• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Simulasi Perancangan Microwave. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Simulasi Perancangan Microwave. docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SIMULASI

PERANCANGAN RADIOLINK MICROWAVE MATA KULIAH TEKNIK KOMUNIKASI RADIO

DISUSUN OLEH : NEFIA AYU PRASASTI

3.33.14.1.15 TK-2B

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

(2)

I. TUJUAN

1. Supaya mahasiswa dapat mengetahui cara bagaimana menggunakan Pathloss 4.0 dengan baik.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kondisi geografis suatu daerah, supaya mereka dapat merancang pemasangan pemancar dengan baik dan benar.

II. PENDAHULUAN

Pathloss adalah suatu kerugian propagasi gelombang yang disebabkan oleh propagasi free space seperti refleksi, difraksi, dan scattering. Pada free space pathloss dapat meningkat sebesar 20 dB per decade (satu decade adalah ketika jarak antara pemancar dan penerima meningkat 10x lipat) atau 6 dB per oktaf (satu oktaf adalah ketika jarak antara pemancar dan penerima bertambah 2x lipat).

Model propagasi yang biasa digunakan di lapangan biasanya adalah model empiris. Model ini berdasar pada pengukuran data, bersifat sederhana, dan menggunakan data yang sederhana. Model propagasi ini merupakan yang paling sederhana/mudah, karena pada kenyataanya memang belum ada data tentang informasi pathloss di suatu daerah.

III. DASAR TEORI

Gelombang Mikro (microwave) adalah gelombang elektromagnetik yang bersifat transfersal dengan frekuensi super tinggi (SHF, Super High Frekuensi) diatas 3 GHz dengan panjang gelombang berkisar antara 0.3-300 cm. Sistem transmisi gelombang mikro bekerja pada frekuensi UHF 300 MHz-30 GHz (pada umumnya 1-3 GHz) yang mempunyai panjang gelombang dalam ruang bebas antara 1 cm-1 m. sinyal gelombang mikro dipancarkan melalui lintasan lurus dari satu titik ke titik yang lain, dikenal dengan istilah Line Of Sight (LOS). Stasiun yang digunakan, baik stasium pemencar, penerima, maupun relai ditempatkan pada lokasi yang tinggi pada menara antena yang tinggi pula, agar transmisi dapat mencakup daerah LOS yang maksimum sehingga dapat diperoleh suatu lintasan gelombang yang bersifat langsung (direct signal path). Propagasi LOS gelombang mikro menggunakan gelombang radio atau RF (Radio Frequency), yang juga merupakan gelombang elektromagnetik. Komunikasi gelombang mikro dapat digunakan untuk komunikasi satelit maupun komunikasi terestrial.

(3)

Menggunakan gelombang radio dengan modulasi FM (Frequency Modulation), baik dengan sistem penjamakan (Multiplexing) frekuensi (FDM) atau waktu (TDM).

2. Sistem transmisi gelombang Mikro Digital

Menggunakan gelombang radio dengan modulasi digital ( PSK atau QAM), dan menggunakan penjamakan (multiplexing) TDMA.

Sedangkan konfigurasi dari sistem komunikasi gelombang mikro terdiri dari dua konfigurasi yang sering digunakan dalam komunikasi ini.

1. Konfigurasi Point To Point

Pada konfigurasi jenis ini transmisi gelombang mikro digital yang terjadi antara satu titik dengan satu titik lain dengan menggunakan jenis antena parabola, yang dirancang sedemikian rupa sehingga gelombang yang dikirim memiliki perarahan (directivity) yang tinggi dengan daerah berkas (beam area) yang sempit, antena jenis ini dikenal juga dengan antena directional.

Gambar 1. konfigurasi point to point

2. Konfigurasi point to multiple point

Pada jenis konfigurasi ini transmisi gelombang mikro digital yang terjadi antara satu titik (master) ke banyak titik (remote), atau sebaliknya. Menara yang berfungsi sebagai master dielengkapai dengan antena yang bersifat segala arah (omni directional), agar dapat menerima dan mengirimkan informasi ke dari dan ke banyak arah, sehingga dapat menjangkau ke daerah- daerah lokasi remote yang luas. Sedangkan menara remote menggunakan antena terarah (directional), pada umumnya yang digunakan adalah berbentuk parabola.

(4)

jarak antara pengirim dan penerima tidak terlalu jauh, pada keadaan ini variable jarak tidak banyak berpengaruh pada transmisi sinyal. Master dan remote masing-masing dilengkapi dengan modul radio dan multiplexer, yang selanjutnya dihubungkan ke piranti komunikasi seperti PABX (Private Automatic Branch Exchange) unttuk layanan telepon, ke modem untuk transmisi data dan sebagainya.

Gambar 2. Konfigurasi point to multiple point

IV. ALAT DAN BAHAN 1. Laptop / Komputer (PC)

2. Software Google Earth 3. Software Pathloss 4.0

V. LANGKAH KERJA

1. Instal software Google earth, lalu tentukan lokasi perancangan 2. Tentukan koordinat daerah tempat simulasi perancangan

(5)

Keterangan :

 Site name adalah nama tempat yang digunakanuntuk RF planning

 Call sign adalah tanda pengenal untuk stasiun pemancar

 Situation code adalah kode stasiun yang digunakan untuk perhitungan link budget

 State adalah lokasi provinsi atau Negara yang digunakan untuk perhitungan link budget

 Owner code adalah kode pemilik atau perusahaan yang akan digunakan untuk RF planning

 longitude adalah garis membujur yang menghubungkan antara sisi utara dan sisi selatan bumi (kutub). Garis bujur ini digunakan untuk mengukur sisi barat-timur koordinat suatu titik di belahan bumi.

 Latitude adalah garis yang melintang di antara kutub utara dan kutub selatan, yang menghubungkan antara sisi timur dan barat bagian bumi. Garis ini memiliki posisi membentangi bumi, sama halnya seperti garis equator (khatulistiwa), tetapi dengan kondisi nilai tertentu. Garis lintang inilah yang dijadikan ukuran dalam mengukur sisi utara-selatan koordinat suatu titik di belahan bumi.

 True Azimuth adalah sudut yang dibentuk antara arah referensi (utara) dan garis dari pengamat ke tempat tujuan diproyeksikan pada bidang yang sama dengan arah referensi

(6)

 Profile distance adalah jarak pada profil distance hanya muncul di full report

 Ellipsoid adalah permukaan koordinat

 Elevation adalah tinggi daratan di atas permukaan laut

 Tower Hight adalah tinggi tower yang digunakan untuk perhitungan power link budget

 TR Antena height adalah tinggi antenna yang digunakan untuk RF planning

 TX loss adalah loss yang dihitung di transmitter

 RX loss adalah loss yang terhitung di receiver

 Operator code adalah kode yang dimiliki operatorradio pemancar dan penerima

 Radio model adalah model radio yang digunakan untuk perhitungan power link budget

 Emission designator adalah kode yang terkait frekuensi yang memberikan informasi tentang bandwidth frekuensi dan sifat sinyal pada frekuensi

 Traffic code adalah kode lalu lintas yang digunakan pada perencanaan perhitungan link budget

 TX power adalah daya yang dipancarkan oleh radio

 Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan waktu yang

diberikan.

 Polarization adalah arah dan vector medan listrik yang diradiasikan oleh antenna

 Free space loss adalah sinyal radio yang berpropagasi diudara dan akan mengalami redaman di udara

 EIRP adalah Effective isotrophic radiated power yang digunakan untukmenggambarkan untuk kerja suatu perangkat transmisi

 RX signal adalah kekuatan sinyal yang diterima oleh radio penerima dalam satuan dBm

 Radio configuration adalah konfigurasi yang dilakukan pada radio

(7)
(8)
(9)

7. cari file SRTM lalu masukkan semuanya kedalam site

8. setelah masuk semua, klik file-close

9. Setelah itu isikan seperti dibawah ini mengenai informasi site nya, minimal yang harus diisi adalah (Site Name, Latitude&Longitude, TR Antenna Height, Frequency Antenna yg dipakai)

10. Simpan terlebih dahulu dengan klik file-save 11. Kemudian masuk ke module pilih network

(10)

13. Lalu simpan terlebih dahulu, file-save

14. Setelah itu masuk site data lalu create background Lalu akan muncul tampilan peta seperti ini

(11)

16. setelah itu akan muncul tampilan seperti ini. lalu klik generate

17. setelah itu close jika sudah muncul profilenya 18. doble klik pada Structure nya

19. Lalu pilih type range structurenya mau tree/building. Karena ini daerah perbukitan dan banyak pohon tingginya structurenya dipilih tree. Atur pula ketinggian serta rangenya.

20. Setelah itu masuk ke module diffraction lalu klik optimize (gambar calculator) , klik centang Warna hijau

21. Masuk ke module lagi, pilih worksheet

(12)

23. Setelah itu set pada Operations bagian Reliability Methods muncul pilihan dibawah klik OK

24. Lalu klik pada gambar Antennanya. Isikan parameter antennanya terutama bagian Diameter Antenna, ketinggian Antenna(kalau mau diatur lagi ketinggiannya) dan Gain Antennanya.

25. Klik bagian feedernya Isikan juga parameter feeder/cable yang dipakai.

26. Klik lagi pada bagian TR (Radio Equipmentnya). Isikan juga sesuai spesifikasi radio yang digunakan. Yang penting isikan TX Power, dan RX threshold levelnya

27. Jadilah hitung-hitungan Link Path Calculation/Link Budgetnya. Untuk melihat hasilnya secara lengkap klik di reportnya pilih full report

(13)

29. Untuk melihat print profile nya, klik file-close lalu masuk ke module-print profile. Tampilan print profile seperti dibawah

(14)

31. Pada langkah diatas menggunakan daerah yang tak ada penghalangnya (LOS)

32. Untuk daerah yang ada penghalangnya (obstale) caranya sama, hanya berbeda saat mengatur koordinatnya (longitude, latitude).

(15)

Daerah yang dipilih adalah Nganjuk (Kec. Sawahan – Kec. Candirejo)sebagai tempat simulasi Radio Link yang baik dengan propagasi LOS dan Kec. Loceret dan Kec. Sawahan sebagai tempat simulasi Radio Link dengan obstacle perbukitan.

a. Koordinat Kec. Sawahan Koordinat Kec. Candirejo Longitude : 111 46 26.63 E Longitude : 111 53 30.65 E Latitude : 07 45 06.31 S Latitude : 07 38 14.16 S

(16)

c. Print profile

d. Multipath

(17)

f. Koordinat Sawahan Koordinat Loceret

(18)

g. Tampilan Summary untuk daerah Sawahan-Loceret

(19)

i. Multipath

j. Full report

(20)

Daerah yang dipilih adalah Nganjuk (Kec. Sawahan - Kec. Candirejo) sebagai tempat simulasi Radio Link yang baik dengan propagasi LOS dan (Kec. Sawahan – Kec. Loceret) sebagai tempat simulasi Radio Link dengan obstacle perbukitan.

Perancangan Radio Link yang baik adalah Radio Link yang memiliki RSL lebih besar dari Tresshold. Sedangkan perancangan Radio Link yang buruk adalah Radio Link yang memiliki RSL lebih kecil dari Treeshold.

Seperti pada contoh Kec. Sawahan – Kec. Candirejo,RSL yang didapat lebih besar dari Threesholdnya. Dengan RSL -70,17 dan Threesholdnya -73,70. Sedangkan simulasi di daerah Kec. Sawahan – Kec. Loceret didapat RSL lebih kecil dari Treesholdnya. Dengan RSL -140,43 dan Threesholdnya -76,00.

VIII. KESIMPULAN

a. Radio Link yang termasuk dalam kriteria baik memiliki nilai RSL yang lebih besar dari pada Treeshold, dan Radio Link yang masuk dalam kriteria buruk mempunyai nilai RSL yang lebih kecil dari pada Treeshold.

Gambar

Gambar 1. konfigurasi point to point
Gambar 2. Konfigurasi point to multiple point

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan proses simulasi perancangan dengan menggunakan aplikasi software CST Microwave Studio dari nilai dimensi antena tanpa melakukan perubahan nilai dimensi

Melakukan proses simulasi perancangan dengan menggunakan aplikasi software CST Microwave Studio dari nilai dimensi antena tanpa melakukan perubahan nilai dimensi

perangkat yang dapat mengirimkan energi dari satu titik ke titik lainnya dengan jarak yang lebih jauh tentunya sangat dibutuhkan pengunaan media transmisi yang dapat

Dengan teknologi DWDM ini, pada satu kabel serat optik dapat tersedia beberapa panjang gelombang yang berbeda sebagai media transmisi yang biasa disebut dengan kanal..

Antena E- shaped fractal merupakan salah satu jenis antena mikrostip dengan bentuk dasar patch berupa persegi (square). Dimana bentuk patch menyerupai huruf E dan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa reaksi metilasi dan isomerisasi eugenol dapat dilakukan dalam satu tahap reaksi dengan iradiasi gelombang mikro pada kondisi

Frequency Shift Keying (FSK) merupakan suatu metode transmisi sinyal digital, dimana besarnya frekuensi gelombang pembawa (carrier) berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau

Antena yagi adalah salah satu jenis antena direksional. Ilmuwan itu memberi nama antenanya dengan nama mereka sendiri. Mereka adalah Professor Yagi, dan muridnya