• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2020 Direktur Standardisasi dan Pengendalian Mutu. Frida Adiati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2020 Direktur Standardisasi dan Pengendalian Mutu. Frida Adiati"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu, Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kementerian Perdagangan selaku Unit Pembina Jabatan Fungsional Penguji Mutu Barang (JF PMB) mempunyai tugas antara lain memfasilitasi pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Penguji Mutu Barang. Salah satu bentuk dari tugas tersebut yaitu kewajiban dalam memutakhirkan Pedoman Teknis Kriteria Tingkat Kesulitan yang selama ini digunakan oleh Pejabat Fungsional PMB sebagai pedoman penentuan pekerjaan PMB dalam mendapatkan angka kredit.

Pedoman Teknis Kriteria Tingkat Kesulitan ini terdiri dari Tingkat Kesulitan Pengambilan Contoh, Pengujian dan Kalibrasi yang klasifikasi tingkatannya disesuaikan dengan Kegiatan JF PMB.

Dengan terbitnya Pedoman Kriteria Tingkat Kesulitan ini, dapat mengakoodir pekerjaan PMB yang belum tertera pada edisi sebelumnya sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh PMB dapat memperoleh Angka Kredit yang sesuai.

Jakarta, Mei 2020 Direktur

Standardisasi dan Pengendalian Mutu

Frida Adiati

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

PENENTUAN TINGKAT KESULITAN

DAFTAR TINGKAT KESULITAN PENGAMBILAN CONTOH A. Daftar Kegiatan Pengambilan Contoh Tingkat Kesulitan I B. Daftar Kegiatan Pengambilan Contoh Tingkat Kesulitan II C. Daftar Kegiatan Pengambilan Contoh Tingkat Kesulitan III DAFTAR TINGKAT KESULITAN KALIBRASI

A. Daftar Kegiatan Kalibrasi Tingkat Kesulitan I B. Daftar Kegiatan Kalibrasi Tingkat Kesulitan II

(3)

C. Daftar Kegiatan Kalibrasi Tingkat Kesulitan III D. Daftar Kegiatan Kalibrasi Tingkat Kesulitan IV E. Daftar Kegiatan Kalibrasi Tingkat Kesulitan V DAFTAR TINGKAT KESULITAN PENGUJIAN A. Daftar Kegiatan Pengujian Tingkat Kesulitan I B. Daftar Kegiatan Pengujian Tingkat Kesulitan II C. Daftar Kegiatan Pengujian Tingkat Kesulitan III D. Daftar Kegiatan Pengujian Tingkat Kesulitan IV E. Daftar Kegiatan Pengujian Tingkat Kesulitan V

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehubungan dengan semakin berkembangnya ragam dan jenis contoh atau alat yang diuji di laboratorium serta perubahan teknologi atau metode pengujian atau kalibrasi, sehingga perlu dilakukan penyesuaian atau perubahan daftar parameter uji, pengambilan contoh atau kalibrasi pada Pedoman Teknis Kriteria Tingkat Kesulitan Pengujian Mutu Barang. Selain itu juga perlu memperjelas dasar kriteria yang digunakan untuk pengklasifikasian Tingkat Kesulitan pekerjaan PMB.

Dengan adanya perubahan tingkat kesulitan ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi PMB dalam penghitungan nilai angka kredit untuk kegiatan pengambilan contoh, pengujian dan kalibrasi.

B. Tujuan

Pedoman ini disusun dengan tujuan sebagai panduan bagi Pejabat Penguji Mutu Barang dalam menentukan angka kredit kegiatan pengambilan contoh, pengujian dan kalibrasi. Selain itu juga sebagai panduan bagi Tim Penilai dalam menilai angka kredit yang diajukan oleh Pejabat PMB.

(5)

PENENTUAN TINGKAT KESULITAN

A. Gambaran Umum

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebenaran dan kehandalan hasil pengujian dan atau kalibrasi ditentukan oleh beberapa hal antara lain:

1. Personil;

2. Sarana dan Lingkungan;

3. Metode yang digunakan;

4. Contoh yang repersentatif;

5. Penanganan contoh.

Secara singkat faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan dalam dua hal sebagai berikut:

1. Personil, yaitu petugas PMB yang terlatih untuk melakukan kegiatan pengujian/kalibrasi harus memiliki pengetahuan atau kompetensi yang memadai dalam melakukan pengambilan contoh, pengujian, atau kalibrasi.

2. Sarana yaitu peralatan, ruangan atau alat bantu yang digunakan untuk melakukan pengambilan contoh, pengujian, atau kalibrasi. Lingkungan yaitu kondisi sekitar tempat melakukan kegiatan pengambilan contoh, pengujian, atau kalibrasi, yang mana dapat mempengaruhi hasil kegiatan tersebut.

3. Metode yaitu tata cara melakukan pekerjaan berdasarkan acuan baku yang telah diakui secara nasional atau internasional. Metode yang digunakan harus cocok/sesuai dan telah divalidasi/verifikasi sebelum digunakan.

4. Contoh yang reseprentatif yaitu contoh yang diambil sesuai dengan metoda pengambilan contoh yang dapat mewakili dari sejumlah populasi barang, agar hasil pengujian/kalibrasi dapat mencerminkan kualitas barang yang di uji.

5. Penangan contoh yaitu tata cara perlakuan contoh sesuai dengan ketentuan/prosedur yang tentukan, untuk menghindari dari kerusakan, terkontaminasi, dan hidradasi, agar hasil pengujian contoh tersebut dapat di pertanggung jawabkan.

B. Jenis Contoh

(6)

Komoditi/barang yang diambil contohnya dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu :

1. Padatan 2. Cairan 3. Gas

C. Tempat Pengambilan Contoh

Lokasi Pengambilan Contoh dapat dilaksanakan di : 1. Gudang

2. Container 3. Kapal 4. Pabrik

5. Lini proses produksi 6. Di pasar, dan lain lain.

D. Kriteria Tingkat Kesulitan

Penentuan kriteria tingkat kesulitan Pengambilan contoh, Pengujian atau Kalibrasi ditetapkan dengan cara menentukan bobot pekerjaan yang berdasarkan pada

1. Waktu/Jam efektif adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan diluar waktu persiapan atau pengkondisian.

2. Jumlah langkah pengerjaan adalah jumlah tahapan pekerjaan yang dilakukan untuk menyelesaikan setiap pekerjaan diluar langka persiapan.

3. Resiko pengerjaan adalah bahaya atau akibat yang mungkin terjadi sewaktu melakukan suatu pekerjaan.

4. Kesulitan pengerjaan adalah tantangan yang dihadapi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

5. Tempat adalah ruang atau lokasi dilakukan kegiatan pekerjaan pengambilan contoh, pengujian atau kalibrasi.

E. Penentuan Bobot

(7)

Penentuan bobot Pengambilan Contoh, Pengujian, dan Kalibrasi yaitu sebagai berikut:

1. Pengambilan Contoh

Penentuan bobot pengambilan contoh ditentukan berdasarkan Waktu/jam efektif, Jumlah langkah pengerjaan, Resiko pengerjaan, Kesulitan pengerjaan, dan Tempat seperti pada tabel berikut:

Waktu Efektif (Jam)

Jumlah langkah pengerjaan

Resiko pengerjaan

Kesulitan

pengerjaan Tempat

Kisaran Nilai

Bobot Kisaran Nilai

Bobot Kriteria Nilai

Bobot Kriteria Nilai

Bobot Kriteria Nilai Bobot

≤ 3 1 1 – 2 1 Rendah 1 Mudah 1

Gudang

pabrik, pasar, 1

3 s.d 7 2 3 – 4 2 Sedang 2 Sulit 2

Kontainer kapal, lini produksi

2

7< 3 5 – 6 3 Tinggi 3 Sangat

sulit 3

Cerobong asap, Perairan (sungai, laut,

kolam)

3

Keterangan:

a. Jumlah Waktu Efektif pengerjaan (diluar jam persiapan dan pengkondisian)

- Pekerjaan sampai dengan 3 Jam diberi nilai bobot 1

- Pekerjaan diatas 3 jam sampai dengan 7 jam diberi nilai bobot 2 - Pekerjaan lebih dari 7 (>7) jam diberi nilai bobot 3

b. Jumlah langkah pengerjaan (diluar langkah persiapan dan pengkondisian)

- Pengerjaan 1 - 2 langkah diberi nilai bobot 1 - Pengerjaan 3 - 4 langkah diberi nilai bobot 2 - Pengerjaan 5 - 6 langkah diberi nilai bobot 3 c. Resiko pengerjaan dibagi ke dalam kriteria

- Resiko Rendah (tidak berbahaya) diberi nilai bobot 1 - Resiko Sedang (agak berbahaya) diberi nilai bobot 2 - Resiko Tinggi (berbahaya) diberi nilai bobot 3

d. Kesulitan pengerjaan dibagi ke dalam kriteria

(8)

- Mudah (mudah dilaksanakan,tidak memerlukan peralatan khusus), diberi nilai bobot 1

- Sulit (agak sulit dilakukan memerlukan peralatan khusus), diberi nilai bobot 2

- Sangat sulit (sulit dilaksanakan, memerlukan peralatan dan perlakuan khusus), diberi nilai bobot 3

e. Tempat pengambilan contoh

Ditentukan kedalam beberapa lokasi yaitu gudang, pabrik, pasar, container, kapal, perairan (sungai, laut, kolam).

- Lokasi gudang, pabrik, pasar diberi nilai bobot 1

- Lokasi lini produksi, kontainer, kapal diberi nilai bobot 2

- Lokasi perairan, sungai, laut, kolam, cerobong asap diberi nilai bobot 3

2. Pengujian

Penentuan bobot pengujian ditentukan berdasarkan Waktu/jam efektif, Jumlah langkah pengerjaan, Resiko pengerjaan, dan Kesulitan pengerjaan seperti pada tabel berikut:

Waktu Efektif (Jam)

Jumlah langkah

pengerjaan Resiko pengerjaan Kesulitan pengerjaan

Kisaran Nilai

Bobot Kisaran Nilai

Bobot Kriteria Nilai

Bobot Kriteria Nilai Bobot

≤ 3 1 ≤ 3 1 Rendah 1 Mudah 1

3 – 7 2 3 – 7 2 Sedang 2 Sedang 2

7< 3 7< 3 Tinggi 3 Sulit 3

Keterangan:

a. Waktu/Jam Efektif pengerjaan (diluar jam persiapan dan pengkondisian) - Pekerjaan sampai dengan 3 Jam diberi nilai bobot 1

- Pekerjaan diatas 3 jam sampai dengan 7 jam diberi nilai bobot 2 - Pekerjaan lebih dari 7 jam diberi nilai bobot 3

b. Jumlah langkah pengerjaan antara (diluar langkah persiapan dan pengkondisian)

- Pengerjaan kurang dari sama dengan 3 (≤ 3) langkah diberi nilai bobot 1

(9)

- Pengerjaan lebih besar 3 sampai dengan 7 (<3 sdg ≤7) langkah diberi nilai bobot 2

- Pengerjaan lebih besar 7 (>7) langkah diberi nilai bobot 3 c. Resiko pengerjaan dibagi ke dalam kriteria :

- Resiko Rendah (tidak menggunakan pereaksi kimia) diberi nilai bobot 1 - Resiko Sedang (menggunakan pereaksi kimia yang tidak berbahaya)

diberi nilai bobot 2

- Resiko Tinggi (menggunakan pereaksi kimia berbahaya) diberi nilai bobot 3

d. Kesulitan pengerjaan dibagi ke dalam kriteria :

- Mudah (mudah dikerjakan, menggunakan alat sederhana) diberi nilai bobot 1

- Sulit (agak sulit dikerjakan, memerlukan keterampilan khusus, menggunakan alat lebih rumit) diberi nilai bobot 2

- Sangat sulit (sulit pengerjaannya, menggunakan peralatan/instrumen yang mempunyai keahlian dan pengetahuan khusus, membutuhkan ketelitian tinggi dalam pengerjaannya) diberi nilai bobot 3

Referensi

Dokumen terkait

 Dengan peragaaan teks percakapan tentang hidup rukun, siswa dapat membuat contoh kalimat percakapan lain tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan teman

Setelah membuka form pemohon maka petugas harus mengeklik tombol tambah untuk melihat data pemohon.. Alternate Flow/Invariant A

Penelitian akan dilakukan dengan pengumpulan data primer berupa jenis kerusakan jalan, luasan kerusakan jalan tingkat kerusakan dan lain-lain yang didapat dengan

Seseorang yang sedang jatuh cinta dan masih terus berharap cintanya akan tersampaikan gambaran -Menjelaskan gambaran -Menghidupkan gambaran -Menimbulkan efek keindahan 20.

Kompetisi reaksi terjadi antara air dan NH3 terhadap gugus fungsi sulfonyl chlorida dan reaksi ini cendrung ke arah pembentukan papaverine sulfonyl hydroksida dibandingkan ke arah

Beberapa pengembangan melihat PAC sebagai suatu pendekatan yang membantu dalam e-commerce baru, lingkungan berbasis web dimana status langkah pertama dari suatu bisnis sanga

nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah buku, umur berbunga, rasio klorofil a/b 21 HST, kandungan klorofil b 56 HST, luas daun 56 HST, bobot daun spesifik 21 dan 56 HST, jumlah

Untuk mendapatkan penampila bangunan yang sesuai dengan karakter dan image yang cacak dengan ekspresi bangunan maka sistem struktur yang digunakan adalah gabungan