RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Halaman Pernyataan ... ii
Ucapan Terimakasih ...iii
Abstrak ... v
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ...viii
Daftar gambar ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 9
1. Manfaat Bagi Peneliti ... 9
2. Manfaat Bagi Konsumen... 10
3. Manfaat Bagi Instruktur ... 10
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR PEMIKIRAN ... 11
A. Kajian Pustaka ... 11
1. Kondisi fisik dalam olahraga ... 11
2. Kekuatan otot ... 16
3. Latihan kekuatan otot ... 17
3.1 Kontraksi isometric dalam latihan beban ... 18
3.2 Kontraksi isotonis dalam latihan beban ... 19
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Penggunaan 1 RM Pada Latihan Kekuatan ... 23
5. Multimedia ... 24
5.1 Sejarah dan Definisi Multimedia ... 24
5.2 Pengertian Perangkat Lunak (Software) ... 30
B. Dasar Pemikiran ... 32
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 34
A. Metode Penelitian... 34
B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 34
C. Populasi dan Sample ... 38
D. Insturmen Penelitian ... 39
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Deskripsi software melatih kekuatan otot ... 42
1. Proses pembuatan software melatih kekuatan... 42
2. Perangkat Pembuat Software Kamus Kondisi Fisik... 45
3. Rancangan Sistem Kerja Software ... 46
B. Cara penggunaan Software latihan kekuatan ... 48
C. Cara pembuatan software latihan kekuatan... 51
D. Gambaran umum hasil penelitian... 56
E. Diskusi penelitian ... 59
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 62
Daftar Pustaka ... 63
Lampiran ... 65
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan sebuah investasi berharga yang dimiliki setiap
manusia untuk mendukung kegiatan kita setiap hari. Sehat bukan saja dalam
berarti terbebas dari penyakit berat ataupun ringan. Melainkan lebih dari itu, yang
mana setiap manusia harus memiliki kualitas tubuh yang prima untuk menunjang
hidup dan produktivitas sehari-hari. Salah satu pilar utama dalam menjaga
kesehatan diantaranya adalah dengan melakukan modifikasi gaya hidup,
diantaranya melakukan olahraga setiap hari secara teratur dan rutin.
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani, banyak pakar yang mendefinisikan olahraga,
salah satunya menurut ahli Cholik Mutohir yang di kutip dalam websitenya
(http://berachunk-amrank.blogspot.com/2013/09/defenisi-penjas-dan-olahraga.html) mengemukakan bahwa:
Olahraga adalah proses sistematik berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan makna yang tercantum pada Pancasila.
UNESCO(http://berachunk-amrank.blogspot.com/2013/09/defenisi-penjas-dan-olahraga. html) mendefinisikan olahraga sebagai setiap aktivitas fisik
berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Olahraga sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena banyak
yang mengeluh akan kesehatan yang tidak terjaga akibat kurangnya berolahraga.
Olahraga diperlukan pula bagi manusia yang memiliki aktifitas kerja baik itu
didalam ruangan atau di luar ruangan dengan jam terbang yang sangat padat.
Dikarenakan teknologi yang serba praktis dapat menyebabkan masyarakat kurang
bergerak atau kurangnya melakukan aktivitas secara motorik, yang akan
berdampak menurunnya kesehatan masyarakat menjadi suatu masalah yang
penting bagi kemajuan era ini. contohnya dalam penggunaan remot kontrol, lift
dan kendaraan yang menyebabkan masyarakat tidak perlu banyak bergerak.
Olahraga yang baik adalah olahraga yang memenuhi lima kriteria : mudah, murah,
meriah, manfaat dan menyehatkan.
Olahraga memiliki pengaruh besar terhadap jaminan kesehatan manusia,
Perlu diingat pula bahwa kesehatan tidak dapat dibeli dengan uang. Meskipun
olahraga itu murah dan bahkan tanpa biaya namun tidak sedikit orang yang malas
untuk melakukannya. Padahal bila dikaji dari segi manfaat, sudah lama terbukti
banyak sekali manfaat yang akan diserap oleh tubuh kita, tidak hanya untuk
melancarkan peredaran darah, mengurangi resiko darah tinggi, memperkecil
terjadinya gagal jantung dan mengurangi penderita obesitas, serta membakar
lemak dan kalori pada tubuh manusia tetapi juga baik bagi kebugaran fisik dan
kesehatan mental. Daftar efek positif dari olahraga akan bertambah panjang lagi
dengan adanya temuan bukti baru dari Daniel M. Landers, profesor ilmu
kesehatan fisik dan olahraga dari Universitas Arizona, yaitu dengan menggerakan
tubuh selama 10 menit setiap hari kesehatan mental kita akan meningkat cepat
(http://www.smallcrab.com/kesehatan/605-manfaat-olahraga-bagi-kesehatan-mental).
Manfaat utama yang diharapkan dari olahraga adalah kebugaran jasmani.
Kebugaran jasmani sangat diperlukan oleh setiap orang untuk melakukan kegiatan
atau aktivitas sehari-hari. Manfaat tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara,
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komponen kebugaran jasmani dengan metode latihan yang teratur dan terukur.
Menurut Soedjatmo Soemowardoyo (http://wahyuhananingsih13.blogspot.com
/2012/11/artikel-olahraga-bola-voli.html) menyatakan bahwa kebugaran jasmani
adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas
fisologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan
atau kerja fisik dengan yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. Secara
umum pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
menjalankan pekerjaan sehari hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakan
kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan
kegiatan yang lain
Kebugaran jasmani adalah kondisi tubuh yang bersangkut paut dengan
kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan
efisien. Disadari atau tidak sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah
satu kebutuhan hidup manusia karena kebugaran jasmani senyawa dengan hidup
manusia. Kebugaran jasmani dapat memberikan corak kualitas hidup manusia.
(Depdiknas, 1995 : 1 http://www.docstoc.com/docs/45584118/Kebugaran-Jasmani). Seseorang yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi akan dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik tanpa merasakan kelelahan yang berarti
selain itu tubuh tidak akan mudah terkena penyakit karena kurang baiknya
kebugaran tubuh orang tersebut. Tubuhnya akan tetap segar walaupun ketika
berhenti bekerja dan pada saat istirahat. Sebaliknya tingkat kesegaran jasmani
yang rendah merupakan kendala dalam melaksanakan pekerjaan, baik itu
pekerjaan yang sulit atau pekerjaan yang biasa di lakukan sehari-hari.
Studi WHO (http://prodiaohi.co.id/aktivitas-fisik) tentang faktor risiko
kematian dan kecacatan di dunia menyatakan bahwa 1 dari 10 yang menyebabkan kematian adalah gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja. Lebih dari dua
juta kematian setiap tahunnya disebabkan kurangnya bergerak atau aktivias fisik.
Seperti yang telah di uji oleh para ahli yang berkerja sama dengan WHO pada
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan penyebab 60% kematian dan 43% beban penyakit global. Walaupun
bagi manusia olahraga itu penting, tetapi sebagian orang masih tidak
menyadarinya. Adapun penelitian lain khususnya untuk wanita, berolahraga dapat
menjauhkan dari penyakit kanker rahim. Berawal pada tahun 2007 para ahli di
Imperial College London meneliti tentang kanker rahim dan hubungannya dengan
diet, olahraga dan berat badan. Hasil yang di dapat oleh para peneliti adalah
sebesar 44% kanker rahim dapat di hindari dengan cara berolahraga
(http://duniadalamblogger.blogspot.com/2013/10/kumpulan-tips-triks-dari-kompascom.html).
Berdasarkan konsep kebugaran jasmani tersebut, maka kebugaran jasmani
yang dibutuhkan untuk setiap orang sangat berbeda, tergantung dari sifat
tantangan fisik yang dihadapinya. Contohnya, seorang kuli yang setiap hari
bekerja memanggul barang-barang berat, maka ia harus memiliki kekuatan otot,
anaerobic power, dayatahan, dan sebagainya yang lebih baik daripada seorang
pekerja kantor. Pekerja kantor tidak banyak menguras tenaga, ia hanya
membutuhkan buku-buku dari meja ke rak buku atau menekan tombol keyboard
komputer. Dengan demikian tingkat kebugaran jasmani yang merekan miliki dan
mereka butuhkan sangat berbeda. Dengan jasmani yang hugar, hidup menjadi
semangat dan menyenangkan. Kebugaran jasmani tidak hanya menggambarkan
kesehatan, tetapi lebih merupakan cara mengukur individu melakukan
kegiatannya sehari-hari.
Unsur-unsur kebugaran jasmani yang berhubungan dengan konsep
kebugaran jasmani dalam kehidupan sehari-hari adalah kekuatan, kecepatan,
power, daya tahan, fleksibilitas, keseimbangan, ketepatan, koordinas. Manusia
yang memiliki semua unsure tersebut baru dapat di kategorikan manusia yang memiliki kebugaran jasmani yang baik. Masyarakat tidak hanya memerlukan
kebugaran dalam menjalankan aktivitas sehar-hari, tetapi mereka juga perlu
memerhatikan kekuatan dalam tubuh mereka yang sebanding dengan
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbeda dengan seorang pekerja kantoran, jadi setiap manusia perlu melatih
kekuatannya supaya sebanding dengan profesinya. Menurut Harsono, dalam buku
coaching (1998:hlm. 17), kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan
tegangan terhadap sesuatu tahanan. Bila seseorang ingin meningkatkan kondisi
fisiknya secara keseluruhan komponen kekuatan otot yang sangat penting karena
kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Bompa (1983) mengeluarkan sebuah statement, “… Strength is one of the most important ingredient in the process of making athletes”.
Kekuatan otot dapat diartikan kemampuan otot atau sekelompok otot
dalam melakukan kerja seperti menggerakan anggota tubuh saat berlari, berjalan
dan mengangkat. Kekuatan otot ini dipengaruhi oleh faktor latihan yang teratur
dan terencana secara sistematis. Banyak dari kita yang menyampingkan
pentingnya kekuatan itu sendiri, banyak masyarakat yang hanya melatih kardio
saja tanpa adanya kekuatan, padahlm apabila seseorang melakukan pekerjaan
yang melebih kapasitas kekuatan yang dia miliki akan menimbulkan cedera yang
cukup fatal baik itu patah tulang atau otot yang tertarik. Kekuatan otot sendiri
memiliki manfaat untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, yaitu
sebagai penggerak setiap aktivitas fisik, sebagai pelindung dari kemungkinan
cedera, dengan kekuatan akan membuat orang berlari lebih cepat, melempar atau
menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, dan dapat membantu
memperkuat stabilitas sendi-sendi.
Bagi para atlet kekuatan adalah modal yang sangat penting dalam
pelatihan fisik atlet tersebut, kebanyakan atlet tidak menyadari pentingnya
kekuatan otot padahal atlet senampun perlu memerhatikan kekuatan otot, Karen
tuntutan kekuatan untuk mengangkat tubuhnya sendiri, akan tetapi beberapa ahli menuturkan untuk usia dini tidak atau belum boleh di berikan latihan kekuatan
otot dengan beban seperti yang di lansir dalam
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tubuh untuk di latih kekuatan otot. Adapun serangkaian latihan kekuatan otot
dengan beban tubuh kita sendiri, diantaranya latihan untuk otot-otot lengan terdiri
dari push-up, pull-up, jongkok angkat tubuh, berjalan telungkup dengan tangan,
latihan kekuatan otot perut (sit-up), latihan otot punggung (back-up). Latihan
kekuatan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan beban yang ringan sampai
yang berat, hlm ini dilakukan agar perkembangan otot terjamin dan relatif lebih
aman dari resiko cedera.
Pada arus globalisasi, banyak hal yang memengaruhi pergeseran gaya
hidup masyarakat. Gaya hidup yang serba cepat dan instan disadari memiliki
pengaruh besar dalam menentukan pilihan olahraga yang cenderung mengarah
pada hlm yang bersifat praktis dan memengaruhi efisiensi waktu. Maka dari itu
masyarakat lebih memilih olahraga yang dapat dilakukan disela waktu luang
sehingga masyarakat dapat menyesuaikan kegiatan sehari-hari dengan olahraga,
seperti jogging di pagi hari atau melakukan olahraga yang dapat dilakukan di
dalam rumah. Tidak sedikit masyarakat ditemukan sedang merogoh kocek yang
cukup dalam untuk dapat menikmati olahraga di dalam rumah, contohnya dengan
pembelian alat-alat fitnes sendiri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
akan memilih alat fitnes di rumah, yang pertama perlu disadari seberapa sering
dan besar kemampuan yang dimiliki sehingga kita perlu memilih alat fitnes
dengan kualitas tinggi. Kedua, perlu menengok pengalaman kita dalam dunia
olahraga fitnes sehingga kita dapat memilih jenis alat mana yang kita sukai dan
diperlukan. Ketiga, tentukan tujuan dari penggunaan alat-alat fitnes sehingga kita
dapat memilih alat fitnes yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.
Namun ada beberapa alat-alat fitnes yang tidak dianjurkan untuk dilakukan
di rumah atau dilakukan secara otodidak, karena beresiko terhadap cedera, ada juga beberapa alat yang memerlukan pengawasan instruktur untuk mengoprasikan
alat tersebut. Selain itu, manfaat berolahraga di tempat fitnes itu sendiri dapat
mengurangi rasa jenuh, dan saat berolahraga dapat bersosialisasi dengan sesama
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadikan tubuh bugar akan tetapi mereka berlomba-lomba untuk menjadikan
tubuhnya proporsional atau ideal. Banyak yang sudah mengetahui bahwa berat
badan ideal adalah ketika tinggi badan sebanding dengan berat badan, akan tetapi
pada jaman ini bila tidak dibarengi dengan olahraga tertentu maka kecil
kemungkinan mendapatkan tubuh yang proporsional sesuai dengan yang
diidamkan. Berdasarkan observasi peneliti di lapangan ada 4 faktor yang cukup
penting dalam membentuk tubuh yang proposional, yaitu pentingnya memilih
gym untuk berlatih, memilih instruktur yang tepat karena sifat dan sikap setiap
instruktur berbeda, konsumsi suplemen fitnes dan disiplin dalam melatih tubuh
sendiri.
Banyak tempat fitnes telah mempunyai alat-alat yang baru, berteknologi
tinggi dan fasilitas yang memuaskan. Akan tetapi, masyarakat awam yang baru
mencoba untuk berlatih di tempat fitnes terkadang merasa kesulitan dan
kebingungan dalam mengoprasikan alat-alat olahraga yang jarang dilihat pada
tempat olahraga pada umumnya. Bantuan instruktur diperkirakan kurang dapat
menyelesaikan masalah tersebut, karena faktor pengunjung yang datang untuk
berlatih lebih banyak dari instruktur pada fitness center dan instruktur tidak dapat
menangani semua pengunjung yang datang bersamaan, kemungkinan faktor ini
menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah pengunjung.
Pada jaman yang lebih praktis dan canggih dalam berbagai aspek ini
membuat teknologi dipaksa harus mengalami perkembangan dan kemajuan yang
sangat pesat. Dalam kehidupan saat ini, dimana kita harus saling bertukar
informasi baik itu di dalam negri atau ke negara–negara lain, perlu ditunjang
dengan teknologi canggih yang membuat kita mendapatkan informasi yang
terjadi selain di dalam negeri, penggunaan dan pemanfaatan teknologi sangat membantu dalam melakukan semua hlm itu. Kemajuan teknologi ini telah masuk
dalam berbagai kalangan masyarakat dan tidak mengenal umur, contohnya saat ini
seorang anak guru tidak perlu berada di dalam satu ruangan yang sama dengan
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suatu program yang dapat mempertemukan dua pihak dalam satu waktu yang
sama di ruang yang berbeda. Banyak bidang dalam hidup kita yang memanfaatkan
perkembangan teknologi guna membantu dalam melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan bidangnya masing-masing.
Penggunaan manfaat teknologi dalam kegiatan olahraga itu sendiri sudah
berlangsung cukup lama. Banyak teknologi–teknologi yang telah masuk di
berbagai cabang olahraga tanpa kita sadari, contohnya dalam pertandingan–
pertandingan ataupun dalam proses seseorang dalam mencapai suatu goal baik
hanya sekedar ingin menjadi sehat ataupun menjadi atlet yang berkualitas.
Mungkin beberapa teknologi yang telah umum dalam olahraga antara lain
pemanfaatan Global Position System (GPS) yang digunakan oleh pelari untuk
mengetahui seberapa jauh total jarak yang ditempuh selama latihan berlangsung
atau alat yang terpasang pada rowing machine sehingga dapat diketahui seberapa
jauh atlet tersebut telah mendayung.
Perkembangan teknologi tersebut telah sampai dalam dunia fitnes, salah
satunya dengan penggunaan multimedia. Secara umum, multimedia berhubungan
dengan penggunaan lebih dari satu macam media untuk menyajikan informasi.
Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang
berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, video, interaksi dan lain-lain yang
telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi) yang digunakan untuk
menyampaikan atau menghantarkan pesan kepada publik. Berdasarkan pengertian
itu, multimedia terdiri dari empat faktor, yaitu: (1) ada komputer yang
mengoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, (2) ada link yang
menghubungkan pengguna dengan informasi, (3) ada alat navigasi yang
membantu pengguna menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung, dan (4) multimedia menyediakan tempat kepada pengguna untuk mengumpulkan,
memroses dan mengkomunikasikan informasi dengan ide secara interaktif.
Perangkat lunak multimedia adalah komponen-komponen dalam data
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komputer multimedia. Pada umumnya, istilah perangkat lunak multimedia
menyatakan cara-cara yang menghasilkan hubungan yang lebih efisien antara
manusia dan mesin komputer multimedia. Fungsi perangkat lunak multimedia
antara lain, mengidentifikasikan program multimedia dan menyiapkan aplikasi
program multimedia sehingga tata kerja seluruh perlatan komputer multimedia
terkontrol serta mengatur dan membuat pekerjaan agar yang berkaitan dengan
multimedia lebih efisien. Perangkat lunak tersebut digunakan sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik yang dimilikinya.
Pada software yang dipergunakan untuk melatih kekuatan, sampai saat ini
para ahli olahraga masih mengembangkannya sampai menemukan yang
sempurna, karena sebuah software melatih kekuatan didalamnya hanya terdapat
mencari 1 RM saja. 1RM adalah beban terberat yang sanggup kita angkat 1x
secara sempurna. Kalau kita masih sanggup lebih dari 1 angakatan, berarti itu
bukan 1RM. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas
maka peneliti tertarik untuk membuat sebuah software komputer yang dapat
membantu konsumen dan instruktur di tempat fitnes.
B. Identifikasi Masalah
Kemajuan teknologi saat ini sangatlah pesat, tidak terkecuali dalam dunia
olahraga. banyak sekali alat-alat baru yang diciptakan untuk mengembangkan
dunia olahraga seperti dibuatnya alat pendeteksi bola masuk kedalam gawang, alat
pengukur denyut nadi, dan alat pengukur kekuatan pukulan pada olahraga bulu
tangkis. Untuk itu penulis ingin mencoba membuat sebuah alat yang dapat membantu konsumen, pelatih, dan instruktur tempat fitness dalam melatih
kekuatan.
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di jabarkan, maka rumusan
masalah yang diajukan peneliti adalah :
1. Bagaimana pembuatan Software Melatih kekuatan ?
2. Bagaimana cara kerja Software Melatih kekuatan ?
3. Bagaimana pengujian Software Melatih kekuatan?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengkaji sejauh mana pembuatan software dalam melatih kekuatan
2. Mengkaji sejauh mana cara kerja software dalam melatih kekuatan
3. Mengkaji sejauh mana validitas software dalam melatih kekuatan
E. Manfaat penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan ini peneliti menaruh keinginan agar
penelitian ini bermanfaat bagi peneliti,konsumen dan instruktur. Adapun rincian
manfaatnya adalah sebagai berikut :
1. Peneliti
Manfaat bagi peneliti sendiri yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah
sebagai langkah nyata yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di
ajukan peneliti. Selain itu, maanfaat yang lain adalah sebagai cara si peneliti
menolong konsumen di tempat fitnes, dan juga peneliti ingin membantu agar
perubahan gaya hidup kearah yang positif ini dapat ditiru oleh masyarakat
luas, yang belum melakukan perubahan gaya hidup.
2. Konsumen
Manfaat bagi konsumen yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebuah alat yang dapat membantu mereka di saat kebingungan untuk menggunakan
alat–alat fitnes yang tentunya jarang sekali mereka temukan dalam kehidupan
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencari sendiri apa yang dibutuhkan , dan ini sebagai bentuk motivasi juga
agar konsumen lebih semangat mengikuti olahraga di tempat fitnes.
3. Instruktur
Bagi instruktur di tempat fitnes, manfaat yang dapat diambil adalah bahwa
akan adanya sebuah alat yang dapat membantu dalam mengerjakan salah satu
tugas mereka yang apabila konsumen terlalu banyak dan mereka tidak bisa
RIZALDO SEPTIANO ROBAENI, 2015
SOFTWARE PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN LATIHAN KEKUATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR PEMIKIRAN
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Kondisi fisik dalam Olahraga
Kondisi fisik sangat penting untuk manusia dalam menjalankan aktifitasnya
setiap hari, baik mereka yang menjadi atlet maupun yang hanya bekerja dengan
mengandalkan otak juga tetap memerlukan kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik
seseorang haruslah berada pada taraf yang selalu prima dan berlangsung pada jangka
waktu yang lama. Latihan kondisi fisik memegang peranan penting dalam
mempertahankan dan meningkatkan kebugaran jasmani, bila seseorang sudah dapat
mempertahankan dan meningkatkan kebugaran jasmani, maka orang tersebut akan
mempunyai kemampuan kerja fisik yang baik. Untuk mendapatkan kondisi fisik yang
baik ini, sejalan dengan meningkatkan kebugaran jasmani maka latihan kondisi fisik
tersebut haruslah direncanakan dengan benar dan sistematis sebagaimana menurut
Bompa (1982 : hlm 1) : “Training is usually as a systematic process of repetitive, progressive exercise having the ultimate goal of improving athletic performance”.
Artinya latihan itu harus sistematis dengan proses pengulangan, seperti kalau latihan
menggunakan alat bantu weight training, maka latihan dimulai dengan beban ringan
menuju beban yang berat.
Tanggapan tentang latihan tersebut diperkuat pula oleh Harsono (1988, hlm.
153) “Program latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius
direncanakan dengan matang dan sistematis sehingga tingkat kebugaran jasmani dan
kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik, juga memperkecil terjadinya cedera
dalam latihan.” Dengan demikian latihan yang terprogram dan tersistematis dapat
sebuah latihan adalah selain untuk menjaga kesehatan, meningkatkan keterampilan
dan mencapai prestasi semaksimal mungkin. Seiring yang dikemukakan oleh Harsono
(1988, hlm. 101) mengenai beberapa latihan yang harus diperhatikan dan dilatih
secara seksama, yaitu (a) latihan fisik, (b) latihan tekhnik, (c) latihan taktik, dan (d)
latihan mental.
Kondisi fisik adalah derajat keadaan tubuh seseorang, baik itu dalam kondisi
yang prima atau tidak. Masih banyak orang yang belum mengerti tentang pentingnya
meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani, banyak orang hanya
mempercayai dimana tubuhnya masih sanggup bergerak walaupun sebentar, mereka
tidak akan memperhatikan keadaan kondisi fisiknya. Bagi para atletpun yang pada
dasarnya dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang optimal baik pada saat hari
pertandingan ataupun pada saat berlatih sangatlah penting untuk kelancaran dalam
mempersiapkan diri melatih kondisi fisiknya, karena kondisi fisik modal yang sangat
penting bagi para atlet, sebab seorang atlet yang ingin mencapai sebuah prestasi
maksimal tidak dapat melangkah sampai pada puncak prestasi bila tidak didukung
oleh kondisi fisik yang baik. Menurut Bompa (1982 : hlm 52) mengemukakan bahwa
Physhical preparation has to be considered as one of the most, and in some cases, the most important ingredient in training required to achieve high performance. The main objectives are to increase the athlete’s function potensial and to develop biomotor abilities to the hidhest standards.
Pakar tersebut menuturkan bahwa, pengembangan kondisi fisik dipandang
sebagai salah satu aspek yang paling penting dalam mencapai penampilan yang baik,
karena dengan kondisi fisik yang baik dapat meningkatkan potensi atlet untuk
mencapai standar gerak yang lebih baik. Selain itu kondisi fisik yang baik akan
menjadikan atlet lebih peracaya diri dalam menghadapi latihan-latihan yang terlebih
dahulu sudah disiapkan oleh pelatih baik itu berlatih fisik, teknik ataupun taktik, dan
semua itu akan berdampak pada sebuah pertandingan. Banyak atlet kalah sebelum
bertanding dikarenakan kurangnya rasa percaya diri yang disebabkan atlet tersebut
berpengaruh pada stamina atau tubuh orang tersebut tetapi kondisi fisik yang baik
juga dapat memengaruhi aspek-aspek kejiwaan seperti peningkatan motivasi kerja,
semangat kerja, dan rasa percaya diri. Banyak yang tidak mengetahui bahwa
mempunyai kondisi fisik yang baik sangatlah berpengaruh kebanyak hal,
ketidaktahuan ini berdampak menjadikan orang tersebut tidak melatih dirinya
dikarenakan tanggapan mereka bahwa apabila nanti pada satu event mereka masih
mengharapkan asal terbawa dalam team meskipun hanya sebagai cadangan saja.
Kalaupun terjadi resiko cedera atau terkena sakit masih banyak dokter yang bisa
membantu, padahal kita sebagai manusia apalagi seorang atlet janganlah
mendambakan hanya asal terbawa dalam team, atau untuk hanya memiliki persepsi
terendah ingin sehat selagi sakit tapi kita harus menjaga sehat itu agar peluang untuk
sakit semakin kecil.
Untuk orang yang memilki berat badan berlebihan, maka latihan fisiknyapun
harus memenuhi dosis latihan untuk menurunkan berat badan, tujuan latihannya
untuk menjadikan tubuhnya memiliki berat badan ideal, karena orang-orang yang
memiliki berat badan berlebih banyak beresiko seperti pada bukunya Andrew S.
Jackson dan Robert (1986 hlm. 8) : “Data from insurance companies has consistently demonstrated that people who were overweight had a higher incidence of many diseas including hypertension, stroke, and diabetes.” Dari tanggapannya tersebut kita
semakin mengerti betapa pentingnya latihan kondisi fisik selain menjaga kesehatan
terhadap beberapa penyakit yang non infeksi, seperti hipertensi, stroke dan diabetes,
tetapi dapat pula membentuk badan yang lebih baik.
Banyak faktor yang memengaruhi kondisi fisik seseorang, selain latihan
yang dapat membuat kondisi tubuh manusia semakin prima salah satunya dengan
asupan makanan yang dikonsumsi, lalu gaya hidup seseorang tersebut sangatlah berpengaruh. Pada jaman modern seperti ini segala hal dituntut selalu cepat baik itu
dalam hal pekerjaan atau yang lainnya, sampai kebanyakan orang yang lebih memilih
untuk mengkonsumsi fast food dibandingkan dengan memakan masakan yang dibuat
untuk dikonsumsi karena fast food memiliki kadar garam, lemak, dan gula yang
tinggi. Kita tahu apabila manusia mengkonsumsi terlalu banyaknya garam akan
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hipertensi, adapun gula bila di konsumsi
berlebih akan berdampak obesitas, dan bila mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak berlebih akan menjadi penyebab kegemukan dan kadar kolestrol
jahat (LDL) meningkat. Kondisi yang demikian dapat ditanggulangi dengan berbagai
macam cara salah satunya dengan melakukan latihan untuk menjaga kondisi fisik
sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang ahli yang mengemukakan manfaat
latihan kondisi fisik.
Harsono (1988, hlm. 153) mengemukakan adapun manfaat dari latihan
kondisi fisik yang baik, yaitu :
(1)Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, (2) Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina dan komponen kondisi fisik lainnya, (3) Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan, (4) Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan, (5) Akan ada respons yang cepat dari organ-organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan.
Kondisi fisik mempunyai 5 komponen dasar yang setiap komponennya saling
berhubungan terlihat pada gambar 2.1 dimana gabungan setiap komponen
menghasilkan komponen gabungan. Seperti strength yang digabungkan dengan
endurance akan menghasilkan muscular endurance. Gabungan strength dengan speed
akan menghasilkan suatu power dan apabila seorang atlet memiliki speed yang baik
lalu dia melatih koordinasinya dengan baik seorang atlet tersebut akan memiliki
agilitas yang baik pula. Sebelumnya mari kita bahas setiap komponennya.
Komponen strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan
terhadap suatu tahanan, beberapa cabang olahraga mengategorikan strength sebagai
salah satu komponen dasar yang paling penting untuk dilatih, seperti olahraga judo,
gulat, selancar angin. Komponen endurance atau daya tahan adalah kemampuan
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau berlatih dalam waktu yang lama
cabang olahraga dayung, renang, tinju. Komponen speed adalah kemampuan untuk
melakukan suatu gerakan yang sama secara terus menerus dalam waktu yang sangat
cepat atau juga kemampuan untuk mencapai suatu jarak dalam waktu yang sangat
singkat, komponen dasar kecepatan biasanya banyak dilatih pada olahraga tenis dan
tinju. Komponen coordination adalah kemampuan untuk menggabungkan efisiensi
dan akurat beberapa gerakan yang dilakukan rileks saat melakukan gerakan-gerakan
yang kompleks, biasanya komponen dasar ini digunakan untuk cabang olahraga
seperti senam aerobik. Komponen flexibility atau kelentukan adalah kemampuan
untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi yang tergantung dari elastisitas
otot dan luasnya ruang gerak sendi orang tersebut, biasanya komponen dasar ini
digunakan untuk cabang olahraga gulat, taekwondo, senam.
Gambar 2.1
Komponen Kondisi Fisik
2. Kekuatan Otot
Komponen fisik seperti strength, power, dan daya tahan otot adalah suatu
komponen yang saling terkait dan sudah merupakan bagian yang integral dalam
program latihan hampir semua cabang olahraga. Perubahan dalam sikap dan falsafah
ini sebagian besar adalah karena hasil-hasil penelitian, pengalaman, dan inovasi
dalam prosedur dan metode-metode latihan yang telah dilakukan. Menurut Harsono
dalam bukunya, Coaching (1988, hlm. 176) memaparkan” strength atau yang
memiliki arti kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan
terhadap sesuatu tahanan.” Selain kekuatan yang perlu dilatih ada pula power yang
tidak kalah pentingnya untuk dilatih karena dalam beberapa cabang olahraga power
menjadi suatu kelebihan yang akan menguntukan si atlet tersebut, power merupakan
hasil penggabungan dari kekuatan dan kecepatan, dimana atlet sesudah mempunyai
kekuatan yang besar dan ditambah dengan kecepatan yang akan menghasilkan daya
ledak yang sangat besar. Daya tahan otot mengacu kepada suatu kelompok otot yang
mampu untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut (misalnya push-up atau sit-up)
atau mampu mempertahankan suatu kontraksi statis untuk waktu yang lama.
Dalam buku Health/Fitness Instructor’s oleh Edward T. Howley & B. Don Franks, mengemukakan “Muscular strength refers to the maximum amount of force that can be exerted by muscle”. Dalam kutipannya tersebut Edward dan Don frank mencoba menjelaskan kekuatan adalah daya makasimal otot untuk melawan tahanan
yang dapat digunakan oleh otot tersebut. Dapat terlihat bahwa sebenarnya kekuatan,
power dan daya tahan otot, ketiganya saling mempunyai hubungan yang tersistem,
pertama atlet diharuskan memiliki daya tahan otot untuk dapat melatih kekuatan dengan baik dan apabila kekuatan sudah mencapai target si atlet tersebut dapat
menjadikannya sebuah power dengan hanya ditambahkan kecepatan. Kekuatan tetap
merupakan dasar (basis) dari power apabila atlet ingin meningkatkan power maka hal
dalam buku Coaching (1988, hlm. 177) menyatakan bahwa” kekuatan otot adalah
komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.”
Adapun manfaat dari kekuatan: A. Kekuatan merupakan daya penggerak tubuh untuk
melakukan setiap aktivitas fisik sehari-hari. B. Kekuatan memegang peranan yang
penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera. C. Kekuatan
membuat atlet/orang akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih
jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu
memerkuat stabilitas sendi-sendi.
Meskipun banyak aktivitas olahraga lebih memerlukan agilitas, fleksibilitas,
kecepatan, keseimbangan, koordinasi dan sebagainya, akan tetapi faktor-faktor
tersebut tetap harus dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar diperoleh hasil yang baik. Oleh karena itu, “... strength is one of the most important ingredients in the process of “making” athletes”, menurut Bompa dalam buku Coaching yang di tulis Prof. Harsono ini menekankan kembali tentang pentingnya kekuatan dalam proses
pembuatan atlet. Dalam buku Coaching juga ada beberapa ahli menjelaskan tentang
strength. “... the ability of a muscle to exert force againts resistance”. (Morehouse
dan Rasch, 1963 dalam buku Coaching, 1988 . Menurut Rink (1985), “Muscle
strength is the force exerted by the muscle groups of the body in one maximal constraction”.
3. Latihan Kekuatan Otot
Disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan
tegangan terhadap suatu tahanan.Oleh karena itu, latihan-latihan yang cocok untuk
memperkembang kekuatan adalah latihan-latihan tahanan (resistance exercises),
dimana seseorang harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban dengan secara maksimal. Beban tersebut bisa beban anggota tubuh sendiri ataupun beban dari
luar (external resistance) bisa berupa free weight dan exercise machine, sebagaimana
rupa sehingga atlet/orang harus mengeluarkan tenaga maksimal atau hampir
maksimal untuk menahan beban tersebut. demikian pula beban tersebut haruslah
sedikit demi sedikit bertambah berat agar perkembangan otot terjamin. Oleh karena
itu, latihan-latihan tahanan haruslah selalu merupakan latihan-latihan tahanan yang
progresif (progressive resistance training), dan tidak berhenti pada satu berat beban
atau bobot tertentu. Latihan-latihan tahanan, menurut tipe kontraksi ototnya, dapat
digolongkan dalam tiga kategori, yaitu kontraksi isometris, kontraksi isotonis, dan
kombinasi dari kedua kontraksi tersebut, yaitu kontraksi isokinetis.
a. Kontraksi Isometris Dalam Latihan Beban
Dalam kontraksi isometris otot tidak melakukan gerakan memanjang atau
memendek atau dengan perkataan lain tidak ada jarak yang di tempuh. Seperti yang
di katakana oleh harsono dalam buku Coaching (1988:hlm.179) “Akan tetapi,
meskipun demikian, di dalam otot ada tegangan (tension), dan semua tenaga yang
dikeluarkan di dalam otot diubah menjadi panas (heat). (Iso = tetap ; metric = jarak).
Kontraksi demikian disebut juga static contraction atau kontraksi statis.” Latihan
isometrik akan sangat bermanfaat bagi orang-orang kantoran atau yang menghabiskan
waktunya hanya dengan duduk
Tidak dapat disangkal bahwa latihan kontraksi isometris bisa efektif untuk
memperkuat otot. Mengenai intensitasnya, Bompa (1983:hlm. 180), berpendapat
bahwa yang efisien adalah antara 70% - 100% dari kekuatan maksimal. Wilmore
(1977:hlm. 180) mengatakan “Each contraction should be maximal”. Dari beberapa
pendapat para ahli penulis berpendapat bahwa yang “aman” adalah kontraksi antara 80% - 100% maksimal.
Mengenai berapa lama setiap kontraksi harus dipertahankan pun tidak ada
pendapat yang pasti. Hoffman (1962 : hlm180), mengatakan 12 detik adalah yang paling baik. Nett (1962 : 180), pelatih atletik kenamaan dari Jerman Barat
menganjurkan 6 detik untuk pemula, 9 detik untuk atlet yang sudah cukup terlatih,
dan 12 detik untuk juara. Menurut Harsono dalam bukunya Coaching, (1988, hlm.
tersebut cukup untuk meningkatkan kekuatan dengan latihan isometris, dengan syarat
dilakukan setiap hari dengan istirahat antara setiap kontraksi sekitar 20-30 detik.
Dalam istirahat ini dianjurkan untuk relax dan melakukan latihan-latihan pernapasan
oleh karena dalam latihan kontraksi statis ini orang condong untuk menahan nafas
(apnea), dalam fisiologis selama melakukan latihan tidak boleh melakukan menahan
nafas, karena sangat berbahaya bagi yang memiliki hipertensi dapat menyebabkan
pecahnya pembuluh darah karena saat mengangkat beban terjadi peningkatan tekanan
di pembuluh darah..
Keuntungan latihan isometrik : a). Latihan bisa dilakuakan dalam sembarang
posisi, berdiri, duduk, tidur, dan dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Proses
latihan isometris terhadap otot terjadi penekanan pada pembuluh darah sehingga
aliran darah di otot terhenti, dan latihan ini bersifat anaerobik. Latihan –latihan yang
demikian dapat menyebabakan hypertrhopy otot. b). Tidak memerlukan alat-alat yang
khusus dan mahlm, kursi, meja, dinding, seutas tali, dapat dipakai untuk memberikan
tahanan. C). Tidak memerlukan waktu yang terlalu lama. Karena latihan-latihan otot
yang bersifat anaerobik menurut Santoso (2007) 0-2 menit merupakan latihan
anaerobik dengan metabolisme menggunakan energi ATP (Adenosin Triphosphat). d)
Dapat memperkembang kekuatan pada setiap sudut sendi yang diperlukan, misalnya
sudut 30, 45, 90 derajat. e) Tidak akan menimbulkan sakit otot. f)Pada waktu
atlet/orang harus istirahat karena cedera, latihan isometrik dapat dilakukan sehingga
kondisi kekuatan otot tidak menurun.
b. Kontraksi Isotonis Dalam Latihan Beban
Sistem latihan tahanan yang kedua adalah latihan yang ototnya berkontraksi
secara isotonis. Dalam tipe kontraksi isotonis akan nampak bahwa ada terjadi suatu
gerakan dari anggota-anggota tubuh kita yang disebabkan oleh memanjang dan memendeknya otot-otot, sehingga terdapat perubahan dalam panjang otot. Tipe
kontraksi ini disebut juga dynamic contraction. Secara fisisologis latihan otot yang
bersifat isotonis masuk ke dalam jenis olahraga aerobik. Proses latihan isotonis
yang tertinggi darah masih bisa mengalir atau tidak terjadi gangguan aliran darah.
Karena darah mengangkut oksigen ke otot maka kebutuhan otot akan oksigen tetap
terpenuhi.
Dalam latihan- latihan isotonik kita dapat memakai badan kita sendiri sebagai
beban. Akan tetapi oleh karena latihan-latihan tersebut harus merupakan progressive
isotonic training yang makin lama makin membutuhkan bobot yang lebih berat, maka
diperlukan beban lain yang tidak ada pada tubuh kita, seperti barbell. Barbell atau
bobot besi mempunyai ukuran berat tertentu dan mudah dipasang copot dari tiangnya
(free weight) sehingga mudah disesuaikan dengan kemampuan kekuatan setiap otot.
Kecuali barbell dapat juga dipergunakan alat-alat dengan per (spring device), dengan
karet, dan alat-alat lain yang bisa diterapkan untuk keperluan ini. Barbells biasanya
disebut dengan free weights. Hlm ini adalah untuk membedakan dari alat latihan
beban (weight training) yang sekarang lebih canggih dan dianggap lebih efisien
dalam membentuk kekuatan dibandingkan dengan free weights, dan yang biasa
disebut exercise machine.
Kontraksi isotonis bisa berupa kontraksi konsentrik (concentric-otot
memendek) ataupun kontraksi eksentrik (eccentric-otot memanjang). Kontraksi
konsentrik adalah tipe kontraksi otot yang lebih umum oleh karena pada waktu
memendek, di dalam otot ada tegangan, dan tegangan ini yang menyebabkan otot
menjadi kuat. Kontraksi eksentrik terjadi apabila otot memanjang dan berada dalam
tegangan (Tension).
c. Weight training (latihan beban)
Weight training harus dibedakan dengan latihan tahanan lainnya yang di sebut
weight lifting. Weight lifting adalah latihan yang menekankan pada beban-beban yang
berat, weight lifting adalah salah satu cabang olahraga tersendiri dimana para atlet
berlomba-lomba untuk mengangkat beban seberat mungkin dalam kelas
masing-masing oleh karena hlm ini akan menentukan apakah dia akan keluar sebagai juara
atau tidak. Sedangkan weight training adalah latihan-latihan yang sistematis di mana
beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai
berbagai tujuan tertentu, seperti misalnya memperbaiki kondisi fisik, kesehatan,
kekuatan, prestasi dalam suatu cabang olahraga dan sebagainya.
Oleh karena itu yang penting adalah bahwa pelaksanaan dan penerepan weight
training ini haruslah dilakukan dengan tepat dan memenuhi prinsip-prinsip dan
ketentuan-ketentuan yang digariskan, agar objektif atau tujuan-tujuan weight training
benar-benar tercapai. Weight training juga bila dilaksanakan dengan benar, dapat
memperbaiki kesehatan fisik secara keseluruhan juga akan dapat memperkembang
kecepatan, power, kekuatan, dan daya tahan.
Prinsip-prinsip weight training yang perlu diperhatikan :
1) Weight training harus didahului oleh warm-up atau pemanasan yang
menggunakan seluruh anggota badan. Bentuk-bentuk latihan warm-up itu adalah
misalnya, lari di tempat (atau lari keliling, loncat-loncat, squat-thrust, push-ups,
pull-ups, sit-pull-ups, bungkuk dan tegakkan badan, putar-putar tubuh, dan sebagainya).
Pemanasan senam ini, agar tubuh tidak terlalu kaget dan mempersiapkan otot – otot
di berikan tegangan yang lebih dari biasanya. maka sebagai tambahan, angkatlah besi
beberapa kali dengan mempergunakan bobot yang ringan.
2) Prinsip overload harus diterapkan, oleh karena perkembangan otot hanyalah
mungkin apabila otot-otot tersebut diberikan dengan beban yang bertambah. Apabila
seseorang hanya melatih beban di berat yang sama setiap harinya maka tidak akan
harinya selalu mengangkat sapi dari sapi ini kecil sampai dia besar. Kita dapat
memastikan kekuatan otot anak tersebut pasti selalu bertambah.
3) Sebagai patokan dianjurkan untuk melakukan tidak lebih dari 12 dan tidak
kurang dari 8 RM (repetisi maksimal) untuk setiap bentuk latihan. Artinya, pada
permulaan latihan tentukanlah suatu beban yang cukup berat sehingga 8 repetisi
merupakan jumlah yang maksimal dapat kita lakukan untuk mengangkat beban
tersebut. Beban awal dapat di ambil dari 1 RM kita sendiri.
4) Agar hasil perkembangan otot efektif, setiap bentuk latihan dilakukan dalam 3
set, dengan istirahat di antara setiap set antara 3-5 menit.
5) Setiap mengangkat, mendorong, atau menarik beban haruslah dilaksanakan
dengan teknik yang benar. Bila dengan suatu bentuk latihan kita bermaksud untuk
melatih suatu gumpalan otot tertentu, maka latihannya juga harus ditekankan dan
dikonsentrasikan pada otot-otot tersebut, dan keterlibatan otot-otot lain lain sejauh
mungkin dihindari sehingga otot-otot itu benar-benar mengeluarkan usaha
maksimalnya.
6) Repetisis sedikit dengan beban berat akan menghasilkan adaptasi terhadap
strength, artinya akan membentuk kekuatan, sedangkan repetisi banyak dengan beban
ringan akan menghasilkan perkembangan dalam daya tahan otot.
7) Setiap bentuk latihan haruslah dilakukan dalam ruang gerak yang
seluas-luasnya, yaitu dari ekstensi penuh sampai kontraksi penuh. Kalau ruang geraknya
tidak maksimal, maka otot pun tidak terlatih secara maksimal. Pada waktu melakukan
ekstensi lakukan sampai batas atau sedikit melampaui batas gerak sendi, sehingga
otot-otot terasaagak tertarik sedikit. Dengan demikian fleksibilitas juga akan turut
terlatih.
8) Agar perkembangan otot tidak “berat sebelah”, latihlah agonis dan
antagonisnya. Umumnya otot bicepsnya lebih berkembang daripada otot tricepsnya.
Mungkin karena tidak pernah melatih tricepsnya atau salah melatihnya.
Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan muscle-boundness dan membatasi ruang
menerus yang bias menyebabkan otot itu sukar untuk rileks apabila otot agonisnya
sedang bekerja. Oleh karena itu jangan hanya senang sit-up, otot-otot punggungpun
harus dilatih karena kedua otot tersebut merupakan otot-otot yang menjamin
keseimbangan tubuh kita.
9) Selama latihan, pengaturan pernapasan haruslah diperhatikan. Pengaturan
napas sebaiknya ialah, ekshlmasi (keluarkan napas) pada waktu melakukan bagian
yang terberat dari latihan tersebut dan inhlmasi (ambil napas) pada waktu bagian
yang terenteng atau pada saat otot relaksasi dari latihan. Beberapa buku
menganjurkan sebaliknya yaitu inhlmasi pada saat mengangkat dan ekshlmasi pada
saat menurunkan beban, cara manapun yang dipakai, yang paling penting ialah jangan
sekali-kali menahan. Hal ini salah oleh karena akan menambah tekanan udara di
dalam ruang dada, ini akan dapat menghambat aliran darah ke jantung.
10) Setelah selesai melakukan bentuk latihan atlet harus berada dalam keadaan
lelah otot lokal yang berlangsung hanya untuk sementara saja. Sedang pada akhir
menyelesaikan seluruhan latihan isotonik (suatu rangkaian bentuk-bentuk latihan), dia
harus merasa agar lelah dalam otot keseluruhan. Lelah lokal harus hilang setelah 1-2
jam kalau ternyata lelah ini masih terasa setelah suatu jangka lama, maka hal ini
menandakan bahwa latihan mungkin terlalu berat dan melelahkan. Sebaliknya bila
setelah latihan atlet tidak merasakan lelah sama sekali maka mungkin latihan-latihan
yang diberikan adalah terlalu ringan.
4. Penggunaan 1 RM Pada Latihan Kekuatan
Banyak sekali metode untuk melatih kekuatan yang pasti semuanya
mempunyai tujuan baik, tetapi metode manakah yang lebih baik untuk melatih
kekuatan itu sendiri, masih banyak para ahli yang mengadakan riset untuk melatih kekuatan otot ini di buktikannya dengan semakin banyak buku-buku tentang melatih
kekuatan dan terus berkembangnya metode-metode untuk melatih kekuatan. Seperti
baru-baru ini ada metode melatih kekuatan dengan cara di berikannya tegangan listrik
di Indonesia saat ini banyak yang menggunakan latihan dengan metode 8 – 12 dan
tidak menggunakan beban maksimal karena para pelatih beranggapan untuk beban
maksimal terlalu berbahaya di berikan pada atletnya di karenakan kurang taunya
mereka berapa berat beban maksimal yang dapat diangkat oleh atletnya, Harsono
dalam buku Coaching (hlm.188) “ … beban maksismal, yaitu beban yang bisa
diangkat 1 atau 2 kali saja,tidak ada gunanya, malah kadang-kadang bisa menimbulkan kemungkinan cedera otot atau sendi.” Dari pendapat tersebut kita dapat mengetahui dengan berlatih menggunakan beban maksimal yang terlalu sering
tanpa adanya persiapa kekuatan yang memadai akan menimbulkan cedera otot.
Beban 1 RM banyak yang menggunakan sebagai, beban penentu untuk
pemberian dosis yang cocok untuk atlet tersebut. Tetapi banyak para pelatih yang
hanya mengira-ngira berapa besarnya beban yang akan dilatih pada atlit, seperti
pelatih yang memberikan beban ke pada atletnya, apabila atlet tersebut hanya dapat
mengangkat satu kali maka itu dinyatakan 1RMnya. Maka beban 1 RM ini akan
berguna sekali apabila kita sebagai pelatih tahu bagaimana cara mengaplikasikannya
5. Multimedia
a. Sejarah dan Definisi Multimedia
Di dalam seni pertunjukan teater yang memanfaatkan lebih dari satu medium
sering kali disebut pertunjukan multimedia. Pertunjukan bermultimedia tersebut
mencakup media monitor, video, synthesized band, dan karya seni manusia sebagai
bagian dari pertunjukan. Dalam perkembangan selanjutnya penggunaan istilah
multimedia mengalami sedikit perubahan, yang tadinya memiliki seni pertunjukan
dengan menggunakan berbagai media beralih ke istilah komputer, maka akhirnya
istilah multimedia masuk dalam kosaka komputer.
Pada awalnya multimedia hanya mencakup media yang menjadi konsumsi
indra penglihatan (gambar diam, teks, gambar gerak video, dan gambar gerak
rekaan/animasi), dan konsumsi indra pendengaran (suara). Perkembangan multimedia
Multimedia mulai memasukkan unsur kinetik sejak diaplikasikan pada pertunjukan
film 3D (3dimensi) yang digabungkan dengan gerakan pada kursi tempat duduk
penonton. Kinetik dan film 3D membangkitkan seni realistis. Baru mulai menjadi
bagian dari multimedia sejak ditemukan teknologi reproduksi bau melalui
telekomunikasi.
Citra visual dapat dimasukkan ke dalam sistem dari paket perangkat lunak
yang menyatukan digital, dan dari kamera video, pita, dan piringan videon dan
scanner optic. Sedangkan input video dapat dimasukkan melalui mikrofon, pita kaset,
dan compact disk. Output visual dapat ditampilakan di layar computer dan di monitor
televisi yang tersambung. Menurut M. Suyanto dalam buku Multimedia (2003, hlm.
20) menyatakan bahwa multimedia memungkinkan pemakai komputer untuk
mendapatkan output dalam bentuk yang jauh lebih kaya daripada media table dan
grafik konvensional, sehingga pemakainya dapat melihat gambar tiga dimensi, foto,
video bergerak atau animasi, dan mendengar suara stereo, perekaman suara, atau
musik. Beberapa sistem multimedia bersifat interaktif, memungkinkan pemakai
memilih output dengan mouse atau kemampuan layar sentuh mendapatkan dan
menjalankan aplikasi itu.
Pengertian multimedia dapat berada dari sudut pandang orang yang berbeda.
Secara umum, multimedia berhubungan dengan penggunaan lebih dari satu macam
media untuk menyajikan informasi, misalnya, video music adalah bentuk multimedia
karena informasi menggunakan audio/ suara dan video. Berbeda dengan rekaman
musik yang hanya menggunakan audio/suara sehingga disebut monomedia.istilah
multimedia yang dikemukakan oleh Munir salah satunya adalah sebuah program
untuk penyampaian konten digital secara keseluruhan dengan menggunakan
kombinasi terpadu antarteks, audio, gambar dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D), video dan animasi.
Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari bahasa latin,
yaitu nonus yang berarti banyak atau bermacam-macam. Sedangkan kata media
dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu. Kata medium
dalam American Heritage Electronic Dicrtionary (1991) diartikan sebagai alat untuk
mendistribusikan dan mempresentasikan informasi. Berdasarkan itu multimedia
merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar
(vector dan bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah
dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau
menghantarkan pesan kepada publik.
Menurut Gayeski dalam bukunya Prof. Dr. Munir, M.IT. pula memberikan
sumbangan definisi yaitu multimedia sebagai kumpulan media berbasis komputer dan
sistem komunikasi yang memiliki peran untuk membangun, menyimpan,
menghantarkan dan menerima informasi dalam bentuk teks, grafik, audio, video, dan
sebagainya. Sejalan dengan itu, Hofstetter (2001) dalam buku Multimedia oleh M.
Suyanto (2003, hlm. 21) menempatkan pengertian multimedia dalam konteks, yaitu
multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks,
grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan
tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan
berkomunikasi. Sedangkan oblinger (1993) mendefinisikan multimedia merupakan
penyatuan dua atau lebih media komunikasi seperti teks, grafik, animasi, audio dan
video dengan ciri-ciri interaktivitas computer untuk menghasilkan satu presentasi
menarik.
Multimedia mengandung empat komponen didalamnya, yaitu :
1) Harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar,
yang berinteraksi dengan manusia.
2) Harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi.
3) Harus ada alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung.
4) Multimedia menyediakan tempat kepada manusia untuk mengumpulkan,
memroses, dan mengkomunikasikan informasi dan ide sendiri. Jika salah satu
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan, maka menurut Munir dalam buku
Multimedia (2012, hlm.3) mengungkapkan bahwa multimedia dapat dibagi menjadi
beberapa jenis atau kategori, yaitu :
1) Ada yang berbentuk network-online (internet) dan multimedia yang offline/stand
alone (tradisional). Jenis jasa multimedia terdiri dari dua, yaitu berdiri sendiri
(stand alone/offline), seperti pengajaran konvensional atau tradisional dan
terhubung dengan jaringan telekomunikasi (network-online) seperti internet.
2) Multimedia pun bisa dibagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linier dan
multimedia interaktif. Multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sedangkan
multimedia interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol
yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa
yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
3) Merujuk pada elemen-elemen yang digunakan dalam multimedia dan cara operasi
oleh multimedia, maka multimedia dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
Multimedia bukan temporal (non-temporal multimedia). Jenis multimedia ini tidak bergantung pada waktu. Multimedia ini terdiri dari teks, grafik,
dan gambar.
Multimedia temporal (temporal multimedia). Jenis multimedia ini bergantung pada waktu. Multimedia ini terdiri dari audio, video, dan
animasi.
Multimedia mempunyai beberapa kelebihan. Diantaranya multimedia dapat
mengembangkan kemampuan indera dan menarik perhatian serta minat.
ComputerTechnology Research (CTR), menyatakan bahwa orang hanya mampu
mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat
mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar dan 80% dari yang dilihat, didengar,
dan dilakukan sekaligus. Multimedia dapat menyajikan informasi yang dapat dilihat,
menjadi alat yang lengkap dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Keuntungan
dari penggunaan multimedia ini menurut Munir dalam buku Multimedia adalah :
1) Lebih komunikatif
Informasi yang menggunakan gambar dan animasi lebih mudah dipahami oleh
pengguna dibandingkan informasi yang dibuat dengan cara lain seperti
membaca.
2) Mudah dilakukan perubahan
Informasi dalam multimedia disimpan dalam komputer. Informasi itu bisa
diubah, ditambahkan, dikembangkan, atau digunakan sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan perkembangan IPTEK saat ini.
3) Interaktif
Aplikasi interaktif digunakan dalam berbagai bidang. Pengguna dapat
berinteraksi langsung sehingga keinginannya langsung dapat terpenuhi.
4) Lebih leluasa menuangkan kreatifitas
Pengembang multimedia atau multimedia designer atau author dapat
menuangkan kreatifitasnya supaya informasi dapat lebih komunikatif, estetis,
dan ekonomis sesuai kebutuhan. Hal ini bisa dilakukan karena perangkat
lunak multimedia menyediakan tools serta programming language sehingga
memungkinkan pembuatan aplikasi yang kreatif.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini
memengaruhi perubahan dalam multimedia, hal ini juga diungkapkan oleh Luther
(1994) dalam buku Multimedia oleh Munir (2003, hlm. 101) bahwa pengembangan
multimedia terdiri dari 6 tahap, antara lain: 1) konsep; 2) desain; 3) pengumpulan
material; 4) pembuatan; 5) testing; 6) distribusi.
1) Konsep
Pada tahap ini tujuan dan dasar aturan untuk perancangan seperti ukuran aplikasi,
identifikasi pengguna (presentasi, interaktif, dan lain-lain), tujuan aplikasi (informasi,
hiburan, pendidikan, dan lain-lain), dan spesifikasi umum.
2) Desain
Tahap Perancangan adalah tahap membuat spesifikasi mengenai arsitektur
program, gaya, tampilan, dan kebutuhan material program untuk kebutuhan
pengembangan multimedia. Desain multimedia menggunakan perangkat (tools)
storyboard yang digunakan untuk linier multimedia, sedangkan flowchart view
(diagram alur) digunakan untuk multimedia interaktif.
3) Pengumpulan Material
Pengumpulan material dapat dilakukan paralel dengan tahap pembuatan. Pada
tahap ini dilakukan pengumpulan bahan seperti clipart, foto berikut pembuatan
gambar grafik, foto, suara.
4) Pembuatan
Pada tahap ini aplikasi seluruh multimedia dikembangkan bersama-sama.
Permbuatan aplikasi berdasarkan di storyboard atau flowchart view dari tahap desain.
Pembuatan aplikasi dilakukan modular, yaitu setiap scene diselesaikan, selanjutnya
digabungkan seluruhnya menjadi satu kesatuan.
5) Testing
Testing dilakukan setelah tahap pembuatan dan seluruh data dimasukan.lalu di
ujicobakan. Apabila terjadi kekurangan terhadap software yang dibuat akan dapat
teratasi pada pembuatan selanjutnya
6) Disribusi
Penggandaan aplikasi menggunakan floppy disk, CD-ROOM, tape atau
distribusi dengan jaringan sangat diperlukan. Suatu aplikasi biasanya memerlukan
banyak arsip yang berbeda, kadang-kadang ukuran arsip sangat besar. Pada tahap ini juga adanya tahap evaluasi terhadap suatu produk multimedia agar dapat
Gambar 2.3.
Metode Pengembangan Multimedia (sumber: Munir, 2013, hlm.101)
b. Pengertian Perangkat Lunak (Software)
Pada era global, perkembangan dunia komputer sudah semakin canggih yang
mana hlm ini memengaruhi hlm-hlm yang berhubungan dengan komputer, salah satunya perangkat lunak. Kemajuan teknologi perangkat lunak tentunya diikuti
dengan tingginya kebutuhan akan perangkat lunak. Menurut M. Suyanto dalam buku
Multimedia (2003, hlm.103) menyatakan bahwa perangkat lunak multimedia adalah
komponen-komponen dalam data processing system, berupa program-program untuk
mengontrol bekerjanya sistem komputer multimedia. Perangkat lunak dapat berupa
program atau prosedur.
1.Konsep
2. Desain
3.Pengumpulan
Materi
4. Pembuatan
5. Testing
Program adalah kumpulan perintah yang dimengerti oleh komputer
sedangkan prosedur adalah perintah yang dibutuhkan oleh pengguna dalam
memproses informasi (O’Brien, 1999 hlm. 34). Menurut Aunur R Mulyanto (2008,
hlm.4) Pengertian atau definisi perangkat lunak, diantaranya : A.Perangkat lunak
merupakan suatu kumpulan instruksi dari beberapa program komputer yang apabila
dieksekusi akan menyediakan beberapa fungsi dan pekerjaan yang diinginkan. B.
Perangkat lunak adalah kumpulan struktur data yang membuat suatu program
komputer dapat memanipulasi informasi. C. Perangkat lunak adalah kumpulan
dokumen yang menjelaskan tentang operasional dan penggunaan suatu program
komputer. Dalam e-book yang ditulis oleh Aunur (2008, hlm 17) ruang lingkup
software di bagi menjadi 10 macam : A. software requirements, B. Software design,
C. Software Construction, D. Software testing, E.Software maintenance F. Software
configuration, G. Software engineering, H. Software engineering tools, I. Software engineering procees J. Software quality
Fungsi software multimedia antara lain mengidentifikasi program
multimedia dan menyiapkan aplikasi program multimedia sehingga tata kerja seluruh
peralatan komputer multimedia jadi terkontrol serta mengatur dan membuat pekerjaan
agar yang berkaitan dengan multimedia lebih efisien. Untuk dapat mengerti secara
jelas, maka Tavri dalam buku Pengantar Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak
memberikan penjelasan untuk mengetahui beberapa karakteristik yang terdapat pada
software tersebut, yaitu :
Pembuatan suatu software berdasarkan logika. Ini yang menyebabkan pembuatan suatu perangkat lunak yang dibuat oleh seseorang akan
berbeda dengan orang lain walaupun hasilnya sama.
Software dikembangkan bukan dibuat oleh pabrik-pabrik tertentu, hlm ini
menandai bahwa software tidak dibuat secara massal karena pembuatan
software memerlukan perancangan yang baik.