• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Botani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA Botani"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani

Taksonomi tanaman iles-iles menurut Jansen et al. (1996) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotiledone Ordo : Aracales Famili : Araceae Sub famili : Aroideae

Genus : Amorphophallus

Spesies : Amorphophallus muelleri Blume

Sinonim dari Amorphophallus muelleri Blume adalah Amorphophallus blumei (Schott) Engler (1879), Amorphophallus oncophyllus Prain (1893), Amorphophallus burmanicus Hook.f. (1893), dan Brachyspatha muelleri (Blume) Schott (1856) (Jansen et al., 1996; Yuzammi, 2009).

Di Indonesia, iles-iles memiliki beberapa nama lokal diantaranya adalah badur, badul, badung, kajrong, porang, lotrok (Jawa); acung, iles, cocoan oray (Sunda); kruwu, labing (Madura) (Lingga et al., 1989; Lahiya, 1993; Jansen et al., 1996).

Ciri khas dari iles-iles adalah adanya bulbil (umbi tetas atau umbi daun)

pada setiap cabang tulang daun. Pada fase vegetatif, tanaman iles-iles

menghasilkan batang semu yang merupakan tangkai daun (Gambar 2). Banyak

orang mengira bahwa tangkai tersebut adalah batang. Ciri lain yang menyolok

adalah kulit batang semu yang mempunyai pola spot belah ketupat. Morfologi

iles-iles selengkapnya tersaji pada Tabel 1.

(2)

5

Macam Ciri Deskripsi

Daun

 Warna

 Permukaan

 Bentuk

 Hijau muda sampai hijau tua dengan warna tepi daun ungu muda (daun muda), hijau (umur sedang), dan kuning (daun tua)

 Halus, licin, dan bergelombang

 Elips dengan ujung daun runcing

Batang semu atau tangkai daun

 Warna

 Permukaan

 Diameter

 Panjang

 Hijau muda sampai hijau tua dan terdapat bercak putih kehijauan

 Halus dan licin

 10-50 mm

 40-180 cm

Umbi Batang

 Warna luar

 Warna dalam

 Bentuk

 Permukaan

 Bobot

 Diameter

 Coklat tua

 Kuning

 Bulat agak lonjong berserabut akar dengan bangun teratur

 Halus sampai kasar

 Mencapai 3000 g

 Mencapai 28 cm

Tabel 1. Ciri Morfologi Tanaman Iles-iles (Amorphophallus muelleri

Blume)

(3)

Bulbil

 Warna luar

 Warna dalam

 Permukaan

 Bobot

 Letak

 Bentuk

 Diameter

 Coklat

 Kuning

 Kasar

 1-23 g

 Pada percabangan tulang daun dan anak daun, di atas percabangan tangkai daun

 Bulat simetris sampai lonjong

 10-50 mm

Bunga

 Bentuk

 Susunan

 Seludang bunga (Spathe)

 Tangkai

 Putik

 Benang sari

 Seperti tombak ujung tumpul (diameter 4- 7 cm), tinggi 10-20.5 cm, uniseksual

 Seludang bunga, putik, dan benang sari

 Pendek, membulat, agak tegak, satu buah.

Bagian bawah hijau keunguan bercak putih, bagian atas juga bercak putih.

Tinggi 20-28 cm dengan diameter 6-8 cm.

 Hijau muda sampai hijau tua bercak putih kehijauan, tinggi 25-45 cm, diameter 16.5-28 mm, dengan permukaan halus dan licin

 Merah hati

 Benang sari terdiri atas benag sari fertil (bawah) dan benang sari steril (atas).

Bagian steril kuning kecoklatan dan

bagian fertil hijau.

(4)

7

(Sumber: Sumarwoto 2005)

Buah

 Tipe

 Warna

 Bentuk tandan

 Jumlah buah

 Jumlah biji

 Umur masak buah

 Masa dorman biji

 Berdaging dan majemuk

 Hijau waktu muda, kuning kehijauan mulai tua, orange sampai merah pada saat masak

 Tandan berbentuk lonjong yang meruncing ke pangkal, diameter 40-80 mm, dan tinggi 10-22 cm

 100-450 butir per tongkol buah

 2-4 biji per buah

 8-9 bulan mulai dari pembungaan

 5-6 bulan

(Sumber: Sumarwoto 2005)

(Sumber: Sumarwoto 2005) Sumber: Jansen et al. (1996)

Ekologi

Iles-iles merupakan salah satu tanaman tahunan yang dapat tumbuh di daerah tropis sampai sub tropis. Iles-iles dibudidayakan secara tumpang sari di bawah tanaman hutan, kelapa, dan jati. Iles-iles juga dapat ditemukan di bawah Cone

Bunga Jantan

Bunga Betina

Spathe

(5)

rumpun bambu, tepi sungai, semak belukar, dan tempat-tempat di bawah naungan.

Tanaman ini membutuhkan naungan dalam siklus hidupnya, yaitu sebesar 50-60 % (Kasno et al., 2007). Iles-iles banyak didapatkan pada naungan bervariasi antara lahan terbuka sampai sekitar 90 % naungan (Sumarwoto dan Widodo, 2008). Iles- iles tersebar pada ketinggian tempat dengan kisaran 0-900 m di atas permukaan laut dengan curah hujan 1 000-1 500 mm/tahun atau 300-500 mm/bulan dengan suhu optimum 25-35 ˚C (Jansen et al., 1996; Kasno et al., 2007; Sugiyama dan Santosa, 2008).

Pada dasarnya iles-iles dapat tumbuh pada berbagai kondisi lahan, kecuali pada tanah rawa dan payau. Iles-iles tumbuh baik pada tanah berstruktur gembur dan kaya humus serta hara, bertekstur liat berpasir, berdrainase baik, dan memiliki kisaran pH antara 6-7.5 (Jansen et al., 1996). Sumarwoto (2004) dan Kasno et al.

(2007) menambahkan bahwa iles- iles juga mampu tumbuh pada tanah agak asam sampai netral.

Budidaya

Iles-iles dapat diperbanyak melalui biji, umbi, dan bulbil. Umbi dan bulbil memiliki masa dormansi yang relatif sama yaitu 5-6 bulan. Perbanyakan dengan umbi membutuhkan umbi dalam jumlah besar kira-kira dapat mencapai 25 % dari hasil panen. Bulbil juga dapat ditanam seperti umbi-umbi kecil. Satu hektar Amorphophallus muelleri Blume dapat menghasilkan kira-kira 50 000 bulbil dan 1.8 juta biji (daya berkecambah sekitar 60 %) (Jansen et al., 1996).

Iles-iles biasanya ditanam pada awal musim penghujan, yaitu pada bulan November (Jansen et al., 1996). Tahapan budidaya iles-iles diawali dengan persiapan lahan. Iles-iles yang ditanam pada lahan yang memiliki tanah padat biasanya memiliki umbi pipih (Jansen et al., 1996; Sugiyama dan Santosa, 2008).

Lubang tanam yang direkomendasikan Jansen et al. (1996) untuk pertanaman iles-

iles adalah 60 cm x 60 cm x 45 cm, tetapi menurut Sugiyama dan Santosa (2008)

iles-iles dapat juga dapat ditanam pada lubang tanam yang lebih kecil, yaitu 30 cm

x 30 cm x 30 cm atau 20 cm x 20 cm x 20 cm. Iles-iles ditanam dengan jarak

tanam sesuai dengan bahan tanam yang digunakan, semakin besar ukuran bahan

tanam, semakin besar jarak tanamnya.

(6)

9

Tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk ion yang terdapat di daerah perakaran. Tanaman dapat tumbuh optimal apabila ketersediaan unsur hara dalam tanah cukup. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan berupa pupuk organik dan pupuk anorganik. Dosis pemupukan tergantung dari tingkat kesuburan tanah yang akan digunakan. Menurut Jansen et al. (1996) pupuk yang digunakan dalam setiap ha tanaman iles-iles adalah 25 ton pupuk organik, 20 kg N, 40 kg P

2

O

5

, dan 80 kg K

2

O yang diberikan pada saat tanam dan 20 kg N pada saat 2-3 bulan setelah tanam.

Tanaman iles-iles merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun, untuk mendapatkan hasil optimal perlu perawatan, diantaranya penyiangan, penggemburan tanah disekitar tanaman, dan pembuatan saluran drainase.

Tanaman iles-iles dapat dipanen 2.5 tahun setelah tanam atau setelah mengalami tiga kali fase vegetatif. Ciri-ciri tanaman yang dapat dipanen adalah sebagian besar atau semua bagian daun sudah layu dan kering. Iles-iles memiliki dua siklus hidup, yaitu vegetatif dan generatif yang dipisahkan oleh masa dorman.

Fase vegetatif diawali dari penunasan, kemudian tumbuh akar pada dasar tunas di atas umbi, diikuti dengan pemanjangan batang semu dan daun. Umbi baru terbentuk di bagian dasar batang semu, umbi lama akan mengerut dan membusuk.

Pada musim kemarau daun mengering dan tanaman dorman. Saat musim hujan tiba, tanaman akan memasuki fase vegetatif berikutnya atau fase generatif. Selama fase generatif tanaman akan menghasilkan biji dan tidak terdapat daun (Jansen et al., 1996).

Nutrisi Iles-iles

Di Indonesia umbi iles-iles dapat digunakan sebagai makanan pokok pada

saat produksi beras belum melimpah seperti saat ini. Umbi iles-iles jarang

dikonsumsi langsung karena mengandung kristal kalsium oksalat yang

menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal tersebut dihilangkan dengan cara dibuat

gaplek atau tepung. Komposisi kimia umbi dan tepung iles-iles dapat dilihat pada

Tabel 2.

(7)

Tabel 2. Komposisi Kimia Umbi Segar dan Tepung Iles-iles

Analisis Kandungan per 100 g

Umbi segar (%) Tepung (%) Air

Glukomannan Pati

Protein Lemak Serat kasar Kalsium Oksalat Abu

Logam berat (Cu)

83.30 3.58 7.65 0.92 0.02 2.50 0.19 1.22 0.09

6.80 64.98 10.24 3.42

- 5.90

- 7.88 0.13

Sumber: Arifin (2001)

Tepung iles-iles dibuat sebagai bahan baku konyaku, yaitu makanan khas Jepang. Caranya adalah keripik umbi diproses lebih lanjut untuk memperoleh glukomannan.

Banyak manfaat glukomannan dalam bidang kesehatan, seperti sebagai obat disentri, kolera, menurunkan tekanan darah, kolesterol, rematik, kencing manis, serta gangguan pencernaan (Lingga et al., 1989; Jansen et al., 1996).

Kalium Nitrat (KNO

3

)

Kalium nitrat (KNO

3

) mengandung dua unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman, yaitu 44 % kalium dan 12 % nitrogen. Nitrogen dan kalium merupakan dua unsur makro yang diperlukan tanaman. Kalium diserap tanaman dalam bentuk K

+

. Ion ini dengan mudah disalurkan dari organ dewasa ke organ muda. Kalium merupakan pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting untuk respirasi dan fotosintesis (Taiz and Zeiger, 2002). Kalium juga dapat mengaktifkan enzim yang membentuk pati (Salisbury dan Ross, 1995a).

Tanaman yang kekurangan kalium akan mengakumulasi karbohidrat lebih rendah karena fotosintesis berjalan lambat. Kekurangan kalium juga menyebabkan daun menjadi kuning, batang menjadi lemah, dan rentan terhadap hama dan penyakit (Salisbury dan Ross, 1995a).

Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk NO

3-

atau NH

4+

(Salisbury dan

Ross, 1995b). Nitrogen merupakan komponen utama klorofil, protein, asam

amino, dan enzim. Nitrogen diperlukan untuk pertumbuhan daun dan batang,

(8)

11

pertunasan, pembentukan klorofil, meningkatkan serapan unsur hara, dan pengaruhnya penting terhadap peningkatan hasil (Sumarwoto dan Widodo, 2008).

Tanaman yang kekurangan nitrogen akan menjadi kuning atau kuning kecoklatan

dan akhirnya mati. Namun, tanaman yang kelebihan nitrogen akan mengalami

pertumbuhan tajuk yang berlebihan, tetapi umbi yang dihasilkan kecil-kecil.

Gambar

Tabel 1. Ciri Morfologi Tanaman Iles-iles (Amorphophallus muelleri  Blume)
Tabel 2.   Komposisi Kimia Umbi Segar dan Tepung Iles-iles

Referensi

Dokumen terkait

Pada gambar 14 menunjukkan grafik pengaruh frekuensi gelombang air terhadap arus listrik bangkitan yang dihasilkan dari mekasisme PLTG-Air dengan variasi jumlah cantilever

Populasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup atau individu, tetapi atas sekumpulan makhluk hidup yang menempati suatu kawasan tertentu.. Namun, sekumpulan makhluk  hidup ini

Lebih lanjut, data yang disajikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa walaupun pada perlakuan tanpa tanaman pagar kandungan bahan organik pada tahun ke lima relatif tidak berbeda

Data tentang informasi praktek penggorengan adalah meliputi: penggunaan minyak, jenis minyak goreng (curah/kemasan), jumlah, penggunaan, jumlah dan waktu penuangan

Untuk data selang waktu antar kerusakan pada komponen karet mounting didapatkan berdistribusi lognormal, maka akan digunakan uji kolmogorov-smirnov, dimana akan didapatkan

Jumlah aktivitas produksi dan volume produksi pengolahan ikan cakalang banda per tahun oleh setiap responden berbeda-beda. Pada tahun 2013, rata-rata aktivitas

Berdasarkan atas pembahasan uji signifikansi koefisien regresi diperoleh hasil bahwa tingkat signifikansi 0,000 kurang dari taraf nyatanya sebesar 0,05, hasil ini

Detta examensarbete utgörs av en fallstudie av lekplatsutveckling i Falkenbergs kommun, där två kommuner, Malmö och Varberg, valts ut som inspirerande referenser. Genom