• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Hasil Analisis Deskriptif

Berikut ini akan diuraikan hasil analisis statistik deskriptif yaitu hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar matematika siswa sebelum dan sesudah serta peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada pembelajaran matematika, hasil observasi aktivitas siswa, dan hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran matematika melalui pendekatan kontestual pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab.

Gowa. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran

Data tentang keterlaksanaan pembelajaran yang merupakan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran diambil dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama empat kali pertemuan dan dapat dilihat dalam tabel berikut:

(2)

Tabel 4.1 Hasil analaisi Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa

ASPEK PENGAMATAN

PERTEMUAN

RATA- RATA 1 2 3 4 KET

Kegiatan Awal

1. Guru mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, berdoa dan mengecek kehadiran siswa.

4 4 4 4 4

2. Guru memberikan motivasi siswa dengan mengaitkan materi aljabar

dengan kehidupan sehari-hari siswa. 3 3 3 3 3 3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai 4 4 4 4 4 Kegiatan Inti

1. Guru menyajikan informasi mengenai materi relasi dan funsi dengan

menggunakan masalah kontekstual.

- Langkah ke -1 PMR (memahami masalah kontekstual).

3 4 4 4

3,75

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami oleh siswa mengenai materi yang sedang dipelajari, guru menjelaskan atau memberikan petunjuk seperlunya.

- Langkah ke -2 PMR (menjelaskan masalah kontekstual).

3 3 4 4 3,5

3. Guru memberi tugas kepada siswa yang akan diselesaikan secara berpasangan, dan guru membimbing siswa pada saat mereka mengerjakan tugas

- Langkah ke -3 PMR (menyelesaikan masalah kontekstual)

3 3 3 4 3,25

(3)

ASPEK PENGAMATAN

PERTEMUAN

RATA- RATA 1 2 3 4 KET

4. Guru meminta siswa untuk mempresentasekan hasil kerja berpasangannya, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ketika masih ada yang tidak dimengerti.

- Langkah ke -4 PMR (membandingkan dan mendiskusikan jawaban)

3 4 4 3 3,5

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang materi relasi dan fungsi.

- Langkah ke -5 PMR (Menyimpulkan)

3 4 4 4 3,75

6. Guru memberikan penilaian secara objektif terhadap hasil presentasi setiap siswa.

4 4 4 4 4

Kegiatan Penutup 1. Guru bersama-sama siswa

menyimpulkan hasil belajar 3 4 4 4 3,75

2. Guru memberikan tugas 4 4 4 4 4

3. Guru mengingatkan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya. 4 4 4 4 4 4. Guru mengakhiri pertemuan dengan

mengucapkan salam 4 4 4 4 4

Jumlah 3,73 SB

Berdasarkan tabel 4.1 rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dikelas dengan menggunakan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah sebesar 3,73. Dalam kriteria kemampuan guru yang telah dipaparkan pada bab III, penilaian tersebut berada pada interval 3,50 < ̅ ≤ 4,00 yang dikategorikan sangat baik sehingga dapat dikatakan terlaksana.

(4)

b. Deskriptif Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran

Hasil pengamatan aktivitas siswa selama 4 kali pertemuan dinyatakan dalam persentase sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Persentase Aktivitas Siswa yang Belajar Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) di Kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa

No Aktivitas Yang Diamati Pertemuan Ke Rata- rata

Presenta se %

1 2 3 4

Aktifitas Positif

1 Siswa hadir pada saat

pembelajaran berlangsung 32 33 33 31 32,25 97,72 2 Siswa mendengarkan

penyampaian guru dan memberi respon

31 30 30 29 30 90,90

3 Siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami

20 24 25 29 24,5 74,24

4 Siswa yang menjawab pertanyaan/soal yang diajukan oleh guru.

20 25 25 29 24,75 75

5

Siswa yang mendengarkan perintah dari guru dan mengerjakan tugas secara berkelompok.

30 30 28 30 29,5 89,39

6

Siswa yang meminta akan bimbingan/bantuan saat mengerjakan tugas maupun masalah kontekstual yang diberikan guru.

26 25 28 28 26,75 81,06

7 Siswa yang menyelesaikan tugas yang diberikan secara berkelompok.

30 26 28 30 28,5 86,36

8 Siswa yang menarik kesimpulan tentang materi relasi dan fungsi.

26 20 24 28 23,5 71,21

(5)

No Aktivitas Yang Diamati Pertemuan Ke Rata- rata

Presenta se %

1 2 3 4

Jumlah 665,88

Persentase Rata-rata (%) 83,23

Aktivitas Negatif

9

Siswa yang mengerjakan aktivitas lain di kelas, selama proses belajar mengajar berlangsung.

6 6 5 5 5,5 16,67

Jumlah 16,67

Persentase Rata-rata (%) 16,67

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa selama 4 kali pertemuan menunjukan bahwa:

a. Rata-rata persentase siswa yang hadir saat pembelajaran berlangsung 97,72%

b. Rata-rata persentase siswa yang mendengarkan penyampaian guru dan memberi respon 90,90%

c. Rata-rata persentase siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami 74,24%

d. Rata-rata persentase siswa yang menjawab pertanyaan/soal yang diajukan oleh guru 75%

e. Rata-rata persentase siswa yang mendengarkan perintah dari guru dan mengerjakan tugas secara berkelompok 89,39%

(6)

f. Rata-rata siswa yang meminta akan bimbingan/bantuan saat mengerjakan tugas maupun masalah kontekstual yang diberikan guru 81,06%

g. Rata-rata persentase siswa yang menyelesaikan tugas yang diberikan secara berkelompok 86,36%

h. Rata-rata persentase siswa yang menarik kesimpulan tentang materi relasi dan fungsi 71,21%

i. Rata-rata persentase siswa yang mengerjakan aktivitas lain di kelas, selama proses belajar mengajar berlangsung 16,67%

Dari deskripsi di atas persentase aktivitas positif siswa melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah 83,23% dan persentase aktivitas negatif siswa adalah 16,67%. Sehingga aktivitas siswa melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dikatakan efektif karena telah memenuhi kriteria aktivitas siswa secara klasikal yaitu ≥ 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

c. Deskriptif Hasil Belajar Matematika

1) Deskriptif Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum diterapkan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) atau Pretest

Data pretest atau hasil belajar matematika siswa sebelum diterapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa disajikan secara lengkap pada lampiran D.

(7)

Selanjutnya, analisis deskriptif terhadap nilai pretest yang diberikan pada siswa yang diajar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Diterapkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) (Pretest)

Statistik Nilai

Skor ideal 100

Skor tertinggi 69

Skor terendah 22

Rentang skor 47

Rata-rata skor 43,48

Standar Deviasi 11, 10

Pada Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa sebelum proses pembelajaran dengan menggunakan penndekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah 41,46 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai siswa dengan standar deviasi 10,77. Skor yang dicapai siswa tersebar dari skor terendah 22 sampai dengan skor tertinggi 69 dengan rentang skor 47. Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Diterapkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) (Pretest)

Nilai Hasil Belajar Kategori Frekuensi Persentase

0 ≤×< 58 Sangat Rendah 30 90,91

58 ≤ × <68 Rendah 1 3,03

68 ≤ × <80 Sedang 2 6,06

80 ≤ × <90 Tinggi 0 0,00

90 ≤ × ≤ 100 Sangat Tinggi 0 0,00

Jumlah 33 100

(8)

Pada tabel 4.4 diatas ditunjukkan bahwa siswa kelas VIII yang berjumlah 30 (90,91%) orang siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah, 1 (3,03%) orang siswa yang memperoleh skor pada ketegori rendah, 2 (6,06%) orang siswa yang memperoleh skor dalam ketegori sedang, skor pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Setelah Skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 43,48 dikonversi kedalam 5 kategori diatas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII sebelum diajar dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) umumnya berada pada kategori sangat rendah.

Selanjutnya data pretest atau hasil belajar matematika siswa sebelum diterapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) yang dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Diterapkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) (Pretest)

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x ˂ 68 Tidak Tuntas 30 93,94

68 ≤ x ≤ 100 Tuntas 2 6,06

Jumlah 33 100

Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memiliki nilai paling sedikit 68. Dari tabel 4.5 diatas terlihat bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan individu adalah sebanyak 30 orang atau 93,94% , sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebanyak 2 orang atau 6,06%. Dari deskripsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa sebelum diterapkan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) belum memenuhi indikator ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 85% dan tergolong sangat rendah.

(9)

2) Deskriptif Hasil Belajar Siswa setelah Diterapakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) atau Posttest

Data hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) disajikan secara lengkap pada lampiran D, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapkan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) (Postest)

Statistik Nilai

Skor ideal 100

Skor tertinggi 94

Skor terendah 64

Rentang skor 34

Rata-rata skor 83,39

Standar Deviasi 7,06

Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah 83,39 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa, dengan standar deviasi 7,06 Skor yang dicapai oleh siswa tersebar dari skor terendah 64 sampai dengan skor tertinggi 98 dengan rentang skor 34. Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan ke dalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

(10)

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapkan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) (Posttest)

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤×< 58 Sangat Rendah 0 0,00

58 ≤ × <68 Rendah 1 3,03

68 ≤ × <80 Sedang 8 24,24

80 ≤ × <90 Tinggi 16 48,48

90 ≤ × ≤ 100 Sangat Tinggi 8 24,24

Jumlah 33 100

Pada tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa dari 34 siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa, tidak ada siswa (0) yang memperoleh skor pada kategori rendah, siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah ada 1 siswa (3,03%), siswa yang memperoleh skor pada kategori sedang ada 8 siswa (24,24%), siswa yang memperoleh skor pada kategori tinggi ada 16 siswa (48,48%) dan siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat tinggi ada 8 siswa (24,24%). Jika skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 83,39 konversi kedalam 5 kategori, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa setelah diajar dengan menggunakan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) umumnya berada dalam kategori tinggi.

Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar matematika siswa setelah diterapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

(11)

Tabel 4.8 Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) (Posttest)

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x ˂ 68 Tidak Tuntas 1 3,03

68≤ x ≤ 100 Tuntas 32 96,97

Jumlah 33 100

Dari tabel 4.8 diatas terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 1 orang (3,03%), sedangkan siswa yang memiliki kriteria ketuntasan individu sebanyak 32 (96,97%). Jika dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIISMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa setelah diterapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) sudah memenuhi indikator ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 85%.

3) Deskriptif Normalized Gain atau Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)

Data pretest dan posttest siswa selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus normalized gain. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa setelah diterapkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada pembelajaran matematika. Hasil pengolaan data yang telah dilakukan (lampiran D) menunjukkan bahwa hasil normalized gain atau rata-rata gain ternormalisasi

(12)

siswa setelah diajar dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah

Untuk melihat persentase peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.9 Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Nilai Gain Kategori Frekuensi Persentase%

g < 0,30 Rendah 0 0

0,30 g 0,70 Sedang 18 54,55

g ≥ 0,70 Tinggi 15 45,45

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa ada 15 atau 45,45% siswa yang nilai gainnya 0,70 yang artinya peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori tinggi dan 18 atau 54,55% siswa yang nilai gainnya berada pada interval 0,30 g 0,70 yang artinya peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori sedang. Dari tabel 4.8 juga dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa yang nilai gainnya 0,30 atau peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori rendah.

Jika rata-rata gain ternormalisasi siswa sebesar 0,70 dikonversi kedalam 3 kategori di atas, maka rata-rata gain ternormalisasi siswa berada pada interval 0,30 g 0,70. Itu artinya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa setelah diterapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) umumnya berada pada kategori sedang.

(13)

d. Deskripsi Respon Siswa terhadap Pembelajaran

Data tentang respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui pedekatan kontekstual diperoleh melalui pemberian angket untuk siswa yang selanjutnya dikumpulkan dan dianalisis. Hasil analisis respon siswa selanjutnya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.10 Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)

No. PERTANYAAN

Siswa yang Menjawab

YA

Persentase

1 Apakah Anda senang belajar matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)?

31 93,93

2 Apakah Anda menyukai suasana belajar di kelas dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)?

31 93,93

3 Apakah Anda menyukai tugas yang diberikan pada saat pembelajaran matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)?

32 96,96

4 Apakah Anda tertarik dengan proses pembelajaran melaui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)?

30 90,90

5 Apakah Anda tertarik pada cara mengajar yang diterapkan oleh guru dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)?

30 90,90

6 Apakah Anda mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menanggapi pertanyaan atau pendapat siswa lain selama proses pembelajaran berlangsung?

28 84,84

7 Apakah Anda merasa ada kemajuan setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)?

32 96,96

8 Apakah Anda berminat untuk mengikuti pembelajaran matematika selanjutnya dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)?

30 90,90

JUMLAH 739,32

PERSENTASE RATA-RATA 92,41

(14)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa secara umum rata-rata siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab.Gowa memberi respons positif terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR), dimana rata-rata persentase respon siswa yang menjawab ya adalah 92,41%. Dengan demikian respon siswa yang diajar dengan metode ini dapat dikatakan efektif karena telah memenuhi kriteria respon siswa yakni minimal 70%

memjawab ya.

2. Hasil Analisis Inferensial

Analisis statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab II. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat. Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan bantuan program SPSS versi 23 diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah skor rata-rata hasil belajar siswa (pretest-posttest) berdistribusi normal. Kriteria pengujiannya adalah:

Jika Pvalue ≥ α = 0,05 maka distribusinya adalah normal.

Jika Pvalue < α = 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, hasil analisis skor rata- rata untuk pretest menunjukkan nilai Pvalue> α yaitu 0,200 > 0,05 dan skor rata- rata untuk posttest menunjukkan nilai pvalue > α yaitu 0,200 > 0,05. Hal ini

(15)

menunjukkan bahwa skor pretest dan posttest termasuk kategori normal. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.

b. Uji Gain

Pengujian Normalized gain bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan pendekatan kontekstual. Dari hasil pengujian Normalized gain yang dapat dilihat pada lampiran D menunjukan bahwa indeks gain = 0,70. Hal ini berarti indeks gain berada pada interval 0,30 g 0,70 dengan demikian disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar dikategorikan sedang.

c. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui apakah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa

Uji Hipotesis Minor

1) Rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)dihitung dengan menggunakan uji-t one sample test yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

melawan : skor rata-rata hasil belajar siswa

(16)

Berdasarkan hasil analisis SPSS (lampiran D), tampak bahwa Nilai p (sig.(2- tailed)) adalah 0,000 < 0,05 menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa

setelah diajar melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) lebih dari 67,9 Ini berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yakni rata-rata hasil belajar posttes siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng lebih dari atau sama dengan KKM.

2) Ketuntasan hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) secara klasikal dihitung dengan menggunakan uji proporsi yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut ;

H0 : melawan H1 : Keterangan :

: Parameter ketuntasan belajar matematika secara klasikal Pengujian ketuntasan klasikal siswa dilakukan dengan menggunakan uji prorporsi. Untuk uji proporsi dengan menggunakan taraf signifikan 5%

diperoleh Zhitung = 2,93 > Z tabel = 1,64 berarti H1 diterima, artinya proporsi siswa yang mencapai kriteria ketuntasan % dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa skor rata- rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) telah memenuhi kriteria keaktifan.

3) Rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan menggunakan pendektan kontekstual dihitung dengan menggunakan uji-t one sample test yang dirumuskan dengan hipotesis ssebagai berikut:

0,29 melawan 0,29

(17)

Keterangan:

= Skor rata-rata gain ternormalisasi

Berdasarkan hasil analisis (Lampiran D) tampak bahwa nilai p(sig.2- tailed) adalah 0,000 < 0,05 menunjukan bahwa rata-rata gain

ternormalisasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng lebih dari 0,29.

Ini berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yakni gain ternormalisasi hasil belajar siswa berada pada kategori sedang.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka pada bagian ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi pembahasan hasil analisis deskriptif serta pembahasan hasil analisis inferensial.

1. Pembahasan Analisis Deskripstif

Dari hasil pengamatan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa keterlaksanaan pembelajaran melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) terlaksana dan berada dalam kategori sangat baik. Hal itu terlihat dari nilai rata-rata dari keseluruhan aspek yang diamati yaitu sebesar 3,73 dalam interval 3,00 < ̅ ≤ 4,00.

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa menunjukkan bahwa siswa aktif saat pembelajaraan berlangsung. Dalam hasil pengamatan aktivitas siswa terlihat bahwa guru dan peserta didik aktif, dimana diperoleh bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa

(18)

dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat telah memenuhi kriteria keefektifan aktivitas siswa secara klasikal ≥ 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran yaitu 83,23%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat, siswa yang diobservasi telah melaksanakan aktivitas dalam pembelajaran sudah sesuai yang diharapkan.

Hasil analisis data hasil belajar siswa sebelum diterapkan pembelajaran matematika melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) menunjukkan bahwa dari 33 siswa secara keseluruhan hanya 2 orang siswa yang mencapai ketuntasan individu (mendapat skor prestasi minimal 68), dengan kata lain hasil belajar siswa sebelum diterapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) umumnya masih tergolong sangat rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.

Hasil analisis data hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran matematika melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) menunjukkan bahwa terdapat 32 siswa dari jumlah keseluruhan 33 siswa atau 96,97% siswa mencapai ketuntasan individu (mendapat skor prestasi minimal 68).

Sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan minimal atau individu sebanyak 1 orang atau 3,03%. Dengan kata lain hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) mengalami peningkatan karena tergolong sedang dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal. Hal ini berarti bahwa pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dapat membantu siswa untuk mencapai ketuntasan klasikal.

(19)

Keberhasilan yang dicapai tercipta karena pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) memungkinkan siswa belajar lebih aktif. Dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dalam pembelajaran, aktivitas dan interaksi baik antar guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa yang lain dapat ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dilakukan dengan bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami untuk memperoleh pengetahuan mereka. Siswa menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan permasalahan dibawah petunjuk fasilitator (guru). Proses pembelajaran seperti ini menekankan keterlibatan siswa untuk aktif berinteraksi sehingga mereka dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpartisipasi dalam pencarian pemahaman bersama. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) juga berupaya mengaktifkan siswa belajar dengan mengupayakan timbulnya interaksi yang harmonis di dalam kelas.

Hasil pengolaan data yang telah dilakukan (lampiran D) menunjukkan bahwa hasil normalized gain atau rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah 0,70. Itu artinya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa setelah diterapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) umumnya berada pada kategori sedang karena nilai gainnya berada pada interval 0,30 g 0,70.

(20)

Hasil analisis data respons siswa yang didapatkan setelah melakukan penelitian ini menunjukkan adanya respon yang positif. Dari sejumlah aspek yang ditanyakan, siswa senang terhadap cara mengajar yang diterapkan oleh guru dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) siswa merasa lebih berani mengungkapkan pendapat dan merasakan ada kemajuan setelah menerapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dalam pembelajaran matematika. Secara umum, rata-rata keseluruhan presentase respon siswa sebesar 92,41%. Hal ini tergolong respon positif sebagaimana standar yang telah ditentukan ≥ 70%.

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran berada kategori baik, aktivitas siswa mencapai kriteria baik, hasil belajar matematika siswa tuntas secara klasikal dan terjadi peningkatan hasil belajar dimana nilai gainnya lebih dari atau sama dengan 0.30 serta respons siswa terhadap pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) positif. Sehingga aspek indikator efektivitas telah terpenuhi maka pembelajaran dikatakan efektif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa “pembelajaran matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) efektif pada siswa kelas VIIISMP Negeri 3 Sungguminasa Gowa”.

2. Pembahasan Hasil Analisis Inferensial

Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa data pretest dan posttest telah memenuhi uji normalitas dan uji homogenitas yang merupakan uji prasyarat

(21)

sebelum melakukan uji hipotesis. Data pretest dan posttest telah terdistribusi dengan normal karena nilai p > = 0,05 (lampiran D).

Karena data berdistribusi normal maka memenuhi kriteria untuk digunakannya uji-t untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t one sample test dengan sebelumnya melakukan Normalized gain pada data pretest dan data postest. Pengujian Normalized gain

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.

Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t one sample test dengan sebelumnya melakukan Normalized gain pada data pretest dan data postest.

(Lampiran D) telah diperoleh nilai P = 0,000 < 0,05 = , sehingga 0 ditolak dan diterima, yang berarti bahwa “terjadi peningkatan hasil belajar matematika setelah diterapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada pembelajaran matematika siswa kelas VIII dimana nilai gainnya lebih dari 0,30.

Ketuntasan belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) secara klasikal lebih dari 84,9% dengan menggunakan uji proporsi (Lampiran D) diperoleh nilai Zhitung Ztabel = 2,93 >

1,64, yang berarti bahwa hasil belajar siswa melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) tuntas secara klasikal.

Dari hasil analisis deskriptif dan inferensial yang diperoleh, ternyata cukup mendukung teori yang telah dikemukakan pada kajian teori. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ”pembelajaran matematika dengan Pendidikan

(22)

Matematika Realistik (PMR) efektif pada siswa kelas VIIISMP Negeri 3 Bajeng Kab. Gowa”.

C. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini di uraikan sebagai berikut:

1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya melalui validasi ahli dan tidak dilanjutkan uji coba sebelum diterapkan pada pembelajaran, sehingga instrumen yang digunakan hanya valid dan teoritis.

2. Sampel penelitian hanya menggunakan satu kelas eksperiman saja tanpa kelas pembanding (kontrol), sehingga faktor lain diluar pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) tidak dapat dikontrol pengaruhnya.

3. Pengamatan terhadap aktivitas siswa hanya dilakukan oleh seorang observer dan hanya sebatas pada ukuran pengamatan kuantitatif serta tidak mengamati sejauh mana kualitas aktivitas, interaksi dan faktor yang mempengaruhi aktivitas siswa dalam pembelajaran.

4. Penelitian ini dilakukan hanya pada satu kelas saja dengan alokasi waktu 2 x 40 menit selama empat kali pertemuan. Waktu empat kali pertemuan bukanlah waktu yang cukup bagi guru untuk beradaptasi dengan model, pendekatan atau strategi pembelajaran yang baru, sehingga kekonsistenan aspek-aspek yang teramati selama pembelajaran belum dapat terjamin.

Apabila kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki, maka tidak mustahil hasil penelitian ini dapat diperbaiki.

Gambar

Tabel  4.1  Hasil  analaisi  Data  Pengamatan  Keterlaksanaan  Pembelajaran  Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab
Tabel  4.2  Hasil  Analisis  Data  Persentase  Aktivitas  Siswa  yang  Belajar  Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) di  Kelas VIII SMP Negeri 3 Bajeng Kab
Tabel  4.7  Distribusi  Frekuensi  dan  Persentase  Skor  Hasil  Belajar  Matematika Siswa Setelah Diterapkan Pendidikan Matematika  Realistik (PMR) (Posttest)
Tabel 4.10 Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan  Pembelajaran  Dengan  Menggunakan  Pendekatan  Pendidikan  Matematika Realistik (PMR)  No

Referensi

Dokumen terkait

Pias tersebut dimasukkan ke dalam tabung ge-las berisi pias starter sehari setelah parasitoid dewasa muncul (setelah terjadi kopulasi). Untuk makanan imago parasitoid

Berdasarkan Tabel III dapat diketahui bahwa pemberian ekstrak kulit batang pakan banyu terhadap jumlah sel spermatogonium, spermatosit primer dan spermatid di

menemukan dunia sesunguhnya yang tadi di kurung di kelas ketika melihat halaman sekolahan khususnya lari 40 m denganbermain sisiwa akan tidak sadar dalam

sebagai sistem dan variable Kinerja Karyawan (Variabel Y), dapat dilihat pada jurnal Pengaruh Kualitas Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial dimana dengan

Bahwa dalam upaya mengoptimalkan PAD khususnya Retribusi Rumah Potong Hewan, maka ketentuan-ketentuan dalam Perda Nomor 23 Tahun 2001 tentang Retribusi Rumah

Non Aplicable PT Sateri Viscose International belum melakukan kegiatan penerimaan bahan baku, kegiatan produksi termasuk penjualan (lokal maupun ekspor)1. Bill of

Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya pemberdayaan masyarakat melalui forum kesehatan desa dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus Kecamatan Poncowarno

Kode yang kedua dari level realitas adalah kode Appearance (Penampilan), bisa dilihat dalam penampilan dalam film ini terjadi perbedaan antara bangsa manusia dengan