• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN VIDEO INTERAKTIF PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MENDUKUNG

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

OLEH:

Dr. I Made Kirna, M. Si NIP.196412311991031026 Prof. Dr. I Wayan Redhana, M. Si

NIP. 196503251991031001 Dr. I BN. Sudria, M. Sc NIP. 196404121989031005 Drs. I Ketut Sudiana, M. Kes

NIP. 196310231991031001

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No. 023.04.2.552581/2015 Revisi 1 Tanggal 5 Februari 2015.

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2015

(2)

1

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Video Interaktif Pembelajaran Kimia untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013

2. Ketua Tim Pengusul

a. Nama Ketua : Dr. I Made Kirna, M. Si

b. NIP/NIDN : 196412311991031026/0031126443 c. Bidang Keahlian : Kimia Fisika dan Teknologi Pembelajaran d. Jabatan/Pangkat/Gol : Lektor Kepala/Pembina/IVa

e. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Kimia/FMIPA f. Alamat rumah/Telp. : RT I Dsn Seraya Baktiseraga

Singaraja/HP:08123665376

3. Jumlah Anggota Tim : 3 orang a. Identitas Anggota I

- Nama Lengkap : Prof. Dr. I Wayan Redhana, M. Si

- NIP : 196503251991031001

- Jabatan/pangkat/Gol : Guru besar/Pembina utama muda/IVc b. Identitas Anggota 2

- Nama Lengkap : Dr. I B N. Sudria, M. Sc

- NIP : 196404121989031005

- Jabatan/pangkat : Lektor Kepala/pembina tk. I/IVc c. Identitas Anggota 3

- Nama Lengkap : Dr. I Ketut Sudiana, M. Kes

- NIP : 196310231991031001

- Jabatan/pangkat : Lektor Kepala/Pembina utama muda/IVc -

4. Lokasi Kegiatan : Singaraja, Kabupaten Buleleng

5 Jumlah biaya yang diusulkan : Rp. 9.500.000,-

Singaraja, 9 Oktober 2015 Mengetahui,

Dekan FMIPA

Prof.Dr. I Nengah Suparta, M. Si 196507111990031003

Ketua Pengusul

Dr. I Made Kirna, M. Si NIP. 196412311991031026

Menyetujui, Ketua LPM Undiksha,

Prof. Dr. I Ketut Suma, M. Si NIP.195901011984031003

(3)

2

KATA PENGANTAR

Fuji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa atas segala berkatnya sehingga kegiatan pengabdian masyarakat dana DIPA 2015 ini bisa dilakukan dengan baik dan lancar, demikian pula laporan pengabdian ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Pengkajian psikologi pendidikan dan tuntutan makro telah mendorong kurikulum pada pendidikan yang memanusiakan manusia yang dicirikan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan sainstifik dan humanis. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu guru-guru Kimia sekolah menengah dalam mengimplementasikan kurikulum, utamanya dalam mengelola pembelajaran kimia menggunakan pendekatan sainstifik. Kemajuan teknologi ICT sesungguhnya sangat potensial dimanfaatkan guru dalam mengoptimalkan pembelajaran menggunakan pendekatan sainstifik seperti yang dimandatkan dalam kurikulum 2013.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Lembaga Pengabdian Masyarakat Undiksha yang telah memberikan dana sehingga dapat terselenggaranya kegiatan ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala MGMP Kimia Kabupaten Buleleng dan guru-guru Kimia SMA dan SMP di Kabupaten Buleleng atas kerjasama dan partisipasinya dalam kegiatan ini.

Akhirnya, semoga kegiatan ini bermanfaat dalam meningkatkan wawasan serta motivasi peserta untuk berkreasi dalam menyediakan sumber-sumber belajar berbasis ICT sehingga guru dapat menjalankan tugas utamanya sebagai fasilitator pembelajaran.

Ketua Pelaksana

(4)

3 DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Analisis Situasi 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Kegiatan 6

1.4 Manfaat Kegiatan 6

BAB II. METODE PELAKSANAAN 8

2.1 Berkoordinasi dengan MGMP Kab. Buleleng 8 2.2 Seminar lokakarya tentang skenario pembelajaran kimia

menggunakan pendekatan inkuiri ilmiah dan penyusunan skenario pembelajaran pada topik tertentu

8

2.3 Pelatihan Keterampilan dasar pembuatan video interaktif 8 2.4 Pendampingan Pembuatan Video Interaktif sesuai dengan

skenario pembelajaran inkuiri yang sudah dirancang

8

2.3 Rancangan Evaluasi 9

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil 10

3.1.1 Peserta, Waktu, dan Tempat Kegiatan 10

3.1.3 Penyiapan Materi 11

3.2 Pelaksanaan Kegiatan 11

3.2.1 Seminar Lokakarya dan Pelatihan 13

3.2.3 Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Video Pembelajaran

14

3.2.4 Evaluasi dan Revisi Produk 15

3.3 Produk buatan Guru Peserta 15

3.4 Pembahasan 16

BAB IV. PENUTUP

4.1 Simpulan 19

4.2 Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20

LAMPIRAN 21

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Pembelajaran sains idealnya dilaksanakan sesuai dengan hakikat sains sebagai produk, proses dan sikap. Pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri adalah pembelajaran ideal untuk meningkatkan kemampuan sains, baik proses, produk, maupun sikap sains. Kurikulum 2013 telah lebih mendorong pembelajaran pada pendekatan saintifik inkuiri. Kurikulum ini secara eksplisit memberikan penekanan pada kegiatan pembelajaran yang mencerminkan kegiatan inkuiri mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan menyaji. Kurikulum 2013 (Permendiknas 81A dan 103 tahun 2014) telah menggeser beberapa prinsip pembelajaran: (1) dari belajar reseptif (diberi tahu) menjadi produktif (mencari tahu); (2) dari guru sebagai sumber informasi menjadi berbagai sumber informasi; (3) dari tekstual menjadi pendekatan inkuiri;

(4) dari lebih menekankan kemampuan mental menjadi keseimbangan antara keterampilan fisikal dan mental; (5) pada pembelajaran sebagai masyarakat belajar; dan (6) pada pemanfaataan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Pada Kurikulum 2013, guru diingatkan kembali bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator, motivator, dan inspirator. Penyiapan sumber belajar adalah tugas penting guru sebagai fasilitator.

Kurikulum KTSP-pun sebenarnya telah mendorong kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri yang tercermin dari kegiatan pembelajaran melalui eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, tetapi implementasi di lapangan masih mengalami kendala. Pembelajaran yang menekankan kepada keterampilan inkuiri ilmiah (proses sains) dan sikap sains masih belum banyak dilakukan pada pembelajaran. Permasalahan ini secara umum terjadi pada semua jenjang pendid ikan, SD, SMP, maupun sekolah menengah atas. Ada dua faktor menjadi kendala terhadap penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri yang dikemukakan oleh guru (Kirna, dkk. 2007), yaitu:

(a) keterbatasan alat/bahan dan waktu, dan (b) kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri. Di samping kendala teknis seperti yang dikemukakan di atas, Sanjaya (2009) juga mengemukakan adanya kendala kultur, yaitu guru belum terbiasa dalam mengelola inkuiri dan memiliki keyakinan bahwa strategi yang digunakannya sudah efektif.

(6)

2

Terlepas dari belum terbangunnya kultur guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri, pemberlakuan kurikulum baru telah mengharuskan guru untuk mengelola pembelajarannya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Guru-guru harus siap dan menyiapkan diri untuk mampu berperan sebagaimana tuntutan kurikulum.

Keberhasilan pencapaian pendidikan nasional atau keberhasilan kurikulum sangat ditentukan oleh guru. Guru adalah ujung tombak keberhasilan pendidikan, atau dengan kata lain ” tidak ada siswa yang baik tanpa guru yang baik”. Oleh sebab itu, penanganan permasalahan implemetasi kurikulum harus menitik beratkan pada kesiapan pendukung kurikulum, yaitu kemampuan dan keterampilan guru dalam mengimplementasi kurikulum, di samping penyiapan sarana dan prasarana seperti buku siswa dan panduan guru, serta kelengkapan laboratorium.

Implementasi kurikulum 2013 membutuhkan sumber belajar/media dengan format informasi yang kaya. Dalam penyiapan sumber belajar yang kaya untuk mendukung inkuiri siswa, kreativitas guru sangat menentukan. Guru yang kreatif mampu melihat potensi lingkungan untuk dijadikan sumber belajar untuk mendukung inkuiri. Kreativitas harus didukung oleh keterampilan. Tanpa berbekal keterampilan, ide-ide kreatif sulit dimunculkan atau diwujudkan. Pemberian keterampilan dalam membuat sumber belajar di kalangan guru menjadi sangat penting untuk membantu guru mengelola pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum 2013.

Salah satu media yang potensial untuk medukung kegiatan inkuiri siswa adalah video interaktif. Video dapat membawa fenomena kehidupan sehari-hari atau fakta laboratorium ke dalam kelas untuk dijadikan konteks pembelajaran yang real. Video yang didesain khusus untuk mencapai indikator belajar tertentu dijadikan basis untuk menggali gagasan awal siswa dan prediksi/hipotesis siswa untuk selanjutnya dibuktikan melalui video hasil pembuktian ataupun simulasi. Sebagai pendukung inkuiri, komponen interaktivitas dari video memegang peran penting untuk memandu siswa tentang apa yang mesti diamati, pertanyaan pokok apa yang harus dijawab siswa, penjelasan awal apa yang dimiliki siswa, apa hasil pembuktian (percobaan) terhadap prediksi siswa, dan apa penjelasan (penalaran ilmiah) dari fenomena yang menjadi fokus pembelajaran. Animasi penting ditambahkan dalam memberika penjelasan ilmiah.

Permasalahan implemetasi kurikulum 2013 seperti dipaparkan pada pendahuluan terjadi pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah, dan terjadi pada semua disiplin ilmu/mata pelajaran. Beberapa mata pelajaran yang membutuhkan sarana dan prasarana yang mahal sangat rentan untuk mampu melaksanakan kurikulum 2013. Salah

(7)

3

satu mata pelajaran yang mengalami kendala cukup besar dalam implementasi kurikulum 2013 adalah Mata Pelajaran Kimia karena pembelajaran kimia di samping tuntutan pendekatan inkuiri, pembelajaran juga harus memenuhi hakikat kajian kimia.

Pembelajaran sesuai dengan hakikat kimia (ideal kimia) menyarankan pembelajaran kimia yang mensinkronisasi aspek makroskopis, mikroskopis, dan simbol. Pada pembelajaran aspek makroskopis, aktivitas siswa ditekankan pada pengalaman mengamati fakta/fenomena kimia, menanya dan mengumpulkan data, sedangkan pada aspek mikroskopis dan simbol, kegiatan siswa diarahkan pada mengasosiasi/menalar sampai pada tingkat mikroskopis dan simbol kimia,menanya, dan menyaji. Pembelajaran kimia yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 ini memerlukan dukungan sarana/prasarana laboratorium dan media visualisasi yang memadai untuk membawa fakta/fenomena kimia ke dalam kelas kimia, serta membantu siswa mengkonkretisasi aspek mikrokspis yang bersifat abstrak

Kirna (2012) melaporkan bahwa banyak SMAN di kota Singaraja tidak memiliki sarana laboratorium dan media yang memadai. Hal yang sama diamati pada SMAN di kabupaten lain di Bali. Bahkan, beberapa SMAN di luar kota Singaraja sarana (alat/bahan ) kimia yang dimiliki sangat memprihatinkan. Beberapa SMAN yang tergolong baru hanya memiliki gedung laboratorium saja, seperti SMAN 1 Sukasada, atau memiliki lab yang masih tergabung dengan fisika dan biologi yang sudah tentu alat/bahan kimia sangat kurang, seperti SMAN 2 Busungbiu. Sementara, pengadaan peralatan dan bahan kimia belum dilakukan dalam waktu bertahun-tahun sampai sekarang. Wawancara dengan beberapa kepala sekolah SMAN di Buleleng menunjukkan bahwa pengadaan sarana laboratorium sangat terbatas untuk setiap tahunnya. Pengadaan alat dan bahan kurang menjadi prioritas sekolah karena keterbatasan dana pengadaan. Pengadaan sarana lebih diprioritaskan pada sarana teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer, laptop, LCD, dan fasilitas internet sehingga Fasilitas ICT yang dimiliki SMAN di Buleleng sudah cukup memadai.

Dari pengamatan dan wawancara diperoleh informasi bahwa guru-guru kimia di SMAN di Kabupaten Buleleng mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran kimia menggunakan pendekatan inkuiri sebagaimana tuntutan kurikulum sebelumnya (KTSP). Pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri sangat jarang dilakukan disebabkan oleh keterbatasan sarana praktikum, tidak adanya laboran, dan tidak dimilikinya media yang sesuai dalam mendukung kegiatan inkuiri siswa. Hal ini menyebabkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran kimia

(8)

4

menggunakan pendekatan inkuiri masih kurang, lebih-lebih pembelajaran yang sesuai dengan hakikat kajian kimia. Dengan demikian, selain faktor sarana dan prasarana, guru- guru kimia di Kabupaten Buleleng menyadari bahwa mereka belum memiliki keterampilan yang memadai dalam mengelola pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri. Guru kurang memperoleh inservice tentang pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri.

Guru belum biasa dan terlatih dalam memfasilitasi kegiatan inkuiri siswa.

Dari pengamatan dan wawancara dengan beberapa guru kimia juga diperoleh informasi bahwa motivasi belajar kimia siswa cenderung menurun, tinggi di awal kemudian mati diperjalanan. Dengan pembelajaran yang cenderung teoritis, verbalisme, dan sarat dengan hitungan kimia menyebabkan siswa sulit memahami kimia yang bersifat abstrak. Oleh sebab itu, motivasi tinggi siswa di awal terus menurun karena mereka tidak paham. Pembelajaran yang kering dengan demonstrasi fenomena real (hanya teoritik) bagi pebelajar kimia pemula akan cenderung membosankan. Guru-guru kimia menyadari sepenuhnya hal tersebut namun mereka mengalami masalah dalam mewujudkannya.

Guru-guru kimia juga mengalami kesulitan dalam memperoleh media/multimedia yang cocok untuk mendukung kegiatan inkuiri siswa. Sementara, kemampuan guru dalam mengembangkan media/multimedia sangat rendah dan belum ada pelatihan secara intensif untuk membantu guru kimia di Buleleng dalam membuat media pendukung pembelajaran kimia untuk mendukung pendekatan inkuiri. Beberapa guru kimia mengungkapkan bahwa mereka dari dulu sangat ingin memiliki keterampilan mengelola pembelajaran kimia berbasis teknologi komputer (multimedia). Mereka ingin memiliki kemampuan dalam membuat media berbasis komputer, hanya saja belum ada kesempatan untuk merealisasikannya. Guru-guru sangat berharap melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini keinginan mereka akan dapat diwujudkan. Mereka merasa sangat membutuhkan bantuan dalam mengelola pembelajaran spesifik kimia berbantuan teknologi multimedia, karena sementara ini mereka belum banyak tersentuh dengan kegiatan inservice terkait permasalahan ini.

Dari paparan di atas, implementasi kurikulum 2013 pada bidang kimia SMA bertendensi tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak diikuti dengan pengadaan sarana/sumber belajar pendukungnya dan peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri. Tanpa dukungan sarana/sumber belajar yang memadai, kurikulum 2013 hanya akan “gagah di atas kertas”. Sulitnya pengadaan sarana laboratorium menjadikan pengadaan sarana/sumber belajar berbasis komputer (TIK) merupakan alternatif solusi. Era teknologi komputer sekarang ini telah mendorong semua

(9)

5

sekolah dan juga guru untuk memprioritaskan pengembangan fasilitas komputer dan aksesoriesnya. Sayangnya, lengkapnya fasilitas TIK yang dimiliki sekolah dan juga guru belum banyak diarahkan langsung pada aspek pembelajaran. Potensi teknologi komunikasi dan informasi sebagai solusi permasalahan pembelajaran belum banyak menjadi perhatian guru. Permasalahan ini diungkapkan oleh beberapa kepala sekolah, padahal di masa yang akan datang, kepala sekolah mendorong pembelajaran yang berbasis teknologi ini. Oleh sebab itu, kepala sekolah sangat mendukung kegiatan untuk melatih guru-guru mengembangkan media berbasis teknologi komputer ini. Kepala sekolah memandang kegiatan inservice guru dalam rangka pengadaan media berbasis komputer sangat penting dilakukan untuk mendukung implementasi kurikulum 2013.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pendalaman terhadap guru kimia sebagai mitra terkait dengan pelaksanaan pendekatan saintifik sesuai dengan kurikulum 2013 masih mengalami kendala.

Permasalahan yang dihadapi guru ada yang sifatnya internal dan eksternal. Permasalahan eksternal yang dihadapi guru mitra seperti dapat diinventarisasi menjadi tiga, yaitu: (a) kuantitas ruang laboratorium serta alat dan bahan belum memadai dibandingkan dengan jumlah siswa; (b) belum ada tenaga laboran untuk memperlancarkan kegiatan praktikum;

dan (c) belum adanya media alternatif yang tepat, relevan dengan kompetensi dasar dan kontekstual dengan kehidupan sehari-hari siswa, untuk mendukung pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mengamati, menanya, mencoba, dan menalar serta sesuai dengan karakteristik kajian kimia. Permasalahan internal guru yang dapat diinventaris adalah: (a) keterampilan guru dalam membuat media berbasis komputer/TIK sebagai pendukung kegiatan inkuiri masih kurang; (b) kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi multimedia dalam pembelajaran kimia menggunakan pendekatan inkuiri masih kurang; dan (f) kurang adanya inservice terkait dengan peningkatan keterampilan guru dalam mengembangkan media berbasis komputer dan mengelola kegiatan inkuiri siswa.

Dari permasalahan-permasalahan yang diidentifikasi di atas, prioritas permasalahan yang disepakati untuk dipecahkan adalah permasalahan yang dapat diklasifikasikan menjadi dua hal pokok, yaitu: (1) belum adanya media alternatif yang tepat untuk pendukung pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri, dan (2) kurang terampilnya guru kimia dalam mengembangkan media berbasis komputer dan mengelola pembelajaran kimia menggunakan pendekatan inkuiri sesuai dengan karakteristik kajian kimia Permasalahan pokok yang pertama adalah permasalahan terkait dengan mengelola

(10)

6

pembelajaran sains aspek kimia menggunakan inkuiri, termasuk pembelajaran yang memanfaatkan multimedia. Permasalahan pokok yang kedua adalah permasalahan terkait dengan pengadaan atau produksi media alternatif yang di dalamnya tercakup peningkatan keterampilan dan kreativitas guru dalam mengembangkan multimedia untuk mendukung kegiatan inkuiri siswa.

Dua permasalahan pokok yang diidentifikasi di sekolah mitra di atas cukup mudah dipecahkan seiring dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi multimedia.

Sayangnya, permasalahan di atas belum pernah dicoba untuk dicarikan solusi sehingga permasalahan ini akan terus dihadapi oleh guru. Dua permasalahan pokok di atas selanjutnya menjadi fokus yang dipecahkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini.

1.3 Tujuan

Tujuan kegiatan P2M ini adalah untuk: (1) meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru-guru kimia di kota Singaraja untuk membuat video pembelajaran interaktif sendiri dalam rangka mengefektifkan proses pembelajaran kimia di SMA, (2) adanya beberapa video interaktif pada pembelajaran kimia hasil kerja kolaboratif dari guru Kimia di Kabupaten Buleleng dalam rangka mendukung implementasi kurikulum 2013.

1.4 Manfaat Kegiatan

Ada tiga manfaat yang diperoleh dari Kegiatan P2M ini, yaitu manfaat untuk guru, bagi pelaksana P2M, dan sekolah mitra.

Bagi guru, kegiatan P2M ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan kemampuan guru Kimia SMA tentang pengembangan media pembelajaran, khususnya video pembelajaran untuk mendukung implementasi kurikulum 2013. Peningkatan wawasan dan kemampuan guru ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk berkreasi lebih lanjut dalam mengoptimalkan kualitas pembelajaran yang diampunya, sehingga di masa yang akan datang, guru menjadi lebih produktif dan tidak mengalami kesulitan dalam meniti karir sesuai dengan tuntutan profesionalisme guru. Secara khusus, keikutsertaan guru dalam kegiatan P2M ini memberikan peluang guru memiliki karya-karya inovatif di bidang pembelajaran..

Bagi pelaksana, kegiatan P2M memberikan peluang untuk mengabdikan kepakaran yang dimiliki untuk memajukan pendidikan nasional. Mengingat media memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran yang students centered, memiliki keunggulan dalam memudahkan belajar, dan adaptable bagi siswa, maka diseminasi kemampuan dan keterampilan dalam membuat media, khususnya multimedia berbasis

(11)

7

komputer, sangat penting dilakukan di kalangan guru yang merupakan garda terdepan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Bagi Undiksha, Kegiatan P2M ini di samping sebagai wujud kepedulian lembaga terhadap permasalahan eksternal dan membangun citra lembaga, UNDIKSHA juga merasa ikut bertanggungajawab pada peningkatan pendidikan nasional dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Sebagai Lembaga pendidikan, UNDIKSHA diharapkan mampu sebagai agent perubahan pendidikan nasional menuju ke arah yang lebih baik melalui penerapan IPTEKS.

(12)

8 BAB II

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan video interaktif pembelajaran Kimia menggunakan pendekatan inkuiri ilmiah ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

2.1 Berkoordinasi dengan MGMP di Kabupaten Buleleng

Penulis berkoordinasi dengan pengurus MGMP bidang studi Kimia di Kabupaten Buleleng tentang kegiatan P2M yang akan dilaksanakan, seperti: Jenis kegiatan, sasaran kegiatan, waktu pelaksanaan. Pada kegiatan koordinasi ini diharapkan akan diperoleh informasi tentang guru-guru yang aktif dan memiliki keterapilan dasar komputer yang memadai. Guru-guru ini selanjutnya menjadi khalayak sasaran dari kegiatan P2M ini.

Melalui MGMP, beberapa anggota yang memenuhi kriteria ditunjuk sebagai peserta. Pada kegiatan koordinasi ini juga dijajagi tempat kegiatan pelatihan dan pendampingan.

Pengurus dari salah satu MGMP bidang studi diharapkan dapat membantu pelaksana menyiapkan prasarana dan sarana penunjang pelaksanaan kegiatan pelatihan.

2.2 Seminar lokakarya tentang skenario pembelajaran kimia menggunakan pendekatan inkuiri ilmiah dan penyusunan skenario pembelajaran pada topik tertentu.

Kegiatan awal yang dilakukan adalah seminar lokakarya untuk memberikan wawasan secara komprehensif tentang pedagogi spesifik kimia dan skenario pembelajaran kimia menggunakan pendekatan inkuiri ilmiah. Kegiatan seminar dilanjutkan dengan lokakarya pembuatan skenario pembelajaran inkuiri pada topik kimia tertentu.

2.3 Pelatihan Keterampilan dasar pembuatan video interaktif

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dasar komputer multimedia untuk membuat video interaktif. Program aplikasi yang digunakan adalah program- program yang sederhana yang bisa dikuasai dengan cepat oleh peserta yang sudah memiliki literasi yang memadai terhadap penggunaan komputer. Program aplikasi yang digunakan adalah Movie Maker untuk video editing, Camtasia untuk capture screen, dan Adobe flash khusus untuk mengorganisasi video dan teks dalam bentuk file swf atau exe.

2.4 Pendampingan Pembuatan Video Interaktif sesuai dengan skenario pembelajaran inkuiri yang sudah dirancang.

Dari dua kegiatan sebelumnya, peserta dipandang sudah memiliki pemahaman yang memadai tentang skenario pembelajaran kimia menggunakan inkuiri ilmiah dan memiliki

(13)

9

keterampilan dasar komputer untuk membuat video interaktif. Kegiatan pendampingan dilakukan untuk membantu peserta menyelesaikan video interaktif yang sudah diskenariokan. Guru mitra melakukan perekaman video fakta laboratorium atau fakta kimia dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan secara mandiri. Guru mitra secara mandiri juga mengcapture screen tampilan visualisasi/animasi kimia untuk mendukung video interaktif yang dibuat, serta menyiapkan pertanyaan-pertanyan untuk menggiring inkuiri siswa. Bahan-bahan yang sudah disiapkan secara mandiri selanjutnya didampingi untuk mewujudkan video interaktif yang dibuat. Teknis pendampingan, sebagian dilakukan melalui tatap muka dan sebagian dilakukan melalui kegiatan forum diskusi online.

2.5 Rancangan Evaluasi

Evaluasi kegiatan P2M ini dilihat dari dua aspek, yaitu (1) keterlibatan peserta dan (2) output kegiatan. Indikator keberhasilan kegiatan dilihat dari dua komponen evaluasi tersebut. Kegiatan P2M ini mentargetkan keterlibatan peserta minimal 10 orang guru yang berpartisipasi aktif dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Output yang ditargetkan adalah dihasilkannya minimal 6 video interaktif untuk mendukung pembelajaran kimia menggunakan pendekatan inkuiri ilmiah.

(14)

10 BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil

3.1.1 Peserta , Waktu dan Tempat kegiatan

Koordinasi dengan MGMP untuk pelaksanaan kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Pembuata video pembelajaran kimia ini dilaksanakan pada awal Minggu I bula Juli 2015. Dari koordinasi dengan ketua MGMP diperoleh kesepakatan bahwa seluruh anggota MGMP Kimia Kabupaten Buleleng akan diundang sebagai peserta karena keterampilan ini sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi pelaksanaan kurikulum 2013.

Dari enam puluh tiga anggota MGMP Kimia Kabupaten Buleleng yang diundang melalui kerjasama dengan pengurus MGMP, ternyata hanya 21 guru kimia yang mengikuti kegiatan ini dan tersebar pada 9 sekolah menengah atas di kabupaten Buleleng.

Pelaksanaan Kegiatan tidak bias dilakukan di awal maupun pertengahan bulan Juli karena guru-guru disibukkan oleh kegiatan sekolah dan kegiatan pelatihan-pelatihan lain.

Akhirnya disepakati kegiatan P2M ini dilaksanakan pada 31 Juli diteruskan dengan pendampingan secara online sampai 7 Agustus 2015. Kegiatan evaluasi dan penyempurnaan produk dilaksanakan pada 14 Agustus 2015. Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan dilaksanakan di SMAN 1 Singaraja.

Berikut adalah photo beberapa peserta dalam kegiatan P2M ini.

(15)

11 3.1.2 Penyiapan Materi

Untuk Pelaksanaan kegiatan ini, semua perangkat Seminar dan pelatihan sudah disusun. Perangkat yang dibuat adalah: Materi Seminar, Materi Pelatihan pembuatan skenario pembelajaran kimia SMA kelas X semester I, dan Materi Pelatihan tentang pembuatan Video pembelajaran Kimia. Di samping itu, juga dibuatkan kursus online menggunakan Moodle untuk kegiatan pendampingan peserta secara online.

Materi Seminar Lokakarya berupa PowerPoint yang didalamnya terkandung Video interaktif menggunakan Flash. Beberapa Materi ini adalah sebagai berikut.

Ada delapan Topik Kimia SMA kelas X Semester I. Keseluruhan dari topic tersebut dibuat rancangan analisis materi dan aktivitas dalam pembelajaranya menggunakan bantuan video. Salah satu contoh Materi Pelatihan pembuatan skenario pembelajaran kimia SMA kelas X semester I pada Topik Hakikat Ilmu Kimia adalah sebagai berikut.

================================================================

Rancangan KD, Indikator, Analisis Materi, dan Pembelajaran

Tabel di bawah adalah rancangan yang masih sangat umum tentang pembelajaran berbantuan video yang dilakukan pada topic Kimia SMA Kelas X Semester I. Diskusikan dan berikan komentar serta masukan terhadap rancangan umum di bawah. Selanjutnya, buatlah scenario pembelajaran yang lebih detail tentang pembelajaran Topik tersebut menggunakan pendekatan sainstifik.

Topik : Hakikat Ilmu Kimia

KD INDIKATOR ANALISIS MATERI Pembelajaran Wakt

u 2.1.1. Menunjukkan

perilaku aktif

Pengetahuan Prasyarat -

Mengamati: 4 JP

(16)

12

dan rasa ingin tahu dalam berdiskusi.

2.2.1. Menunjukkan perilaku kerjasama

Pengetahuan yang dibangun

Factual

Nama Alat dan bahan kimia

Lambang bahan berbahaya

Kimia dalam kehidupan

Konsep

Ilmu kimia

Tiga pilar kajian kimia

Konsep partikel materi

Metode ilmiah

Sikap ilmiah

Prinsip/Teori/hukum/mod el

Hubungan kajian makroskopis- submikroskopis- simbol

Hubungan kimia dengan cabang ilmu yang lain Prosedur

Langkah-langkah dalam Metode lilmiah

Cara penggunaan beberapa alat dasar kimia

Keselamatan kerja di lab

Video fakta dan Animasi tentang penyusun materi untuk memahami hakikat ilmu kimia dan konsep partikel materi

Video tentang laboratorium kimia (peralatan, bahan, kerja di lab, dan keselamatan kerja).

Artkel hasil penelitian untuk memahami metode ilmiah

Artikel tentang peranan kimia (tugas rumah untuk pengayaan)

Menanya:

Mempertajam

pertanyaan/permasalaha n yang diperoleh dari pengamatan video dan animasi mengacu pada LKS

Mengumpulkan data:

Mengeksplorasi sumber informasi (artikel dan bacan yang diberikan) dan diskusi

menyelesaikan permasalahan

Manganalisis/menalar :

Membahas pengamatan dan semua data yang diperoleh untuk menyimpulkan pembelajaran.

Menyaji:

Mempresentasikan dan diskusi tentang pemahaman dan permasalahan.

3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratoriu m serta peran kimia dalam kehidupan.

3.1.1 Menjelaskan hakikat ilmu kimia.

3.1.2 Menjelaskan konsep partikel materi

3.1.3 Mengidentifika si peralatan dasar dalam laboratorium kimia

3.1.4 Mengidentifika si bahan-bahan kimia yang berbahaya.

3.1.5 Menjelaskan beberapa aspek keselamatan kerja dalam laboratorium

3.1.6 Menjelaskan tahapan metode ilmiah.

3.1.7 Menjelaskan peranan kimia dalam bidang kesehatan, pertanian, industri, biologi, dan teknologi.

4.1

Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajar i kimia serta peran kimia dalam kehidupan

4.1.1

Tuliskan Komentar/Masukan tentang Rancangan umum di atas dilihat dari:

Kesesuaiaan dan Kejelasan Indikator KD 3:

(17)

13 keluasan indicator KD 3:

Kecukupan/kedalaman materi

Kegiatan belajar siswa:

Buatlah rancangan video dan aktivitas siswa saat mengamati video yang dibuat untuk mencapai salah satu atau beberapa indicator di atas.

Rancangan Video:

Aktivitas Siswa (dalam suatu draf LKS):

======================================================================

Materi pelatihan pembuatan video terdiri atas 4 jenis latihan, yaitu latihan mengubah format file video menggunakan aplikasi VideoConverterPortable, latihan meng- capture screen (tampilan yang ada di layar computer), Latihan mengedit video menggunanakan aplikasi MovieMaker, dan latihan mengemas video dan aktivitas siswa dalam PowerPoint. Materi yang dibuat terlampir.

3.2 Pelaksanaan Kegiatan

3.2.1 Seminar lokakarya dan Pelatihan.

Kegiatan Seminar dan Pelatihan hari pertama dilaksanakan di SMAN 1 Singaraja pada 31 Juli 2015. Pada kegiatan seminar diberikan tiga materi pokok, yaitu (1) materi untuk meningkatkan wawasan peserta dengan Pembelajaran kimia menggunakan pendekatan inkuiri dan alternative pemanfaatan video dalam pembelajaran dan (2) materi untuk mengajak peserta menganalisis materi kimia SMA kelas X Semester I dalam K-13 dan mengkaji/membuat desain pembelajaran kimia menggunakan pendekatan sainstifik

(18)

14

berbantuan video. Kegiatan pelatihan hari pertama adalah tentang keterampilan dasar dalam membuat video dan editing video.

Berikut adalah foto kegiatan Seminar dan Pelatihan keterampilan dasar Pembuatan video.

3.2.3 Pelatihan dan pendampinagn pembuatan video pembelajaran

Kegiatan ini dilaksanakan seminggu setelah seminar dan pelatihan keterampilan dasar pembuatan video. Kegiatan dilaksankan di SMAN 1 Singaraja. Pada kegiatan ini peserta membuat rancangan video pembelajaran berdasarkan hasil kajian mereka pada kegiatan Seminar hari pertama. Pelatihan dan pembimbingan dilakukan oleh tim dalam merealisasi rancangan yang dibuat peserta yang dilakukan secara berkelompok. Produk berupa video pembelajaran yang belum selesai selanjutnya dikerjakan di rumah/sekolah masing-masing. Para peserta disediakan Forum diskusi online untuk menyampaikan permasalahan dalam menyelesaikan projeknya.

Berikut adalan beberapa foto kegiatan hari ke dua ini.

(19)

15 3.2.3 Evaluasi dan revisi Produk

Kegiatan ini dilaksanakan seminggu setelah kegiatan hari kedua. Kegiatan dilaksanakan di SMAN 1 Singaraja. Beberapa produk yang belum selesai dari peserta dievaluasi oleh tim untuk diberikan masukan sekaligus disempurnakan. Berikut adalah foto kegiatan pada hari ketiga.

3.3 Produk Buatan Guru Peserta

Beberapa video pembelajaran yang dibuat peserta secara berkelompok adalah seperti di bawah ini.

Video Pembelajaran Atom modern oleh kelompok peserta guru SMAN 1 Singaraja

Video Pembelajaran Gaya Antarmolekul oleh kelompok peserta guru SMAN 4 dan 3 Singaraja

(20)

16

Video Pembelajaran Hukum Gas (Hukum Boyle) oleh kelompok peserta guru SMAN 2 Busungbiu dan SMAN 1 Seririt

Video Pembelajaran Reaksi Redoks oleh kelompok peserta guru SMAN 1 Tejakula

Video Pembelajaran Hukum Lavoisier oleh kelompok peserta guru SMAN 1 dan 2 Gerokgak dan MAN Patas

Video Pembelajaran Menimbang zat oleh kelompok peserta guru SMAN 2 dan SMAN 1 Banjar

3.4 Pembahasan

Kegiatan terlaksana dengan cukup baik atas kerjasama yang baik antara tim pelaksana dengan MGMP guru Kimia Kabupaten Buleleng. MGMP memandang bahwa kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan guru sekarang ini. Walaupun materi kegiatan sangat mereka butuhkan, tetapi penetaapan waktu pelaksanaan yang tidak tepat menyebabkan hanya sekitar 33% anggota MGMP bisa mengikuti kegiatan ini.

Pengambilan waktu kegiatan saat libur sekolah dengan asumsi bahwa guru-guru sudah tidak disibukkan dengan kegiatan mengajar, ternyata tidak tepat. Saat siswa libur di bulan Juli, justru guru-guru disibukkan oleh kegiatan workshop dan pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh pihak sekolah ataupun dinas. Di samping itu, guru-guru juga sangat disibukkan oleh kegiatan mengisi raport dan penerimaan siswa baru. Walaupun demikian, beberapa guru masih bisa menyisihkan waktunya untuk kegiatan ini.

(21)

17

Partisipasi peserta dalam kegiatan ini cukup baik. Sebagian dari mereka antusias dalam seminar tentang pendekatan sainstifik dalam pembelajaran kimia. Beberapa permasalahan dan sharing pengalaman terjadi dalam kegiatan seminar tersebut. Kegiatan seminar dalam P2M ini dapat dijadikan ajang dalam menyampaikan beberapa masukan dan permasalahan guru dalam mengelola pembelajaran kepada pengawas pendidikan, sekaligus penyamaan persepsi terhadap pengelolaan pembelajaran menggunakan pendekatan sainstifik.

Guru-guru peserta juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelatihan keterampilan dasar komputer dalam membuat video. Guru memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar, tetapi beberapa guru yang sudah senior mengalami kendala karena pengetahuan dasar komputernya masih belum memadai. Walaupun demikian, secara umum guru-guru peserta dapat mengikuti pelatihan dengan baik dan mampu dalam membuat video berdasarkan panduan pelatihan yang sudah diberikan tim. Guru-guru peserta sudah memiliki wawasan tentang program aplikasi apa saja yang perlu dikuasai dalam mengembangkan video pembelajaran. Dengan mengikuti panduan yang sudah diberikan guru peserta sudah bisa latihan sendiri untuk meningkatkan keterampilan dasar dalam membuat video pembelajaran.

Hasil wawancara dan diskusi dengan guru peserta memperlihatkan bahwa beberapa guru sudah biasa melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri, baik melalui metode praktikum maupun non praktikum. Guru-guru ini cukup cepat dalam merancang pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri sesuai dengan arahan dari tim. Tetapi, sejumlah guru-guru di pinggiran kota Singaraja menyatakan bahwa hanya sedikit praktikum yang bisa dilaksanakan karena keterbatasan sarana dan motivasi siswa sangat rendah sehingga pembelajaran cenderung pada informasi dan tugas latihan soal. Beberapa guru peserta ini kurang kreatif dalam membuat rancangan pembelajaran menggunakan pendekatan sainstifik.

Video pembelajaran sebagai projek akhir dari kegiatan pelatihan dibuat secara berkelompok. Tetapi tidak semua anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam penyelesaian proyek. Peserta yang memiliki keterampilan teknis membuat video kurang hanya mendukung dari aspek perancangan saja, sementara penyelesaian dari sisi tenis komputernya dilakukan oleh peserta yang memiliki keterampilan komputer yang lebih baik. Produk-produk video pembelajaran yang dibuat guru masih sangat sederhana, yaitu hanya terdiri dari satu video tentang fakta atau visuaisasi fakta laboratorium terkait suatu topik. Tayangan video tersebut dilengkapi pertanyaan-pertanyaan untuk mengembangkan

(22)

18

kemampuan inkuiri siswa, seperti mengamati, mengumpulkan data, dan menganalisis/menalar. Semua produk video pembelajaran memiliki struktur tampilan yang sama sesuai dengan contoh template tang disiapkan oleh tim.

Secara umum 6 video pembelajaran buatan peserta telah memenuhi karakteristik video pembelajaran untuk mendukung pendekatan inkuiri/sainstifik. Video-video pembelajaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi siswa menanya, mengamati, mengumpulkan data, dan menalar. Video-video pembelajaran tersebut merupakan prototipe video pembelajaran yang sudah mampu dirancang dan diproduksi oleh peserta.

Ini berarti bahwa peserta telah memiliki pengalaman dan keterampilan dasar dalam mengembangkan video pembelajaran untuk mendukung pendekatan sainstifik. Wawasan dan kemampuan guru peserta ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut secara mandiri untuk menciptakan sumber-sumber belajara inovatif berbasis ICT.

(23)

19 BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan

Kegiatan P2M Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Video Pembelajaran Kimia telah berhasil dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Guru peserta pelatihan memandang kegiatan pelatihan ini sangat relevan dengan kebutuhan guru sekarang ini.

Melalui pelatihan ini, guru peserta memiliki wawasan tentang pembelajaran kimia meggunakan pendekatan inkuiri/sainstifik, memiliki keterampilan dasar dalam membuat video pembelajaran, dan memiliki pengalaman dalam memproduksi sebuah video pembelajaran untuk mendukung pendekatan sainstifik.

4.2. Saran

Pengetahuan tentang membuat video adalah pengetahuan prosedural. Sebagai pengetahuan prosedural, pengetahuan ini tidak bisa diperoleh melalui kegiatan yang dilakukan selama tiga kali pertemuan. Untuk mencapai tingkatan pengetahuan yang memadai, diperlukan banyak latihan. Oleh sebab itu, para peserta diharapkan terus mengasah keterampilan dasar membuat video pembelajaran ini dalam kehidupan keseharian sebagai seorang guru. Kemajuan teknologi adalah peluang untuk mengembangkan profesionalisme. Guru peserta diharapkan dapat memanfaatkan kemajuan ICT untuk mengembangkan kreativitas sehingga akan memudahkan guru dalam mengemban tugasnya sebagai fasilitator pembelajaran.

(24)

20 DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 2004. Learning How to Teach (6th Ed.). Boston: McGraw Hill.

Anglin, G. J., Vaez, H. & Cunningham, K. L. 2004. Visual Representations and Learning:

The Role of Static and Animated Graphics. Dalam David H. Jonassen (Ed.).

Handbook of Research on Educational Communications and Technology (hlm.

865-916). Mahwah: Lawrence Erlbaum Associates.

Baser, M. 2006. Promoting Conceptual Change through Active Learning Using Open Source Software for Physics Simulations. Australasian Journal of Educational Technology, 22(3): 336-354.

Falvo, D. 2008. Animations and Simulations for Teaching and Learning Molecular

Chemistry. International Journal of Technology in Teaching and Learning, 4(1):

68-77.

Gabel, D. 1999. Improving Teaching and Learning through Chemistry Education Research: A Look to the Future. Journal of Chemical Educatin, 76: 548-554.

Gilbert, J. K (Ed.). 2005. Visualization in Science Education. Dordrecht: Springer.

Johnstone, A. H. 2000. Chemical Education Research: Where From Here? University Chemistry Education, 4: 34-38.

Kirna, I M., Sukerti, M. & Suardana, N. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Sains yang Berorientasi Konteks dan Struktur (Contextuals and Structure Oriented Learning) pada Kompetensi Dasar Kimia di SMP. Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Singaraja: Undiksha.

Kirna, I M. 2012. IbM Kelompok Guru SMAN 1 Sukasada dan SMAN 2 Busungbiu.

Laporan IbM: UNDIKSHA

National Research Council (NRC). 2002. Explore Inquiry and the National Science Education Standard: A Guide for Teaching and Learning. Washington: National Academy Press.

Pallesen, P.J. 2001. Inquiry Methode dalam K.L. Medsker & K. M. Holdsworth (Eds) . Instructional & Training Model (hlm. 304-350). Boston: ASCD

Permendikbud No 65 Tahun 2013. 2013. Standar Proses Kurikulum 2013. Depdikbud:

Jakarta.

Prince, M. & Felder, R. 2007. The Many Faces of Inductive Teaching and Learning.

Journal of College Science Teaching, 36 (5): 14-20.

Rakow, S. J. 1986. Teaching Science as Inquiry. Bloomington. Indiana: Phi Delta Kappa Educational Foundation.

Roblyer, M. D. 2006. Integrating Educational Technology into Teaching (Fourth Ed.) Upper Saddle River: Pearson Merill Prentice Hall.

Smaldino, S. E., Russell, J. D., Heinich, R. & Molenda, M. 2005. Instructional Technology and Media for learning (8th Ed.). Upper Saddle River: Pearson Education, Inc.

Sanjaya. W. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana.

(25)

21

So, W. M. W. & Kong, S. C. 2007. Approaches of Inquiry Learning with Multimedia Resources in Primary Classrooms. Journal of Computers in Mathematics and Science Teaching, 26(4): 329-354.

Stieff, M. 2005. Connected Chemistry: A Novel Modeling Environment for the Chemistry Classroom, (Online), 82(3), (http://www.JCE.DivCHED.org, diakses 22 April 2007).

Turkmen, H. 2006. What Technology Plays Supporting Role in Learning Cycle Approach for Science Education. The Turkish Online Journal of Educational Technology- TOJET, (Online), 5(2): 1303-6521, (http://www.eric.ed.gov/

ERICWebPortal/recordDetail?accno, diakses 20 Agustus 2008).

Tversky, B. 2005. Prolegomenon to Scientifict Visualization. Dalam J. K. Gilbert (Ed.).

Visualization in Science Education (hlm. 29-42). Dordrecht: Springer.

Wu, H.K., Krajcik, J. S. & Soloway, E. 2001. Promoting Understanding of Chemical Representations: Students’ Use of a Visualization Tool in the Classroom. Journal of Research in Science Teaching, 38(7): 821-842.

Zimrot, R. & Ashkenazi, G. 2007. Interactive Lecture Demonstrations: A Tool for Exploring and Enhancing Conceptual Change. Chemistry Education Research and Practice, 8(2): 197-211.

(26)

22 LAMPIRAN 1

MATERI PELATIHAN VIDEO EDITING I Made Kirna

Jurdik Kimia UNDIKSHA 2015

Kebutuhan Software Aplikasi

Agar menguasai keterampilan membuat video pembelajaran, diperlukan penguasaan dasar terhadap capture video, beberapa software aplikasi, yaitu:

software untuk mengedit video, software untuk mengkonversi format file video, dan software untuk meng-capture screen (layar computer).

Kemajuan dibidang ICT telah memudahkan guru, siswa, dan masyarakat luas untuk membuat (capture) video. Sekarang ini, untuk membuat video, tidak harus dibutuhkan peralatan elektronik khusus untuk kebutuhan ini, seperti video camera atau Handycam. Peralatan elektronik sekarang ini sudah dirancang untuk multiperposes, yaitu bisa difungsikan ganda: mengambil foto, mengambil video, berkomunikasi, dan akses online. HP seluler telah berkembang sangat maju dan multiperposes dan sudah terjangkau oleh masyarakat luas. Dengan menggunakan HP seluler, videod engan kualitas yang memadai sudah bisa dibuat.

Video yang diperoleh dari berbagai peralatan elektronik sering memiliki format file video yang berbeda. Tidak semua file video tersebut match (cocok) dengan software pengedit video. Oleh sebab itu, video yang diperoleh dari peralatan elektronik seperti Hp seluler perlu diubah formatnya menjadi format file yang cocok dengan software pengedit video, seperti format avi dan wmv., VideoConverterPortable adalah salah satu Software pengubah format file video.

Video yang dicapture tidak serta merta memiliki kualitas sesuai dengan media pembelajaran. Banyak noise, dan tayangan tidak relevan masih terdapat dalam video hasil rekaman. Di samping itu, video hasil rekaman memiliki durasi yang panjang, sementara video pembelajaran diharapkan berdurasi pendek dan focus pada apa yang penting diamati atau dianalisis siswa. Dalam kaitan ini, pengembang video pembelajaran penting menguasai software pengedit video, seperti Movie Maker. Movie Maker, di samping digunakan memotong dan menggabung clip video, juga bisa menambahkan suara juga teks pada video.

(27)

23

Editing video juga bisa dilanjutkan dengan Adobe Flash agar menjadi lebih interaktif.

Beberapa video atau tampilan animasi submikroskopis tidak bisa kita capture karena keterbatasan alat dan bahan atau karena kita tidak bisa membuatnya menggunakan software grafis, seperti Adobe Flash.. Beberapa video pembelajaran bisa diunduh di online atau beberapa animasi molecular bisa dibuat dengan software pembelajaran kimia seperti ChemSketch dan Hyperchem.

Semua tayangan video di layar monitor dapat kita capture menjadi video pembelajaran sesuai dengan kebutuhan menggunakan software Camtasia. Video hasil capture screen menggunakan Camtasia selanjutnya bisa diedit agar cocok dengan kebutuhan pembelajaran kita.

Cara Menggunakan Software Pengubah Format File Video Video ConverterPortable

Software ini, termasuk software lain yang fungsinya sama dengan ini, bisa dieksplorasi/diunuh online. Khusus untuk VideoConverterPortable, software ini cukup dicopy/paste di laptop, maka software ini sudah bisa dijalankan. Program ini berada dalam satu folder yang isinya seperti berikut ini.

Klik aplikasi VideoConverterPortable, maka akan ditampilkan Jendela kerja (lingkungan kerja) aplikasi ini, seperti gambar di bawah.

(28)

24

Klik icon Add video (di bagian pojok kiri atas) untuk memasukkan format video yang akan diconvert (diubah) format filenya. Tampilan berikut adalah jendela kerja yang sudah ditambahkan satu video yang akan diubah format filenya.

Ada beberapa jenis format file sebagai output. Jenis Output file yang disediakan oleh VideoConverterPortable dapat dilihat dengan mengklik icon segitiga hitam pada output profile.

(29)

25

Ada 6 jenis profil output, fokuskan saja pada dua profil, yaitu Video Files dan Audio Files. Pada Video files ataupun audio files terdapat beberapa pilihan format file. Format-format file tersebut dikelompokkan dalam folder-folder berbeda, seperti misalnya Archos, Creative Zenn, Flash Video, Common Video Format, dll.

Pada saat kita memilih salah satu jenis format file, video asal (yang ditambahkan ke jendela kerja) sudah ibisa diconvert dengan mengklik tombol CONVERT. File hasil convert bisa dilihat pada Directory: Libraries/Documents/ Any Video Converter Profesional.

Pilih Folder sesuai dengan pilihan saat meng-convert video di dalam folder Any Video Converter Professional, apakah Archos, Creative Zenn, dll. File-file tersebut sudah diubah formatnya menjadi yang diinginkan.

Cara Mengcapture/Record Screen dengan Camtasia.

Camtasia adalah salah satu software untuk mengcapture screen (tampilan pada layar monitor, baik static, maupun dinamik). Semua tayangan yang bisa ditampilkan di monitor bisa diubah menjadi file video dengan format avi. Copy dan Instal software Camtasia ke laptop. Untuk menjalankan Camtasia, klik icon:

(30)

26

Lingkungan kerja Camtasia recorder adalah seperti berikut ini.

Keterampilan dasar yang penting dikuasai adalah mengcapture (record) screen.

Untuk sementara fokuskan saja pada perintah record (icon bulatan warna merah).

Disebelah kanannya ada segitiga hitam yang mengandung piihan cara merecord.

Untuk sementara semua pilihan (option) dibiarkan saja seperti defaultnya (bawaaannya, yang sudah diseting oleh system). Selanjutnya bisa dipelajari pilihan-pilihan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu yang sudah disediakan.

Default cara merecord sudah diseting pada seting region (bisa dicek dengan mengklik segitiga hitam di sebelah kanan icon recor, bulatan merah). Pada seting ini, daerah layar yang direcord bisa diatur leluasa sesuai dengan keinginan kita.

Untuk memulai merecord, klik icon bulatan berwarna merah, kemudian tekan mouse di layar dan diseret sesuai dengan kebutuhan daerah yang direcord.

(31)

27

Pada saat mouse selesai ditekan, maka record sudah langsung dimulai. Untuk menghentikan record, maka tekan icon kotak warna hitam atau tekan F10.

Pada layar akan ditampilkan kotak dialog untuk menyimpan file hasil record.

Simpanlah seperti menyimpan file sebagaimana biasa. File hasil record adalah file video dengan format avi yang bisa diedit dengan software Movie Maker dan Adobe Flash.

Sangat baik, kalau video praktiukm ataupun video animasi yang diunduh secara online dihilangkan suara aslinya yang biasanya menggunakan bahasa inggris atau bahasa asing lainnya. Untuk itu, penting menguasai cara menghilangkan audio dari video dengan menyeting camtasia pada Menu Utama Effects. Ini sebenarnya tidak masalah karena defult camtasia sudah menseting record audio pada seting tidak aktif. Kita bisa mengecek aktif tidaknya record audio pada Menu utama Effects.

Tom bol stop

(32)

28

Video tanpa suara ini selanjutnya bisa diedit atau ditambahkan suara sesuai dengan keperluan pembelajaran kita menggunakan Movie Maker.

Cara Mengedit Video dengan Movie Maker

Program Movie Maker adalah salah satu aplikasi untuk mengedit video:

memotong video, menata clip, mengisi teks, music dan juga narasi audio. Lihat program-program yang sudah di install di laptop. Apabila tidak ada Movie Maker, install program ini di laptopnya. Apabila sudah dinstall, masukkalah ke program Movie Maker.

Lingkungan kerja Movie Maker adalah sebagai berikut.

Di bawah Menu utama ada dua icon penting yang harus dikuasai, yaitu Task Pane dan Collection. Task Pane adalah icon yang harus diaktifkan saat editing

Layar display hasil editing

Tas k pan e

Col lect ion

(33)

29

dilakukan. Ada tiga kelompok task yang disediakan, yaitu task terkait dengan Capture video, Edit Video, dan Finish Video.

Kerja mengedit video dimulai dari mengimport video yang kita miliki ke lingkungan kerja Movie Maker, dengan cara klik Import video. Kalau kita ingin memasukkan gambar ke dalam projek video kita, maka lakukan Import picture, dan apabila ingin ditambahkan music ke dalam projek video kita, maka lakukan Import Audio or music. Semua file yang sudah di import akan tersimpan dalam Collection. Kita bisa melihat kembali file-file yang sudah diimport dengan mengklik icon Collection.

File-file ini siap ditata dan diedit sesuai dengan video yang ingin dibuat.

(34)

30

Di bagian bawah dari lingkungan kerja Movie Maker adalah Time Line/ Story board Show. Di bagian inilah file-file akan ditata dan diedit sesuai dengan desain video yang akan dibuat.

Ada tiga Layer yang terdapat dalam Story board. Masing-masing Layer diperuntukkan untuk jenis file tertentu. Layer Video adalah tempat menaruh File video. Layer ini terbagi menjadi 3 sublayer, yaitu untuk menaruh bagian visual dari video, untuk menaruh jenis transisi antar clip video, dan untuk menaruh audio dari video. Jenis transisi video bisa dilihat pada bagian Task/Edit Movie. Layer Audio adalah tempat untuk menaruh file audio atau music. Layer Title Overlay adalah tempat menaruh teks yang ingin ditambahkan di projek videonya.

Cara Mengedit Video.

File Video dan Picture yang sudah diimport diseret (drag) ke Layer dari Storyboar.

File-file tersebut secara otomatis akan menempati Layer Video. File video yang diseret tersebut, bisa saja terdiri atas satu clip atau beberapa clip video (pecahan- pecahan video). Masukkan semua file video/gambar yang akan diedit ke layer video dari storyboard. Selanjutnya kita bisa menata ulang letak clip-clip video, memotong video menjadi beberapa clip, dan menghapus clip yang tidak dinginkan.

Untuk menata ulang posisi clip dilakukan dengan menyeret clip ke posisi yang diinginkan.

Untuk memotong clip vieo menjadi beberapa cli dilakukan dengan meletakkan head dari storyboard ke posisi dimana clip akan dipotong kemudian tekan icon split the clip into two clps at the current frame yang terletak di bawah layar display hasil editing atau tekan Ctrl+L.

Head story board

(35)

31

Untuk menghapus clip, select (aktifkan) clip yang akan dihapus dan tekan tombol delete dari Keyboard.

Untuk melihat hasil editing, tekan tombol Play yang terletak di bawah layar display.

Cara Memasukkan Music dan Narasi Audio.

Kadang kita ingin menambhkan latar music ke dalam video. Untuk keperluan ini, kita dapat melakukan prosedur yang mirip dengan mengedit video di atas.

Pertama, seret (drag) file audio (music) yang sudah diimport ke Layer Audio/Music dari Storyboard. Audio/music secara otomatis akan diletakkan di Layer Audio/Music. Kedua, aturlah posisi music agar sesuai dengan gambar/visual dari video dengan cara menyeret music ke posisi yang diinginkan.

Tes hasil editing dengan menekan tombol Play, demikian seterusnya sampai diperoleh tampilan visual dan audio yang sinkron.

Pada video pembelajaran, tampilan gambar bergerak (tampilan visual) masih sulit dipahami oleh pemirsa (siswa). Oleh sebab itu, tampilan visual gerak (video atau video animasi) sangat penting ditambahkan narasi suara. Untuk menambahkan narasi suara pada video mudah dilakukan dengan Movie Maker.

Klik icon Microfon di sudut kiri atas Storyboard Show. Pada layar akan ditampilkan layar untuk memulai merekam suara.

(36)

32

Rekaman suara dimulai ketika kita menekan tombol Start Naration. Namun sebelum itu, pastikan dahulu (1) sudah ada draft naskah narasinya, (2) posisi head Storyboard pada posisi tampilan visual mana akan ditambahkan narasi tersebut. Setelah itu baru tekan tombol Start Naration. Pada saat tombol Start Naration ditekan, video secara otomatis dijalankan sehingga kita bisa mengatur tempo narasi agar sinkron dengan tampilan visualnya. Tekan tombol Stop Naration kalau sudah selesai merekan. Lakukan seterusnya pada clip-clip lain yang ingin ditambahkan narasi suara. Kita juga bisa mengatur posisi narasi suara di layer audio/music agar lebih sinkron dengan cara menyeret (drag) narasi tersebut. Kita juga bisa memotong dan menghapus suara yang tidak diinginkan dengan cara yang sama dengan memotong visual dari video. Apabila sudah selesai, maka klik tombol Done

Tampilan Storyboard setelah ditambahkan clip dan Narasi Audio adalah sebagai berikut.

Cara Menambahkan Teks pada Video

Kita bisa menambhkan teks ke dalam video. Teks bisa ditambahkan pada bagian awal video, akhir video, atau pada setiap clip. Untuk menambhkan teks, tekanlah tombol Make titles or credits dari Edit Movie, selanjutnya akan diberikan pilihan

(37)

33

apakah akan menambahkan teks di awal video (Title at the beginning), diawal clip tertentu (Title before the selected clip), setelah suatu clip (Title after the selected clip), pada clip (Title on the selected clip), dan di akhir video (credits at the end).

Umumnya kita menambahkan teks singkat untuk memperjelas tampilan visual, sehingga yang dipilih adalah Title on the selected clip.

Selanjutnya ketik teks pada jendela teks yang disediakan. Beberapa pilihan animasi bisa dipilih. Apabila telah selesai klik tombol Done.

Komponen teks akan ditampilkan pada Layer Title Overlay dari Storyboard.

Seperti komonen video dan audio, komponen teks juga bisa diatur posisinya agar sinkron dengan visual dan suara.

Efek-efek lain, seperti efek video, dan efek transisi juga mudah dilakukan dengan cara yang mirip dengan yang sudah dilakukan di atas. Movie Maker menyediakan beberapa jenis efek video dan efek transisi clip. Silahkan mencobanya sendiri.

Menyimpan Video Hasil Editing

Jende la teks

(38)

34

Apabila sudah selesai melakukan editing, maka hasil editing bisa disimpan di laptop. Format file video hasil editing menggunakan Movie Maker adalah wmv yang membutuhkan kapasitas memory yang cukup kecil dibandingkan dengan format yang lain.. File ini bisa dimainkan menggunakan Power Point dan bisa diedit lebih lanjut menggunakan Adobe Flash.

Untuk menyimpan hasil editing, maka tekan tombol Save to my computer dari kelompok Task Finish Movie.Selanjutnya, simpanlah hasil editingnya ke folder yang sudah disediakan. Kita juga bisa menyimpan file proyek movie makernya untuk selanjutnya bisa disempurnakan lagi. Untuk kebutuhan ini, klik menu utama File, kemudian Save Project As…, simpan pada folder yang sudah disediakan.

Mengemas Video dan Aktivitas siswa dalam PowerPoint

Video yang sudah selesai diedit selanjutnya dikemas dalam PowerPoint dilengkapi dengan tugas-tugas yag harus dikerjakan oleh siswa terkait dengan tayangan pada video. Pembuatan video pembelajaran harus didasarkan pada kajian tentang aktivitas inkuiri apa yang akan dilakukan siswa serta data/informasi apa yang akan diperoleh siswa. Semua aktivitas inkuiri yang sudah dirancang tersebut dipadukan dengan video dalam PowerPoint.

Video bisa dimainkan dengan PowerPoint menggunakan cara Insert/Movie. Ada dua pilihan disediakan apakah video dimainkan secara otomatis ataukah dimainkan setelah diklik.

Agar video bisa dikontrol secara lebih leluasa, maka lakukan cara berikut ini.

1. Tampilkan menu utama Developer apabila menu ini belum ada di PowerPoint-nya.

Caranya klik icon PowerPoint di sudut kiri atas tampilan awal PowerPoint.

Selanjutnya klik tombol PowerPoint options, kemudian klik/aktifkan Show Developer tab in the Ribbon. Pada menu utama akan terlihat Developer.

2. Klik menu utama Developer, selanjutnya klik icon More controls. Lihat tampilan berikut.

(39)

35

Pada layar akan ditampilkan kotak dialog berikut.

Klik Windows Media Player, maka cursor akan berubah menjadi tanda tambah (plus). Tekan mouse dan tahan kemudian diseret untuk membuat kotak untuk video. Pada layar akan terdapat gambar kotak untuk menaruh video. Klik kanan mouse dan pilih/klik properties, maka aka ditampilkan kotak dialog berikut.

(40)

36

Ketikkan alamat video di laptop pada bagian URL. Untuk contoh pada gambar di atas, alamat videonya adalah C:\Users\ASUS\Videos\orbital d.wmv.

3. Tekan F5 (atau Slide Show) untuk melihat tampilan hasilnya.

Tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa ditambahkan ke PowerPoint dan jawaban siswa terhadap tugas-tugas tersebut bisa diinput dalam suatu kotak teks untuk ditayangkan saat diskusi kelas sekaligus rekaman dari aktivitas siswa.

Cara membuat kotak teks yang bisa diinput adalah sebagai berikut;

1. Lakukan cara yang sama saat membuat kotak untuk video. Setelah diklik tombol More controls, pilihlah RefEdit.Ctrl seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Selanjutnya, buatlah kotak teks dengan cara yang sama saat membuat kotak untuk menampilakn video.

2. Klik kanan pada kotak teks input yang dibuat dan klik properties, maka akan ditampilkan sejumlah pilihan yang harus diisi.

(41)

37

Ubahlah EnterKeyBehaviour menjadi true; Multiline menjadi true; ScrollBars menjadi fmScrollBarsVertical; dan TabKeyBehavior menjadi true.

3. Tutup kotak pilihan tersebut dan tekan F5 (slide Show) untuk melihat tampilan.

Pada saat Show, kita bisa mengetikkan sesuatu di dalam kotak teks input tersebut. Teks yang terinput ini akan terus disimpan saat menutup PowerPoint.

Tampilan Akhir Video pembelajaran kimia adalah suatu video dan aktivitas siswa yang dikemas dalam PowerPoint. Salah satu desain tampilan dapat dibuat seperti gambar berikut.

(42)

38

SELAMAT MENCOBA

MUDAH-MUDAHAN MENYENANGINYA

(43)

39 Lampiran 2

SUSUNAN ACARA

PELATIHAN PEMBUATAN VIDEO PEMBELAJARAN KIMIA Jumat, 31 Juli 2015

Hari/tanggal KEGIATAN WAKTU

PELAKSANAAN PELAKSANA

Jumat/31 Juli 2015

Presensi/ Snack 08.00-09.00 Panitia Laporan Ketua Panitia 09.00-09.10 Panitia

Sambutan-sambutan Panitia

1. MGMP 09.10-09.25 Ketua MGMP

2. Pembukaan dari LPM

09.25-09.40 Ketua LPM Undiksha Pembelajaran Kimia

Menggunakan

Pendekatan sainstifik

10.00-11.30 Dr. I Made Kirna, M.Si.

Analisis Materi Kimia SMA kelas X semester I dan skenario

pembelajarannya

11.30-13.00 Dr. I BN Sudria, M, Sc

Istirahat 13.00-13.30 Panitia

13.30 – 14.30 Dr. I BN Sudria, M, Sc

Istirahat 14.30 – 15.00 Panitia

Pelatihan pembuatan Video

15.00-17.00 Prof. Dr. I Wayan Redhana, M. Si dan Tim

(44)

40

SUSUNAN ACARA

PENDAMPINGAN PEMBUATAN VIDEO PEMBELAJARAN KIMIA Jumat, 7 Agustus 2015

Hari/tanggal KEGIATAN WAKTU

PELAKSANAAN PELAKSANA

Jumat/7 Agustus 2015

Presensi/ Snack 08.00-09.00 Panitia Lanjutan Pelatihan

pembuatan video

09.00-11.00 Tim

Pembuatan scenario video pembelajaran berasarkan analisis materi

11.00 – 12.30 Tim

Istirahat 12.30-13.30 Panitia

Kerja mandiri

Eksplorasi video online /pembuatan video, mengeditnya dan mengorganisasinya dalam Power Point.

Dilanjutkan di rumah masing-masing

13.30 – 16.00 Tim

Gambar

Tabel di bawah adalah rancangan yang masih sangat umum tentang pembelajaran berbantuan video  yang dilakukan pada topic Kimia SMA Kelas X Semester I

Referensi

Dokumen terkait

PT Purindo Logistics merupakan freight forwarder yang juga memberikan pelayanan untuk pengurusan dokumen ekspor seperti SKA (Surat Keterangan Asal), LS (Laporan Surveyor), dokumen

Dicabut oleh Menteri Keuangan berdasarkan usul dari Menteri/Pimpinan Lembaga sesuai dengan kewenangannya apabila BLU yang bersangkutan sudah tidak memenuhi persyaratan

Pada umur 4 dan 6 minggu efisiensi penggunaan protein ransum tidak dipengaruhi kandungan protein ransum, namun pada umur 12 minggu, ternak memanfaatkan ransum dengan pola protein

Berdasarkan atas hasil beberapa peneliti terdahulu maka peneliti akan melakukan penelitian kembali mengenai pajak, mekanisme bonus dan tunneling incentive terhadap

Nilai relasional yang terkandung dalam fitur-fitur gramatika tersebut digunakan oleh seluruh partisipan seminar (moderator, pemrasaran, pembanding utama, dan

pembentukan kelompok komunitas dan kelompok dukungan sebaya untuk Odha; memberi dukungan dan sumber daya untuk menentukan kesiapan komunitas untuk akses layanan perawatan dan

itu berkenaan dengan pembicaraan tentang berbagai cara untuk menyelesaikan masalah, harus memiliki sikap yang baik dalam menghadapi masalah dan mampu mengatasi berbagai

Tuntutan pekerja memiliki posisi yang kurang beruntung dibanding kreditor lainnya (yang juga diakui oleh pengadilan bahwa ada kreditor lain yang lebih diutamakan); WRC dan