• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. Metode Penelitian. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. Metode Penelitian. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

41

Metode Penelitian

A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Pelatihan shalat khusyuk

2. Variabel tergantung : Kecemasan

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Defenisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kecemasan

Kecemasan adalah perasaan dan respon terhadap situasi yang tidak menyenangkan bahkan mengganggu sehingga menimbulkan perubahan fisiologis dan psikologis pada seseorang.

Untuk mengetahui tingkat kecemasan tingkat kecemasan pada pasien lansia hipertensi dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa skala kecemasan BAI pada pasien hipertensi. Skala kecemasan BAI ini terdiri dari 21 aitem dan masing-masing aitem mempunyai 4 kemungkinan jawaban diantara 0-3. Semakin tinggi skor semakin tinggi kecemasan.

2. Pelatihan shalat khusyuk

Shalat khusyuk adalah shalat yang dilakukan dengan melibatkan hati, pikiran dan gerakan dalam sebuah aktivitas shalat untuk tunduk, merendah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Pelatihan shalat khusyuk adalah upaya pengajaran, penyadaran dan praktik (latihan shalat khusyuk) kepada pasien lansia hipertensi untuk mendapatkan ketenangan hati sehingga tingkat kecemasannya menurun. Pelatihan shalat khusyuk ini perlu adanya usaha dalam

(2)

menenangkan diri dengan cara memberikan perintah kepada pikiran, perasaan anggota tubuh agar tenang.

Subjek diberikan pelatihan shalat khusyuk. Pelatihan shalat khusyuk meliputi 1.Latihan relaksasi dengan terapi air (hydro therapy) ketika berwudhu’; 2.Latihan relaksasi dan olah kejiwaan di dalam gerakan raka’at dan bacaan shalat; 3. Latihan dzikir dan doa. Pelatihan shalat khusyuk terdiri dari 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan terdiri dari 4 dan 5 sesi dengan rentang waktu 100-150 menit. Total waktu adalah 370 menit.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah lansia hipertensi dengan kriteria sebagai berikut:

1) Lansia (berusia 60 tahun ke atas) yang mengalami kecemasan dan hipertensi.

2) Bersedia secara sukarela mengikuti pelatihan.

3) Memiliki kriteria kecemasan tinggi atau sedang.

4) Beragama Islam

D. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan Kuasi Eksperimen (Non randomized pretest-posttest kontrol design), yaitu desain eksperimen yang dilakukan dengan pretest dan posttest dan subjek

penelitian dibedakan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditentukan dengan cara non random (Seniati,Yulianto & Setiadi, 2005).

Tabel 2 Desain Penelitian

Kelompok Prates Perlakuan Pascates Follow-Up

Eksperimen O1 X O2 O3

Kontrol O1 ~ X O2 O3

(3)

Keterangan:

X : Perlakuan (Pelatihan Shalat Khusyuk)

~X : Tidak diberi perlakuan O1 : Prates

O2 : Pascates

O3 : Follow-up (tindak lanjut)

E. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk pengumpulan data, yaitu:

1) Daftar riwayat hidup

Daftar riwayat hidup, yaitu metode yang berisi tentang data demografi mengenai identitas subjek, meliputi tempat tinggal, status perkawinan, agama dan latar belakang keluarga, kesehatan, dan riwayat pendidikan. Metode ini diberikan kepada subjek pada saat di awal.

2) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama pelatihan berlangsung. Dari observasi dapat diketahui bagaimana keaktifan dan respon pasien dalam proses pelatihan dengan mengamati bahasa non verbal pasien

3) Wawancara

Wawancara ini sering digunkan untuk mengawali penelitian dan mendapatkan data tentang subjek secara mendalam. Tujuan dari wawancara yang dilakukan diawal penelitian adalah untuk melihat tingkat kecemasan yang terjadi pada penderita hipertensi, sebagai salah satu cara agar intervensi yang diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi. Sedangkan wawancara setelah intervensi atau pada fase follow up, bertujuan untuk melihat sejauhmana perubahan dan manfaat yang dapat diambil oleh subjek.

(4)

4) SUDs (Subjective Unit of Discomfort scale), yaitu penentuan range tingkat kecemasan berdasarkan pada apa yang dirasakan subjek.

Tabel 3

Pengukuran Kecemasan (SUDs) dengan Alokasi Waktu untuk Pengambilan Data dan Pelatihan

Tahapan Kegiatan Tujuan Waktu

1 Pembukaan Membangun kedekatan antara pelatihans dan lansia hipertensi, memberikan gambaran umum tentang proses pelatihan

60 menit

2 SUDs Mengukur tingkat kecemasan

sebelum dan dilakukan pelatihan

30 menit 3 Pelatihan

Shalat Khusyuk

Pasien lansia dapat mempraktekkan shalat khusyuk untuk mendapatkan ketenangan hati, menurunkan kecemasan dan tekanan darah

160 menit 4 SUDs Mengukur tingkat kecemasan setelah

diberikan pelatihan shalat khusyuk

30 menit

5 Follow Up 60 menit

Total 340

menit

5) Pengukuran Kecemasan

Pada setiap pertemuan, peserta pelatihan diukur dan dirating kecemasan, tekanan darah serta denyut jantungnya. Kecemasan diukur dengan skala Beck Anxiety Inventory (BAI). BAI yang digunakan adalah yang dikembangkan oleh Aaron Beck pada tahun 1988, BAI ini adalah skala pengukuran kecemasan secara umum yang terdiri dari 21 aitem. 21 aitem tersebut adalah aitem-aitem yang mengungkap aspek emosi, kognitif dan fisik. Masing-masing aitem mempunyai 4 kemungkinan jawaban diantara 0-3. Norma yang digunakan adalah 0-7 pada kategori normal, 8-15 mengindikasikan kecemasan ringan, 16-25 mengindikasikan kecemasan sedang, 26-63 mengindikasikan kecemasan berat (Chen, 2008).

(5)

Tabel 4

Blue Print Skala BAI

No Aspek Aitem Jumlah

1 Fisik 1,2, 5, 6, 7, 8, 10, 15, 16, 18, 19, 21 12

2 Emosi 3, 11, 20 3

4 Kognitif 4, 9, 12, 13, 14,17 6

Jumlah 21

Pada pelaksanaannya, subjek diminta untuk mengisi form skala untuk mengetahui tingkat kecemasan peserta pelatihan. Pengisi skala ini dilakukan pada saat sebelum pelatihan dan setelah pelatihan. Skala ini digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan sebelum pelatihan dan setelah pelatihan. Skala kecemasan ini dijadikan sebagai acuan alat ukur tingkat kecemasan pada pasien lansia hipertensi. Dalam penelitian ini skala kecemasan diberikan pada saat sebelum pelatihan, setelah pelatihan, dan saat tindak lanjut (follow up). Pada fase sebelum pelatihan, skala ini digunakan untuk membantu pelatih dalam menetapkan intervensi pelatihan.

Selain itu, metode pengumpulan data ini juga dilengkapi dengan:

1) Lembar persetujuan subjek

Lembar persetujuan subjek ini digunakan sebagai bukti bahwa subjek setuju dan bersedia menjalani prosedur penelitian dengan segala keuntungan maupun kerugian yang diperoleh. Di dalam lembar persetujuan subjek ini diuraikan maksud dan tujuan penelitian, hak dan kewajiban subjek penelitian, dan hal-hal lain mengenai jalannya penelitian.

a. Mengisi Target. Target bertujuan agar subjek termotivasi untuk mengikuti pelatihan secara optimal. Di samping itu, target juga perlu bagi pelatih untuk mengingatkan subjek tentang

(6)

kewajiban yang dilakukan selama pelatihan. Pengisi lembar target dilakukan pada awal pelatihan.

2) Lembar kerja

Lembar kerja digunakan untuk mengetahui apa yang dirasakan sebelum pelatihan shalat khusyuk dan setelah mengikuti pelatihan shalat khusyuk.

3) Lembar observasi Pelatihan Shalat Khusyuk

Lembar observasi digunakan oleh observer untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama pelatihan berlangsung.

4) Lembar evaluasi terhadap kegiatan Pelatihan Shalat Khusyuk

Lembar evaluasi terhadap pelaksanaan Pelatihan Shalat Khusyuk yang telah dilaksanakan. Lembar evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pelatihan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dalam pelatihan ini meliputi tiga hal, yaitu evaluasi penyelenggaraan pelatihan, trainer, dan materi pelatihan. Penilaian evaluasi pelatihan diukur dengan menggunakan skala interval 1 sampai 5. Nilai 1 mengindikasikan kurang sekali, 2 kurang, 3 mengindikasikan cukup, 4 mengindikasikan baik, dan 5 mengindikasikan sangat baik.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:

1. Persiapan penelitian

a) Melakukan wawancara dengan subjek

b) Melakukan studi pustaka mengenai kecemasan terhadap penderita hipertensi.

2. Penyusunan rancangan penelitian dan modul pelatihan shalatkhusyuk

(7)

Penyusunan modul pelatihan shalat khusyuk adalah sebagai panduan pelatihan untuk melakukan pelatihan ini. Manual prosedurnya, berisi tentang:

a) Pendahuluan yang berisi tentang penjelasan mengenai shalat khusyuk b) Persiapan fasilitator

c) Struktur sesi pelatihan d) TOR pelatihan

e) Langkah-langkah pelaksanaan 3. Alat dan materi

a) Checklist untuk mengukur tingkat kecemasan pada penderita hipertensi b) Modul pelatihan shalat khusyuk

c) Lembar informed consent yaitu lembar yang menerangkan persetujuan subjek terlibat dalam penelitian. Lembar ini diisi oleh subjek.

d) Lembar evaluasi pelatihan yang akan diiisi oleh subjek setelah pelatihan selesai dilaksanakan.

e) Lembar kerja

f) Alat yang menunjang pelaksanaan penelitian, diperlukan beberapa peralatan / perlengkapan sebagai berikut: ruangan atau tempat pemberian pelatihan disertai meja, mukena, sajadah, perlengkapan audio visual (LCD, kamera, tape recorder)

g) Tape recorder. Proses wawancara direkam dengan menggunakan tape recorder (apabila diizinkan oleh pihak yang di wawancara)

4. Persiapan pelatih untuk melakukan pelatihan

Pelatih yang akan melaksanakan manual intervensi dalam penelitian ini adalah seorang psikolog dengan kriteria sebagai berikut:

(8)

a) Psikolog yang memiliki ijazah profesi psikolog

b) Psikolog memiliki pengetahuan dan memahami tentang shalat khusyuk c) Trainer shalat khusyuk dan sudah pernah melakukan praktik shalat khusyuk d) Memiliki kemampuan interpersonal yang baik

e) Menguasai manual prosedur pelatihan f) Bersedia terlibat selama proses pelatihan

g) Memiliki kemampuan memberi pelatihan shalat khusyuk 5. Pelaksanaan penelitian

Adapun pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a) Mengukur tingkat kecemasan subjek dengan menggunakan skala kecemasan BAI untuk mendapatkan skor prates dari skala alat ukur terpakai.

b) Pemberitahuan program yang bertujuan agar subjek secara sukarela dalam penelitian, c) Setelah subjek bersedia ikut secara sukarela dalam penelitian, subjek mengisi informed

consent.

d) Menurut perjanjian dan kesepakatan awal, pelatihan shalat khusyuk pertemuan terdiri dari 3 pertemuan dan tiap pertemuan terdiri dari 4 dan 5 sesi dengan rentang waktu 60- 100 menit. Pelatihan dilakukan di balai desa Huntap Pagerjurang Cangkringan. Selama penelitian, peneliti melakukan evaluasi bersama-sama dengan pelatih setelah pelatihan selesai dilakukan. Hal ini ditujukan untuk memonitor perkembangan partisipan dan melengkapi hasil observasi. Adapun agenda pelaksanaan pelatihan shalat khusyuk adalah sebagai berikut:

(9)

Tabel 5

Blue-print Pelatihan Shalat Khusyuk

Pertemuan Kegiatan Waktu

1 Registrasi peserta

Inform consent dan rapport Pengukuran tekanan darah Prates

Sharing

Kontrak pelatihan dan target

100 menit

2 Psikoedukasi kecemasan Sharing

Psikoedukasi Shalat khusyuk Diskusi, sharing, dan Praktek Evaluasi dan penutup

150 menit

3 Review

Edukasi Wudhu, Shalat, Dzikir dan Doa Latihan Berwudhu

Latihan Dzikir dan Doa Sharing dan refleksi Kesimpulan dan penutup

130 menit

e) Setelah pelatihan selesai, peneliti melakukan pengukuran tingkat kecemasan dengan skala kecemasan pada pasien hipertensi untuk mendapatkan skor pascates.

f) Pengujian pasca pelatihan (tindak lanjut) dilakukan dua minggu setelah pelatihan dengan memberikan skala kecemasan pada pasien hipertensi.

G. Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan BAI (Beck Anxiety Inventory) yang masing-masing diberikan saat prates pelatihan, selama pelatihan dan setelah pelatihan. Proses penilaian dan pengukuran tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah pelatihan shalat khusyuk yang telah dilakukan mampu membantu menurunkan kecemasan pada pasien lansia hipertensi. Proses analisis ini menggunakan perangkat lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Window versi 17.0. Teknik analisis yang digunakan adalah Anava

(10)

Repated Measurement. Analisis ini juga dilengkapi berdasarkan hasil observasi, wawancara, lembar kerja dan lembar evaluasi.

Gambar

Tabel 2  Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Setelah peneliti melakukan pengamatan dan wawancara dengan berbagi pihak, dalam pengembangan proyek migas Blok Cepu, terdapat unsur-unsur perjanjian kerjasama yang

Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja SKPD Provinsi Provinsi Kaltim difokuskan untuk optimalisasi pengelolaan kegiatan program SKPD, yaitu yang berkenaan dengan efisiensi,

tidak diisi (kosong) kemudian klik tombol daftar Nama (kosong), alamat (kosong, telepon (kosong), user Sistem akan menolak akses pendaftaran dan menampilkan “anda belum

Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di

Masukan sel rata kanan : Jika data lebih panjang dari panjang sel maka lebihnya akan mengisi sel disebelah kirinya yang kosong, jika sel sebelah kiri terisi maka data akan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 dan dikoordinatori oleh Bapak Adri dari divisi FPMP. Persiapan yang dilakukan meliputi menyiapkan Seminar Kit

MM ' Pembina Utama Madya

Dari tabel ini juga dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya efikasi diri yang dimiliki siswa laki-laki dengan siswa perempuan dalam satu kelas tidaklah sama, karena saat