Abstrak— Konverter DC – DC merupakan peralatan yang menghasilkan tegangan atau arus DC yang berasal dari suatu sumber DC lain. Peralatan ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan atau arus DC. Salah satu jenis konverter DC – DC adalah konverter boost. Konverter ini mampu menyediakan tegangan output yang lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan sumber atau inputnya. Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan dan implementasi konverter DC-DC single-input multiple-output berbasis coupled inductor. Input-nya memiliki satu masukan dengan level tegangan yang rendah. Sedangkan output-nya memiliki jumlah lebih dari satu. Untuk tugas akhir ini, output-nya telah ditentukan berjumlah dua. Level tegangan keluaran merupakan tegangan menengah dan tegangan tinggi. Topologi menggunakan satu saklar sehingga lebih sederhana dibandingkan dengan yang pernah dibuat. Coupled inductor di sini dapat membantu dalam meningkatkan level tegangan dengan rasio konversi yang tinggi.
Kata Kunci- konverter boost, coupled inductor, konverter DC-DC single-input multiple-output, rasio konversi
I. PENDAHULUAN
nergi fosil merupakan energi yang tidak terbarukan. Semakin lama energi ini akan habis karena dibutuhkan proses yang lama untuk terbentuknya kembali energi fosil tersebut. Selain itu, hasil pembakaran energi ini dapat mencemari udara di lingkungan sekitar kita. Maka dari itu, para ilmuan telah berlomba-lomba untuk menciptakan suatu sumber energi yang terbarukan atau clean energy.
Seiring dengan berkembangnya pembangkit yang menggunakan energi terbarukan maka hal tersebut juga berdampak kepada perkembangan konverter. Konverter biasa digunakan pada pembangkit dengan energi terbarukan untuk menaikan atau menurunkan tegangan seperti yang diinginkan. Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan pada konverter ini. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi baik dari segi biaya pembuatan dan daya yang dihasilkan.
Konverter DC-DC merupakan peralatan yang menghasilkan tegangan atau arus DC yang berasal dari sumber DC [1]. Peralatan ini bisa berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dan arus DC.
Pada umumnya, variasi single-input single-output DC-DC converter dengan peningkatan tegangan sebelumnya telah
ada yang membuat. Alat ini menggunakan sistem kontrol yang lebih rumit dan harga yang mahal.
Konverter dc-dc yang pernah dibuat oleh Patra memiliki lebih dari 3 saklar untuk satu keluaran [2]. Topologi ini mampu mentranfer daya dengan tegangan rendah dan beroperasi secara hard-switching. Nami juga membuat dc-dc multi-output boost converter yang dapat membagi total keluaran daya tiap level tegangannya [3]. Tetapi alat ini menggunakan lebih dari dua saklar untuk satu keluaran dan skema kontrol yang sangat rumit. Chen membuat multiple-output dc-dc converter dengan pembagian ZCS (zero-current-switcing) [4]. Konverter ini menggukan soft-switching yang dapat mengurangi rugi-rugi dari saklar. Topologi yang digunakan adalah three full-bridge converter. Topologi ini sangatlah rumit sehingga untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi sangat sulit dan biaya pembuatan yang dibutuhkan juga mahal.
Dari itu semua, konverter DC-DC SIMO diharapkan dapat meningkatkan variasi tegangan sesuai kebutuhan, efisiensi tinggi dan mengurangi biaya pembuatan konverter tersebut dikarenakan konverter ini memiliki topologi yang sederhana [5]. Dari jenis-jenis konverter yang telah disebutkan diatas, sebagian besar konverter tersebut menggunakan lebih dari satu saklar. Tetapi untuk konverter DC-DC SIMO hanya menggunakan satu saklar. Topologi yang digunakan pada konverter ini berbasis coupled inductor. Coupled inductor ini membantu dalam meningkatkan tegangan ke rasio konversi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan konverter yang pernah dibuat sebelumnnya.
II. DESAINDANANALISISKONVERTER A. Konfigurasi Sistem
Pada gambar 1 menunjukkan blok diagram keseluruhan dari Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor. Block diagram tersebut terdiri dari sumber DC 12 volt, Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output, beban DC tegangan tinggi (66 volt), beban DC tegangan menengah (32 volt), driver mosfet dan PWM. Konverter ini bekerja pada frekuensi 50 kHz dengan duty cycle 0,64. Blok diagram ini bekerja sama sesuai dengan fungsinya masing-masing supaya konverter ini dapat berkerja dengan baik dan memiliki tegangan keluaran yang diinginkan. Keluaran dari konverter ini dapat dimanfaatkan untuk mensuplai beban DC pada umunya. Salah satu contohnya keluaran tegangan tinggi digunakan untuk menyuplai DC-AC inverter. Keluaran
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT
MULTIPLE-OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR
Sugma Wily Supala, Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D dan Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng.,Ph.DJurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]; [email protected]
tegangan menengah digunakan untuk menyuplai kontrol dari inverter tersebut atau untuk pengisian muatan pada baterai.
Gambar 1. Blok diagram rangkaian konverter DC-DC Single-Input
Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
B. Pemodelan Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Topologi konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor ditunjukkan pada gambar 2. Dari gambar 2 dapat diketahui bahwa konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor terdiri dari 5 bagian, yaitu rangkaian sisi tegangan rendah, clamped circuit, rangkaian sisi tegangan menengah, rangkaian tambahan, dan rangkaian sisi tegangan tinggi.
Gambar 2. Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Sebelum membahas tentang strategi pensaklaran pada konverter ini, ada satu hal yang perlu diketahui terlebih dahulu yaitu polaritas pada masing-masing komponen. Dengan mengetahui polaritas pada masing-masing komponen tersebut maka dapat diketahui pula arah arus dari rangkaian konverter ini. Rangkaian ekuivalen dari konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dapat dilihat pada gambar 3. Coupled inductor pada gambar 3 dapat dimodelkan menjadi sebuah trafo ideal yang terdiri dari induktor magnetisasi Lmp dan induktor bocor Lkp.
Gambar 3. Rangkaian Ekuivalen dari Konverter DC-DC Single-Input
Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Perbandingan belitan (N) dan koefisien kopling (k) dari trafo ideal dapat didefinisikan sebagai berikut :
(1) Dimana : N1 = Belitan Primer N2 = Belitan Sekunder ( ) (2) Dimana : k = koefisien kopling Lmp = induktor magnetisasi Lkp = induktor bocor
C. Mode Operasi Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor memiliki 6 mode operasi. Dari mode operasi tersebut dapat digambarkan suatu grafik sinyal tegangan dan arus dari beberapa komponen pada konverter tersebut ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4. Karakteristik Bentuk Gelombang dari Konverter DC-DC
Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
1. Mode operasi 1 (t0-t1)
Pada mode ini, saklar utama (S1) pada kondisi tertutup. Arus mengalir melewati coupled inductor. Arus yang melewati bagian primer akan menginduksi bagian sekundernya maka dioda D3 pada kondisi tertutup. Arus ILs pada bagian sekunder dari coupled inductor akan mengisi kapasitor C2. Dioda D4 pada kondisi terbuka. Mode ini selesai, ketika induktor tambahan Laux telah melepaskan semua energi yang tersimpan sehingga dioda D2 akan menjadi terbuka.
2. Mode operasi 2 (t1-t2)
berhubungan dengan sumber maka arus magnetisasi iLmp akan mengalami peningkatan. Pada waktu yang bersamaan, bagian primer dari coupled inductor menginduksi bagian sekunder dari coupled inductor. Bagian sekunder VLs dari coupled inductor mengisi kapasitor C2 melewati dioda D3
3. Mode operasi 3 (t2-t3)
Pada waktu t = t2, saklar utama S1 pada kondisi terbuka. Ketika bagian primer coupled inductor teraliri arus maka pada bagian sekunder dari coupled inductor juga mengalirkan arus melalui dioda D3 ke kapasitor C2. Dioda D1 mengalirkan arus melalui bagian primer pada coupled inductor ke kapasitor C1. Pada waktu yang sama, sebagian arus dari bagian primer pada coupled inductor dialirkan ke induktor tambahan Laux, dan dioda D2 pada kondisi tertutup. Arus Ilaux mengalir melaui dioda D2 untuk menyuplai daya pada beban yang ada di rangkaian tambahan. Ketika bagian sekunder dari coupled inductor telah mengalirkan semua arus untuk mengisi kapasitor C2 maka dioda D3 menjadi terbuka, dan mode ini berakhir.
4. Mode operasi 4 (t3-t4)
Pada waktu t = t3, saklar utama S1 telah berkondisi terbuka. Ketika bagian primer dari coupled inductor telah melepaskan arus bocor iLkp, arus sekunder iLs menginduksi bagian primer dari coupled inductor melalui trafo ideal tersebut sehingga menimbulkan arah arus yang berkebalikan. Arus sekunder ILs mengalir melewati dioda D4 menuju rangkaian sisi tegangan tinggi. Pada waktu yang sama, sebagian energi dari bagian primer induktor bocor Lkp disalurkan ke induktor tambahan Laux, dan dioda D2 mengalirkan arus. Arus ILaux melewati dioda D2 untuk menyuplai daya pada beban di rangkaian tambahan
5. Mode operasi 5 (t4-t5)
` Pada waktu t = t4, saklar utama telah berkondisi terbuka dioda clamped D1 berkondisi terbuka karena arus bocor dari sisi primer ILkp sama dengan arus pada induktor tambahan Laux yang terhubung seri dengan suplai pada beban pada rangkaian tambahan melalui dioda D2. Pada waktu yang sama, daya input, belitan sekunder dari coupled inductor Tr, kapasitor clamped C1 dan kapasitor tegangan menengah C2 berhubungan secara seri untuk melepaskan energi pada rangkaian sisi tegangan tinggi melalui dioda D4.
6. Mode operasi 6 (t5-t6)
Pada waktu t = t5, mode ini dimulai ketika saklar utama S1 mendapatkan trigger pada bagian gate dan source-nya sehingga saklar berkondisi tertutup. Arus induktor tambahan ILaux membutuhkan waktu untuk melepaskan semua energi yang tersimpan sehingga dioda D2 tetap pada kondisi mengalirkan arus. Pada mode ini, daya masukan, kapasitor clamped C1, belitan sekunder dari coupled inductor Tr, dan kapasitor tegangan menengah C2 terhubung secara seri untuk mengalirkan energi atau arus ke rangkaian sisi tegangan tinggi melalui dioda D4. Ketika arus sekunder iLs bernilai nol, mode ini berakhir. Selanjutnya mode operasi ini dimulai kembali pada mode operasi 1.
Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor memiliki persamaan rasio
kenaikan tegangan. Persamaan tersebut didapatkan dengan menggunakan teori voltage second balance [6]. Persamaan 4 menunjukkan persamaan rasio kenaikan tegangan untuk keluaran 1. Besar nilai dari tegangan keluaran 1 dipengaruhi oleh waktu discharge yang disimbolkan dx dari induktor tambahan Laux. Besar nilai dx ditunjukkan pada persamaan 3 berikut ini.
( ) √( ) ( ) (3)
( ) √( ) ( ) (4) Rasio kenaikan tegangan pada keluaran 2 ditunjukan pada persamaan 5 berikut ini.
(5)
III. PENENTUANPARAMETERDESAINKONVERTER Melalui persamaan 5 didapatkan kurva kenaikan tegangan seperti pada gambar 5. Dari kurva tersebut dapat ditentukan rasio kenaikan tegangan yang diinginkan.
Gambar 5. Kurva Kenaikan Tegangan GVH Konverter DC-DC Single-Input
Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Pada tugas akhir ini telah ditentukan besarnya tegangan keluaran dengan perbandingan lilitan coupled inductor bernilai N = 1 dan duty cyle bernilai d1 = 0,64. Sehingga dengan nilai tersebut bila dimasukkan ke dalam persamaan 5 didapatkan GVH sebesar 5,56. Dengan nilai rasio tegangan tersebut didapatkan tegangan keluaran 2 sebesar 66,72 Volt.
Gambar 6. Kurva Kenaikan Tegangan GVL Konverter DC-DC Single-Input
Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Melalui persamaan 4 didapat kurva kenaikan tegangan GVL seperti pada gambar 6. Pada tugas akhir ini telah ditentukan besarnya tegangan keluaran dengan nilai induktansi dari Laux sebesar Laux 5,1 , beban R01 75 Ω dan periode pensaklaran 20 10-6 dan duty cyle bernilai d1 = 0,64.
Sehingga dengan nilai tersebut didapatkan GVL sebesar 2,64. Dengan nilai GVL tersebut didapatkan nilai tegangan keluaran 1 yang diinginkan sebesar 31,8 Volt.
Konverter ini memiliki 2 buah daya keluaran. Keluaran V01 menggunakan beban 75 Ω. Daya keluaran P01 dapat dihitung melalui persamaan sehingga
didapatkan besar daya keluaran P01 sebesar 13,5 Watt. Keluaran V02 menggunakan beban 700 Ω. Daya keluaran P02 dapat dihitung melalui persamaan sehingga
didapatkan besar daya keluaran P02 sebesar 6,4 Watt. Daya keluaran yang diinginkan bisa diubah sesuai dengan desain yang kita inginkan.
Dari beberapa persamaan yang didapatkan melalui analisa dari sistem konverter tersebut. Pada akhirnya dapat ditentukan parameter pada tabel 1.
Tabel 1. Parameter Komponen Konverter DC-DC Single-Input
Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Tegangan Masukan VFC = 12 Volt
Tegangan Keluaran 02 V
02 = 66 Volt Tegangan Keluaran 01 V01 = 32 Volt
Beban 02 R 02 = 700 Ω Beban 01 R01 = 75 Ω Frekuensi Pensaklaran F s = 50 kHz Coupled Inductor Lp = 925 µH Ls = 925 µH Saklar S1 = IRF540N Dioda D 1,D2,D3,D4 = BYC10-600 Induktor Tambahan Laux = 5,1 µH
Kapasitor C
1 = 2 µH
C2 = 1 µH
C01 = 33 µH C02 = 2,2 µH IV. SIMULASIKONVERTER
Simulasi Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 7. Rangkaian Simulasi Konverter DC-DC Single-Input
Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Rangkaian konverter ini dilakukan dengan parameter sebagai berikut: duty cycle 64%, tegangan masukan 12 V, beban R01 75 Ω, dan beban R02 700 Ω. Pada simulasi ini, coupled inductor mempunyai koefisien kopling sebesar K = 0,96. Hasil simulasi dari rangkaian konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor ditampilkan pada gambar 8. Pada gambar 8 terlihat bahwa hasil simulasi telah sesuai dengan hasil analisa pada teori.
Gambar 8. Hasil Simulasi Bentuk Gelombang Rangkaian Konverter DC-DC
Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Tegangan keluaran V01 dan V02 yang dihasilkan sebesar 32,08 volt dan 66,68 volt.
Selanjutnya dilakukan pengubahan duty cycle pada simulasi. Parameter koefisien kopling dibuat sebesar 1. Hasil simulasi dengan mengubah duty cycle dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil simulasi rangkaian Konverter DC-DC Single-Input
Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dengan Pengubahan Duty Cycle
DUTY CYCLE
Perhitungan
Teori Simulasi Error V01 Error V02 V01 V02 V01 V02 0,1 13,2 26,67 13,3 26,3 1% 1% 0,2 14,8 30 14,9 29,6 1% 1% 0,3 16,8 34,28 17 33,9 1% 1% 0,4 19,61 40 19,7 39,8 0% 1% 0,5 23,34 48 23,6 47,7 1% 1% 0,6 28,7 60 29,1 59,8 1% 0% 0,7 37,21 80 37,8 80 2% 0%
Gambar 8 Grafik Tegangan Keluaran V01 Terhadap Duty Cycle Rangkaian
Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis
Coupled Inductor
Gambar 9 Grafik Tegangan Keluaran V02 Terhadap Duty Cycle Rangkaian
Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis
Coupled Inductor
V. IMPLEMENTASIKONVERTER
Implementasi dari Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor ditunjukkan pada gambar 10 yang terdiri dari power supply, PWM, driver mosfet, dan Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor. Power supply berfungsi untuk menyuplai daya bagi PWM dan driver mosfet.
Gambar 10. Implementasi Alat dari Rangkaian Konverter DC-DC
Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Berikut hasil implementasi alat rangkaian DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dengan range waktu 25µs/div ditunjukkan pada gambar 11.
Gambar 11. Gelombang hasil implementasi alat pada rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor Pada gambar 8 terdapat kesesuaian gambar bentuk gelombang hasil implementasi alat dengan hasil simulasi. Parameter yang ditentukan pada implementasi alat ini adalah duty cycle 63,92% (0,639), beban R01 75 Ω, R02 700 Ω dan tegangan masukan sebesar 12 Volt.
Tegangan keluaran V01 dan V02 yang dihasilkan sebesar 28,7 Volt dan 62,6 Volt. Tegangan keluaran V01 dan V02 memiliki ripple peak-peak dengan nilai yang sama sebesar 8 Volt.
Hasil percobaan dari implementasi alat pada rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dengan pengubahan beban dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil implementasi alat rangkaian Konverter DC-DC Single-Input
Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dengan pengubahan
beban BE BA N (Ω) Vin (V) Iin (A) V01 (V) I01 (A) V02 (V) I02 (V) Pin (W) Pout (W) Effis iensi 400 12 2,76 33,80 0,405 67,30 0,151 33,12 23,851 72% 500 12 2,30 35,10 0,436 66,60 0,118 27,60 23,162 84% 600 12 2,12 35,20 0,439 66,60 0,094 25,44 21,687 85% 700 12 1,91 34,30 0,420 65,60 0,082 22,92 19,811 86% 800 12 1,86 34,60 0,421 66,50 0,074 22,32 19,461 87% 900 12 1,77 34,00 0,415 66,50 0,061 21,24 18,193 86% 1k 12 1,73 34,20 0,403 66,60 0,055 20,76 17,446 84%
beban konverter maka semakin tinggi rugi-rugi yang didapat karena besar arus sebanding dengan daya (P = I2R) Gambar grafik effisiensi dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11. Grafik Effisiensi Hasil Implementasi Alat pada rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis
Coupled Inductor
Hasil implementasi konverter dengan mengubah duty cycle didapatkan data pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Hasil Implementasi Alat Pada Rangkaian Konverter DC-DC
Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dengan
perubahan duty cycle (D)
DUTY CYCLE
Perhitungan
Teori Simulasi Implementasi Error
V01 V02 V01 V02 V01 V02 V01 V02 0,1 13,2 26,67 13,3 26,3 12,4 21,7 6% 19% 0,2 14,8 30 14,9 29,6 14 27,9 5% 7% 0,3 16,8 34,28 17 33,9 16,2 33,1 4% 3% 0,4 19,61 40 19,7 39,8 19 39,2 3% 2% 0,5 23,34 48 23,6 47,7 22,5 47 4% 2% 0,6 28,7 60 29,1 59,8 27,6 58,1 4% 3% 0,7 37,21 80 37,8 80 34,7 73,9 7% 8%
Pada tabel 4 terdapat error pada hasil dari implementasi alat tersebut. Error pada implementasi alat dikarenakan adanya rugi-rugi tiap komponen pada rangkaian konverter tersebut. Selain itu, pengaruh dari mikrokontroller yang tidak dapat menghasilkan sinyal kotak secara sempurna. Gambar 12 dan 13 menunjukkan grafik perbedaan nilai tegangan keluaran dibandingkan antara hasil dari perhitungan teori, simulasi dan implementasi alat.
Gambar 12. Grafik Tegangan Keluaran V01 dari Perhitungan, Simulasi, dan
Implementasi Terhadap Duty Cycle pada Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor
Gambar 13. Grafik Tegangan Keluaran V02 dari Perhitungan, Simulasi, dan
Implementasi Terhadap Duty Cycle pada Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap simulasi maupun implementasi alat pada rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dapat disimpulkan menjadi beberapa hal sebagai berikut.
1. Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dapat menaikkan tegangan dengan rasio konversi yang tinggi sesuai dengan desain yang diinginkan. Hal tersebut telah ditunjukkan pada persamaan 4 dan 5 untuk mencari rasio konversi kenaikan tegangannya.
2. Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor memiliki lebih dari satu keluaran.
3. Hasil dari implementasi alat telah sesuai dengan teori yang telah dibuat. Hal ini ditunjukkan melalui pengujian yang telah dilakukan.
4. Implementasi alat pada rangkaian konverter ini memiliki effisiensi tertinggi pada beban 800 Ω yaitu sebesar 87 %
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ashari, Mochamad. “Sistem Konverter DC”. ITS Press. 2012
[2] Misra, N., Patra, A., Patra, P.. “A Single-Inductor Multiple-Output Switcher With Simultaneous Buck, Boost And Inverted Outputs”, IEEE Trans. Power Electron. 2012
[3] Nami, A, dkk. “Multiple-Output DC-DC Converters Based On Diode-Clamped Converters Configuration; Topology and Control Stratedy”. IET Power Electron. 2010
[4] Chen Y., dkk.“The Multiple-Output DC-DC Converter With Shared ZCS Lagging Leg.” IEEE Trans. Power Electron.2004
[5] Jheng, Kun-Huai dan Wai, Rong-Jong.”High-Efficiency Single-Input Multiple-Output DC-DC Converter”.IEEE Transactions on Power Electronics. 2013
[6] N. Mohan, T. M. Undeland, and W. P. Robbins, Power Electronics: Converters, Applications, and Design. New York: Wiley, 1995. 50% 60% 70% 80% 90% 100% 15 20 25 E ff is ien si
Daya Keluaran (Watt)
[7] L. H. Dixon, "Design Coupled Inductor," Texas Instrument. 2001
[8] L.Schuch,C.Rech,H.L.Hey,H.A.Grundling, H. Pinheiro, and J. R. Pinheiro, “Analysis and design of a new high-efficiency bidirectional integrated ZVT PWM converter for DC-bus and battery-bank interface,”
RIWAYAT HIDUP