• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2020"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN KINERJA 2020 i

KATA PENGANTAR

Meningkatnya kualitas infrastruktur di Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu bukti nyata kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan dengan dibantu pemangku kepentingan terkait.

Pada tahun 2020, kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan tertuang di Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai wujud pertanggung jawaban terhadap penggunaan seluruh sumber daya dengan menerapkan strategi pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis Dinas PUPR. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja tahun 2020, Dinas PUPR mencapai kinerja yang sangat memuaskan dengan capaian 101%.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas PUPR ini telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini telah melalui proses diskusi, baik di lingkungan internal Dinas PUPR maupun dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Tim Evaluator Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam rangka sinkronisasi pelaporan dan penilaian.

Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dijabarkan tentang gambaran keberhasilan maupun kendala dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun periode anggaran. Berbagai pencapaian kinerja tahun 2020 merupakan upaya sungguh-sungguh seluruh jajaran Dinas PUPR yang telah berkontribusi untuk instansi ini.

Akhir kata, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dapat bermanfaat sebagai bentuk akuntabilitas kinerja Dinas PUPR dan menjadi umpan balik bagi peningkatan kinerja di masa mendatang.

(3)

LAPORAN KINERJA 2020 ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Ketersediaan infrastruktur telah diyakini akan memegang peranan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Dengan hadirnya infrastruktur yang handal maka terwujudnya pemenuhan Hak Dasar Rakyat seperti pangan, sandang, papan, rasa aman, pendidikan, kesehatan dan hak-hak lainnya akan terdukung lebih optimal.

Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur selain perlu terus ditingkatkan, juga harus benar-benar dirancang dan diimplementasikan secara sistematis dengan matang sesuai kondisi dan potensi ekonomi dan sosial serta tingkat kebutuhan dan perkembangan suatu wilayah. Tentunya termasuk dalam hal ini adalah pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan penataan ruang yang harus selaras dan bersinergi dengan sektor-sektor lainnya disamping adanya kebersamaan langkah antara Pemerintah dengan pemerintah daerah di dalam pelaksanaannya

Kondisi seperti digambarkan tersebut di atas, selaras pula dengan amanat Undang-Undang sektor ke PUPR-an yang meliputi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

Sejalan dengan itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 – 2021 tahapan ketiga dari pelaksanaan RPJP Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005 – 2025, Menetapkan visi yaitu “KALSEL MAPAN (MANDIRI DAN TERDEPAN) LEBIH SEJAHTERA BERKEADILAN, BERDIKARI DAN BERDAYA SAING”.

Terkait dengan peran infrastruktur PUPR di atas, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan telah memiliki 1 (satu) tujuan dalam pembangunannya yang akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan Visi dan Misi Kepala Daerah . Tujuan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah

“Meningkatkan pembangunan yang terpadu melalui penyediaan infrastruktur untukpertumbuhan ekonomi & pengembangan wilayah”

(4)

LAPORAN KINERJA 2020 iii

Sasaran untuk mencapai Visi, Misi, dan Tujuan tersebut adalah sebagai berikut: “Meningkatnya kualitas infrastruktur ke PU-an dan Tata Ruang”

(5)

LAPORAN KINERJA 2020 iv

DAFTAR ISI

Hal.

Kata Pengantar ...i

Ringkasan Eksekutif ...ii

Daftar Isi ...iv

BAB I PENDAHULUAN...1

A. LATAR BELAKANG...1

B. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN DAN TUGAS POKOK...2

C. STRUKTUR ORGANISASI...5

D. ISU STRATEGIS SKPD...8

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN...14

BAB II PERENCANAAN KINERJA...16

A. RENCANA STRATEGIS...16

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020...17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA...28

A. AKUNTABILITAS KINERJA ORGANISASI...28

1. Sasaran RPJMD & Kepala Dinas...29

2. Bidang Sumber Daya Air...36

3. Bidang Bina Marga...43

4. Bidang Cipta Karya...49

5. Bidang Bina Konstruksi...55

6. Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan...61

7. Bidang Sekretariat...65

B. AKUNTABILITAS KEUANGAN 1. Anggaran dan Realisasi APBD 2020...73

(6)

LAPORAN KINERJA 2020 v

3. Perbandingan Program dan Kegiatan Tahun 2019 dan 2020...75 BAB IV PENUTUP...73

(7)

LAPORAN KINERJA 2020 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang melaksanakan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mengintegrasikan dari sistem perencanaan, pemrograman, penganggaran, serta pelaksanaan program dan kegiatan guna mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance), hal ini kemudian dituangkan dalam laporan kinerja instansi pemerintah.

Laporan kinerja disusun berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan indikator Kinerja Utama dilingkungan Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 0106 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Indikator Kinerja Utama, Pengukuran Kinerja, dan Pelaporan Kinerja di Provinsi Kalimantan Selatan dan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 071 Tahun 2017 serta Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0366/KUM/2017 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja Perangkat Daerah Dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Penyusunan laporan kinerja tahun 2020 oleh Dinas PUPR merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah diamanahkan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan seluruh sumber dayanya, meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran (DIPA). Penyajian laporan kinerja berisi ikhtisar pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja. Pencapaian tersebut menjelaskan mengenai capaian kinerja tahun ini, capaian kinerja tahun berjalan dibandingkan dengan target kinerja lima tahunan yang direncanakan, serta analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan programnya.

(8)

LAPORAN KINERJA 2020 2 B. Dasar Hukum Pembentukan dan Tugas Pokok

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan serta Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 072 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan diatur dengan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya didasarkan pada salah satu penjabaran visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan dengan tugas untuk melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah di bidang pekerjaan umum sesuai dengan azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 054 Tahun 2017 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai tugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan pertanahan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang pekerjaan umum, penataan ruang, dan pertanahan; b. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumber daya air, sistem irigasi primer dan

sekunder;

c. Pelaksanaan kebijakan pembangunan jalan dan jembatan;

d. Pelaksanaan kebijakan pembangunan gedung, penataan bangunan, dan lingkungannya lintas daerah kabupaten/ kota;

e. Pelaksanaan kebijakan peningkatan tenaga ahli konstruksi dan pengawasan kelembagaannya;

f. Pelaksanaan kebijakan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang daerah; g. Pelaksanaan kebijakan preservasi jalan dan jembatan;

h. Pelaksanaan kebijakan penatagunaan dan penyelesaian sengketa pertanahan; i. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian Unit Pelaksana Teknis; dan

(9)

LAPORAN KINERJA 2020 3

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mempunyai unit pelaksana teknis yaitu Balai Pengelolaan Air Minum Banjarbakula dan Laboratorium Bahan Konstruksi yang diatur dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 0155 Tahun 2017 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan.

Balai Pengelolaan Air Minum Banjarbakula mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang di bidang unit pengelolaan produksi dan distribusi air baku dan air curah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, Balai Pengelolaan Air Minum Banjarbakula mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program pengelolaan produksi dan distribusi air baku dan air curah; b. Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, pengendalian,

pengawasan pelaksanaan produksi air baku dan air curah;

c. Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, pengendalian, pengawasan pelayanan distribusi air baku dan air curah;

d. Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, pengendalian, pengawasan pengkajian dan pengujian kualitas air baku dan air curah;

e. Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan pengembangan teknologi produksi dan distribusi air baku dan air curah; f. Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, pengendalian, pengawasan pelayanan informasi, kerja sama kemitraan operasi dan pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber daya manusia dan kelembagaan serta produksi dan distribusi air baku dan air curag; dan

g. Pembinaan, pengaturan, dan pengendalian ketatausahaan.

Laboratorium Bahan Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang di bidang pengujian serta pengendalian mutu/kualitas struktur dan bahan konstruksi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Laboratorium Bahan Konstruksi mempunyai fungsi;

a. penyusunan program penyelenggaraan pelayanan jasa Laboratorium Bahan Konstruksi;

b. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pengujian kualitas bahan konstruksi;

(10)

LAPORAN KINERJA 2020 4

c. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan pelaksanaan pengujian struktur konstruksi;

d. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kemitraan dan kerjasama penyelenggaraan pelayanan jasa Laboratorium Bahan Konstruksi;

e. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan pengendalian mutu dan akreditasi Laboratorium Bahan Konstruksi; dan

(11)

LAPORAN KINERJA 2020 5

(12)

LAPORAN KINERJA 2020 6

Sumber daya manusia atau dalam pemerintahan disebut dengan sumber daya aparatur adalah salah satu unsur penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan didalam organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang berpengaruh langsung terhadap kinerja organisasi. Pada tahun 2020, total Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas PUPR Prov Kalsel berjumlah 145 pegawai, jumlah PNS mengalami penurunan sebanyak 2 pegawai dari tahun 2019 karena terdapat pegawai yang memasuki masa pensiun. Jumlah PNS dirasa belum cukup memadai dibandingkan Analisis Beban Kerja (ABK) tahun 2020 dimana Dinas PUPR Prov Kalsel membutuhkan pegawai sejumlah 316 orang dari berbagai disiplin ilmu. Untuk itu, Dinas PUPR Prov Kalsel dibantu oleh pegawai non PNS sebanyak 124 pegawai.

Sumber: Kompilasi Data Unit Organisasi, 2020

Gambar 1.2. Perbandingan Jumlah Pegawai dan Kondisi Ideal ABK Dinas PUPR

PNS dan Non PNS Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 269 pegawai yang jika dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan, golongan, dan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

(13)

LAPORAN KINERJA 2020 7 Gambar 1.3. Jumlah Pegawai Sesuai Tingkat Pendidikan

Berdasarkan gambar diatas dapat terlihat bahwa proporsi PNS Dinas PUPR yang sudah menempuh pendidikan perguruan tinggi sudah cukup tinggi yaitu sebesar 73,10%. Proporsi pegawai PNS Dinas PUPR dengan tingkat pendidikan SLTA atau dibawahnya sebesar 26,9%, namun diharapkan dapat melanjutkan sampai perguruan tinggi melalui izin belajar dan tugas belajar. Sedangkan, proporsi pegawai non PNS Dinas PUPR yang memiliki tingkat pendidikan SLTA atau dibawahnya menduduki angka tinggi yaitu sebesar 50,80% dan yang telah menempuh perguruan tinggi sebesar 49,20%.

PNS Dinas PUPR Prov. Kalsel didominasi oleh golongan III yaitu 100 pegawai atau 68,97% dari total jumlah 145 pegawai, diikuti golongan II yaitu 18,6% dengan jumlah 27 pegawai, golongan IV yaitu 16 pegawai atau 11,03%, dan golongan I yaitu 2 pegawai atau 1,4 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dinas PUPR mayoritas diisi oleh SDM yang berkualitas pendidikan tinggi.

Gambar 1.4. Jumlah Pegawai Sesuai Golongan

16 pegawai (11,03%) 100 pegawai (68,97%) 27 pegawai (18,6%) 2 pegawai (1,4%)

(14)

LAPORAN KINERJA 2020 8

Dari seluruh pegawai PNS Dinas PUPR yang ada, terdapat 72% pegawai laki-laki dan 28% pegawai perempuan. Sedangkan untuk pegawai non PNS, jumlah persentase pegawai laki-laki sebesar 64% dan pegawai perempuan sebesar 36%.

Gambar 1.5. Jumlah Pegawai Sesuai Gender

Berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Daerah, pegawai Dinas PUPR Prov Kalsel baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesetaraan dan keadilan dalam kedudukan maupun peranan dan tanggung jawab, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pelembagaan PUG ke dalam budaya internal organisasi pemerintahan.

D. Isu Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai beberapa isu strategis dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas. Gambaran umum isu strategis yang ada di Dinas PUPR antara lain:

 Minimnya ketersediaan infrastruktur di Provinsi Kalimantan Selatan.

 Belum padunya pengembangan kawasan dengan pembangunan infrastruktur di wilayah Kalsel dikarenakan perubahan struktur ruang dan pola ruang yang dinamis.  Belum optimalnya pengelolaan infrastruktur irigasi sebagai penunjang ketahanan

pangan untuk mendukung Kalsel menjadi kawasan lumbung pangan.  Masih rendahnya penangangan bencana banjir dan abrasi pantai

 Rendahnya konektivitas di Kalimantan Selatan dalam mendukung infrastruktur kawasan metropolitan dan kawasan industri.

 Belum optimalnya pemenuhan pencapaian infrastruktur dasar (layanan air minum dan sanitasi) dalam rangka mencapai target SDGs.

LAKI-LAKI

104 PNS (72%)

79 Non PNS (64%) PEREMPUAN

45 PNS (28%) 41 Non PNS (36%)

(15)

LAPORAN KINERJA 2020 9

 SDM Konstruksi belum kompeten

 Pengadaan Tanah untuk pembangunan keperluan umum belum optimal a. SUMBER DAYA AIR

Isu strategis di bidang Sumber Daya Air terkait pengelolaan Sumber Daya Air di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu :

1. Mendukung percepatan pembangunan bendungan Tapin (multi purpose) dalam rangka ketahanan pangan, ketahanan air dan ketanahan energi untuk Provinsi Kalimantan Selatan pada umumnya dan Kabupaten Tapin khususnya yang pembangunannya melalui Pemerintah Pusat (BWSK II)

2. Mendukung penyediaan air baku di Kabupaten/Kota karena adanyaketidakseimbangan antara laju pertumbuhan penduduk dengan penyediaan air bersih.

3. Mendukung percepatan rehabilitasi/peningkatan DI. Tapin untuk pemanfaatan air irigasi dalam mendukung swasembada pangan.

4. Mendukung percepatan penyelesaian pembangunan Daerah Irigasi dalam rangka peningkatan ketahanan pangan, dengan percepatan penyelesaian 3 Daerah Irigasi, yaitu DI. Amandit Kabupaten Hulu Sungai Selatan,DI. Batang Alai Kabupaten Hulu Sungai Tengahdan DI PitapKabupaten Balangan dalam rangka ketahanan pangan dimana kegiatan pembangunannya melalui Pemerintah Pusat (BWSK II).

5. Mendukung penyelesaian pembangunan Jaringan Irigasi Kinarum 1.004 Ha di Kab. Tabalong. Pembangunan DI. Kinarumdilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi yangdirencanakan mulai tahun 2015 – 2020 diharapkan pembangunan sampai dengan jaringan tersier.

6. Kinerja pelayanan jaringan irigasi belum optimal dalam mendukung ketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Seluas 44.434 ha, yang terdiri dari 36.264 (8 DI) ha wewenang Pemerintah Pusat dan 8.170 ha (6 DI) wewenang Pemerintah Provinsi, jaringan sawah irigasinya sebagian sudah terbangun dan seluruhnya berfungsi, namun karena adanya kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh umur konstruksi, bencana alam dan kurangnya Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi, sistem kelembagaan petani yang masih belum berkembang, kemampuan pengelola OP (juru dan pengamat) dalam pengelolaan jaringan irigasi belum maksimal dan masih rendahnya keterlibatan petani dan stakeholders lainnya dalam

(16)

LAPORAN KINERJA 2020 10

pengelolaan jaringan irigasi. Selain itu, kondisi debit sungai yang airnya digunakan untuk kebutuhan irigasi sangat fluktuatif antara musim hujan dan musim kemarau. 7. Kinerja pelayanan jaringan reklamasi rawa belum optimal, dimana dari 109.180 ha lahan rawa (60.347 ha dikelola Pemerintah Pusat dan 38.833 ha Pemerintah Provinsi) yang merupakan lahan rawa pasang surut dan rawa lebak termasuk dalam rawa bergambut, belum seluruhnya direklamasi pemerintah, sebagian adalah rawa alam yang direklamasi oleh masyarakat, sehingga sistem tata air sebagian besar masih belum bisa diatur dengan optimal (semi teknis).

8. Meluasnya kawasan pertambangan dan alih fungsi lahan menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit, perumahan dll di Provinsi Kalimantan Selatan telah menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan dalam menyediakan air. Untuk itu diperlukan konservasi berupa pembangunan Waduk/embung/situ/penampung air lainnya agar debit banjir dapat di kendalikan/dikurangi.

9. Dalam hal potensi daya rusak air, terjadi perluasan dampak kerusakan akibat banjir di WS. Cengal Batulicin. Selain itu juga terdapat fenomena meluasnya kerusakan pantai akibat erosi dan abrasi yang mengancam keberadaan permukiman, fasilitas umum dan pusat perekonomian di sekitarnya.

Berikut adalah rincian daerah rawan banjir WS.Cengal – Batulicin (Pola WS. Cengal Batulicin, tahun 2013).

Tabel I.1. Daerah Rawan Banjir WS Cengal-Batulicin

No Nama DAS Luas DAS

(Ha)

Genangan

Luas (Ha) Kecamatan

1 DAS Swarangan 30.600 1.470 Jorong

2 DAS Asam-asam 38.500 2.662 Jorong

3 DAS Kintap 72.100 677 Kintap

4 DAS Cuka 72.400 1.599 Satui

5 DAS Sebamban 32.400 715 Kusan hilir

6 DAS Kusan 206.700 10.097 Kusan hulu

7 DAS Batulicin 130.700 2.343 Batulicin

9 DAS Cantung 108.000 1.066 Kelumpang Hulu

10 DAS Sampanahan 172.200 768 Sungai Durian

11 DAS Cengal 146.400 2.589 Pamukan Utara

(17)

LAPORAN KINERJA 2020 11

Pembangunan bangunan pelindung pantai dan muara sungai di 3 Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru (di P. Kalimantan) juga menjadi titik berat penanganan daya rusak air bidang SDA kedepan. Antara lain lanjutan pembangunan bangunan pelindung pantai Kuala Tambangan Kab. Tanah Laut, bangunan pelindung Pantai Tabanio Kab. Tanah Laut.

10. Penyelenggaraan dan pengelolaan sumberdaya air selama ini mengalami beberapa kendala, diantaranya penyediaan sistem informasi data hidrologi belum cukup tersedia, dengan keterbatasan data yang ada, berakibat kurangnya data yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan dan pengelolaan bidang SDA. 11. Pengelolaan Sumber Daya Air selama ini yang belum optimal, terutama dalam

pengelolaan OP prasarana jaringan irigasi/rawa salah satu faktor penyebabnya adalah masalah SDM. Keterbatasan jumlah sumber daya manusia pengelola SDA dari Pemerintah Provinsi (Juru/Pengamat) dan kemampuan SDM pengelola SDA yang masih kurang menjadi salah satu factor penyebabnya.

b. BINA MARGA

Transportasi merupakan suatu sarana yang berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, dimana semakin baik sarana dan prasarana transportasi maka akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, memperkuat persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Peranan transportasi sangat penting dalam pembangunan, baik sebagai unsur perangsang maupun sebagai penunjang.

Isu strategis pada Bidang Bina Marga terkait Transportasi Teruntuk Jalan dan Jembatan di Provinsi Kalimantan Selatan Meliputi :

1. Transportasi arus barang dan jasa serta orang antar wilayah dan antar titik pertumbuhan yang perlu dioptimalkan lagi dengan peningkatan di berbagai jalan provinsi dan strategis provinsi.

2. Meningkatkan keluasan jangkauan dan kemampuan jaringan jalan dalam melayani arus lalu lintas barang dan penumpang antar kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan.

3. Pengembangan jaringan jalan melihat dari potensi ekonomi, daerah perkebunan, pertambangan, peternakan, pertanian dan wisata yang belum terakomodir.

- Koordinasi Pembangunan Jalan Lingkar Pulau Laut.

(18)

LAPORAN KINERJA 2020 12

4. Pengembangan jaringan jalan untuk membuka daerah dan mempermudah transportasi antar kabupaten/kota dan provinsi.

- Koordinasi Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Laut dengan Pulau Kalimantan

- Koordinasi Pembangunan Jembatan Tabukan dan Jalan Aksesnya.

- Penyelesaian Pembangunan jalan Marabahan – margasari, Buas buas – Negara dan Buas Buas – Tabatan baru.

5. Pengembangan jaringan jalan untuk mengantisipasi meningkatnya arus lalu lintas. - Penyelesaian pembangunan jalan matraman sei Ulin

- Pembangunan Jalan Tol Banjarmasin – Banjarbaru – Martapura

- Pembangunan Jalan Lingkar Dalam Selatan Banjarmasin ( Simpang 4 Gatot Subroto – Lingkar Selatan)

6. Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan untuk penanganan pertama dan menjaga kondisi jalan mantap

c. CIPTA KARYA

Isu strategis pada Bidang Cipta Karya meliputi :

1. Belum optimalnya pelayanan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman pada Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan sehingga perlu peningkatan sinkronisasi dan fasilitasi melalui kegiatan koordinasi dan bantuan berbaikan prasarana.

2. Belum optimalnya penyediaan prasarana dan sarana perkantoran aparatur pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan sehingga perlu percepatan pembangunan fisik dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, diantaranya perkantoran Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Inspektorat, Rehabilitasi Kantor Setda Provinsi Kalimantan Selatan, Rehabilitasi Jaringan Listrik dan Rehabiliasi Rumah Dinas Pejabat Eselon II serta perlunya review masterplan kawasan perkantoran.

3. Belum optimalnya pembangunan fasilitas publik di Provinsi Kalimantan Selatan yang merupakan fasilitas parasana dan sarana dalam rangka peningkatan kualitas manusia berupa fasilitas olahraga yang yang berstandar dan layak dan prasarana lingkungan lainnya. Untuk itu diperlukan adanya sebuah sarana olahraga dan hiburan bagi masyarakat melalui review masterplan fasilitas Sport Center dan Amdal, Pembangunan / penataan halaman Kantor Gubernur di Banjarnasin,

(19)

LAPORAN KINERJA 2020 13

Penyelesaian pembangunan Taman Edukasi Lalu lintas, Perbaikan lapangan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

d. PENATAAN RUANG DAN PERTANAHAN

Isu-isu strategis dan permasalahan penataan ruang dan pertanahan 1. Belum optimalnya keselarasan perencanaan Tata Ruang

Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, sebagai unit kerha pengendali tata ruang provinsi masih belum bisa mengoptimalkan keselarasan antara tata ruang nasional, provinsi dan kabupaten/ kota, agar pemanfaatan ruang untuk pembangunan berjalan efisien dan efektif.

2. Belum optimalnya pengendalian evaluasi dan pemanfaatan ruang

Untuk menjamin pemanfaatan ruang transparan, akuntabel, efisien dan efektif, maka sistem pengendalian dan evaluasi harus dioptimalkan. Melalui pengendalian dan evaluasi yang efektif maka berbagai kekeliruan atau penyimpangan dalam pemanfaatan ruang dapat diketahui sedini mungkin, sehingga alternatif pemecahannya dapat segera dirumuskan dan diimplementasikan untuk mencegah terjadinya dampak negatif yang lebih besar.

3. Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan tata ruang Masih banyaknya aturan-aturan yang belum diperbaharui akibat adanya pembentukan unit baru yang menangani tata ruang baik ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, sehingga koordinasi dan sinkronisasi masih banyak kendala. 4. Belum optimalnya kualitas/kuantitas data dan informasi tata ruang daerah

Data dan informasi tata ruang daerah selain sebagai dasar perencanaan juga merupakan alat ukur kinerja pembangunan daerah. Kualitas data dan informasi yang baik akan mendukung kinerja bidang tata ruang dan pertanahan provinsi sebagai aparat pengendalian pemanfaatan ruang provinsi.

e. BINA KONSTRUKSI

Isu-isu strategis dan permasalahan bina konstruksi

1. Kualitas keluaran pendidikan Nasional masih membutuhkan kurva belajar (learning curve) di dunia kerja, self improvement para SDM kontruksi Indonesia, sikap (attitude) kurang mendukung profesionalisme seorang prefesional, kemampuan komukasi SDM konstruksi rata-rata masih sangat kurang, terutama pada tingkat tenaga terampil.

(20)

LAPORAN KINERJA 2020 14

2. Pelatihan konstruksi belum sepenuhnya berbasis kompetensi

3. Ketidak sesuaian kompetensi SDM Konstruksi dan kebutuhan Pasar 4. Kurangnya Pengakuan dan Perlindungan SDM Konstruksi.

f. LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI

1. keterbatasan alat yang digunakan untuk menguji parameter yang diminta konsumen

2. keterbatasan referensi peraturan dan perundang-undangan tentang prosedur pengujian

3. kuantiti dan kualiti pada SDM yang masih sangat kurang.

g. BALAI PENGELOLAAN AIR MINUM BANJARBAKULA

Kebutuhan air minum/ bersih masih belum memadai dan pelayanannya belum dapat menjangkau seluruh wilayah permukiman di perkotaan lebih-lebih untuk wilayah perdesaan. Pelayanan air minum/ bersih di perkotaan sebagian dilayani oleh PDAM tersebar di masing-masing kabupaten/ kota di Provinsi Kalimantan Selatan, terutama untuk kabupaten banjar, banjarbaru, Banjarmasin, tanah laut dan Barito kuala (Banjarbakula) kesulitan dalam penyedian air baku. Sebagian besar kondisi PDAM belum mampu menyediakan pelayanan yang optimal bagi masyarakat karena berbagai alasan, baik alasan teknis, keterbatasan instalasi, pendanaan maupun alasan pengelolaan

E. Sistematika Penyajian

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini disajikan penjelasan singkat tentang latar belakang penyusunan, tugas pokok dan fungsi, urusan yang ditangani dan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan, yang menjalankan dan menjabarkan tugas pokok fungsi atas urusan yang ditangani.

(21)

LAPORAN KINERJA 2020 15

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ ikhtisar sasaran strategis jangka menengah dan penetapan kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan,

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bab ini disajikan uraian capaian kinerja, evaluasi, dan analisis akuntabilitas kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan. Pengukuran kinerja yang dilaporkan pada bab ini yaitu menyajikan analisis pencapaian kinerja, keberhasilan dan dan kegagalan, sebagai pertanggungjawaban pencapaian hasil tahun 2020. Selain itu terdapat realisasi anggaran yang digunakan dan telah digunakan untuk mewujudkan kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini diuraikan simpulan umum dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan.

(22)

LAPORAN KINERJA 2020 16

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis

Untuk mewujudkan visi dan misi Pembangunan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, maka Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan menyusun Rencana Strategis 2016-2021 sebagai pedoman tolak ukur kinerja pelaksanaan pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan yang mengarah dengan kebijakan dan program Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJDP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021.

Dengan pendekatan Renstra yang jelas dan bersinergi dalam menyelaraskan visi dan misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas PUPR menetapkan Renstra 2016-2021 sebagai dasar acuan penyusunan kebijakan untuk program dan kegiatan serta sebagai pedoman dalam pengendalian kinerja dan dapat dipandang sebagai:

 Alat bantu bagi manajemen pengelolaan pelaksanaan dan pembinaan masyarakat untuk pembangunan provinsi Kalimantan Selatan;

 Gambaran tujuan dan sasaran, interpretasi serta strategi Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan untuk menjawab tantangan dan tuntutan serta hasrat orang banyak;

 Alat untuk memicu dan memacu aparat bersama masyarakat dalam proses mencapai sasaran yang ingin dicapai.

Untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan selaras dengan visi dan misi Pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan dalam rangka mencapai tujuan RPJMD tahun 2016-2021, Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan menyusun tujuan dan sasaran strategis melalui program dan kegiatannya.

Pada dasarnya pembangunan bidang ke-PUPR-an bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan, baik berupa prasarana dan sarara irigasi/ rawa, jalan/jembatan, lingkungan bersih dan sehat yang mantap, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dengan meningkatkan kelestarian sumberdaya alam dan keserasian lingkungan hidup. Sehingga Keberhasilan dalam pembangunan tersebut

(23)

LAPORAN KINERJA 2020 17

diharapkan dapat memberikan arah pertumbuhan wilayah dan pola tata ruang untuk menggerakkan pertumbuhan perekonomian daerah serta mendorong kegiatan sektor lain yang akan memberikan kesempatan bekerja dan berusaha terutama di bidang konstruksi dan industri bahan bangunan.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan tujuan strategis dan sasaran strategis yang merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis organisasi, yaitu:

“Meningkatkan pembangunan yang terpadu melalui penyediaan infrastruktur untuk pertumbuhan ekonomi & pengembangan wilayah”

Adapun sasaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan dalam waktu lima tahun sesuai revisi RPJMD adalah sebagai berikut:

Tabel II.1 Sasaran Strategis NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN Baseline 2016

TARGET TAHUNAN Target Akhir Renstra 2017 2018 2019 2020 2021 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. Meningkatnya kualitas infrastruktur ke-PU-an dan Tata Ruang Persentase Infrastruktur ke-PU-an yang Berkualitas

% N/A N/A N/A 61,96 67,37 70,88 70,88

Persentase Kesesuaian Tata Ruang

% N/A N/A N/A 81,00 81,5 82,00 82,00

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2020

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.

(24)

LAPORAN KINERJA 2020 18

Penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian kinerja telah dibuat oleh seluruh pejabat struktural Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan pada awal tahun 2020 sebagaimana lampiran dari dokumen ini. Dalam masa perjanjian kinerja, perjanjian kinerja dapat diperbaiki dalam hal terjadi pergantian atau mutasi pejabat, perubahan peraturan perundangan yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran ataupun dalam rangka perbaikan karena indikator kinerja yang ditetapkan kurang tepat.

Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Kepala Dinas (Eselon II) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tahun 2020

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung Jawab

1 Meningkatnya kualitas

infrastruktur ke-PU-an dan Tata Ruang Persentase Infrastruktur ke-PU-an yang berkualitas % 67,37 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan Persentase Kesesuaian Tata Ruang % 81

(25)

LAPORAN KINERJA 2020 19

Tabel II.3 Perjanjian Kinerja Kepala Bidang (Eselon III) di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tahun 2020

No. Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung Jawab

1 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Nilai SAKIP Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

% 83 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

(Bidang Sekretariat) 2 Pelayanan sarana dan prasarana dan administrasi perkantoran Persentase pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan SOPD

% 100 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

(Bidang Sekretariat) 3 Pelayanan administrasi keuangan Persentase aset yang tercatat % 100 4 Meningkatnya Infrastruktur pemanfaatan sumber daya air

Persentase

infrastruktur irigasi dalam kondisi baik

% 34,6 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Bidang Sumber Daya) Persentase

pengendali daya rusak air dalam kondisi baik % 53 5 Meningkatnya infrastruktur transportasi (jalan/jembatan) yang mantap Persentase jalan dalam kondisi mantap

% 74,50 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

(Bidang Bina Marga) Persentase

jembatan dalam kondisi mantap

(26)

LAPORAN KINERJA 2020 20

6 Meningkatnya infrastruktur dasar (air minum dan air limbah) yang dapat diakses oleh masyarakat Cakupan pelayanan air minum

% 82,7 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

(Bidang Cipta Karya) Cakupan pelayanan air limbah % 61,33 Persentase sarana dan prasarana publik dan aparatur dalam kondisi baik

% 88 7 Meningkatnya kualitas Jasa Konstruksi dan Sistem Informasi Pembina Jasa Konstruksi Prosentasi Pengembangan Sistem Informasi Pembina Jasa Konstruksi yang terintegrasi melalui 3 layanan dasar (SIPJAKI)

% 70 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Bidang Bina Konstruksi)

Prosentasi meningkatnya kualitas SDM Jasa Konstruksi yang kompeten dan besertifikat % 21 Prosentasi meningkatnya kualitas SDM jasa konstruksi yang kompeten dan bersertifikat % 23

(27)

LAPORAN KINERJA 2020 21 8 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan penataan ruang dan pertanahan daerah Persentase pelaksanaan kegiatan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang

% 68 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Bidang Penataan Ruang

dan Pertanahan) Persentase

pelaksanaan kegiatan penguasaan/penyediaan tanah untuk proyek pembangunan

(28)

LAPORAN KINERJA 2020 22

Tabel II.4 Perjanjian Kinerja Kepala Seksi (Eselon IV) di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tahun 2020

No. Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung jawab 1 Menyusun Perencanaan dan Pelaporan Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jumlah Dokumen perencanaan yang telah ditentukan

Dok 3 Sub Bagian

Perencanaan dan Pelaporan

Bidang Sekretariat Jumlah dokumen

pelaporan yang telah ditentukan Dok 3 2 Menyusun perencanaan dan administrasi keuangan dan aset Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jumlah dokumen laporan keuangan secara berkala

Dok 6 Sub Bagian

Keuangan dan Aset Bidang Sekretariat 3 Merencanakan dan mengadakan sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran Jumlah pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan % 100 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Bidang Sekretariat

(29)

LAPORAN KINERJA 2020 23 4 Menyusun dokumen perencanaan dan pengelolaan Sumber Daya Air Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan Sumber Daya Air dok 12 Seksi Pembinaan Teknis Sungai, Pantai dan Irigasi Bidang Sumber Daya Air 5 Melaksanakan pengelolaan daerah irigasi rawa yang dibangun (rehabilitasi/OP)

Jumlah daerah irigasi / rawa kewenangan yang direhabilitasi dan dipelihara DIR 34 DI 7 6 Melaksanakan pengelolaan sungai, Pantai dan drainase Panjang sungai, pantai dan drainase yang dikelola

(Direhabilitasi,

dibangun dan di OP)

Km 11 7 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian program kebinamargaan Jumlah dokumen perencanaan, pengawasan dan pelaporan bidang bina marga dok 15 Seksi Pembinaan Teknis Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga 13 Melaksanakan pembangunan jalan sesuai dengan standar bina marga

Panjang jalan yang akan di bangun pada tahun berjalan

km 32,95 Seksi Jalan Bidang Bina

(30)

LAPORAN KINERJA 2020 24 14 Melaksanakan pembangunan jembatan sesuai dengan standar bina marga Pembangunan jembatan yang akan di bangun pada tahun berjalan

buah 4 Seksi Jembatan

Bidang Bina Marga 15 Pembinaan teknis keciptakaryaan Jumlah SDM yang dibina terkait keciptakaryaan orang 60 Seksi Pembinaan Teknis Penyehatan Lingkungan, Air Minum dan Bangunan Bidang Cipta Karya 16 Penyusunan dokumen perencanaan cipta karya Jumlah Dokumen Kajian Teknis dan Desain Keciptakaryaan dok 9 Jumlah Review Desain Keciptakaryaan dok 1 17 Kerjasama dengan satuan kerja/ unit kerja/ instansi terkait pengaturan, penataan bangunan dan lingkungan Jumlah kerjasama dengan satuan kerja/ unit kerja/ instansi terkait pengaturan, penataan bangunan dan lingkungan

Unit kerja 24 Seksi Penataan Bangunan Bidang Cipta Karya 18 Analisa tingkat kerusakan dan kebutuhan bangunan publik/ aparatur Jumlah bangunan hasil analisa untuk direhabilitasi

bangunan 24

Jumlah bangunan hasil analisa untuk dibangun bangunan 24 19 Melaksanakan pembangunan bangunan Jumlah bangunan publik/ aparatur yang dibangun oleh

bidang cipta karya

(31)

LAPORAN KINERJA 2020 25 gedung publik/ aparatur 20 Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana AMPLP Jumlah dokumen kajian teknis air minum dan air limbah dok 1 Seksi Penyehatan Lingkungan, Air Minum dan Bangunan Bidang Cipta Karya Jumlah SDM yang

dibina terkait air minum dan penyehatan lingkungan orang 100 21 Pemberdayaan SDM profesional yang kompeten di bidang jasa konstruksi Jumlah SDM / tenaga ahli jasa konstruksi yang kompeten baik laki-laki maupun perempuan orang 85 Seksi Pemberdayaan Bidang Bina Konstruksi 22 Pembinaan dan monitoring evaluasi pengaturan jasa konstruksi Jumlah kabupaten/ kota yang terbina sesuai perundang undangan jasa konstruksi

Kab/kota 13 Seksi Monev & Pengaturan Bidang Bina Konstruksi Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan sistem SIPJAKI Kab/ kota 13 23 Pembinaan dan pengawasan tertib usaha jasa konstruksi

Jumlah kabupaten/ kota yang tertib penyelenggaraan jasa konstruksi Kab/kota 13 Seksi Pengawasan Bidang Bina Konstruksi

(32)

LAPORAN KINERJA 2020 26 Jumlah tertibnya SDM Jasa Konstruksi orang 35 24 Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi dan kabupaten/kota Jumlah penyelesaian revisi perda rencana tata ruang wilayah

dok 1 Seksi Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan Penataan Ruang Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan Jumlah rekomendasi dan evaluasi gubernur terhadap rencana umum dan rencana rinci tata ruang kota/kabupaten dok 2 25 Pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi dan pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis yang meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang san Persentase penyelesaian perda/ pergub rencana rinci tata ruang dan turunannya % 32,50 Seksi Penataan Ruang Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan Jumlah telahaan analisa kesesuaian tata ruang dok 80

(33)

LAPORAN KINERJA 2020 27 pengendalian pemanfaatan ruang provinsi 26 Pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum provinsi

Jumlah luas tanah yang dibebaskan pada akhir tahun berjalan

ha 9,50 Seksi

Pertanahan

Jumlah cakupan peta lokasi, nilai tanah, dan data aset pertanahan

pemerintah provinsi

(34)

LAPORAN KINERJA 2020 28

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Akuntabilitas Kinerja Organisasi

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan suatu komponen yang terdiri dari perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan capaian kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun untuk memenuhi salah satu komponen dari akuntabilitas kinerja dan penyusunannya berdasarkan perencanaan kinerja yang telah ditetapkan. Penyusunan LAKIP Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan sudah berdasar kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 0106 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Indikator Kinerja Utama, Pengukuran Kinerja, dan Pelaporan Kinerja di Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam penyusunannya ini masih banyak dijumpai berbagai hambatan, antara lain pengumpulan data kinerja yang tersebar pada berbagai unit kerja di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan. Namun demikian, beberapa kegiatan kunci yang mempunyai nilai strategis tinggi telah dapat diukur kinerjanya, sehingga secara umum ketidakadaan informasi kinerja pada beberapa kegiatan tidak mempengaruhi capaian kinerja organisasi secara umum.

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode pembandingan capaian kinerja sasaran, dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai organisasi. Metode seperti ini sangat bermanfaat dalam upaya memberikan gambaran kepada pihak lain tentang pelaksanaan upaya organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran. Dalam rangka memberikan kesimpulan pengukuran kinerjanya, Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan kategorisasi pencapaian kinerja sesuai Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 12 Tahun 2015 tentang pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan capaian rata-rata atas indikator kinerja menjadi enam kategori sebagai berikut:

(35)

LAPORAN KINERJA 2020 29 Tabel III.1.

Urutan Rentang Capaian Kategori Capaian

I Lebih dari 90% Sangat Memuaskan

II Diatas 80% sampai dengan 90% Memuaskan

III Diatas 70% sampai dengan 80% Sangat Baik

IV Diatas 60% sampai dengan 70% Baik

V Diatas 50% sampai dengan 60% Cukup

VI Kurang dari 50% Kurang

Summber : Tim Evaluator LAKIP

1. Sasaran RPJMD dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Capaian kinerja Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan didukung oleh 1 (satu) sasaran strategis yang telah diperjanjikan oleh Kepala Dinas PUPR di dalam Perjanjian Kinerja Revisi tahun 2020. Capaian kinerja Dinas PUPR tahun 2020 adalah sangat memuaskan dengan nilai 101%, sebagai berikut:

Tabel III.2. Capaian Kinerja RPJMD dan Kepala Dinas

No Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

SS.1 Meningkatnya Infrastruktur ke-PU-an dan Penataan Ruang 1. Persentase Infrastruktur ke-PU-an yke-PU-ang berkualitas 67,37% 75,01% 111,34% 2. Persentase Kesesuaian Tata Ruang 81,5% 79,75% 97,85%

Kinerja Dinas PUPR 105%

Sumber: Hasil Perhitungan Tim Penyusun, 2021

Rumus Perhitungan:

a. Persentase Infrastruktur ke-PU an yang berkualitas

Persentase Realisasi Kinerja Tiga Unsur Kekaryaan (Sumber Daya Air, Bina Marga dan Cipta Karya) terhadap masing masing target kinerjanya (berdasarkan Keputusan Menteri P.U. No.150/A/KPTS/1966)

𝒙=((realisasi 𝒌𝒊𝒏𝒆𝒓𝒋𝒂 𝑩𝑴 𝒙 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕)+(realisasi 𝒌𝒊𝒏𝒆𝒓𝒋𝒂 𝑺𝑫𝑨 𝒙 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕)+( realisasi 𝒌𝒊𝒏𝒆𝒓𝒋𝒂 𝑪𝑲 𝒙 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕)) /(𝟓𝟎+𝟐𝟎+𝟑𝟎)

(36)

LAPORAN KINERJA 2020 30

b. Persentase Kesesuaian Tata Ruang

- Menghitung kesesuaian penggunaan lahan dengan rencana pola ruang,

- menghitung kesesuaian pembangunan jaringan sarana dan prasarana dengan rencana struktur ruang

Tabel III.3. Perbandingan Capaian Kinerja RPJMD dan Kepala Dinas

NO INDIKATOR

KINERJA

REALISASI TAHUN 2020

2017 2018 2019 Target Realisasi %Capaian

1. Persentase Infrastruktur ke-PU-an yang berkualitas 57,86% 63,83% 69,27% 67,37% 75,01% 111,34% 2. Persentase Kesesuaian Tata Ruang 80% 80,5% 74.9% 81,5% 79,75% 97,85%

RATA RATA CAPAIAN 105%

Sumber: Hasil Perhitungan Tim Penyusun, 2021

Tabel III.4. Perbandingan Realisasi Kinerja Provinsi Kalimantan Selatan dan Regional Kalimantan

No Indikator Perbandingan

Kalsel Kalteng Kaltim Kaltara Kalbar

1 Persentase Infrastruktur Irigasi dalam Kondisi Baik

49,17% 73,69% * * 46,16%

2 Persentase jalan dalam kondisi mantap

79,92% 70,25% 76,13% 49,81% 83,54%

3 Cakupan Pelayanan Air Minum

77,36% 88,61% 76,35% * 54,60%

4 Cakupan pelayanan air limbah

84,45% 88,61% * * *

5 Persentase sarana dan prasarana publik dan aparatur dalam kondisi baik

90,33% * * * 33,57%

(37)

LAPORAN KINERJA 2020 31

Tabel III.5. Perbandingan Realisasi Kinerja Provinsi Kalimantan Selatan dan Target SDGs

No Indikator Perbandingan

Kalsel Target SDG’S

1 Cakupan pelayanan air minum 77,36% 92%

2 Persentase Jumlah Tampungan embung, situ, waduk, yang dibangun

50% 97,08 m3/12,78 detik

Sumber: Hasil Perhitungan Tim Penyusun, 2021

1. Perbandingan Realisasi dengan Target

Sasaran strategis “Meningkatnya Infrastruktur ke-PU-an dan Penataan Ruang” (SS.1) dengan indikator :

Persentase Infrastruktur ke-PU-an yang berkualitas

Realisasi indikator persentase ke-PU-an yang berkualitas pada tahun 2020 yaitu sebesar 75,01% dari target 67,37% sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerjanya telah melampaui target dengan capaian sebesar 111,34%.

Persentase Kesesuaian Tata Ruang

Realisasi Indikator Persentase Kesesuaian Tata Ruang pada tahun 2020 sebesar 79,85% dari target 81,5% dan dapat disimpulkan tidak mencapai target atau capaian kinerja sebesar 97,85%.

(38)

LAPORAN KINERJA 2020 32

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait (Time Series)

Tabel III.6. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait

Persentase Infrastruktur ke-PU-an yang berkualitas

Realisasi kinerja indikator persentase ke-PU-an yang berkualitas tahun 2020 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu dari 69,27% menjadi 75,01%. Terdapat perubahan sasaran strategis dan indikator kinerja pada tahun 2018 sehingga perbandingan realisasi kinerja hanya dari tahun 2017.

Persentase Kesesuaian Tata Ruang

Realisasi Indikator Persentase Kesesuaian Tata Ruang pada tahun 2019 mengalami penurunan dikarenakan adanya keperluan revisi RTRW, namun pada tahun 2020 sudah mengalami peningkatan sebesar 4,85% dari 74,90% menjadi 79,75%.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Persentase Infrastruktur ke-PU-an yang berkualitas

Indikator ini diwakili oleh SP.1 dengan indikator Irigasi dalam Kondisi Baik dengan realisasi sebesar 49,17% dari target 34,60%, SP.2 dengan indikator Jalan Kondisi Mantap dengan target sebesar 74,50% dan realisasi indikator sebesar 79,86%, dan SP.3 dengan indikator Cakupan Pelayanan Air Minum dengan realisasi 78,98% dari target 82,70%, Cakupan Pelayanan Air Limbah dengan realisasi 68,22% dari target

0 57,86% 63,83% 69,27% 75,01% 0 80% 80,50% 74,90% 79,75% 2016 2017 2018 2019 2020

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Persentase Infrastruktur ke-PU an yang berkualitas

(39)

LAPORAN KINERJA 2020 33

61,33% serta realisasi indikator Persentase Sarana dan Prasarana Publik dan Aparatur dalam Kondisi Baik sebesar 90,33% dari target 88%.

Dalam pencapaian realisasi kinerja, terdapat beberapa kendala sebagai berikut: 1. Proses lelang di Dinas PUPR mengalami sedikit keterlambatan terkait verfikasi

dokumen dikarenakan adanya pembatasan orang masuk, physical distancing, sehingga ruang gerak pokja/panitia lelang menjadi terbatas akibat dampak dari COVID-19.

2. Proses lelang di Dinas PUPR mengalami sedikit keterlambatan terkait verfikasi dokumen dikarenakan adanya pembatasan orang masuk, physical distancing, sehingga ruang gerak pokja/panitia lelang menjadi terbatas akibat dampak dari COVID-19.

3. Physical Distancing, penggunaan masker dan Pembatasan sosial berskala besar berpengaruh pada distribusi barang dan tenaga kerja serta penyediaan faskes di lokasi proyek juga berpengaruh pada biaya konstruksi yang semakin meningkat. 4. Wabah covid-19 juga akan berpengaruh pada waktu pelaksanaan pekerjaan. 5. Kondisi alam yang tidak menentu.

6. Terkendala pembebasan lahan yang memakan waktu lama karena ada beberapa penolakan dari masyarakat.

Namun demikian, Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan berupaya untuk mencapai target dengan upaya percepatan mulai dari pemrograman hingga pelaksanaan, meliputi:

1. Membentuk SATGAS Pencegahan COVID-19 yang dibentuk oleh setiap PPTK proyek yang beranggotakan pengguna jasa dan penyedia jasa.

2. Melakukan lelang dini agar proyek konstruksi bisa selesai tepat waktu.

3. Melakukan pemantauan proyek secara berkala dengan menerapkan protokol kesehatan.

Rencana tindak lanjut Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan untuk perbaikan kinerja di tahun yang akan datang adalah mengikuti Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Protokol Pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi dan menjadikan dasar pelaksanaan konstruksi di tengah wabah COVID-19 ini, Dinas PUPR Provinsi Kalsel akan terus mengamati perkembangan yang ada agar dapat mengakomodasi pelaku usaha jasa konstruksi di tengah pandemi COVID-19, memaksimalkan pelatihan

(40)

LAPORAN KINERJA 2020 34

peningkatan ahli jasa konstruksi terhadap Sumber Daya Manusia lokal, serta pembayaran pembebasan tanah dilakukan melalui pengadilan.

Persentase Kesesuaian Tata Ruang

Indikator Persentase Kesesuaian Tata Ruang berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No.9 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang yang dihitung dari tiga aspek yaitu Kualitas Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang.

Realisasi Indikator ini pada tahun sebesar 79,85% dari target 81,5% dan dapat disimpulkan tidak mencapai target, dikarenakan adanya aturan sektor lain yang bisa merubah peruntukan yang tidak sesuai dengan RTRW, sehingga perlu dilaksanakan peninjauan RTRW kembali untuk revisi RTRW pada tahun mendatang.

Hambatan yang dialami dalam pencapaian realisasi indikator kinerja antara lain: 1. Ketidak sesuaian rencana tata ruang dengan rencana pembangunan.

2. Pembangunan seringkali tidak sesuai dengan peruntukan lahannya.

3. Kebutuhan ruang yang meningkat, namun tidak diikuti dengan ketersediaan lahan. Upaya-upaya yang telah dilakukan Dinas PUPR antara lain:

1. Sosialisasi NSPK Penataan Ruang

2. Pengumpulan data dan informasi RTRW Kabupaten dan Kota meliputi Peraturan Daerah, Materi Teknis dan Peta.

3. Melaksanakan kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang lintas kabupaten – kota,

Namun demikian, Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan telah menyiapkan rencana tindak lanjut sebagai bahan acuan untuk langkah kedepan antara lain revisi RTRW untuk mengakomodir dinamika pembangunan serta sinkronisasi kegiatan pembangunan dengan rencana tata ruang.

(41)

LAPORAN KINERJA 2020 35

4. Program dan Kegiatan Penunjang Kinerja

Pencapaian sasaran strategis yang dimiliki oleh Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan yaitu “Meningkatnya Infrastruktur ke-PU-an dan Penataan Ruang” tidak lepas dari dukungan program dan kegiatan yang terlaksana pada tahun 2020, antara lain: 1. Bidang Sumber Daya Air, Program Pengelolaan Sumber Daya Air

2. Bidang Bina Marga, Program Pembangunan, Pengingkatan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

3. Bidang Cipta Karya, Program Pengembangan Keciptakaryaan

4. Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan, Program Penyelenggaraan Penataan Ruang; Program Penguasaan Tanah dan Penyediaan Tanah untuk Pembangunan 5 Bidang Bina Konstruksi, Program Pengaturan Jasa Konstruksi

6. Bidang Kesekretariatan, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; Program Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan, Capaian Kinerja dan Keuangan; Program Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Aparatur.

(42)

LAPORAN KINERJA 2020 36

2. Bidang Sumber Daya Air

Berdasarkan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015 tentang kriteria dan penetapan wilayah sungai, bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan bertanggung jawab atas sasaran program “meningkatnya infrastruktur pemanfaatan sumber daya air”. Sasaran Bidang Sumber Daya Air diatas dalam rangka mendukung RPJMD Kalsel Tahun 2016 - 2021 berupa Kalsel lnfrastruktur berkualitas, Kalsel Sentra Pangan, Kalsel lingkungan berkualitas. Selama periode RPJMD (lima) tahun terakhir hingga tahun 2020 telah dilaksanakan program Pengelolaan Sumber Daya Air, terutama pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan rawa, yang dibiayai melalui dana APBD Provinsi Kalimantan Selatan. Sasaran ini diukur dari aspek Persentase luas daerah irigasi dalam kondisi baik pengelolaan irigasi yang meliputi kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan daerah irigasi guna meningkatkan, mempertahankan dan memperbaiki kinerja pelayanan jaringan irigasi dalam memenuhi kebutuhan air irigasi, baik pada irigasi permukaan maupun irigasi rawa.

Tabel III.7 Capaian Kinerja Kepala Bidang Sumber Daya Air

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian SP.1 Meningkatnya

Infrastruktur Pemanfaatan Sumber Daya Air

1. Persentase

Infrastruktur Irigasi Dalam Kondisi Baik

34,60% 49,17% 142,11%

2. Persentase Pengendali Daya Rusak Air Dalam Kondisi Baik

53,00% 98,73% 186,29%

Rata-Rata Capaian 162%

Sumber: Hasil Perhitungan dari Bidang Sumber Daya Air, 2021

Rumus Perhitungan:

a. Persentase Infrastruktur Irigasi dalam kondisi baik

Panjang infrastruktur jaringan Irigasi primer sampai dengan sekunder dalam Kondisi Rusak pada tahun berjalan/total panjang infrastruktur jaringan Irigasi primer sampai dengan sekunder yang menjadi kewenangan provinsi.

(43)

LAPORAN KINERJA 2020 37

b.Persentase pengendali daya rusak air dalam konsidi baik

Panjang sungai dalam kondisi rusak / panjang total sungai yang dikelola

Tabel III.8. Perbandingan Capaian Kinerja Kepala Bidang Sumber Daya Air

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2020

2016 2017 2018 2019 Target Realisasi Capaian 1. Persentase Infrastruktur Irigasi Dalam Kondisi Baik 10,10 15,7 26,51 43,27 34,60 49,17 142,11 2. Persentase Pengendali Daya Rusak Air Dalam Kondisi Baik

41,07 45,24 72,54 90,78 53,00 98,73 186,29

Rata-rata Capaian 162%

Sumber: Hasil Perhitungan dari Bidang Sumber Daya Air, 2021

1. Perbandingan Realisasi dengan Target

Pada bidang SDA, terdapat dua indikator yang mendukung capaian sasaran program “Meningkatnya Infrastruktur Pemanfaatan Sumber Daya Air”, yaitu:

Persentase Infrastruktur Irigasi Dalam Kondisi Baik

Indikator persentase infrastruktur irigasi dalam kondisi baik dengan target pada tahun 2020 direncanakan sebesar 34,16% dan dalam pelaksanaannya realisasinya mencapai 49,17%, dapat disimpulkan bahwa realisasi melampaui target dengan capaian kinerja 142,11%.

Persentase luas kawasan yang terlindungi akibat daya rusak air

Tahun 2020 direncanakan target pelaksanaan sebesar 53,00 % dengan realisasi pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar 98,73 % atau melampaui target dengan capaian sebesar 186,29%.

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait (Time Series) Persentase Infrastruktur Irigasi Dalam Kondisi Baik

Realisasi indikator ini mengalami kenaikan sebesar 5,9% dibandingkan tahun 2019 dengan realisasi sebesar 43,27% dari target 28,70%.

(44)

LAPORAN KINERJA 2020 38

Persentase luas kawasan yang terlindungi akibat daya rusak air

Capaian kinerja mengalami penurunan dari 197,35 % di tahun 2019 menjadi 186,29 % di tahun 2020.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Persentase Infrastruktur Irigasi Dalam Kondisi Baik

Realisasi indikator ini meliputi kegiatan rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi/Rawa kewenangan Provinsi dilakukan pada 7 Daerah Irigasi dan 34 Daerah Irigasi Rawa. Total Rehabilitasi dan pemeliharaan saluran sepanjang 153,89 km, tanggul 4 km dan bangunan 60 buah Dampak pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan yang dilakukan yaitu sebesar 57.003 Ha.

Persentase luas kawasan yang terlindungi akibat daya rusak air

Tahun 2020 direncanakan target pelaksanaan sebesar 53,00 % meliputi kegiatan Normalisasi Sungai Sungai Selok Mati dan Sungai Belitung Kabupaten Tanah Bumbu rencana sepanjang 6 km realisasi sepanjang 11 km dan Normalisasi Saluran Drainase sekitar Bandara Syamsuddin Noor Kota Banjarbaru rencana sepanjang 5 km realisasi sepanjang 1,5 km dan 1 buah bangunan.

Beberapa langkah strategis bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam mendukung capaian sasaran strategis diatas, yaitu :

1. Mendukung kedaulatan pangan dengan merehabilitasi dan peningkatan serta operasi dan pemeliharaan jaringan pada 7 lokasi di Daerah Irigasi dan 34 lokasi di Daerah Irigasi Rawa dalam kondisi baik dan mendukung kedaulatan pangan dengan pengembangan Daerah Irigasi Baru (DI. Kinarum Kabupaten Tabalong seluas 1.004 ha). Untuk mendukung kegiatan ini selain dari sumber dana APBD juga diusulkan pelaksanaan kegiatannya melalui sumber dana DAK. Namun di tahun 2020 karena ada pemotongan Anggaran untuk dana DAK disebabkan adanya Pandemi Covid-19 maka target pembangunan DI. Kinarum tidak dapat dilaksanakan.

Adapun kegiatan pendukung meliputi:

a. Eksploitasi dan Pemeliharaan DI/DIR Kabupaten Barito Kuala, saluran sepanjang 55 km dan 10 buah bangunan

(45)

LAPORAN KINERJA 2020 39

b. Eksploitasi dan Pemeliharaan DI/DIR Kabupaten Banjar, saluran sepanjang 13 km dan 20 buah bangunan

c. Eksploitasi dan Pemeliharaan DI/DIR Kabupaten Tapin – Hulu Sungai Selatan, saluran sepanjang 18,5 km, tanggul 4 km dan 10 buah bangunan

d. Eksploitasi dan Pemeliharaan DI/DIR Kabupaten Hulu Sungai Tengah saluran sepanjang 40,39 km dan 14 buah bangunan

e. Eksploitasi dan Pemeliharaan DI/DIR Kabupaten Hulu Sungai Utara – Balangan - Tabalong sepanjang 14 km dan 5 buah bangunan

f. Eksploitasi dan Pemeliharaan DI/DIR Kabupaten Tanah Bumbu sepanjang 13 km dan 1 buah bangunan

2. Mengurangi dampak daya rusak air melalui kegiatan :

a. Normalisasi Sungai Selok Mati dan Sungai Betung Kabupaten Tanah Bumbu sepanjang 6 km

b. Normalisasi Saluran Drainase sekitar Bandara Syamsuddin Noor Kota Banjarbaru sepanjang 1,5 km dan 1 buah bangunan

3. Meningkatkan kualitas pengelolaan Sumber Daya Air melalui kegiatan pengelolaan data dan informasi SDA (dengan adanya 5 buah alat hidrologi di stasiun Jorong, Asam – Asam, Jombang, Kusan, Haruyan Dayak) dengan melakukan kegiatan monitoring dan pemeliharaan alat di WS. Cengal Batulicin. Kegiatan ini untuk mendukung pengelolaan Sumber Daya Air WS. Cengal-Batulicin

4. Pengelolaan Sumber Daya Air melalui kegiatan Sidang Komisi Irigasi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2020 yang menghasilkan Pola Tata Tanam (PTT) dan Rencana Tata Tanam (RTT) yang disepakati oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah di Provinsi dan Kabupaten/kota. Selain Sidang Komir, juga dilaksanakan kegitan pertemuan untuk rencana pembentukan Dewan SDA Provinsi Kalimantan Selatan.

(46)

LAPORAN KINERJA 2020 40

4. Program dan Kegiatan Penunjang Kinerja

Pencapaian sasaran program Bidang Sumber Daya Air yang dimiliki oleh Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan yaitu “Meningkatnya Infrastruktur Pemanfaatan Sumber Daya Air” tidak lepas dari dukungan program dan kegiatan yang terlaksana pada tahun 2020 yaitu Program Pengelolaan Sumber Daya Air.

Capaian kinerja Kepala Bidang Sumber Daya Air tak luput dari dukungan seksi-seksi yang ada di bidang SDA.

Tabel III.9. Capaian Kinerja Bidang Sumber Daya Air

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian Kinerja Realisasi % Seksi Pembinaan Teknis Sungai, Pantai, dan Irigasi

1 Menyusun dokumen

perencanaan dan Pengelolaan Sumber Daya Air

Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan Sumber Daya Air

12 12 100 %

Seksi Irigasi dan Air Baku 2 Melaksanakan Pengelolaan Daerah Irigasi/Rawa Kewenangan (Rehabilitasi dan OP) Jumlah daerah irigasi/rawa kewenangan yang direhabilitasi dan dipelihara yang berfungsi 34 DIR 7 DI 34 DIR 7 DI 100 %

Seksi Drainase, Sungai, dan Pantai 3 Melaksanakan

pengelolaan sungai, pantai dan drainase

Panjang dan jumlah bangunan pengendali banjir dan pengaman pantai yang dibangun dan direhabilitasi

11 km 12,5 km 114 %

Sumber: Hasil Perhitungan dari Bidang Sumber Daya Air, 2021

Rumus Perhitungan:

a. Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan SDA = Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan SDA yang dikerjakan pada tahun berjalan.

b. Jumlah daerah irigasi/rawa kewenangan yang direhabilitasi dan dipelihara yang berfungsi = Jumlah daerah irigasi/rawa yang di rehabilitasi dan dipelihara pada tahun berjalan.

(47)

LAPORAN KINERJA 2020 41

c. Panjang dan jumlah bangunan pengendali banjir dan pengaman pantai yang dibangun dan direhabilitasi = Panjang dan jumlah bangunan pengendali banjir dan pengaman pantai yang dibangun dan direhabilitasi pada tahun berjalan

Tabel III.10. Capaian Kinerja Bidang Sumber Daya Air

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2020

2016 2017 2018 2019 Target Real Capaian 1 Jumlah dokumen

perencanaan dan pengelolaan Sumber Daya Air

4 10 9 6 12 12 100 % 2 Jumlah daerah irigasi/rawa kewenangan yang direhabilitasi dan dipelihara yang berfungsi 29 DIR 7 DI 16 DIR 4 DI 34 DIR 7 DI 39,6 km 1 bendung 34 DIR 7 DI 34 DIR 7 DI 153.89 km Tanggul 4 km Bang. 60 100 % 3 Panjang dan jumlah bangunan pengendali banjir dan pengaman pantai yang dibangun dan direhabilitasi 30,25 km 6,4 km 11,7 km 25,4 km 11 KM 12,5 KM 114 %

Sumber: Hasil Perhitungan dari Bidang Sumber Daya Air, 2021

Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan Sumber Daya Air

Pada tahun 2020 dari target 12 dokumen dapat direalisasikan sebanyak 12 dokumen perencanaan dan pengelolaan sumber daya air dengan capaian kinerja 100 %. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kinerja dibandingkan tahun 2019 dengan capaian kinerja sebesar 150 %. Tingginya capaian kinerja tahun sebelumnya karena ada penambahan anggaran untuk penyusunan dokumen di APBD Perubahan Tahun Anggaran 2019.

Jumlah daerah irigasi/ rawa kewenangan yang direhabilitasi dan dipelihara Pada target Operasi dan pemeliharaan 34 Daerah Irigasi Rawa dan 7 Daerah Irigasi dapat direalisasikan sebanyak 34 Daerah Irigasi Rawa dan 7 Daerah Irigasi. Pekerjaan rehabilitasi saluran, tanggul dan bangunan dapat dilaksanakan 100 % di tahun 2020.

(48)

LAPORAN KINERJA 2020 42

Hal ini menunjukkan kinerja mengalami penurunan dari tahun 2019 mampu terealisasi melebihi target yaitu 174 %.

Panjang dan jumlah bangunan pengendali banjir dan pengaman pantai yang dibangun dan direhabilitasi

Adanya penurunan kinerja dari tahun 2019 dari capaian kinerja 254 % menjadi 114 %. Target normalisasi ssaluran drainase sekitar Bandara Syamsudin Noor Kota Banjarbaru yang semula direncanakan sepanjang 5 km terealisasi sepanjang 1,5 km dan 1 buah bangunan. Sedangkan Normalisasi Sungai Selok Mati dan Sungai Betung Kabupaten Tanah Bumbu rencana sepanjang 6 km menjadi 11 km.

Pencapaian kinerja Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan ditunjang oleh Program dan Kegiatan, antara lain: Program Pengelolaan Sumber Daya Air

 Pelaksanaan Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP)

 Pembangunan/Peningkatan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi dan Irigasi Rawa

 Perencanaan, Koordinasi, Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan Sumber Data Air  Pengelolaan dan Pemberdayaan Kelembagaan Sumber Daya Air

 Pembangunan/Rehabilitasi/OP Pengendali Banjir dan Pengaman Pantai  Eksploitasi dan Pemeliharaan DI/DIR Kewenangan Provinsi

Gambar

Gambar 1.2. Perbandingan Jumlah Pegawai dan Kondisi Ideal ABK Dinas PUPR
Gambar 1.4. Jumlah Pegawai Sesuai Golongan
Tabel I.1. Daerah Rawan Banjir WS Cengal-Batulicin
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Kepala Dinas (Eselon II) Pekerjaan Umum dan  Penataan Ruang Tahun 2020
+6

Referensi

Dokumen terkait

RPJMD Kabupaten Gresik Tahun 2011-2015 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah memuat gambaran umum kondisi daerah, gambaran

Hasil penelitian menunjukan peran pemilik dalam keselamatan kerja proyek konstruksi di Surabaya pada tahap pemilihan kontraktor lebih memilih untuk menggunakan jasa kontraktor

melaksanakan penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban (LKPJ) dan Laporan

LKjIP OPD Tahun 2020 merupakan bentuk komitemen nyata Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Demak dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang mempekerjakan tenaga kerja dengan tujuan mencari untung atau tidak, baik milika. swasta maupun milik

(Response Surface Methode). Konsentrasi ragi pada media stater dan waktu fermentasi memiliki pengaruh nyata terhadap perolehan bioetanol yang dihasilkan. Dari analisa

Maka pendekatan lain dalam menilai harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi PER secara nyata, kemudian dibuat suatu model tersebut untuk menilai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan tahun 2020 adalah bentuk pertanggung jawaban Kepala SKPD terhadap