• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH DALAM PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UHKBPNP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH DALAM PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UHKBPNP"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH DALAM

PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UHKBPNP

MASNI VERONIKA SITUMORANG Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

e-mail: masniveronika@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berbasis masalah dalam Praktikum Biologi Umum di Program Studi Pendidikan Biologi UHKBPNP.

Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar TA. 2019/2020 pada mata kuliah Praktikum Biologi Umum. Pengembangan Bahan Ajar dengan pendekatan PBL dimana bahan ajar yang dikembangkan sebesar 4,73, valid sesuai dengan kelayakan isi dari produk. Pengembangan produk bahan ajar ditinjau dari kepraktisannya diperoleh nilai 4,29. Hal ini berarti bahan ajar dapat digunakan oleh mahasiswa dengan baik dan praktis. Sedangkan pengembangan produk ditinjau dari keefektifannya diperoleh nilai sebesar 73%, berarti bahan ajar yang baik. Hal ini berarti tingkat pencapaian tujuan belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dengan kata lain berlangsung efektif. Respon mahasiswa terhadap bahan ajar dengan pendekatan PBL terkait memiliki respon positif yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang diutarakan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis masalah dalam Praktikum Biologi Umum di Program Studi Pendidikan Biologi UHKBPNP dapat diterapkan dengan baik.

Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Bahan Ajar

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap kemajuan teknologi suatu bangsa. Kemapanan dalam bidang pendidikan akan mendorong teknologi kearah yang lebih baik. Hampir semua Negara maju memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik dibandingkan Negara berkembang. Hal ini merupakan bukti pentingnya pendidikan dalam mendukung kemajuan teknologi.

Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada tujuan pendidikan yang akan dicapai. Perubahan dalam tujuan pendidikan selanjutnya diimplementasikan terhadap kurikulum yang berlaku. Selain itu mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mewujudkan terciptanya masyarakat belajar (learning society), dimana setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan pendidikan (education for all) dan menjadi pembelajaran seumur hidup (long life education).

(2)

2 Perubahan kurikulum pendidikan tinggi saat ini membawa dampak. Kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia). KKNI merupakan kerangka acuan yang dijadikan ukuran dalam pengakuan penjenjangan pendidikan. KKNI juga disebut sebagai kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

Menurut Perpres No. 08 tahun 2012, KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa KKNI merupakan program studi yang mengharuskan sistem pendidikan di Perguruan Tinggi memperjelas profil lulusannya, sehingga dapat disesuaikan dengan kelayakan dalam sudut pandang analisa kebutuhan masyarakat.

Pembelajaran biologi sejauh ini masih didominasi pembelajaran konvensional dengan paradigma dosen mengajar hanya berorientasi pada hasil belajar yang dapat diamati dan diukur. Mahasiswa pasif dan dosen cenderung memindahkan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada mahasiswa sehingga konsep, prinsip dan aturan-aturan sulit dipahami oleh mahasiswa, tidak dapat menerapkan konsep dan sukar untuk mengadaptasikan pengetahuannya terhadap lingkungan belajarnya dan menjadikan biologi tidak bermakna bagi mahasiswa. Walaupun banyak mahasiswa mampu menghafal materi yang diterimanya tetapi sering kali tidak memahami secara mendalam substansi materinya. Sebagian besar mahasiswa tidak mampu menghubungkan antara yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan.

Buku teks sebagai salah satu perangkat pembelajaran merupakan suatu acuan yang digunakan oleh dosen dalam mengajarkan suatu materi pelajaran. Hasil pembelajaran mengacu pada tiga aspek yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan. Buku teks haruslah mengacu pada standar kompetensi lulusan (SKL). Dengan buku teks, seorang dosen dapat mendiagnosa dan mengevaluasi performa biologi mahasiswa. Dosen juga dapat memberikan latihan-latihan untuk memberikan penguatan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya serta dapat juga memberikan pengayaan berkenaan dengan konsep biologi dan keterampilan biologi yang dianggap penting dan baru bagi mahasiswa.

Salah satu mata kuliah yang dapat mengembangkan potensi calon dosen adalah mata kuliah biologi umum. Mata kuliah ini dilaksanakan pada semester satu, sehingga bias menjadi salah satu mata kuliah yang menjadi pondasi dan mendukung mata kuliah lain di Pendidikan Biologi. Biologi umum merupakan mata kuliah yang dalam pembelajaran terdapat praktikum, sehingga pembelajarannya tidak hanya teoritis tetapi juga melakukan kegiatan praktikum baik di laboratorium maupun praktikum lapangan di luar kampus. Pembelajaran biasanya mengandalkan power point yang disiapkan oleh dosen. Pemberian tugas yang dilakukan juga masih sebatas tugas pembuatan makalah, sehingga tidak banyak mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik.

Kegiatan praktikum yang dilakukan hendaknya merupakan kegiatan yang efektif bagi mahasiswa. Harapannya agar mahasiswa yang melaksanakan kegiatan praktikum mampu memahami materi secara kritis dan kreatif berdasarkan pengalaman yang mahasiswa dapatkan sendiri. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan

(3)

3 memahami alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya ilmu yang melakukan penguasaan pada fakta-fakta, konsep, dan prinsip, namun juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung, sehingga mahasiswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses agar mahasiswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Keterampilan dalam biologi meliputi keterampilan: mengamati dengan seluruh indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, menggali dan memilah informasi faktual yangrelevan untuk menguji gagasan atau memecahkan masalah. (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006).

Praktikum secara garis besar sering dikaitkan dengan beberapa tujuan: (1) Untuk memotivasi mahasiswa sebab kegiatan praktikum pada umumnya menarik bagi mahasiswa sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar sains, (2) Untuk mengajarkan keterampilan dasar ilmiah, (3) Untuk meningkatkan pemahaman konsep, (4) Untuk memahami dan menggunakan metode ilmiah, (5) Untuk mengembangkan sikap-sikap ilmiah (Rustaman, NY, 2007).

Metode yang tepat dan sesuai dengan konsep pembelajaran yang dibahas akan memotivasi mahasiswa untuk memahami pembelajaran dengan mudah. Pembelajaran biologi terdapat materi-materi pembelajaran yang harus atau lebih tepatnya disampaikan melalui percobaan. Mahasiswa akan diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri atas suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu melalui kegiatan percobaan tersebut (Djamarah, 2006). Mahasiswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya tersebut.

Kegiatan praktikum berbasis masalah memberikan pembelajaran agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah (Problem Solving) dalam kehidupan nyata dan untuk meningkatkan minat belajar mahasiswa terhadap IPA. Penelitian dengan menggunakan modul praktikum dapat memudahkan dalam proses pemecahan masalah tersebut. Modul praktikum menekankan kepada kemampuan mahasiswa dalam memecahkan sebuah permasalahan yang terjadi didalam kehidupan sehari-hari. Sudarmin, Dahar menyatakan bahwa modul praktikum dalam kegiatan praktikum bermanfaat untuk memahami konsep-konsep yang mendasari kegiatan di laboratorium, menghubungkan hasil-hasil pengamatan, dan mengaitkan dengan dengan konsep-konsep yang telah dimiliki (Sudarmin, 2012). Dari pengamatan yang dilakukan peneliti selama mengajar mata kuliah Praktikum Biologi Umum, praktikum yang dilakukan belum maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana penunjang laboratorium serta materi-materi pelajaran yang hanya bisa didapat mahasiswa melalui dosen saja. Hal ini menyebabkan menurunnya minat belajar mahasiswa dan tentunya akan berdampak juga pada pemahaman dan hasil belajar mahasiswa, karena proses dan sumber pelajarannya hanya bersumber dari dosen.

Upaya yang dapat dilakukan untuk masalah tersebut salah satunya adalah mengintegrasikan bahan ajar dengan suatu model pembelajaran yangdapat melatih keterampilan berpikir mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan dan konsep dari suatu materi yang dipelajarinya secara mandiri tanpa menghilangkan kebermaknaan

(4)

4 biologi sebagai proses. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah Problem Based Instruction yang selanjutnya diimplementasikan dalam bentuk bahan ajar berupa modul praktikum berbasis Problem BasedInstruction. Modul praktikum ini dikembangkan untuk membantu dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium dengan alat dan bahan yang sederhana khususnya di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan di atas maka dilakukan penelitian tentang Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah dalam Praktikum Biologi Umum di Program Studi Pendidikan Biologi UHKBPNP.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini dilaksanakan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang selanjutnya akan diujicobakan di kelas. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran biologi mata kuliah Praktikum Biologi Umum dengan pembelajaran berbasis masalah. Pengembangan perangkat pembelajaran tersebut berupa perancangan perangkat pembelajaran biologi mulai dari Rencana Pembelajaran Semester (RPS), Modul Praktikum, dan Lembar Aktivitas Mahasiswa.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar TA. 2019/2020 pada mata kuliah Praktikum Biologi Umum.

Pada teknik analisis data diadakan validasi ahli oleh 3 orang validator. Kemudian diberikan angket repon mahasiswa, penilaian keefektifan bahan ajar yang dilihat dari hasil belajar mahasiswa, dan ketuntasan belajar mahasiswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produk awal bahan ajar yang telah selesai dikonsultasikan kepada dosen sejawat. Dari hasil konsultasi didapat beberapa saran dan perbaikan. Setelah revisi dilakukan penilaian oleh validator. Penilaian dilakukan untuk mengetahui kualitas produk. Penilaian Bahan Ajar dilakukan oleh 3 validator.

Penilaian bertujuan untuk memperoleh saran, dan mengevaluasi Bahan Ajar yang disusun. Selanjutnya dilakukan revisi berdasarkan masukan tersebut. Validasi ini juga bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya Bahan Ajar yang dikembangkan. Untuk lembar penilaian dari validator dapat dilihat pada lampiran. Data yang diperoleh dari penilaian ahli sebagai berikut.

(5)

5 Tabel 1. Hasil Analisis Data Lembar Validasi Bahan Ajar

Aspek Penilaian Nilai Rata-rata Rata-rata Keseluruhan

Pendekatan PBL 4,6 Baik

Kelayakan Isi 4,7 Baik

Syarat Konstruksi 4,73 Sangat Baik

Syarat Didaktis 4,70 Baik

Syarat Teknis 4,91 Sangat Baik

Rata-rata Keseluruhan 4,73 Sangat Baik

Penilaian dari validator kemudian dirata-ratakan, diperoleh 4,73 maka nilai kevalidan diperoleh dengan kategori baik.

1. Analisis Data Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, Program Studi Pendidikan Biologi.

a. Kevalidan

Penilaian kevalidan Bahan Ajar dilakukan oleh validator terhadap PBL, kelayakan isi, syarat konstruksi, syarat didaktis, dan syarat teknis. Berdasarkan tabulasi data diperoleh hasil penelitian pada tabel berikut.

Tabel 2. Hasil Validasi untuk Kevalidan Bahan Ajar Aspek Penilaian Skor validator ke-

Rata-rata Kategori

1 2 3

SPI 4,50 4,50 4,80 4,6 Baik

Kelayakan Isi 4,60 4,70 4,80 4,7 Baik

Syarat Konstruksi 4,60 4,60 5,00 4,73 Sangat Baik Syarat Didaktis 4,55 4,77 4,77 4,70 Baik

Syarat Teknis 5,00 4,75 5,00 4,92 Sangat Baik Rata-rata Keseluruhan 4,65 4,66 4,87 4,73 Sangat Baik

Dengan menggunakan konversi data kuantitatif ke data kualitataif dengan skala Likert, diperoleh: 4,73 > 4,206

Penilaian dari validator diperoleh kategori baik dan sangat baik. Dari hasil validasi Bahan Ajar tersebut diperoleh bahwa produk Bahan Ajar yang dikembangkan termasuk dalam kategori Sangat Baik (Valid).

b. Kepraktisan

Penilaian analisis kepraktisan dapat dilihat dari angket repon mahasiswa. Berdasarkan tabulasi data angket respon mahasiswa, diperoleh hasil dari angket respon mahasiswa pada tabel berikut.

(6)

6 Tabel 3. Hasil Angket Respon Mahasiswa untuk Kepraktisan Bahan Ajar

Aspek Penilaian Rata-rata Kategori

PBL 4,29 Sangat Baik

Syarat Teknis 4,29 Sangat Baik

Motivasi 4,39 Sangat Baik

Kebutuhan Mahasiswa 4,15 Baik

Syarat Didaktis 4,30 Sangat Baik

Rata-rata Keseluruhan 4,29 Sangat Baik

Dengan menggunakan konversi data kuantitatif ke data kualitataif dengan skala Likert, diperoleh: 4,29 > 4,206

Dari hasil angket respon mahasiswa di atas dapat diketahui bahwa Bahan Ajar bernilai baik dengan skor rata-rata keseluruhan 4,29. Berdasarkan hasil angket respon mahasiswa tersebut, produk Bahan Ajar termasuk dalam kategori sangat baik dan praktis untuk digunakan mahasiswa.

c. Analisis Keefektifan

Penilaian keefektifan Bahan Ajar dilihat dari hasil belajar mahasiswa dalam Bahan Ajar. Berdasarkan tabulasi data hasil belajar mahasiswa, diperoleh hasil belajar mahasiswa pada tabel berikut.

Tabel 4. Hasil Belajar Mahasiswa untuk Keefektifan Bahan Ajar NilaiTertinggi 92,5

NilaiTerendah 37,5 Banyakmahasiswa yang

tuntas 22

Presentase 73%

Dari hasil belajar mahasiswa menggunakan Bahan Ajar menunjukkan keefektifan Bahan Ajar baik, dengan persentase ketuntasan klasikal 73%.

Model yang gunakan dalam pengembangan produk Bahan Ajar ini adalah model pengembangan 4-D yang disarankan oleh Thiagarajan, yaitu melalui tahap define, design, develop, dan disseminate. Pada tahap define dilakukan analisis ujung depan, dan analisis tugas. Dari analisis ujung depan ditemukan bahwa masih terbatasnya Bahan Ajar yang memperkaya pengalaman, membangun konsep mahasiswa, memfasilitasi mahasiswa dengan kegiatan yang berpusat pada mahasiswa, dan hasil belajar mahasiswa yang masih rendah. Oleh karena itu disusunlah Bahan Ajar yang menuntun mahasiswa meningkatkan hasil belajar.

Penggunaan tahapan PBL harus benar-benar diawali dengan pemahaman masalah. Setelah mahasiswa memahami masalah, dosen menyuruh mahasiswa untuk melakukan penyelidikan agar dapat memecahkan masalah yang ada. Penyelidikan masalah berupa memahami konsep dengan penyajian yang diikuti, sehingga mahasiswa tidak hanya membayangkan tetapi juga melihat dan dapat dengan mudah untu kmenemukan konsep pada materi yang dipelajari.

(7)

7 Selain itu, pada tahap penyelidikan masalah mahasiswa dapat berdiskusi secara intensif sehingga mereka akan saling bertanya, menjawab, mengkritisi, mengoreksi, dan mengklarifikasi setiap konsep yang muncul dalam diskusi. Dalam kegiatan ini juga memungkinkan berkembangnya kemampuan mahasiswa untuk membuat, memperhalus, dan mengeksplorasi dugaan-dugaan (conjecture) sehingga memantapkan pemahaman mereka.

Selain itu, kegiatan ini memungkinkan mahasiswa untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan penyelidikan, dan membuat kesimpulan. Dengan demikian, suasana kerjasama dalam kelompok dapat melatih dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan prestasi belajar.

Pada tahap penyajian hasil karya, mahasiswa mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya baik secara lisan kepada dosen dan teman-teman maupun tertulis pada buku. Pada tahap ini, mahasiswa banyak berlatih tentang bagaimana menyampaikan hasil diskusi kelompok baik secara tertulis ataupun lisan kepada orang lain.

Penulisan Bahan Ajar dilakukan dengan perancangan sisi teknis sampai pada penyusunan materi berdasarkan sumber yang diperoleh dan memodifikasi sesuai dengan kebutuhan penggunaann program aplikasi komputer yaitu: Microsoft Office Word dan Microsoft Office Power Point. Menggunakan beberapa program aplikasi bertujuan agar Bahan Ajar yang dikembangkan menjadi menarik dan disenangi oleh pengguna sehingga mahasiswa dapat melakukan kegiatan yang terdapat dalam Bahan ajar dengan semangat.

Penyusunan Bahan Ajar tidak terlepas dari kepentingan mahasiswa tersebut. Maka Bahan Ajar dirancang dengan tampilan full colour baik teks maupun gambar atau ilustrasi. Kemudian dilakukan penilaian menggunakan angket penilaian validator yang dilakukan oleh 3 validator. Dari hasil validasi Bahan ajar dikategorikan memiliki kevalidan yang baik. Setelah dilakukan review penilaian, diperoleh saran dan kritik dari validator.

Model Pengembangan 4-D yang digunakan pada penelitian ini hanya sampai tiga tahap di atas, yaitu define, design, dan develop. Sedangkan untuk tahap disseminate atau penyebaran tidak digunakan karena pada tahap disseminate membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang besar jumlahnya. Oleh sebabitu penelitian pengembangan produk Bahan Ajar hanya dilakukan hingga tahap develop. Produk pengembangan Bahan Ajar yang dikembangkan harus memiliki kualitas yang baik supaya dapat dimanfaatan dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, penilaian kualitas produk Bahan Ajar dilakukan dengan menganalisis kevalidan, kepraktisan dan keefektifan.

Kualitas Bahan Ajar berdasarkan kevalidan menunjukkan skor 4,73 dengan kategori sangat baik yang berarti Modul ini memenuhi salah satu kualitas produk pengembangan, yaitu valid. Kualitas Bahan Ajar berdasarkan kepraktisan menunjukkan rata-rata skor untuk aspek PBL 4,29 dengan kategori sangat baik. Dari aspek syarat teknis 4,29 dengan kategori sangat baik dan mahasiswa menilai bahwa desain dan tampilan menarik untuk pembelajaran, yang berarti bahwa produk Bahan Ajar yang dikembangkan dapat diterapkan dan mudah digunakan.

(8)

8 Kualitas Bahan Ajar berdasarkan keefektifan dilihat dari hasil pengerjaan Bahan ajar yang berdasarkan persentase ketuntasan klasikal. Dari hasil penilaian menunjukkan ada banyak mahasiswa yang tuntas. Oleh karena itu, untuk persentase ketuntasan klasikal secara keseluruhan dalam Bahan Ajar tersebut mencapai 73% dengan kategori baik. Hal ini berarti tingkat pencapaian tujuan belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya atau dengan kata lain Bahan ajar ini efektif.

Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, diperoleh pengembangan Bahan Ajar dengan PBL dapat dikembangkan dengan model pengembangan 4-D dan memiliki kualitas kevalidan, kepraktisan dan keefektifan dengan kategori baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan bahwa: bahan ajar dengan pendekatan PBL valid sesuai dengan kelayakan isi dari produk, ditinjau dari kepraktisannya diperoleh bahan ajar yang baik, ditinjau dari keefektifannya diperoleh bahan ajar yang baik. Selain itu diperoleh respon mahasiswa terhadap bahan ajar dengan pendekatan PBL memiliki respon yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Bandung: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi),

Bandung: Bumi Aksara.

Arends, Richard, I. (2008). Learning to Teach, Belajar Untuk Mengajar. Edisi Ketujuh. Jilid Dua. (diterjemahkan oleh Soedjipto, Helly, P. dan Soedjipto, Sri, M.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran . Cetakan ke-14. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.

Djamarah. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

Hamalik. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Bumi Aksara. Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Ibrahim, M. (2005). Asesmen Berkelanjutan. Surabaya: Unesa University Press. Nur, M. (2008). Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS Unesa. Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kenaba Perdana Media Group.

Gambar

Tabel 2. Hasil Validasi untuk Kevalidan Bahan Ajar  Aspek Penilaian  Skor validator ke-
Tabel 4. Hasil Belajar Mahasiswa untuk Keefektifan Bahan Ajar  NilaiTertinggi  92,5

Referensi

Dokumen terkait

Suhu merupakan salah satu faktor eksternal yang paling mudah untuk diteliti dan ditentukan dari hasil pengukuran parameter kualitas air yaitu suhu, pH dan DO

Konsep Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) dapat diterapkan pada asuhan keperawatan pada anak yang mengalami mual akibat kemoterapi karena anak dengan mual akibat

Era reformasi menuntut lembaga-lembaga dalam struktur ketatanegaraan di Indonesia untuk terus berkembang dengan harapan kebutuhan masyarakat terhadap

Sebagai sektor basis dan sektor dengan kontribusi terbesar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Minahasa Selatan, maka sektor pertanian perlu

Berdasarkan hal itu, sangat besar kemungkinan apabila kawasan agrowisata yang terdapat di Kelurahan Kotabumi Kecamatan Purwakarta tersebut dapat dikembangkan

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sep Ivan Candra Mulyana (2013) mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap

Bandingkan jumlah penerimaan menurut klasifikasi penyumbang antara nilai yang tercantum dalam Daftar Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (DSPDKP) dengan nilai yang

Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa Lorjuk atau kerang pisau yang ditemukan di daerah penangkapan pertama dan kedua yaitu desa Modung, kecamatan