• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI ( Air Susu Ibu) eksklusif adalah bayi hanya diberi saja selama enam bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah bayi berumur enam bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI(MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia dua tahun atau lebih (Kristiyansari, 2009, pp.23). Pemberian ASI eksklusif, selain bermanfaat bagi bayi juga bermanfaat bagi ibu, beberapa diantaranya adalah dapat mencegah perdarahan paska persalinan dan mencegah anemia (Partiwi, 2008). Pemberian ASI eksklusif juga membantu mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) sekaligus meningkatkan status gizi balita. Hal ini juga akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai (DEPKES, 1997).

Asi merupakan makanan terbaik dan telah memenuhi kebutuhan bayi usia 0 sampai 6 bulan hingga 100%. ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan enzim yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sehingga ASI dapat mengurangi resiko berbagai jenis kekurangan gizi. Selain itu, ASI juga mengandung semua jenis asam lemak yang penting bagi pertumbuhan otak, mata dan pembuluh darah yang sehat, zat besi yang dapat mencegah bayi dari anemia, kolostrum yang kaya antibody (Suryoprajogo, 2009, pp.7). Menyusui adalah anugerah terindah bagi ibu dan bayi.

Setiap ibu yang melahirkan pasti memiliki keinginan yang kuat untuk menyusui anaknya. Terutama mereka yang menyadari ASI akan membuat bayi tumbuh dengan maksimal, dan proses itu akan membuat ibu merasa menjadi ibu yang sempurna (Rosita, 2008, pp.25). Riset terbaru WHO pada 2005 menyebut bahwa 42 persen penyebab kematian balita di dunia yang terbesar adalah malnutrisi (58%) ''Malnutrisi seringkali terkait dengan asupan ASI''.(Siswono, 2006)

Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI

(2)

eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja (Arimurti, 2007). Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana 64,63% pekerja laki-laki dan 35,37%

pekerja wanita. Wanita yang bekerja sesungguhnya merupakan arus utama di banyak industri. Mereka diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi riwayat kesehatan mereka seharusnya diperlakukan berbeda dengan laki-laki dalam hal pelayanan kesehatan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita (DEPKES RI, 2010)

Sesuai dengan kodratnya, semua wanita akan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui bayi. Untuk meningkatkan kualitas SDM, dimulai sejak janin dalam kandungan, masa bayi, balita, anak-anak sampai dewasa. Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat- zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya. (DEPKES RI, 2010). Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar ,teratur dan eksklusif.

Salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) khususnya ASI eksklusif mempunyai dampak yang luas

(3)

terhadap status gizi ibu dan bayi. Untuk mendukung Deklarasi Innocenti 1990 (Italia) tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap pemberian ASI, telah dilaksanakan beberapa kegiatan penting, yakni pencanangan Gerakan Nasional PP- ASI ole Bp. Presiden pada tahun 1990, Gerakan Rumah Sakit dan Puskesmas Sayang Bayi yang telah menghasilkan sekitar 50-70% rumah sakit sayang bayi pada RS pemerintah dan sekitar10 – 20% pada RS swasta (DEPKES RI, 2010)

Pada Pekan ASI Sedunia tahun 1993 diperingati dengan tema Mother Friendly Workplace atau Tempat Kerja Sayang Bayi, menunjukan bahwa adanya perhatian

dunia terhadap peran ganda ibu menyusui dan bekerja. Menyusui adalah hak setiap ibu tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI dan menyusui serta bagaimana melakukan manajemen laktasi. Selain itu diperlukan dukungan dari pihak manajemen, lingkungan kerja dan pemberdayaan pekerja wanita sendiri (DEPKES RI)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 diketahui sebanyak 40,21% yang diberikan ASI eksklusif, terjadi peningkatan dengan tahun 2008 (28,96), tetapi dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80%. Data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2010 menyebutkan bahwa jumlah bayi dengan ASI eksklusif sebesar 20,06 % dari 7.875 bayi usia 0-6 bulan. Hasil data tempat penelitian adalah hanya 54 bayi yang diberi ASI Eksklusif dari 130 bayi di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang oleh peneliti di peroleh data bahwa 8 dari 10 ibu bekerja yang menyusui (bayi umur 6-12 bulan) tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya, dan 9 dari 10 ibu tidak bekerja yang menyusui (bayi umur 6-12 bulan) memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Masalah pemberian ASI eksklusif yang masih memprihatinkan di perkuat dari Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS) 2001 menunjukan hanya 47,5%yang mendapatkan ASI eksklusif untuk bayi umur 0- 3 bulan dan 14,2% untuk bayi umur 4-5 bulan. Sebaliknya masih ada bayi umur 6-7

(4)

bulan yang mendapat ASI eksklusif (5,5%), bahkan juga pada umur 10-11 bulan (3,2%). Untuk mendapatkaan ASI eksklusif pada golongan umur 0-3 bulan lebih tinggi di pedesaan (49,8%) dibandingkan yang di perkotaan (44,1%). Sedangkan menurut kawasan paling tinggi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif pada golongan umur 0-3 bulan (jurnal ekologi kesehatan Vol 2 No 2, Agustus, 2003 : 249-254).

Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan status pekerjaan terhadap pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah hubungan status pekerjaan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi mereka”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan status pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif 2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi status pekerjaan ibu yang menyusui di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang

b. Mengidentifikasi pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang

c. Menganalisa hubungan antara status bekerja dengan pemberian ASI eksklisif pada bayi 0-6 bulan di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Praktis

1) Bagi Institusi Pendidikan

(5)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi di perpustakaan bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lain yang menyangkut pemberian ASI eksklusif

2) Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga kesehatan dalam rangka menggalangkan program pemberian ASI eksklusif

3) Bagi peneliti

Peneliti ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bagi peneliti, khususnya dalam menerapkan ilmu pengetahuan tentang ASI eksklusif, sehingga dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif.

4) Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi tingkat pengetahuan kepada masyarakat terutama ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan, agar dapat berperan aktif dalam mensukseskan program pemberian ASI eksklusif.

2. Secara Teoritis

Peneliti berharap hasil penelitian dapat menjadikan motivasi pada ibu bekerja agar tetap dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, karena ASI dapat diberikan dengan cara diperah. Dan dengan demikian, penerapan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia dapat tercapai, dan dapat menciptakan generasi bangsa yang lebih baik.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

no Judul, Nama, Tahun Sasaran Variasi yang diteliti

Metode Hasil

(6)

1. Hubungan status pekerjaan dan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengaan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di wilayah puskesmas

wonopringgo kabupaten pekalongan.

Dwi indriyana, 2009

Semua ibu yang

mempunyai bayi usia 6- 12 bulan di wilayah puskesmas wonopringgo kabupaten pekalongan sebanyak 58 orang

Status bekerja ibu mnyusui, tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif, mengetahui pemberian ASI eksklusif,

hubungan antara status bekerja dengan pemberian ASI

Deskriptif, analitik- korelatif

Ada hubungan antara status pekerjaan dan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif dengan pemberian Asi eksklusif

2. Hubungan dukungan keluarga pada ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di kelurahan Padangsari wilayah kerja puskesmas Padangsari

Unzila Rahma Yanu Wikasasti, 2008

122 orang ibumenyusui di kelurahan pandangsari

Karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan ibu.

Dukungan

keluarga pada ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Pelaksanaan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Hubungan keluarga pada ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi

Studi Deskriptif koleratif pendekatan cross sectional

Ada hubungan dukungan keluarga pada ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi

Referensi

Dokumen terkait

Data yang dikumpulkan dianalisis dengan Program Statistical Package for Social Science (SPSS). Kajian ini mendapati bahawa terdapat ciri-ciri reka bentuk tertentu yang

Dalam Renstra ini akan dipaparkan semua aspek strategis yang akan dicapai oleh FMIPA Unesa, meliputi: (1) mengembangkan tridarma perguruan tinggi dalam bidang

(sitokinin) yang dapat meningkatkan daya regenerasi kalus eksplan embrio kedelai secara in vitro, dan kegunaan penelitian ini yaitu melihat daya regenerasi eksplan

Penelitian ini ditujukan untuk pengembangan sistem informasi administrasi, diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk berupa Sistem Informasi Administrasi Santri Pada

Abstrak 1) Dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris disertai kata kunci (keywords) yang memuat 3–5 kata (atau frasa). 2) Artikel asli / laporan hasil penelitian

Berangkat dari masalah yang ditemukan, penulis mengadakan penelitian dengan metode studi pustaka, observasi, perancangan, instalasi, uji coba serta implementasi untuk menemukan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, tugas akhir yang berjudul “Pengaruh

Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.proses pengubahan gelombag listrik/electromagnet menjadi gelombang suara terjadi karna