• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI 1 HAKEKAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MATERI 1 HAKEKAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 MATERI 1

HAKEKAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

1. Hakekat Perubahan Sosial yang Terjadi di Masyarakat

Perubahan sosial merupakan sebuah proses yang tidak dapat dihindari dalam sebuah masyarakat, baik perubahan bersifat positif maupun negatif, baik bersifat progres maupun regres. Kondisi tersebut dikarenakan sifat masyarakat yang selalu dinamis. Sebelum membahas lebih dalam terkait dengan perubahan sosial saudara dapat melihat link video berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=qVjDemp-raQ.

a. Hakekat Perubahan Sosial

Kondisi masyarakat sekitar kita dari waktu ke waktu selalu berubah.

Perubahan itu meliputi berbagai aspek kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Misalnya, bentuk arsitektur bangunan, peralatan dan teknologi, hingga cara berpikir manusia. Di kota Semarang, misalnya, ada satu bagian kota yang disebut Lawangsewu atau Kota lama. Di sana masih berdiri tegar bangunan-bangunan bergaya arsitektur lama. Sementara itu, bagian lain kota Semarang telah dipenuhi bentuk-bentuk bangunan baru.

Selain itu perubahan juga tampak pada teknologi pertanian. Sebelumnya membajak sawah banyak menggunakan hewan Kerbau namun seiring waktu berjalan karena kemajuan teknologi lahirlah teknologi traktor. Berikut adalah gambarnya:

Gambar 1. Perubahan tingkat kehidupan masyarakat dalam bidang teknologi pertanian

(2)

2 Masyarakat dikatakan mengalami perubahan apabila terjadi ketidaksamaan antara keadaan di masa lampau dengan sekarang dalam waktu yang cukup lama. Masyarakat yang selalu mengalami perubahan relatif cepat disebut masyarakat dinamis, misalnya masyarakat perkotaan. Sifat masyarakat kota yang terbuka terhadap masuknya pengaruh luar membuatnya menjadi cepat berubah, sedangkan masyarakat yang mengalami perubahan sangat lambat, bahkan tidak ada perubahan sama sekali disebut sebagai masyarakat statis. Misalnya, masyarakat pedesaan yang terisolir.

Keterisoliran suatu masyarakat menyulitkan masuknya unsur-unsur kebudayaan asing. Warga masyarakat pedesaan lebih berpegang teguh kepada budaya asli, seperti yang terjadi pada masyarakat Baduy di wilayah Banten.

Gambar 2. Suku Baduy dalam di wilayah Banten sulit untuk menerima unsur budaya baru karena keberadaannya yang terisolir

Sebenarnya, perubahan sosial merupakan suatu proses yang bermula sejak manusia hidup bermasyarakat. Proses itu tidak pernah berhenti sampai kapan pun, karena manusia selalu menciptakan hal-hal baru dalam hidupnya.

Perubahan sosial adalah sesuatu yang bersifat konstan atau tetap. Artinya, perubahan sosial terjadi terus-menerus tanpa henti. Menurut Paul B. Horton

(3)

3 (1999), tidak ada satu masyarakat pun yang generasi barunya meniru atau mengambil alih seratus persen kebudayaan generasi sebelum-nya. Kondisi sosial dikatakan berubah apabila struktur sosial mengalami perubahan secara signifikan (berarti). Perubahan jangka pendek dalam hal turun naiknya jumlah pengangguran bukan merupakan perubahan sosial. Perubahan berbagai mode, fashion, atau perubahan perilaku dan gagasan yang bersifat sementara juga bukan termasuk perubahan sosial. Demikian juga proses pemilihan umum untuk mengganti pemerintah juga bukan perubahan sosial. Akan tetapi, apabila setelah pemilihan umum atau bahkan tanpa pemilihan umum (terjadi kudeta, misalnya) muncul seorang pemimpin pemerintahan yang bersifat otoriter dan diktator sehingga struktur pemerintahan berubah, barulah dapat disebut telah terjadi perubahan sosial.

Dua istilah yang sering dibicarakan para ahli sosiologi mengenai perubahan masyarakat, yaitu perubahan sosial (social change) dan perubahan budaya (cultural change). Perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi struktur sosial dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya menyangkut perubahan dalam segi budaya masyarakat.

Perubahan dalam hal struktur dan hubungan sosial menyangkut berbagai segi. Segi-segi tersebut antara lain perubahan nilai-nilai dan norma- norma sosial, perubahan pola-pola perilaku organisasi, perubahan susunan lembaga kemasyarakatan, dan perubahan di bidang kependudukan. Perubahan nilai dan norma sosial mencakup perubahan peran suami yang semula sebagai pemimpin keluarga berubah menjadi mitra istri dalam keluarga demokratis, penurunan kadar rasa kekeluargaan, dan perubahan dalam hal kekuasaan dan wewenang. Perubahan dalam bidang kependudukan berupa perubahan dalam hal distribusi kelompok usia, tingkat kelahiran penduduk, perpindahan orang dari desa ke kota, dan tingkat pendidikan rata-rata. Di samping itu, perubahan struktur sosial dapat berupa perubahan fungsi masyarakat, perubahan kelas- kelas dan kelompok-kelompok sosial.

Perubahan budaya dapat berupa penemuan dan penggunaan teknologi baru. Wujudnya dapat berupa penyebaran mobil sebagai sarana transportasi,

(4)

4 dan perkembangan teknologi komunikasi yang berbasis komputer. Unsur kebudayaan lain yang turut berubah antara lain penambahan kata-kata baru dalam bahasa kita, perubahan pemahaman mengenai tata susila dan moralitas, lahirnya bentuk seni baru dan kecenderungan masyarakat yang menghendaki adanya persamaan gender (sex equality) dan lain-lain.

Semua perubahan sosial selalu berdampak pada perubahan budaya, namun tidak semua perubahan budaya berdampak kepada perubahan sosial.

Contohnya, perubahan mode pakaian yang selalu terjadi setiap saat. Hal tersebut tidak berpengaruh terhadap lembaga-lembaga dan sistem sosial. Oleh karena itu, ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas daripada perubahan sosial.

Apabila dipahami secara teliti, sebenarnya kedua konsep perubahan tersebut saling bertumpang tindih. Misalnya, kecenderungan persamaan gender berkaitan dengan perubahan norma budaya menyangkut peran pria dan wanita, dan juga berkaitan dengan perubahan hubungan sosial. Hampir semua perubahan besar di masyarakat menyangkut perubahan sosial dan budaya sekaligus. Oleh karena itu, pengertian kedua istilah itu sering dianggap sama dan sering terbolak-balik. Bahkan, terkadang kedua istilah itu disatukan menjadi perubahan sosial-budaya (socio-cultural change) agar mencakup kedua konsep di atas. Perubahan sosial budaya menyangkut perubahan pola-pola perilaku dan perubahan norma-norma lama ke arah norma-norma baru.

b. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat berupa perubahan norma- norma sosial, nilai-nilai sosial, interaksi sosial, pola-pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, susunan kekuasaan, dan wewenang. Begitu luasnya bidang-bidang perubahan itu sehingga perlu ditentukan batasan pengertian perubahan sosial.

(5)

5 Sejumlah ahli mengungkapkan pendapatnya tentang perubahan sosial.

1) Menurut Prof. Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan- perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.

2) Menurut William. F. Ogburn mengemukakan bahwa perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan, baik yang material maupun yang inmaterial, terutama yang menekankan pada pengaruh yang besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap kebudayaan inmaterial.

3) Menurut Kingsley Davis, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

4) Menurut Samuel koening, bahwa perubahan sosial dalam masyarakat menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia karena sebab-sebab intern dan ekstern.

5) Menurut Gillin dan Gillin, perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima yang disebabkan perubahan- perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun oleh adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

6) Menurut Robert M.I Lawang, perubahan sosial adalah proses ketika dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu.

7) Menurut Max Iver, bahwa perubahan sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial, atau perubahan terhadap keseimbangan sosial tersebut.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat termasuk di dalamnya perubahan sistem stratifikasi sosial, sistem nilai dan norma sosial, proses-proses sosial, struktur sosial, pola sikap dan tindakan sosial warga masyarakat, serta lembaga-lembaga kemasyarakatannya dalam suatu kurun waktu tertentu.

(6)

6 c. Proses Perubahan Sosial

Sejak dulu, manusia telah menyadari fenomena perubahan sosial. Oleh karena itu, berbagai teori perubahan telah dikemukakan orang untuk menjelaskannya. Dua pemikiran penting yang masih digunakan untuk menjelaskan perubahan sosial adalah teori fungsional dan teori konflik.

Dalam teori fungsional, perubahan dianggap sebagai suatu yang konstan dan mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan itu berhenti pada saat perubahan tersebut telah diintegrasikan ke dalam kebudayaan. Perubahan yang bermanfaat (fungsional) diterima dan yang tidak bermanfaat (disfungsional) ditolak.

Menurut teori konflik, yang bersifat konstan adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Artinya, masyarakat selalu mengalami konflik terus- menerus. Perubahan hanya merupakan akibat adanya konflik sosial. Karena konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga berlangsung terus- menerus. Perubahan menciptakan kelompok baru dan kelas sosial baru.

Konflik antar kelompok dan antar kelas sosial menciptakan perubahan berikutnya. Setiap perubahan menunjukkan keberhasilan kelompok atau kelas sosial pemenang dalam memaksakan kehendaknya terhadap kelompok atau kelas sosial lainnya.

Agar lebih jelas mengenai perbedaan antara teori konflik dan teori fungsional, perhatikan tabel pada halaman berikut.

Teori Fungsional Teori Konflik

1. Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.

1. Setiap masyarakat terus menerus berubah.

2. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.

2. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat.

3. Setiap masyarakat pada umumnya relatif terintegrasi.

3. Setiap masyarakat selalu berada dalam ketegangan dan konflik.

4. Kestabilan sosial bergantung kepada kesepakatan

(konsensus) di kalangan anggota.

4. Kestabilan sosial bergantung kepada tekanan terhadap yang satu oleh yang lainnya.

(7)

7 Perlu diingat bahwa perubahan harus dibedakan dengan kemajuan.

Sebab, kemajuan mengandung maksud sebagai suatu penilaian mengenai perubahan. Kemajuan (progress) berarti perubahan ke arah yang dikehendaki oleh orang yang setuju terhadap perubahan. Akan tetapi, orang yang tidak setuju pada perubahan akan mengatakannya sebagai kemunduran (regress).

Dengan kata lain, perubahan tidak selalu berupa kemajuan. Oleh karena itu, istilah perubahan lebih tepat digunakan daripada kemajuan.

Dalam skala luas (makro), masyarakat berubah melalui tahap-tahap tertentu. Pada awalnya, masyarakat hidup dalam kesederhanaan, kemudian meningkat menjadi agak lebih maju, dan akhirnya mencapai tahap modern.

Masyarakat sederhana (primitif) terjadi pada masa prasejarah, ketika manusia hidup dalam peradaban zaman batu, belum mengenal tulisan dan teknologi, mereka hidup mengembara, mencari makanan dengan berburu, dan mengumpulkan buah-buahan liar. Pada tahap perkembangan madya, masyarakat mulai tinggal menetap karena telah mengembangkan teknologi pertanian sederhana. Mereka mengolah lahan dan memelihara ternak, walaupun secara tradisional. Akhirnya, masyarakat memasuki tahap industrialisasi modern. Selanjutnya, masyarakat akan semakin maju atau justru semakin mundur sehingga mengalami kehancuran. Matinya peradaban kuno di Mahenjo Daro, Harapa, Mesir kuno, dan lain-lain merupakan contoh masyarakat yang telah mati. Peradabannya pun tinggal puing-puing. Untuk memahami lebih dalam lagi terkait dengan teori-teori dan bentuk-bentuk perubahan sosial, saudara dapat melihat link video berikut ini:

https://bit.ly/2uN3e2B dan https://bit.ly/2Hi8lKQ.

Gambar

Gambar  1. Perubahan  tingkat  kehidupan  masyarakat  dalam  bidang  teknologi  pertanian
Gambar  2. Suku  Baduy  dalam  di wilayah  Banten  sulit  untuk  menerima    unsur  budaya  baru karena  keberadaannya  yang  terisolir

Referensi

Dokumen terkait

Apakah diwilayah saudara terdapat fasilitas pendidikan (Formal /

Sedangkan fungsi pendukungnya (non teknis yudisial) meliputi : 1) Manajemen Sumber Daya Manusia. 2) Manajemen Sumber Daya Keuangan. 3) Manajemen Sarana dan Prasarana. 4)

Berdasarkan hal tersebut (Gambar 1) baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki skor rata-rata information processing yang lebih tinggi bila

rebus air hingga mendidih, masukkan gula merah, gula pasir, garam, jahe, kencur yg sudah dicuci, asam jawa, daun pandan, masak hingga gula larut aduk aduk, matikan api.. pisahkan

[r]

Pembiayaan musyarakah dilakukan antara nasabah dan Bank Muamalat dalam suatu usaha dimana masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan memberikan kontribusi sesuai kebutuhan

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi membaca, meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini,

Kegiatan Usaha Penunjang telekomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusa- haan, yang antara lain meliputi penyediaan, pengelolaan dan penyewaan