• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI MAMASA PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI MAMASA NOMOR 24 TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI MAMASA PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI MAMASA NOMOR 24 TAHUN 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI MAMASA

PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI MAMASA

NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PENGGUNAAN HASIL RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAMASA,

Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Mamasa telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 16 Tahun 2016 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan, yang antara lain mengatur Retribusi Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat dan Jaringannya;

b. bahwa adanya beberapa pasal dalam Peraturan Derah Kabupaten Mamasa Nomor 16 Tahun 2016 yang masih memerlukan pengaturan yang lebih teknis terkait dengan Pemungutan, Penyetoran dan Penggunaan Hasil Retribusi Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat dan Jaringannya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b tersebut di atas perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat dan Jaringannya di Kabupaten Mamasa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 24,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4186 );

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286 );

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400 );

(2)

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang–Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang–

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 16 Tahun 2014 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI MAMASA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PENGGUNAAN HASIL RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA;

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Mamasa;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah Daerah;

3. Bupati adalah Bupati Mamasa;

4. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa;

5. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat PUSKESMAS adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja;

(3)

6. Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu yang selanjutnya disebut Puskesmas Pembantu adalah Unit yang melaksanakan upaya kesehatan kepada masyarakat dalam wilayah kerja puskesmas;

7. Pusat Kesehatan Masyarakat Keliling merupakan Tim Pelayanan Kesehatan Keliling terdiri dari tenaga Puskesmas yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat/roda dua dan peralatan kesehatan serta obat, sarana penyuluhan serta tenaga dari puskesmas;

8. Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, atau pelayanan kesehatan lainnya;

9. Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di rawat inap;

10. Pemeriksaan Penunjang Medik adalah pelayanan untuk penunjang penegakan diagnosis dan terapi;

11. Tindakan kedokteran adalah tindakan pembedahan dan atau tindakan pengobatan dengan menggunakan alat kedokteran serta tindakan diagnostik lainnya yang meliputi Tindakan Medik Berat, Tindakan Medik Sedang, Tindakan Medik Ringan dan Tindakan Medik Sederhana;

12. Tindakan medik gigi adalah tindakan pengobatan gigi yang meliputi tindakan medik gigi berat dan tindakan medik gigi ringan;

13. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan. rehabilitasi medik, dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur;

14. Pelayanan Kesehatan di Luar Gedung adalah perawatan dan atau pengobatan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas diluar gedung puskesmas dan jaringannya;

15. Puskesmas dan jaringannya adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan poliklinik kesehatan desa yang masih dikelola oleh Puskesmas;

16. Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diterima pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi;

17. Retribusi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya tidak termasuk pelayanan pendaftaran;

18. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu;

19. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan;

20. Surat Tanda Setor yang selanjutnya disingkat STS adalah bukti pembayaran atau setoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.

21. Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhioleh wajib retribusi sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Retribusi ke Kas Daerah.

(4)

BAB II

NAMA OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama retribusi pelayanan kesehatan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.

BAB III

TATA CARA PEMBAYARAN DAN MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 3

(1) Pembayaran retribusi dilakukan setelah memperoleh pelayanan kesehatan;

(2) Dalam hal keadaan memaksa sehingga wajib retribusi atau keluarganya belum dapat membayar atau melunasi secara tunai maka wajib retribusi atau keluarganya wajib membuat surat pernyataan mengenai kesanggupan untuk melunasi tagihan retribusi;

(3) Bagi peserta asuransi kesehatan antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran dan perintis kemerdekaan (ASKES WAJIB) dan Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan) pembayarannya sesuai ketentuan peraturan/petunjukteknis yang dikeluarkan oleh Kementerian/Badan/Lembaga yang mengeluarkan pembiayaan tersebut.

Pasal 4

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan frekuensi dan jenis pelayanan kesehatan yang diberikan.

BAB IV

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 5

(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan kesehatan adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 16 Tahun 2014 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan;

(2) Pembayaran tarif retribusi oleh peserta asuransi kesehatan wajib seperti Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, dan Perintis Kemerdekaan dan Jaminan Kesehatan Nasional diatur sesuai dengan ketentuan peraturan/petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Kementrian/Badan/Lembaga yang mengeluarkan pembiayaan tersebut.

BAB V

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 6

Retribusi dipungut dari Puskesmas di wilayah Daerah Kabupaten Mamasa.

BAB VI

TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN Pasal 7

(1) Retribusi dipungut berdasarkan Perda Retribusi

(2) Pemungutan retribusi sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dibukukan oleh bendahara penerimaan.

(5)

(3) Berhubung karena keadaan geografis dan transportasi dari sebagian puskesmas ke Dinas Kesehatan yang tidak memadai sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan penyetoran retribusi setiap hari maka jadwal penyetoran retribusi kebendahara penerimaan Dinas Kesehatan dilakukan sebagai berikut :

a. Puskesmas Mamasa penyetoran retribusi dilakukan setiap hari kerja;

b. Puskesmas Tawalian, Sesena Padang, Balla dan Malabo penyetoran dilakukan setiap 2 minggu sekali;

c. Puskesmas Sumarorong, Messawa, Nosu, Pana’, Tabang, Rantebulahan Timur, Mehalaan, Mambi, Bambang, Aralle, Bumal dan Tabulahan penyetoran dilakukan setiap akhir bulan berjalan.

(4) Hasil pungut retribusi yangditerima oleh Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan disetor ke Kas Daerah dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah diterima.

Pasal 8

Bendahara penerimaan sebagaiman dimaksud dalam pasal 7 ayat (4) wajib melaksanakan penatausahaan penerimaan retribusi.

Pasal 9

Proses penatausahaan sebagaimana dalam Pasal 8 meliputi:

1. Bendahara penerimaan menerima setoran dari bendahararetribusiPuskesmas, menghitung jumlah uang yang diterima dan mencocokkan dengan jumlah uang yang tercantum dalam kwitansi;

2. Menyiapkan dan mengisi Surat Tanda Setoran (STS);

3. Menyetorkan seluruh uang yang diterima dengan menggunakan STS ke Kas Daerah paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah menerima uang;

4. Mencatat dalam buku penerimaan dan penyetotan dengan menggunakan dokumen-dokumen sebagai dasar pencatatan antara lain:

a. Surat Tanda Bukti Pembayaran b. Surat Tanda Setoran

5. Daftar STS yang dibuat bendahara penerimaan didokumentasikan dalam register STS.

BAB VII

PEMANFAATAN HASIL RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN Pasal 10

(1) Pemanfaatan dari penerimaan retribusi pelayanan kesehatan digunakan untuk membiayai kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan;

(2) Pemanfaatan dari hasil retribusi tidak dapat digunakan langsung oleh SKPD tetapi harus melalui mekanisme APBD.

BAB VIII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 11

Bupati memberikan kewenangan kepada Kepala Dinas Kesehatan untuk memberikan pengurangan, keringanan atau pembebasan retribusi, berdasarkan permohonan Wajib Retribusi dalam hal:

(6)

1. Terjadi suatu bencana;

2. Pemberian stimulasi kepada masyarakat/Wajib Retribusi, dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi;

3. Usaha pengentasan kemiskinan;

4. Usaha peningkatan perekonomian masyarakat.

BAB IX

PENGORGANISASIAN Pasal 12

(1) Kepala Dinas Kesehatan bertanggungjawab dalam penyelengaraan penggunaan hasil retribusi pelayanan kesehatan pada Puskesmas dan Jaringannya;

(2) Penyelenggaraan penggunaan hasil retribusi tersebut pada ayat (1) secara operasional dikoordinasikan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan.

BAB X

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 13

(1) Kepala Dinas Kesehatan melakukan pembinaan terhadap pengelolaan retribusi pelayanan kesehatan;

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi monitoringdan evaluasi pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan penggunaan retribusi pelayanan kesehatan;

(3) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14

(1) Kepala Dinas Kesehatan melakukan pengawasan atas pengelolaan retribusi pelayanan kesehatan;

(2) Kepala Dinas Kesehatan melakukan pengawasan atas pelaksanaan pungutan, penyetoran dan penggunaan Retribusi Pelayanan Kesehatan untuk menjamin efesiensi pengelolaannya.

Pasal 15

(1) Kepala Dinas Kesehatan melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam penyelenggaraan penggunaan hasil retribusi pelayanan kesehatan kepada Puskesmas dan Jaringannya;

(2) Kepala Dinas Kesehatan menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penggunaan hasil retribusi pelayanan kesehatan kepada Bupati.

BAB XI PEMBIAYAAN

Pasal 16

Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan penyelenggaraan penggunaan hasil retribusi pelayanan kesehatan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Mamasa.

(7)

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 17

Hal- hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Bupati Mamasa.

Pasal 18

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mamasa.

Ditetapkan di Mamasa

Pada tanggal 01 September 2016 BUPATI MAMASA,

H. RAMLAN BADAWI Diundangkan di Mamasa

Pada tanggal 01 September 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAMASA,

BENYAMIN YD

BERITA DAERAH KABUPATEN MAMASA TAHUN 2016 NOMOR 221

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pemerintah Daerah dapat menambah penyertaan modal sesuai kemampuan keuangan daerah melalui mekanisme pembahasan APBD tahun anggaran berkenaan sepanjang jumlah

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka Peraturan Bupati Mamasa Nomor 25 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dicabut dan dinyatakan tidak

(3) Penyaluran Dana Desa tahap III untuk BLT Desa bulan kesebelas sampai dengan bulan kedua belas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) masing-masing bulan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 81 pada ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan

Piutang Pajak Daerah adalah Jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat dari