kesehatan mental dalam kajian psikologi dan agama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Link :

http://www.bincangedukasi.com/project-based-learning.html

http://3v-outbound.com/kumpulan-permainan-game-dalam-outbound-team-building./

https://fajaralayyubi.wordpress.com/2013/01/10/outbound-fun-game/

http://www.e-jurnal.com/2014/03/indikator-rasa-percaya-diri.html?m=1

Gambar

Gambar 3.2 Langkah-langkah penelitian
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Kriteria pemberian skor alternatif jawaban (Skala Likert)
Tabel 3. 5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita

Dari 28 siswa terdapat terdapat 8-14 siswa yang tidak dapat menirukan ragam gerak tari melinting pada saat proses pembelajaran menggunakan metode drill berlangsung.. Dari 28

Sebagai sebuah SKPD yang memiliki tugas pokok yang sangat strategis dalam rangka menyelenggarakan perumahan, pemukiman dan pembinaan teknis gedung pemerintah daerah,

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving dengan Media Animasi Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 2 Tanggul Jember” telah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode yang dapat memberikan prestasi belajar lebih tinggi antara penggunaan metode pembelajaran Team Assisted

Mengolah data adalah usaha yang konkrit yang membuat data itu ”berbicara”, sebab betatapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil

“Apabila atas jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang berdasarkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang

Kemudian pembimbing membuka kegiatan layanan dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar peserta didik (siswa) dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya