• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

Tujuan utama dari perancangan Minilink Ericsson ini khususnya pada BTS Micro Cell adalah merencanakan jaringan Microwave untuk mengaktifkan BTS – BTS Micro baru agar sampai ke BSC/ MSC yang tersedia.

3.1. Konsep Perancangan Minilink 3.1.1. Data Site Planning

Dari hasil survey lapangan yang telah dilakukan oleh team RF (Radio Frekuensi), maka dapat ditentukan daerah-daerah yang sesuai dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :

a. Lokasi yang dipilih dapat menghasilkan propagasi ruang bebas (free space propagation).

b. Mudah dijangkau dalam pelaksanaan pembangunan, serta pada saat pengoperasian dan perawatan.

Di bawah ini merupakan data dari team RF pada daerah-daerah

perencanaan Minilink pada BTS Micro Cell :

(2)

Tabel 3.1 Titik Koordinat dan Ketinggian

No. Path Name Site Name Latitude (S) Longitude (E) Ant.Height

1

MIC_RS_POLRI - KEBON_PALA

MIC_RS_POLRI KEBON_PALA

6° 16' 02.39''

6° 15' 46.83''

106° 52' 20.79''

106° 52' 35.00''

18 m at Tower20 m

34 m at Tower36 m

2

MIC_BDRCWG100 - _GDG_LOKAWIRA

MIC_BDRCWG100 - _GDG_LOKAWIRA

6° 12' 22.84'' 6° 12' 37.12''

106° 48' 08.66'' 106° 47' 54.60''

11m

Building 88 m + 6 m

3

MIC_PNJRNHAN1 - BANKMEGA_DKH

MIC_PNJRNHAN1 BANKMEGA_DKH

6° 12' 00.40'' 6° 12' 02.30''

106° 48' 55.58'' 106° 49' 20.10''

8 m

Building 36 m + 3m

4

MIC_TOLBKSTMR - MERGAHAYU

MIC_TOLBKSTMR MERGAHAYU

6° 15' 42.00'' 6° 15' 19.37''

107° 01' 01.92'' 107° 00' 57.31''

9 m 32 m at 42 m

5

MIC_RUKO_PECENONGAN 1 - TMN_SARI_RAYA

MIC_RUKO_PECENONGAN1 TMN_SARI_RAYA

6° 09' 59.00'' 6° 09' 40.80''

106° 49' 35.03'' 106° 49' 37.00''

13 m 26 m

3.1.2. Perancangan Minilink

Dalam membuat sebuah perancangan Minilink dilakukan beberapa langkah-langkah yang ditujukan agar kualitas Minilink tersebut memenuhi nilai standar availability yang di dinginkan oleh PT. Indosat Tbk, yaitu sebesar 99,96%. Berdasarkan parameter- parameter dibawah ini, yaitu sebagai berikut.

Agar nilai availability sistem pada perancangan ini bisa sesuai dengan standar nilai availability yang di inginkan PT.

Indosat Tbk, harus di dukung oleh :

1. Sistem catu daya.

Dalam system Minilink ini digunakan system catu

daya dengan pemasangan UPS.

(3)

2. Link Budget perencanaan.

Daya pancar yang di gunakan sebesar 12 - 26 dBm, loss feeder pada Tx dan Rx masing-masing sebesar 1 dB, sensitifitas perangkat sebesar -50 dBm. Sehingga bisa didapatkan nilai persentase availability sebesar 99,96 %.

Dalam bahasan ini diasumsikan bahwa, baik pada butir NO.1 telah memenuhi persyaratan availability sistem. Jadi yang di bahas didalam perancangan ini hanya butir NO.2 yaitu Link Budget.

Kondisi BTS – BTS pada perancangan ini sudah memenuhi syarat LOS (Line of Sight) berdasarkan panjang jarak dari masing- masing HOP yang di dapat dari latitude dan longitude yang diperoleh dari hasil survey team RF (Radio Frekuensi).

3.1.2.1. Jarak dan Arah Antenna.

Berdasarkan data dari team RF dapat dihitung dan diketahui jarak dan arah dari setiap Antenna Minilink.

1. HOP 1 antara MIC_RS_POLRI dan KEBON_PALA dapat diketahui sebagai berikut :

Titik koordinat MIC_RS_POLRI :

Latitude 6° 16' 02.39'' S

Longitude 106° 52' 20.79" E

(4)

Titik koordinat KEBON_PALA :

Latitude 6° 15' 46.83'' S Longitude 106° 52' 35.00'' E

Berdasarkan latitude dan longitude yang dijabarkan di atas maka dapat diketahui jarak sesuai dengan perhitungan yaitu panjang lintasan pada MIC_RS_POLRI dan KEBON_PALA sejauh 0,64 km dengan arah 42,42 o pada MIC_RS_POLRI dan 222,42 o pada KEBON PALA.

2. HOP 2 antara MIC_BDRCWG100 dan _GDG_LOKAWIRA dapat diketahui sebagai berikut :

Titik koordinat MIC_BDRCWG100 :

Latitude 6° 12' 22.84'' S

Longitude 106° 48' 08.66'' E

Titik koordinat GDG_LOKAWIRA :

Latitude 6° 12' 37.12'' S

Longitude 106° 47' 54.60'' E

Berdasarkan latitude dan longitude yang dijabarkan di atas

maka dapat diketahui jarak sesuai dengan perhitungan yaitu

panjang lintasan pada MIC_BDRCWG100 dan

_GDG_LOKAWIRA sejauh 0,62 km dengan arah 224.58 o pada

MIC_BDRCWG100 dan 44.58 o pada _GDG_LOKAWIRA.

(5)

3. HOP 3 antara MIC_PNJRNHAN1 dan BANKMEGA_DKH dapat diketahui sebagai berikut :

Titik koordinat MIC_PNJRNHAN1 :

Latitude 6° 12' 00.40'' S

Longitude 106° 48' 55.58'' E

Titik koordinat BANKMEGA_DKH :

Latitude 6° 12' 02.30'' S

Longitude 106° 49' 20.10'' E

Berdasarkan latitude dan longitude yang dijabarkan di atas maka dapat diketahui jarak sesuai dengan perhitungan yaitu panjang lintasan pada MIC_PNJRNHAN1 dan BANKMEGA_DKH sejauh 0,77 km dengan arah 95.32 o pada MIC_PNJRNHAN1 dan 275.32 o pada BANKMEGA_DKH.

4. HOP 4 antara MIC_TOLBKSTMR dan MERGAHAYU dapat diketahui sebagai berikut :

Titik koordinat MIC_TOLBKSTMR :

Latitude 6° 15' 42.00'' S

Longitude 107° 01' 01.92'' E

(6)

Titik koordinat MERGAHAYU :

Latitude 6° 15' 19.37'' S

Longitude 107° 00' 57.31'' E

Berdasarkan latitude dan longitude yang dijabarkan di atas maka dapat diketahui jarak sesuai dengan perhitungan yaitu panjang lintasan pada MIC_TOLBKSTMR dan MERGAHAYU sejauh 0,71 km dengan arah 348.48 o pada MIC_TOLBKSTMR dan 168.48 o pada MERGAHAYU.

5. HOP 5 antara MIC_RUKO_PECENONGAN1 dan TMN_SARI_RAYA dapat diketahui sebagai berikut :

Titik koordinat MIC_RUKO_PECENONGAN1 :

Latitude 6° 09' 59.00'' S

Longitude 106° 49' 35.03'' E

Titik koordinat TMN_SARI_RAYA :

Latitude 6° 09' 40.80'' S

Longitude 106° 49' 37.00'' E

Berdasarkan latitude dan longitude yang dijabarkan di atas

maka dapat diketahui jarak sesuai dengan perhitungan yaitu

panjang lintasan pada MIC_RUKO_PECENONGAN1 dan

TMN_SARI_RAYA sejauh 0,56 km dengan arah 6.18 o pada

(7)

MIC_RUKO_PECENONGAN1 dan 186.18 o pada TMN_SARI_RAYA.

3.1.2.2. Diameter Antenna dan Frekuensi Kerja.

Diameter antena yang akan digunakan pada Minilink Ericsson ini berdasarkan Link Budget yang diinginkan. Karena jarak antara HOP saling berdekatan dan kurang dari 1 Km, maka menggunakan antenna berdiameter 0,3 m.

Frekuensi yang akan digunakan harus dipastikan terlebih dahulu agar belum digunakan oleh operator lain. Untuk mengetahui frekuensi tersebut sudah digunakan atau belum pada operator lain, maka pihak perusahaan harus mengajukan surat perizinan penggunaan frekuensi kepada Departemen Pos dan Telekomunikasi. Pada Minilink Ericsson untuk BTS Micro Cell ini menggunakan frekuensi kerja pada 23 GHz.

3.2. Unjuk Kerja Sistem Perancangan 3.2.1. Perhitungan Redaman Transmisi

Redaman Ruang Bebas dan Gas-gas Atmosfer

Redaman ruang bebas yaitu penurunan kualitas sinyal yang

disebabkan oleh propagasi, untuk Link point to point dengan

saluran transmisi bersifat lossless maka perhitungan redaman

ruang bebas dapat dicari dengan menggunakan model propagasi

umum (Free Space Loss). Karena frekuensi kerja yang digunakan

(8)

diatas 7 GHz maka redaman gas-gas atmosfer perlu diperhitungkan terutama uap air dan oksigen dengan menggunakan grafik atenuasi pada lampiran Proyek Akhir ini, lalu didapatkan nilai Loss totalnya dengan persamaan (2.13) yaitu :

Ltotal = 92.45 + 20 Log D km + 20 Log F GHz + a + b + c + d + e ... (2.13) Biasanya untuk perhitungan redaman di ruang bebas faktor redaman asap, kabut dan redaman gas-gas lain sangat kecil sehingga biasanya diabaikan. Untuk faktor a dan c dapat dilihat harganya pada grafik penentuan redaman akibat hujan dan gas yang terdapat pada lampiran Proyek Akhir ini. Untuk redaman H 2 O pada frekuensi 23 GHz sebesar 0,017 dB/Km dan redaman O 2 pada frekuensi 23 GHz sebesar 0,017 dB/Km. Berikut perhitungan untuk menentukan total redaman dari H 2 O dan O 2 :

• HOP 1

Redaman Total H 2 O = Distance x Redaman H 2 O Redaman Total H 2 O = 0,64 x 0,017

Redaman Total H 2 O = 0,01088 dB

Redaman Total O 2 = Distance x Redaman O 2 Redaman Total O 2 = 0,64 x 0,017

Redaman Total O 2 = 0,01088 dB

• HOP 2

Redaman Total H 2 O = Distance x Redaman H 2 O Redaman Total H 2 O = 0,62 x 0,017

Redaman Total H 2 O = 0,01054 dB

(9)

Redaman Total O 2 = Distance x Redaman O 2 Redaman Total O 2 = 0,62 x 0,017

Redaman Total O 2 = 0,01054 dB

• HOP 3

Redaman Total H 2 O = Distance x Redaman H 2 O Redaman Total H 2 O = 0,77 x 0,017

Redaman Total H 2 O = 0,01309 dB

Redaman Total O 2 = Distance x Redaman O 2 Redaman Total O 2 = 0,77 x 0,017

Redaman Total O 2 = 0,01309 dB

• HOP 4

Redaman Total H 2 O = Distance x Redaman H 2 O Redaman Total H 2 O = 0,71 x 0,017

Redaman Total H 2 O = 0,01207 dB

Redaman Total O 2 = Distance x Redaman O 2

Redaman Total O 2 = 0,71 x 0,017 Redaman Total O 2 = 0,01207 dB

• HOP 5

Redaman Total H 2 O = Distance x Redaman H 2 O Redaman Total H 2 O = 0,56 x 0,017

Redaman Total H 2 O = 0,00952 dB

Redaman Total O 2 = Distance x Redaman O 2

Redaman Total O 2 = 0,56 x 0,017 = 0,00952 dB

Redaman Total O 2 = 0,00952 dB

(10)

Tabel 3.2 Total redaman (H 2 O) dan (O 2 )

NO HOP

Distance (Km)

Frekuensi (GHz)

Redaman (dB/Km) Redaman Total (dB)

(H

2

O) (O

2

) (H

2

O) (O

2

)

1 0,64 23 0,017 0,017 0,01088 0,01088

2 0,62 23 0,017 0,017 0,01054 0,01054

3 0,77 23 0,017 0,017 0,01309 0,01309

4 0,71 23 0,017 0,017 0,01207 0,01207

5 0,56 23 0,017 0,017 0,00952 0,00952

Sedangkan untuk redaman hujan dapat dicari dengan rumus regresi linier. Untuk mempermudah perhitungan dapat juga dilihat pada grafik redaman hujan yang terdapat pada lampiran.

Untuk menghitung Redaman Hujan efektif perlu dihitung terlebih dahulu panjang lintasan efektif dengan menggunakan persamaan (2.12) :

L ef =

0,045.L) (1

L +

….. (2.12)

• HOP 1 L ef =

0,64) 0,045 (1

0,64

× +

L ef = 0,622 Km

Redaman Hujan Efektif = L ef x Redaman Hujan Redaman Hujan Efektif = 0,622 x 17

Redaman Hujan Efektif = 10,575 dB

(11)

• HOP 2 L ef =

0,62) 0,045 (1

0,62

× +

L ef = 0,603 Km

Redaman Hujan Efektif = L ef x Redaman Hujan Redaman Hujan Efektif = 0,603 x 17

Redaman Hujan Efektif = 10,254 dB

• HOP 3

L ef =

0,77) 0,045 (1

0,77

× +

L ef = 0,744 Km

Redaman Hujan Efektif = L ef x Redaman Hujan Redaman Hujan Efektif = 0,744 x 17

Redaman Hujan Efektif = 12,652 dB

• HOP 4 L ef =

0,71) 0,045 (1

0,71

× +

L ef = 0,688 Km

Redaman Hujan Efektif = L ef x Redaman Hujan Redaman Hujan Efektif = 0,688 x 17

Redaman Hujan Efektif = 11,696 dB

• HOP 5

L ef =

0,56) 0,045 (1

0,56

× +

L ef = 0,546 Km

(12)

Redaman Hujan Efektif = L ef x Redaman Hujan Redaman Hujan Efektif = 0,546 x 17

Redaman Hujan Efektif = 9,286 dB

Tabel 3.3 Redaman hujan efektif

NO HOP

Frekuensi (GHz)

Redaman Hujan (dB/Km)

Distance / Lintasan (Km)

Panjang Lintasan Efektif

(Km)

Redaman Hujan Efektif

(dB)

1 23 17 0,64 0,622 10,575

2 23 17 0,62 0,603 10,254

3 23 17 0,77 0,744 12,652

4 23 17 0,71 0,688 11,696

5 23 17 0,56 0,546 9,286

Bila semua redaman sudah diketahui, lalu bisa dihitung redaman ruang bebas dan gas atmosfer dengan persamaan (2.13) :

Lfs + L atm = 92,45 + 20 Log D km + 20 Log F GHz +Redaman H2O+

Redaman O2 + Redaman Hujan ... (2.13)

• HOP 1

Lfs + L atm = 92,45 + 20 Log 0,64 + 20 Log 23 + 0,01088 + 0,01088 + 10,575

Lfs + L atm = 126,405 dB

• HOP 2

Lfs + L atm = 92,45 + 20 Log 0,62 + 20 Log 23 + 0,01054 +

0,01054 + 10,254

(13)

Lfs + L atm = 125,808 dB

• HOP 3

Lfs + L atm = 92,45 + 20 Log 0,77 + 20 Log 23 + 0,01309 + 0,01309 + 12,652

Lfs + L atm = 130,093 dB

• HOP 4

Lfs + L atm = 92,45 + 20 Log 0,71 + 20 Log 23 + 0,01207 + 0,01207 + 11,696

Lfs + L atm = 128,430 dB

• HOP 5

Lfs + L atm = 92,45 + 20 Log 0,56 + 20 Log 23 + 0,00952 + 0,00952 + 9,286

Lfs + L atm = 123,953 dB

Tabel 3.4 Redaman ruang bebas dan gas atmosfer

NO HOP

Frekuensi (GHz)

Redaman Hujan (dB/Km)

Distance / Lintasan

(Km)

Panjang Lintasan Efektif (Km)

Redaman Hujan Efektif (dB)

Redaman Total (dB)

Loss Free Space (H

2

O) (O

2

) (dB)

1 23 17 0,64 0,622 10,575 0,01088 0,01088 126,405

2 23 17 0,62 0,603 10,254 0,01054 0,01054 125,808

3 23 17 0,77 0,744 12,652 0,01309 0,01309 130,093

4 23 17 0,71 0,688 11,696 0,01207 0,01207 128,430

5 23 17 0,56 0,546 9,286 0,00952 0,00952 123,953

(14)

3.2.2. Redaman Feeder

Karena kabel coaxial yang dipakai pada perencanaan ini masing – masing memiliki redaman 1 dB untuk Tx dan Rx yang dapat dilihat diawal perancangan. Dari hasil perhitungan redaman ruang bebas dan gas atmosfer dan redaman feeder maka dapat dihitung redaman total pada HOP (1, 2, 3, 4, dan 5) yaitu :

• HOP 1

L tot = (L fs + L atm ) + L feeder L tot = 126,405 + 2 L tot = 128,405 dB

• HOP 2

L tot = (L fs + L atm ) + L feeder L tot = 125,808 + 2 L tot = 127,808 dB

• HOP 3

L tot = (L fs + L atm ) + L feeder L tot = 130,093 dB + 2 L tot = 132,093 dB

• HOP 4

L tot = (L fs + L atm ) + L feeder

L tot = 128,430 + 2

L tot = 130,430 dB

(15)

• HOP 5

L tot = (L fs + L atm ) + L feeder L tot = 123,953 + 2 L tot = 125,953 dB

3.3. Gain Antena Tx dan Rx

Antena yang banyak digunakan pada sistem transmisi gelombang radio adalah antena dengan reflektor parabola, besarnya penguatan antena tergantung berdasarkan diameter dan frekuensi kerja sistem radio tersebut.

Dibawah ini adalah Tabel jumlah gain total berdasarkan pada diameter antena dan frekuensi yang digunakan masing-masing HOP.

Perhitungan ini bisa dilihat pada persamaan (2.14) yaitu :

G = 20,4 + 20 log D + 20 log f + 20 log η ….. (2.14)

• HOP 1

G = 20,4 + 20 log 0,3 + 20 log 23 + 20 log 0,7

G = 68,16 dB

• HOP 2

G = 20,4 + 20 log 0,3 + 20 log 23 + 20 log 0,7

G = 68,16 dB

(16)

• HOP 3

G = 20,4 + 20 log 0,3 + 20 log 23 + 20 log 0,7

G = 68,16 dB

• HOP 4

G = 20,4 + 20 log 0,3 + 20 log 23 + 20 log 0,7

G = 68,16 dB

• HOP 5

G = 20,4 + 20 log 0,3 + 20 log 23 + 20 log 0,7

G = 68,16 dB

Tabel 3.5 Gain Total

NO HOP

Diameter Antena

(D)(m) Frekuensi (Ghz)

µ

Gain (dB) Gain Total (dB)

SITE A SITE B SITE A SITE B

1 0,3 0,3 23 0.7 34,08 34,08 68,16

2 0,3 0,3 23 0.7 34,08 34,08 68,16

3 0,3 0,3 23 0.7 34,08 34,08 68,16

4 0,3 0,3 23 0.7 34,08 34,08 68,16

5 0,3 0,3 23 0.7 34,08 34,08 68,16

(17)

3.4. Penentuan Daya Terima

Untuk menghitung daya penerimaan dihitung dari daya pancar antena pengirim (Pt) dikurangi oleh redaman transmisi total (L total ), kemudian ditambahkan dengan penguatan antena pada masing-masing stasiun pengirim dan penerima (G total ) dengan persamaan (2.15) :

RSL = Pt – L total + G total ….. (2.15)

• HOP 1

RSL = 24 – 128,405 + (34,08 + 34,08 )

RSL = -36,25 dBm

• HOP 2

RSL = 24 – 127,808 + (34,08 + 34,08 )

RSL = -35,65 dBm

• HOP 3

RSL = 24 – 132,093 + (34,08 + 34,08 )

RSL = -39,93 dBm

• HOP 4

RSL = 24 – 130,430 + (34,08 + 34,08 )

RSL = -38,27 dBm

• HOP 5

RSL = 24 – 125,953 + (34,08 + 34,08 )

RSL = -33,80 dBm

(18)

Tabel 3.6 RSL

NO HOP

Tx POWER (dBm)

LOSS total (dB)

Gtx (dB) Grx (dB) RSL (dBm)

1 24 128,405 34,08 34,08 -36,25

2 24 127,808 34,08 34,08 -35,65

3 24 132,093 34,08 34,08 -39,93

4 24 130,430 34,08 34,08 -38,27

5 24 125,953 34,08 34,08 -33,80

3.5. Perhitungan Daya Threshold Penerimaan

Pada awal perencanan link microwave ini sudah ada besar nilai bawaan dari perangkat untuk daya thresholdnya yaitu sebesar -50 dBm.

3.6. Perhitungan Fading Margin Sistem

Fading Margin adalah cadangan daya yang direncanakan akan

digunakan oleh sistem, dan fading margin untuk HOP (1, 2, 3, 4, dan 5) dapat dilihat pada Tabel dibawah ini yang dihitung berdasarkan persamaan (2.16) yaitu :

FM sistem = RSL - P th ….. (2.16)

• HOP 1

FM sistem = -36,25 – (-50 ) FM sistem = 13,75 dB

• HOP 2

FM sistem = -35,65 – (-50 )

FM sistem = 14,35 dB

(19)

• HOP 3

FM sistem = -39,93 – (-50 ) FM sistem = 10,07 dB

• HOP 4

FM sistem = -38,27 – (-50 ) FM sistem = 11,73 dB

• HOP 5

FM sistem = -33,80 – (-50 ) FM sistem = 16,20 dB

Tabel 3.7 Fading margin

NO HOP

Tx POWER

(dBm)

LOSS total (dB)

Gtx (dB) Grx (dB) RSL (dBm)

Receiver Threshold

(dBm)

Fading Margin

(dB)

1 24 128,405 34,08 34,08 -36,25 -50 13,75

2 24 127,808 34,08 34,08 -35,65 -50 14,35

3 24 132,093 34,08 34,08 -39,93 -50 10,07

4 24 130,430 34,08 34,08 -38,27 -50 11,73

5 24 125,953 34,08 34,08 -33,80 -50 16,20

Sehingga dari Fading Margin sistem tersebut dapat dihitung Unavailability sistem yang direncanakan berdasarkan persamaan (2.18) yaitu :

Unavailability = 6.10 -5 .a.b.f.d 3 .10 -FM/10 ….. (2.18)

(20)

• HOP 1

Unavailability = 6 x 10 -5 x 1 x 0,5 x 23 x 0,64 3 x 10 -13,75/10 Unavailability = 7,628.10 -6

• HOP 2

Unavailability = 6 x 10 -5 x 1 x 0,5 x 23 x 0,62 3 x 10 -14,35/10 Unavailability = 6,040.10 -6

• HOP 3

Unavailability = 6 x 10 -5 x 1 x 0,5 x 23 x 0,77 3 x 10 -10.07/10 Unavailability = 3,100.10 -5

• HOP 4

Unavailability = 6 x 10 -5 x 1 x 0,5 x 23 x 0,71 3 x 10 -11,73/10 Unavailability = 1,658.10 -5

• HOP 5

Unavailability = 6 x 10 -5 x 1 x 0,5 x 23 x 0,56 3 x 10 -16,20/10

Unavailability = 2,907.10 -6

(21)

Tabel 3.8 Unavailability

NO HOP

a (tanah

biasa) b (tropis)

Frekuensi (GHz)

Distance (Km)

Fading Margin

(dB)

Unavailability

1 1 0.5 23 0,64 13,75 7,628.10

-6

2 1 0.5 23 0,62 14,35 6,040.10

-6

3 1 0.5 23 0,77 10,07 3,100.10

-5

4 1 0.5 23 0,71 11,73 1,658.10

-5

5 1 0.5 23 0,56 16,20 2,907.10

-6

Availability propagasi yang dimiliki system pada HOP (1, 2, 3, 4, dan 5) dapat dihitung dari persamaan (2.17) yaitu :

AV prop = 1 – Unavailability ….. (2.17)

• HOP 1 = 1 – (7,628 . 10 -6 ) = 0.9999923724

• HOP 2 = 1 – (6,040 . 10 -6 ) = 0.9999939602

• HOP 3 = 1 – (3,100 . 10 -5 ) = 0.9999690029

• HOP 4 = 1 – (1,658 . 10 -5 ) = 0.9999834185

• HOP 5 = 1 – (2,907 . 10 -6 ) = 0.9999970932

Maka availability HOP untuk HOP (1, 2, 3, 4, dan 5) sistemnya adalah : AV hop = (AV prop ) 4 x 100% …..(2.18)

HOP 1 = (0.9999923724) 4 x 100% = 99.99 %

HOP 2 = (0.9999939602) 4 x 100% = 99.99 %

HOP 3 = (0.9999690029) 4 x 100% = 99.98 %

HOP 4 = (0.9999834185) 4 x 100% = 99.99 %

HOP 5 = (0.9999970932) 4 x 100% = 99.99 %

Gambar

Tabel 3.1 Titik Koordinat dan Ketinggian
Tabel 3.2 Total redaman (H 2 O) dan (O 2 )  NO  HOP  Distance (Km)  Frekuensi (GHz)
Tabel 3.3 Redaman hujan efektif
Tabel 3.4 Redaman ruang bebas dan gas atmosfer
+5

Referensi

Dokumen terkait

Juga perlu diketahui posisi sistem radio gelombang mikro yang telah ada dan jaraknya berdekatan dengan jaringan radio gelombang mikro yang akan dibangun dan

Antena sangat penting sebagai perangkat penyesuai (matching device) antara system pemancar dengan udara bila antena berfungsi sebagai media radiasi gelombang radio

Pada konfigurasi jenis ini transmisi gelombang mikro digital yang terjadi antara satu titik dengan satu titik lain dengan menggunakan jenis antena parabola,

Propagasi dari gelombang radio adalah LOS, yaitu suatu hubungan komunikasi dimana antena pemancar dan antena penerima terlatak dalam satu garis lurus dan perambatan

Receiver pada sistem radar berfungsi untuk menerima pantulan kembali gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap radar melalui reflektor 

Receiver pada sistem radar berfungsi untuk menerima pantulan kembali gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap radar melalui reflektor antena, umumnya

Receiver pada sistem radar berfungsi untuk menerima pantulan kembali gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap radar melalui reflektor antena, umumnya

Receiver pada sistem radar berfungsi untuk menerima pantulan kembali gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap radar melalui reflektor antena, umumnya