SKRIPSI
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET BERBASIS PADA
HARGA SAHAM TERHADAP REAL GROWTH PERUSAHAAN
PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
DITHA SILVIA 110522015
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : DITHA SILVIA
NIM : 110522015
PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI EKSTENSI
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY
SET BERBASIS PADA HARGA SAHAM
TERHADAP REAL GROWTH PERUSAHAAN
PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA
Tanggal :………2013 Ketua Departemen S-1 Akuntansi
(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak)
Tanggal :……….. 2013 Plt. Dekan
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : DITHA SILVIA
NIM : 110522015
PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI EKSTENSI
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY
SET BERBASIS PADA HARGA SAHAM
TERHADAP REAL GROWTH PERUSAHAAN
PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA
Medan, ………... 2013 Menyetujui
Pembimbing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
Telah diuji pada Tanggal
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak
Pembimbing : Dra. Sri Mulyani,M.B.A, Ak
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS)
Berbasis Pada Harga Saham terhadap real growth Perusahaan Real Estate dan
Properties yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis
saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban
akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2013 Yang Membuat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham terhadap real growth perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan populasi sebanyak 40 perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh 28 perusahaan yang dijadikan sampel pada periode 2009 – 2011. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara mengakses data laporan keuangan perusahaan dari website resmi BEI yait
Variabel independen yang diteliti adalah rasio market to book value of equity (MVEBVE), rasio firm value to book value of plant, property, and equipment (VPPE), dan Rasio Firm value to depreciation (VDEP). Sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan asset (PA) dan perumbuhan ekuitas (PE)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dari semua variabel independen berpengaruh terhadap pertumbuhan asset dan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas. Secara parsial semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas. Secara parsial hanya variabel Firm value to depreciation (VDEP) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan asset, sedangkan rasio market to book value of equity (MVEBVE), rasio firm value to book value of plant, property, and equipment (VPPE) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRAK
This Study aims to analyze the influence of investment opportunity set (IOS) based on the share price to the real growth of the companies either simultaneously or partially on the real estate and property companies at Indonesian Stock Exchange (IDX). The sampling method used is purposive sampling method with the population of 40 real estate companies and from properties listed on Indonesia Stock Exchange , 28 companies sampled acquired in the period 2009 – 2011 . the data resource in this study is secondary data obtained by accessing company financial statement from official website of IDX,
Independent variable studied is ratio market to book value of equity (MVEBVE), ratio firm value to book value of plant, property and equipment (VPPE), and ratio firm value to depreciation (VDEP) while the dependent variable is asset growth and equity growth.
The result of this study indicates that all of independent variable simultaneously influence to the asset growth and do not influence to the equity growth. Partially it was only variable firm value to depreciation (VDEP) that significantly influenced to the asset growth, while ratio market to book value of equity (MVEBVE), ratio firm value to book value of plant, property and equipment (VPPE) had no significant effect to the equity growth of real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah
SWT karena hanya berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis berhasil
menyelesaikan skripsi dengan judul ” Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS)
Berbasis Pada Harga Saham terhadap real growth Perusahaan Real Estate dan
Properties yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Adapun tujuan dari penulisan
skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera
Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orangtua penulis,
ayahanda tercinta Drs. Soleh Sirait (Alm), dan ibunda tersayang R. Sitorus yang
tidak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, perhatian, bimbingan, dorongan,
dan doanya kepada penulis. Terima kasih untuk keluarga besarku tercinta atas
cinta, kasih sayang, dan doa serta dukungan semangat yang diberikan selama ini.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa
pengarahan, bimbingan, bantuan dan kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.
1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal
Ja’far, MM, Ak selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak
selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Sri Mulyani,M.B.A, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Dr. Rina Br. Bukit, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembaca penilai yang
telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Pimpinan saya ditempat saya bekerja Bapak Julius Setiadi dan Ibu Stephanie
yang telah memberikan pengertian dan kesempatan untuk saya mengurus
skripsi sampai selasai.
7. Teman-teman dari Akuntansi Ekstensi angkatan 2011 yang telah memberikan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan teman – teman
sekantorku ”Aquarium Girls” (Kak Ihdina Irmaya, Kak Kiki, Kak Reny, Kak
Nina, Yuli dan Widya) atas dukungan dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi
ini. Untuk itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.
Medan, Pebruari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 6
1.3.Pembatasan Masalah ... 7
1.4.Rumusan Masalah ... 7
1.5.Tujuan Penelitian ... 8
1.6.Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Investasi ... 10
2.1.1. Defenisi Investasi ... 10
2.1.2. Tujuan Investasi ... 11
2.1.3. Analisis Investasi ... 11
2.2. Saham ... 12
2.2.1 Pengertian saham ... 12
2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Harga saham ... 13
2.2.3 Risiko dan Return Saham ... 14
2.3. Investment Opportunity Set ... 16
2.3.1 Pengertian Investment Opportunity Set ... 16
2.3.2 Real Growth ... 22
2.3.3 Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis pada Harga Saham terhadap Real Growth Perusahaan ... 23
2.4Penelitian Terdahulu ... 25
2.5Kerangka Koseptual ... 29
2.6Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 36
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.6 T eknik Analisis Data ... 40
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 40
3.7.2 Uji Parsial (t –tes)... 44
3.7.3 Uji SIgnifikan Simultan (Uji F) ... 44
3.8 Analisis Koefisien Determinasi ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45
4.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 49
4.2.1 Uji Normalitas Data ... 49
4.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 55
4.2.3 Uji Autokorealsi ... 57
4.2.4 Uji Multikolinieritas ... 58
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 64
4.3.1 Model Regresi Linier Berganda ... 64
4.3.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 68
4.3.3 Uji Signifikan Parsial (t – test ) ... 70
4.3.4 Uji Signifikan Simultan ... 73
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84
5.1Kesimpulan ... 84
5.2Keterbatasan Penelitian ... 85
5.3Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 87
DAFTAR TABEL
Keterangan Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 27
Tabel 3.1 JumlahSampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel ... 34
Tabel 3.2 Daftar Sempel Penelitian ... 35
Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Korelasi ... 43
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 45
Tabel 4.2 Uji Normalitas Pada Variabel Dependen PA (Data Murni) .. 50
Tabel 4.3 Uji Normalitas Pada Variabel Dependen P E (Data Asli) ... 52
Tabel 4.4 Uji Normalitas Pada Variabel Dependen LN_PA ... 54
Tabel 4.5 Uji Normalitas Pada Variabel Dependen LN_PE ... 55
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi (Ln_PA) ... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi (Ln_PE) ... 58
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas (Ln_PA) ... 58 Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas (Ln_PE) ... 60
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif (Ln) ... 59
Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Hipotesis 1 ... 65
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Hipotesis 2 ... 67
Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Determinasi 1 ... 68
Tabel 4.14 Hasil Analisis Koefisien Determinasi 2 ... 69
Tabel 4.15 Uji Parsial Hipotesis 1(t –test) ... 70
Tabel 4.16 Uji Parsial Hipotesis 2 ... 72
Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis 1 ... 74
DAFTAR GAMBAR
Keterangan Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 32
Gambar 4.1 Normal P-P Plot Dependen Variabel PA ... 50
Gambar 4.2 Normal P-P plot Dependen Variabel PE ... 51
Gambar 4.3 Normal P-P Plot Dependen Variabel LN_PA ... 53
Gambar 4.4 Normal P-P Plot Dependen Variabel LN_PE ... 53
Gambar 4.5 Grafik Scatterplot LN_PA ... 55
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham terhadap real growth perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan populasi sebanyak 40 perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh 28 perusahaan yang dijadikan sampel pada periode 2009 – 2011. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara mengakses data laporan keuangan perusahaan dari website resmi BEI yait
Variabel independen yang diteliti adalah rasio market to book value of equity (MVEBVE), rasio firm value to book value of plant, property, and equipment (VPPE), dan Rasio Firm value to depreciation (VDEP). Sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan asset (PA) dan perumbuhan ekuitas (PE)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dari semua variabel independen berpengaruh terhadap pertumbuhan asset dan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas. Secara parsial semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas. Secara parsial hanya variabel Firm value to depreciation (VDEP) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan asset, sedangkan rasio market to book value of equity (MVEBVE), rasio firm value to book value of plant, property, and equipment (VPPE) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRAK
This Study aims to analyze the influence of investment opportunity set (IOS) based on the share price to the real growth of the companies either simultaneously or partially on the real estate and property companies at Indonesian Stock Exchange (IDX). The sampling method used is purposive sampling method with the population of 40 real estate companies and from properties listed on Indonesia Stock Exchange , 28 companies sampled acquired in the period 2009 – 2011 . the data resource in this study is secondary data obtained by accessing company financial statement from official website of IDX,
Independent variable studied is ratio market to book value of equity (MVEBVE), ratio firm value to book value of plant, property and equipment (VPPE), and ratio firm value to depreciation (VDEP) while the dependent variable is asset growth and equity growth.
The result of this study indicates that all of independent variable simultaneously influence to the asset growth and do not influence to the equity growth. Partially it was only variable firm value to depreciation (VDEP) that significantly influenced to the asset growth, while ratio market to book value of equity (MVEBVE), ratio firm value to book value of plant, property and equipment (VPPE) had no significant effect to the equity growth of real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX).
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Setiap entitas bisnis dalam menjalankan usahanya selalu memiliki harapan
untuk tetap going concern . Pertumbuhan perusahaan menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk mempertahan posisi usahanya dalam perkembangan ekonomi
dan industri di dalam perekonomian dimana perusahaan tersebut beroperasi.
Pertumbuhan perusahaan secara sederhana dapat diartikan sebagai tingkat
keuntungan perusahaan atau seberapa besar perusahaan dapat memberikan imbal
hasil kepada para investornya dan adanya kemapuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban kepada para kreditur.
Pertumbuhan perusahaan sangat fluktuatif, adakalanya bertumbuh pesat
dan adakalanya mengalami penurunan. Para stakeholders perusahaan, khususnya
para pemegang saham menginginkan perusahaan menjadi besar. Menurut Hartono
(2004) suatu perusahaan dapat dikatakan bertumbuh apabila terjadi pertumbuhan
nilai aktiva, peningkatan laba, peningkatan penjualan, dan peningkatan nilai
perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan
oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan
seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan yang selalu meningkat serta
bertambahnya nilai asset perusahaan diharapkan tercapai sesuai dengan ekspektasi
perusahaan. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif
bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan
prospek yang menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan diharapkan akan
memberikan return yang tinggi. Semakin banyak peluang dalam berinvestasi
maka peluang perusahaan untuk tumbuh semakin besar. Investasi dilakukan
sebagai alat untuk memperoleh nilai tambah dimasa yang akan datang. Misalkan
saja, perusahaan ingin melakukan investasi keuangan yaitu dengan membeli suatu
asset yang diharapkan dapat dijual kembali dengan nilai jual yang lebih tinggi
dimasa yang akan datang. Menurut Tandelilin (2001) investasi juga bertujuan
untuk mempersiapkan masa depan melalui perencanaan kebutuhan yang
disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini. Dengan demikian terdapat dua
hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi, yang pertama adanya
kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum mampu untuk dipenuhi
saat ini dan yang kedua adanya keinginan untuk menambah nilai asset dan adanya
kebutuhan untuk melindungi nilai asset yang sudah dimiliki.
Dalam bidang akuntansi dan keuangan saat ini, penilaian untuk suatu
perusahaan masih sangat beragam. Ada pihak yang beranggapan bahwa nilai suatu
perusahaan ditunjukkan dalam kinerja laporan keuangan perusahaan. Namun ada
pula yang memandang bahwa nilai suatu perusahaan juga tercermin dari nilai
investasi yang akan dikeluarkan di masa mendatang. Informasi keuangan dari
kegiatan ekonomi masa lalu (historical) dalam laporan keuangan digunakan
sebagian pihak sebagai dasar untuk menilai perusahaan, namun hal ini hanya
dapat menilai perusahaan berdasarkan nilai bukunya. Sementara pihak lain
memandang nilai perusahaan bukan hanya dari asset yang mereka miliki tapi juga
dapat menghasilkan keuntungan di masa datang merupakan kesempatan
bertumbuh bagi perusahaan yang akan menaikkan nilai perusahaan.
Menurut Gaver dan Gaver (2003) nilai perusahaan dijelaskan sebagai
sebuah kombinasi antara asset in place (asset yang dimiliki) dengan investment
options (pilihan investasi) di masa depan. Dimana nilai investment options ini
tergantung pada discretionary expenditure yang dikeluarkan oleh manajer di masa
depan, sedangkan asset in place tidak memerlukan investasi semacam itu. Pilihan
– pilihan investasi ini kemudian dikenal dengan istilah Investment Opportunity Set
(IOS). Pilihan – pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan imbal hasil
yang lebih tinggi dan besarannya tergantung pada pengeluaran – pengeluaran
yang ditetapkan oleh manajemen di masa yang akan datang (Saputro, 2003).
Asosiasi antara IOS dan kinerja manajemen tercermin pada pertumbuhan nilai
perusahaan yang dikelola manajemen (Surbekti dan Kusuma, 2001). Realisasi
pertumbuhan ini ditunjukkan melalui pertumbuhan nilai buku aktiva, penjualan,
laba, dan nilai buku perusahaan (Kallapur dan Trombley, 1999 dalam Utami,
2007). Nilai IOS suatu perusahaan juga mempengaruhi keputusan kebijakan
perusahaan.
Menurut Smith dan Watts dalam Setirani (2006) peluang pertumbuhan
perusahaan tersebut terlihat pada kesempatan investasi yang diprediksikan dengan
berbagai macam kombinasi nilai set kesempatan investasi atau Investment
Opportunity Set (IOS). Konsep IOS, yang pertama diungkapkan oleh Myer (1977)
dalam hendarno (2008), memiliki peranan penting dalam pasar modal karena
ekspektasi kekayaan pemegang saham. Kesempatan bertumbuh yang diukur
dengan investment opportunity set dipengaruhi oleh keunggulan perusahaan dalam
bentuk reputasi perusahaan, jenis perusahaan multinasional, size dan profitabilitas
perusahaan, sedangkan keterbatasan perusahaan dalam bentuk leverage dan risiko
sistematis.
Pengukuran IOS beragam baik yang menggunakan faktor tunggal maupun
dengan menggunakan kombinasi beberapa faktor. Sebagian besar menggunakan
ukuran data-data pasar modal dalam menghitung IOS karena lebih banyak
menggunakan ukuran harga saham dan market value of equity sebagai proksi dari
IOS. IOS dapat diamati dari pertumbuhan nilai buku perusahaan di masa
mendatang. Nilai perusahaan di masa mendatang akan tercermin dari harga
saham, karena harga saham mencerminkan present value dari arus kas di masa
mendatang yang akan diterima investor. IOS dapat digunakan untuk memprediksi
pertumbuhan perusahaan. Proksi IOS dinyatakan sebagai proksi yang valid
sebagai proksi pertumbuhan, jika proksi tersebut dapat digunakan sebagai sinyal
kondisi perusahaan emiten. Berbagai penelitian tentang IOS menunjukkan bahwa
IOS merupakan proksi realisasi pertumbuhan perusahaan yang berhubungan
dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan. Sami at al. dalam Prassetyo
(2000) menunjukkan bahwa teori IOS memiliki explanatory power yang lebih
tinggi dalam hal kebijakan pendanaan dan kompensasi dari pada aspek dividen.
IOS memiliki bentuk yang bervariasi dan di klasifikasikan menjadi empat tipe
yaitu investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham, IOS berbasis
gabungan. Disini Peneliti hanya meneliti investment opportunity set (IOS) yang
berbasis pada harga saham yang diukur dengan menggunakan rasio market value
equity to book value equity (MVEBVE), rasio tobin’q, rasio value to depreciation
expense (VDEP) dan rasio firm value to book value of plan, property and
equipment (VPPE).
IOS berbasis pada investasi diukur dengan menggunakan rasio investment
to net sales (IONS), Rasio capital expenditure to market value to asset
(CAPBVA), dan rasio capital expenditure to market value to asset (CAPMVA).
IOS berbasis varian diukur dengan menggunakan varian return (VARRET) dan
beta asset (BETA). Nilai investment opportunity set (IOS) dihitung dengan
kombinasi berbagai jenis rasio yang mengimplikasikan nilai aktiva ditempat
(berupa nilai buku aktiva maupun ekuitas perusahaan) dan nilai kesempatan yang
tumbuh suatu perusahaan di masa depan (berupa nilai pasar perusahaan).
Berbagai penelitian tentang IOS telah berhasil membuktikan bahwa IOS
merupakan proksi realisasi pertumbuhan perusahaan dan berhubungan dengan
berbagai variabel kebijakan perusahaan, diantaranya yaitu kebijakan pendanaan
atau struktur utang, kebijakan leasing, dan kebijakan kompensasi. Realisasi
pertumbuhan memiliki empat ukuran yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan
laba, pertumbuhan nilai buku ekuitas dan pertumbuhan asset.
Penelitian ini merujuk pada penelitian Irene (2008) yang berjudul
“pengaruh Investment opportunity set terhadap pertumbuhan perusahaan dan
return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”
menguji apakah terdapat pengaruh antara IOS dengan pertumbuhan perusahaan
dan return saham pada perusahaan manufaktur dengan hasil penelitian tersebut
adalah investment opportunity set (IOS) memiliki pengaruh pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan dan return saham di bursa efek
Jakarta tahun 2005-2007.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
penelitian ini penulis meneliti pengaruh Investment opportunity set berbasis pada
harga saham terhadap real growth pada perusahaan properties dan real estate
dengan periode penelitian 2009-2011 dan dengan menambah variabel real growth
yang lain. Yang dimaksud dengan real growth dalam penelitian ini adalah
realisasi pertumbuhan perusahaan. Variabel real growth yang diteliti adalah
pertumbuhan ekuitas dan pertumbuhan asset perusahaan pada perusahaan
properties dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2009- 2011.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh investment opportunity set (IOS) terhadap real
growth perusahaan dengan judul: “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS)
Berbasis Pada Harga Saham terhadap real growth Perusahaan Properties Dan Real
Estate Di Bursa Efek Indonesia.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarakan latar belakang masalah tersebut diatas, penulis dapat
1. Bagaimana tingkat investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga
saham yang diukur dengan rasio market to book value of equity
(MVEBVE), rasio firm value to book value of plant, property, and
Equipment (VPPE), dan rasio firm value to depreciation (VDEP) pada
perusahaan real estate dan property di BEI periode 2009-2011.
2. Bagaimana tingkat pertumbuhan nilai buku ekuitas dan pertumbuhan asset
pada perusahaan real estate dan property di BEI periode 2009-2011.
3. Seberapa besar pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) berbasis pada
harga saham yang diukur dengan MVEBVE, VPPE. Dan VDEP terhadap
pertumbuhan ekuitas dan pertumbuhan asset pada perusahaan real estate
dan property di BEI 2009-2011.
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka penelitian
ini di batasi pada pengaruh tingkat investment opportunity set (IOS) berbasis pada
harga saham yang diukur dengan menggunakan rasio MVEBVE, rasio VPPE, dan
rasio VDEP terhadap real growth pada perusahan real estate dan property di BEI
periode 2009-2011.
1.4Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang sudah diuraikan di atas, yang menjadi
1. Apakah investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham
berpengaruh terhadap pertumbuhan asset perusahaan real estate dan
properti?
2. Apakah investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas perusahaan real estate dan
properti?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh investment opportunity set
(IOS) berbasis pada harga saham terhadap pertumbuhan asset perusahaan
real estate dan properti.
2. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh investment opportunity set
(IOS) berbasis pada harga saham terhadap pertumbuhan ekuitas
perusahaan real estate dan properti.
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi Peneliti
Menambah pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh IOS
mengetahui kemampuan opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham
dalam memprediksikan pertumbuhan perusahaan.
2. Bagi Perusahaan, untuk membantu perusahaan dalam memprediksi
pertumbuhan di masa yang akan datang.
3. Bagi peneliti selanjutnya, memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi
bahan referensi terutama untuk pengkajian topik-topik mengenai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Investasi
2.1.1 Definisi Investasi
Menurut Halim (2005:4) investasi pada hakikatnya merupakan
penempatan sejumlah dan pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan dimasa mendatang. Pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu : investasi pada asset-asset finansial (financial asset) dan investasi
pada asset-asset riil (real asset).
Menurut Tandelilin (2010:2) Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Menurut Jogiyanto (2003:5) mendefinisikan investasi sebagai berikut : “Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam
produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu.
Dengan kata lain, penulis dapat menyimpulkan bahwa investasi itu adalah suatu komitmen keuangan untuk mengorbankan konsumsi sekarang dengan tujuan mengharapkan tingkat pengembalian atas investasi tersebut secara positif di masa datang sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Investasi dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada asset real seperti: tanah, emas, rumah, dan asset real lainnya atau pada asset finansial seperti : deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
Untuk melakukan investasi di pasar modal selain diperlukan dana, diperlukan
pengalaman dalam berinvestasi. Apabila suatu investasi perusahaan sebagian
besar didanai dari internal equity, maka akan mempengaruhi besarnya dividen
yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Semakin besar investasi yang
dilakukan maka semakin berkurang dividen yang akan dibagikan. Sebaliknya bagi
perusahaan yang cenderung menggunakan sumber dana dari luar untuk mendanai
tambahan investasi akan membagikan dividen yang lebih besar.
2.1.2 Tujuan Investasi
Menurut Tandelilin (2010:8) ada beberapa alasan mengapa seseorang
melakukan investasi, diantaranya yaitu :
1. Untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak di masa datang.
Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatnnya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi . dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarikan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atauhak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan.
2.1.3 Analisis Investasi
Ketika investor hendak melakukan investasi maka investor akan
melakukan analisis investasi terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Tujuan
analisis ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (misspriced),
(2005:5) ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis,
yaitu :
1. Pendekatan Fundamental
Pendekatan ini berdasarkan informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. Karena kinerja emiten dipengaruhi oleh sektor industri dimana perusahaan tersebut berada dan perekonomian secara makro, maka untuk memperkirakan prospek harga sahamnya dimasa mendatang harus dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Jadi analisis ini dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor indutri lainnya, akhirnya dilakukan investasi terhadapkinerjanya dan saham yang diterbitkannya.
2. Pendekatan teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham dimasa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham dimasa mendatang. Dengan analisis ini para analis memperkirakan pergeseran penawarn (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek, serta mereka berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan. Namun demikian, analisis ini lebih mudah dan cepat disbanding analisis fundamental, karena dapat secara simultan diterapkan pada beberapa saham. Oleh karena itu,analisis teknikal mendasarkan diri pada premis bahwa harga saham itu tergantung pada penawaran dan permintaan saham itu sendiri.
2.2 Saham
2.2.1 Pengertian Saham
Saham merupakan surat berharga sebagai tanda penyertaan modal pada
suatu perseroan terbatas (Anoraga dan Pakarti, 2003:55), dengan memiliki saham
suatu perusahaan, maka manfaat yang diperoleh antara lain, yaitu :
a. Dividen, bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham
b. Capital Gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual saham dengan harga belinya.
Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa saham adalah
seftifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang
saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham
preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak
klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu.
Saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa, karena
jumlahnya yang sedikit.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap waktunya. Dalam
melakukan investasi pada pasar modal khususnya saham, perubahan harga saham
menjadi perhatian penting bagi investor selain kondisi emiten dan keadaan
perekonomiannya. Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi di
pasar modal adalah harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan
dan penawaran pasar. Jadi harga saham yang digunakan bukanlah harga nominal
dari saham tersebut.
Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham. Menurut Alwi (2003:87) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pergeraka
2.2.2.1.1 Faktor Internal (Lingkungan mikro)
2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan denga
3. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.
4. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.
5. Pengumumainvestment annuncements), seperti
melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya.
6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.
2.2.2.1.2 Faktor eksternal (Lingkungan makro)
1. Pengumuman dari pemerintah seperti
berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.
4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi
merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.
5. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.
2.2.3 Risiko dan Return Saham
Dalam manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan
antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return- ER) dengan
tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya
Menurut Sundjaja dan Inge Berlian (2003:64 ), risiko adalah kemungkinan
adanya kerugian atau variabilitas pendapatan dihubungkan dengan aktiva tertentu,
Pengertian ini diperjelas lagi oleh Jogiyanto (2003:108 ) yang menyatakan bahwa
risiko adalah variabilitas return terhadap return yang diharapakan, dimana risiko
sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang
diterima dengan yang diekspektasi.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa risiko adalah suatu
kemungkinan terjadinya kerugian atas sejumlah dana yang diinvestasikan dan
tidak sesuai dengan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor.
Return saham adalah imbalan yang diperoleh dari investasi sehingga
Return merupakan motivasi bagi investor dalam melakukan investasi. Menurut
Husnan (2000:204), Return adalah keuntungan investasi atau pendapatan yang
diterima dari selisih lebih investasi yang dilakukan sedangkan keuntungan yang
diharapkan merupakan rata-rata tertimbang dari pendapatan historis yang
tercermin dari rata-rata profitabilitas tingkat keuntungan.
Menurut Halim (2005:34) return dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengembalian yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan pengembalian yang diharapkan (expected return – ER) akan diperoleh investor di masa depan.
Komponen pengembalian meliputi :
1. Untung/rugi modal (capital gain/loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) diatas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder.
2. Imbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield
dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan.
Menurut Jogiyanto (2003:109 ), return saham dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realiasasi penting karna digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return
historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa mendatang.
Dalam return realisasi ada beberapa pengukuran yang sering digunakan, antara lain:
a. Return total b. Relative return c. Kumulatif return d. Return yang disesuaikan 2. Return ekspektasi
Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Return ekspektasi sifatnya belum terjadi yang terdiri dari capital gain dan yield.
3. Abnormal Return
Abnormal Return atau excess return merupakan kelebihan dari return realisasi terhadap return ekspekatasi. Salah satu cara yang digunakan untuk menghitung abnormal return adalah dengan menggunakan market adjusted model (model disesuikan pasar) pertimbangan yang digunakan model ini adalah adanya asumsi bahwa penduga tertarik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada periode tersebut.
2.3 Investment Opportunity Set (IOS)
2.3.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS)
Istilah Investment Opportunity Set (IOS) pertama kali dikemukakan oleh
Myers (1976) dalam Utami (2007) yang menjelaskan bahwa IOS merupakan
keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (assets in place)
dan pilihan pertumbuhan pada masa yang akan datang dengan Net Present Value
(NPV) positif. Menurut Kallapur dan Trombley (2001) dalam Utami (2007)
pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size-nya,
sementara IOS merupakan opsi untuk berinvestasi pada suatu proyek yang
dapat meningkatkan size perusahaan, sedangkan tidak semua growth opportunities
mampu menghasilkan net present value positif. Pendapat ini juga diperjelas oleh
Kole (1991), dalam Gaver & Gaver (2003) yang menyatakan bahwa nilai IOS
tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa
yang akan datang (future discretionary expenditure) yang pada saat ini merupakan
pilihan – pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih
besar dari biaya modal (cost of equity) dan dapat menghasilkan keuntungan.
Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun
seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan
investasi di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan
kesempatan investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih
tinggi dibandingkan nilai kesempatan yang hilang. Nilai kesempatan investasi
merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat
investasi di masa mendatang. Pilihan-pilihan investasi di masa yang akan datang
ini kemudian dikenal dengan set kesempatan investasi atau investment
opportunity set (IOS).
Smith & Watts dan Kester dalam Gaver & Gaver yang dikutip Jati (2003),
menyatakan bahwa dalam membuat keputusan investasi dan employment setiap
perusahaan dapat menginvestasikan dalam bentuk modal fisik dan sumber daya
manusia secara khas. Investasi spesifik perusahaan tersebut mengakibatkan
adanya variasi dalam kesempatan investasi yang prospektif serta ekspektasi
distribusi hasil dari kesempatan investasi tersebut. Perbedaan keputusan investasi
mengakibatkan IOS sangat bervariasi secara cross-sectional antar perusahaan
(Gaver & Gaver dalam Nugroho dan Hartono, 2002).
Kesempatan investasi atau Investment Opportunity terbuka jika perusahaan
mampu menghasilkan margin laba yang tinggi secara konsisiten, dan memiliki
kinerja keuangan yang baik, sehingga perusahaan dapat menginvestasikan
kembali laba yang diperoleh perusahaan ke proyek-proyek yang dianggap
memiliki nilai tambah positif dimasa yang akan datang.
Menurut Gaver dan Gaver (2003) opsi investasi masa depan tidak semata – mata ditunjukkan dengan adanya proyek – proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Pilihan – pilihan pertumbuhan (growth Option) bagi suatu perusahaan merupakan sesuatu yang secara melekat bersifat tidak dapat diobservasi . (inherently unobservable). Karena sifatnya yang tidak dapat diobservasi, IOS memerlukan sebuah proksi.
Beberapa proksi IOS telah digunakan dalam bidang akuntansi dan
keuangan untuk memahami pemikiran IOS (Myers dalam Subekti dan
Kusuma,2000). Kallapur dan Trombley, yang dikutip Prassetyo (2000),
menyatakan bahwa proksi-proksi tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu:
2.3.1.1Proksi IOS berbasis pada harga saham
Investment Opportunity Set (IOS) berbasis pada harga saham ini
mendasarkan pada perbedaan antara asset dan nilai pasar saham. Jadi proksi ini
sangat tergantung pada harga saham. Proksi ini mendasarkan pada suatu ide yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan
akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif dari aktiva-aktiva yang
dimiliki (assets in place). Perbedaan harga saham ini hanya terjadi bila pasar
saham adalah efisien semi kuat secara keputusan, yaitu investor dapat merespon
secara tepat atas informasi yang tersedia secara penuh di pasar modal. IOS yang
didasari pada harga saham akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva
yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio – rasio yang digunakan dalam
penelitian ini yang berkaitan dengan proksi pasar adalah sebagai berikut :
a. Rasio market to book value of equity (MVEBVE)
Rasio ini mencerminkan bahwa pasar menilai return dari investasi
perusahaan dimasa depan akan lebih besar dari return return yang diharapkan dari
ekuitasnya (Smith dan Watts; 1992, Hartono; 1999). Perusahaan yang mempunyai
rasio market to book value of equity (MVEBVE) yang tinggi akan memiliki
pertumbuhan aktiva dan ekuitas yang besar. market to book value of equity dapat
dihitung dengan mengggunakan rumus :
Total ekuitas
Lembar saham yang bredar x Harga penutupan saham
b. Rasio firm value to depreciation expense (VDEP)
Rasio ini menunjukkan seberapa besarnya pengurangan asset in place.
Semakin besar rasio ini menunjukkan adanya kesempatan invesatasi. Rasio firm
value to depreciation expense ini dapat dihitung dengan rumus:
Biaya Depresiasi
c. Rasio firm value to book value of PPE (VPPE)
Rasio firm value to property, plant and equipment digunakan dengan
didasari alasan bahwa property, plant and equipment (PPE) dapat menunjukkan
adanya investasi aktiva tetap yang produktif (Subekti, 2000).
Komposisi PPE yang besar dan struktur aktiva dapat menunjukkan adanya
potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan. Rasio ini dapat diukur dengan
menggunakan rumus. :
Total aktiva Net
Total Asset – Total ekuitas + (Lembar saham yang beredar x harga penutupan saham)
2.3.1.2Proksi IOS berbasis pada investasi
Merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan
investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan.
Rasio – rasio yang sering digunakan oleh para peneliti antara lain:
a. Rasio investment to net sales (IONS)
Menurut hartono (1999) dalam Hendarno (2008) Rasio investment to net
sales menggunakan investasi modala sesungguhnya sebagai suatu ukuran nilai
buku gross property, plant, dan equipment . Nilai gross property, plant, dan
equipment menunjukkan asset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dikur dengan
menggunakan rumus:
Investasi Penjualan Bersih
b. Rasio capital expenditure to book value asset (CAPBVA)
Rasio ini menunjukkan adanya aliran tambahan modal saham perusahaan.
Total Asset
Nilai Buku Aktiva Tetapt – Nilai Buku Aktiva Tetap t-1
c. Rasio capital expenditure to market value of Assets (CAPMVA)
Sama dengan rasio CAPBVA, rasio ini menunjukkan adanya aliran
tambahan modal perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Nilai Buku Aktiva Tetapt – Nilai Buku Aktiva Tetap t-1
Total Asset – Total Kuitas + (Lembar Saham Yang Beredar X Harga Penutupan Saham
2.3.1.3Proksi IOS berbasis pada varian ( variance measurement)
Merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi
lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan
besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari
peningkatan aktiva. Ukuran yang digunakan dalam beberapa penelitian
diantaranya:
a. Varian return (VARRET)
Varian return yang digunakan untuk menilai return dari IOS perusahaan.
Varian return ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
[(Harga Penutupan Saham x Lembar Saham Beredar) +Deviden+Biaya Bunga] Total Asset – Total Kuitas + (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham)
b. Beta asset (BETA)
Beta asset digunakan untuk menilai risiko dari IOS perusahaan. Beta asset
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2.3.2 Real Growth
Menurut Kallapur dan Trombley (2001) dalam Evana (2009) pertumbuhan
merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan sizenya. real growth
yang dimaksudkan disini adalah realisasi pertumbuhan. Menurut Kallapur dan
Trombley dalam Hendarno (2008), realisasi pertumbuhan perusahaan ditunjukkan
dalam pertumbuhan nilai buku aktiva dan nilai buku perusahaan. Pertumbuhan
sebagai basis pengujian investment oppportinity set (IOS) adalah realisasi
pertumbuhan penjualan, laba, nilai buku total ekuitas dan nilai buku asset.
Pengukuran growth yang banyak digunakan adalah pertumbuhan laba,
pertumbuhan penjualan, atau diwakili dengan nilai pasar dibagi dengan nilai buku
Hartono (2003:473)
Pertumbuhan perusahaan akan mempengaruhi sejumlah kebijakan yang
dibuat oleh perusahaan. Perusahaan yang pertumbuhannya tinggi dengan
pendapatan yang besar memungkinkan untuk membayar dividen yang rendah
karena mereka mempunyai kesempatan yang profitable dalam menandai
investasinya secara internal sehingga perusahaan tidak tergoda untuk membayar
bagian yang lebih besar labanya kepada pihak luar.
Menurut Julianto (2003:74), realisasi pertumbuhan terbagi menjadi empat
bagian yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba, pertumbuhan nilai buku
ekuitas dan pertumbuhan asset.
Pada saat pertumbuhan penjualan relative tinggi , hal ini menandakan
bahwa produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut dapat diterima oleh
pasar. Pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut:
total penjualan bersiht-1
Total penjualan bersiht – total penjualan bersiht-1
2.3.2.2Pertumbuhan laba
Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut:
Laba t-1
Labat - Laba t-1
2.3.2.3Pertumbuhan nilai Buku ekuitas
Pertumbuhan nilai buku ekuitas dapat dihitung dengan rumus sebagi
berikut:
Total Ekuitas t-1
Total Ekuitast - Total Ekuitas t-1
2.3.2.4Pertumbuhan Asset
Pertumbuhan asset dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut:
Total Asset t-1
Total Assett - Total Asset t-1
2.3.3 Pengaruh Investment Opportnity Set (IOS) Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan
Menurut Kallapur dan Trombley (2001) Invesment Opportunity Set (IOS)
berbasis harga saham merupakan investasi yang menunjukkan propek
pertumbuhan perusahaan yang dinilai berdasarkan harga pasar dan secara parsial
nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva – aktiva yang dimiliki
(asset in place). IOS yang didasari pada harga saham akan berbentuk suatu rasio
sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan.
Pada pasar yang efisiensi secara semi kuat, harga saham akan
merefleksikan secara penuh atas informasi yang tersedia di pasar saham. Oleh
karena itu, pasar seharusnya bereaksi secara berbeda terhadap informasi antara
perusahaan yang tumbuh dan perusahaan yang tidak tumbuh. Perbedaan harga
saham ini hanya terjadi bila pasar saham adalah efisien semi kuat secara
keputusan, yaitu investor dapat merespon secara tepat atas informasi yang tersedia
secara penuh di pasar modal.
Menurut Hartono (2000) efisiensi pasar secara keputusan
mempertimbangkan dua faktor yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan
pelaku pasar yaitu investor dapat merespon secara tepat informasi yang tersedia
secara penuh di pasar modal.
Perbedaan harga saham antara perusahaan yang bertumbuh dan yang tidak
bertumbuh sesuai dengan salah satu dasar pembentukan harga saham yang yakin
bahwa harga saham terjadi karena aliran laba atau kas masa depan yang dinilai
sekarang. (Foster : 2006). Perusahaan yang bertumbuh mempunyai aliran laba dan
kas masa depan lebih besar dibanding dengan perusahaan yang tidak bertumbuh
(Gaver dan Gaver, 2003; Kallapur dan Trombley, 2000; Prassetyo, 2000; dan
Surbekti dan Kusuma, 2002) .
Indikasi adanya perusahan yang bertumbuh merupakan informasi yang
yang bertumbuh dengan return saham sebagai reaksi pasar dapat diuji melalui
besarnya abnormal return kumulatif di sekitar tanggal pengumuman laporan
keuangan dan hanya bersifat sementara waktu saja. Semakin efisien suatu pasar
maka semakin cepat atau semakin sedikit waktunya investor dapat memperoleh
abnormal return (Surbekti dan Kusuma,2002)
2.4 Penelitian Terdahulu
Hendarno (2008) meneliti tentang korelasi invesment opportunity set (ios)
berbasis harga saham terhadap real growth perusahaan manufaktur. Variabel
dependennya adalah Real Growth sedangkan variabel Invesment Opportunity Set
(IOS). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Ada 30
perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2004 -2006 yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara investment opportunity set berbasis harga saham
terhadap pertumbuhan penjualan.
Sukma Lestari (2008) meneliti tentang pengaruh investment opportinity
set terhadap pertumbuhan perusahaan dan return saham pada perusahaan
manufaktur. Variabel dependennya adalah pertumbuhan perusahaan dan return
saham. Sedangkan variabel independen adalah Invesment Opportunity Set (IOS).
Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Ada 109
perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2005 -2007 yang dijadikan
investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap return saham dan
pertumbuhan perusahan manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Kusuma (2008) meneliti tentang investment opportunity set (ios) dan
realisasi pertumbuhan perusahaan dalam menerapkan kebijakan pendanaan dan
kebijakan dividen. Variabel dependennya yaitu kebijakan pendanaan dan
kebijakan deviden. Sedangkan variabel independennya yaitu pertumbuhan
perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Ada
116 perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2003 – 2007 yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitiannya menunjukkan
hubungan antara proksi-proksi IOS dengan proksi-proksi realisasi pertumbuhan,
baik untuk perusahaan yang tumbuh dan perusahaan yang tidak tumbuh. Hasil
penelitiannya juga menunjukkan perbedaan rata-rata mengenai kebijakan
pendanaan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh.
Prasetyo (2009) meneliti tentang pengaruh investment opportinity set (ios)
berbasis pada harga saham terhadap real growth perusahaan di bursa efek
indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Ada 50
perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2007 -2008 yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investment
opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan asset perusahaan dan pertumbuhan laba perusahaan manufaktur
tetapi Investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham berpengaruh
Putri (2011) meneliti tentang pengaruh Investment Opportunity Set dan
Profitabilitas terhadap return saham dan kebijakan deviden pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Metode analisis yang digunakan adalah regresi
linear berganda. Ada 37 perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2006
-2009 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan Investment Opportunity
Set berdasarkan harga, berdasarkan varian, dan Profitabilitas terhadap return
saham dan kebijak dividen perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
[image:42.595.125.503.359.753.2]Indonesia.
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
No
Peneliti Judul Variabel Hasil Peneliti
1 Hendro Hendarno (2008) Korelasi Invesment Opportunity Set (IOS) Berbasis Harga Saham terhadap Real Growth Perusahaan di BEI. Variabel dependen: Real Growth Variabel independen: Invesment Opportunity Set (IOS)
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara investment opportunity set berbasis harga saham terhadap pertumbuhan penjualan. 2 Irene Sukma Lestari Barus (2008) Pengaruh Investment Opportinity Set Terhadap Pertumbuhan Perusahaan dan Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Periode Penelitian 2005 – 2007 )
Variabel dependen: Pertumbuhan Perusahaan dan Return Saham Variabel independen: Invesment Opportunity Set (IOS)
Secara simultan
investment
opportunity set
berpengaruh signifikan
terhadap return
saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ. Secara simultan
investment
opportunity set
signifikan terhadap pertumbuhan perusahan
manufaktur yang terdaftar di BEJ
3
Kusuma (2008)
Investment
Opportunity Set
(Ios) dan Realisasi Pertumbuhan Perusahaan Dalam Menerapkan Kebijakan Pendanaan Dan Kebijakan Dividen.
Studi Kasus Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia
(2004 – 2007)
Variabel dependen: kebijakan pendanaan dan kebijakan deviden Variabel independen: pertumbuhan perusahaan Terdapat
hubungan antara proksi-proksi
IOS dengan proksi-proksi
realisasi pertumbuhan,
baik untuk
perusahaan yang tumbuh dan perusahaan yang tidak tumbuh serta menunjukkan adanya perbedaan rata-rata mengenai kebijakan pendanaan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh. 4 Erwin Prassetyo (2009) Pengaruh Investment Opportinity Set (IOS) Berbasis pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI) Variabel dependen: Real Growth Variabel independen: Invesment Opportunity Set (IOS)
Investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
Asset dan
terhadap pertumbuhan Ekuitas Perusahaan Manufaktur. 5 Arie Pratania Putri (2011) Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap return
saham dan kebijakan deviden
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Variabel dependen: Return saham dan kebijakan deviden Variabel independen: Invesment Opportunity Set (IOS)
Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan Investment Opportunity Set berdasarkan harga, berdasarkan varian, dan Profitabilitas terhadap return saham dan kebijak dividen perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.5 Kerangka Koseptual
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan karakteristik penting bagi
perusahaan karena IOS sangat mempengaruhi cara perusahaan dipandang oleh
manajer, pemilik, investor, dan kreditur. Nilai pilihan investasi sangat
tergantung pada nilai asset yang dimiliki oleh perusahan. Kesempatan
investasi tidak selalu berwujud secara fisik tetapi dapat berupa suatu
kesempatan yang bersifat intangible namun memiliki peluang yang
Pertumbuhan suatu perusahaan diharapkan dapat memberikan aspek
positif bagi perusahaan seperti dapat menarik minat investor untuk melakukan
investasi di perusahaan tersebut. Menurut Gaver and Gaver (2003), pilihan
pertumbuhan memiliki pengertian yang fleksibel. Perusahaan yang bertumbuh
tidak selalu merupakan perusahaan kecil yang sedang aktif melakukan penelitian
dan pengembangan. Perusahaan kecil sering kali menghadapi keterbatasan pilihan
dalam menentukan proyek baru atau merestrukturisasi asset. Perusahaan besar
cenderung mendominasi posisi pasar dalam industrinya. Sehingga seringkali
perusahaan besar memiliki keunggulan kompetitif dalam mengeksplorasi
kesempatan investasi.
Peluang pertumbuhan perusahaan dapat terlihat pada kesempatan investasi
yang diprediksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai investment
opportunity set (IOS). Nilai IOS ini dihitung dengan kombinasi berbagai jenis
rasio yang mengimplikasikan nilai aktiva ditempat (berupa nilai buku aktiva
maupun ekuitas perusahaan) dan nilai kesempatan yang tumbuh suatu perusahaan
di masa depan (berupa nilai pasar perusahaan)
Gaver dan Gaver (1993) dalam Fitrijanti dan Hartono (2002) mencatat
bahwa market to book value of equity, market to book value of asset, earning per
share to price, research and development total asset, variance of total return and
funds memiliki korelasi signifikan dengan IOS. Menurut Kallapur dan Trombley
(2001), dengan asumsi set kesempatan investasi secara rata – rata mengarah
kearah investasi aktual , IOS diduga kuat memiliki korelasi dengan realisasi
Kallapur dan Trombley (2001) menguji korelasi proksi IOS dengan realisasi
pertumbuhan setelah tahun pengukuran tingkat IOS. Beberapa rasio individual
yang diuji antara lain: book to market value of asset, book to market value of
equity, property plant and equipment to market value of asset, Tobin- Q,
depreciation expense to market value, earning per share to price, research and
development to market value of asset, research and development to sales, capital
expenditures to market value of asset, capital expenditures to book value of asset
variance of return dan beta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh rasio
tersebut berkorelasi signifikan dengan realisasi pertumbuhan, kecuali EPS/Price,
rasio dengan pembilang R & D, Varret dan Beta.
Dalam penelitian ini rasio yang diuji antara lain: firm value to book value
of PPE (VPPE), dengan dasar pemikiran bahwa adanya investasi pada aktiva
tetap yang produktif sebagai asset in place. Semakin besar rasio ini menunjukkan
adanya pertumbuhan asset perusahaan. Rasio market to book value of equity
(MVEBVE) dengan dasar pemikiran bahwa pasar menilai return investasi di masa
depan akan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya. Semakin
tinggi nilai rasio ini menunjukkan adanya pertumbuhan ekuitas perusahaan. Rasio
firm value to depreciation expense (VDEP) menunjukkan besarnya pengurangan
asset in place. Semakin besar rasio ini menunjukkan adanya kesempatan investasi.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dengan didukung tinjauan
teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka secara skematis kerangka
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka koseptual di atas, maka penulis merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1 : investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham berpengaruh
terhadap pertumbuhan asset perusahaan property dan real estate .
H2 : investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekuitas perusahaan property dan real estate. Rasio firm value to book value of
PPE (VPPE) ; X1
Rasio market to book value of equity (MVEBVE) ; X2
Rasio firm value to depreciation expense (VDEP) ; X3
Pertumbuhan Asset ( Y1)
Pertumbuhan Ekuitas ( Y2) Investment Opportunity Set (IOS)
berbasis pada harga saham (X)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal.
Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Penelitian
ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta mencari
keterangan secara fakta dan fenomena serta mencari
keterangan-keterangan secara faktual. Rancangan penelitian ini dilakukan untuk menguji
pengeruh fakta dan fenomena investment opportunity set berbasis pada harga
saham terhadap real growth perusahaan real estate dan property.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2006;72). Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar (listing) di
Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2011. Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia yang telah
menyajikan laporan keuangan dari tahun 2009-2011. Metode pengambilan sampel
tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan
tertentu. Kriteria- kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Sampel yang diambil merupakan perusahaan real estate dan properti yang
terdaftar di BEI dari tahun 2009 sampai tahun 2011.
2. Perusahaan real estate dan properti mempublikasikan laporan keuangan
tahunan yang diaudit secara konsisten dari tahun 2009 sampai tahun 2011
karena penulis meneliti untuk tahun pengamatan 2009-2011. Perusahaan
real estate dan properti yang memiliki harga penutupan saham minimal 3
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2011
3. Perusahaan yang mencatat laba selama 3 tahun berturut – turut dari tahun
2009 sampai tahun 2011
Sesuai dengan keempat Kriteria di atas, maka jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 34 perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011, seperti
[image:49.595.131.497.532.718.2]ditunjukkan pada table 3. 1 berikut ini.
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel
No Kriteria Sampel Jumlah
1 Perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di BEI 40
2
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan yang diaudit mulai tahun 2009 sampai dengan
tahun 2011 (1)
3
Perusahaan yang tidak memiliki harga penutupan saham berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011
dan tidak mencatat laba selama 3 tahun berturut - turut (5)
4
Perusahaan yang tidak mencatat laba selama 3 tahun
berturut – turut (6)
Jumlah sampel penelitian 28
Berikut adalah daftar sampel perusahaan Manufaktur yang digunakan
[image:50.595.107.515.183.702.2]dalam penelitian ini setelah melalui tahap penyeleksian kriteria sampel:
Tabel 3.2
Daftar sampel penelitian
No Kode Nama Kriteria Sampel
1 2 3 4
1 ADHI Adhi Karya √ √ √ √ 1
3 ASRI Alam Sutera Realty Tbk √ √ √ √ 2
4 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk √ √ √ √ 3
5 BCIP Bhuwanatala Indah Permai Tbk √ √ √ √ 4
7 BKSL Sentul Cit y (formerly Bukit Sentul) Tbk √ √ √ √ 5
8 CTRP Ciputra Property Tbk √ √ √ √ 6
9 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ √ √ 7
11 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √ √ 8
12 ELTY Bakrieland Development Tbk √ √ √ √ 9
15 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk
√ √ √ √ 10
17 JIHD Jakarta Int'l Hotel & Development Tbk √ √ √ √ 11
18 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk √ √ √ √ 12
19 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ √ √ 13
20 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk √ √ √ √ 14
21 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk √ √ √ √ 15
23 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ √ 16
24 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √ √ 17
25 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk √ √ √ √ 18
26 MKPI Metro Politan Kentjana Tbk √ √ √ √ 19
28 MTSM Metro Realty Tbk √ √ √ √ 20
29 OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ √ √ √ 21
31 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ √ 22
34 RDTX Roda Vivatex Tbk √ √ √ √ 23
35 SCBD Danayasa Arthatama Tbk √ √ √ √ 24
37 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √ √ 25
38 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk √ √ √ √ 26
39 TOTL Total Bangun Persada Tbk √ √ √ √ 27
40 WIKA Wijaya Karya Tbk √ √ √ √ 28
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data merupakan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari
pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan dapat pula
merupakan lamba