• Tidak ada hasil yang ditemukan

FREQUENTLY ASKED QUESTION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FREQUENTLY ASKED QUESTION"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

FREQUENTLY ASKED QUESTION

I. GENERAL

1. Apa itu BKIPM?

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan atau disingkat BKIPM merupakan unit organisasi di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mempunyai tugas menyelenggarakan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan.

2. Apa Fungsi BKIPM?

Dalam menjalankan tugas penyelenggaraan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan serta keamanan hayati ikan, BKIPM menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program perkarantinaan ikan, sistem jaminan mutu, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan;

b. pelaksanaan perkarantinaan ikan, sistem jaminan mutu, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan;

c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan ikan, sistem jaminan mutu, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan;

d. pelaksanaan administrasi BKIPM; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. 3. Apa Saja Jenis Layanan yang Diberikan BKIPM?

Jenis pelayanan publik yang diberikan oleh BKIPM adalah pelayanan jasa karantina ikan dalam rangka pencegahan masuk dan tersebarnya hama penyakit ikan karantina dan pengujian mutu hasil perikanan dalam rangka pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan. Diantaranya:

1. Penjaminan Kesehatan Ikan dan Hasil Perikanan Ekspor; 2. Penjaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Ekspor;

3. Penjaminan Kesehatan Ikan dan Hasil Perikanan Domestik Keluar; 4. Penjaminan Kesehatan Ikan dan Hasil Perikanan Impor;

5. Penjaminan Kesehatan Ikan dan Hasil Perikanan Domestik Masuk;

6. Penjaminan Kelayakan Instalasi Karantina Ikan (IKI) Milik Perorangan atau Badan Hukum;

7. Penjaminan Penerapan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB) di Instalasi Karantina Ikan Milik Perorangan atau Badan Hukum;

8. Penjaminan Penerapan Sistem Manajemen Mutu Berbasis HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points);

9. Pengurusan Ijin Ekspor (Approval Number/Nomor Registrasi) Produk Perikanan ke Negara Mitra;

10. Penyelenggaraan Uji Profisiensi bagi Laboratorium Pengujian Penyakit Ikan, Mutu dan Keamanan Pangan;

11. Penyediaan Jasa Pengujian Hama Penyakit Ikan Karantina Ikan dan Mutu Hasil Perikanan;

12. Penyediaan bahan uji kontrol positif (pembanding). 4. Dimana layanan BKIPM bisa didapatkan?

Kegiatan pelayanan ini diselenggarakan oleh satuan kerja pusat dan unit pelaksanan teknis di lingkup BKIPM (47 UPT KIPM) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. (hyperlink peta UPT)

(2)

2

II. PELAYANAN KARANTINA IKAN

1. Apa yang dimaksud dengan Karantina Ikan?

Karantina Ikan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia

2. Apa itu Hama dan Penyakit Ikan Karantina

Semua hama dan penyakit ikan yang belum terdapat dan/atau telah terdapat hanya di Area tertentu di wilayah Negara Republik Indonesia yang dalam waktu relatif cepat dapat mewabah dan merugikan sosio ekonomi atau yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat

3. Apa saja jenis ikan yang harus dilaporkan dan atau diperiksa oleh Pejabat Karantina Ikan?

Seluruh komoditas ikan dan media pembawa lain yang dapat membawa masuk dan/atau menyebarkan HPIK.

1. Termasuk pengertian Ikan, meliputi: - ikan bersirip (Pisces) :

- udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya (Crustacea);

- kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput, dan sebangsanya (Mollusca); - ubur-ubur dan sebangsanya (Coelenterata);

- teripang , bulu babi, dan sebangsanya (Echinodermata); - kodok dan sebangsanya (Amphibia);

- buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air, dan sebangsanya (Reptilia); - paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya (Mammalia); - rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air (Algae);

- biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut di atas, termasuk ikan yang dilindungi.

2. Termasuk Media Pembawa Lain, diantaranya: - bahan patogenik,

- bahan biologik, - makanan ikan,

- bahan pembuat makanan ikan, - sarana pengendalian hayati, - biakan organisme dan vektor.

4. Kenapa Ikan dan media pembawa lain yang akan dilalulintaskan harus dilaporkan di Karantina?

Karena ikan dan benda lain dapat menularkan penyakit berbahaya.

5. Mengapa ikan dan media pembawa lain yang akan dilalulintaskan harus di karantina?

Untuk diamati dan diperiksa lebih lanjut apakah ikan dalam kondisi sehat dan bebas penyakit.

6. Bagaimanakah tata cara pelaporan karantina bila saya akan membawa komoditas ikan melalui Bandar Udara atau Pelabuhan Laut?

1. Menginformasikan kepada Pejabat karantina rencana pengiriman ikan melalui permohonan pemeriksaan karantina (PPK) online atau manual.

2. Dalam bentuk :

- Untuk komoditas ikan dalam bentuk barang muatan/ kargo atau benda lain, pelaporan dilaksanakan 1 (satu) hari sebelum Tindakan Karantina;

- untuk komoditas ikan berupa barang bawaan, pelaporan dilaksanakan paling lambat sebelum keberangkatan.

(3)

3 Setiap komoditas ikan akan diperiksa dan dipastikan terbebas dari hama dan penyakit ikan karantina.

7. Apa yang akan dilakukan oleh Pejabat Karantina terhadap komoditas ikan yang telah dilaporkan?

Komoditas ikan yang telah dilaporkan, oleh Pejabat Karantina Ikan akan dikenakan tindakan karantina, yaitu: Pemeriksaan, Pengamatan, Pengasingan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, dan/atau Pembebasan (8P).

8. Apa saja persyaratan karantina bila akan memasukkan Komoditas Ikan melalui Bandara atau Pelabuhan?

Setiap komoditas ikan yang akan dimasukkan atau dikeluarkan melalui Bandara Udara dan Pelabuhan wajib:

- Dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara/area asal. - Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan

- Dilaporkan dan diserahkan kepada Pejabat Karantina ditempat-tempat pemasukan untuk keperluan tindakan karantina.

- Dokumen lain yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

9. Apa saja persyaratan karantina bila akan mengeluarkan Komoditas Ikan melalui Bandara atau Pelabuhan?

- Dilengkapi sertifikat kesehatan ikan

- Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan

- Dilaporkan dan diserahkan kepada Pejabat Karantina ditempat-tempat pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina.

- Dokumen lain yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

10. Apa saja dokumen yang diperlukan untuk pengurusan karantina impor/ekspor? Untuk kegiatan impor, dokumen yang diperlukan diantaranya:

- Surat Permohonan Pemeriksaan Karantina (PPK) impor; - Sertifikat Kesehatan dari Negara asal dan/atau Negara transit;

- Sertifikat asal / Certificate of Origin (CoO) yang diterbitkan oleh pejabat berwenang di Negara asal;

- Surat Izin Pemasukan (Impor) Ikan Hias/Ikan Hidup dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya/ Persetujuan Impor (PI) Pemasukan Hasil Perikanan dari Kementerian Perdagangan / Surat Keterangan Teknis dari Direktorat Jenderal Budidaya untuk Media Pembawa berupa bahan baku pakan ikan/udang (fish meal, fish oil, dll), makanan ikan/udang, dan obat ikan.

- Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (catch certiifcate) dari otoritas negara asal untuk pemasukan hasil perikanan.

- Label atau disertai dokumen (invoice/packing list) - Sertifikat Penetapan Instalasi Karantina Ikan;

- Dokumen CITES untuk jenis-jenis media pembawa yang dilindungi atau diatur peredarannya;

- Dokumen lain sebagai kewajiban tambahan sesuai dengan pasal 7 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2012 tentang Kewajiban Tambahan Karantina Ikan.

Untuk kegiatan ekspor, dokumen yang diperlukan diantaranya: - Surat Permohonan Pemeriksaan Karantina;

- Sertifikat Kesehatan (Health Certificate)

(4)

4 pengeluarannya (CITES/SATS-LN);

- Packing List (PL), Identitas Produk atau batch code, Invoice, Identitas Sertifikat sesuai Negara tujuan dan Air Way Bill, Bill of Loading; dan

- Dokumen lain yang dipersyaratkan sesuai ketentuan negara tujuan atau ketentuan internasional yang mengikat.

11. Jenis ikan apa saja yang tidak boleh (dilarang) ekspor?

Jenis ikan yang tidak boleh untuk dilalulintaskan meliputi jenis-jenis ikan yang telah diatur pelarangannya berdasarkan jenis dan ukurannya sesuai ketentuan.

Contoh Pelarangan berdasarkan jenis:

- Ikan Ikan Hiu Martil, Hiu Koboi dan Hiu Paus - Pari Manta

- Bambu Laut - Dll

Contoh pelarangan berdasarkan ukuran:

- Ikan Hias anak Ikan Arowana dengan ukuran kurang dari 12 cm - Ikan Botia dengan ukuran kurang dari 3,5 cm atau diatas 10 cm

- Ikan Napoleon dengan ukuran antara 100-1000 gram atau diatas 300 gram - Benih sidat dengan ukuran kurang dari atau sama dengan 150 gram

- Benih Lobster dengan ukuran panjang karapas di bawah 8 cm atau berat kurang dari 200 gram

- Dll

12. Apakah boleh mengeluarkan ikan yang dilindungi atau dibatasi pengeluarannya tanpa dilengkapi izin

Tidak boleh

13. Berapa Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengurus karantina?

Paling cepat 1 (satu) hari dan paling lama 14 (empat belas) hari tergantung kepada komoditas ikan dan metode pengujian yang akan lakukan. Selain itu lama tidaknya waktu yang dibutuhkan juga dipengaruhi tingkat risiko komoditas itu terhadap penyebaran hama dan penyakit ikan karantina. Silakan menghubungi pejabat karantina di kantor pelayanan terdekat untuk informasi lebih lanjut.

14. Kapan Waktu Layanan Karantina Ikan?

Pelayanan karantina dilakukan setiap hari, mulai hari Senin s/d Minggu. 15. Adakah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengurusan karantina?

Iya, ada. Besaran tarif yang harus dikeluarkan oleh pengguna jasa tergantung jenis tindakan yang dilakukan oleh Pejabat karantina, fasilitas karantina yang digunakan dan jenis/ukuran/jumlah komoditas ikan itu sendiri.

Tarif Jasa Karantina yang dkenakan dihitung berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan. Seluruh biaya akan disetorkan sebagai pendapatan negara.

Pejabat Karantina Ikan tidak memungut biaya diluar yang sudah ditentukan. -PNBP (Hyperlink)

16. Apakah biaya yang telah dibayarkan dapat dikembalikan apabila ikan batal dikirim? Tidak dapat dikembalikan apabila sudah diterbitkan sertifikat kesehatan ikan atau tindakan karantina sudah dikenakan maka seluruh biaya sudah disetor ke negara.

17. Apa yang harus dilakukan apabila ikan ekspor ditolak/ dikembalikan oleh negara tujuan?

(5)

5 Karantina Ikan setempat untuk ditindaklanjuti.

18. Dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk mengurus kembali komoditas ikan yang ditolak?

Untuk kasus penolakan komoditas ikan yang pada saat pengiriman disertai Sertifikat Kesehatan Ikan :

- Surat Permohonan Pemasukan Kembali

- Dokumen Sertifikat Kesehatan Ikan yang menyertai pada saat pengiriman - Dokumen surat penolakan dari negara tujuan yang disertai alasan penolakan. Untuk kasus penolakan komoditas ikan yang pada saat pengiriman tidak disertai Sertifikat Kesehatan Ikan: tidak ada dokumen yang dibutuhkan, terhadap komoditas ikan tersebut akan dikenakan tindakan pemusnahan.

III PELAYANAN SERTIFIKASI PENGENDALIAN MUTU 1 Apa itu Unit Pengolahan Ikan (UPI)

Adalah tempat dan fasilitas untuk melakukan aktivitas penanganan dan/atau pengolahan Ikan

2 Apa itu nomor registrasi negara mitra

Nomor registrasi (Noreg) negara mitra adalah nomor identifikasi tertentu UPI yang diterbitkan oleh otoritas kompeten dan telah mendapat persetujuan dari negara mitra tertentu untuk melakukan ekspor.

3 Apa itu negara mitra dan negara mana saja yang termasuk negara mitra

Negara mitra adalah negara tujuan ekspor dan Impor hasil perikanan Indonesia yang telah memiliki kesepakatan/kerjasama dengan pemerintah Republik Indonesia dalam penerapan system jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Adapun negara –negara tersebut yaitu negara anggota Uni Eropa (27 negara anggota), Kanada, Korea, China, Vietnam, Eurasian Economic Union/EAEU (Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Russia), Norwegia, dan Arab Saudi.

4 Bagaimana cara memperoleh nomor registrasi?

UPI dapat melakukan pengajuan pendaftaran nomor registrasi melalui

http://ppk.bkipm.kkp.go.id/ dengan mengunggah dokumen:  Copy HACCP

 Surat pernyataan pemanfaatan nomor registrasi, dan  Appendix 3, khusus untuk pendaftaran ke Vietnam

 Pengisian kuisioner system SJMKHP untuk pendaftaran ke Arab Saudi

5 Berapa biaya yang dikenakan untuk mengajukan nomor registrasi negara mitra? Tidak dikenakan biaya/gratis

6. Apakan nomor registrasi mempunyai masa berlaku

Nomor registrasi tidak memiliki masa berlaku terkecuali apabila terhadap nomor registrasi tersebut dilakukan suspend atau pencabutan.

7. Apakah nomor registarasi suatu UPI bisa dipinjamkan kepada UPI lain?

Nomor registrasi tidak bisa dipinjamkan kepada perusahaan lain dan apabila diketahui oleh Otoritas Kompeten dapat diberikan sanksi apabila terjadi penyalahgunaan nomor registrasi

8. Berapa lama waktu yg dibutuhkan untuk mendapatkan nomor registrasi negara mitra

Waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan nomor registrasi ekspor tergantung dari persetujuan dari negara mitra yang bersangkutan. Periode pendaftaran untuk negara mitra berbeda-beda yaitu; untuk negara Uni Eropa 2 kali setahun; untuk negara China, Korea, Vietnam dan Kanada 3-4 kali setahun. Proses pendaftaran periode berikutnya

(6)

6 dilakukan apabila pengajuan nomor registrasi periode sebelumnya telah disetujui. 9. Apa saja persyaratan untuk impor hasil perikanan

Persyaratan untuk impor hasil perikanan sesuai dengan peraturan menteri no 11/PERMEN/2019 adalah:

1. Sertifikat kesehatan ikan (HC)

2. Melalui tempat pemasukan yang ditetapkan

3. Dilaporkan dan diserahkan kepada Petugas Karantina di tempat pemasukan 4. Surat Keterangan Asal / Certificate of Origin (CoO)

5. Fotocopy sertifikat instalasi karantina ikan (IKI) 6. Label atau disertai dokumen (Invoice/packing list) 7. Sertifikat hasil tangkapan ikan (catch certification)

khusus impor dari negara China, Korea, dan Vietnam agar melakukan impor dari perusahaan yang terdaftar di otoritas kompeten Indonesia dan bisa diakses melalui website http://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/v2016/info_upi_impor.php

10. Apakah yang dimaksud dengan Sertifikat Penerapan PMMT?

Sertifikat Penerapan Program Manajemen Mutu Terpadu yang selanjutnya disebut sertifikat PMMT adalah sertifikat yang diberikan kepada pelaku usaha industri pengolahan ikan yang telah memenuhi dan menerapkan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada setiap Unit Pengolahan Ikan. Sertifikat PMMT/HACCP diterbitkan berdasarkan jenis olahan ikan, unit proses, dan/atau potensi bahaya (hazard) yang berbeda yang ditangani dan/atau diolah oleh UPI

11. Meliputi apa saja persyaratan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan pada UPI?

Persyaratan Persyaratan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan meliputi: a. ProgramPersyaratan Dasar, yang meliputi: persyaratan lokasi UPI; persyaratan

lingkungan UPI; persyaratan bangunan dan fasilitas; persyaratan peralatan dan perlengkapan; persyaratan bahan baku; persyaratan penanganan dan/atau pengolahan; persyaratan bahan tambahan pangan; persyaratan pengemasan; persyaratan penyimpanan; persyaratan distribusi; persyaratan keamanan air dan es; persyaratan pengadaan, penyimpanan, penggunaan dan pelabelan bahan kimia; persyaratan pengendalian binatang pengganggu; persyaratan karyawan dan pelatihan karyawan.

b. penerapan sistem mutu berdasarkan konsepsi PMMT/HACCP, yang meliputi: menetapkan tim HACCP; menetapkan deskripsi produk; mengidentifikasi tujuan penggunaan produk; menetapkan diagram alir proses; melakukan verifikasi diagram alir proses; melakukan analisa bahaya dan tindakan pengendalian; menentukan titik kendali kritis; Menetapkan batas kritis; Menetapkan pemantauan titik kendali kritis; Menetapkan tindakan perbaikan; Menetapkan prosedur validasi rencana HACCP dan verifikasi; dan Menetapkan dokumentasi dan memelihara rekaman.

c. penerapan Sistem Ketertelusuran, yang meliputi ketertelusuran eksternal dan ketertelusuran internal.

12. Persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh UPI untuk dapat disertifikasi PMMT/HACCP

A. Pelaku usaha mengajukan permohonan kepada Menteri melalui laman haccp.bkipm.kkp.go.id

1. Permohonan Baru, dengan melampirkan: a) Nomor Induk Berusaha (NIB);

b) Perizinan Berusaha Subsektor Pengolahan Ikan dan/atau Pemasaran Ikan yang terkait dengan KBLI: 10211, 10212, 10213, 10214, 10215, 10216, 10217, 10219, 10221, 10222, 10291, 10292, 10293, 10294,

(7)

7 10295, 10296, 10297, 10298, 10299, 10414, 10490, 10750, 10779, 10794, 46206, 52102;

c) Manual HACCP yang telah divalidasi; dan d) Hasil Audit Internal.

2. Permohonan Perpanjangan, dengan melampirkan:

a) Sertifikat Penerapan PMMT/HACCP yang masih berlaku; dan b) Hasil Audit Internal.

3. Permohonan Penambahan Ruang Lingkup, dengan melampirkan: a) Sertifikat Penerapan PMMT/HACCP yang masih berlaku;

b) Manual HACCP untuk ruang lingkup baru yang telah divalidasi; dan c) Hasil Audit Internal untuk ruang lingkup yang baru.

4. Permohonan Penilaian Ulang Peringkat, dengan melampirkan: a) Sertifikat Penerapan PMMT/HACCP yang masih berlaku; dan b) Hasil Audit Internal.

B. Persyaratan bagi Pelaku usaha yang mengajukan penilaian ulang peringkat Sertifikat Penerapan PMMT/HACCP meliputi:

a) Pelaku usaha yang telah memiliki nomor registrasi negara mitra namun mengalami penurunan peringkat sertifikat penerapan PMMT/HACCP; atau b) Pelaku usaha yang telah memiliki kontrak atau permintaan dari negara tujuan

ekspor; dan

c) Dilakukan 1 (satu) kali selama periode berlakunya sertifikat penerapan PMMT/HACCP.

13. Bagaimana caranya mengajukan permohonan?

1. Permohonan dilakukan secara daring melalui laman haccp.bkipm.kkp.go.id

2. Surat permohonan dan seluruh dokumen persyaratan di input dan di upload melalui aplikasi

3. Surat permohonan dan dokumen yang dikirim melalui pos atau email TIDAK DAPAT DIPROSES lebih lanjut

14. Apakah seluruh UPI harus mengajukan surat permohonan untuk dapat di layani proses sertifikasi

Ya, melalui aplikasi HACCP online system

15. Bagaimana prosedur penerbitan sertifikat PMMT/HACCP

a. UPI membuat surat permohonan penerbitan sertifikat penerapan PMMT/HACCP b. Sekretariat melakukan evaluasi kelengkapan dan kebenaran dokumen permohonan c. Kepala Bidang melakukan perencanaan inspeksi UPI berdasarkan permohonan UPI d. Kepala Pusat menugaskan Tim Inspektur Mutu untuk melakukan inspeksi lapangan e. Inspektur Mutu melakukan desk audit, inspeksi lapang dan membuat laporan hasil

inspeksi

f. Sekretariat melalukan pemeriksaan kelengkapan berkas laporan hasil inspeksi

g. Tim Teknis melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi terhadap hasil inspeksi h. Kepala Bidang menyiapkan rancangan dan verifikasi sertifikat penerapan

PMMT/HACCP

i. Kepala Pusat memverifikasi hasil evaluasi tim teknis dan rancangan sertifikat penerapan PMMT/HACCP

j. Kepala Badan menandatangani sertifikat penerapan PMMT/HACCP atau Surat penolakan penerbitan disertai dengan alasan

k. Sekretariat menyampaikan notifikasi penerbitan atau penolakan penerbitan sertifikat penerapan PMMT/HACCP ke OSS

l. Sekretariat mengirimkan sertifikat penerapan PMMT/HACCP atau Penolakan penerbitan ke UPI

(8)

8 16. Apakah untuk kegiatan sertifikasi penerapan PMMT dikenakan biaya

Tidak. Pembiayaan dibebankan pada APBN

17. Siapakah yang akan melaksanakan kegiatan inspeksi dalam rangka sertifikasi penerapan PMMT

Inspeksi dalam rangka sertifikasi penerapan PMMT dilaksanakan oleh inspektur mutu BKIPM yang ditetapkan oleh Kepala BKIPM

18. Berapa lama waktu untuk penerbitan sertifikat penerapan PMMT? 10 hari kerja sejak dokumen permohonan dinyatakan lengkap

19. Regulasi apa yang mengatur tentang penerbitan sertifikat PMMT/HACCP

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 51 Tahun 2019 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat PMMT/HACCP

20. Sertifikat PMMT/HACCP berlaku berapa lama? Apakah bisa di perpanjang? Sertifikat PMMT/HACCP berlaku 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama

21. Apakah sertifikat HACCP/PMMT dapat dicabut?

Ya, sertifikat PMMT/HACCP dapat dicabut jika UPI tidak memiliki komitmen melakukan tindakan perbaikan sampai batas waktu

22. Sanksi apa yang akan diterima UPI jika tidak melakukan tindakan perbaikan terhadap hasi inspeksi?

PERINGATAN

Dikenakan 1 (satu) kali dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak ditemukan ketidaksesuaian atau penyimpangan

PEMBEKUAN

Dikenakan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan apabila Pelaku Usaha tidak melakukan upaya perbaikan sampai dengan berakhirnya jangka waktu peringatan PENCABUTAN

Dikenakan dalam hal Pelaku Usaha tidak melakukan upaya perbaikan sampai dengan berakhirnya jangka waktu pembekuan

Pencabutan dapat dilakukan apabila Pelaku Usaha melakukan pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan dalam penerbitan dan/atau penggunaan Sertifikat Penerapan PMMT/HACCP

23. Apakah UPI dapat mengetahui proses sertifikasi produknya yang sedang berjalan di Pusat

Ya, setiap UPI dapat memantai melalui aplikasi HACCP Online System. Setiap UPI memiliki user name dan password yang dapat digunakan untuk memantai proses sertifikasi

24. Apakah bentuk pengawasan terhadap UPI yang telah memiliki sertifikat PMMT/HACCP

Pengawasan terhadap konsistensi penerapan PMMT/HACCP dilakukan melalui kegiatan verifikasi dan surveilan. Verifikasi dilaksanakan tiap 1 tahun sekali dan surveilan

dilaksanakan minimal 4 kali setahun.

25. Apakah manfaat bagi Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang memiliki sertifikat penerapan PMMT

Manfaat bagi UPI adalah :

a. Memberikan perlindungan konsumen terhadap mutu dan keamanan pangan b. Memberikan jaminan keamanan pangan dari hulu ke hilir

(9)

9 c. Memenuhi persyaratan baik nasional dan internasional

26. Apakah sertifikat penerapan HACCP dapat diterbitkan untuk cold storage

Ya, sepanjang cold storage tersebut memiliki fasilitas untuk menjamin proses pembekuan produknya

27. Apa yang dimaksud traceability (ketertelusuran)?

Traceability adalah kemampuan untuk menelusuri riwayat, aplikasi atau lokasi dari suatu produk atau kegiatan untuk mendapatkan kembali data dan informasi melalui suatu identifikasi terhadap dokumen yang terkait

28. Dimana saya bisa mendapatkan surat keterangan penerapan traceability?

Di Pusat Pengendalian Mutu, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keaamanan Hasil Perikanan

29. Bagaimana suatu perusahaan dapat dinyatakan lulus dan mendapatkan surat keterangan penerapan traceability?

Bila perusahaan tersebut sudah dapat menunjukkan ketelusuran produknya sejak dari awal diterima sampai produk dipasarkan

30. Siapakah yang bertanggung jawab menerapkan traceability?

Semua perusahaan yang memproduksi hasil perikanan untuk tujuan konsumsi manusia 31. Mengapa kita membutuhkan sistem traceability?

Apabila dikemudian hari terjadi masalah karena terdapat cemaran yang terkandung diproduk tersebut maka akan dapat ditelusuri dengan mudah melalui catatan yang sudah disimpan.

32. Apa itu Sertifikat Kesehatan Mutu Hasil Perikanan / Health Certificate (HC)? Adalah Sertifikat yang menjamin bahwa produk yang disertainya adalah produk yang aman dikonsumsi dan telah melalui inspeksi serta pengujian

33. Dimana saya bisa mendapatkan Sertifikat Kesehatan / HC Mutu?

UPI dapat mengajukan permohonan Sertifikat Kesehatan di Unit Pelayanan Teknis Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (UPT KIPM) terdekat, terdapat 38 UPT KIPM dari 47 UPT KIPM yang tersebar di setiap wilayah Indonesia

34. Apa yang menjadi syarat UPI untuk mendapatkan sertifikat kesehatan? UPI wajib memiliki sertifikat HACCP yang dikeluarkan oleh BKIPM

35. Apa saja yang dilampirkan saat permohonan sertifikat kesehatan? Yang harus dilampirkan antara lain Invoice dan Packing List

36. Berapa biaya yang dikenakan untuk permohonan sertifikat kesehatan?

Permohonan sertifikat kesehatan dipungut biaya sesuai PP No.75 Tahun 2015, yaitu Rp. 5.000 per HC dan dikenakan biaya uji organoleptik sesuai produk yang akan diekspor. 37. Apakah setelah HC terbit masih dilakukan pemeriksaan ulang?

Masih dilakukan pemeriksaan ulang melalui verifikasi lapangan.

Verifikasi lapangan dilakukan saat pemuatan produk yang akan diekspor, guna memastikan kebenaran dan kesesuaian data yang tercantum pada draft HC dengan produk yang dikirim

38. Apa itu surveilan?

Surveilan merupakan kegiatan inspeksi yang harus dilakukan oleh lembaga inspeksi dan sertifikasi untuk memastikan bahwa penerapan HACCP oleh Unit Penanganan dan pengolahan Ikan (UPI) berjalan secara konsisten dan efektif. Hasil dari surveilan dan pengambilan contoh menjadi dasar menerbitkan Sertifikat Kesehatan (Health

Certificate/HC).

39. Berapa kali surveilan dilakukan pada UPI?

(10)

10 sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali untuk grade A, 2 (dua) bulan sekali untuk grade B dan 1 (satu) bulan sekali untuk grade C.

40. Mengapa bahan berbahaya pada produk perikanan itu dilarang?

Residu bahan berbahaya sangat mengancam kelestarian sumberdaya alam dan keamanan pangan Indonesia. Selain mengancam kelestarian sumberdaya alam dan keamanan pangan Indonesia residu bahan berbahaya juga bisa berbahaya bagi manusia. 41. Apa saja jenis cemaran perairan?

Ada dua jenis keracunan biotoksin yang disebabkan oleh ikan, yaitu keracunan ikan ciguatera (Ciguatera Fish Poisoning/CFP) dan keracunan tetrodotoxin dari ikan buntal. Keracunan ciguatera, bahan racunnya adalah ciguatoxin (CTX).

Ciguatera Fish Poisoning; Tetrodotoxin; Paralytic Shellfish Poison; Amnesic Shellfish Poison; Neurotoxic Shellfish Poison; Diarrhetic Shellfish Poison

Referensi

Dokumen terkait

bekerja padanya Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam

Pemberian pakan yang baik dapat meningkatkan produksi susu pada kambing serta dengan penambahan nutrien yang tidak banyak terdapat dalam rumput dan konsentrat yaitu vitamin

Dalam pembelajaran ini peserta didik dapat menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion poliatom dengan benar mengingat kemampuan yang dimiliki peserta

Saran dari penelitian ini antara lain, diperlukan penelitian lebih lanjut yang mencakup food recall dan pemeriksaan biokimia darah anak dengan PJB, diperlukan penelitian lebih

Salah satu tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memecahkan permasalahan dalam wilayah pembicaraan estetika karawitan, yaitu mengenai keragaman larasan dan embat pada

memandang perbedaan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan, berbagai program kesehatan telah disediakan oleh

Evaluasi penilaian 0 adalah sehat, tidak terdapat perdarahan, karang gigi dan poket; 1 adalah adanya perdarahan, yang tampak secara langsung atau dengan kaca

Tujuan peningkatan kualitas tanah adalah untuk merehabilitasi tanah-tanah yang kurang berkualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologi, khususnya dalam budidaya tanaman padi