• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika, Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, Volume 26, Nomor 1, Februari 2020, Halaman Mahasiswa Fakulta Hukum Universitas Islam Malang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Dinamika, Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, Volume 26, Nomor 1, Februari 2020, Halaman Mahasiswa Fakulta Hukum Universitas Islam Malang."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

104

PEMILIKAN TEMPAT TINGGAL ATAU HUNIAN OLEH ORANG ASING YANG BERKEDUDUKAN DI INDONESIA DAN AKIBAT

HUKUMNYA

Muhammad Try Miftahul Khoiri1 Fakultas Hukum Universitas Islam Malang Jl. Mayjen Haryono Nomor 193, Kota Malang

Email: trykul07@gmail.com ABSTRACT

This research discusses about foreign person who can own dwelling or residence house in Indonesia. This formulation of the problem: 1. How is the arrangement of residence by foreigners? 2. The legal consequences of foreigners ownership of residence?

This research uses normative juridical research, normative juridical research. Primary data collection and secondary data. Data were analyzed to answer the problem formulation. This research states Government Regulation No. 103 of 2015 on Ownership of Dwelling and Residence House by Foreign Person domiciled in Indonesia. If there is foreign person who does not benefit, does not do business, does not work, and does not invest in Indonesia, but still want to own dwelling or residence house in Indonesia by making statement to Indonesian if the dwelling or residence house is his/her, there is not any regulations to control this issue yet. In doing the effort for this issue, there is not any legal certainties of what this effort is named and there is not also number limit of dwellings or residence house can be owned by foreign persons. This has not been explained in any regulations yet.

Keywords: Ownership of Dwellings, Foreign Person, Land Rights, Right to Use.

ABSTRAK

Orang asing yang bisa memiliki tempat tinggal atau hunian di Indonesia dengan cara yang tidak sesuai aturan, rumusan masalah: 1. Bagaimana pengaturan tempat tinggal oleh orang asing? 2. Akibat hukum pemilikan tempat tinggal oleh orang asing? Penelitian ini menggunakan penelitian yuridis normatif, pendekatan yuridis normatif. Pengumpulan datanya primer dan data sekunder. Data dianalisis, untuk menjawab rumusan masalah. Penelitian menyatakan, Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia. Jika orang asing tidak bermanfaat, melakukan usaha, bekerja, dan berinvestasi di Indonesia, tapi tetap ingin punya tempat tinggal atau hunian di Indonesia caranya orang asing membuat pernyataan dengan orang Indonesia jika tempat tinggal yang dibeli adalah miliknya, bahwa hal ini belum ada peraturan yang jelas. Dalam melakukan usaha belum ada kepastian hukum tentang melakukan usaha dan belum ada batasan tempat tinggal yang dapat dimliki oleh orang asing, peraturannya belum jelas.

1 Mahasiswa Fakulta Hukum Universitas Islam Malang.

(2)

105 Kata Kunci : Pemilikan Rumah Tempat Tinggal, Orang Asing, Hak Atas Tanah, Hak Pakai.

PENDAHULUAN

Tanah adalah aset bangsa Indonesia yang merupakan modal pasar pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur.2 Salah satu kebutuhan primer setiap manusia adalah rumah, dengan terus berkembangnya penduduk yang ada di Indonesia akan bertambah pula rumah yang akan didirikan di setiap tanahnya. Dalam pandangan masyarakat yang ada di Indonesia jika orang sudah memiliki rumah maka seseorang bisa dikatakan mapan, sehingga tidak heran jika setiap orang akan berusaha keras untuk memperoleh tanah dan rumah, dalam zaman yang modern ini banyak orang asing yang berkeinginan ke Indonesia baik untuk berinvestasi, atau mendapatkan tugas dari negaranya, maka tempat tinggal adalah sebagai kebutuhan primer. Dalam hal ini banyak orang asing ke Indonesia bahkan untuk menetap, jadi terdapat dua tipe yaitu, orang asing yang tinggalnya sementara dan orang asing yang yang menetap di Indonesia.3

Dengan berkembangnya dan terbukanya Penanam Modal Asing bukan hanya Warga Negara Indonesia saja yang membutuhkan hunian atau tempat tinggal Orang Asing juga membutuhkan hunian atau tempat tinggal di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan kebijaksanaan baru di bidang perumahan yaitu dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia.

Ketika orang asing mengunjungi Indonesia, banyak berbagai orang asing yang mempunyai tujuan berbeda, ada yang berwisata bekerja, berinvestasi dan dinas dari negaranya. Dalam hal ini kalau kita lihat sudah ada pengaturan tentang orang asing yang berkedudukan di Indonesia. Untuk tanah yang dapat dimiliki orang asing juga sudah diatur didalam UUPA dan juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015. Seandainya ada orang asing yang berwisata ke Indonesia dengan jangka

2 Diyan Isnaeni, Kebijakan Landreform Sebagai Penerapan Politik Pembaharuan Hukum Agraria Yang Berparadigma Pancasila, Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, h. 83.

3 Maria S.W Sumardjono, (2009), Kebijakan Pertanahan, Jakarta: Kompas, h. 157.

(3)

106

waktu yang lama maupun pendek dan orang asing ini ingin memiliki tempat tinggal atau hunian, bahwa dalam hal diperbolehkan memilki rumah tempat tinggal itu belum ada peraturan yang mengaturnya dengan jelas.

Apabila ada orang asing yang mempunyai pasangan dengan warga negara Indonesia, setelah mereka menjalin hubungan lalu orang asing tersebut ingin memilki rumah atau tempat tinggal dengan atas nama pasangannya yang warga negara Indonesia dengan dibuatnya surat pernyataan kalau nanti rumah atau tempat tinggal itu nantinya akan menjadi milik orang asing tersebut, bahwa belum ada pengturan tentang hal seperti ini.

Kemungkinan orang asing memiliki hunian/ rumah susun sebenarnya sudah terkait juga dengan ketentuang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, meski keduanya tidak menyatakan dengan tegas, sehingga bagaimana pengaturan Kepemilikan Rumah Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia.

Berdasarkan dengan uraian latar belakang diatas dan untuk mengetahui kepemilikan rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia dan akibat hukumnya, maka permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana Pengaturan Kepemilikan Rumah Tempat Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia?; Bagaimana akibat hukum Kepemilikan Tempat Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia?

Tujuan penelitian diantaranya, sebagai berikut: Untuk mengetahui Pengaturan Kepemilikan Rumah Tempat Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia. Untuk mengetahui akibat hukum Kepemilikan Tempat Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia. Jenis penelitian dalam Penelitian ini menggunakan penelitian yuridis normatifedengan menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pengumpulan datanya melalui data primer dan data sekunder. Setelah iitu data dianalisis, diolah dan dibahas mengenai data tersebut untuk menjawab rumusan masalah yang ada

(4)

107 PEMBAHASAN

Pengaturan Kepemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia.

Pengaturan adalah proses, cara, atau perbuatan untuk mengatur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), sedangkan peraturan adalah tataan (petunjuk, kaidah, ketentuan) yang di buat untuk mengatur. Subyek hak pakai terdapat dalam Pasal 42 UUPA yang dapat mempunyai hak pakai adalah:4

a. Warga Negara Indonesia;

b. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;

c. Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia;

d. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia.

Pengaturan dalam hal kepemilikan rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang asing sudah diatur dala Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015. Pada latar belakang penulis sudah memaparkan tentang orang asing yang memiliki pasangan di Indonesia dan orang asing tersebut ingin memilki rumah atau tempat tinggal di Indonesia dengan namanya atas nama pasangannya yang warga negara Indonesia dengan adanya surat pernyataan bahwa nanti ketika orang asing itu membelinya maka rumah atau tepat tinggal tersebut akan menjadi milik orang asinng, disini jika ada kejadian seperti itu belum ada peraturan yang jelas, atau jika orang asing tersebut hanya berkeliling Indonesia dengan maksud hanya ingin bermain atau liburan oleh karena dia sudah nyaman di Indonesia orang asing tersebut ingin mempunyai rumah tempat tinggal dalam hal ini belum ada peraturan juga yang pasti. Tentunya sebelum orang asing bisa memiliki rumah tempat tinggal atau hunian di Indonesia ada persyaratannya yaitu dengan adanya izin untuk memasuki wilayah Indonesia.

Menurut Sjacharan Basah,5 izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang mengaplikasikan peratran dalam hal konkret berdasarkan

4 Umar Said Sugiarto, (2016), Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, h. 192.

5 Sjacharan Basah, (1995), Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi, Makalah pada Penataran Hukum Administrasi dan Lingkungan, Fakultas Hukum UNAIR Surabaya, h.1-2

(5)

108

persyaratan dan prosedur yang ada yang sudah ditetapkan oleh Peraturan Perundang- Undangan. Dapat di simpulkan izin adalah suatu persetujuan dari seseorang, badan hukum atau organisasi yang berkuasa berdasarkan Peraturan-Peraturan yang ada untuk diperbolehkannya melakukan tindakan ataupun tindakan tertentu yang harus izin terlebih jika tidak dilaksanakan maka perbuatan tersebut adalah perbuatan yang dilarang.

Izin tinggal orang asing di Indonesia mencakup dalam Izin tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap yang sudah diatur dalam Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasia yang sudah di uraikan yaitu, dalam pengertiannya : 6

a. Izin Tinggal Kunjungan adalah izin tinggal untuk tugas pemerintah, kegiatan sosial budaya, atau usaha. Sesuai dengan adanya pasal 50 ayat (1) Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian dikatakan bahwa izin kunjungan diberikan oleh orang asing yang masuk wilayah indonesia dengan kunjungan atau anak baru lahir di wilayah Indonesia dan pada saat lahir ayah dan/atau ibunya pemegang izin tinggal kunjungan. Dalam hal ini berdasarkan pasal 38 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 juga menyebutkan bahwa visa kunjungan diberikan kepada orang asing dalam kinjungannya atau perjalannya ke Indonesia dalam rangka kunjungan tugas pemerintah, pendidikan, sosial budaya, pariwisata, keluarga, bisnis, jurnalistik, atau singgah untuk melanjutkan perjalanan ke Negara lainnya.

b. Izin tinggal terbatas terdapat pada Pasal 52 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, ialah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing yang memenuhi persyaratan keimigrasian juga syarat-syarat lain yang diatur dalam Peraturan Pemerintah. Izin keimigrasian mengenai tinggal terbatas ini sesuai dengan namanya terbatas yaitu dengan waktu terbatas. Izin tinggal terbatas orang asing tersebut dapat gugur karena:

1) Melepaskan hak izin terbatasnya;

6 Jazim Hamidi dan Charles Christian, (2015), Hukum Keimigrasian Bagi Orang Asing di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, h. 46

(6)

109 2) Atas kemauannya sendiri;

3) Berada diluar wilayah Indonesia dan sudah melebihi waktu izin masuk kewilayah Negara Republik Indonesia;

4) Yang terakhir ini dikarenakan adanya tindakan keimigraasian;7

c. Izin tinggal tetap terdapat pada Pasal 54 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, 8 izin tinggal tetap ini diberikan kepada orang asing untuk tinggal menetap diwilayah Negara Republik Indonesia selama itu memenuhi persyaratan keimigrasian, izin tinggal tetap ini berlaku selama 5 Tahun sekali selama yang bersangkutan menetap diwilayah Negara Republik Indonesia.

Sesuai dengan adanya Pasal 159 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, izin tinggal tetap in bagi orang asing dapat dibatalkan karena yang bersangkutan:

1) Terbukti melakukan tindak pidana terhadap negara sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang Undangan;

2) Melakukan kegiatan yang membahayakan keamanan negara atau patut diduga akan berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum;

3) Melanggar pernyataan integrasi;

4) Memperkerjakan tenaga kerja asing tanpa adanyaizin kerja;

5) Memberikan informasi yang tidak benar dalam pengajuan izin tinggal tetap;

6) Dikenai tindakan administratif keimigrasian;

7) Putus hubungan perkawinan orang asing yang kawinnya secara sah denga warna negara indonesia karena perceraiannya itu sah dengan warga negara indonesia karena perceraian dan/atau atas putusan pengadilan, kecuali perkawinan yang berusia 10 tahun atau lebih;

Beberapa jenis izin diatas bisa dialihkan statusnya keizin yang lainnya, akan tetapi ada yang tidak bisa di alihkan statusnya yang dapat dialihkan statusnya adalah sebagai berikut :

7 Ibid, h. 48.

8 Ibid, h.48-49.

(7)

110

1) Izin kunjungan menjadi izin tinggal terbatas;

2) Izin tinggal terbatas menjadi izin tinggal tetap dengan permintaan dari yang bersangkutan dengan adanya syarat pihak yang bersangkutan sudah ada diindonesia sekurang-kurangnya selama 3 tahun berturut-turut, terhitungnya sejak tanggal diberikan izin tinggal terbatas tersebut;

Untuk mendapatkan izin keimigrasian atau izin tinggal bagi tiap-tiap orang asing yang ingin tinggal di Indonesia harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Memiliki surat perjalanan yang sah;

2) Memiliki visa;

3) Memiliki izin masuk kembali;

4) Sehat, tidak menderita gangguang jiwa atau menular yang membahayakan kesehatan umum;

5) Mempunyai izin masuk kenegara lain;

6) Memberikan keterangan yang sebenar-benarnya dalam memperoleh surat perjalanan atau visa;

Didalam bidang agraria pun sudah dijelaskan bahwa haknya sangat terbatas, didalam Perundang-Undangan orang asing hanya bisa memiliki hak pakai atas tanah di Indonesia, selain itu Indonesia mengenal adanya pajak khusus, yaitu pajak bagi bangsa asing. Ketentuan itu diatur dalam Undang-Undang dalam Bangsa Asing.

Sejarah lahirnya jenis pajak ini karena dalam asasnya orang asing yang berada di Indonesia dapat membawa keuntungan bagi negara, selain itu warga negara asing yang beriktikad baik diberikan perlindungan dan jaminan keamanan yang dalam hal itu ada jiwa, harta benda, dan usahanya. Oleh sebab itu, seharusnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia membantu keuangan negara melalui pajak khusus bangsa asing. 9 sudah sesuai dengan yang diatur dalam Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 keimigrasian Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 tentang pemilikan tempat tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia.

9 Herlin Wijayanti, (2011), Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian, Malang: Bayumedia Publishing, h. 129.

(8)

111 Disini sudah jelas bahwa orang asing yang memasuki wilayah Indonesia syaratnya sudah dijelaskan diatas, dan dalam pengertian Pasal 1 ayat (1) Peraturan pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 yang didalamnya tertuang tentang pengertian orang asing yang berkedudukan di Indonesia itu keberadaannya di Indonesia memberikan manfaat, melakukan usaha, bekerja atau berinvestasi di Indonesia. Jika orang asing yang disebutkan sebelumnya tidak memberikan apapun di Indonesia maka orang asing tersebut tidak boleh ke Indonesia. Disini mannfaat, melakukan usaha, bekerja dan berinvestasi belum jelas apa yang dimaksud manfaat, melakukan usaha bekerja dan berinvestasi.

Disini penulis akan membeberkan pengertian dari syarat orang asing yang boleh ke Indonesia dan apaakah sudah diatur di daalam pengaturaan yang ada di Indonesia:

1) Manfaat.

Yang dimaksud manfaat adalah orang asing memberikan manfaat bagi Indonesia. Dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 7 Tahun 1996 tentang persyaratan pemilikan rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang asing dalam Pasal 1 ayat (1) tertutang, Orang asing yang kehadirannya di Indonesia memberi manfaat bagi pembangunan nasional dapat memiliki sebuah rumah tempat tinggal atau hunian dalam bentuk rumah dengan hak atas tanah tertentu atau satuan rumah susun yang dibangun di atas tanah Hak Pakai atas tanah Negara.dari pengertiannya orang asing yang bermanfaat bagi negara yaitu untuk pembangunan nasional negara Indonesia, dengan membayar pajak bagi bangsa asing yang tertuang dalam Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 16 Tahun 1957 tentang Pajak Bangsa Asing, dengan nama “pajak bangsa asing” dikenakan pajak atas orang-orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

2) Melakukan Usaha.

Untuk pengertian tentang melakukan usaha di Indonesia bagi orang asing belum jelas melakukan usaha yang seperti apa kalau untuk melakukan usaha

(9)

112

secara umum berarti orang asing tersebut memiliki usaha di Indonesia seperti tokoh atau perusahaan dengan hal itu orang asing itu akan membayar pajak dan bermanfaat untuk negara Indonesia.

3) Bekerja.

Bekerja berarti seseorang tersebut mempunyai penghasilan di Indonesia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian tentang bekerja yaitu melakukan sesuatu pekerjaan. Dalam hal ini sudah diatur dalam Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 228 Tahun 2019 tentang Jabatan Tertentu yang Dapat di Duduki oleh Tenaga Kerja Asing.

4) Berinvestasi.

Berinvestasi dalam pengertian investasi bagi orang asing diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 7 Tahun 1996 tentang persyaratan pemilikan rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang asing dalam Pasal 1 ayat (2) orang asing adalah orang asing yang memiliki dan memelihara kepentingan ekonomi di Indonesia dengan melaksanakan investasi untuk memiliki rumah tempat tinggal atau hunian di Indonesia, dengan pengertian tersebut tidak hanya berinvestasi saja orang asing juga harus memelihara kepentingan ekonomi dalam hal yang bersangkutan dengan ekonomi harus dipentingkan oleh warga asing yang berkedudukan di Indonesia.

Setelah kita melihat persyaratan diatas ternyata ada yang belum jelas tentang melakukan usaha karena melakukan usaha itu multitafsir jadi belum jelas dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 16 Tahun 1957 tentang Pajak Bangsa Asing, pada Pasal 3a dijelaskan tentang orang asing yang berkedudukan di Indonesia ditentukan dengan keadaan yang dimaksud yaitu:

a) Mereka yang berada di Indonesia untuk sementara waktu tidak lebih dari tiga bulan, tidak dianggap sebagai bertempat tinggal di Indonesia;

b) Mereka yang meninggalkan Indonesia untuk sementara waktu, masih dianggap sebagai bertempat tinggal di Indonesia, jika beradanya diluar negeri

(10)

113 itu tidak melebihi waktu dua belas bulan, dihitung dari saat mereka meninggalkan Indonesia.

Disini dijelaskan bahwa tidak lebih dri 3 bulan bisa dianggap bertempat tinggal di Indonesia, maka bagaimana jika seperti yang penulis buat di latar belakang tentang orang asing yang keliling Indonesia kurang dari 3 bulan atau lebih, dan juga tentang orang asing yang punya pasangan warga negara Indonesia dengan adanya surat pernyataan jika nanti orang asing beli tanah atas nama pasangannya warga negara Indonesia akan tetapi orang asing itu menganggap miliknya meskipun sudah diatur tentang berapa waktu lama orang asing itu bisa bertempat tinggal di Indonesia, jika dengan dengan adanya masalah seperti itu, maka dapat disimpulkan orang asing tersebut melanggar aturan yang sudah ada. Akan tetapi belum ada peraturan yang jelas tentang sanksi seperti apa yang diberikan kepada orang asing yang melakukan hal seperti itu.

Akibat Hukum Kepemilikan Tempat Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia.

Akibat hukum adalah akibat yang ditimbukan oleh peristiwa hukum atau suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu adanya hubungan hukum, Dalam hal ini akibat hukum yang terjadi karena perbuatan hukum yang dilakukan oleh subjek hukum kepada objek hukum, apapun akibat perjanjian yang telah diadakan oleh pihak tertentu mengenai hal tertentu, maka timbullah suatu akibat hukum yang menimbulkan segala hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh subjek hukum dan objek hukum atau pihak yang bersangkutan yang untuk menepati isi suatu perjanjian tersebut. 10

Dalam hal Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 Tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang asing yang berkedudukan di Indonesia. Ajaran cita hukum (idee des recht) menyebutkan bahwa ada tiga unsur yang harus ada secara proporsional, yaitu kepastian hukum (rechtssicherkeit), keadilan (gerechtigkeit), dan juga kemanfaatan (zweckmasigkeit). Dalam hal ini

10 Ishaq, (2012), Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Jakarta:Sinar Grafika, h. 86-87.

(11)

114

dikaitkan dengan teori dari Gustav Radbruch dalam ajaran cita hukum penegakan hukum harus ada tiga unsur tersebut.11

1. Kepemilikan Tempat Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia dalam hal memenuhi unsur keadilan.

Dalam halan ini John Rawls menegaskan pandangannya kepada keadilan bahwa program penegakan keadilan yang diberikan kepada rakyat haruslah memperhatikan beberapa prinsip keadilan yaitu, yang Pertama adalah memberi hak dan kesempatan yang sama atas kebebasan dasar yang paling luas dengan seluas-luasnya kebebasan itu bagi tiap-tiap orang, Kedua adalah mampu mengatur kembali kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi sehingga dapat memberi keuntungan yang bersifat timbal balik antara sesamanya. 12

Kepemilikan Tempat Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia jika dsandingkan dengan pengertian keadilan, maka orang asing sudah diperlakukan dengan adil karena sudah ada Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 tentang orang asing yang dapat memiliki rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia.

Adanya ketidakadilan jika orang asing tersebut tidak bermanfaat, tidak melakukan usaha, dan tidak berinvestasi di Indonesia sebagaimana yang sudah dijelaskan di rumusan maslah pertama akan tetapi orang asing ingin memiliki tempat tinggal atau hunian di Indonesia karena orang asing tersebut memilki pasangan atau teman sekalipun dengan atas nama teman atau pasanganya yang berwaganegara Indonesia dengan dibuatnya pernyataan rumah atau tempat tinggalnya menjadi miliknya. Dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia sebagai ketentuan dasar “Hak Menguasi oleh Negara”

mengatur mengenai dasar sistem perekonomian dan kegiatan perekonomian yang

11 Fence M. Wantu, Antimoni Dalam Penegakan Hukum Oleh Hakim, Jurnal Berkala Mimbar Hukum, Volume. 19 No. 3 Oktober 2007, Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, h. 388.

12 Hans Kelsen, 2011, Jurnal Teori Of Law and State, diterjrmahkan oleh Rasisul Muttaqien, Bandung:

Nusa Media, h. 7.

(12)

115 dikehendakinya dalam Negara Indonesia , akan tetapi Pasal 33 bukan suatu yang berdiri sendiri, melainkan dengan kesejahteraan dan keadilan sosial.13

2. Kepemilikan Tempat Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia dalam hal memenuhi unsur kemanfaatan.

Ada teori kemanfaatan dari jeremy bentham, bahwa manusia seharusnya melakukan sesuatu untuk mengurangi penderitaan untuk tercapainya sesuatu kebahagiaan, selanjutnya jeremy bentham melakukan bercobaan untuk menerapkan prinsip itu di dalam bidang hukum. Dengan demikian baik buruknya suatu perbaikan itu mendatangkan kebahagiaan atau tidak mendatangkan kebahagiaan. Dapat disamakan dengan perundang-undangan, akan terjadi suatu peraturan perundang-udangan yang baik jika dapat memberikan banyak kebahagiaan dan kemanfaatan pada lapisan yang terbesar di dalam masyarakat.14 Orang asing yang berkedudukan di Indonesia memang seharusnya bermanfaat dia memiliki tempat tinggal atau hunian di Indonesia jika orang asing tidak bermanfaat maka orang asing tersebut tidak diperbolehkan memilki rumah tempat tinggal atau hunian di Indonesia.

3. Kepemilikan Tempat Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia dalam hal memenuhi unsur kepastian hukum.

Menurut Van Apeldoorn, kepastian hukum dapat juga berarti hal yang dapat ditentukan oleh hukum dalam hal-hal yang konkret. Kepastian hukum adalah jaminan bahwa hukum dijalankan, bahwa yang berhak menurut hukum bisa memperoleh haknya dan bahwa putusan dapat dilaksanakan. Kepastian hukum merupakan perlindungan Justiciable (pencari keadilan) terhadapa tindakan sewenang-wenang yang berarti bahwa seseorang dapat memperoleh sesuatu yang diinginkannya dalam keadaan tertentu. 15

Sudah ada kepastian hukum tentang orang asing yang berada di Indonesia dan hak atas tanahh apa yang bisa dimliki oleh orang asing sudah dijelaskan dalam

13 Diyan Isnaeni, (2018), Reforma Agraria Land Reform dan Redistribusi tanah di Indonesia, Malang:

Intrans Publishing, h.1.

14 Lili Rasjidi, (1993), Dasar-Dasar Filsafat Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, h.68.

15 Van Apeldoorn, (1990), Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita, h. 24-25

(13)

116

Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 tentang orang asing yang dapat memiliki rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia. Akan tetapi dalam peraturan pemmerintah tersebut juga ada yang tidak ada kepastian hukumnya contohnya saja dalam Pasal 1 ayat (1) tentang orang asing yang berkedudukan di Indonesia itu keberadaannya di Indonesia memberikan manfaat, melakukan usaha, bekerja atau berinvestasi di Indonesia.

Untuk mengetahui apa saja yang dimaksud dengan memberi manfaat, melakukan usaha, bekerja, berinvestasi, sudah dijelaskan oleh penulis dalam rumusan pertama tetapi tentang “melakukan usaha” belum ada kepastian hukumnya.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing yang Berkedududukan di Indonesia juga belum jelas tentang adakah batas maksimum atau batas minimum untuk memiliki rumah tempat tinggal di Indonesia karena dalam peraturan ini tidak ada kepastian hukum tentang batas maksimum ataupun minimunya, apabila tidak diatur, maka orang asing dapat memilki rumah tempat tinggal dengan kemampuannya apabila dia bisa memiliki rumah tempat banyak maka dia diperbolehkan meskipun dengan status di atas tanah Hak Pakai.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Orang asing seperti apa yang bisa memiliki rumah tempat tinggal atau hunian di Indonesia. Dengan adanya perraturan yang sudah ada dalam Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia. Dan jika ada orang asing yang tidak bermanfaat, melakukan usaha, bekerja, dan berinvestasi di Indonesia, tapi tetap ingin memilki rumah tempat tinggal atau hunian di Indonesia dengan cara membeli tempat tinggal atau hunian atas nama pasangannya yang berwarganegara Indonesia tetapi orang asing membuat pernyataan jika tempat tinggal atau hunian yang dibeli itu miliknya, bahwa dalam hal ini belum ada peratura yang jelas.

(14)

117 2. Dalam melakukan usaha itu belum ada kepastian hukum usaha yang seperti apa yang dinamakan dengan melakukan usaha dan juga belum ada batasan-batasan berapa tempat tinggal atau hunian yang dapat dimliki oleh orang asing baik dalam Undang-Undang Pokok Agraria, Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 dan dalam peraturan mana pun belum dijelaskan.

Saran

1. Saran untuk pemerintah seupaya orang asing yang berkedudukan di Indonesia yang dapat memilki rumah tempat tinggal atau hunian tidak adanya kekurangan dalam peraturan-peraturan yang sudah ada. Untuk memperhatikan lagi bagaiman jika hal yang tidak diinginkan terjadi, supaya orang asing yang berada di Indonesia tidak hanya mempunyai kebebasan saja tapi juga harus benar-benar bermanfaat, jika ingin memiliki tempat tinggal atau hunian di Inonesia.

2. Saran untuk pemerintah supaya disaat membuat peraturan atau rancangan peraturan dapat menjelaskan apa saja yang dimaksud didalamnya supaya tidak menimbulkan multitafsir dan perlunya diatur peraturan pelaksana yang mengatur tentang kepemilikan tempat tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 16 Tahun 1957 tentang Pajak Bangsa Asing Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

(15)

118

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia.

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 7 Tahun 1996 tentang Persyaratan Pemilikan Rumah Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing.

Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 228 Tahun 2019 Tentang Jabatan Tertentu Yang Dapat di Duduki oleh Tenaga Kerja Asing.

Buku

Diyan Isnaeni, (2018), Reforma Agraria Land Reform dan Redistribusi tanah di Indonesia, Malang: Intrans Publishing.

Hans Kelsen, 2011, Jurnal Teori Of Law and State, diterjrmahkan oleh Rasisul Muttaqien, Bandung: Nusa Media.

Herlin Wijayanti, (2011), Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian, Malang:

Bayumedia Publishing.

Ishaq, (2012), Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Jakarta:Sinar Grafika.

Jazim Hamidi dan Charles Christian, (2015), Hukum Keimigrasian Bagi Orang Asing di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.

Lili Rasjidi, (1993), Dasar-Dasar Filsafat Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Maria S.W Sumardjono, (2009), Kebijakan Pertanahan, Jakarta: Kompas.

Umar Said Sugiarto, (2016), Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.

Van Apeldoorn, (1990), Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita.

Jurnal

Fence M. Wantu, Antimoni Dalam Penegakan Hukum Oleh Hakim, Jurnal Berkala Mimbar Hukum, Volume. 19 No. 3 Oktober 2007, Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

(16)

119 Diyan Isnaeni, Kebijakan Landreform Sebagai Penerapan Politik Pembaharuan Hukum Agraria Yang Berparadigma Pancasila, Volume 1, Nomor 2, Desember

2017.

Sjacharan Basah, 1995, Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi, Makalah pada Penataran Hukum Administrasi dan Lingkungan, Fakultas Hukum UNAIR Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

24 perancangan antarmuka halaman daftar kategori kerja versi mobile 61. 25 perancangan antarmuka halaman detail project

Poltak Sihombing M.kom dan Sekretaris Ibu Maya Silvi Lydia,BSc,MSc, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen

1) Pemberian antimikroba intravena pada satu jam pertama terdeteksinya sepsis berat ataupun syok septik merupakan tujuan terapi... 2) Pemberian terapi empiris satu atau lebih

1) Menyebarkan lembar pengamatan kepada setiap Ketua Kelas atau Sekretaris kelas sebanyak 12 set, sesuai dengan banyaknya jumlah rombongan belajar di SMA Negeri 1

Siklus Pertama mencakupi beberapa kegiatan antara lain: (1) Perencanaan tindakan, pada tahapan ini dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan yang meliputi: mempersiapkan

Hasil jamur yang tinggi ini didukung oleh pertumbuhan dan perkembangan miselium benih jamur tiram putih yang optimal pada berbagai media tumbuh yang

Dari level top management proses pengolahan data menjadi informasi dan akhirnya menjadi pengetahuan (knowledge) digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan

Aplikasi ini dapat digunakan sebagai gadget pribadi yang mempunyai fungsi sebagai alat bantu baca buku dengan scan gambar melalui kamera default bawaan android pada buku