• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) MILIK PT. TELKOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) MILIK PT. TELKOM"

Copied!
284
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1 : Keputusan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi Nomor 278/DIRJEN/2006 Tentang Persetujuan terhadap Dokumen Penawaran Interkoneksi Milik Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Dengan Pendapatan Usaha (Operating Revenue) 25% atau Lebih Dari Total Pendapatan Usaha Seluruh Penyelenggara Telekomunikasi dalam segmentasi Layanannya.

Tanggal : 04 Agustus 2006

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) MILIK PT. TELKOM

DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY

DAFTAR ISI ... I DAFTAR GAMBAR ... III DAFTAR TABEL... IV

KATA PENGANTAR ... 1

EXECUTIVE SUMMARY ... 2

BAB-I... 3

PENDAHULUAN ... 3

A. INTRODUKSI... 3

B. MAKSUD DAN TUJUAN ... 3

C. RUANG LINGKUP... 3

D. SISTEMATIKA... 4

E. MASA LAKU... 5

F. PERUBAHAN... 5

G. PENGKAJIAN ULANG... 5

BAB-II ... 6

INFORMASI JARINGAN TELKOM ... 6

A. INTRODUKSI... 6

B. KONFIGURASI JARTAP ... 6

C. KONFIGURASI JARINGAN SISTEM PENSINYALAN CCS#7 ... 7

D. SISTEM INTELLIGENT NETWORK (IN)... 8

E. SIRKIT LANGGANAN (LEASED CIRCUIT) ... 8

F. DAFTAR SENTRAL GERBANG ... 9

G. TITIK INTERKONEKSI (POINT OF INTERCONNECTION = POI)... 10

H. FASILITAS PENTING INTERKONEKSI (FPI) ... 12

I. BERBAGAI OPSI INTERKONEKSI... 13

(2)

BAB-III... 16

PERSYARATAN INTERKONEKSI... 16

A. INTRODUKSI... 16

B. PERSYARATAN JARTEL PENCARI AKSES ... 16

C. PERSYARATAN ADMINISTRASI ... 17

D. PERSYARATAN FINANSIAL... 18

E. SISTEM ANTRIAN... 19

F. PROSEDUR PEMENUHAN PERMINTAAN LAYANAN INTERKONEKSI ... 19

1. Tahap Layanan Perjanjian Interkoneksi ... 19

2. Tahap Implementasi Perjanjian Interkoneksi... 21

G. PERJANJIAN INTERKONEKSI ... 23

H. UJI COBA SISTEM INTERKONEKSI ... 23

I. PEMESANAN DAN PENYEDIAAN KAPASITAS INTERKONEKSI... 24

J. PERUBAHAN DATA/PARAMETER INTERKONEKSI ... 25

K. PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM INTERKONEKSI ... 25

L. CALL SCENARIO ... 26

M. TITIK PEMBEBANAN (POINT OF CHARGING = POC) DAN PRINSIP PEMBEBANAN ... 26

N. KETENTUAN PENOMORAN ... 27

O. TABEL RUTING ... 27

P. SISTEM BILLING INTERKONEKSI ... 28

Q. PROSES SETTLEMENT LAYANAN INTERKONEKSI BERBASIS TRAFIK ... 28

R. PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN... 30

S. PENINJAUAN KEMBALI DAN EVALUASI PERJANJIAN INTERKONEKSI ... 31

T. KONTAK PERSON ... 31

BAB-IV... 32

KETENTUAN PERALIHAN... 32

A. PERJANJIAN INTERKONEKSI EKSISTING... 32

B. PERBEDAAN SIGNIFIKAN ... 32

C. BERLAKUNYA PERUBAHAN ... 32

DOKUMEN PENDUKUNG DPI TELKOM

1. PERJANJIAN INTERKONEKSI DAN DOKUMEN PENDUKUNGNYA.

2. DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI TELKOM.

3. DAFTAR PERUBAHAN.

(3)

EXECUTIVE SUMMARY

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI)

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk

2006

(4)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Hal i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... I

I. PETUNJUK DOKUMEN (DOCUMENT GUIDELINES) ...1

II. OPSI YANG BERKAITAN DENGAN INTERKONEKSI...2

II.1 JENISINTERKONEKSI YANG DITAWARKAN... 2

II.2 RUTING TRAFIK... 2

II.3 TITIK INTERKONEKSI (POINT OF INTERCONNECTION = POI) ... 3

II.4 HARGA EKONOMIS DARI LAYANAN INTERKONEKSI... 3

II.5 ALTERNATIF PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN... 3

III. PERSYARATAN KOMPATIBILITAS JARINGAN ...4

III.1.PERSYARATAN JARTEL PENCARI AKSES... 4

III.2.PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM INTERKONEKSI... 4

III.3.UJICOBA SISTEM INTERKONEKSI... 4

IV. DAFTAR LAYANAN UTAMA INTERKONEKSI ...5

IV.1. MODUL 1 : LAYANAN INTERKONEKSI TELEPONI DASAR DAN FITUR... 5

IV.2. MODUL 2 : LAYANAN TAMBAHAN... 6

IV.3. MODUL 3 : LAYANAN LANJUTAN TELEPONI DASAR (ADVANCED SERVICES) ... 6

IV.4. MODULL 4 : LAYANAN SELEKSI PENYELENGGARA... 6

IV.5. MODUL 5 : LAYANAN AKSES JASA TELKOM... 6

IV.6. MODUL 6 : LAYANAN LAIN-LAIN... 6

V. KERANGKA WAKTU PELAKSANAAN INTERKONEKSI ...6

VI. PEMESANAN KAPASITAS (ORDER CAPACITY) ...7

VII. PROSEDUR DAN DIAGRAM PELAKSANAAN INTERKONEKSI...7

1. Tahap Layanan Perjanjian Interkoneksi... 7

2. Tahap Implementasi Perjanjian Interkoneksi ... 7

VIII.PROSEDUR DAN DIAGRAM PEMESANAN KAPASITAS (ORDER CAPACITY)...8

IX. RINCIAN TITIK INTERKONEKSI ...8

X. CONTACT PERSON...9

(5)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Hal 1 dari 9

I. Petunjuk Dokumen (Document Guidelines)

Dalam Dokumen Penawaran Interkoneksi TELKOM ini, terdapat beberapa dokumen yang menjelaskan dengan rinci hal-hal yang terkait dengan penyediaan interkoneksi beserta layanannya, yang diuraikan dalam tabel berikut:

Aspek Interkoneksi Nama Dokumen Alamat Dokumen

Bisnis Opsi bisnis

interkoneksi x Naskah Utama x Bab II butir I - Berbagai Opsi Interkoneksi

Harga dan Biaya Harga layanan

interkoneksi x Dokumen Pendukung C x Dokumen Pendukung C – Daftar Layanan Interkoneksi dan Harga Biaya Administrasi x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan

Finansial Biaya Uji Coba Sistem

Interkoneksi x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya Sirkit

Langgangan x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya FPI x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya Perubahan Data x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya perubahan

Pemesanan Kapasitas x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya Pembatalan

Pemesanan Kapasitas x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya Penyediaan

Kapasitas x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya Ganti Rugi SL x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya penggunaan

CDR x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan

Finansial

Biaya Proses Billing x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya Penagihan x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya Denda x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya Interkoneksi x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Biaya Modifikasi Sistem atau Sub Sistem

x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Pembebanan dan

penagihan x Naskah Utama x Bab III butir D - Persyaratan Finansial

Teknis

Kompatibilitas jaringan x Naskah Utama x Bab III butir B – Persyaratan Jartel Pencari Akses

Signaling x Naskah Utama x Bab II butir C - Konfigurasi Jaringan Sistem Pensinyalan CCS#7 Sinkronisasi x Dok. Pendukung A :

Perencanaan dan Operasi

x Bagian U butir 2 – Sinkronisasi 

IN x Naskah Utama x Bab II butir D - Sistem Intellegent

Network (IN)

Uji integrasi x Naskah Utama x Bab III butir H - Uji Coba Sistem Interkoneksi

Penomoran x Naskah Utama x Bab III butir N - Ketentuan Penomoran

Kapasitas

x Naskah Utama x Dok. Pendukung A.6 :

Pemesanan dan Penyediaan Kapasitas Interkoneksi

x Bab III butir I - Pemesanan dan Penyediaan Kapasitas Interkoneksi x Bagian C – Prosedur Penghapusan

dan atau Pengurangan Kapasitas Interkoneksi

(6)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Hal 2 dari 9

Aspek Interkoneksi Nama Dokumen Alamat Dokumen

Kinerja x Dok. Pendukung A : Perencanaan dan Operasi

x Bagian V – Standar Kinerja

Routing

x Naskah Utama x Dok. Pendukung A :

Perencanaan dan Operasi

x Bab III butir O - Tabel Ruting x Bagian K – Prinsip Ruting

Perbaikan

x Dok. Pendukung A 12 : Petunjuk Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Interkoniksi

x Bagian B – Mekanisme Penyelesaian Gangguan

x Bagian C – Mekanisme Gangguan Emergency

Keamanan sistem x Perjanjian Interkoneksi x Bab II. Pasal 14

Legal

Hak dan kewajiban x Perjanjian Interkoneksi x Bab IV. Pasal 20 x Bab IV. Pasal 21 Peselisihan

x Perjanjian Interkoneksi x Bab V. Pasal 39 x Bab V. Pasal 40 x Bab V. Pasal 41

II. Opsi Yang Berkaitan Dengan Interkoneksi

Opsi-opsi yang berkaitan dengan interkoneksi antara lain adalah sebagai berikut :

II.1 Jenis Interkoneksi Yang Ditawarkan

Jenis Interkoneksi yang ditawarkan TELKOM mencakup :

1. Interkoneksi JARTAP Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM;

2. Interkoneksi JARBER Seluler Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM;

3. Interkoneksi JARBER Satelit Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM.

TELKOM menawarkan Interkoneksi dengan JARTAP Pencari Akses sebagai berikut :

1. Interkoneksi JARTAP Lokal Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM.

2. Interkoneksi JARTAP Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM.

3. Interkoneksi JARTAP Pencari Akses dengan JARTAP Internasional TELKOM.

4. Interkoneksi JARTAP Internasional Pencari Akses dengan JARTAP Domestik TELKOM.

Untuk Interkoneksi JARBER Seluler Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM, ditawarkan Interkoneksi sebagai berikut :

1. Interkoneksi JARBER Seluler Pencari Akses dengan JARTAP Domestik TELKOM

2. Interkoneksi JARBER Seluler Pencari Akses dengan JARTAP Internasional TELKOM

Untuk Interkoneksi JARBER Satelit Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM, ditawarkan Interkoneksi sebagai berikut :

1. Interkoneksi JARBER Satelit Pencari Akses dengan JARTAP Domestik TELKOM

2. Interkoneksi JARBER Satelit Pencari Akses dengan JARTAP Internasional TELKOM

II.2 Ruting Trafik

Ruting trafik digunakan untuk mengantarkan suatu jenis Panggilan Interkoneksi tertentu menuju ke PoI atau SG yang ditentukan. Rute ini diperlukan

(7)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Hal 3 dari 9

agar Panggilan Interkoneksi tidak diantarkan ke sembarang PoI yang tersedia, terutama apabila terdapat rute alternatif. Hal ini dimaksudkan agar terjadi keteraturan/pemerataan beban trafik pada suatu PoI, menyeragamkan skema pentarifan dan pembebanan Biaya Interkoneksi untuk jenis Panggilan Interkoneksi yang sama, serta menghindari terjadinya pengalihan trafik dalam rangka memanfaatkan perbedaan tarif (traffic refiling).

Penyaluran suatu jenis Panggilan Interkoneksi melalui rute alternatif hanya diperkenankan apabila terjadi kongesti di rute utama yang telah ditentukan.

II.3 Titik Interkoneksi (Point of Interconnection = PoI)

1. Interkoneksi antara JARTEL Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM dilaksanakan di PoI;

2. PoI antara JARTEL Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM ditetapkan berada di DDF (Digital Distribution Frame) Sentral Gerbang TELKOM.

3. Melalui PoI tersebut seluruh trafik yang diperjanjikan disalurkan termasuk kemungkinan pelanggan di JARTEL Pencari Akses untuk mengakses layanan Jasa Nilai Tambah teleponi (JASNITA) yang diselenggarakan di JARTAP TELKOM.

II.4 Harga ekonomis dari Layanan Interkoneksi

1. Biaya Interkoneksi yang timbul dari layanan Interkoneksi berbasis trafik dan tertuang dalam DPI ini, merupakan Biaya Interkoneksi yang berbasis panggilan per panggilan (call by call basis).

2. Penyesuaian Biaya Interkoneksi dimungkinkan atas dasar nilai ekonomis dimana nilai ekonomis tersebut ditentukan berdasarkan jumlah/volume kapasitas dan jumlah/volume trafik yang dikomitmenkan.

II.5 Alternatif penagihan dan pembayaran

1. Untuk layanan interkoneksi berbasis trafik, penagihan pembayaran wajib dilaksanakan secara netting antara hak dan kewajiban salah satu Pihak dengan Pihak lainnya. Begitu pula untuk layanan interkoneksi berbasis non trafik, penagihan dan pembayaran dilaksanakan secara netting antara hak dan kewajiban salah satu Pihak dengan Pihak lainnya.

2. Opsi penagihan dan pembayaran lain yang dapat dilakukan sesuai kesepakatan adalah sebagai berikut :

a. Penagihan dan pembayaran layanan interkoneksi berbasis trafik dengan layanan interkoneksi berbasis non trafik, dapat dilaksanakan secara netting antara hak dan kewajiban salah satu Pihak dengan Pihak lainnya.

b. Penagihan dan pembayaran atas biaya lainnya, dapat dilaksanakan secara netting terhadap metode penagihan dan pembayaran lain.

(8)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Hal 4 dari 9

III. Persyaratan Kompatibilitas Jaringan

Persyaratan kompatibilitas jaringan Pencari Akses agar dapat diinterkoneksikan dengan JARTAP TELKOM meliputi :

III.1. Persyaratan JARTEL Pencari Akses 1. Sentral Gerbang

a. Pencari Akses wajib menyediakan Sentral Gerbang.

b. Sentral Gerbang yang digunakan oleh Pencari Akses minimal memiliki kemampuan :

1) Mengisolasi JARTEL Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM, sehingga setiap gangguan/kerusakan yang terjadi pada salah satu sisi tidak sampai menjalar ke sisi lainnya;

2) Merekam semua data panggilan (incoming, outgoing, dan transit) untuk keperluan pembebanan dan statistik;

3) Mengatur aliran trafik antara dua JARTEL yang diinterkoneksikan;

4) Menyaring message CCS#7 yang tidak boleh transit/masuk ke JARTEL Pihak lainnya.

c. Cakupan Sentral Gerbang JARTAP Lokal adalah satu kode area. Cakupan Sentral Gerbang JARBER Seluler adalah regional yang merepresentasikan satu area layanan seluler.

Cakupan Sentral Gerbang JARBER Satelit adalah nasional yang merepresentasikan satu area layanan satelit.

2. PoI

a. PoI antara JARTEL Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM berada di DDF (Digital Distribution Frame) Sentral Gerbang TELKOM;

b. PoI merupakan batas kewajiban dan tanggung jawab penyediaan, pengoperasian, dan pemeliharaan dari masing- masing Pihak atas JARTEL yang saling diinterkoneksikan.

3. Link Interkoneksi

Pencari Akses sedapat mungkin menggunakan sirkit langganan milik TELKOM sebagai Link Interkoneksinya dengan cara sewa. Hal ini dimaksudkan untuk percepatan proses Interkoneksi dan efisiensi penggunaan fasilitas Interkoneksi.

III.2. Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Interkoneksi

1. Untuk menjamin kualitas dan kelangsungan operasional sistem Interkoneksi, baik Pencari Akses maupun TELKOM melakukan aktivitas pengoperasian dan pemeliharaan sistem Interkoneksi disamping pengoperasian dan pemeliharaan sistem JARTEL-nya masing-masing.

2. Batas fisik yang merupakan demarkasi tanggung jawab dan kewenangan operasi dan pemeliharaan masing-masing Pihak adalah PoI.

III.3. Uji Coba Sistem Interkoneksi

Untuk memastikan agar Interkoneksi dapat beroperasi dengan baik dan memenuhi standar kualitas yang diinginkan, maka sebelum dioperasikan secara komersial akan dilakukan Uji Coba Sistem Interkoneksi yang mencakup antara lain :

(9)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Hal 5 dari 9

1. Uji integrasi.

2. Uji coba panggilan interkoneksi.

3. Uji coba perekaman data panggilan (Call Data Record-CDR).

4. Uji coba billing interkoneksi.

IV. Daftar Layanan Utama Interkoneksi

Pada dasarnya, layanan Interkoneksi yang ditawarkan TELKOM terbagi atas 2 (dua) kelompok besar yaitu :

1. Layanan Interkoneksi berbasis trafik (traffic sensitive).

2. Layanan Interkoneksi non-trafik (non-traffic sensitive).

Layanan Interkoneksi berbasis trafik disusun dan dibagi menjadi 5 (lima) Modul, yaitu :

1. Modul 1 : Layanan Interkoneksi Teleponi Dasar dan Fitur.

2. Modul 2 : Layanan Tambahan.

3. Modul 3 : Layanan Lanjutan Teleponi Dasar (Advance Services).

4. Modul 4 : Layanan Seleksi Penyelenggara.

5. Modul 5 : Layanan Akses Jasa TELKOM.

Sedangkan layanan Interkoneksi non-trafik disusun dalam 1 (satu) Modul, yaitu Layanan Lain-Lain.

IV.1. Modul 1 : Layanan Interkoneksi Teleponi Dasar dan Fitur

Untuk menjamin terselenggaranya hubungan dari pelanggan ke pelanggan (any to any) TELKOM menawarkan layanan sebagai berikut :

1. Layanan Terminasi

Layanan Terminasi mencakup : a. Terminasi Lokal

b. Terminasi Jarak Jauh c. Terminasi Domestik 2. Layanan Transit

Layanan Transit yang ditawarkan mencakup : a. Transit Lokal Direct

b. Transit Lokal Cascade c. Transit Jarak Jauh Direct d. Transit Jarak Jauh Cascade e. Transit Internasional Direct f. Transit Internasional Cascade 3. Layanan Originasi

Layanan originasi yang ditawarkan TELKOM hanya pembangkitan panggilan dari JARTAP Domestik TELKOM dengan menggunakan Kode Akses SLI milik Pencari Akses Penyelenggara JARTAP Internasional.

4. Layanan Fitur

a. Pengalihan Panggilan (Call Forwarding) b. Three Party

c. Akses Direktori

d. Layanan Darurat (11X)

e. Layanan Khusus (Special Services)

(10)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Hal 6 dari 9

IV.2. Modul 2 : Layanan Tambahan

Layanan Tambahan adalah berupa layanan Short Message Service (SMS) yang merupakan layanan pengiriman pesan singkat antar Pengguna jasa telekomunikasi.

IV.3. Modul 3 : Layanan Lanjutan Teleponi Dasar (Advanced Services) Layanan Lanjutan Teleponi Dasar yang disediakan TELKOM adalah : 1. TELKOM Free (0800 1 X1-X6)

2. TELKOM Split Charging (0804 1 X1-X6) 3. TELKOM Vote (0806 1 X1-X6)

4. TELKOM Uni (0807 1 X1-X6) 5. TELKOM Premium (0809 1 X1-X6) 6. Akses Jasa Call Center (140XX)

IV.4. ModulL 4 : Layanan Seleksi Penyelenggara

Layanan seleksi Penyelenggara call by call yang disediakan oleh TELKOM terbatas pada layanan pemilihan jasa teleponi dasar sambungan internasional agar pelanggan TELKOM dapat melaksanakan pemilihan berbagai Kode Akses SLI milik Penyelenggara JARTAP Internasional.

IV.5. Modul 5 : Layanan Akses Jasa TELKOM

Layanan Akses Jasa TELKOM yang disediakan adalah berupa Akses Jasa SLI 007.

IV.6. Modul 6 : Layanan Lain-Lain

Layanan Lain-Lain merupakan layanan yang disediakan TELKOM untuk kelancaran operasional penyelenggaraan Layanan Interkoneksi antara Pencari Akses dan TELKOM. Jenis-jenis layanan dimaksud adalah :

1. Layanan FPI (Fasilitas Penting Interkoneksi) 2. Layanan Sarana Telekomunikasi (SARTEL)

3. Layanan Proses Billing, Penerbitan Tagihan dan atau Collection

V. Kerangka Waktu Pelaksanaan Interkoneksi

Perkiraan jadwal waktu proses pemenuhan permintaan Layanan Interkoneksi mulai dari aplikasi hingga ke tahap interkoneksi secara komersial adalah sebagai berikut :

(11)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Hal 7 dari 9 1

a. Permohonan dan Penelitian Persyaratan Interkoneksi

b. Jawaban atas Permohonan c. Tanggapan atas Jawaban d. Negosiasi Draft Perjanjian e. Penandatanganan Perjanjian 2

a. Pertemuan Teknis Awal

b. Pemesanan Kapasitas Interkoneksi c. Penyediaan Kapasitas Interkoneksi

d. Pembukaan Penomoran dan Data/Parameter Interkoneksi

e. Uji Coba Sistem Interkoneksi f. Interkoneksi Komersial

6 Tahap Layanan Perjanjian Interkoneksi

Tahapan Proses

Tahap Implementasi Perjanjian Interkoneksi

7 8

No Bulan

1 2 3 4 5

VI. Pemesanan Kapasitas (Order Capacity)

Kapasitas Interkoneksi merupakan satu kesatuan rangkaian yang terdiri dari Sirkit Trunk di JARTEL masing-masing pihak, Link Interkoneksi, port E1 di masing-masing Sentral Gerbang termasuk perangkat interface yang diperlukan, Link Pensinyalan serta FPI yang harus disediakan oleh Pihak yang menyediakan PoI.

Pemesanan dan penyediaan Kapasitas Interkoneksi ini berlaku untuk : 1. Penyediaan Kapasitas Interkoneksi awal (tahap inisiasi Interkoneksi) 2. Penambahan/pengurangan Kapasitas Interkoneksi.

3. Penambahan/pengurangan Kapasitas Interkoneksi sehubungan dengan penambahan/pengurangan Sentral Gerbang di lokasi geografis yang terdapat PoI TELKOM.

4. Penambahan/pengurangan Kapasitas Interkoneksi sehubungan dengan penambahan/pengurangan PoI.

5. Penyediaan sirkit langganan oleh TELKOM untuk Link Interkoneksi yang semestinya menjadi tanggung jawab Pencari Akses.

VII. Prosedur dan Diagram Pelaksanaan Interkoneksi

Pemenuhan permintaan layanan Interkoneksi oleh TELKOM dibagi dalam 2 (dua) tahapan pokok, yaitu tahap Layanan Perjanjian Interkoneksi dan tahap Implementasi Perjanjian Interkoneksi. Masing-masing tahapan pokok mencakup beberapa tahapan serial yang harus dilalui sebagaimana diuraikan di bawah ini.

1. Tahap Layanan Perjanjian Interkoneksi a. Pengajuan Permohonan Interkoneksi.

b. Penelitian Persyaratan Administrasi dan Teknis.

c. Jawaban d. Tanggapan

e. Negosiasi Draft Perjanjian Interkoneksi f. Penandatanganan Perjanjian Interkoneksi.

2. Tahap Implementasi Perjanjian Interkoneksi a. Pertemuan Teknis Awal

b. Pemesanan Kapasitas Interkoneksi (Capacity Ordering).

c. Penyediaan Kapasitas Interkoneksi (Capacity Provisioning).

(12)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Hal 8 dari 9

d. Pembukaan Penomoran dan Data/Parameter Interkoneksi.

e. Uji Coba Sistem Interkoneksi.

f. Implementasi Interkoneksi Secara Komersial.

Perkiraan Jadwal Pemenuhan Permintaan Layanan Interkoneksi dalam bentuk diagram dapat dilihat pada butir V diatas.

VIII. Prosedur dan Diagram Pemesanan Kapasitas (Order Capacity)

Perkiraan jadwal waktu proses pemesanan dan penyediaan Kapasitas Interkoneksi mulai dari aplikasi hingga siap dioperasikan secara komersial adalah sebagai berikut :

1 Pemesanan Kapasitas Interkoneksi 2 Review Pesanan & Penyusunan

Rencana Implementasi 3 Diskusi/Negosiasi

4 Implementasi Penyediaan Kapasitas Interkoneksi

5 Pengujian Kapasitas Interkoneksi 6 Komersial

Bulan No Tahapan Proses 5

1 2 3 4

IX. Rincian Titik Interkoneksi

Sesuai dengan jumlah dan lokasi geografis Sentral Gerbang, TELKOM menyediakan 58 (lima puluh delapan) lokasi PoI yang tersebar di 28 (dua puluh delapan) kota. PoI ini dikelompokkan ke dalam :

1. PoI lokal untuk keperluan Interkoneksi antar JARTAP Lokal sebanyak 15 (lima belas) lokasi yang tersebar di 6 (enam) kota.

2. PoI untuk keperluan Interkoneksi antara JARTAP TELKOM dengan JARTAP Lokal, JARTAP Domestik, JARTAP Internasional, JARBER Seluler dan JARBER Satelit Pencari Akses sebanyak 29 (dua puluh sembilan) lokasi yang tersebar di 25 (dua puluh lima) kota.

3. PoI untuk keperluan interkoneksi JARTEL Pencari Akses dengan JARTAP Internasional TELKOM sebanyak 3 (tiga) lokasi yang tersebar di 3 (tiga) kota.

4. PoI Sistem Pensinyalan Regional sebanyak 14 (empat belas) lokasi yang tersebar di 7 (tujuh) kota.

5. PoI Sistem Pensinyalan Nasional sebanyak 6 (enam) lokasi yang tersebar di 6 (enam) kota. Dua diantaranya merangkap sebagai Sistem Pensinyalan Internasional.

Untuk rincian titik interkoneksi dapat dilihat dalam tabel daftar Sentral Gerbang di Naskah Utama DPI.

(13)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Hal 9 dari 9

X. Contact Person

Kontak Person Permintaan Layanan Interkoneksi dengan TELKOM adalah TELKOM Divisi Carrier and Interconnection Service (TELKOM CISC)

Alamat : Gedung Menara JAMSOSTEK Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Kavling 38

Jakarta, 12710 Telepon : 021-52917007 Faksimili : 021-52892080

Ditujukan kepada Kepala Divisi TELKOM CISC.

Untuk koordinasi operasional Layanan Interkoneksi sesudah penandatanganan Perjanjian Interkoneksi :

Executive Account Manager Interkoneksi Divisi TELKOM CISC

Alamat : Gedung Menara JAMSOSTEK Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Kavling 38

Jakarta, 12710 Telepon : 021-52917061 Faksimili : 021-52892080

(14)

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI)

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk

2006

(15)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... I DAFTAR GAMBAR... III DAFTAR TABEL ... IV

EXECUTIVE SUMMARY ...1

BAB-I ...2

PENDAHULUAN...2

A. INTRODUKSI... 2

B. MAKSUD DAN TUJUAN ... 2

C. RUANG LINGKUP... 2

D. SISTEMATIKA... 3

E. MASA LAKU... 4

F. PERUBAHAN... 4

G. PENGKAJIAN ULANG... 4

BAB-II...5

INFORMASI JARINGAN TELKOM ...5

A. INTRODUKSI... 5

B. KONFIGURASI JARTAP ... 5

C. KONFIGURASI JARINGAN SISTEM PENSINYALAN CCS#7 ... 6

D. SISTEM INTELLIGENT NETWORK (IN)... 7

E. SIRKIT LANGGANAN (LEASED CIRCUIT) ... 7

F. DAFTAR SENTRAL GERBANG ... 8

G. TITIK INTERKONEKSI (POINT OF INTERCONNECTION = POI)... 9

H. FASILITAS PENTING INTERKONEKSI (FPI) ... 11

I. BERBAGAI OPSI INTERKONEKSI... 12

BAB-III ...15

PERSYARATAN INTERKONEKSI ...15

A. INTRODUKSI... 15

B. PERSYARATAN JARTEL PENCARI AKSES ... 15

C. PERSYARATAN ADMINISTRASI ... 16

D. PERSYARATAN FINANSIAL... 17

E. SISTEM ANTRIAN... 18

F. PROSEDUR PEMENUHAN PERMINTAAN LAYANAN INTERKONEKSI ... 18

1. Tahap Layanan Perjanjian Interkoneksi ... 18

2. Tahap Implementasi Perjanjian Interkoneksi... 20

G. PERJANJIAN INTERKONEKSI ... 22

H. UJI COBA SISTEM INTERKONEKSI ... 22

I. PEMESANAN DAN PENYEDIAAN KAPASITAS INTERKONEKSI... 23

J. PERUBAHAN DATA/PARAMETER INTERKONEKSI ... 24

K. PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM INTERKONEKSI ... 24

L. CALL SCENARIO ... 25

M. TITIK PEMBEBANAN (POINT OF CHARGING= POC) DAN PRINSIP PEMBEBANAN ... 25

N. KETENTUAN PENOMORAN ... 26

O. TABEL RUTING ... 26

P. SISTEM BILLING INTERKONEKSI ... 27

Q. PROSES SETTLEMENT LAYANAN INTERKONEKSI BERBASIS TRAFIK ... 27

R. PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN... 29

S. PENINJAUAN KEMBALI DAN EVALUASI PERJANJIAN INTERKONEKSI ... 29

T. KONTAK PERSON ... 30

(16)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal ii

BAB-IV ...31

KETENTUAN PERALIHAN...31

A. PERJANJIAN INTERKONEKSI EKSISTING... 31

B. PERBEDAAN SIGNIFIKAN ... 31

C. BERLAKUNYA PERUBAHAN ... 31

DOKUMEN PENDUKUNG DPI TELKOM

1. PERJANJIAN INTERKONEKSI DAN DOKUMEN PENDUKUNGNYA.

2. DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI TELKOM.

3. DAFTAR PERUBAHAN.

(17)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konfigurasi JARTAP TELKOM ... 6

Gambar 2. Konfigurasi Jaringan Sistem Pensinyalan CCS#7 TELKOM ... 7

Gambar 3. Relasi Sentral Gerbang dan PoI... 10

Gambar 4. Fasilitas Penting Interkoneksi (FPI)... 11

Gambar 5. Perkiraan Jadwal Pemenuhan Permintaan Layanan Interkoneksi ... 22

Gambar 6. Penyediaan Link Interkoneksi ... 23

Gambar 7. Perkiraan Waktu Penyediaan Kapasitas Interkoneksi ... 24

Gambar 8. Contoh Call Scenario ... 25

(18)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Sentral Gerbang TELKOM ... 8

Tabel 2. Relasi Sentral Gerbang dan PoI ... 10

Tabel 3. Biaya-Biaya Pemenuhan Permintaan Layanan Interkoneksi... 17

Tabel 4. Contoh Tabel Ruting ... 27

(19)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 1 dari 31

EXECUTIVE SUMMARY

DPI TELKOM menyajikan berbagai informasi penting yang dibutuhkan oleh Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi yang akan mengadakan Interkoneksi dengan TELKOM (Penyelenggara Jaringan dimaksud selanjutnya disebut “Pencari Akses”).

Informasi dimaksud meliputi informasi Jaringan Tetap TELKOM (“JARTAP TELKOM”), berbagai jenis Layanan Interkoneksi yang ditawarkan, dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pencari Akses.

Informasi JARTAP TELKOM berisi informasi mengenai elemen-elemen pokok JARTAP yang diperlukan untuk membentuk sistem Interkoneksi, seperti Sentral Gerbang, Titik Interkoneksi, dan Link Interkoneksi, termasuk lokasi geografis Sentral Gerbang dan Titik Interkoneksi, serta informasi teknis lainnya yang relevan.

TELKOM menawarkan layanan-layanan Interkoneksi secara selektif, antara lain Layanan Interkoneksi Teleponi Dasar dan Fitur, Layanan Tambahan, Layanan Lanjutan Teleponi Dasar (Advanced Services), dan Layanan Lain-Lain. Layanan Interkoneksi yang ditawarkan mengutamakan Layanan Interkoneksi yang menjamin konektivitas ujung ke ujung (end-to-end connectivity). Dengan perkataan lain, TELKOM memprioritaskan Interkoneksi yang memberikan efek eksternalitas (externality effect), karena kebutuhan yang paling mendasar dalam berinterkoneksi adalah kemampuan untuk menyambungkan setiap pesawat terminal Pelanggan dengan pesawat terminal Pelanggan lainnya, kapanpun dan di manapun berada, baik secara nasional maupun internasional. Berbagai layanan akses jasa-jasa telekomunikasi non-teleponi dasar yang melekat di JARTAP TELKOM juga ditawarkan untuk dapat diakses oleh pelanggan Pencari Akses melalui sistem interkoneksi, seperti jasa-jasa nilai tambah (misalnya Premium Call, Vote Call, Free Call, Calling Card, dan Call Centre). Jasa-jasa tersebut ada yang diselenggarakan sendiri oleh TELKOM, ada pula yang diselenggarakan oleh pihak lain secara kerja sama dengan TELKOM.

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pencari Akses mencakup berbagai aspek administratif dan prosedural, aspek teknis, aspek legal, serta aspek bisnis/finansial. Persyaratan aspek administratif dan prosedural memuat syarat-syarat formal dan tahapan yang harus ditempuh, serta dokumen-dokumen yang harus disampaikan. Persyaratan aspek teknis menekankan persyaratan interoperability dari elemen-elemen sistem Interkoneksi yang harus dipenuhi agar JARTEL Pencari Akses dapat diinterkoneksikan dengan JARTAP TELKOM. Dalam persyaratan teknis juga dipersyaratkan parameter-parameter teknis detail sedemikian rupa agar tercipta keseimbangan dan keserasian bisnis di antara pihak-pihak yang berinterkoneksi dengan tetap mempertimbangkan manfaat yang besar bagi pelanggan masing-masing pihak.

Persyaratan aspek legal dimaksudkan agar transaksi Interkoneksi memperoleh jaminan hukum yang memadai. Untuk itu, kesepakatan-kesepakatan detail Interkoneksi harus dituangkan dalam Perjanjian Interkoneksi dengan mengambil referensi template Perjanjian yang disediakan. Persyaratan aspek bisnis/finansial menyajikan berbagai tarif tiap layanan yang disediakan oleh TELKOM, tata cara dan proses perhitungan Biaya Interkoneksi, proses penyelesaian hak dan kewajiban finansial bagi Pencari Akses dan TELKOM, ketentuan perpajakan, sanksi keterlambatan pembayaran, dan lain sebagainya.

Terhadap Interkoneksi yang telah berlangsung pada saat DPI TELKOM ini disahkan oleh BRTI, disediakan pula informasi ringkas mengenai kesempatan untuk mengadakan penyesuaian dan atau perubahan yang diperlukan.

(20)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 2 dari 31

BAB-I PENDAHULUAN

A. INTRODUKSI

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, (selanjutnya disebut “DPI TELKOM”), disusun dalam rangka memenuhi ketentuan regulasi dan sebagai sumber informasi bagi setiap Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (selanjutnya disebut “Penyelenggara JARTEL”), yang akan ber-interkoneksi dengan Jaringan Telekomunikasi Tetap (selanjutnya disebut “JARTAP”) yang dikelola oleh TELKOM (Penyelenggara JARTEL dimaksud selanjutnya disebut “Pencari Akses”). Melalui dokumen ini diharapkan para Pencari Akses memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai kebijakan Interkoneksi TELKOM, sehingga seluruh persyaratan Interkoneksi dipersiapkan dengan baik sebelum mengajukan aplikasi Interkoneksi dengan JARTAP TELKOM.

Seiring dengan perkembangan regulasi dan kompleksitas permasalahan Interkoneksi yang berubah secara dinamis, TELKOM senantiasa berusaha melakukan perubahan dan pengembangan JARTEL-nya agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi JARTEL. Untuk menjamin interoperability, Pencari Akses wajib secara proaktif menyesuaikan JARTEL-nya dengan perangkat TELKOM.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud disusunnya DPI TELKOM adalah untuk menyediakan referensi baik teknis, bisnis maupun syarat-syarat dan kondisi yang diperlukan Pencari Akses dalam menyusun Perjanjian dan pelaksanaan Interkoneksi dengan JARTAP TELKOM.

Tujuan disusunnya DPI TELKOM adalah agar Layanan Interkoneksi JARTAP TELKOM dapat diberikan kepada Pencari Akses dengan mengedepankan kesepakatan bisnis yang memegang penuh prinsip transparansi dan non-diskriminasi.

C. RUANG LINGKUP

Secara garis besar, DPI TELKOM ini berisi berbagai jenis Layanan Interkoneksi yang disediakan oleh TELKOM, informasi jaringan, dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh para Pencari Akses yang akan mengadakan Interkoneksi dengan JARTAP TELKOM.

TELKOM memprioritaskan jenis Layanan Interkoneksi yang memberikan efek eksternalitas (externality effect), yakni Layanan Interkoneksi kepada Penyelenggara JARTEL yang memiliki basis kastamer sebagai sumber trafik telekomunikasi. Jenis Layanan Interkoneksi yang dicantumkan dalam DPI ini pada dasarnya adalah jenis-jenis Layanan Interkoneksi standar di JARTAP TELKOM untuk mengantarkan panggilan telekomunikasi yang berlangsung antar Penyelenggara JARTEL.

Informasi jaringan TELKOM menyajikan informasi pokok yang dibutuhkan dalam Interkoneksi, termasuk namun tidak terbatas pada informasi-informasi tentang Sentral Gerbang, Titik Interkoneksi, Link Interkoneksi, dan Sistem Pensinyalan. Apabila informasi yang disajikan disini dirasakan belum lengkap, maka Pencari Akses dapat meminta tambahan informasi bersamaan dengan pengajuan aplikasi Interkoneksi atau pada saat berlangsungnya proses negosiasi Perjanjian Interkoneksi.

Persyaratan-persyaratan Interkoneksi yang harus dipenuhi oleh Pencari Akses secara garis besar mencakup persyaratan administrasi, persyaratan proseduril, persyaratan teknis, dan persyaratan finansial, serta persyaratan legal.

(21)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 3 dari 31

D. SISTEMATIKA

Naskah Utama DPI TELKOM ini terbagi dalam beberapa Bab, yaitu :

Bab-I – Pendahuluan, terdiri dari Sub-Sub Bab : Introduksi, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup, Sistematika, Masa Laku, Perubahan dan Pengkajian Ulang.

Bab-II - Informasi Jaringan TELKOM, terdiri dari Sub-Sub Bab : Introduksi, Konfigurasi JARTAP, Konfigurasi Jaringan Sistem Pensinyalan CCS#7, Sistem Intelligent Network (IN), Sirkit Langganan (Leased Circuit), Daftar Sentral Gerbang, Titik Interkoneksi (Point of Interconnection = PoI), Fasilitas Penting Interkoneksi (FPI), dan Berbagai Opsi Interkoneksi.

Bab-III - Persyaratan Interkoneksi, terdiri dari Sub-Sub Bab : Introduksi, Persyaratan JARTEL Pencari Akses, Persyaratan Administrasi, Persyaratan Finansial, Sistem Antrian, Prosedur Pemenuhan Permintaan Layanan Interkoneksi, Perjanjian Interkoneksi, Uji Coba Sistem Interkoneksi, Pemesanan dan Penyediaan Kapasitas Interkoneksi, Perubahan Data/Parameter Interkoneksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Interkoneksi, Call Scenario, Titik Pembebanan (Point of Charging = PoC) dan Prinsip Pembebanan, Ketentuan Penomoran, Tabel Ruting, Sistem Billing Interkoneksi, Proses Settlement Layanan Interkoneksi Berbasis Trafik, Penagihan dan Pembayaran, Peninjauan Kembali dan Evaluasi Perjanjian Interkoneksi, dan Kontak Person.

Bab-IV – Ketentuan Peralihan. Bab ini berisi ketentuan tentang perlakuan terhadap Perjanjian Interkoneksi eksisting, yakni Perjanjian Interkoneksi yang masih berlaku pada saat DPI ini disahkan oleh BRTI.

DPI TELKOM ini didukung oleh 3 (tiga) Dokumen Pendukung yaitu : Perjanjian Interkoneksi dan Dokumen Pendukungnya, Daftar Layanan Interkoneksi TELKOM, dan Daftar Perubahan.

Perjanjian Interkoneksi dan Dokumen Pendukungnya terdiri atas Perjanjian Interkoneksi dan Dokumen Pendukung. Perjanjian Interkoneksi memuat standar naskah Perjanjian Interkoneksi yang berisi pasal-pasal dan ayat-ayat yang menguraikan aspek- aspek hukum perikatan secara detail mengenai hak, kewajiban, tanggung jawab, kewenangan, larangan, dan atau sanksi-sanksi dalam mengadakan interkoneksi.

Sedangkan Dokumen Pendukung merupakan bagian yang mengikat seperti halnya naskah Perjanjian Interkoneksi dan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Interkoneksi.

Dokumen Pendukung Perjanjian Interkoneksi terdiri dari : 1. Dokumen Pendukung A : Perencanaan dan Operasi.

2. Dokumen Pendukung B : Penagihan dan Pembayaran.

3. Dokumen Pendukung C : Daftar Layanan Interkoneksi dan Harga.

4. Dokumen Pendukung D : Spesifikasi Teknis.

5. Dokumen Pendukung E : Definisi dan Interpretasi.

Daftar Layanan Interkoneksi TELKOM berisi layanan Interkoneksi yang ditawarkan TELKOM kepada para Pencari Akses dan disusun sebagai berikut :

1. Modul 1 : Layanan Interkoneksi Teleponi Dasar dan Fitur.

2. Modul 2 : Layanan Tambahan.

3. Modul 3 : Layanan Lanjutan Teleponi Dasar (Advanced Services).

4. Modul 4 : Layanan Seleksi Penyelenggara.

5. Modul 5 : Layanan Akses Jasa TELKOM.

6. Modul 6 : Layanan Lain.

Daftar Perubahan berisi perubahan-perubahan yang terjadi pada naskah utama DPI maupun Dokumen Pendukung-nya. Sebelum ada perubahan, maka Dokumen ini dibiarkan kosong.

(22)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 4 dari 31

E. MASA LAKU

DPI TELKOM ini berlaku sejak tanggal disahkan oleh BRTI sampai dengan adanya perubahan DPI.

F. PERUBAHAN

DPI TELKOM ini dapat diubah dari waktu ke waktu dengan tetap mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan Menteri dan atau keputusan DIRJEN. Perubahan DPI TELKOM ini akan disesuaikan dengan perkembangan regulasi, bisnis, teknis, ataupun operasional. TELKOM akan menyampaikan perubahan tersebut kepada BRTI untuk mendapatkan persetujuan dan dipublikasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

G. PENGKAJIAN ULANG

TELKOM berhak melakukan pengkajian ulang terhadap DPI TELKOM secara periodik setiap tahun atau sewaktu-waktu (sepanjang diperlukan) dalam rangka merespon perubahan yang terjadi pada peraturan perundang-undangan atau ketetapan pemerintah yang berlaku, atau perubahan lingkungan bisnis dan kemajuan teknologi yang mendorong perubahan pengaturan Interkoneksi.

(23)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 5 dari 31

BAB-II

INFORMASI JARINGAN TELKOM

A. INTRODUKSI

Sesuai dengan izin atau lisensi yang dimilikinya, TELKOM adalah Penyelenggara JARTAP sekaligus sebagai Penyelenggara Jasa Teleponi Dasar dengan cakupan layanan Pelanggan secara nasional dan penyaluran jasa telekomunikasi baik domestik maupun internasional. Sebagai Penyelenggara JARTAP, TELKOM berhak menyelenggarakan jasa sewa sirkit langganan (leased circuit), baik kepada sesama penyelenggara telekomunikasi maupun kepada pelanggan yang bukan penyelenggara telekomunikasi.

Untuk penyelenggaraan jaringan tetap lokal (JARTAP Lokal), TELKOM menyelenggarakan JARTAP Lokal berbasis kabel (wireline) dan non-kabel (wireless).

Sebagai Penyelenggara JARTAP, TELKOM memiliki dan mengoperasikan berbagai infrastruktur jaringan yang dipergunakan untuk menyelenggarakan berbagai jasa telekomunikasi sesuai dengan lisensi yang dimilikinya. Adapun jaringan dan infrastruktur atau perangkat yang dimiliki dan dioperasikan TELKOM saat ini adalah sebagai berikut :

1. JARTAP Lokal berbasis kabel (Fixed Wireline, = FWL), dan non-kabel (Fixed Wireless Access, = FWA);

2. JARTAP Jarak Jauh;

3. JARTAP Internasional;

4. Jaringan Sistem Pensinyalan (Signalling System);

5. Sistem Intelligent Network (IN);

6. Sirkit Langganan (Leased Circuit);

Jaringan telekomunikasi, infrastruktur dan atau perangkat tersebut diatas selain digunakan sendiri oleh TELKOM untuk keperluan penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi bagi para pelanggan TELKOM, juga disediakan untuk keperluan Interkoneksi bagi JARTEL Pencari Akses.

Dalam DPI TELKOM, untuk Penyelenggara JARTAP Lokal yang juga merangkap menjadi Penyelenggara JARTAP Jarak Jauh secara utuh dan tidak dipisahkan disebut juga sebagai Penyelenggara JARTAP Domestik. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pelaksanaan Interkoneksi dan efisiensi JARTEL.

B. KONFIGURASI JARTAP

JARTAP TELKOM secara teknis mampu melayani semua jenis panggilan yang disalurkan melalui suatu konfigurasi jaringan yang diatur sedemikian rupa dengan mempertimbangkan efisiensi, optimalisasi dan performansi jaringan. Interkoneksi antara JARTAP TELKOM dengan JARTEL Pencari Akses dilaksanakan melalui 2 (dua) jenis Sentral Gerbang, yaitu Sentral Gerbang Pembicaraan dan Sentral Gerbang Pensinyalan.

Sistem Pensinyalan dan Sentral Gerbang Pensinyalan akan dibahas pada sub bab tersendiri sedangkan konfigurasi JARTAP TELKOM dan peruntukan Sentral Gerbang Pembicaraan diuraikan lebih lanjut sebagaimana berikut ini.

(24)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 6 dari 31 Gambar 1. Konfigurasi JARTAP TELKOM

Keterangan :

SGI = Sentral Gerbang Internasional Tx = Trunk Exchange

Tx/SGJJ = Trunk Exchange yang berfungsi sebagai Gateway/Sentral Gerbang Jarak Jauh TD/SGL = Tandem yang berfungsi sebagai Gateway/Sentral Gerbang Lokal

Lx = Local Exchange

Lx/SGL = Local Exchange yang berfungsi sebagai Gateway/Sentral Gerbang Lokal Switching FWA = Switching Fixed Wireless Access (CDMA)

BTS = Base Transceiver Station FWL = Fixed Wire Line

FWA = Fixed Wireless Access

Sesuai dengan peruntukannya, Sentral Gerbang Pembicaraan yang dioperasikan TELKOM dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu :

1. Sentral Gerbang Internasional (SGI) : digunakan untuk Interkoneksi dengan JARTAP Domestik, jaringan bergerak seluler (JARBER Seluler) dan jaringan bergerak satelit (JARBER Satelit) dalam penyelenggaraan akses jasa teleponi dasar internasional TELKOM (SLI-007).

2. Sentral Gerbang Jarak Jauh (SGJJ) : digunakan untuk Interkoneksi dengan JARBER Seluler, JARBER Satelit, JARTAP Internasional, JARTAP Lokal, dan JARTAP Domestik.

3. Sentral Gerbang Lokal (SGL) : digunakan untuk Interkoneksi dengan JARTAP Lokal, dan JARTAP Domestik.

C. KONFIGURASI JARINGAN SISTEM PENSINYALAN CCS#7

Fungsi utama Jaringan Sistem Pensinyalan (Signalling System) adalah untuk pertukaran informasi antara perangkat pelanggan dengan sentral penyambungan (switching), atau antara sentral penyambungan yang satu dengan sentral penyambungan yang lain dalam proses pembangunan, pengawasan, dan pembubaran suatu hubungan/panggilan telekomunikasi. JARTAP TELKOM dilengkapi dengan Sistem Pensinyalan CCS#7 (Common Channel Signalling Nr. 7).

SGI

Switching Lx FWA

Tx

Lx Lx/SGL

TD/SGL Tx/SGJJ

dari/ke JARTAPLOK/

FWA Pencari Akses

FWL FWL FWABTS

FWL

BTS FWA dari/ke

Pencari Akses Domestik/

Luar Negeri

dari/ke Pencari Akses

Domestik

JARTAP TELKOM

(25)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 7 dari 31 Gambar 2. Konfigurasi Jaringan Sistem Pensinyalan CCS#7 TELKOM

Keterangan :

SGSN = Sentral Gerbang Pensinyalan Nasional SGSR = Sentral Gerbang Pensinyalan Regional

Sesuai dengan peruntukannya maka Sentral Gerbang Pensinyalan dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu :

1. Sentral Gerbang Pensinyalan Nasional (SGSN) : digunakan untuk melayani Interkoneksi pensinyalan dengan JARBER Seluler, JARBER Satelit, JARTAP Domestik dan JARTAP Internasional.

2. Sentral Gerbang Pensinyalan Regional (SGSR) : digunakan untuk melayani Interkoneksi pensinyalan dengan JARTAP Lokal.

Implementasi Interkoneksi pensinyalan dilaksanakan melalui Sentral Gerbang Pensinyalan Pencari Akses dengan Sentral Gerbang Pensinyalan TELKOM dengan konfigurasi mated pair yang telah ditentukan.

D. SISTEM INTELLIGENT NETWORK (IN)

JARTAP TELKOM dilengkapi dengan Sistem IN agar memiliki kemampuan untuk mendukung atau menyediakan JASNITA berbasis IN meliputi : Premium Call, Free Call, Uni Call, Vote Call, Split Charging, dan VPN. Implementasi akses layanan JASNITA TELKOM dari JARTEL Pencari Akses yang diinterkoneksikan dengan JARTAP TELKOM dapat dilaksanakan berdasarkan kesepakatan.

E. SIRKIT LANGGANAN (LEASED CIRCUIT)

TELKOM menyediakan sirkit langganan untuk digunakan oleh Pencari Akses baik untuk keperluan Link Interkoneksi (antar 2 Sentral Gerbang) maupun untuk keperluan internal JARTEL Pencari Akses misalnya untuk sarana penghubung antar 2 (dua) Mobile Switching Center (MSC), antara MSC dan BTS atau keperluan lainnya. Sirkit langganan TELKOM tersedia dalam kategori lokal, jarak jauh (antar daerah), dan internasional (antar negara).

Sirkit langganan tersebut merupakan transmisi digital yang menggunakan sistem satelit maupun sistem terrestrial. Sirkit langganan terrestrial tersedia dalam berbagai

(26)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 8 dari 31

bentuk fisik yang menggunakan teknologi gelombang radio (microwave) dan kabel serat optik. Sirkit langganan satelit tersedia dalam bentuk IDR (Intermediate Data Rate).

Untuk keperluan Interkoneksi, satuan transmisi yang paling rendah adalah 1 (satu) E-1 atau identik dengan 2 Mbit/s. Di kota-kota tertentu TELKOM memiliki transmisi terrestrial yang menggunakan teknologi SDH (Synchronous Digital Hierarchy) dan PDH (Plesionchronous Digital Hierarchy) ataupun teknologi lainnya.

Untuk kecepatan pelayanan Interkoneksi, TELKOM merekomendasikan Pencari Akses menggunakan sirkit langganan TELKOM untuk Link Interkoneksi-Link Interkoneksi yang wajib disediakan oleh Pencari Akses. Penggunaan sirkit langganan TELKOM tersebut tentu saja harus mempertimbangkan ketersediaan kapasitas eksisting serta kemampuan TELKOM dalam membangun dan menyediakan kapasitas dimaksud.

F. DAFTAR SENTRAL GERBANG

Tabel 1. Daftar Sentral Gerbang TELKOM

No Lokasi Wilayah

Penomoran

Nama Sentral

Type Sentral

Rencana Kapasitas E1-20061)

Fungsi Relasi2)

1 Jakarta 2 021 JK2T EWSD 28 SGJJ JKTP & SBTP

2 Jakarta 3 021 JK3T 5ESS 16 SGJJ JKTP & SBTP

3 Jakarta 4 021 JK4T EWSD 30 SGJJ/SGI JKTP & SBTP

4 Jakarta STP 021 JKTP 5ESS - SGSN 3) -

5 Kota Tandem 021 KTTD 5ESS 1 SGL SLTP & KBTP

6 Gambir Tandem 021 GBTD 5ESS 0 SGL CKTP & CBTP

7 Jatinegara Tandem 021 JTTD 5ESS 1 SGL CKTP & CBTP

8 Kebayoran STP 021 KBTP 5ESS - SGSR -

9 Slipi STP 021 SLTP 5ESS - SGSR -

10 Cikarang STP 021 CKTP NEAX61S - SGSR -

11 Cibinong STP 021 CBTP NEAX61S - SGSR -

12 Bogor B 0251 BOOB EWSD 4 SGL CKTP & CBTP

13 Serang A 0254 SRGA EWSD 1 SGL SLTP & KBTP

14 Bandung 1 022 BD1T EWSD 22 SGJJ JKTP & SBTP

15 Bandung Timur 022 BDCD EWSD 0 SGL/SGSR BDCD & BDSN

16 Bandung Sentrum 022 BDSN EWSD 0 SGL/SGSR BDCD & BDSN

17 Cirebon 0231 CBNT EWSD 23 SGJJ JKTP & SBTP

18 Cirebon-1A 0231 CBNA EWSD 0 SGL BDCD & BDSN

19 Semarang 1 024 SM1T EWSD 41 SGJJ JKTP & SBTP

20 Solo 0271 SLOT EWSD 35 SGJJ JKTP & SBTP

21 Surabaya 1 031 SB1T EWSD 71 SGJJ/SGI JKTP & SBTP

22 Surabaya 2 031 SB2T 5ESS 35 SGJJ JKTP & SBTP

23 Surabaya STP 031 SBTP 5ESS - SGSN 3) -

24 Mergoyoso E 031 MGOE EWSD 0 SGL RKTP & KNTP

25 Kebalen B 031 KBLB EWSD 0 SGL RKTP & KNTP

26 Rungkut STP 031 RKTP 5ESS - SGSR -

27 Kebalen STP 031 KNTP 5ESS - SGSR -

28 Jember 0331 JR1T EWSD 6 SGJJ JKTP & SBTP

29 Malang 0341 ML1T EWSD 17 SGJJ JKTP & SBTP

30 Malang Kota 0341 ML1A EWSD 0 SGL RKTP & KNTP

31 Madiun 0351 MN1T EWSD 0 SGJJ JKTP & SBTP

32 Denpasar 0361 DP1T EWSD 25 SGJJ JKTP & SBTP

33 Makasar 0411 MK1T EWSD 25 SGJJ MKTP & BMTP

34 Makasar STP 0411 MKTP NEAX61S - SGSN -

35 Manado 0431 MO1T NEAX61E 10 SGJJ MKTP & BMTP

(27)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 9 dari 31

No Lokasi Wilayah

Penomoran

Nama Sentral

Type Sentral

Rencana Kapasitas E1-20061)

Fungsi Relasi2)

36 Banjarmasin 0511 BM1T EWSD 23 SGJJ MKTP & BMTP

37 Banjarmasin STP 0511 BMTP NEAX61S - SGSN -

38 Banjarmasin B 0511 BJMB EWSD - SGSR -

39 Balikpapan 0542 BP1T NEAX61E 27 SGJJ MKTP & BMTP

40 BPP Gunungsari 1 0542 GSA1 EWSD - SGL/SGSR GSA1 & BJMB

41 Pontianak 0561 PTKT EWSD 14 SGJJ MKTP & BMTP

42 Medan 061 MD1T EWSD 27 SGJJ MDTP & PGTP

43 Medan STP 061 MDTP 5ESS - SGSN -

44 Medan Pulo Brayan 061 PUBA EWSD 0 SGL/SGSR PUBA & MD2E

45 Medan Centrum 2E 061 MD2E EWSD 0 SGL/SGSR PUBA & MD2E

46 Banda Aceh 0651 BNAT EWSD 0 SGJJ MDTP & PGTP

47 Palembang 0711 PG1T EWSD 15 SGJJ MDTP & PGTP

48 Palembang STP 0711 PGTP 5ESS - SGSN -

49 Bandarlampung 0721 BDLT EWSD 17 SGJJ MDTP & PGTP

50 Padang 0751 PD1T EWSD 9 SGJJ MDTP & PGTP

51 Jambi 0741 JB1T NEAX61E 3 SGJJ MDTP & PGTP

52 Pekanbaru 0761 PB1T NEAX61E 8 SGJJ MDTP & PGTP

53 Batam 0778 BT1T EWSD 23 SGJJ/SGI MDTP & PGTP

54 Bukit Dangas 0778 BDSA 5ESS 0 SGL/SGSR BDSA & SKNA

55 Sekupang 0778 SKNA EWSD - SGSR -

56 Timika 0901 TIMT 5ESS 3 SGJJ MKTP & BMTP

57 Ambon 0911 AB1T EWSD 2 SGJJ MKTP & BMTP

58 Jayapura 0967 JAP1 EWSD 8 SGJJ MKTP & BMTP

1) Rencana Kapasitas E1-2006 adalah rencana pemenuhan E1 sesuai hasil JPS 2006

2) Relasi Sentral Gerbang Pembicaraan dan Sentral Gerbang Pensinyalan

3) JAKARTA STP dan SURABAYA STP berfungsi juga sebagai Sentral Gerbang Pensinyalan Internasional.

Mated-Pair STP

SGSN : MDTP-PGTP, JKTP-SBTP, BJTP-MKTP

SGSR : PUBA-MD2E, BDSA-SKNA, KBTP-SLTP, CKTP-CBTP, BDCD- BDSN, RKTP-KNTP, GSA1-BJMB

Keterangan : JKTP = JAKARTA STP SBTP = SURABAYA STP MKTP = MAKASAR STP BMTP = BANJARMASIN STP MDTP = MEDAN STP PGTP = PALEMBANG STP SLTP = SLIPI STP

KBTP = KEBAYORAN BARU STP CKTP = CIKARANG STP CBTP = CIBINONG STP RKTP = RUNGKUT STP KNTP = KEBALEN STP BDCD = BANDUNG CICADAS BDSN = BANDUNG SENTRUM

PUBA = MEDAN PULAU BRAYAN MD2E = MEDAN CENTRUM 2E GSA1 = GUNUNG SAHARI BPP BJMB = BANJARMASIN LOKAL BDSA = BUKIT DANGAS (BATAM) SKNA = SEKUPANG A (BATAM)

Catatan : Alamat lengkap Sentral Gerbang TELKOM akan diberikan secara kasus per kasus atas dasar permintaan Pencari Akses.

G. TITIK INTERKONEKSI (Point of Interconnection = PoI)

PoI merupakan titik pertemuan antara 2 (dua) JARTEL yang saling diinterkoneksikan. Secara teknis, PoI antara JARTEL Pencari Akses dengan JARTAP TELKOM ditetapkan berada di DDF (Digital Distribution Frame) Sentral Gerbang TELKOM yang digunakan untuk menyalurkan seluruh trafik interkoneksi yang terjadi. Dalam hal

(28)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 10 dari 31

TELKOM tidak mampu menyediakan FPI di lokasi DDF Sentral Gerbang TELKOM maka dimungkinkan PoI berada di lokasi lain yang disepakati.

Melalui PoI tersebut seluruh trafik yang diperjanjikan disalurkan, termasuk kemungkinan pelanggan di JARTEL Pencari Akses mengakses layanan Jasa Nilai Tambah teleponi (JASNITA) yang diselenggarakan di JARTAP TELKOM.

Peruntukan Sentral Gerbang TELKOM dan relasinya dengan PoI dalam pelaksanaan Interkoneksi dengan JARTEL Pencari Akses dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Relasi Sentral Gerbang dan PoI

Tabel 2. Relasi Sentral Gerbang dan PoI

No PoI Relasi dengan JARTEL Pencari Akses

1 PoI-I JARTAP Domestik, JARBER Seluler, dan JARBER Satelit.

2 PoI-II JARBER Seluler, JARBER Satelit, JARTAP Internasional, JARTAP Lokal, dan JARTAP Domestik.

3 PoI-III JARTAP Lokal, dan JARTAP Domestik.

4 PoI-IV Pensinyalan interkoneksi dengan JARBER Seluler, JARBER Satelilt, JARTAP Domestik, dan JARTAP Internasional.

5 PoI-V Pensinyalan interkoneksi dengan JARTAP Lokal.

Sesuai dengan jumlah dan lokasi geografis Sentral Gerbang, TELKOM menyediakan 58 (lima puluh delapan) lokasi PoI yang tersebar di 28 (dua puluh delapan) kota. PoI ini dikelompokkan ke dalam :

1. PoI lokal untuk keperluan Interkoneksi antar JARTAP Lokal sebanyak 15 (lima belas) lokasi yang tersebar di 6 (enam) kota.

2. PoI untuk keperluan Interkoneksi antara JARTAP TELKOM dengan JARTAP Lokal, JARTAP Domestik, JARTAP Internasional, JARBER Seluler dan JARBER Satelit Pencari Akses sebanyak 29 (dua puluh sembilan) lokasi yang tersebar di 25 (dua puluh lima) kota

3. PoI untuk keperluan interkoneksi JARTEL Pencari Akses dengan JARTAP Internasional TELKOM sebanyak 3 (tiga) lokasi yang tersebar di 3 (tiga) kota.

(29)

Dokumen Penawaran Interkoneksi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Naskah Utama DPI Hal 11 dari 31

4. PoI Sistem Pensinyalan Regional sebanyak 14 (empat belas) lokasi yang tersebar di 7 (tujuh) kota.

5. PoI Sistem Pensinyalan Nasional sebanyak 6 (enam) lokasi yang tersebar di 6 (enam) kota. Dua diataranya merangkap sebagai Sistem Pensinyalan Internasional.

H. FASILITAS PENTING INTERKONEKSI (FPI)

Fasilitas Penting Interkoneksi (selanjutnya disebut FPI) adalah fasilitas yang merupakan infrastruktur sipil di lokasi (premises) TELKOM dimana Sentral Gerbang TELKOM berada, yang diperlukan untuk penempatan Link Interkoneksi dan perangkat Interkoneksi antara TELKOM dengan Pencari Akses.

Secara umum, FPI yang dimaksud digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4. Fasilitas Penting Interkoneksi (FPI)

FPI yang disediakan TELKOM berupa Sarana Penunjang (SARPEN) yang terdiri atas : 1. Ruangan

Ruangan ini hanya diperuntukkan bagi penempatan perangkat Interkoneksi Pencari Akses yang secara teknis tidak dapat ditempatkan di luar gedung/persil TELKOM. Untuk perangkat-perangkat Interkoneksi Pencari Akses yang secara teknis dapat ditempatkan di luar gedung/persil TELKOM dimungkinkan ditempatkan di gedung/persil TELKOM, namun untuk kasus ini tidak dimaksudkan dalam rangka penyediaan FPI.

2. Terminal DDF (Digital Distribution Frame)

Terminal DDF merupakan terminal dimana PoI secara fisik berada yang merupakan titik demarkasi/batas sehubungan dengan kewajiban dan tanggung jawab penyediaan, pengoperasian, dan pemeliharaan dari masing- masing Pihak yang berinterkoneksi atas JARTELnya masing-masing.

3. Jalur kabel

Jalur kabel yang merupakan FPI adalah jalur-jalur kabel yang berada di persil/gedung TELKOM. Jalur-jalur kabel tersebut meliputi cable duct, jalur

Perangkat Pencari Akses DDF

Pencari Akses Ruang

Kolokasi

Non-FPI (Di Luar Persil TELKOM) FPI

(Dalam Persil TELKOM) DDF

TELKOM SG

Cable Duct Cable Tray

Batas Persil TELKOM PoI

Bangunan TELKOM

Referensi

Dokumen terkait

Gambar : 4.6 Desain konfigurasi jaringan Internet dengan ATM.. Desain teknologi ATM di MEA Semarang menggunakan 3 buah ATM Switch dimana penempatannya di Sentral Johar,

a) Panggilan Terminasi yang berasal dari Penyelenggara jasa merupakan panggilan terminasi ke Telkomsel dari penyelenggara jasa yang memiliki jaringan dan kode akses. b)

Jaringan local akses kabel tembaga (JARLOKAT) adalah salah satu bentuk jaringan akses dengan konfigurasi dasar seperti pada gambar 3.1, yaitu : dimulai dari

FPI (Fasilitas Penting bagi Interkoneksi) adalah suatu istilah yang dipergunakan bagi berbagai fasilitas yang merupakan infrastruktur sipil dari suatu jaringan telekomunikasi,

(1) Para Pihak sepakat untuk mengadakan Interkoneksi langsung antara jaringan XXXX dengan jaringan Telkomsel sehingga setiap Pengguna masing-masing Pihak dapat mengirim