• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN

HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD

Ni Luh Kadek Diah Puspitasari 1 , Nyoman Dantes 2 , Desak Putu Parmiti 3

1 Jurusan PGSD, 2 Jurusan BK, 3 Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Gugus III Tambora Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2015/2016.

Sampel diambil dengan teknik random sampling kelas. Sampel penelitian berjumlah 55 siswa. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan uji MANOVA berbantuan SPSS 16.00 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara kelompok yang dibelajarkan dengan model pembelajaran NHT dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (F = 119,010, dengan Sig. < 0,05); 2) terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara kelompok yang dibelajarkan dengan model pembelajaran NHT dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (F = 142,553, dengan Sig. < 0,05); 3) terdapat perbedaan motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS yang signifikan antara kelompok yang dibelajarkan dengan model pembelajaran NHT dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (F = 1.015

a

, dengan Sig. >

0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran NHT lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Kata kunci: pembelajaran kooperatif, model NHT, motivasi berprestasi, hasil belajar IPS

Abstract

This research aims to investigate the effect of the cooperative learning model type Numbered Head Together (NHT) toward achievement motivation and students’

social learning result. The research design which was used in this research was

Posttest Only Control Group Design. The populations of this research were fifth

grade elementary students cluster III Tambora sub-district Melaya, Jembrana

regency school year 2015/2016. Samples were taken by random sampling class

technique. The samples were 55 students. Data which were collected, were

analyzed by using MANOVA assisted by SPSS 16.00 for windows. The research’s

results show that: 1) there are significant differences of achievement motivation

between the student’s intergroup which were learned by NHT learning model and the

student’s intergroup which were learned by conventional learning (F = 119,010, and

Sig. < 0,05); 2) ) there are significant differences of social learning result between

the student’s intergroup which were learned by NHT learning model and the

student’s intergroup which were learned by conventional learning (F = 142,553, and

(2)

Sig. < 0,05); 3) there are significant differences of achievement motivation and social learning result between the student’s intergroup which were learned by NHT learning model and the student’s intergroup which were learned by conventional learning(F = 1.015

a

, and Sig. > 0,05). Based on these results it can be said that students that learned with NHT learning model is better than the students that learned with conventional learning.

Keywords: cooperative learning, NHT learning model, achievement motivation, social learning result

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UU No.

20 Tahun 2003, pasal 2-3 pasal 1 ayat 1).

Dengan demikian, pendidikan dapat memberi pengalaman, baik pengetahuan, keterampilan ataupun sikap yang berguna bagi kehidupan peserta didik yang berlangsung seumur hidup. Namun, pada kenyataannya pendidikan sering mengalami penurunan setiap pergantian tahun. Merosotnya kualitas pendidikan banyak mendapat sorotan dari masyarakat, para pendidik, dan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah berupaya semaksimal mungkin mengadakan perbaikan dan penyempurnaan dibidang pendidikan. Salah satunya yaitu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik yang biasanya menggunakan berbagai model atau metode. Dalam proses belajar, guru harus memiliki metode atau model pembelajaran yang berbeda satu dengan lain, itu bergantung pada pembahasan yang disampaikan dan cara mengajarnya. Oleh karena itu, pendidikan banyak diarahkan pada penataan proses belajar serta penggunaan dan pemilihan model pembelajaran secara tepat. Ini bertujuan untuk pencapaian hasil belajar siswa semaksimal mungkin. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

Model Pembelajaran kooperatif tipe NHT hadir dalam dunia pendidikan

khususnya dalam pembelajaran di kelas

untuk memberikan suasana baru dalam

proses pembelajaran. Model pembelajaran

kooperatif tipe NHT adalah pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa yang

memiliki 4 fase yaitu penomoran,

mengajukan pertanyaan, berpikir bersama,

dan menjawab. Ciri khas dalam

pembelajaran NHT adalah guru hanya

menunjuk seorang siswa untuk menjawab

pertanyaan teman kelompoknya. Pada

pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa

dalam kelas dikelompokkan secara

heterogen kemudian setiap siswa diberikan

nomor kepala sesuai dengan jumlah

anggota kelompoknya. Setiap kelompok

diberikan LKS, setelah siswa mendapat

LKS, siswa ditugaskan mendiskusikan LKS

dengan kelompoknya. Setelah siswa

selesai berdiskusi dengan teman

kelompoknya, guru akan memanggil satu

atau lebih anggota kelompok sesuai

dengan nomor yang dipanggil untuk

menjawab atau melaporkan hasil diskusi

mereka. Setelah siswa selesai menjawab

atau melaporkan hasil diskusinya, siswa

mendapat penghargaan berupa tepuk

tangan dan reward poin. Ini bertujuan untuk

menarik simpati peserta didik di dalam

pembelajaran yang dapat meningkatkan

motivasi berprestasi dan hasil belajar

siswa. Namun, permasalahan lain yang

ditemukan di lapangan adalah rendahnya

motivasi berprestasi siswa dapat dilihat

atau diamati dari tingkah laku yang

dilakukan oleh siswa di kelas, diantaranya

siswa yang masih senang bermain dengan

teman sebangkunya saat guru

menyampaikan materi pelajaran, siswa

yang kurang konsentrasi atau bengong,

siswa malas untuk maju ke depan kelas

menjawab pertanyaan yang diajukan guru

ataupun pertanyaan dari temannya bahkan

(3)

ada siswa yang terlambat masuk ke kelas saat jam pelajaran sudah dimulai. Inilah yang mengakibatkan siswa memiliki motivasi berprestasi yang rendah.

Rendahnya motivasi berprestasi dah hasil belajar disebebakan beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satu adalah proses pemahaman terhadap materi pelajaran dan keberhasilan yang didapatkan selama proses belajar.

Pembelajaran yang dipakai selama ini adalah pembelajaran yang lebih menekankan hasil daripada proses sehingga mengakibatkan motivasi siswa rendah dalam memahami pelajaran bahkan untuk bersaing di kelasnya. Untuk dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa, guru harus menggunakan variasi model pembelajaran yang lain. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga Negara yang baik. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial cocok digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT di dalam kelas, karena pelajaran IPS memiliki kemampuan yang dapat berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan berkomunikasi dan kerjasama antar kelompok, serta memiliki nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Agar pembelajaran dapat tercapai, maka proses pembelajaran IPS harus disajikan dengan proses pembelajaran yang menarik dan bermakna, sehingga siswa sebagai subjek dan objek pembelajaran dapat terlibat secara aktif dan dominan, serta termotivasi untuk mengikuti pelajaran IPS.

Namun pada kenyataannya, pendidikan IPS yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas pada umumnya hanya berorientasi pada hafalan fakta-fakta serta kurang membantu siswa berpikir kritis

dan kreatif. Proses pembelajaran cenderung dilakukan dengan komunikasi satu arah dan yang aktif hanyalah pendidik.

Oleh karena itu, pembelajaran IPS belum mampu memberikan pemahaman terhadap siswa, karena dalam pembelajaran siswa disuruh untuk menghafal materi yang disampaikan oleh guru dan dalam pembelajaran guru lebih mendominasi pembelajaran dan siswa hanya sebagai pendengar saja.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2016 dengan guru kelas V di SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana diketahui bahwa rata-rata hasil belajar IPS masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan oleh rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS pun masih rendah. Ini terlihat dari malasnya siswa masuk ke kelas ketika jam pelajaran sudah di mulai, siswa juga kurang antusias dan kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran IPS serta tidak ada persaingan antara siswa untuk menciptakan suatu keberhasilan yang dicapai selama

Oleh karena itu, siswa beranggapan bahwa pelajaran IPS termasuk mata pelajaran yang sangat membosankan, kaku, dan tidak kreatif, karena guru hanya mengandalkan metode ceramah saja di dalam penyampaian materi pelajaran, sedangkan siswa lebih banyak mencatat.

Peserta didik akan jenuh dan kurang tertarik terhadap IPS yang menyebabkan pembelajaran cenderung pasif. Pasifnya pembelajaran akan menyebabkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa akan menurun bahkan siswa kurang memahami materi yang telah disampaikan guru. Hal ini tidak terlepas dari metode yang diterapkan guru yang selalu monoton dan siswa kurang terlibat secara langsung dalam pembelajaran.

Maka perlu adanya solusi untuk

mengatasi masalah-masalah yang terjadi

pada pembelajaran IPS, utamanya dalam

meningkatkan motivasi berprestasi dan

hasil belajar siswa. Atas dasar ini, peneliti

merasa perlu untuk mengimplementasikan

Model Pembelajaran NHT terhadap

(4)

Motivasi Berprestasi dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2015/2016.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui perbedaan motivasi berprestasi siswa yang mengikuti model pembelajaran NHT dibandingkan dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional; 2) mengetahui perbedaan hasil belajar IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran NHT dibandingkan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional; 3) mengetahui perbedaan motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran NHT dibandingkan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Ekasari dan SD Negeri 2 Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana dengan jumlah populasi 102 siswa.

Penelitian ini menggunakan rancangan Posttest Only Control Group Design menurut Dantes (2012a:96). Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak bisa dilakukannya pengacakan individu, maka pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling kelas. Sebelum menentukan sampel penelitian, populasi tersebut diuji kesetaraannya berdasarkan nilai UAS IPS semester ganjil dengan uji Anava 1 jalur.

Berdasarkan hasil uji kesetaraan yang dilakukan dengan program SPSS 16.0 for windows, diketahui bahwa kemampuan siswa di gugus tersebut telah setara.

Setelah dilakukan uji kesetaraan, selanjutnya sampel dalam penelitian ini ditetapkan 2 kelas yang setara yaitu kelas V SD Negeri 1 Ekasari yang berjumlah 30 orang siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas V SD Negeri 2 Ekasari yang berjumlah 25 orang siswa sebagai kelompok kontrol. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel independent, yakni model pembelajaran, variabel dependent, yakni motivasi berprestasi dan hasil belajar.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan

kuesioner. Tes yang digunakan yakni tes pilihan ganda mata pelajaran IPS, sedangkan kuesioner yang digunakan adalah kuesioner motivasi berprestasi. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan Manova.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap hasil post test, diperoleh hasil yang tersaji pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Motivasi Berprestasi dan Hasil Belajar

Statistik A1Y1 A1Y2 A2Y1 A2Y2

Mean 110,97 94,92 22,10 17,08

Median 111,00 92,00 23,00 18,00

Modus 110 91 23 20

Varian 12,585 42,077 6,024 8,660

Standar

deviasi 3,548 6,487 2,454 2,943

Skor minimum 103 84 15 10

Skor maksimun 118 106 25 21

Jumlah

subjek 30 25 30 25

Keterangan

A1Y1 = Data Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen

A1Y2 = Data Motivasi Belajar Kelompok Kontrol

A2Y1 = Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

A2Y2 = Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa: (1) rata-rata skor motivasi berprestasi siswa pada kelas eksperimen adalah 110,97 dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan rata-rata skor motivasi berprestasi siswa pada kelas kontrol adalah 94,92 dengan kategori tinggi. (2) rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 22,10 dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelas kontrol adalah 17,08 dengan kategori tinggi.

Secara deskriptif, dapat djelaskan bahwa

(5)

kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji korelasi antar variabel.

Berdasarkan hasil pengujian prasyarat diperoleh bahwa data sudah berdistribusi normal, varian kedua kelompok homogen dan kedua variabel tidak berkorelasi.

Setelah semua uji prasyarat terpenuhi selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.

Uji hipotesis ke-1 dan ke-2 dilakukan dengan analisis varian test of between- subjects effects. Sedangkan hipotesis ke-3 diuji dengan analisis multivariate (MANOVA). Hasil pengujian hipotesis 1 tersaji pada Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis 1 dengan uji analisis varian Test of Between-Subject dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.

Source Type III Sum of Squares

Df Mean

Square F Sig.

Corrected

Model 3245.210

a

1 3245.21 0 119.

010 < 0,05 Intercept 573664.70

1 1 573664.

701 2.10 4E4 < 0,05 Model_Pe

mbelajara

n 3245.210 1 3245.21

0 119.

010

< 0,05

Error 1445.227 53 27.268

Total 591073.00 0 55 Corrected

Total 4690.436 54

a. R Squared = .692 (Adjusted R Squared = .68))

Berdasarkan tabel 2, diperoleh koefisisen F sebesar 119,010 dengan signifikansi < 0,05, sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan antara data motivasi berprestasi siswa kelompok eksperimen dan kontrol.

Selanjutnya, hasil pengujian hipotesis 2 tersaji pada Tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis 2 dengan uji analisis varian Test of Between-Subject dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.

Source Type III Sum of Squares

Df Mean

Square F Sig.

b

Model 53

Intercept 23364.655 1 23364.6 55 1.118

E4 <0,05 Model_Pem

belajaran 297.819 1 297.819 142.5 53 <0,05

Error 110.727 53 2.089

Total 24454.000 55

Corrected

Total 408.545 54

a. R Squared = .729 (Adjusted R Squared = .724)

Berdasarkan tabel 3, diperoleh koefisisen F sebesar 142.553 dengan signifikansi < 0,05, sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan antara data hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas eksperimen dan kontrol.

Selanjutnya, uji hipotesis ke-3 diuji dengan analisis multivariate (MANOVA).

Hasil pengujian hipotesis 3 tersaji pada Tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Analisis Uji Hipotesis 3 dengan uji analisis multivariat dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows

Effect Value F

Hypothe sis df Error

df Sig.

Interce pt Pillai's

Trace .998 1.271 E4

a

2.000 52.000 <0,05 Wilks'

Lambda .002 1.271 E4

a

2.000 52.000 <0,05 Hotelling

's Trace 488.75 3 1.271

E4

a

2.000 52.000 <0,05 Roy's

Largest

Root 488.75 3 1.271

E4

a

2.000 52.000

<0,05

Effect Value F Hypothe

sis df Error df Sig.

Model_

Pembe lajaran

Pillai's

Trace .796 1.015 E2

a

2.000 52.000 <0,05 Wilks'

Lambda .204 1.015 E2

a

2.000 52.000 <0,05 Hotelling

's Trace 3.906 1.015 E2

a

2.000 52.000 <0,05 Roy's

Largest

Root 3.906 1.015 E2

a

2.000 52.000 <0,05 a. Exact statistic

b. Design: Intercept + Model_Pembelajaran

Dari hasil analisis yang ada pada

tabel 4, diperoleh koefisien F untuk Pillai's

Trace, Wilks' Lambda, Hotelling's Trace,

Roy's Largest Root sebesar 1.015

a

dengan

taraf signifikansi < 0,05, sehingga dapat

dikatakan terdapat perbedaan yang

signifikan pada data motivasi berprestasi

(6)

dan hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen dan kontrol.

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama dengan analisis varian Test of Between-Subjects Effect, diperoleh hasil pada data motivasi berprestasi siswa kelompok eksperimen dan kontrol yang menyatakan terdapat perbedaan antara motivasi berprestasi siswa kelas V SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Nilai yang didapat pada koefisien F sebesar 119.010 dengan signifikansi < 0,05, sehingga dapat dikatakan H

0(1)

ditolak H

A(1)

diterima dalam artian terdapat perbedaan motivasi berprestasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Motivasi berprestasi siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terlihat dari senangnya siswa mengikuti pembelajaran, aktif dan antusiasnya siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan keseriusan siswa dalam memecahkan permasalahan secara berkelompok, banyaknya point yang didapatkan secara berkelompok. Hal ini disebabkan karena perbedaan perlakuan dengan memberikan model pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Selain itu, motivasi berprestasi siswa juga terlihat pada saat pengelompokan secara heterogen, mereka saling membantu dan bekerja sama satu sama lain antar anggota kelompok sehingga mendapat point yang banyak. Motivasi berprestasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnyan dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya.

Sesuai dengan pendapat Kurnia Wati (2013), dengan cara tersebut akan terjamin kelibatan total semua siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok yang menunjukkan bahwa motivasi berprestasi siswa yang mengikuti pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Selanjutnya, hasil dari uji hipotesis kedua dengan analisis varian Test of Between-Subjects Effect. Hasil belajar IPS pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menyatakan terdapat perbedaan antara hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Nilai yang didapat pada koefisien F sebesar 142,553 dengan signifikansi < 0,05, sehingga dapat dikatakan H

0(2)

ditolak H

A(2)

diterima dalam artian terdapat perbedaan hasil belajar IPS pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa hasil belajar IPS siswa yang

mengikuti pembelajaran Numbered Head

Together (NHT) lebih baik dibandingkan

dengan hasil belajar IPS siswa yang belajar

dengan pembelajaran konvensional pada

siswa kelas V. Hasil belajar IPS pada

kelompok eksperimen memberikan

pengaruh yang positif, karena adanya

penerapan dari model pembelajaran

Numbered Head Together pada kelompok

eksperimen. Implementasi model

Numbered Head Together (NHT) dalam

pembelajaran IPS melibatkan siswa secara

aktif selama proses pembelajaran

berlangsung. Dalam pembelajaran siswa

diarahkan untuk berpikir terlebih dahulu

mengenai permasalahan yang diberikan,

kemudian mendiskusikannya dengan

teman kelompoknya mengenai

permasalahan yang diberikan, dan akhirnya

siswa menyampaikan hasil diskusinya

dengan bahasa sendiri. Pada saat

(7)

berdiskusi kelompok siswa mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide atau pendapat yang mereka miliki. Selain itu, siswa memperoleh informasi yang lebih luas lagi, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan materi pun akan lebih cepat dipahami oleh siswa. secara teoretis dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih baik dan efektif.

Dalam pembelajaran siswa diarahkan untuk berpikir terlebih dahulu mengenai permasalahan yang diberikan, kemudian mendiskusikannya dengan teman kelompoknya mengenai permasalahan yang diberikan, dan akhirnya siswa menyampaikan hasil diskusinya dengan bahasa sendiri. Pada saat berdiskusi kelompok siswa mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide atau pendapat yang mereka miliki. Selain itu, siswa memperoleh informasi yang lebih luas lagi, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan materi pun akan lebih cepat dipahami oleh siswa. Melihat data hasil penelitian tersebut, secara teoretis dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih baik dan efektif.

Sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa ini akan lebih mengalami dan lebih dirasakan langsung pembelajaran terhadap siswa sehingga dapat membangun pengetahuan dalam dirinya sendiri.

Sesuai dengan pendapat Arsini (2015) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran NHT kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Berbeda dengan uji hipotesis pertama dan kedua, uji hipotesis ketiga menggunakan uji analisis multivariat (MANOVA). Hasil dari uji hipotesis ketiga, memperoleh hasil pada data motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan antara motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Numbered Head Together (NHT) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Nilai yang didapat pada koefisien F untuk Pillai's Trace, Wilks' Lambda, Hotelling's Trace, Roy's Largest Root sebesar 1.015

a

dengan taraf signifikansi sama-sama 0,001. Ini berarti bahwa nilai signifikan jauh lebih kecil dari 0,05, sehingga H

0(3)

ditolak dan H

A(3)

diterima dalam artian terdapat perbedaan motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen dan kontrol.

Berbagai faktor yang memengaruhi terjadinya perbedaan motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Secara teori, hal yang menyebabkan perbedaan motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa di kedua kelas tersebut adalah dalam penerapan kegiatan pembelajaran.

Menurut Gagne (dalam Kurniawan, 2011), motivasi berprestasi merupakan

“cara seseorang untuk berusaha dengan baik untuk berprestasi. Motivasi berprestasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnyan dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya.

Ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi yakin: 1) adanya usaha untuk mencapai keberhasilan; 2) berorientasi pada keberhasilan; 3) inovatif;

4) bertanggungjawab, dan 5) mengantisipasi kegagalan. Menurut Suyatno (2009: 116-117), Langkah-langkah model NHT sebagai berikut: 1) siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor;

2) guru memberikan tugas dan masing-

masing kelompok mengerjakannya; 3)

kelompok mendiskusikan jawaban yang

benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya atau

mengetahui jawabannya; 4) guru

memanggil salah satu nomor siswa dengan

nomor yang dipanggil melaporkan hasil

kerjasam mereka: 5) tanggapan dari teman

(8)

lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain; 6) Kesimpulan.

Motivasi berprestasi sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang termasuk dalam belajar.

Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaanya.

Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar, melainkan upayas pribadi. Berani mengambil resiko untuk menyelesaikan tugas. Sesorang siswa mungkin tampak bekerja dengan tekun, kalau dia tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat malu dari guru atau temannya.

Jadi nampak bahwa keberhasilan siswa tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar dirinya. Inilah yang menyebabkan motivasi berprestasi siswa meningkat.

Selain itu, penerapan kegiatan pembelajaran berpengaruh pada hasil belajar siswa. Biasanya guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru sehingga siswa kurang memahami pelajaran yang disampaikan karena hanya bersifat ingatan saja.

Pembelajaran konvensional menurut Rasana (2009:21), Model pembelajaran konvensional merupakan sebuah model pembelajaran yang ditandai dengan penyajian pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian informasi oleh guru, tanya jawab, pemberian tugas oleh guru, pelaksanaan tugas oleh siswa sampai pada akhirnya guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dimengerti oleh siswa. Dalam pembelajaran konvensional aktivitas siswa dalam pembelajaran masih kurang, guru tidak banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tanya jawab multi arah. Selain itu penyampaian materi lebih banyak melalui ceramah, tanya jawab, dan penugasan secara terus- menerus. Hal inilah yang menyebabkan siswa merasa bosan, tidak ada minat dan motivasi dalam diri siswa untuk mengikuti pembelajaran dan materi yang dijelaskan oleh guru tidak dapat dipahami oleh siswa

karena kurangnya aktivitas yang dilakukan siswa, sehingga berpengaruh pada motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa, serta hasil yang diperoleh siswa kurang maksimal. Pembelajaran konvensional biasanya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan dalam proses pembelajaran siswa cenderung pasif. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yang ada dalam kurikulum. Ciri-ciri pembelajaran konvensional, yaitu pembelajaran yang mengutamatakan hafalan daripada pengertian, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru sehingga pembelajaran konvensional cenderung tidak melibatkan siswa dalam proses penemuan konsep dalam proses belajar.

Berbeda dengan penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih baik dan efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Nur (2005: 101), hal ini dapat terwujud karena model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat.

Selain itu, interaksi sosial antar siswa

sangat penting karena dapat memecahkan

masalah secara bersama-sama sehingga

timbulnya pembelajaran IPS yang

menyenangkan dan bermakna. Selain itu,

model pembelajaran NHT memiliki

kelebihan yakni: 1) pendekatan ini

menyebabakan siswa terlibat penuh dalam

proses pembelajaran; 2) dapat menambah

rasa tanggung jawab perseorangan siswa

dalam kelompok; 3) memberi kesempatan

kepada siswa untuk saling membagikan

ide-ide dan pertimbangan jawaban yang

paling tepat; 4) mendorong siswa untuk

meningkatkan semangat kerjasama; 5)

siswa yang pandai dapat mengajari siswa

yang kurang pandai.

(9)

Temuan dalam penelitan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rapini (2011) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika penerapan model pembelajaran NHT pada siswa kelas V dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan, terdapat perbedaan motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS antar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Jadi model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) membawa pengaruh positif terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

PENUTUP

Hasil pengujian terhadap ketiga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini menghasilkan simpulan sebagai berikut. 1) terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan terhadap siswa yang mengikuti model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana (F=119,010; p<0,05).

Rata-rata motivasi berprestasi siswa yang mengikuti pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih tinggi sebesar 110,97 dari rata-rata motivasi berprestasi siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional sebesar 94,92; 2) terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan terhadap siswa yang mengikuti model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana (F = 142.553; p<0,05). Rata-rata hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih tinggi sebesar 22,10 dari rata-rata hasil belajar IPS siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional sebesar 17,08;

3) terdapat perbedaan motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS yang signifikan terhadap siswa yang mengikuti Numbered Head Together (NHT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana (F=1.015; p<0,05). Rata-rata motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih tinggi dari rata- rata motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh implementasi model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2015/2016.

Beberapa saran terkait dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut. 1)

dengan diterapkannya model pembelajaran

Numbered Head Together (NHT), siswa

dapat lebih termotivasi dan lebih aktif lagi di

setiap proses pembelajaran, sehingga

nantinya materi yang diajarkan dapat lebih

bermakna khususnya dalam pembelajaran

IPS. Selain itu, pemahaman siswa terhadap

materi IPS yang diajarkan juga meningkat

sehingga hasil belajar dan motivasi

berprestasi siswa dalam pembelajaran IPS

juga akan meningkat kearah yang lebih

baik; 2) pendidik hendaknya lebih kreatif

dalam memilih teknik, metode, dan model

pembelajaran yang menarik minat peserta

didik sehingga proses pembelajaran dapat

mencapai tujuan yang maksimal; 3) pihak

sekolah disarankan agar berusaha

meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa, terutama pada mata pelajaran IPS

dengan memberikan sentuhan atau

pembelajaran yang inovatif seperti model

pembelajaran Numbered Head Together

(NHT); 4) apabila peneliti lain menerapkan

model pembelajaran ini, diharapkan agar

dapat melakukan penelitian lebih lanjut

tentang model pembelajaran Numbered

Head Together (NHT) dalam mata

pelajaran lain mengingat batasan dalam

(10)

penelitian ini hanya terbatas pada mata pelajaran IPS saja sehingga belum diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran lain.

DAFTAR RUJUKAN

Arsini, Nengah. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Semester II SD Gugus VI Kecamatan Kintamani Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi (tidak diterbitkan).

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.

Dantes, N. 2012a. Metode Penelitian.

Yogyakarta: Andi Offset.

Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu: Teori, Praktik, dan Penilaian.

Bandung: CV. Pustaka Cendikia Utama.

Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.

Rapini, Made. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Nomor 3 Mambal Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Skripsi (tidak diterbitkan).

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.

Rasana, I Dewa Putu Raka. 2009. Laporan Subbatical Leave Model-model Pembelajaran. Singaraja: Undiksha.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tersedia pada http://ke - menag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf (diakses tanggal 6 Januari 2016) Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran

Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Wati, Kurnia. 2013. Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Head Together Bermuatan

Media Cerita Ramayana Terhadap

Hasil Belajar PKN pada Siswa Kelas V

Semester II Tahun Pelajaran

2012/2013 di SD No. 3 Banjar Jawa

Kecamatan Buleleng. Skripsi (tidak

diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Pendidikan

Ganesha.

Gambar

Tabel  1.  Rekapitulasi  Hasil  Perhitungan Skor  Motivasi  Berprestasi dan Hasil Belajar
Tabel  3.  Hasil  Uji  Hipotesis  2  dengan  uji  analisis varian Test  of  Between-Subject dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

The experimental results of the new quantization tables based on psychovisual threshold produce an optimal quantization tables with higher quality image reconstruction

Analisis data yang digunakan adalah hubungan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan, serta jenis makanan yang ada dalam usus ikan untuk

The study used purposive random sampling method by taking and observation of mangrove vegetation and density of molluscs and measurement of water quality parameters.. Data

If there are multiple resources that are being provided because of a single RFI, then a has-a association could help to identify which RFIs are addressed by which

WIB, bertempat di Ruang rapat Politeknik KP Bitung, dengan calon penyedia yang telah mendaftar. sebanyak 15

[r]

pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan