UNIVERSITAS SUMATRA UTARA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK KARYA TULIS ILMIAH, JUNI 2008 SRI AYU RAHMAYANTI
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi di Klinik Nurhalmah Batang Kuis Medan Tahun 2008
ABSTRAK
Petumbuhan adalah bertambahnya ukuran dari jumlah serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagaian atau keseluruhan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi dari lebih kompleks. Jadi bersifat kuantitaif yang lebih kompleks. Jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi di Klinik Nurhalmah Batang Kuis Medan Tahun 2008.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional dengan populasi seluruh ibu yang membawa bayinya ke klinik pada bulan Januari sampai Maret tahun 2008. Total populasi sampel penelitian berjumlah 47 responden. Hasil analisis disajikan dalam tabel distribusi.
Hasil pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi yang berpengetahuan baik 14 responden (29,76%), yang berpengetahuan cukup 23 responden (48.93%), berpengetahuan kurang 10 responden (21,28%), berdasarkan tingkat pendidikan ibu mayoritas berpendidikan tingkat menengah, berpengetahuan baik 6 responden (12,76%), berpengetahuan cukup 16 responden (34,06%), kurang 3 responden (6,38%). Berdasarkan sumber informasi mayoritas sumber informasi dari lingkungan, berpengetahuan baik 8 responden (17,02%), berpengetahuan cukup 7 responden (14,89%), berpengetahuan kurang 4 responden (8,51%).
Untuk itu diharapkan bagi petugas kesehatan agar lebih meningkat pemberian penyuluhan tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi dan memberi motivasi pada masyarakat untuk membawa bayinya tidak hanya imunisasi saja tujuannya tapi juga deteksi tumbuh kembangnya sangat penting diharapakan…
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan Judul
“Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi di Klinik
Nurhalmah Batang Kuis Medan Tahun 2008”
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan maka dengan segala kerendahan hati. Penulis mengharapkan saran
dan kritik untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi. Maka pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :
1. Prof. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD.KGEH, selaku dekan fakultas
kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberi
kesempatan kepada penulis mengikuti Program D-IV Bidan Pendidik.
2. Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K) selaku Ketua Departemen Ilmu
Keperwatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Murniati Manik, SpKK, MSc, selaku ketua program D-IV Bidan
Pendidik FK USU.
4. Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS, selaku Koordinator Mata Kuliah
Metodologi Penelitian Karya Tulis Ilmiah dan Penguji II.
5. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan
6. dr. Juliandi Harahap, MA, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
masukan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Kedua orang tuaku yang sangat kusayangi, Ayahanda dan Ibunda dan
keempat saudara dan kakak ipar saya yang selalu mendukung dalam doa
dan moril serta materil selama mengikuti pendidikan.
8. Kepada Kakak dan adik serta keponakanku yang selalu membawa
keceriaan kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat program D-IV bidan Pendidik FK USU, yang telah
berbagi pengalaman, masukan dan dukungan dalam penyelesaian
penyusunan karya tulis ini, juga untuk kebersamaan yang bermakna dan
tak akan terlupakan selama pendidikan.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang turut membantu penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, semoga
bermanfaat bagi semua pihak dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu
memberikan karuniaNya yang berlimpah kepada kita semua. Amin..
Medan, Juni 2008
Penulis
Halaman
2.4.2. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan ... 9
2.4.3. Tahapan Tumbuh Kembang Bayi ... 11
2.4.4. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak ... 12
2.5. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan ... 15
2.5.1. Mendeteksi Pertumbuhan ... 16
2.5.2. Mendeteksi Perkembangan ... 20
2.5.3. Aspek-aspek Perkembangan Yang Lampau ... 22
2.6. Variabel Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu ... 23
2.6.2. Sumber Informasi ... 24
4.7.2. Aspek Pengukuran Pengetahuan ... 29
Halaman
Tabel 5.1. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tumbuh Kembang Bayi di Klinik Nurhalmah Batang Kuis Tahun 2008 ... 31
Tabel 5.2. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tumbuh Kembang Bayi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Klinik Nurhalmah Batang Kuis Tahun 2008 ... 32
Tabel 5.3. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tumbuh Kembang Bayi Berdasarkan Sumber Informasi di Klinik Nurhalmah Batang Kuis Tahun 2008 ... 33
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK KARYA TULIS ILMIAH, JUNI 2008 SRI AYU RAHMAYANTI
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi di Klinik Nurhalmah Batang Kuis Medan Tahun 2008
ABSTRAK
Petumbuhan adalah bertambahnya ukuran dari jumlah serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagaian atau keseluruhan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi dari lebih kompleks. Jadi bersifat kuantitaif yang lebih kompleks. Jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi di Klinik Nurhalmah Batang Kuis Medan Tahun 2008.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional dengan populasi seluruh ibu yang membawa bayinya ke klinik pada bulan Januari sampai Maret tahun 2008. Total populasi sampel penelitian berjumlah 47 responden. Hasil analisis disajikan dalam tabel distribusi.
Hasil pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi yang berpengetahuan baik 14 responden (29,76%), yang berpengetahuan cukup 23 responden (48.93%), berpengetahuan kurang 10 responden (21,28%), berdasarkan tingkat pendidikan ibu mayoritas berpendidikan tingkat menengah, berpengetahuan baik 6 responden (12,76%), berpengetahuan cukup 16 responden (34,06%), kurang 3 responden (6,38%). Berdasarkan sumber informasi mayoritas sumber informasi dari lingkungan, berpengetahuan baik 8 responden (17,02%), berpengetahuan cukup 7 responden (14,89%), berpengetahuan kurang 4 responden (8,51%).
Untuk itu diharapkan bagi petugas kesehatan agar lebih meningkat pemberian penyuluhan tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi dan memberi motivasi pada masyarakat untuk membawa bayinya tidak hanya imunisasi saja tujuannya tapi juga deteksi tumbuh kembangnya sangat penting diharapakan…
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pencapaian pembangunan manusia ditinjau dari Indeks Prestasi Manusia (IPM)
belum menunjukkan hasil yang menggembirakan karena IPM Indonesia berada pada
peringkat 112 dari 117 dari negara tetangga. Rendahnya IPM sangat dipengaruhi oleh
rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia. (Azrul, 2007).
Menurut pengelompokan prevalensi gigi kurang Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), Indonesia tergolong sebagai negara status kekurangan gizi yang tinggi pada
tahun 2004 karena 5.119.935 balita Indonesia (28,47,%) termasuk kelompok gizi
kurang dan gizi buruk ( Falah S, 2005)
Peristiwa kembang tumbuh banyak dipengaruhi oleh faktor genetik, gizi, dan
lingkungan. Dengan demikian harus diupayakan peningkatan gizi agar tidak
menghambat proses tumbuh kembang.(Sulistijani, 2004).
Dari laporan Dinas Kesehatan Sumatera Utara tahun 2005 diperoleh jumlah balita
yang dibawah garis merah adalah 3,12% dari 1.270.245 jiwa dan untuk Kabupaten Deli
Serdang jumlah balita di bawah garis merah adalah 0.62% dari 161.387 jiwa (Dinkes
Sumut, 2005).
Sedangkan menurut laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang berdasarkan
data Puskesmas Tanjung Morawa tahun 2006 diperoleh jumlah balita yang dibawah
Berbagai sistem tubuh tumbuh dengan kecepatan yang berbeda-beda, misalnya
pertumbuhan jaringan otak dan sistem saraf berlangsung secara maksimal pada dua
tahun pertama, kemudian pada tahun berikutnya berlangsung lambat. Pertumbuhan
sistem saraf yang pesat disertai dengan perkembangan keterampilan anak seperti
adaptasi sosial, kemampuan berbicara, dan berjalan. Oleh karena itu, jika terjadi
gangguan pertumbuhan pada anak akan mempengaruhi sistem saraf, yang pada
akhirnya menyebabkan kelambatan perkembangan keterampilan. (Sulistijani, 2004).
Berdasarkan laporan kesehatan, sekitar 5%-10% dari jumlah anak yang ada
memiliki gangguan perkembangan dalam berbicara dan berbahasa. Perkembangan tidak
hanya berbicara, namun juga berkomunikasi seperti memahami lambang bahasa
menulis dan kemampuan visualisasi atau menunjukkan sesuatu. (Zoelandari, 2007).
Suatu kelainan biasa terjadi jika ada faktor genetika atau karena faktor lingkungan
yang tidak mampu mencukupi kemampuan dasar tumbuh kembang anak. Peran
lingkungan, menjadi faktor penting untuk mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang
anak yaitu kebutuhan psikososial (asih dan asuh). Lingkungan ini terdiri dari
lingkungan mikro (Ibu atau pengganti ibu), lingkungan mini (ayah, kakak, adik, dan
status sosial ekonomi), lingkungan mesco (hal-hal diluar rumah). (Sisworo, 2004).
Berdasarkan penjajakan awal di posyandu di Batang Kuis dari 55 bayi terdapat 21
bayi yang mempunyai berat badan yang tetap artinya tidak ada peningkatan berat badan
setiap bulannya. Secara normal bayi yang sehat adalah harus mengalami peningkatan
berat badan setiap bulan dan sesuai dengan tingkat usia dalam pertumbuhan
berkeinginan meneliti tentang bagaimana sebenarnya ”Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Tumbuh Kembang Bayi di Klinik Nurhalmah Batang Kuis Medan 2008”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah ”Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh
Kembang Bayi di Klinik Nurhalmah Batang Kuis Medan Tahun 2008”.
1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi di Klinik Nurhalmah Batang Kuis
Medan Tahun 2008.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi
berdasarkan tingkat pendidikan.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi
1.4Manfaat Penelitian
a. Sebagai sumber informasi bagi Klinik Nurhalmah Batang Kuis Medan untuk upaya
promotif dan preventif bagi pelayanan yang diberikan kepada ibu yang memiliki
bayi.
b. Untuk tenaga kesehatan agar lebih meningkat dan mengupayakan pelayanan yang
berbentuk promotif dalam upaya meningkatkan gizi bayi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Notoatmodjo (2003) mengatakan pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan ini
terjadi melalui pancaindera manusia meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman,
perasaan dan perabaan. Pengetahuan manusia diperoleh sebagaian besar melalui
pendidikan,pengalaman pribadi ataupun melalui pengalaman orang lain, media massa
dan melalui lingkungan sekitar kita.
2.1.2 Cara memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara guna
memperoleh kebenaran pengetahuan. Serpanjang sejarah cara memperolah pengetahuan
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua cara yaitu :
2.1.2.1 Cara Tradisional
Yang termasuk cara memperoleh pengetahuan dengan tradisional adalah :
1). Trial and Error ( Cara coba-caba Salah)
Cara ini dilakukan dengan cara coba-coba dengan menggunakan kemungkinan,
jika percobaan pertama tidak tepat, dicoba lagi mungkin yang berikutnya akan benar,
2) Cara Otoritas ( Kekuasaan )
Cara ini diperoleh karena adanya suatu unsur paksaan karena kekuasaan baik
dari pemerintah, pemimpin agama, maupun ahli pengetahuan.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Cara ini diperoleh dengan pernah mengalami sendiri, dan diulang pengalam
pribadi tersebut untuk menetapkan yang benar, umumnya hal ini dalam seseorang
mempunyai masalah dan berusaha memecahkan masalahnya sendiri.
4) Melalui Jalan Pikiran
Manusia memiliki jalan pemikiran dengan menggunakan penalarannya sehingga
memperoleh pengetahuan.
2.1.2.2 Cara Modern
Pengetahuan dapat di[peroleh dengan cara modern yaitu dimana pengetahuan itu
dipelajari secara sistematis, logis, dan ilmiah, cara ini sering kita kenal dengan metode
ilmiah ( Notoatmodjo, 2003).
2. 2 Tingkatan Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan dapat dibagi menjadi enam tahapan yaitu :
2.2.1. Tahu (Know)
Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk
mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari
2.2.2 Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara jelas
suatu objek.
2.2.3 Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengganakan suatu materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata ialah mampu menggunakan rumus-rumus,
metode, prinsip, dalam suatu situasi yang lain misalnya menggunakan prinsip-prinsip
siklus pemecahan masalah kasus yang diberikan, memilah dan menerapkan suatu ilmu
ke dalam keadaan secara nyata.
2.2.4 Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek didalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata-kata seperti menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan lain sebagainnya.
2.2.5 Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan
kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang sudah ada sebelummya.
2.2.6.Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian terhadap
2.3 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara tau angket yang
menyatakan tentang isi materi dari apa yang ingin diukur dari suatu objek penelitian
atau responden mengisi angket untuk menggambarkan pengetahuannya tentang apa
yang ingin kita ketahui, pengukuran pengetahuan ini dapat disesuaikan dengan
tingkatan pengetahuan yang kita harapkan sesuaii tingkatan pengetahuan diatas.
Pengetahuan adalah proses dari kegiatan mental yang dikembangkan melalui proses
belajar yang umumnya sebagai aktifitas kognitif berupa mengingat dan berfikir.
Kegiatan mencakup ingatan akan hal yang pernah dipelajari, disimpan, didalam ingatan
meliputi : fakta, kaidah, dan prinsip serta metode yang ingin dilakukan. Pengetahuan
yang disimpan dalam ingatan akan digali pada saat dibutuhkan (Recall), dan proses
mengenali kembalii (Recogniting) dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologi
(Notoatmodjo, 2003).
2.4 Tumbuh Kembang
2.4.1 Pengertian
Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dari jumlah serta jaringan interseluler,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau
keseluruhan. Jadi bersifat kuantitif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan
mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.
Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi dari lebih
pengukurannya jauh lebih sulit dari pada pengukuran pertumbuhan (Narendra,B, dkk,
2002).
Pertumbuhan fisik yaitu pertambahan masa tumbuh, seperti berat, panjang, serta
tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan sebagainya, merupakan kandisi
kuantitif. Sedang perkembangan, yaitu intelektualitas yang terlihat dalam bentuk
kemampuan motorik, psikososial, dan bahasa merupakan kondisi kualitatif (Pujiarto,
2005).
Tahun Pertama pertumbuhan merupakan saat-saat yang menyenangkan. Bayi
bertumbuh lebih cepat selama masa ini disbanding tahun-tahun lainya kecuali masa
sembilan bulan dalam kandungan, bertumbuh dengan cepat dan menakjubkan dalam
segala bidang yaitu : pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan
psikologis (Penny Warner, 2005)
2.4.2. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda,
namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara stimulant. Pertumbuhan
ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan perkembangan anak.
(Nursalam, 2005).
Adapun ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Suganda
1. Ciri Pertumbuhan.
Ciri pertumbuhan dapat dinilai dari beberapa perubahan antara lain :
a. Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan bertambahnya
umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala
dan lain-lain
b. Perubahan proporsi
Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak
ataupun orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi
yang lebih besar dibandingkan dengan umur-umur lainnya.
c. Hilangnya ciri-ciri lama.
Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan seperti
menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilanganya
repleks-repleks primitif.
d. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya cirri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi
organ. Pertumbuhan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya
2. Ciri Perkembangan
a. Perkembangan melibatkan perubahan.
Karena perkembangan terjadinya bersamaan dengan pertumbuhan maka setiap
pertumbuhan disertai dengan peruhan fungsi, perkembangan sistim reproduksi
misalnya, disertai dengan perubahan organ kelamin, perkembangan intelegensia
menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya.
Perkembangan awal merupakan awal masa kritis karena akan menetukan
perkembangan selanjutnya.
c. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang mengatur dan berurutan,
tahap-tahap tersebut tidak bias terjadi terbalik. Misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum membuat gambar kotak berdiri sebelum
berjalan dan sebagainya.
2.4.3. Tahapan Tumbuh Kembang Bayi.
Pada dasarnya tumbuh kembang merupakam dasar kehidupan yang berlangsung
melalui tahapan-tahapan tumbuh kembang yang mempunyai cirri khas dengan
kebutuhan dan permasalahannya (Narendra, B, dkk, 2002).
Adapun tahapan-tahapan tumbuh kembang bayi menurut Nursalam (2005)
a. Usia 1 – 3 bulan
Anak berusaha mengelola koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu objek,
membedakan seseorang dengan benda, senyum naluri, dan bersuara, pada posisi
tertelungkup anak berusaha mengangkat kepala, jika tertidur telentang, anak lebih
menyukai sikap memiringkan kepala.
b. Usia 4 – 6 bulan.
Anak mampu mengangkat kepala dan menoleh ke kiri ke kanan saat telungkup,
anak mampu membalikkan benda pada posisi telungkup dan sebaliknya, berusahan
meraih benda-benda disekitarnya untuk dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa
lepas pada suasana yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan
cerewet / menangis pada suasana tidak menyenangkan.
c. Usia 7 – 9 bulan.
Anak mulai bergerak memutar posisi telungkup untuk menjangkau benda-benda
sekitarnya, anak mulai bergerak merayap atau merangkak dan duduk sendiri tanpa
bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil berpegangan.
d. Usia 10 – 12 bulan.
Anak suka sekali bermain cilukba, anak mampu melambaikan tangan, bermain
bola, memuku l-mukul, dan memberikan benda yang dipegang bila diminta.
2.4.4. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak.
Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak secara garis besar dikelompokkan
1. Kebutuhan akan fisik – biomedis (Asuh)
a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang
Nutrisi adalah termasuk perkembangan tubuh yang mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama
kehidupan dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat peka terutama
pertumbuhan otak.
b. Perawatan Kesehatan Dasar.
Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal diperlukan beberapa
upaya, misalnya imunisasi, kontrol ke Puskesmas atau Posyandu secara berkala,
diperiksa segera bila sakit, dengan upaya tersebut kesehatan anak dapat dipantau secara
dini bila kelainan anak segera mendapatkan penanganan yang benar.
c. Pakaian
Anak perlu mendapatkan pakaian bersih dan nyaman dipakai, karena aktivitas
akan lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat bahan yang mudah menyerap keringat.
d. Perumahan
Tempat tinggal yang layak kan membantu untuk bertumbuh dan berkembang
secara optimal.
e. Higiene diri dari lingkungan.
Kebersihan, baik kebersihan diri maupun lingkungan memegang peranan
penting pada tumbuh kembang anak, kebersihan yang kurang memudahkan terjadinya
f. Kesegaran jasmani.
Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan otot-otot
tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga membantu meningkatkan
motorik anak, dan aspek perkembangan lainnya.
2. Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang (Asih).
Ikatan emosi dan kasih saying yang erat antara ibu/orang tua sangatlah penting,
karena untuk menentukan perilaku anak kemudian hari, merangsang perkembangan
otak anak, serta merangsang perhatian anak terhadap dunia luar, oleh kerena itu,
kebutuhan asih meliputi :
a. Kasih saying orang tua.
Kasih saying orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtra yang
memberikan bimbingan, perlindungan, perasaan aman pada anak merupakan salah satu
kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin.
b. Rasa aman.
Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan memberikan
rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.
c. Harga diri
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginanya.
d. Dukungan.
Orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi masalah yang
e. Mandiri
Dalam melatih anak untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan
kemampuan dan perkembangan anak.
f. Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang
yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk
memelihara barangnya.
3. Kebutuhan akan stimulus (Asah)
Stimulus adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa
latihan bermain, stimulus merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam tumbuh
kembang anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulus yang terarah akan cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulus.
2.5 Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Selama satu tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat pesat.
Orangtua bahkan sering tidak mempercayainya, sikecil yang begitu ringkih dengan kulit
keriput dengan cepat menjadi anak yang montok pada usia setahun (Widjaya, 2007).
Untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi maka kita harus mendeteksi
tumbuh kembang bayi serta untuk mengoreksi adanya faktor risiko. Deteksi untuk
tumbuh kembang ini merupakan suatu upaya yang perlu didukung, karena merupakan
Adanya variasi pada pertumbuhan manusia merupakan masalah dalam menentukan
patokan yang akan dipakai dalam melaksanakan deteksi.
2.5.1. Mendeteksi Pertumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya saling mempengaruhi. Namun
untuk mengetahui sejauh mana keadaan pertumbuhan dan perkembangan anak dan
apakah hal tersebut dapat berlangsung normal, maka diperlukan parameter atau patokan.
Parameter ini dapat dilihat dari KSM (Kartu Menuju Sehat). KSM adalah suatu
kartu/alat penting yang digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan
anak. KMS yang ada untuk saat ini adalah KMS balita, yaitu kartu yang memuat grafik
pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan
memantau tumbuh kembang anak tiap bulannya. KMS berisi gambar kurva berat badan
terhadap umur anak, atribut penyuluhan, catatan penting : seperti riwayat kelahiran
anak, pemberian ASI dan makanan tambahan, pemberian imunisasi (Nursalam, 2005).
Selain itu juga paremeter untuk pertumbuhan yang sering digunakan sebagaimana
ukuran antropometri (Nursalam,2005) meliputi :
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena
dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Pada usia
beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal yaitu
sekitar 10 % dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan
lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari
kesepuluh. Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar
700 – 1000 gram/bulan. Pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan
III sekitar 350 – 450 gram/bulan, dan triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan. Berat
badan untuk menentukan status gizi anak, yaitu dengan menggunakan Kartu Menuju
Sehat (KMS). Pada KMS dapat diketahui apakah keadaan status gizi anak dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
- Status gizi normal, bila berat badan anak antara 90 – 100 % dan berat badan standar
atau pada KMS posisi berat badan diatas garis titik-titik.
- Status gizi kurang, bila berat badan anak lebih 80 – 90% dari berat badan standar
atau pada KMS posisi berat badan berada diatas garis titik-titik.
- Status gizi buruk, bila berat badan anak kurang atau sama dengan 80% dari berat
badan standar atau pada KMS posisi berat badan berada diatas garis merah.
Idealnya berat badan bayi berada di garis normal pada grafik pertumbuhan. Ini
artinya pertambahan berat badannya seimbang dengan pertambahan tinggi badan dan
usia. Untuk itulah orang tua dianjurkan untuk selalu memantau berat badan bayinya
secara berkala dengan membawa sikecil untuk kontrol ke dokter/posyandu sebulan
sekali untuk mengontrol berat badan. Kenaikan berat badan rata-rata sebagai berikut
Tabel 2.1.
Berat Badan Rata-rata umur bayi
Umur Berat (gram)
Bulan Standar 80% standar
Lahir 3.400 2.700
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang
badan. Pada bayi yang baru lahir, panjang badan rata-rata 50 cm. Pada tahu pertama
pertambahan berat badan adalah 1,25 cm/ kilogram berat badan atau 1,5 kali panjang
badan waktu lahir. Pertambahan tinggi badan akan berangsur-angsur berkurang sampai
usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Tinggi badan juga merupakan ukuran
antropometri yang terpenting kedua, selain tinggi badan merupakan indikator yang baik
Berikut ini table tinggi badan rata-rata (Rini, 2007)
Tabel 2.2
Berat Badan Rata-rata untuk Bayi
Umur Tinggi (Cm)
Bulan Standar 80% Standar
Lahir 50.5 40.5
Secara normal pertambahan ukuran lingkar setiap tahap relatif konstan dan tidak
dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir ukuran lingkar kepala
normal adalah 34 – 35 cm. Kemudian akan bertambah besar +_ 0,5 cm / bulan pertama
atau menjadi +_ 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat
dibandingkan dengan tahap berikutnya, kebudian tahun-tahun pertama lingkar kepala
2.5.2 Mendeteksi Perkembangan
Untuk menilai perkembangan anak pertama yang dapat dilakukan adalah dengan
wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam
perkembangan, kemudian melakukan tes skrining perkembangan anak dengan DDTS,
test IQ dan test psikologi lainnya. Selain itu juga dapat dilakukan test lainnya seperti
evaluasi dalam lingkungan anak yaitu interaksi anak selama ini, evaluasi fungsi
penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa (Hidayat A, 2005)
Namun parameter yang cocok untuk perkembangan anak adalah test
psikomotorik. Salah satu test psikomotorik adalah DDST (Denver Devolopment
Sceening Test), yaitu salah satu test atau metode skrining yang sering digunakan untuk
menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang
dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar
pada anak. DDST merupakan salah satu test yang sering digunakan di klinik/rumah
sakit bagian tumbuh kembang anak.
Pedoman lain yang dapat digunakan di lapangan yaitu Kertu Kembang Anak
(KKA) yang dikembangkan oleh Satoto (1990) dan digunakan oleh Bina Keluarga
Balita Departemen Kesehatan R.I. KKA ini berfungsi ganda yaitu sebagai alat
pemantau dan sebagai alat komunikasi dalam membahas perkembangan anak antara
petugas dengan ibu dan keluarga. Pemantauan perkembangan dengan menggunakan
pedoman deteksi tumbuh kembang balita atau KKA ini tidak hanya dapat dilakukan
oleh petugas dilapangan, namun juga oleh kader, orang tua, atau anggota keluarga yang
Berdasarkan buku pedoman tumbuh kembang atau KKA yang disusun oleh
Departemen Kesehatan, test perkembangan yang dapat dilakukan adalah Kuesener Pra
Skrining Perkembangan (KPSP). KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat
yang ditujukan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining
pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan
tersebut berjumlah 10 nomor yang harus dijawab oleh orang tua atau pengasuh yang
mengetahui keadaan perkembangan anak.
Pertanyaan dalam KPSP dikelompokkan sesuai usia anak, mulai kelompok usia
3 bulan, 3 – 6 bulan dan seterusnya sampai kelompok 5-6 tahun untuk usia yang
ditetapkan menurut tahun dan bulan, dengan kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 10
bulan, sementara usia 9 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 9 bulan.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab dengan “ya” atau “tidak” oleh orang tua.
Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP dinilai.
1. Apabila jawaban “ya” berjumlah 9-10, berarti anak tersebut normal atau
perkembangan baik.
2. Apabila jawaban “ya” kurang dari 9, maka perlu diteliti lebih lanjut
a. Apakah cara menghitung usia dan kelompok pertanyaan sudah selesai.
3. Apabila sudah diteliti, jawaban “ya” berjumlah 7-8 berarti hasilnya adalah
meragukan dan perlu diteliti, jawaban “ya” berjumlah 6 atau kurang, berarti
hasilnya kurang atau positif untuk dirujuk guna pemeriksaan lebih lanjut (Nursalam,
2005).
2.5.3. Aspek-aspek Perkembangan yang dipantau.
Ada 4 aspek perkembangan yang perlu dipantau pada bayi dan anak yaitu
(Depkes RI, 2005)
1. Perkembangan motorik kasar.
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot yang besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya.
2. Perkembangan motorik halus
Gerakan halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot yang kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat seperti mengamati sesuatu, menulis, dan sebagainya.
3. Perkembangan bahasa.
Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,
4. Adaptasi Sosial
Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
2.6. Variabel yang mempengaruhi Pengetahuan Ibu
2.6.1. Pendidikan
Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia.
Dengan pendidikan, manuasia dianggap akan memperoleh pengetahuan. Implikasinya
semakin tinggi pendidikan hidup manusia, akan semakin berkualitas. Ibu yang memeliki
tingkat pendidikan yang baik, tahu lebih banyak tentang pemeliharaan kesehatan.
(Notoadmodjo, 2003).
Menurut Hidayat (2005) pendidikan merupakan penuntun manusia untuk
membuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima dan memperoleh informasi.
Menurut Azrul (2007), upaya peningkatan pengetahuan, gizi keluarga dan masyarakat
2.6.2. Sumber Informasi.
Sumber informasi ialah data yang telah diproses kedalam bentuk yang
mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan
saat ini dan keputusan mendatang.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain paparan terhadap media masa.
Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan, sumber informasi dibagi
menjadi tiga yaitu ;
a. Media Cetak
Media cetak sebagai alat Bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat berarti
antara lain : selebaran (flyer), lembar baik (flip chart, surat kabar, majalah, poster, foto).
b. Media Elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan atau informasi
kesehatan antara lain: televisi, radio, vidio, slide, film, strip.
c. Petugas Kesehatan
Penyampaian pesan atau informasi tentang pola makan dan status gizi melalui
penyuluhan, dialog atau konseling yang dilakukan petugas kesehatan (Sandjaja, 2007)
Menurut Hurlock (1999) menyatakan bahwa informasi kesehatan penting untuk
mengetahui suatu penyakit dan cara penanggulangannya. Informasi kesehatan yang
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Skema kerangka konsep penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu tentang
tumbuh kembang bayi di klinik Nurhalmah Batang Kuis Medan tahun 2008
Variabel independen Variabel dependen
- Pendidikan Pengetahuan ibu tentang
- Sumber Informasi Tumbuh Kembang
Berdasarkan kerangka konsep diatas sebagai variabel independen adalah
pendidikan. sedangkan variabel dependen adalah pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang bayi.
3.2. Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka konsep diatas maka definisi operasional variabel-variabel
yang akan diteliti adalah :
3.2.1. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi yang dinilai dari
a. Tingkat pengetahuan baik, apabila responden dapat menjawab dengan benar >
76 % - 100 % dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.
b. Tingkat pengetahuan cukup, apabila responden dapat menjawab dengan benar
> 56 % - 75 % dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.
c. Tingkat pengetahuan kurang, apabila responden dapat menjawab dengan benar
< 56% dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.
Skala ukur : ordinal
3.2.2. Pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan terakhir responden secara formal
a. Pendidikan dasar : sekolah dasar dan sekolah menengah pertama
b. Pendidikan menengah : sekolah menengah atas
c. Pendidikan tinggi : sekolah di tingkat akademi/universitas
Skala ukur : ordinal
3.2.3. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah semua informasi yang didapat/diketahui oleh
responden yang berhubungan dengan tumbuh kembang bayi, dikategorikan :
a. Media Massa : informasi yang diperoleh dari radio, televisi, koran,
majalah.
b. Petugas Kesehatan : informasi yang diperoleh dari Dokter, Bidan. Perawat
c. Lingkungan : informasi yang diperoleh dari tetangga, teman, keluarga
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian.
Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu untuk
mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi di klinik
Nurhalmah Batang Kuis Medan tahun 2008, dengan menggunakan kuisioner.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1. Populasi.
Populasi adalah seluruh objek penelitian ( Notoatmodjo, 2002) dalam hal ini
yang menjadi pupulasi adalah ibu yang membawa bayinya ke klinik pada bulan
Januari sampai Maret 2008.
4.2.2. Sampel.
Cara pengambilan sampel dilakukan dengan total populasi yaitu semua populasi
yang menjadi objek penelitian sebanyak 47 orang.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di klinik Nurhalmah Batang Kuis, adapun alasan
perkembangan bayi sehingga ibu-ibu membawa bayinya hanya untuk mendapat
imunisasi.
4.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2008.
4.4 Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari Ketua
Program Studi D.IV Bidan Pendidik FK.USU dan permohonan izin yang ditujukan
kepada Ibu pemimpim klinik Nurhalmah Batang Kuis, setelah disetujui kemudian
kuesioner diberikan kepada objek penelitian, dengan partisipasi responden bersifat
sukarela, artinya responden mempunyai hak menolak tidak menjadi responden apabila
setelah diberi penjelasan tidak setuju, tidak memaksa artinya menghormati hak
responden. Bila setuju dilanjutkan dengan pendandatangan lembar persetujuan menjadi
responden.
4.5 Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
yang berisikan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi. Sebagai kriteria inklusi
adalah ibu yang mempunyai bayi (usia 1 – 12 bulan), dan yang berkunjung pada bulan
Januari sampai Maret 2008.
4 .6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yang diambil
dari responden dengan menggunakan kuesioner.
4.7. Pengolahan dan Analisa Data 4.7.1 Pengolahan data
Data yang telah terkumpul diolah secara komputerisasi dengan menggunakan SPPS
versi 11.5 dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing
Pada langkah ini peneliti melakukan pengecekan terhadap kuisioner yang bertujuan
agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data dapat
memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti.
b. Coding
Memberikan kode pada jawaban responden
c. Tabulating
Mempermudah analisa data serta mengambil kesimpulan, data dimasukkan kedalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
4.7.2. Aspek Pengukuran Pengetahuan
Aspek pengetahuan dilakukan terhadap tingkat pengetahuan berdasarkan pada
20 soal, bila jawaban benar 1 diberi skor 5, sehingga 20 x 5 = 100, sedangkan bila
jawaban salah diberi skor 0, sehingga 20 x 0 = 0.
Hasil dimasukkan dalam kategori sebagai berikut :
Menurut Arikunto (2002) penilaian terhadap responden dikatagorikan :
1. Pengetahuan baik, bila menjawab soal dengan benar 16 – 20 soal (> 75% -
100%)
2. Pengetahuan cukup, bila menjawab soal dengan benar 11 – 15 soal (56% - 75%)
3. Pengetahuan kurang, bila menjawab soal dengan benar < 11 soal (< 56%)
4.7.3 Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan pengukuran terhadap
masing-masing responden lalu ditampilkan dalam table distribusi frekuansi, kamudian dicari
beberapa persentase untuk masing-masing jawaban responden kemudian dilakukan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 47 responden di klinik
Nurhammah Batang Kuis Medan tahun 2008 mengenai gambaran pengetahuan ibu
tentang tumbuh kembang bayi maka didapat hasil Range 95-30 = 60, nilai rata-rata
( Mean ) 68,4 Mo adalah 60, Sd 14,70.
5.1.1 Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi
Dari penelitian yang dilakukan, maka diperoleh data yang disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 5.1
Distribusi pengetahuan responden tentang tumbuh kembang bayi di klinik Nurhalmah Batang Kuis Tahun 2008
No Katagori Frekuensi Persentase %
1 Baik 14 29.76
2 Cukup 23 48.93
3 Kurang 10 21.28
Dari tabel 5.1. diatas menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan ibu tentang
tumbuh kembang bayi dalam katagori cukup sebanyak 23 responden (48.93%) dan
minoritas pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (21.28%).
5.1.2.Pengetahuan Ibu Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dari penelitian yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5.2
Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di klinik Nurhalmah Batang Kuis Tahun 2008
No
Dari tabel 5.2. diatas dapat diketahui bahwa pendidikan responden pada tingkat
dasar yang berpengetahuan baik tidak ada, berpengetahuan cukup 5 responden (10,64%),
berpengetahuan kurang 7 responden (14,89%). Pendidikan responden pada tingkat
menengah yang berpengetahuan baik 6 responden (12,76%), berpengetahuan cukup 16
responden (34,06%), berpengetahuan kurang 3 responden (6,38%). Pendidikan
responden pada tingkat tinggi yang berpengetahuan baik 8 responden (17,02%),
5.1.3. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Sumber Informasi
Dari penelitian yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5.3.
Distribusi Pengetahuan Responden tentang Tumbuh Kembang Bayi Berdasarkan Sumber Informasi di klinik Nurhalmah Batang Kuis
Tahun 2008
No Sumber Informasi
Pengetahuan Total
Baik Cukup Kurang F %
F % F % F %
1 Media Masa 1 2.13 9 19.15 4 8.51 14 29.79 2 Petugas 5 10.63 7 14.89 2 4.25 14 29.79 3 Lingkungan 8 17.02 7 14.89 4 8.51 19 40.42
Dari tabel 5.3. diatas dapat diketahui bahwa ibu yang memperoleh sumber informasi
dari media massa yang berpengetahuan baik 1 responden (2.13%), berpengetahuan
cukup 9 responden (19,15%), berpengetahuan kurang 4 responden (8,51%). Ibu yang
memperoleh sumber informasi dari petugas kesehatan yang berpengetahuan baik 5
responden (10,63%), berpengetahuan cukup 7 responden (14,89%), berpengetahuan
kurang 2 responden (4,25%). Ibu yang memperoleh sumber informasi dari lingkungan
yang berpengetahuan baik 8 responden (17,02%), berpengetahuan cukup 7 responden
5.2 Pembahasan
5.2.1 Gambaran Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan
Dari tabel 5.2. diatas dapat diketahui bahwa pendidikan responden pada tingkat
dasar mayoritas berpengetahuan kurang 7 responden (14,89%). Pendidikan responden
pada tingkat menengah mayoritas berpengetahuan cukup 16 responden (34,06%),
Pendidikan responden pada tingkat tinggi (akademi, universitas) mayoritas
berpengetahuan baik 8 responden (17,02%).
Menurut Natoatmodjo (2003), pendidikan merupakan peranan penting dalam
menentukan pengetahuan dan kualitas, Melalui pendidikan manusia akan memperoleh
pengetahuan dengan proses belajar. Implikasinya semakin tinggi pendidikan, seseorang
lebih mudah dalam menguasai dan menyerap teknologi baru. Pendidikan menjembatani
kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek kesehatan yang memotivasi
seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu sehingga dapat menjaga
dirinya menjadi lebih sehat.
Menurut Hidayat (2005) pendidikan merupakan penuntun manusia untuk
membuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Bagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah
menerima dan memperoleh informasi.
Menurut Azrul (2007), upaya peningkatan pengetahuan dan standar gizi kepada
keluarga dan masyarakat perlu diprioritaskan dan mendapat dukungan dari berbagai
dalam jangka panjang memberi kontribusi yang besar dalam mengatasi kesehatan dan
gizi masyarakat.
Menurut asumsi penulis, pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan ibu.
Semakin tinggi tingkat pendidikannya maka akan membuat ibu lebih cepat memahami
dan menambah wawasan tentang tumbuh kembang pada bayi baik dari media elektronik,
media cetak, ataupun dari tenaga kesehatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan diatas
dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuannya semakin baik.
5.2.2 Gambaran pengetahuan responden berdasarkan sumber informasi
Dari tabel 5.3. diatas dapat diketahui bahwa ibu yang memperoleh sumber
informasi dari media massa mayoritas berpengetahuan cukup 9 responden (19,15%),
Ibu yang memperoleh sumber informasi dari petugas kesehatan mayoritas
berpengetahuan berpengetahuan cukup 7 responden (14,89%). Ibu yang memperoleh
sumber informasi dari lingkungan mayoritas berpengetahuan baik 8 responden
(17,02%).
Menurut Sadjana (2007) sumber informasi adalah data yang telah diproses ke
dalam bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan
terasa bagi keputusan saat ini dan keputusan mendatang, dimana faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah paparan informasi baik lewat media massa,
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Dari 47 responden yang diteliti didapatkan bahwa ibu berpengetahuan baik
kategori baik 14 responden (29,76%), cukup 23 responden (48,93%), kurang 10
responden (21,28%).
6.1.2 Dari 47 responden yang diteliti didapatkan bahwa pendidikan responden pada
tingkat dasar mayoritas berpengetahuan kurang 7 responden (14,89%).
Pendidikan responden pada tingkat menengah mayoritas berpengetahuan cukup
16 responden (34,06%), Pendidikan responden pada tingkat tinggi (akademi,
universitas) mayoritas berpengetahuan baik 8 responden (17,02%).
6.1.3 Dari 47 responden yang diteliti didapatkan bahwa ibu yang memperoleh sumber
informasi dari media massa mayoritas berpengetahuan cukup 9 responden
(19,15%), Ibu yang memperoleh sumber informasi dari petugas kesehatan
mayoritas berpengetahuan berpengetahuan cukup 7 responden (14,89%). Ibu
yang memperoleh sumber informasi dari lingkungan mayoritas berpengetahuan
baik 8 responden (17,02%).
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah bagi tenaga
tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi dan memberi motivasi pada masyarakan
untuk membawa bayinya tidak hanya imunisasi saja tujuannya tapi juga deteksi tumbuh
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar Azrul, Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa
Datang,
Falah S, Gizi Kurang Dan Buruk Berkurang 20 Persen,
Depkes RI, 2005, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta
Dinas Kesehatan provinsi Sumtara Utara, 2005, Profil Kesehatan Sumatra Utara Medan : Dinkes Tingkat I Sumatra Utara.
Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, 2006,Profil Kesehatan Kab. Deli Serdang : Dinkes Tingkat II Kab. Deli Serdang.
Hidayat, A, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Edisi I, Salemba Medika, Jakarta.
Hurlock E, 1999, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga, Jakarta.
Narendra, B, dkk, 2002, Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja, Edisi I, Sagung Seto, Jakarta.
Notoatmodjo, S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
__________, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Edisi II, Rineka Cipta, Jakarta.
__________, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, DR, dkk, 2005, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan), Salemba Medika, Jakarta.
Poltekkes.2006. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Medan
Pujianto, S, 2005, Bayiku anakku, Gramedia, Jakarta
Sandjaja, Penyimpangan Positif ( Positife Deviance) Status Gizi Anak Balita Dan
Sekartini Rini, Panduan Tumbuh Kembang Balita, www.hariannakita.co.id/20 Maret 2007
Sulistijani, D. Maria, A, 2004, Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita, Puspa Swara, Jakarta.
Warner Penny, 2004, Perkembangan Bayi Minggu per Minggu Pada Tahun Pertama,
Arcan Jakarta.
Widjaja, 2007, Gizi Tepat Untuk Perkembangan Otak dan Kesehatan Balita, Kawan Pustaka, Jakarta.
PERSETUJUAN RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu-ibu yang berkunjung membawa bayi di
Klinik Nurhalmah Batang Kuis Medan
Sehubungan dengan dilakukannya penelitian mengenai gambaran pengetahuan
ibu tentang tumbuh kembang bayi di klinik Nurhalmah, maka dengan ini kami mohon
bantuann ibu-ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan suka rela tanpa ada unsur paksaan.
Segala rahasia yang berhubungan dengan jawaban ibu kami rahasiakan, apabila ibu
sidah setuju dengan permohonan kami , tolong diisi dan ditandatangani lembaran ini.
Alamat :
Tanda tangan :
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kerjasama ibu.
Medan, Januari 2008
Peneliti,
KISI-KISI KUESIONER Pengetahuan
No Pokok Bahasan Indikator No. Soal Jlh
1 Tumbuh kembang - Pengertian tumbuh kembang 1,2 2
- Ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan
3,4 2
- Tahapan tumbuh kembang bayi 5,6,7 3
- Kebutuhan dasar tumbuh kembang
bayi
8,9,10,11,
12
5
2 Pemantauan
pertumbuhan dan
perkembangan
- Mendeteksi pertumbuhan 13,14,15,
16,17,18 6
- Mendeteksi perkembangan 19 1
- Aspek-aspek perkembangan yang
dipantau
KUESIONER PENELITIAN TENTANG GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BAYI DI KLINIK
NURHALMAH BATANG KUIS TAHUN 2008
I. Petunjuk Pengisian
1. Isilah data yang ada pada lembar kuesioner ini dengan benar
2. Pilihlah salah satu jawaban den cara memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang anda anggap benar dan sesuai dengan kondisi anda.
3. Bila ada pertanyaan yang kurang jelas dapat ditanyakan pada peneliti atau
petugas yang memberikan kuesioner pada anda.
4. Setelah selesai kembalikan kuesioner ini pada peneliti atau petugas yang
memberikan kuesioner ini pada anda.
II. Identitas Responden
1. Umur Anak : 2. Pendidikan :
a. SD, SMP
b. SMU
c. Perguruan Tinggi
3. Sumber Informasi
Dari manakah anda mendapatkan informasi tentang tumbuh kembang bayi ?
a. Televisi
b. Surat Kabar
c. Majalah
d. Buku
III. KUESIONER PENGETAHUAN
1. Pertumbuhan adalah ?
a. Bertambahnya fisik dan struktur tubuh secara keseluruhan
b. Ditandai dengan bertambahnya berat badan anak
c. Bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks
2. Perkembangan adalah ?
a. Bertambahnya fisik dan struktur tubuh secara keseluruhan
b. Ditandai dengan bertambahnya berat badan anak
c. Bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks
3. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri pertumbuhan adalah ?
a. Berubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama,
timbulnya ciri-ciri baru
b. Pertambahan kemampuan perkembangan anak
c. Ditandai den bertambahnya daya tangkap anak
4. Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri perkembangan adalah
a. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
b. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
c. Ditandai dengan anak cepat berjalan
5. Anak usia 0-1 tahun pada masa tumbuh kembang disebut sebagai usia :
a. Balita
b. Bayi
c. Pra sekolah
6. Pada usia berapa biasanya anak mampu mengangkat kepada dan menoleh
kiri kanan saat telungkup
a. Usia 7-9 bulan b. Usia 1-3 bulan
7. Pada usia berapa biasanya anak mampu melambaikan tangan, bermain bola,
memukul-mukul, dan memberikan benda yang dipegang bila diminta
a. Usia 10-12 bulan
b. Usia 7-9 bulan
c. Usia 4-6 bulan
8. Menurut ibu kebutuhan dasar tumbuh kembang bayi adalah ? a. Vitamin
b. Minum susu yang banyak
c. Nutrisi yang adekuat dan seimbang
9. Kebutuhan fisik untuk tumbuh kembang anak adalah ?
a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang, perawatan kesehatan dasar, pakaian,
perumahan.
b. Kasih sayang orang tua, rasa aman, harga diri, dukungan, mandiri
c. Perangsangan dari lingkungan luar anak yang berupa latihan bermain
10.Kebutuhan emosi untuk tumbuh kembang anak adalah ?
a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang, perawatan kesehatan dasar, pakaian,
perumahan.
b. Kasih sayang orangtua, rasa aman, harga diri, dukungan mandiri c. Perangsangan dari lingkungan luar anak yang berupa latihan bermain
11.Kebutuhan stimulus untuk tumbuh kembang anak adalah ?
a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang, perawatan kesehatan dasar, pakaian,
perumahan
b. Kasih sayang orangtua, rasa aman, harga diri, dukungan mandiri
c. Perangsangan dari lingkungan luar anak yang berupa mlatihan bermain
12.Apa yang ibu lakukan untuk merangsang perhatian anak terhadap dunia luar
a. Latihan berbicara
b. Latihan berjalan
13.Untuk menilai pertumbuhan fisik bayi dapat menggunakan ukuran-ukuran
yaitu :
a. Berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkaran kepala
b. Umur, kemampuan bicara
c. Jenis kelamin, kecerdasan
14.Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah ?
a. Suatu kartu atau alat penting yang digunakan untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Memuat grafik pertumbuhan anak
c. Berikan jadwal imunisasi untuk anak
15.Kegunaan KMS adalah ?
a. Untuk mengetahui perkembangan anak secara optimal
b. Untuk melihat/menentukan status gizi anak normal, kurang, atau buruk
c. Sebagai syarat yang harus dilaksanakan bagi ibu yang mempunyai bayi
dan balita.
16.Yang dapat dipantau di KMS adalah ?
a. Kepintaran anak dan kecerdasannya
b. Berat badan, tinggi badan, jadwal imunisasi dan pemberian ASI c. Kemampuan anak berbicara dan berjalan
17.Jika dilihat dari KMS pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik
berat badan anak berada pada garis
a. Merah
b. Hijau
c. Kuning
18.Usia berapakah seharusnya imunisasi anak sudah lengkap ?
a. 0-1 tahun
b. 0-2 tahun
19.Kartu kembang Anak (KKA) berfungsi sebagai :
a. Tes atau metode yang sering digunakan untuk menilai perkembangan
anak
b. Alat pemantau dan alat komunikasi dalam membahas perkembangan
anak antara petugas dengan ibu dan keluarga.
c. Parameter atau patokan untuk perkembangan anak
20.Aspek-aspek yang dipantau pada perkembangan anak adalah :
a. Pertambahan berat badan dan tinggi badan anak
b. Kecerdasan, kepandaian dan kemajuan pengetahuan anak
c. Gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara atau bahasa serta sosialisasi
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya, terlebih dahulu kuesioner
diujicobakan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen yang bertujuan
mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih. Uji validitas dilakukan di Klinik
Nurhalmah Batang Kuis Medan.
Hasil uji coba kuesioner dapat dilihat pada lampiran tabel uji coba instrumen.
Validitas Instrumen
Uji validitas dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, setelah itu
diuji dengan menggunakan uji t.
Rumus uji validitas : (Hidayat, 2007)
}
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen yang disebarkan pada 10
valid dengan nilai t
hitung> t
tabelReliabilitas Instrumen
Reliabilitas data dicari menggunakan rumus Spearman Brown, dengan
rumus : (Hidayat, 2007).
(1,860). Hasil uji coba dapat dilihat pada
lampiran valid instrumen.
b b
r r r
+ =
1 . 2
11
Dari hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan
dinyatakan valid dengan nilai r
hitung> r
tabel(0,707). Hasil uji coba dapat
dilihat pada lampiran reliabilitas instrumen.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH
KEMBANG BAYI DI KLINIK NURHALMAH BATANG KUIS
MEDAN TAHUN 2008
OLEH :
SRI AYU RAHMAYANTI
075102047
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN KTI
Judul : GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH
KEMBANG BAYI DI KLINIK NURHALMAH BATANG
KUIS MEDAN TAHUN 2008
Nama : Sri Ayu Rahmayanti
NIM : 075102047
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU
Pembimbing,
( Sartini Bangun, M.Kes )
Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi di Klinik Nurhalmah Batang Kuis Medan Tahun 2008
Nama : Sri Ayu Rahmayanti
NIM : 075102047
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK-USU
Pembimbing Penguji
……….. ………. Penguji I
(Sartini Bangun, SPd, M.Kes) ( dr. Juliandi Harahap, MA )
……… Penguji II ( Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS)
……… Penguji III ( Sartini Bangun, SPd, M.Kes)
Program D-IV Bidan pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari prasyarat kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.
……..……….. ………. ………..
JADWAL KEGIATAN (TIME TABLE) PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK. USU
T.A. 2007 - 2008
No Kegiatan September Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Searching judul
Pengajuan judul 2 Searching Proposal
Pendahuluan 3 Pengajuan Izin Penelitian
Melakukan Data Collection
Analisa Data 4 Searching Literatur