• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGRISTA : Vol. 6 No. 3 September 2018 : ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AGRISTA : Vol. 6 No. 3 September 2018 : ISSN :"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI TERNAK AYAM RAS PETELUR

DI KABUPATEN MAGETAN

Anis Candra Mahmudah1, Suprapti Supardi2, Rr. Aulia Qonita3

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl Ir Sutami No 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax. (0271) 637457

Email : [email protected], Telp: 085785710788

Abstract: This research aims to determine the income and the influence of socialeconomic factors that affect the income of laying hen farming in Magetan Regency. The basic method used is descriptive method. Research location in Magetan Regency. Responden is done by puposive sampling. The data used are primary and secondary. Data analysis method used include (1) Farming analysis;

(2) Regression analysis. The result showed : The average cost of laying hen farming on one cage (1,000 laying hen) for 1 cycle (18 months) is IDR 358,652,250.00, The revenue is IDR 408,744,300.00/Cage/Cycle and the income is IDR 50,092,050.00/Cage/Cycle. Factors of of seed cost, labor cost, feed cost, medicine, vaccine and chemistry cost, egg selling price, finish chicken price and farming experience had significant effect of the laying hen farming income.

Key Words : Laying Hen, Regression, Socialeconomic, Farming Chicken.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pendapatan dan mengetahui faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan. Metode dasar pada penelitian ini adalah deskriptif. Lokasi penelitian di Kabupaten Magetan. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan (1) analisis usahatani; (2) analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya mengusahakan ternak ayam ras petelur untuk satu kandang (1000 ekor) selama 1 siklus (18 bulan) adalah Rp. 358.652.250,00, penerimaan sebesar Rp. 408.744.300,00/Kandang/Siklus dan pendapatan sebesar Rp. 50.092.050,00/Kandang/Siklus. Faktor biaya bibit, biaya tenaga kerja, biaya pakan, biaya OVK (Obat, Vaksin dan Kimia), harga jual telur, harga jual ayam afkir dan pengalaman usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan.

Kata Kunci: Ayam Petelur, Regresi, Sosial Ekonomi, Ternak Ayam, Usahatani

(2)

28 Sektor pertanian memiliki peran penting, siantaranya adalah sebagai penyedia kebutuhan manusia serta sebagai penghasil devisa melalui ekspor produk pertanian. Sektor pertanian terbagi menjadi 5 subsektor yaitu subsektor perikanan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan dan subsektor tanaman pangan dan hortikultura.

Peternakan merupakan salah satu subsektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya kontribusi subsektor peternakan pada perekonomian nasional. Menurut Parawansa et al.

(2006: 2) pembangunan subsektor peternakan berwawasan agribisnis merupakan upaya sistematis dalam

pembangunan nasional,

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilisasi ekonomi nasional.

Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki topografi dan kondisi alam yang sesuai untuk budidaya unggas. Ayam petelur menjadi salah satu ternak unggas yang banyak dibudidayakan di hampir seluruh wilayah Kabupaten Magetan. Wilayah di Kabupaten Magetan yang memiliki populasi ayam ras petelur dengan jumlah tinggi adalah Kecamatan Panekan, Kecamatan Takeran dana Kecamatan Plaosan. Berdasarkan data dari Dinas peternakan dan perikanan Kabupaten Magetan (2017) pada tahun 2016, Kecamatan Panekan memiliki populasi ayam ras petelur tertinggi, yaitu 686.000 ekor, Kecamatan Takeran memiliki populasi 515.000 ekor dan Kecamatan Plaosan

Data jumalh populasi ayam ras petelur yang dibudidayakan di Kabupaten Magetan pada tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Populasi ayam ras petelur di Kabupaten Magetan, 2016.

No Kecamatan Jumlah (ekor)

1 Poncol 214.750

2 Parang 205.550

3 Lembeyan 19.500

4 Takeran 515.000

5 Nguntoronadi 74.000

6 Kawedanan 71.750

7 Magetan 105.400

8 Ngariboyo 58.500

9 Plaosan 248.500

10 Sidorejo 226.000

11 Panekan 686.000

12 Sukomoro 10.850

13 Bendo 9.000

14 Maospati 3.000

15 Karangrejo 165.000

16 Karas 24.600

17 Barat 100

18 Kartoharjo -

Jumlah 2.367.500

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan, 2017.

Faktor sosial ekonomi yang dimiliki oleh peternak berbeda-beda.

Faktor tersebut dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan bagi peternak.

Faktor sosial adalah faktor yang berhubungan dengan pendidikan, pengalaman dan sistem pemeliharaan yang dinilai mempengaruhi pendapatan peternak. Sedangkan

(3)

29 faktor ekonomi adalah faktor yang berhubungan dengan biaya produksi (biaya bibit, biaya pakan, biaya obat, upah tenaga kerja, biaya transportasi, biaya operasional), umur, pengalaman beternak dan pendidikan yang mempengaruhi pendapatan peternak (Andri et al, 2011: 211).

Menurut Ibrahim et al, (2013: 1- 13) faktor jumlah pakan dan biaya tenaga kerja dapat mempengaruhi produksi ternak dan pendapatan yang diterima oleh beberapa peternak.

Sedangkan jenis kelamin, usia peternak, tingkat pendidikan, pekerjaan lain, jumlah tenaga kerja keluarga dan jumlah tanggungan keluarga tidak memiliki penaruh terhadap produksi ternak dan pendapatan.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui besar pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan; (2) mengetahui faktor sosial ekonomi apa saja yang mempengaruhi pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan.

METODE PENELITIAN Metode dasar dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang didasarkan pada pemecahan asalah-masalah aktual yang ada pada masa sekarang (Surakhmad, 1994: 139-140). Teknik pelaksanaan penelitian menggunakan teknik survei yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuisioner) yang tidak mendalam dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan (Sugiyono, 2014: 81).

Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)

yaitu pengambilan daerah sampel yang dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan alasan- alasan tertentu sesuai tujuan penelitian (Sugiyono, 2014: 156).

Lokasi penelitian adalah Kabupaten Magetan yang merupakan wilayah produsen telur ayam ras tertinggi di Karesidenan Madiun. Di Kabupaten Magetan dipilih Kecamatan Panekan, Kecamatan Takeran dan Kecamatan Plaosan.

Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling.

Syarat yang menentukan peternak sebagai sampel adalah peternak yang mengusahakan ayam ras petelur minimal 1000 ekor pada masa produksi 1 tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan 40 responden yang tersebar di 3 kecamatan terpilih.

Berdasarkan rumus dari Sugiyono (2010: 64) diperoleh 28 sampel di kecamatan panekan, 7 sampel di kecamatan plaosan dan 5 sampel di kecamatan takeran.

...(1)

Keterangan: Ni= jumlah peternak responden di kecamatan terpillih;

Nk= jumlah peternak yang memenuhi syarat dari kecamatan terpilih; N= jumlah peternak dari seluruh kecamatan terpilih; 40=

jumlah peternak yang digunakan sebagai sampel.

Analisis biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis biaya megusahakan, yaitu biaya yang dihitung dari biaya alatalat luar dalam kegiatan usahatani ternak ayam ras petelur yang meliputi upah tenaga kerja luar, biaya sarana produksi, biaya penyusutan kandang dan peralatan serta biaya lain-lain yang ditambah dengan biaya tenaga kerja keluarga. Penerimaan usahatani

(4)

30

ternak ayam ras petelur yaitu dengan R2= ... (3)

mengalikan jumlah produksi dengan 2

harga jual produk per satuan.

Pendapatan diperoleh dengan menghitung selisih penerimaan dengan biaya mengusahakan (Suratiyah, 2011: 83).

Pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan usahtani ternak ayam ras petelur di kabupaten magetan menggunakan model regresi sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6+ b7X7+ b8X8+ b9X9+ b10X10+e... (2) Keterangan : Y= Pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur (Rp) a= Konstanta (Nilai Y apabila X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10); b= Koefisien Regresi (nilai peningkatan atau penurunan); X1= Biaya Bibit (Rp/Siklus); X2= Biaya Tenaga Kerja (Rp/Siklus); X3= Biaya Pakan (Rp/Siklus); X4 =Biaya OVK (Obat, Vaksin dan Kimia) (Rp/Siklus); X5 = Harga Jual Telur (Rp/Kg); X6 = Harga Jual Afkir (Rp/Kg); X7 = Harga Jual Kotoran (Rp/Karung); X8 = Pendidikan Peternak (Tahun); X9 = Pengalaman Usaha (Tahun); X10 = Jumlah Tanggungan Keluarga (Orang); e = eror.

Uji statistik ada empat:

Pertama Uji koefisien determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh variabel yang mempengaruhi menjelaskan variabel yang dipengaruhi. Masukan pada usaha ternak ayam ras petelur akan semakin dekat hubungannya dengan pendapatan jika nilai R2 sama dengan atau mendekati satu.

Keterangan : R = uji determinasi;

ESS = jumlah kuadrat regresi;

TSS = jumlah kuadrat total.

Kedua Uji F

Uji F digunakan untuk mengkaji apakah penggunaan beberapa masukan bersama-sama memiliki pengaruh terhadap pendapatan.

Hipotesis : (1) H0 : bi = 0, artinya variabel bebas (faktor sosial ekonomi) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (pendapatan); (2) Ha ; minimal salah satu bi ≠ 0, artinya variabel bebas (faktor sosial ekonomi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (pendapatan).

Tingkat signifikansi α = 5% maka apabila tingkat signifikansi pada tabel anova > α (0.05) maka H0

diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa faktor sosial ekonomi secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Tetapi jika tingkat signifikansi pada tabel anova ≤ α (0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa faktor sosial ekonomi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan (Priyatno, 2009: 50).

Ketiga Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Pengujiannya digunakan hipotesis : (1) H0: bi = 0, artinya variabel bebas (faktor sosial ekonomi) bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat (pendapatan); (2) Ha: bi ≠ 0, artinya variabel bebas (faktor sosial ekonomi) merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

(5)

31 terikat (pendapatan). Kriteria pengujian apabila tingkat signifikansi pada tabel coefficients > α (0.05) maka H0 diterima dan Ha ditolak, dengan arti kata bahwa tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika tingkat signifikansi pada tabel coefficients ≤ α (0.05) maka H0 ditolak dan Ha

diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh variabel bebas (faktor sosial ekonomi) terhadap variabel terikat (Priyatno, 2009:52).

Keempat Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas bertujuan

adalah analisis Kolmogrorov- Smirnov (K-S). Menurut Ghozali (2008: 176) dasar pengambilan keputusan dengan analisis ini adalah:

Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka H0 ditolak.

Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal. Apabila nilai Asymp, sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima.

Hal ini berarti data residual terdistribusi normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas peternak responden

Tabel 2. Rata-Rata Identitas Peternak untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (Ghozali, 2008:

180). Jika nilai Tolerance lebih dari atau sama dengan 10% (≥0,10) dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari atau sama dengan 10 (≤10), maka tidak terjadi multikolonieritas.

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas, ditunjukan dengan grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Jika terdapat pola tertentu dalam grafik, maka didentifikasikan telah terjadi heterokedistisitas. Jika membentuk pola yang tidak jelas atau menyebar di atas dan bawah angka nol berarti tidak terjadi heterokedistisitas Ghozali (2008: 178).

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen mempuyai distribusi normal atau tidak. Alat uji yang digunakan

Sumber : Analisis Data Primer, 2018 Jumlah peternak yang dijadikan responden dalam penelitian ini 40 orang. Rata-rata umur peternak adalah 48 tahun, yang artinya peternak berada pada usia produkltif.

Rata-rata pendidikan peternak adalah 9 tahun (SMP). Rata-rata jumlah anggota keluarga peternak yaitu 2 orang yang meliputi suami dan istri.

Rata-rata pengalaman beternak adalah 9 tahun.

Analisis Usahatani Ternak Ayam Ras Petelur

Biaya mengusahakan ternak ayam ras petelur

Konsep biaya yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah biaya mengusahakan, yaitu biaya alat-alat luar ditambah upah tenaga kerja keluarga yang diperhitungkan

No. Keterangan J umlah

1. Jumlah Responden (Orang)

40 2. Umur peternak (Th) 48 3. Jumlah tanggungan

(Orang)

2 4. Pendidikan peternak (Th) 9 5. Pengalaman peternak (Th ) 9

(6)

32 berdasarkan upah tenaga kerja luar (Suratiyah, 2011: 83).

Penggunaan Biaya Sarana Produksi Penggunaan biaya sarana

produksi untuk 1 kandang diasumsikan sebanyak 1000 ekor selama 1 siklus yaitu 18 bulan sebesar Rp. 329.808.000,00/

Kandang/Siklus. Rata-rata harga bibit adalah Rp. 5.500,00/ekor. Strain bibit yang digunakan umumnya adalah Lohman, As dan Cp yang diperoleh dari Poultry Shop setempat. Rata-rata Penggunaan pakan adalah Rp.293.000.000,00 yang terbagi untuk pakan starter, pakan grower dan pakan layer. Pakan dibedakan menjadi 3 berdasarkan tahap usia ayam yang mempengaruhi nutrisi yang dibutuhkan ayam pada masing-masing tahap tersebut. Rata- rata penggunan biaya obat adalah Rp.1.100.000,00/kandang/ siklus.

Besar biaya obat tergantung pada kondisi ayam sehingga biaya obat pada tiap peternak akan berbeda.

Rata-rata biaya vaksin adalah Rp.1.708.000,00/Kandang/ Siklus.

Vaksin yang digunakan antaralain ND, ND EDS IB, Gumboro, AI.

Vaksin dipeoleh dari toko peternakan setempat. Rata-rata biaya kimia

sebesar

Rp.1.600.000,00/kandang/siklus.

Biaya kimia meliputi biaya desinfektan, anti gurem, anti cacing.

Rata-rata biaya kandang sebesar Rp.

26.500.000,00/kandang/siklus. Biaya kandang terdiri dari pembuatan kandang starter dan kandang layer serta biaya perawatan kandang untuk satu siklus berjalan. Biaya Sarana produksi terdiri atas biaya bibit

(DOC), biaya pakan (tahap starter, grower dan layer), obat, vaksin, kimia dan kandang. Rata-rata penggunaan biaya sarana produksi dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3. Rata-Rata Penggunaan Biaya Sarana Produksi No. Sarana

Produksi

Biaya per kandang per

siklus (Rp)

1. Bibit (DOC)

5.500.000 2. Pakan

a. Tahap Starter

9.100.000 b. Tahap

Grower

30.500.000 c. Tahap

Layer

253.800.000

3. Obat 1.100.000

4. Vaksin 1.708.000

5. Kimia 1.600.000

6. Kandang 26.500.000 Jumlah 329.808.000 Sumber : Analisis Data Primer, 2018.

Penggunaan Biaya Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja didominasi oleh tenaga kerja dalam atau keluarga karena mayoritas pekerjaan utama peternak responden adalah beternak. Hampir semua anggota keluarga yang telah dewasa mampu dan membantu aktivitas beternak kepala keluarga. Biaya tenaga kerja di wilayah penelitian adalah Rp. 50.000,00/HKO.

Penggunaan biaya tenaga kerja dalam usahatani ternak ayam ras petelur dapat dilihat pada Tabel 4.

(7)

33

Tabel 4. Rata-Rata Penggunaan Biaya Tenaga Kerja

No. Keterangan

Rata-rata HKO/Kandang/

Siklus

Rata-rata biaya HKO/Kandang/

Siklus

Rata-rata jumlah biaya (Rp)

TKD TKL TKD TKL

1. Persiapan dan

pembersihan kandang 151,2 0 7.560.000 0 7.560.000

2. Perawatan 7 0 350.000 0 350.000

3. Panen

a. Awal produksi 18 0 900.000 0 900.000

b. Puncak produksi 5,04 0 252.000 0 252.000 c. Akhir produksi 85,5 0 4.275.000 0 4.275.000

4. Pengangkutan 194,4 0 9.720.000 0 9.720.000

Jumlah 461,14 0 23.057.000 0 23.057.000 Sumber : Analisis Data Primer, 2018.

Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan terdiri dari penyusutan kandang dan perlatan.

Besar biaya penyusutan tergantung pada peralatan yang digunakan.

Rata-rata biaya penyusutan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-Rata Biaya Penyusutan

Sumber : Analisis Data Primer, 2018.

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui peralatan yang digunakan dalam usahatani ternak ayam ras petelur adalah sprayer, timbangan, lampu, galon minum,tabung makan, tray telur, kompor pemanas, tabung gas, ember dan scorex (alat suntik) dengan rata-rata total biaya sebesar Rp. 3.396.750,00/Kandang/Siklus.

Total Biaya Mengusahakan

Biaya mengusahakan terdiri dari biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, biaya lain-lain dan biaya penysutan. Rata-rata biaya mengusahkan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-Rata Total Biaya Mengusahakan

No. Keterangan (Biaya)

Jumlah (Rp) 1. Sarana Produksi 329.808.000 2. Tenaga Kerja 23.057.000 3. Lain-lain 2.390.500 4. Penyusutan 3.396.750

Total 358.652.250

Sumber: Analisi Data Primer, 2018.

No. Keterangan

Biaya per Kandang per Siklus (Rp)

1. Kandang 2.306.250

2. Sprayer 90.000

3. Timbangan 60.000

4. Lampu 300.000

5. Galon

Minum

52.500

6. Tabung

Makan

78.000

7. Tray telur 27.000

8. Kompor

pemanas

195.000

9. Tabung Gas 33.000

10. Ember 45.000

11. Scorex (alat suntik)

210.000

Jumlah 3.396.750

(8)

34 Penerimaan

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi dengan harga produksi (Suratiyah, 2011: 61). Penerimaan usahatani ternak ayam ras petelur berasal dari penjualan telur, ayam afkir dan kotoran ayam. Rata-rata penerimaan usahatani ternak ayam ras petelur

adalah Rp. 408.744.300,00.

Penerimaan terbesar diperoleh dari penjualan telur ayam sebagai produk utama usahatani ternak ayam ras petelur. Rata-rata produksi, harga jual dan penerimaan usahatani ternak ayam ras petelur di kabupaten magetan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-Rata Produksi, Harga Jual dan Penerimaan Pada Usahatani Ternak Ayam Ras Petelur

No. Keterangan

Rata-rata produksi/Ka ndang/Siklu s

Satuan

Rata-rata harga jual/satuan (Rp)

Rata-rata penerimaan /Kandang /Siklus (Rp)

1. Telur 21.200 Kg 17.800 377.360.000

2. Ayam Afkir 1.791 Kg 17.300 30.984.300

3. Kotoran ayam

100 Karung 4.000 400.000

Total 408.744.300

Sumber: Analisis Data Primer, 2018.

Pendapatan

Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan dengan total biaya mengusahakan (Suratiyah, 2011:61). Rata-rata besar pendpatan yang dipeorleh peternaki dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-Rata Total Pendapatan No. Keterangan

Rata-rata per Kandang per

Siklus (Rp)

1. Penerimaan 408.744.300 2. Biaya 358.652.250 3. Pendapatan 50.092.050 Sumber :Analisis Data Primer, 2018 Besar pendapatan peternak responden tergantung pada penerimaan yang diperoleh dan biaya mengusahakan yang dikeluarkan.

Pendapatan pada tiap peternak responden tidak sama meskipun memiliki populasi ayam ras petelur yang sama. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan komponen

penyusun penerimaan dan biaya antar peternak.

Analisis Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Ayam Ras Petelur di Kabupaten Magetan

Pada penelitian tentang analisis faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan, peneliti telah melakukan penelitian lapang dengan bantuan dan kerjasama dengan pihak dinas beserta peternak terkait. Model fungsi regresi linier berganda faktor- faktor sosial ekonomi adalah sebagai berikut:

Y = -2.463.373.645,779+ 31,283 X1

-2,090 X2 – ,294 X3 - 6,871 X4

+56.925,142 X5 +81.750,915 X6

+5.370,463 X7 +1.448.338,408 X8 + 7.413.508,868 X9 -11.167.883,280 X10

(9)

35 Persamaan Y memiliki konstanta (a) bernilai negatif. Hal tersebut dikarenakan terdapat rentang data antar variabel bebas yang terlalu jauh. Perbedaan rentang data terjadi antara variabel biaya bibit, biaya tenaga kerja, biaya pakan, biaya OVK (Obat, Vaksin dan Kimia) dengan variabel harga jual telur, harga jual ayam afkir, harga jual kotoran ayam serta variabel pendidikan, pengalaman usaha, jumlah tanggungan keluarga. Pada penelitian ini tidak menggunakan variabel bebas berupa jumlah produksi telur, ayam afkir dan kotoran ayam. jumlah produksi tersebut memiliki pengaruh yang terhadap pendapatan (Suratiyah, 2011). Menurut Gujarati (2006) nilai konstanta tidak selalu berarti karena seringkali jangkauan nilai variabel bebas tidak memasukkan angka 0 sebagai salah satu nilai yang diamati.

Pada penelitian ini diberikan batasan pada variabel pengalaman usaha dengan minimal 1 tahun.

Hasil Uji Determinasi (R2)

Besarnya pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur ditunjukkan oleh koefisien determinasi yang telah disesuaikan atau adjusted Rsquare (R2) dan dinyatakan dalam persen.

Berdasarkan hasil uji adjusted Rsquare (R2) diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0, 938 atau (93,8%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (faktor sosial ekonomi) terhadap variabel dependen (pendapatan) sebesar 93,8% yang termasuk dalam katoegori hubungan sangat kuat.

Atau variasi variabel independen

yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 93,8% variasi variabel dependen (pendapatan).

Sedangkan sisanya sebesar 6,2%

dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Hasil uji F menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 <α (0,05).

Kesimpulannya adalah hipotesis H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa variabel biaya bibit ayam, biaya tenaga kerja, harga pakan, biaya OVK (Obat, Vaksin dan Kimia), harga jual telur, harga jual ayam afkir, harga jual kotoran, pendidikan peternak, pengalaman usaha dan jumlah tanggungan keluarga secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan.

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (faktor sossial ekonomi) secara parsial terhadap variabel tidak bebas (pendapatan). Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 9.

Biaya bibit (X1) memiliki nilai signifikansi (Sig.) biaya bibit 0,00<0,05 dan mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 31,283 bernilai positif. Dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.

Artinya “biaya bibit (X1) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur (Y) dan kenaikan satu satuan biaya bibit dapat meningkatkan pendapatan peternak ayam ras petelur sebesar Rp. 31.283,00”.

Biaya tenaga kerja (X2) memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,028<0,05 dan mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 2,090 bernilai negatif.

(10)

36 Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya “biaya tenaga kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur (Y) dan kenaikan satu satuan biaya tenaga kerja akan mengurangi pendapatan sebesar Rp. 2.090,00”.

Biaya pakan (X3) memiliki nilai signifikansi (Sig) 0,00<0,05 dan mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,294 bernilai negatif. Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya “biaya pakan (X3) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur (Y) dan kenaikan satu satuan biaya pakan akan mengurangi pendapatan sebesar Rp. 294,00”.

Biaya OVK (Obat, Vaksin dan Kimia) (X4) memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,11<0,05 dan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 6,871 bernilai negatif. Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya “biaya OVK (X4) berpengaruh signifikan terhadap pedapatan usahatani ternak ayam ras petelur (Y) dan kenaikan satu satuan biaya OVK akan mengurangi pendapatan sebesar Rp. 6.871,00”.

Harga jual telur (X5) memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,01<0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 56.925,142 bernilai positif. Dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha

ditolak. Artinya “harga jual telur (X5) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur dan kenaikan satu satuan harga jual telur akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp. 56.925,00”.

Harga jual afkir (X6) memiliki nilai signifikansi 0,09 < 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 81.750,915 bernilai positif. Dapat

disimpulkan H0 diterima dan Ha

ditolak. Artinya “harga jual afkir (X6) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur dan kenaikan satu satuan harga jual afkir akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp. 81.750,00”.

Harga jual kotoran ayam (X7) memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,250>0,05 dan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 5.370,463 bernilai positif. Dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya

“harga jual kotoran ayam (X7) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan peternak ayam ras petelur”.

Pendidikan (X8) memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,473>0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 14814115,259 bernilai positif. Dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha

ditolak. Artinya “pendidikan (X8) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan peternak ayam ras petelur”.

Pengalaman (X9) memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,00<0,05 dan nilai koefisien regresi 1448338,408 bernilai positif. Dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya pengalaman (X9) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan peternak ayam ras petelur”.

Jumlah tanggungan keluarga (X10) memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,85>0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 11167883,280 bernilai negatif. Dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya

“jumlah tanggungan keluarga (X10) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan peternak ayam ras petelur”.

Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak ada

(11)

37 variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10, yang berarti faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan terbebas dari multikolinearitas.

Pada hasil uji heteroskedastisitas titik-titik tidak membentuk pola tertentu. Titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Oleh karena itu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan terbebas dari heteroskedastisitas.

Tingkat signifikansi pada hasil uji normalitas adalah 0,903. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang artinya data pada penelitian ini terdistribusi normal.

Tabel 9. Hasil Uji t Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Ternak Ayam Ras Petelur di Kabupaten Magetan.

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.463.373.645,779 595.899.863,642 -4,134 ,000

Biaya Bibit 31,283 2,206 1,789 14,179 ,000*

Biaya TK -2,090 ,905 -,111 -2,311 ,028*

Biaya Pakan -,294 ,043 -,858 -6,836 ,000*

Biaya OVK -6,871 2,542 -,287 -2,703 ,011*

Harga jual

Telur 56.925,142 15.734,949 ,155 3,618 ,001*

Harga Jual

ayam Afkir 81.750,915 29.346,509 ,118 2,786 ,009*

Harga Jual

Kotoran 5.370,463 4.578,573 ,057 1,173 ,250ns

Pendidikan 1.448.338,408 1.992.037,982 ,033 ,727 ,473ns Pengalaman 7.413.508,868 1.877.815,175 ,224 3,948 ,000*

Jumlah tanggungan Keluarga

-11.167.883,280 6.261.351,087 -,075 -1,784 ,085ns Sumber : Analisis Data Primer, 2018.

Keterangan:

* : Signifikan pada tingkat kepercayaan 95%

ns : Tidak signifikan SIMPULAN

Rata-rata besar biaya mengusahakan ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan untuk 1 kandang (1000 ekor) dalam 1 siklus (18 bulan) adalah Rp. 358.652.250,00, rata-rata besar

penerimaan usahatani ternak ayam ras petelur adalah Rp.

408.744.300,00/Kandang/Siklus dan rata-rata pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten

Magetan adalah

Rp.50.092.050,00/Kandang/Siklus

(12)

38 Faktor biaya bibit, biaya tenaga kerja, biaya pakan, biaya OVK (Obat, Vaksin dan Kimia), harga jual telur, harga jual ayam afkir dan pengalaman usaha berpengaruh siginifikan terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan. Sedangkan faktor harga jual kotoran ayam, pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur di Kabupaten Magetan.

DAFTAR PUSTAKA

Andri, R, Wati dan A. Suresti.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak Ayam Ras Petelur di Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota. Jurnal Peternakan Indonesia. Vol 3. No 3.

Halaman 205-214.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan. 2017.

Data Ternak Ayam Tahun 2016. Magetan. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan.

Ghozali, Imam. 2008. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, D. 2006. Dasar- Dasar Ekonometrika. Jilid 1. Alih Bahasa Julius Mulyadi.

Erlangga Jakarta.

Ibrahim, ASM. Xu Shiwei. Yu Wen.

2013. The Impact of Social Factors of Rural Households on Livestock Production and Rural Household Income in White Nile States, Sudan.

International Journal Of Agricultural and Food Research. Vol 2, No.4.

Parawansa, Ismaya NR dan Sutiono, 2006. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Ras Petelur di Desa Baji Pa’mai Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros. Jurnal Agrisistem. Vol. 2. No. 1.

Priyatno, D 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate.

Yogyakarta. Penerbit Gava Media

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung.

Alfabeta.

Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik..

Bandung. Tarsito Bandung.

Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usahatani. Jakarta. Penebar Swadaya.

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISWA SMP BERDASARKAN GENDER PADA MATERI PENCEMARAN

tion tests the student's ability to understand short, informal conversations and part of a university lecture. This material is present- ed on recordings. The grammar

Terhadap masalah ini, jika perkawinan putus karena perceraian maka pembagian harta bersama tersebut dapat melalui kompensasi berupa pengembalian oleh pihak yang

Disini peneliti mencoba merangkum dua tinjauan pustaka yang kiranya relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang upaya penguatan kembali brand equity TOA

Kota Bandung. Raya Cibarusah Desa Sindangmulya Kec. Raya Cikarang Cibarusah Sukaresmi, Cikarang Selatan Bekasi 021-8974554-55 Y Y Y 271 Jawa Barat Bekasi Klinik Sapta Mitra Bekasi

Hasil perhitungan analisis finansial menunjukkan bahwa pada tingkat suku bunga 18%, nilai BCR pada penangkaran rusa timor di HP Dramaga selama 10 tahun sebesar 1,42 atau lebih

Untuk melihat pengaruh dari faktor tenaga kerja terdidik, tenaga kerja tidak terdidik, dan realisasi belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi di masing – masing kawasan startegis