• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KAJIAN TEORI PERILAKU MENYIMPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KAJIAN TEORI PERILAKU MENYIMPANG"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KAJIAN TEORI PERILAKU MENYIMPANG A. Macam-macam Perilaku Menyimpang

1. Perubahan Perilaku

Hidup adalah bergerak, sejak dari buaian sampai keliang lahat, manusia berperilaku, perilaku ini selalu berulang misalnya bekerja, makan, dan sebagainya. Perilaku berlangsung dengan sendirinya sedemikian rupa, hampir luput dalam memperhatikannya. Pada saat kita memperhatikannya, tiba-tiba perilaku hilang begitu saja. Perilaku merupakan suatu kejadian atau materi yang sangat kompleks. Perilaku manusia merupakan sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasasaan, persuassi, dan atau genetika.1

Perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dari gerak (sikap) tidak hanya dari badan ataupun ucapan, sehingga perilaku itu meripakan cerminan dari kepribadian, yaitu gerak motorik yang terapresiasi dalam bentuk perilaku ataupun aktifitas.2

Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya kebutuihan akan muncul motivasi atau penggerak, sehinnga individu akan beraktifitas untuk mencapai tujuan dan mengalami kepuasan. Pada unumnya, perilaku dapat ditinjau secara sosial yaitu pengaruh anatar organisasi dengan lingkungannya. Dalam pengertian lain, dikemukakan perilaku adalah

1 Surya, Moh. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.Bandung.IKIP Bandung.1997.hal 99 2

(2)

suatu kegiatan, dan aktifitas organisme yang bersangkutan, baik aktifitas yang dapt diamati oleh orang lain.3

Sedangkan menurut Soekidjo Notoatmojo mengatakan: “perilaku manusia merupakan merupakan refleksi dari

berbagi gejala kejiwaan seperti pengetahuan, persepsi, minat, keinginanan, dan sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian terletak pada diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal sebagian lagi terletak diluar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan.”4

Dalam ilmu sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak bisa disalah artikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan sosial manusia dengan tingkatan lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah adalah perilaku yang secara husus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial.5

Dalam kedokteran, perilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku seringkali dilalukan dalam rangka pelaksanaan yang holistik dan komprehensif.

3 Samsudin. Adib makmun. Psikologi pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.2003 hal 56 4 Notoatmojo, Soekidjo.Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta.PT. Rineka Cipta.2009. hal

102

5 Alisuf, Sabri. Pengantar Psikologi Umum dan perkembangan. Jakarta. Pedoman Ilmu Jaya. Hlm.

(3)

Perilaku manusia ini dipelajari dalam ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi dan kedokteran.6

Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya kebutuhan akan muncul motifasi atau penggerak sehingga individu itu akan beraktifitas untuk mencapai tujuan dan mengalami kepuasan. Pada umumnya, perilaku dapat ditinjau secara sosial yaitu pengaruh hubungan antara organisasi dengan lingkungannya.

Setidaknya ada 4 alasan pokok yang menyebabkan seseorang itu berperilaku, diantaranya yaitu:

a. Pemikiran dan Perasaan

Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan lain-lain. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah mampu percaya diri sekalipun latar belakang sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya?apakah ia akan berhasil atau gagal?7 Disinilah letak seorang remaja dalam mencari identitas diri melalui pemikiran dan perasaan seorang remaja.

6 Syaodih, Sukmadinata Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya.2005 hal 72

(4)

Hal ini terjadi di SMK Negeri 1 Bulakamba, dimana ada sebuah kasus yang mengakibatkan perkelahian antar jurusan yaitu jurusan NKPI8 dan jurusan TKR9. Perkelahian ini terjadi karena hanya masalah pakaian, dimana anak jurusan TKR mengikuti tata aturan berpakaian jurusan NKPI yang di uploud di facebook salah seorang siswa TKR. Hal ini membuat salah satu anak dari jurusan NKPI yang pada saat itu sedang praktek kerja industri di kalimantan mengomentari dan berlanjut dengan perang komentar di facebok, hingga pada ahirnya anak yang jurusan NKPI memberikan ancaman kepada anak TKR. Setelah selesai praktek kerja industri, anak NKPI langsung mencari anak TKR dihari pertama masuk sekolah. Hingga pada ahirnya anak NKPI menemui anak TKR di kantin depan sekolah, tanpa panjang lebar terjadilah pemukulan antar keduanya.10

Setelah ditelusuri ternyata pangkal kejadian ini karena pencarian dan pembuktian jati diri siswa tersebut. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan dari siswa NKPI.

“ini karena jiwa korsa yang kami punya pak, dimana kami berfikir kamilah ( siswa NKPI) yang berhak memakai tata aturan pakaian tersebut pak, jadi intinya kami hanya ingin membuktikan siapa kami pak11.

Jadi pemikiran dan perasaan memang benar berperan dalam perubahan perilaku remaja disertai dengan pembuktian jati diri remaja.

8 NKPI adalah singkatan dari Nautika Kapal Penangkap Ikan 9 TKR adalah singkatan dari Teknik Kendaraan Ringan

10 Wawancara dengan bapak wihanto pembina STP2K bertempat di ruang STP2K pukul 12.30

WIB tanggal 22 februari 2016

11 Wawancara dengan siswa NKPI yang tidak mau disebutkan namanya, di ruang BK pada tanggal

(5)

b. Orang penting sebagai referensi

Apabila sesorang itu penting bagi remaja, maka apapun yang ia katakan dan lakukan cenderung kita contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok referensi seperti guru, kepala suku, tokoh agama dan lain sebagainya.

Seperti seorang siswa yang sangat mengidolakan grup band slank, dia bahkan sampai mengikuti perjalanan konsernya, hampir hafal semua lirik dan mengikuti cara bicara dan gaya salah seorang porsenilnya.

“saya mengidolakan slank, bagiku slank itu inspriratif banget deh pak, terus lagu-lagunya juga punya mempunyai arti yang dalam, terutama isu sosialnya kaya lagu jurus tandur dan lainnnya pak”12

Tidak heran siswa tersebut ketika di sekolah, dia bertingkah seenaknya saja akan tetapi memiliki jiwa sosial dan sikap kritis yang tinggi, terbukti dia tidak jarang memberikan masukan kepada OSIS dan guru di sekolahnya. Jadi meniru tokoh idola seorang remaja sangat berperan dalam perubahan perilaku.

c. Sumber-sumber daya

Adapun yang termasuk sumber-sumber daya adalah fasilitas-fasilitas misalnya waktu, uang, tenaga kerja, keterampilan dan pelayanan.

12

(6)

Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif.

Misalnya seorang remaja yang mempunyai orang tua yang berpenghasilan pas-pasan, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan perilaku remaja, dimana bisa jadi remaja tersebut akan berfikir bagaiman bisa menutupi kebutuhannya dengan ikut membantu pekerjaan atau mencari pekerjaan lainnya, atau bisa juga remaja tersebut mencari tambahan penghasilan dengan cara yang tidak terpuji seperti mencuri.

Hal ini terjadi pada siswi yang bernama Supriyatin, ia terlahir ditengah keluarga yang berpenghasilan tidak mencukupi kebutuhan, dan secara inisiatif sendiri dia berjualan kerudung, dia tidak hanya menjajakan barang dagangannya di teman sekolahnya saja akan tetapi dia juga menjajakan barang dagangannya di media sosial yaitu facebook

“Saya jualan kerudung, dan saya jualnya di sekolahan pak selain itu saya juga di facebook pak, walaupun keuntungan yang didapat itu tidak seberapa, akan tetapi alhamdulilah dapat meringankan beban orang tua, keuntungannya saya gunakan untuk kebutuhan sekolah saya pak”13

d. Kebudayaan

Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya didalam suatu masyarakat akan mengahasilkan suatu pola hidup yang

(7)

disebut kebudayaan. Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan yang memounyai pengaruh terhadap perilaku.14

Prosedur dalam pembentukan perilaku ini antara lain melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat berupa hadiah-hadiah bagi perilaku yang akan dibentuk, melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku-perilaku yang dikehendaki, menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagi tujuan-tujuan sementara, dan melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Atas dasar itulah, maka perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat berbeda-beda penyebab atau latar belakangnya.

Perubahan perilaku dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Perubahan alamiah (natural change)

Perubahan alamiah yaitu perubahan yang dikarenakan adanya perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya, ataupun ekonomi dimana manusia itu hidup dan beraktifitas.

2. Perubahan terencana (planned change)

Perubahan ini terjadi karena sudah direncanakan sendiri oleh subjek.

3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change) Perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat

(8)

mengalami perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.15

Ada beberapa alasan mengapa manusia berperilaku berbeda-beda, yaiu antara lain16:

a. Manusia berbeda perilaku karena kemampuannya tidak sama.

Prinsip ini penting untuk dapat memahami mengapa seseorang berbuat dna berperilaku berbeda dengan lainnya. perbedaan kemampuan ini ada yang beranggapan karena perbedaan dalam menyerap informasi dari suatu gejala atau fenomena.

Adapula yang menganggap karena hasil didikan dan pengalaman. Lepas dari perbedaan tersebut, dapat dipahami bahwa kemampuan seseorang dapat membedakan kemampuannya. Dengan demikian, seseorang akan paham pula mengapa seseorang berperilaku yang berbeda dengan yang lain dalam mengerjakan suatu pekerjaan yanng sama.17

b. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda

Ahli ilmu perilaku umumnya berpendapat bahwa manusia itu berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah beberapa pernyataan dalam diri seseorang (Internal

15 Ibid. Hal 107

16 Effendi. Usman, dkk. Pengantar Psikologi. Bandung. Angkasa.2005.hal 41

17 Wawan.A dan Dewi.M. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika.

(9)

State) yang menyebabkan seseorang itu bertindak untuk mencapainya

dalam bentuk objek atau hasil objek.18

c. Orang berfikir tentang masa depan dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak.

Kebutuhan manusia dapat dipenuhi oleh perilaku masing-masing. Dalam banyak hal, orang dihadapkan pada sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang dipilihnya. Cara untuk menjelaskan bagaiman seseorang membuat pilihan perilaku yang terbuka baginya adalah dengan menggunakan penelasan teori expentacy.

Teori ini berdaskan atas proporsi yang sederhana yaitu bahwa seseorang memilih berperilaku sedemikian karena dia yakin dapat menagarahkan untuk mendapatkan hasil tertentu, misalnya mendapatkan hadiah atau upah, dan dikenal oleh atasan yang menarik baginya karena sesuai dengan tuntutan kebutuhannya.

Teori expentasi ini berdasarkan suatu anggapan yang menunjukan bagaimana menganalisa dan meramalkan rangkaian tindakan apakah yang akan diikuti oleh seseorang manakala dia memiliki kesempatan untuk membuat pilihan mengenai perilakunya.

18

(10)

d. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungan dengan pengalaman masalalu dengan kebutuhannya.

Model expentasi, seprti halnya banyak lampiran yang diperguanakan untuk memahami perilaku, menduga bahwa orang berperilaku itu menurut persepsinya terhadap dunia ini.

Memahami lingkungan adalah seseuatu proses yang aktif, dimana seseorang mencoba membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif itu melibatkan seseorang individu mengakui apa yang dilihatnya dengan pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan dan nilai-nilainya.

Lingkungan akan lebih banyak memberikan kepada manusia objek dan peristiwa dibandingkan dengan kemampuan itu sendiri untuk memahami objek dan peristiwa tersebut.

e. Seseorang mempunyai reaksi-reaksi senang dan tidak senang.

Orang jarang bertindak netral pada sesuatu hal yang mereka ketahui dan alami, mereka cenderung mengevaluasi sesuatu yang mereka alami dengan cara senang atau tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang ini akan menjadikan seseorang untuk berbuat yang berbeda dengan orang lain dalam menggapai suatu hal, orang merasa puas atau tidak puas.

Kepuasan atau tidak, ini berhubungan dengan perbedaan anatara harapan dan kenyataan maupun membandingkan apa yang diperolehg dalam situasi tertentu dengan apa yang diterima orang lain dalam situasi yang sama. Hasil perbandingan ini kadang kala kurang informasi

(11)

mengenai bahan masukan (input) dan hasil yang dicapai oleh orang lain tersebut kurang. Tepatnya proses perbandingan tersebut bisa dikatakan orang tersebut telah salah persepsi.

Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula kebutuhannya, dan ada juga yang dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Lembaga pendidikan harus bisa mempengaruhi perilaku seseorang dengan merubah satu atau beberapa faktor penentu dari perilaku individu, kesemuanya terbuka untuk dipengaruhi.19

Kebutuhan dan kemampuan tertentu umumnya sulit dipengaruhi, karena mereka sering dibatasi oleh sifat psikologis dari seseorang, latar belakang, dan pengalamnnya. Expentacy dan kemampuan tertentu yang dihasilkan dari proses belajar, disatu pihak adalah terbuka untuk dipengaruhi. Selama keduanya dihasilkan oleh lingkungan kerja. Pengaruh langsung dari lingkungan tempat kerja akan memberi pengaruh dalam peruabahan perilaku seseorang. Berdasarkan pengaruh expentacy, bagian lingkunagn yang ikut menciptakan terjadinya sesuatu yang diinginkan adalah penting untuk diketahui, karena hal ini bisa menyebabkan terjadinya motivasi.20

19 Isna, Aunilah Nurul. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta. Laksana. 2011. Hal 21 20

(12)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Setiap perilaku manusia berdasarkan kehendak, apa yang dilakukan oleh manusia timbul dari kejiwaan. Walaupun panca indra kesulitan melihat pada dasar kejiwaan, namun dapat dilihat dari wujud kelakuan.21

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang.22

a. Faktor Internal.

Perilaku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras atau keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia.

a) Jenis Ras atau Keturunan.

Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan perilaku yang khas. Perilaku khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid antaralain bertempramen keras, tahan menderita, menonjol dalam bidang olahraga. Sedangkan ras Mongoloid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong, agak tertutup atau pemalu, sering mengadakan acara ritual. Demikian pula dengan ras lainnya yang memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.

SMK Negeri 1 Bulakamba merupakan salah satu sekolah favorit di daerah brebes utara, sehingga sekolah ini menjadi sekolah tujuan bagi siswa dari berbagai daerah, baik dari wilayah brebes sendiri, tegal,

21 Mustofa.A. Akhlak Tasawuf.Bandung.Pustaka setia.2005.hal 82 22 Kusmiati, Sri. Dasar-dasar Perilaku. Jakarta. Depkes RI.1990. hal 14

(13)

cirebon, kuningan, bahkan ada yang dari dari jawa timur dan batak, tidak heran tidak susah menemukan siswa dengan ciri fisik dan bahasa yang berbeda dengan yang umumnya. Hal ini diakui betul oleh pihak sekolah, telah turut serta dalam mempengaruhi perilaku siswa.23

b) Jenis Kelamin

Perbedaan perilaku berdaasrkan jenis kelamin antar lain cara berpakaian, melakukan kegiatan sehari-hari,dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa dimungkinkan karena faktor hormonal, struktur fisik, maupun norma pembagian tugas.

Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan sedangkan orang laki-laki cenderung berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.

c) Sifat Fisik

Tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis, orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah, dan banyak teman.

d) Kepribadian

Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan, baik yang datang dari dalam dirinya maupun lingkungannya. Sehinnga corak dan kebiasaan itu

(14)

merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya.

e) Intelegensia

Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk

berfikir dan bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, perilaku individu sangat dipengaruhi oleh

intelegensia. Pengaruh yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah perilaku intelegen dimana seseorang dapt bertindak secara cepat, tepat dan mudah

terutama dalam mengambil keputusan. f) Bakat.

Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan ketereampilan khusus misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dam sebagainya. 2) Faktor Eksternal. 24

a) Pendidikan.

Inti dari kegiatan pendidikan adalah belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan yang berpendidikan rendah.

24 ibid

(15)

b) Agama

Agama akan menjadikan individu berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya.

c) Kebudayaan.

Kebudayaan dapat diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Perilaku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya perilaku orang jawa akan berbeda denga perilaku orang papua.

d) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial.. lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu, karena lingkungan dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu harus berusaha menaklukan lingkungan sehinnga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.

e) Status Ekonomi.

Status ekonomi seseorang akan akan menentukan kesediaannya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehinnga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.

Manusia berperilaku dan beraktifitas kerena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya kebutuhan akan muncul motivasi atau penggerak, sehinnga individu itu akan muncul motivasi atau

(16)

penggerak, sehingga individu itu akan beraktifitas untuk mencapai tujuan dan mengalami kepuasan.

2. Macam-macam Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang merupakan hasil dari sosialisasi yang tidak sempurna karena mengadopsi sub-sub budaya yang menyimpang. Ketidaksempurnaan proses sosialisasi itu disebabkan juga oleh gagalnya individu atau kelompok untuk mengidentifikasi diri agar pola perilakunya sesuai dengan kaidah-kaidah atau norma dan nilai sosial yang berkembang dan berlaku dalam masyarakatnya. Hal itu berarti pelanggaran terhadap norma, kaidah, dan tata nilai tersebut dapat dianggap sebagai perbuatan atau perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja dapat meliputi berbagai jenis perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial hingga status pelanggar.25

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.26

25 Santrock,W.John. Remaja. Edisi 11 jilid 2. Jakarta. Erlangga.2007. hal. 274 26 Suharto. Kenakalan Remaja.Jakarta.Rineka cipta. 2012. Hal. 67

(17)

Macam-macam perilaku menyimpang siswa diantaranya:

a. Tawuran atau Perkelahian Antar Pelajar

Sebagian besar anak-anak atau remaja disuatu waktu akan berbuat onar (action out) atau melakukan sesuatu yang bersifat destruktif atau menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Apabila perilaku ini muncul pada waktu kanak-kanak atau masa remaja, psikiater mendiagnosisnya sebagai gangguan perilaku. Apabila perilaku ini merupakan tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh remaja, masyarakat menyebutnya sebagai kenakalan (delinquent).27

Dalam delinkwensi28 anak-anak, kejahatan kekerasan baik pembunuhan atau penganiayaan lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan perkelahian. Kekerasan yang dilakukan oleh anak delinkwen pada hakikatnya dapat menghilangkan nilai kasih sayang.29

Biasanya anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) cenderung tidak dapat mengendalikan emosinya sehingga timbul perilaku yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku atau tawuran antar pelajar merupakan perilaku menyimpang karena tidak sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat, umumnya terjadi di kota-kota besar akibat kompleksnya kehidupan

27 Santrock,W.John. Remaja. Edisi 11 jilid 2. Jakarta. Erlangga.2007. hal. 256 28 Delenkwensi disini adalah delenquent yang berart kenakalan remaja. 29

(18)

kota, sumber permasalahannya biasanya hanya masalah sepele, seperti saling mengejek di jalan.

Kegemaran perkelahian massal antar sekolah dan antar kelompok remaja itu mencerminkan dua peristiwa penting yaitu yang pertama, merupakan pencerminan secara mini dari perilaku masyarakat orang dewasa pada saat sekarang, yang kedua, disamping mencerminkan peningkatan ambisi dan pelampiasan reaksi-frustasi negatif, sebab mereka merasa marah, tertekan dan dihalang-halangi “untuk menjadi” oleh masyarakat luar.30

Kegemaran berkelahi secara massal (mandala) di antara anak-anak sekolah lanjutan di kota-kota besar, disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.31 Faktor internal atau faktor endogen berlangsung lewat proses

internalisasi-diri yang keliru oleh anak-anak remaja dalam menanggapi milieu

disekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Tingkah laku mereka merupakan reaksi yang salah atau irrasional dari proses belajar, dalam bentuk ketidak mampuan mereka melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Dengan kata lain, anak-anak remaja itu melakukan mekanisme pelarian diri dan pembelaan diri yang salah dan tidak rasional dalam wujud maladatif, agresi, dan pelanggaran terhadap norma-norma sosial dan hukum formal, diwujudkan dalam bentuk kejahatan, kekerasan, kebiasaan berkelahi massal dan sebagainya.

Kejadian seperti ini pernah dialami oleh SMK Negeri 1 Bulakamba, dimana siswa SMK Negeri 1 Bulakamba terlibat perkelahian anatar sekolah (tawuran) dengan siswa SMA Negeri 1 Bulakamba. Kejadian ini bermula karena

30 Kartono,kartini.Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja.Jakarta.Raja Grafindo Persada.2012.hal. 108 31 Ibid. Hal 109

(19)

adanya saling ejek ketika pertandingan persahabahan futsal, dan kejadian ini berlanjut sampai di jalan, hingga saling ejekpun berganti dengan saling lempar batu. Lokasi tawuran ini berada persis di depan SMK Negeri 1 Bulakamba, walaupun tidak ada yang terluka karena kejadian ini, kedua belah pihak (SMK Negeri 1 Bulakamba dan SMA Negeri 1 Bulakamba) menandatangani kesepakatan perdamaian diantara keduanya.32

Faktor eksternal atau faktor eksogen, dikenal pula sebagai pengaruh alam sekitar, faktor sosial atau faktor sosiologis, adalah semua perangsang dan pengaruh luar yang menimbulkan tingkahlaku tertentu pada anak remaja (tindak kekerasan, kejahatan,perkelahian massal dan lain-lain).

b. Penyalahgunaan Narkotika.

Penyalahgunaan narkotika merupakan penggunaan narkotika tanpa izin dengan tujuan hanya untuk memperoleh kenikmatan. Penggunaan narkotika yang tidak sesuai dengan norma dan tujuannya tidak untuk kepentingan yang positif, merupakan tindakan atau perilaku yang menyimpang. Minuman yang mengandung alkohol (minuman keras) dapat membuat orang mabuk dan tidak dapat berfikir secara normal, karena alkohol mempunyai efek negatif terhadap sistem syaraf. Seseorang pemabuk yang tidak dapat mengendalikan dirinya lagi dapat melakukan perbuatan yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain, dan apabila ini terjadi maka tindakannya merupakan perilaku menyimpang.

Dalam beberapa dasa warsa terahir, sebagian besar dilakukan oleh remaja. Secara universal penyalahgunaan narkotika dan zat-zat lain merupakan perbuatan

32

(20)

destruktif dengan efek negatifnya. Seorang yang menderita ketagihan atau ketergantungan pada narkotika akan merugikan dirinya sendiri, juga merusak kehidupan masyarakat. Sebab secara sosiologis mereka mengganggu masyarakat dengan perbuatan perbuatan kekerasan. Bahaya penyalahgunaan narkotika benar-benar sangat merugikan masyarakat terutama pemakai sendiri. Penyalahgunaan narkotika di Indonesia tidak hanya terbatas pada kalangan orang tua, dan usia dewasa. Dalam kenyataan kaum remaja sudah banyak terseret dalam dunia distruktif yakni penyalahgunaan narkotika.33

Dalam sebuah hasil penelitian ilmiah, seorang psikiater Dr. Graham Blaine mengemukakan bahwa biasanya seorang remaja menggunakan narkotika dengan berbagai sebab, yaitu:34

1) Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan yang berbahaya, seperti berkelahi, bergaul dengan wanita, mencuri dan lain-lain.

2) Untuk menunjukan tindakan menentang otoritas terhadap orang tua, guru, atau norma sosial.

3) Untuk mempermudah penyaluran dan perbuatan seks.

4) Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman-pengalaman emosional.

5) Untuk mencari dan menentukan arti dari hidup. 6) Untuk menghilangkan kegelisahan.

7) Untuk mengikuti kemauan kawan-kawan dalam rangka pembinaan solidaritas. 8) Hanya iseng atau didorong rasa ingin tahu.

33 Ibid. Hal. 74

34 Sudarsosno. Kenakalan Remaja Prevensi, Rehabilitasi, dan Resosialisasi.Jakarta.Rineka cipta.

(21)

c. Hubungan seks di luar nikah

Hubungan seks di luar nikah merupakan tindakan atau perilaku menyimpang dan tidak dibenarkan oleh masyarakat, karena melanggar, baik norma sosial, moral, maupun norma agama. Perilaku seksual di luar nikah dapat dipengaruhi oleh pergaulan bebas, film-film, buku-buku, dan majalah yang menampilkan gambar-gambar yang tidak sesuai dengan nilai dan norma.

Kejadian hubungan seks diluar nikah ini pernah terjadi pada salah satu siswa dimana siswa itu kedapatan tanpa busana dengan salah satu teman wanitanya di sebuah kamar, siswa tersebut mengaku bahwa dirinya telah berhubungan badan dengan temannya tersebut.35

Umumnya perilaku seks ini sering diiringi dengan pesta obat-obatan terlarang. Akan tetapi pada kasus ini pelaku tidak dipengaruhi oleh obat-obatan terlarang maupun minuman keras akan tetapi setelah diintrogasi lebih dalam siswa tersebut terpengaruh oleh media sosial khususnya tayangan vidio porno yang terdapat di youtube dan instagram.

d. Tindakan Kriminal

Tindakan kriminal adalah tindakan kejahatan atau tindakan yang merugikan orang lain dan melanggar norma hukum, norma sosial, dan norma agama. Perbuatan yang termasuk criminal antara lain; mencuri, menodong, menjambret, memeras, membunuh, dan merusak milik orang lain. Umumnya tidak kriminal ini berkaitan dengan masalah ekonomi, jadi perbuatan menodong,

(22)

mencuri dan menjambret dilakukan karena ingin mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar, ada juga orang yang melakukan tindak kriminal karena hal itu sudah merupakan profesi atau pekerjaan.

e. Penyimpangan Seksual

Perilaku ini dianggap menyimpang karena melanggar norma-norma yang menjadi panutan dalam kehidupan masyarakat. Perilaku menyimpang ini meliputi; homosexual, lesbian, dan transsexual, Homosexual dalam adalah kecenderungan seorang laki-laki untuk tertarik pada jenis kelamin yang sejenis, sedangkan lesbian merupakan sebutan bagi wanita yang secara seksual tertarik pada jenis kelamin sesama wanita. Berbeda dengan homosexual dan lesbian, transsexual merupakan perilaku seseorang yang cenderung mengubah karakteristik seksualnya. Misalnya seorang laki-laki yang ingin menjadi perempuan, begitu juga sebaliknya.

Bila remaja dalam hal ini siswa tidak mencapai kebahagiaan, dia mengalami masalah yang serius. Menurut intensitasnya, rentang remaja yang bermasalah dapat digambarkan dalam tiga kategori utama; bermasalah wajar yang berkaitan dengan ciri-ciri masa remaja, bermasalah menengah yang berkaitan dengan tanda-tanda bahannya, dan bermasalah taraf kuat yang mencakup bermasalah yang pasif dan bermasalah yang agresif. Perilaku bermasalah yang kuat inilah yang disebut sebagai penyimpangan perilaku, karena perilaku itu dianggap menyimpang dari kewajaran karena cenderung pada rasa putus asa, tidak aman, merusak, dan melanggar berbagai peraturan.

(23)

Perilaku menyimpang atau perilaku bermasalah yang kuat dari dua sifat, yaitu agresif dan pasif. Lebih lanjut dikatakan oleh Al-Mighwar36 bahwa:

“Perilaku menyimpang yang agresif adalah bentuk-bentuk tingkah laku sosial yang menyimpang dan cenderung merusak, melanggar peraturan, dan menyerang. Banyak aspek yang menjadi objek penyimpangannya, misalnya mengambil hak milik orang lain, penyimpangan seks, suka berkelahi, membuat kegaduhan dalam masyarakat atau sekolah, dan sebaiknya. Adapun perilaku menyimpang yang pasif atau pengunduran diri adalah bentuk perilaku yang menunjukkan kecenderungan putus asa dan merasa tidak aman sehingga menarik diri dari aktifitas dan takut memperlihatkan usahanya. Dalam intensitas yang lebih tinggi, remaja yang bermasalah jenis ini sering menjadi peminum, pecandu narkotika, morfinis, bahkan bunuh diri.

Selain dari bentuk perilaku menyimpang yang dikemukakan di atas, berikut ini beberapa jenis perbuatan kenakalan yang merupakan bentuk perilaku menyimpang di kalangan remaja termasuk siswa atau pelajar, dikemukakan oleh Gunawan:37

1. Peredaran pornografi di kalangan pelajar, baik dalam bentuk gambar-gambar cabul, majalah, dan cerita porno yang merusak moral anak, sampai peredaran oabt-obatan perangsang nafsu seksual, kontrasepsi, dan sebagainya.

2. Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan dengan kecepatan yang melampaui kecepatan maksimum yang ditetapkan sehingga mengganggu dan membahayakan pemakai jalan yang lain,

36 Almighfar. Perilaku Sosial.Jakarta.2006.Renata cipta.hal. 192 37

(24)

3. Membentuk kelompok atau gang dengan norma yang menyeramkan, seperti kelompok bertato, kelompok berpakaian acak-acakan, dan sebagainya,

4. Suka membuat pengrusakan terhadap barang-barang atau milik orang lain, seperti mencuri, membuat coretan-coretan yang mengganggu keindahan lingkungan, mengadakan sabotase.

5. Senang melihat orang lain celaka akibat ulah dan perbuatannya seperti membuat lubang, mentaburkan kerikil, menyiram oli dijalankan, sehingga kendaraan jatuh dan cedera karenanya. 6. Menggangu atau mengejek orang yang lewat di depannya dan

kalau marah sedikit saja dianggapnya mencari permasalahan. B. Dampak Negatif Perilaku Menyimpang

1. Faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang.

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan,baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian dari pada makhluk sosial.38

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku,perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.

(25)

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.

Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas.

Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya

seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok39.

Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi

dua, yaitu sebagai berikut :

1.1 Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).

(26)

1.2 Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi40.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat dijelaskan secara lebih rinci sebab terjadinya perilaku menyimpang. Berikut adalah sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang:

a. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah pencurian dan saling ejek.

b. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Karena ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan kedalam kepribadiannya maka seorang individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan perilaku yang tidak pantas bagi masyarakat di sekitarnya.

c. Sikap mental yang tidak sehat membuat orang tidak pernah merasa bersalah atau menyesali perilakunya yang dianggap menyimpang. d. Kriminolog Italia Cesare Lombroso berpendapat bahwa orang jahat

dicirikan dengan ukuran rahang dan tulang-tulang pipi panjang, kelainan pada mata yang khas, tangan-tangan, jari-jari kaki serta tangan relatif besar, dan susunan gigi yang abnormal.

40Setiadi, Elly M & Usman Kolip.Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial, Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana.2011

(27)

e. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu dapat membuat seseorang ingin meniru tokoh yang ada di tayangan tersebut walaupun itu adalah termasuk perilaku menyimpang.

f. Penyimpangan karena hasil proses sosialisasi subkebudayaan menyimpang. Subkebudayaan adalah suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan. Unsur budaya menyimpang meliputi perilaku dan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota-anggota kelompok yang bertentangan dengan tata tertib masyarakat.41

g. Lingkungan pergaulan sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan perilaku seseorang. Biasanya orang akan mengikuti dan beradaptasi dengan lingkungan pergaulannya walaupun itu sudah termasuk perilaku menyimpang.

h. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.

41

(28)

i. Banyaknya pemuda yang putus sekolah menyebabkan hilangnya kesempatan untuk mencari kerja. Akibatnya mereka harus menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang walaupun itu termasuk perilaku menyimpang seperti mengemis atau mencuri. j. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang biasanya berhubungan

dengan beberapa kelompok yang berbeda. Hubungan dengan kelompok-kelompok tersebut akan cenderung membuatnya mengidentifikasi diri dengan kelompokyang paling dihargainya. Dalam hubungan ini individu akan memperoleh pola-pola sikap dari perilaku kelopoknya. Jika perlaku kelompok tersebut menyimpang maka kemungkinan besar ia juga akan menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang.

k. Ketidakharmonisan keluarga memicu stres terutama pada anak remaja. Mereka menjadi semakin labil karena tidak mendapat perhatian dari orangtuanya.

l. Mencari perhatian juga menjadi sebab terjadinya perilaku menyimpang. Kemungkinan itu disebabkan oleh kurangnya perhatian dari orangtua dan gurunya sehingga dia selalu berusaha untuk mendapatkan perhatian dari orang lain walaupun itu menyimpang.

m. Dorongan ekonomi biasanya menjadi faktor utama untuk melakukan suatu perilaku menyimpang. Contoh adalah seperti

(29)

orang yang mencuri karena terdesak dengan kebutuhan pokoknya yang tidak terpenuhi.

n. Kegagalan dalam proses sosialisasi. Keluarga inti maupun keluarga luas bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan norma pada anak. Kegagalan proses pendidikan dalam keluarga menyebabkan terjadinya penyimpangan.

o. Labelling. Faktor pelabelan pertama kali di ungkapkan oleh Edwin M.Lemert dalam teori pelabelan. Menurutnya seseorang melakukan perilaku menyimpang diberi cap (label negatif) oleh masyarakat.

2. Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.42

1) Dampak Penyimpangan sosial Bagi Pelaku.

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.

a) Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.

42

(30)

b) Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.

c) Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.

d) Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.

2. Dampak Penyimpangan Sosial Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat.

Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.

a) Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.

b) Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.

c) Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.

d) Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat43.

Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral masyarakat, berusaha memberikan alternatif baru terhadap kondisi masyarakat dan mendorong

43 ibid

(31)

berlangsungnya perubahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pegikuti mażhab Hanafi bahwa nasab anak luar nikah tetap ṡabit terhadap bapak biologisnya, karena pada hakekatnya anak tersebut adalah anaknya, seorang anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pemanis buatan berpengaruh nyata terhadap karakteristik minuman jeli ikan lele, yaitu terhadap respon viskositas, total

Prosedur ini dilakukan untuk memastikan jumlah yang tercatat pada sistem sudah sesuai dengan dokumen penjualan yang terkait dan jumlah pendapatan yang diterima di

Jika kamu percaya kebohongan bahwa Tuhan marah padamu dan muak denganmu dan bahwa Ia akan menghukummu dan bahwa kamu tidak berpengharapan dan kesempatan telah

esimpulan n memperha tian ini, mak pulan sebaga Pada pene model tata k Informasi diterapkan SEMBILAN Model ters domain CO Support (D Evaluate (M COBIT mer kelola TI (IT generik

Hasil yang diharapkan kombinasi teknik smock dan teknik jumputan dapat disebut sebagai teknik baru dalam pewarnaan yang diharapkan menghasilkan motif-motif baru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pakan baik yang bersifat asam maupun basa memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05), terhadap litter size, bobot lahir

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Galeri Seni dan Arsitektur Kontemporer adalah sebuah tempat atau ruangan yang digunakan untuk menyimpan karya yang