• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, terjadi pertempuran-pertempuran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, terjadi pertempuran-pertempuran"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

11.1. PALANG MERAH INDONESIA.

11.1.1. Sejarah Palang Merah Indonesia.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Pada tanggal 17 Agustus 1945, t e r j a d i pertempuran-pertempu- ran dengan pihak Sekutu yang mencoba menjajah kembali.

Akibat dari pertempuran-perterapuran i n i , ada korban-korban yang lu k a , gugur, yang harus mendapat bantuan. Maka dari i t u dirasakan perlu adanya suatu badan yang mengurus soa l - s oa l perikemanusiaan.

Tujuh belas hari sesudah Proklamasi Kemerdekaan R I , yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden RI yang pertama I r . Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu ba dan Palang Merah Nasional, dan pada tanggal 17 September 1945 terbentuklah Pengurus Besar PMI yang diketuai oleh Wa­

k i l Presiden RI yang pertama yaitu : Drs. Moh. Hatta.

PMI segera menjalankan tugasnya, dimana diadakan pos-pos p3K di daerah-daerah pertempuran, dan pemuda pemudi Indone­

s ia mendapat g i l i r a n untuk menjaga, mendapatkan didikan pe- rawatan pada waktu i t u .

Meskipun PMI pada waktu i t u berada dalam keadaan serba keku rangan, namun bisa mengatasi segala rintangan-rintangan.

Dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1950, PMI telah mengu _ rus : pengambilan Romusha, pengungsian anak-anak Belanda da r i RI ke Belanda, pengungsian orang-orang Cina, pengungsian orang-orang Jerman dan la i n sebagainya. Juga PMI t e l a h me - ngadakan hubungan dengan Perhimpunan-perhimpunan Palang Me

(2)

17.

rah Luar Negeri.

PMI mendapatkan pengesahan dari Pemerintah sebagai satu-satu nya Palang Merah Nasional di Indonesia dalam tahun 1950 de - ngan surat penetapannya No 25 tahun 1950, yang melakukan pe- kerjaan ke Palang Merahan menurut dasar-dasar Palang Merah yang ditetapkan dalan Konvensi Geneva dan mendapatkan penga- kuan Internasional, karena telah memenuhi syara t-s yar at yang

telah ditetapkan oleh Komite Internasional Palang Merah.

PMI diterima sebagai anggota Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional pada tanggal 17 Oktober 1950.

Sejak didirikan pada tahun 1945 > telah banyak pula menyum bangkan tenaga, terutama di bidang Kesehatan, yang diatur de.

ngan peraturan Menteri Kesehatan RI yaitu dengan peraturan No 023/Birhup/1972.

I I . 1.2. Tujuan dan Aktivitas PMI.

Palang Merah Indonesia bertujuan meringankan penderi taan sesama manusia, apapun juga sebabnya, tanpa perbedaan golongan, bangsa , warna k u l i t , jenis kelamin, bahasa, agama ataupun kepercayaan.

Dalam melaksanakan tugasnya , PHI mengadakan ker jasama I n t e r ­ nasional dalam bidang ke Palang Merahan, sesuai dengan Kon - vensi Geneva serta ketentuan-ketentuan dan kebiasaan-kebiasa an yang berlaku.

Aktivitas PMI dalam waktu perang adalah :

Membantu Jawatan Kesehatan Angkatan Perang dan pada umumnya memberi pertolongan kepada korban-korban perang.

(3)

Dalam waktu damai :

a. Membangkitkan perhatian umura dengan menyebar luaskan pe- pengertian tentang azas dan tujuan Palang Merah.

b. Memupuk rasa s a l l n g pengertian antara sesama manusia dan antara bangsa-bangsa.

c. Menyiapkan tenaga-tenaga dan a l a t - a l a t yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan Palang Merah Indonesia, anta­

ra l a i n dengan :

. Member! pelajaran pertolongan pertama pada kecelakaan dan perawatan keluarga.

. Menyiapkan pos-pos pertolongan pertama pada kecelakaan dan kelompok-kelompok penolong.

. Menyelenggarakan Dinas Transfusi Darah, Palang Merah Remaja dan membentuk Korps Sukarela Palang Merah Indo­

nesia .

. Menyelenggarakan usaha-usaha l a i n menurut kemampuan Pa lang Merah Indonesia.

d. Turut menyelenggarakan usaha-usaha kesehatan dan s o s i a l lain nya .

I I . 1.3. Lambang PMI.

Lambang Palang Merah Indonesia ia la h palang yang berwarna merah, yang merupakan lima bentuk bujur sangkar a - tas dasar putih.

Pengurus Besar, Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang memper- gunakan tanda perhimpunan Palang Merah Indonesia di atas da sar putih yang berbentuk bunga melati.

(4)

Untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu, Pengurus Besar t i a p liali akan menetapkan tanda-tanda dengan bentuk dan corak yang d i - perlukan.

I I . 1.4. Struktur Organisasi PMI.

Palang Merah Indonesia adalah suatu Perhimpunan Na - s ion al yang dibentuk oleh masyarakat, b e r d i r i s en d iri dan be kerjasama dengan Pemerintah.

Organisasi PMI disusun sebagai berikut :

Pengurus Besar ^ ^ Markas Besar

(Seluruh wilayah RI)

Pengurus Dae rah (Daerah tingkat I )

Pengurus Cabang (Daerah tingkat I I )

Markas Daerah

■>

Markas Cabang

Ranting-ranting Pengurus Besar :

T e r d i r i dari s ed ik it -d ik it ny a tujuh orang anggota, diantara^

nya : . Seorang Ketua Umum.

. Seorang atau beberapa orang Ketua.

. Seorang Sekretaris Jendral.

. Seorang Bendahara.

. Seorang atau beberapa orang anggota.

Pengurus Besar berkewa jiban :

(5)

. Memirapin pelaksanaan tugas PMI.

. Melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Besar.

• Melaksanakan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pengurus Besar membentuk suatu Pengurus Besar Harian, yang t e r d i r i dari :

. Seorang Ketua.

• Sekretaris Jendral.

. Bendahara.

• Seorang atau beberapa orang anggota.

Pengurus Besar Harian berkewajiban :

Melaksanakan tugan Pengurus Besar dalam masa antara 2 rapat Pengurus Besar.

Sekretaris Jendral :

Berkewajiban melaksanakan tugas Pengurus Besar Harian dalam

maBa antara 2 rapat Pengurus Besar Harian.

Sekretaris Jendral adalah pejabat t e r t i n g g i dalam bidang ad- ministrasi umum dan administrasi keuangan dari Perhimpunan PMI. Selain i t u Sekretaris Jendral juga mengurus uang, ba rang dan segala kekayaan PMI lainnya.

Bendahara :

Sebagai anggota Pengurus Besar melaksanakan tugas-tugas Peng urus Besar Harian yang menyangkut s o a l - s o a l keuangan.

Bendahara berkewajiban merencanakan Anggaran Belanja dan Pen da pa tan PMI, serta berkewajiban mengusahakan dana-dana dalam rangka terlaksananya usaha tersebut di at a s.

(6)

Pengurus Daerah :

T e r d i r i dari s ed ik it- di ki tny a lima orang anggota, diantara - nya : . Seorang Ketua.

. Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua.

. Seorang Sekretaris.

. Seorang Bendahara.

. Seorang atau beberapa orang anggota.

Pengurus Daerah berkewa jiban :

. Memimpin tugas PMI di dalam wilayah kerjanya.

. Melaksanakan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga di dalam wilayah kerjanya.

• Melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Besar, Pengurus Besar dan Musyawarah Daerah,

Pengurus Cabang :

T e r d i r i dari sed ik it- di k it ny a lima orang anggota, diantara nya : , Seorang Ketua .

• Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua.

• Seorang Sekretaris.

• Seorang Bendahara,

• Seorang atau beberapa orang anggota, Pengurus Cabang berkewajiban :

• Melaksanakan usaha PMI di dalam wilayah kerjanya.

• Melaksanakan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga di dalam wilayah kerjanya.

. Melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Cabang dan Pengurus Daerah.

(7)

I I . 1.5. Keanggotaan PMI.

Keanggotaan PMI t e r d i r i da ri : Anggota Biasa :

. Yang dapat diterima sebagai Anggota Biasa ia la h Warga Neg^.

ra Indonesia berumur 18 tahun ke at a s.

. Anggota Biasa mempunyai hak dan kewa jiban untuk menghadiri Musyawarah Cabang dengan mempunyai hak suara.

. Anggota Biasa berkewa jiban membayar iuran paling se di k it Rp 10,00 sebulan dan/menyumbangkan baktinya dengan cara l a i n , menurut kebijaksanaan Cabang, yang sesuai dengan per aturan Pengurus Besar.

Anggota Remaja :

. Anggota Remaja ia la h Warga Negara Indonesia berumur antara 7 tahun dan 18 tahun.

• Anggota Remaja turut serta dalam pelaksanaan azas dan tuj u an Palang Merah Indonesia dan diharapkan akan menjadi Ang­

gota Biasa yang baik.

Anggota Luar Biasa :

. Yang menjadi Anggota Luar Biasa adalah anggota bukan Warga Negara Indonesia.

. Anggota Luar Biasa berhak untuk menghadiri Musyawarah Ca - bang, tetapi tidak mempunyai hak suara.

. Pengurus Besar akan memberikan ketentuan-ketentuan leb ih lanjut mengenai hal i n i .

Anggota Kehormatan. . .

(8)

23.

Anggota Kehormatan :

. Anggota Kehormatan iala h mereka yang sangat berjasa kepada Palang Merah Indonesia.

• Yang berhak menetapkan adalah Pengurus Besar.

Permintaan menjadi anggota disampaikan kepada Sekretaris Ca- bang PMI.

Anggota Bia sa, Anggota Luar Biasa dan Anggota Remaja dihenti kan oleh Pengurus Cabang b i l a ia melakukan perbuatan-perbuat.

an yang mencemarkan PMI.

Penghentian Anggota Biasa, Luar Biasa dan Anggota Remaja ter sebut di atas sifatnya sementara. Pengurus Cabang mengajukan persoalannya secepat mungkin kepada Musyawarah Cabang atau Musyawarah Kerja Cabang berikutnya, yang setelah mendengar kedua belah pihak, mengambil keputusan terakhir.

I I . 2. USAHA TRANSFUSI DARAH DI INDONESIA.

I I . 2.1. Latar Belakang dan Perkembangan.

Usaha Transfusi Darah di Indonesia sudah dimulai o - leh Palang Merah Indonesia pada tahun 1950 yang l a l u sebagai lanjutan dari pada usaha Transfusi Darah yang diselenggara - kan oleh Palang Merah Belanda sebelumnya di Indonesia i n i . Akan tetapi antara tahun 1950 sampai dengan 1968 sangat sedi kit kemajuan yang dicapai. Biarpun di beberapa kota di Indo­

nesia sudah ada Dinas Transfusi Darah se p e rt i di Jakarta, Bo gor, Bandung, Semarang, Surabaya, Ujungpandang, Medan dan be berapa kota lainnya berupa Unit-unit pendaftaran donor, akan tetapi je la s tidak ada koordinasi yang sempurna waktu i t u .

(9)

Program pengadaan darah secara berencana mulai dilaksanakan oleh PMI sejak bulan Pebruari 1969 yaitu ketika didirikan Lembaga Pusat Transfusi Darah yang berkedudukan di Jakarta dan sejak it ulah mulainya program pengadaan darah secara Na s ion al di Lingkungan PMI.

Langkah-langkah dan program kerja yang diambil pada tahap permulaan itu ial a h mengusahakan :

1* Mendidik tenaga-tenaga Asisten Transfusi Darah,

2. Mengadakan alat-alat/perlengkapan bagi dinas-dinas Trans f u s i darah yang ada maupun yang akan di d i r i k a n .

3* Membina DTD-DTD yang sudah ada dan merencanakan serta mensponsori pendirian DTD-DTD baru.

4. Mengerahkan donor secara i n t e n s i f . 5. Mengadakan penelitian di bidang :

- I s os er o lo g i - Au-Antigen

- Dangerous "0" : donor

- Prenatal dan Postpartum se r o l o g i 6. Memproduksi :

- Anti A - Anti B

- Coombs serum

7. Infusion Solution,yang meliputi bidang-bidang , masing - masing :

a . Produksi cairan i n f u s , termasuk ACD b. Testing :

- Pyrogen

(10)

- S t e r i l i t y

- Quality Controle

I I . 2.2. Program Pengadaan Darah di Indonesia

Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya kebu­

tuhan akan darah yaitu :

a . Meningkatnya f a s i l i t a s - f a s i l i t a s kesehatan serta penam- bahan tenaga s p e s i a l i s hampir di semua Rumah Sakit-Rumah Sakit Kabupatem. Hingga pasien dapat langsung dio bat i di Rumah Sakit-Rumah Sakit Kabupaten tersebut.

b. Adanya penemuan ilmiah dalam dunia kedokteran baik dalam diagnostic pengobatan maupun teknik-teknik operasi,

c. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berobat ke rumah sakit-rumah s a k i t (dokter minded), yang ternyata banyak di antara kasus penyakit i t u yang memerlukan darah dalam

pengobatannya. Begitu pula dengan makin banyaknya l«um ibu yang melahirkan di rumah s a k i t .

d. Makin banyak terjadinya kecelakaan berdarah,apakah i t u - kecelakaan akibat l a l u l i n t a s , in du st ri , pabrik - pabrik dan l a i n - l a i n .

Semua faktor di atas menuntut adanya suatu program pengada­

an darah secara mantap. Untuk i t u Palang Merah Indonesia se jak tahun 1969 sudah menyusun suatu program pengadaan darah secara nasional, meskipun pada waktu i t u belum ada penugas an secara resmi da ri Pemerintah kepada PMI. Barulah pada bu lan Oktober 1972 keluar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 023/024/Birhup 1972 yang secara resmi menugaskan PMI un -

(11)

tuk melaksanakan usaha pengadaan darah di Indonesia.

Usaha pengembangan :

Untuk mengembangkan usaha pengadaan darah secara nasional i n i secara raantap,perlu adanya h a l - h a l penunjang yang mu- t la k adanya a@ar usaha pengembangan tersebut dapat berja - lan dengan la nc a r,y a itu :

1. Adanya pengakuan dari masyarakat dan pemerintah akan pentingnya peningkatan pengadaan darah buat melayani pe ngobatan penderita dengan jalan tr an s fu s i darah.

2. Perlu disusun suatu program pengadaan darah secara Nasi onal. Yang terbaik untuk i n i dalam suatu negara i a la h - tidak terdapatnya bermacam-macam pihak yang menyelengga rakan usaha pengadaan darah.

3. Perlu kerja sama erat antara aparat-aparat Pemerintah - dengan badan yang ditugaskan dalam usaha pengadaan da - rah. Jadi,kalau di Indonesia i n i adalah antara Departe- men Kesehatan dengan PMI.

4. Pengadaan darah i n i harus didasarkan atas sumbangan tan pa pamrih, artinya masyarakat harus dibiasakan b er pi k ir

"Apa yang bisa saya berikan sebagai donor" dan berubah cara b er pi k ir yang selama i n i banyak timbul di antara kita yang s e l a l u mengatakan "Apa yang akan saya peroleh dengan menjadi donor” ,

5. Faktor yang terpenting lainnya ial a h memupuk kesadaran masyarakat secara luas dan terus menerus. Misalnya de­

ngan memberikan motivasi yang sesuai dengan kehendak Zaman dan memenuhi a s p i r a s i masyarakat.

(12)

Untuk Indonesia motivasi yang baik dipakai adalah menga- rahkan pandangan kepada ib u -ib u yang melahirkan. Sebab dalam kenyataannya ada k0% lebih darah yang dikumpulkan PMI dipakai untuk i b u -i b u yang dirawat di Bagian Kebi - da nan.

I I . 2.3* Perkembangan Jumlah Dinas Transfusi Darah

Selama 10 tahun jumlah Dinas Transfusi Darah (DTD) PMI sudah mengalami kenaikan lebih 3 k a l i . Pada tahun 1969 baru tercatat 17 buah DTD, tapi sampai tahun 1978 meningkat menjadi 58 buah.

Di Sumatera

Di Jawa

Di B al i Di Lombok

Di Nusatenggara Timur Di Kalimantan

: 11 buah,ialah Banda Aceh, Medan,Te- bing Tinggi ,Pematang S i a n t a r , Jambi Padang, B u k i t t in g g i , Bengkulu, Palem- bang,Pakan Baru,Tanjung Karang.

: 29 buah,ialah Jakarta, Bogor ' 2 ) , — Tasikmalaya ,Cirebon ,Tangerang,Ga - rut ,Sema rang, Surakarta ,Magelang,Te gal,Kudus,Purwokerto,Klaten,Pati, - B1 ora ,Yogyakarta , Surabaya , Malang , Malang,Madiun,Kediri,Mojokerto,Bon dowoso.

: 1 buah, ia la h Denpasar : 1 buah, ial a h Mataram

; 1 buah, ialah Kupang

: 6 buah, ial a h Samarinda ,Balikpapan Banjarmasin, Pontianak,Singkawang , Palangkaraya.

(13)

2 3 .

Di Sulawesi

Di I r i a n Jaya Di Timor Timur Di Maluku

: 5 buah, ia la h Menado, Palu, Ujungpan- dang, P a r e- P ar e, Kendari.

: 2 buah, ial a h Jayapura, Fak-Fak.

: 1 buah, ia la h D i l i . : 1 buah, ia la h Ambon.

II.2.i+. Peningkatan Jumlah Donor Darah.

Pada tahun 1969 baru tercatat sebanyak 28.265 donor dan pada tahun 1978 sudah mencapai 197.419 orang, b e r a r t i te lah tercapai peningkatan sebanyak leb ih 6 k a l i l i p a t .

Khusus untuk donor sukarela yang pada tahun 1969 baru t e r c a ­ tat 6.859 orang dan tahun 1978 mencapai 143*518, b e r a r t i ada kenaikan le bi h 20 k a l i .

Suatu hal yang menggembirakan pula i a l a h , sampai tahun 1978 donor sukarela sudah leb ih banyak jumlahnya dari donor peng- ganti.

Perkembangan Donor Dari Tahun Ke Tahun.

Tahun D. Sukarela % D. Pengganti % T otal

1969 6.859 24,26 21.4 06 75,74 28.265

1970 8.564 26,4 0 23 .872 73,59 32.436

1971 13.671 30,29 31.454 69,70 45.1 25

1972 15.874 31,32 34.801 68,68 50.675

1973 19.205 33,24 38.312 66,31 57.517

1974 27.849 37,86 45.6 98 62,14 73.547

1975 55.605 57,08 41.809 42,92 97.414

1976 90.848 66,94 44.887 33,06 135.735

1977 112.578 68,57 51.581 31,43 164.159

1978 143.518 72,69 53.901 27,31 197.419

(14)

Grafik Perkembangan Donor Tahun ke Tahun

210000

80000

150000

1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978

D. Pengganti = Donor Pengganti, yaitu donor yang menyumbang- --- kan darah untuk memenuhi kebutuhan darah buat

k e lu a rg a, sahabat, dan sebagainya.

D. Sukarela = Donor Sukarela, yaitu donor yang menyumbang - darah atas kemauan s e n d ir i, tanpa menentukan untuk siapa darah it u disumbangkan dan menye- rah an/mempercayakan sepenuhnya pada PMI.

Mereka bisa menyumbang s e k a l i saja atau seca­

ra teratur

3 - 4

k a l i setahun.

(15)

I I . 2.5. Perbandingan Donor Terhadap Jumlah Penduduk Indone­

s i a .

Ditinjau dari "Donation-rate" secara Nasional, maka angka/hasil yang dicapai masih t e r l a l u k e c i l . Misalnya untuk

tahun 1977 dengan 16^.159 donor dari 135 juta penduduk Indo­

nesia maka b e r a r t i di antara

1.000

penduduk baru ada

1,2

ba-

gian yang ja di donor. Bila dibandingkan dengan Negara maju di mana angka donation-ratenya adalah kO - 80 per seribu penduduk, maka kita masih k e c i l .

Berikut adalah tabel penyumbang r a t a - r a t a per 1.000 penduduk tahun demi tahun dengan perkiraan pada tahun

1977

jumlah pen duduk Indonesia 135 juta dan s eti ap tahunnya t e r j a d i pening- katan + 2%,

Tahun Donor

Sukarela

Donor

Pengganti To tal

1969 0,06 0,18 0,24 per 1.000

1970 0,07 0,20 0,27

1971 0,11 0,26 0,37

1972 0,13 0,28 0,41

1973 0,16 0,30 0,46

1974 0,21 0,36 0,57

1975 0,42 0,33 0,75

1976 0,68 0,38 1,06

1977 0,83 0,38 1,21

1978 1,04 0,39 1,43

I I . 3. PUSAT KEGIATAN PMI CABANG SURABAYA.

I I . 3.1. Pengertian Pusat Kegiatan PMI Cabang Surabaya.

Ialah suatu wadah/bangunan yang menampung kegiatan PMI yang ada di Surabaya.

(16)

I I . 3.2. Kegiatan Yang Dilakukan

Kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Kegiatan PMI Ca­

bang Surabaya t e r d i r i da ri :

1. Kegiatan Dinas Transfusi Darah.

yaitu : mengumpulkan, mengolah dan raenyimpan darah dari para donor untuk kemudian diberikan pada yang membutuh - kan.

2. Kegiatan Dinas Bantuan Bencana.

yaitu : memberikan pertolongan kepada sesama manusia pa­

ra korban bencana alam.

3. Kegiatan Dinas Ambulans.

yaitu : memberikan pertolongan kepada para korban kecelg.

kaan l a l u l i n t a s jalan raya, untuk dibawa ke Rumah Sakit.

4. Kegiatan Dinas Pendidikan,

yaitu : mendidik para anggota PMR (Palang Merah Remaja) dan TSR (tenaga s u k a r e la ) , misalnya tentang P3K.

Untuk kemudian diperbantukan pada Dinas Bantuan Bencana dan Dinas Ambulans.

5. Kegiatan P o l i k l i n i k .

yaitu : memberikan pertolongan curaa-cuma pada para donor yang sa kit atau butuh perawatan0

11.4. USAHA TRANSFUSI DARAH DI SURABAYA.

I I . 4.1. Riwayat Usaha Transfusi Darah di Surabaya.

Usaha Transfusi Darah di Surabaya yang semula diker jakan oleh Palang Merah Belanda, pada tahun 1950 dikerjakan

(17)

oleh Palang Merah Indonesia , pada mulanya semua tenaga yang ada masih banyak orang-orang Belanda. Usaha Transfusi Darah oleh PMI i n i menempati sebuah ruangan yang k e c il pada la b o - ratorium Daerah. Sebagai pimpinannya yaitu P r o f .d r . Pijma, yang saat it u juga sebagai Kepala Laboratorium Daerah. Sam- pai tahun 1955 usaha tra n sfu si i n i masih berjalan sebagai Dermawan Darah, yaitu mengumpulkan donor dan mengambilnya b i l a diperlukan. Berangsur-angsur kegiatan i n i berubah men- ja d i DTD, dengan mengadakan penyimpanan darah sehingga s e t i ap keperluan darah yang mendadak dapat dipenuhi.

Pada tahun 1957 DTD tidak l a g i menempati Lab Daerah, tetap i pindah ke J l . Embong Ploso 7« Oleh karena tenaga yang masih langka maka kegiatan di waktu sore dan malam hari dipindah- kan ke rumah dr. Pijma.

Pada tahun 1963 pimpinan DTD berganti kepada d r. Suharyono Padmodiwiryo, dan DTD tetap menempati gedung yang sama, ha- nya b i la sore dan malam. hari harus pindah l a g i yaitu ke ru ­ mah dr. Suharyono.

Baru tahun 1967 DTD mempunyai tenaga yang " f u l l t i m e r " . Mulg.

i tahun 1969 seluruh kegiatan DTD berada di dalam satu ge - dung yaitu di J l . Embong Ploso 7 dan tidak l a g i berpindah - pindah tempat b i la sore dan malam h a ri.

Pada tahun 1971 DTD-PMI cabang Surabaya mulai mengenalkan pemakaian pl a st ic bag untuk menampung darah disamping masih menggunakan botol.

Pada tahun 1974 pimpinan DTD diserah terimakan d a ri dr. Su­

haryono kepada d r. A lfia n Sutowadi.

(18)

Dengan usaha-usaha yang ada serta bantuan d a ri LPTD, s e d ik it demi s e d ik it DTD mulai mengatur dan raelengkapi sarana-sarana yang diperlukan untuk peningkatan usaha Transfusi Darah di Surabaya, baik di bidang p e rs o n il, m a t e riil maupun sarana yang lainnya.

Pada tahun 1975 kepada DTD diberikan suatu otonomi dalam me- ngelola keuangannya. Keuangan DTD tidak l a g i berada dalam sa tu kas dengan keuangan PMI Cabang, tetap i DTD mempunyai kas s e n d ir i.

Segala masalah medis teknis maupun keuangan dik elola penuh o leh DTD s e n d ir i, tetap i masalah yang menyangkut urusan-urus- an keluar (in sta n s i l a i n ) harus diketahui atau dilakukan o - leh Pengurus PMI Cabang.

Sejak tahun 1975 seluruh penampungan darah memakai p la s t ic bag, botol tidak l a g i dipakai untuk menampung darah.

Pada tahun 1977» setelah didapat tambahan gedung baru untuk perluasan DTD maka mulai pula diproduksi komponen-komponen darah. Hal i n i dimungkinkan karena sejak tahun 1976 telah di b e l i sebuah " Refrigerated Centrifuge" dan baru bisa berope- r a s i setelah mendapatkan gedung baru.

Untuk memenuhi tenaga-tenaga yang terampil dalam bidang Transfusi Darah maka sejak tahun 1970 dikirim tenaga DTD un­

tuk mengikuti kursus Asisten Transfusi Darah yang diselenggg.

rakan oleh LPTD, secara b e r g il ir a n .

Penambahan tenaga dokter telah pula dilakukan, sampai seka - rang tenaga dokter yang ada sebanyak 5 orang.

(19)

I I .

k.

2 . Pelayanan Kesehatan Dalam Hubungannya Dengan Trans­

fu s i Darah di Surabaya.

Surabaya merupakan kota kedua terbesar d i Indonesia sesudah Jakarta, dengan jumlah penduduk kurang lebih

2 .3 9 2 . 6 0 0 j i w a .

F a s i l i t a s Rumah Sakit yang ada :

- Satu Rumah Sakit Propin si, yang merupakan RS Top Ref f e r a l . Bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Air langga, merupakan RS Pendidikan. Mempunyai kapasitas tem - pat tidur kurang lebih 1 . 5 0 0 buah.

- Sembilar. buah Rumah Sakit berukuran sedang dengan r a ta -ra ta tempat tidu r sebanyak 3 0 0 buah.

- Delapan buah Rumah Sakit ukuran k e c il dengan r a t a -r a t a tem pat tidur 2 0 - 3 0 buah.

- Duapuluh buah Rumah Sakit Bersalin dan BKIA yang ada.

Kebutuhan akan darah d a ri semua Rumah Sakit yang ada terse - but d ila y a n i oleh DTD-PMI cabang Surabaya.

Selain it u DTD melayani pula permintaan darah yang berasal d a ri Rumah Sakit di s e k ita r Surabaya, yaitu RS Gresik, RS Bangka l a n , RS Mojokerto, RS Sidoarjo dan RS Lamongan.

I I . 4.3. Perkembangan Donor Darah d i Surabaya.

Donor darah yang ada di Surabaya sebagaimana di tem­

pat la in di Indonesia, t e r d i r i d a ri 2 macam yaitu donor sukg.

r e la dan donor pengganti.

Dalam peningkatan donor, DTD s e la lu meningkatkan donor suka­

re la dengan tujuan akhir yaitu agar nantinya tidak ada l a g i

(20)

donor pengganti. Sehingga kemungkinan adanya c a lo -c a lo darah bisa dihindarkan.

Untuk s e la lu meningkatkan donor sukarela agar kebutuhan da - rah di Surabaya dapat terpenuhi, maka s e la lu ditingkatkan

"Donor Recruitment".

Usaha-usaha yang pernah dilakukan untuk meningkatkan donor i n i yaitu :

a . Pemanggilan donor melalui surat.

b. Kampanye donor melalui mass media, baik surat kabar pusat maupun surat kabar lo k a l.

c. Mengadakan ceramah-ceramah pada kantor dan perkumpulan perkumpulan s o s i a l .

d. Melakukan pendekatan-pendekatan melalui donor yang sudah ada, agar mau mengajak teman, keluarga atau kenalan yang

l a in .

e. Mengajak kepada keluarga pemakai darah agar mau ikut men­

ja d i donor sukarela.

(21)

Il.Zf.Z*. Perkembangan Pemakaian Darah di Surabaya.

Berhubung meningkatnya kegiatan dan kemajuan di bi - dang kedokteran maka setia p tahun pemakaian darah s e l a l u me- ningkat.

Suatu raisal, pada tahun 1975, ketika f a s i l i t a s operasi masih belum lengkap, maka belum dapat dilakukan operasi jantung terbuka atau tumor-tumor otak.

Pada tahun 1978 hal i n i sudah dapat dilakukan dan pada s e t i ­ ap operasi s e l a l u dibutuhkan darah yang tidak s e d i k i t . Operg^

s i - o p e r a s i semacam i t u dimulai pada tahun

1977

dan pada ta - hun

1978

sudah dapat dilakukan hampir seminggu s e k a l i .

Dengan berhasilnya DTL-PMI cabang Surabaya membuat komponen darah, maka dilakukan juga pengarahan kepada para k l i n i s i un tuk memakai darah secara tepat.

Usaha i n i dilakukan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan me ngenai pemberian darah. Atau ceramah di Rumah Sakit-Rumah S^.

k i t dengan menunjukkan bagaimana darah dipakai secara e f i s i - en, yaitu dengan memakai komponen darah.

Pemakaian komponen darah i n i mulai diperkenalkan di Surabaya sejak tahun 1977. Dan sejak tahun i t u pula jumlah darah yang diterima dapat diberikan kepada penderita dalam jumlah yang lebih banyak.

Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1978 kenaikan pemakaian komponen darah makin t e r l i h a t dan makin banyak para k l i n i s i yang lebih menyenangi komponen darah dari pada "whole blood".

(22)

Pengadaan dan P em akaian Darah Tahun 1970 - 1984

Tahu n DONOR SUK/.RELA

;or_or .Lama Doner Jxiru

D o n o r

P c n ^ a n t i

Jumlah

1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1960 1961 1962

195/;

1 9 .5 ,J 3 0 .2 >J

30,0

,i

32,8

^

32,0

% 3 6 ,8 - ^ 44 .2 51.6

^

78,9 ;6 71,0

o k ,7 /->

6 6 . 3 6

•. r

OC,D ^

f1 ^ ' /

O O j C / >;

738 1 .1 8 2

1.213 1 .3 9 ? 1.910 3.288 5.324 O.516 17.897 20.839

32.673 36.193 44.977 9.6.. 7

2 ,7

104

77,8 7 v 2.942

4 ,4

172

65,3 2.555

4 ,6

'70

167 6 5,3

K /0 2.636

9 ,6 / o 407 57,6 /O 2.44-6

10 ,1

603

57,9 % 3 .456

2 7,9 % 2 .488 3 5 ,3 7 0r J ~ 3.146

21,9

7 ° 2 .6 3 9 3 3 ,9 4.088 2 2,9 /J 4 .2 3 0 25 ,4 /-'

4

.681 23 ,7 / ' 5.366 1 0 ,6 2.397 21,7 /6 6 .3 60 nf 2.144 16 ,5 5.511

1

m

"r, ( / J 1.517 1 2 ,1 '/O 4 .6 79 3 ,2 1.241

10,0 4.916 1 ,7 '/•j 617

O j b /- 4 o o ^ ; 2 ,7 1.417 9 ,3 ' 5 .1 63 w_ , / j 1.211

1 0 0 /j

100 *

100 100

#

100

£

100

%

100

%

100

£

100

%

100 >'

100 ^

i o o >;

100 100 ^ 100 d

3 .7 84 3.909 4.036 4.245 5.969 8.992 12.051 18.427 22.691 29.363 32.097 38.793 43.928 50.763

’j ' o . 021

^ V y ? 9 0 £ 3 / c . > / 9,1 37

Jurnlah Jurnlah Jum

perrnintran Darah Pemberi an Dai-i'h Pcndc

100

4.624

81,3 a//o 3.758 1.632 100

0

y J /

4

.

69

s 81 ,3 /J 3.821 1.673 100 /J 4.890 79,5 A> 3.886 1.496

100 4.831 87,6 C7P 4.230 1.555

100 /o 6.298 91,8 a '/o 5.692 2.125

100 % 9.254 89,0 /0 8.237 4.712

100 % 14.002 83 ,5 >0 11.687 3.865 100 /-> 24.946 76,4 ;u 19.059 6.374 100 /J 29.863 84,1 04

25.126

8.136

100 r>//~ 37.320 86,6 7-> 32.315

10.642

100 /o <-l-2

.488

63,3 35.395 12.618 100 /' 49.361 84,3 %

41

• ^ 1^.901 100

57.617

61,5 4 b .941 16.863

100

64.107

82,8

53.095

20.708

100 66.747 69,5 /■j

59.757 4.446

(23)

Pemakalan Koraponen D m h Tahnn 1977- 1984

•'■■.hun

■ I* "

m

■if ' 11

ii wl ' . : i

8

.i 1

B

« J

-1 ^

: i

b ■ ■ ■ !• ■" ■■ ■

.

m

■ I1 ■ ■ 1

m

.

A k I

: 1' I J.? "ir

l r.!77 l . ; ■'.* kC n 37 vO.,

1973

• r m £ * 0

32

* o

1.9 357

1579 4 .

2 5 1

fJC 5u3 i r e 33c

ISfCO

C m 5

12 217 764 20£

1531 7.47C 2o2 777 332 311

l?u 2 3 .7 .,0 23* 421 635 753

1M 3 8 .5 2 3 513 704 779 1-653

193 If 14.563 702 1110 11 .2 7 1 921

3d.

t e l o t ..Lcr PluilJIf

o ^ 'u c L ;1. , ' '.0 * ■ iiK'aa ■ k ■ t i l

■*UI. • all III 'lU

16 1 ‘:

.-7 i . V O il

73 10

CiO 3 .7 2 2

29 11

2 n l

5.381

41 21 350 8.305

68 11 603 10.374

58 45 4C6 11.756

182 111 633 13.250

108 104 1.76C 20.547

Gambar

Grafik  Perkembangan  Donor  Tahun  ke  Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga fenomena mengenai dampak kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran di Indonesia dalam perspektif desentralisasi fiskal menjadi menarik

and see the reality that development of contemporary music tends to change meaning, from contemplation of passion (sensation), from sense of being stimulus, then the need

Adanya pengaruh keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi.. Kemampuan pengguna sistem informasi akuntansi  (Prabowo, Sukirman, &amp;

Hasil uji hipotesis yang keempat adalah responsifness dalam kualitas pelayanan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pengguna aplikasi berbasis

manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengambilan keputusan merupakan sebuah kepompong yang tidur (tidak aktif) sampai pimpinan bertindak untuk

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2012 ini ialah pemuliaan mutasi, dengan judul Induksi Mutasi Iradiasi Sinar Gamma untuk Pengembangan

Sehingga dapat dikatakan kinerja auditor adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya

Setelah menerima materi pembelajaran, diharapkan tertanam nilai kewirausahaan kepada diri siswa. Khususnya, setelah melewati proses pembelajaran dan menerima materi