• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Film Dokumenter

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan.

Fenomena yang sedang terjadi di masyarakat dikemas dalam bentuk audio dan visual. Menurut Ralph S. Singleton and James A. Conrad “Dokumenter merupakan Film dari sebuah peristiwa yang aktual. Peristiwa-peristiwa tersebut didokumentasikan dengan menggunakan orang-orang biasa dan bukan aktor.

(Filmmaker’s Dictionary, Edisi Ke-2, hal. 94).

Film dokumenter menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata. Kameramen, editor, sutradara, atau produser adalah penentu dari program yang disajikan. Bagaimana sesuatu bisa objektif 100 persen, dari angle mana baiknya sebuah gambar itu diambil, sepenuhnya ditentukan menurut selera kameramen. Setelah pengambilan gambar, gambar itu tentunya harus diseleksi, yang mana akan dipakai, dan yang mana akan dibuang. Penyeleksian ini dilakukan oleh sang editor dan produser atau sutradara. Oleh karena itu, objektivitas dalam hal ini berarti kejujuran atau ketulusan dari para anggota pelaksana. Objektivitas berarti juga serangkaian gambar tentang kebenaran hasil pilihan dengan nilai atau makna yang paling tinggi dari apa yang di shootingdan bagaimana itu di-shooting.

Sastrawan dan penulis kenamaan TS Eliot mengatakan, “Fungsi dari semua seni adalah untuk memberi kepada kita pemahaman atas suatu nilai (makna, arti) dalam hidup, dengan memberi tekanan nilai itu dalam seni.”Emile Zola mengatakan, “ Suatu karya seni adalah suatu sudut dari alam atau realitas dilihat melalui suatu watak tertentu.” Kebebasan berekspresi dari masing- masing individu akan menentukan bentuk hasil sebuah karya seni yang tidak lepas dari watak dan hati nurani seniman tersebut.

Tidak semua kejadian, sebagai fakta obyektif, memiliki nilai dokumenter. Meskipun kejadian tersebut adalah suatu realita, namun tidak

(2)

semua memiliki nilai dokumenter. Materi tersebut menjadi nilai dokumenter ketika tersasa betapa bermakna materi atau peristiwa tersebut bagi sebuah lingkungan. Sebuah kejadian sederhana tiba-tiba terasa menjadi bermakna, ketika dalam sajian peristiwa tersebut, penonton merasakan sentuhan nilai kemanusiaan yang luar biasa. Hal yang sederhana bisa menjadi luar biasa karena telah terjadi penafsiran oleh pencipta film dokumenter.

Sebab itu dikatakan bahwa sebuah karya film dokumenter menyajikan suatu realitas kepada masyarakat yang secara normal tidak menangkap makna dari realitas tersebut. Jadi fungsi atau peranan dari seorang pencipta film dokumenter adalah menyusun fakta atau peristiwa sehingga orang yang menonton film tersebut bisa merasakan betapa peristiwa itu menjadi sangat bermakna (esensial) bagi suatu lingkungan kehidupan, dengan memberikan penafsiran lewat penyusunan fakta yang akhirnya memberikan makna bagi fakta-fakta tersebut terhadap lingkungannya.

Dengan cara penyampaian seperti apa sehingga masyarakat dapat merasakan makna dari peristiwa atau fakta tersebut, merupakan campur tangan dari seorang pencipta film dokumenter. Rekaman kejadian langsung dari suatu peristiwa tidak langsung dipaparkan begitu saja, namun harus melewati proses, dari sudut mana peristiwa itu diambil, seleksi fakta-fakta yang ada, dan juga harus melewati proses editing.

Dalam produksi dokumenter terdapat dua unsur pokok yang kemudian dipadukan, yaitu unsur gambar dan unsur suara. Unsur gambar / visual terdiri dari berbagai materi, antara lain:

a. Rangkaian kejadian : suatu peristiwa atau kegiatan dari suatu lembaga.

b. Kepustakaan : potongan arsip, majalah atau microfilm.

c. Pernyataan : individu yang berbicara secara sadar di depan kamera.

d. Wawancara : pewawancara boleh terlihat ataupun tidak terlihat.

e. Foto still : foto-foto bersejarah.

f. Dokumen : gambar, grafik, kartun.

g. Pembicaraan : suatu diskusi atau pembicaraan sekumpulan orang.

(3)

h. Layar kosong / silhouette :untuk memberi perhatian pada sound atau silhouette karena orang yang berbicara(dibahayakan keselamatannya) kalau wajahnya terlihat.

Unsur kedua yaitu adalah unsur suara atau sound antara lain:

a. Narasi / reporter : dengan narrator atau suara reporter / voice over b. Sound effect :suara-suara suasana dan latar belakang.

c. Music – lagu : harus ada musik.

d. Kosong – sepi : untuk memberi kesempatan penonton memperhatikan detail.

Seiring dengan perkembangan zaman, muncul berbagai jenis film dokumenter, diantaranya adalah :

1. Laporan Perjalanan

Dokumenter laporan perjalanan contohnya yaitu adalah jejak petualang, jelajah, backpacker. Ketiga contoh ini termasuk dalam dokumenter perjalanan. Laporan perjalanan dikatakan dengan istilah lain yaitu travelogue, travel film, travel documentary, dan adventures film.

2. Sejarah

Dokumenter sejarah sedikit sulit untuk dibuat, karena bergantung pada referensi peristiwa, sebab keakuratan data sangat dijaga dan sebisa mungkin tidak boleh ada yang salah dalam pemaparannya. Salah satu contohnya adalah Metro Files yang ditayangkan di Metro TV.

3. Biografi

Film dokumenter jenis biografi ini bercerita tentang seseorang, entah dia yang dikenal oleh masyarakat luar, yang memiliki keunikan, kehebatan atau aspek lainnya. Jenis biografi ini pun terbagi lagi menjadi beberapa golongan antara lain, potret yaitu mengupas human interest seseorang, biografi yaitu mengupas kronologis seseorang misalnya lahir hingga meninggal atau kesuksesan seseorang, dan yang terakhir adalah profil biasanya membahas aspek positif dari sang tokoh.

(4)

4. Nostalgia

Dokumenter jenis ini tidak berbeda jauh dengan jenis film dokumenter sejarah. Hanya saja jenis yang satu ini lebih menekankan pada kilas balik atau napak tilas dari kejadian seseorang atau sekelompok.

5. Rekonstruksi

Film dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Ada kesulitan sendiri dalam mempresentasikan kepada penonton sehingga harus dibantu dalam proses rekonstruksinya. Peristiwa yang bisa dibuat rekonstruksinya adalah peristiwa kriminal, bencana, dan lainnya. Rekontruksi juga dilakukan dengan pemain, lokasi, kostum, make up, dan lighting yang persis dengan aslinya. Yang ingin dicapai dari rekonstruksi adalah proses terjadinya peristiwa di mana bisa dilakukan shoot live action atau bantuan animasi.

6. Investigasi

Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik.

Peristiwa yang diangkat umumnya pristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, misalnya korupsi dalam penanganan bencana, jaringan mafia suatu negara, atau yang lainnya. Terkadang, dokumenter ini membutuhkan rekonstruksi untuk membantu memperjelas suatu peristiwa.

7. Perbandingan dan Kontradiksi

Dokumenter ini menengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu seperti film Hoop Dream karya Steve James yang risil di tahun 1994. Di mana ia selama 4 tahun mengikuti perjalanan dua remaja Chicago keturunan Afro-America, William Gates dan Arthur Agee.

8. Ilmu Pengetahuan

Jenis film dokumenter ini bisa dibilang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia, seperti film Dari Desa Ke Desa atau Flora dan Fauna. Jenis ini juga terbagi lagi menjadi dua sub genre, yaitu film dokumenter sains dan film instruksional.

9. Buku harian

Layaknya diary, film dokumenter jenis ini mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain. Sudut

(5)

pandangnya pun terasa lebih subjektif sebab sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan subjek pada lingkungan tempat ia tinggal, peristiwa, bahkan perlakukan teman-temannya yang berada di sekitar subjek. Struktur ceritanya cenderung linear serta kronologis, narasi menjadi unsur suara yang lebih banyak digunakan.

10. Musik

Bisa dibilang bahwa jenis film dokumenter ini menjadi yang mudah jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Namun, sejak 1980 jenis ini lebih sering diproduksi di mana Donn Alan Pannebaker lah yang pertama kali mendokumentasikan pertunjukan musik.

11. Association Picture Story

Jenis film dokumnter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai

dengan namanya, film ini mengandalkan gambar-gambar yang tidak berhubungan namun ketika disatukan dengan editing maka makna yang muncul akan ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka.

12. Dokudrama

Jenis film dokumenter yang terakhir adalah dokudrama. Jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek tokoh cenderung direkonstruksi. Tempat dibuat mirip dengan aslinya, tokoh dibuat mirip. Salah satu film jenis ini adalah Johny Indo karya Franky Rorimpandey.

Dokumenter drama atau yang sering disebut adalah (docudrama) merupakan sebuah film dokumenter yang didramakan. Suatu kejadian yang pernah sungguh-sungguh terjadi, terdapat peninggalan-peninggalan dan bekas- bekasnya secara faktual, beberapa tokohnya masih hidup, namun kejadiannya sudah lampau. Doku-drama tidak sepenuhnya dokumenter, dan juga tidak sepenuhnya drama karena memiliki kebenaran faktual. Materinya diberi nama faksi, yaitu kependekkan dari fakta dan fiksi. Karena daya tarik atau kejadiannya sangat bernilai maka kisah itu dimainkan kembali. Memainkan kembali dan memproduksi kisah itu disebut dengan doku-drama.

(6)

Dalam program doku-drama penulis skenario tidak perlu merekayasa tema seperti dalam sinetron. Namun, riset pengalaman yang terjadi akan memunculkan tema dengan sendirinya. Maka dari itu, tema harus dipertajam sehingga menarik sebagai cerita. Dari program doku-drama ini penonton bukan hanya diajak menikmati suatu cerita, melainkan juga mengenal pengalaman hidup nyata dari suatu situasi. Selain itu, penonton juga belajar latar belakang budaya dan nilai-nilai yang terkadung dalam dokumenter drama tersebut.

2.1.2 Produksi Film Dokumenter

Dalam memproduksi sebuah film dokumenter, perlu dilakukan

tahapan tahapan yang akan membantu sehingga hasil akhirnya menjadi berkualitas. Tahapan yang harus dilakukan antara lain adalah :

2.1.2.1 Pra Produksi : 1. Analisis ide cerita

Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film.

Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, atau menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan, maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah.

2. Menyiapkan naskah

Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film.

3. Menyusun jadwal dan budgeting

Jadwal atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya.

Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal

(7)

pengambilan gambar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:

- Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain.

- Penyediaan kaset video.

- Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.

- Penyediaan property, kostum, make-up.

- Honor untuk pemain, konsumsi.

- Akomodasi dan transportasi.

- Menyewa alat jika tidak tersedia.

4. Hunting lokasi

Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah.

Untuk pengambilan gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin. Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll.Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.

5. Menyiapkan kostum dan property

Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario.

Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab timproperty dan artistik.

6. Menyiapkan peralatan

Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan berkualitas.

(8)

7. Casting pemain

Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film.Dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu.Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja.Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.

2.1.2.2 Produksi :

Dalam produksi film sangat erat kaitannya dengan kerabat kerja atau tim atau crue pelaksana pembuatan film dan deskripsi kerjanya masing- masing. Adapun tim tersebut dapat terdiri atas :

- Sutradara : bertugas memimpin dan mengarahkan keseluruhan proses pembuatan film. (pemilik ide cerita).

- Script Writer / penulis skenario :menterjemahkan ide cerita ke dalam bahasa visual gambar atau skenario.

- Kameramen : bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera saat shooting.

- Lighting: bertugas mengatur tata cahaya (pencahayan dalam produksi film).

- Music Director / Tata Musik:bertugas membuat atau memilih musik yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.

- Costume designer : bertugas membuat atau memilih kostum atau pakaian yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.

- Make up Artist : bertugas mengatur make up yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.

- Sound recorder / Tata suara : bertugas membuat atau memilih atau merekam suara dan efek suara yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.

- Artistic Director / Tata artistic : bertugas membuat dan mengatur latar dan setting yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.

- Editor : bertugas melakukan editing pada hasil pengambilan gambar dalam produksi film.

(9)

- Kliper : bertugas memberi tanda pengambilan shot dalam produksi film.

- Pencatat adegan : bertugas mencatat adegan atau shot yang diambil serta kostum yang dipakai dalam produksi film.

- Casting : bertugas mencari dan memilih pemain yang sesuai ide cerita dalam produksi film.

1. Tata setting

Set construction merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.

2. Tata suara

Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan berkualitas.Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.

3. Tata cahaya

Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya keualitas teknik film tersebut.Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat merekam objek. Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari standar warna putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna cahaya.

4. Tata kostum (wardrobe)

Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita.

Pengambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih

(10)

mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat perlu mengidentifikasi kostum pemain.

Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya.

5. Tata rias

Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi juga pada seluruh anggota badan.Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh.Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera.Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.

2.1.2.3 Tahapan Pasca Produksi

Rahman dalam bukunya yang berjudul “Teknik Shooting Video”, menjelaskan tahap pasca produksi adalah melakukan editing dan memberi efek- efek yang diperlukan untuk menjadikan hasil syuting menjadi lebih enak untuk ditonton. Tahapan untuk editing antara lain:

1. Recording audio

Mempersiapkan segala macam audio atau suara yang dibutuhkan untuk diisi ke dalam film yang akan dibuat.

2. Editing picture and sound

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, dapat dilakukan pemotongan dan penghalusan terhadap gambar, lagu, dan suara.

Dalam produksi film terdapat dua macam editing, yaitu:

a. Editing kontinuiti. Dalam editing ini susunan dari adegan-adegan menentukan jalannya cerita atau urutan sajian. Editing kontinuiti

(11)

menghubungkan shoot-shoot yang satu dengan yang lain dalam scene, dan menghubungkan scene dan scene yang lain yang kemudian membentuk sequence. Terkadang, antara satu shoot dengan shoot yang lain dengan sengaja disisipi shoot dari suasana atau obyek tertentu yang secara tidak langsung menghubungkan shoot yang satu dengan shoot yang lain, meskipun obyek itu berada di setting yang sama. Sisipan ini disebut cut away. Di dalam editing kontinuiti harus diperhatikan apa yang disebut screen direction, yaitu arah dari pandangan atau gerakan obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Sambungan shoot yang direction gerakan obyeknya dari kiri ke kanan, munculnya dalam shoot berikut, harus mengikuti arah yang sama. Apabila terjadi perbedaan posisi pada arah obyek dan arah pandangan, maka akan berakibat gambar seperti meloncat, maka akibat ini disebut jump cut atau jamping.

b. Editing kompilasi. Editing ini tidak terlalu terikat pada kontinuitas gambar. Biasanya editing kompilasi dipakai untuk program dokumenter.

Gambar disusun berdasarkan editing script di dalam program dokumenter dan tidak begitu terikat pada kontinuitas gambar yang didasarkan atas screen direction. Dengan demikian, editing kompilasi lebih mudah dibandingkan dengan editing kontinuiti. Sebab editing kompilasi dalam penyusunan gambarnya sepenuhnya berdasarkan kerangka pemikiran dan naskah yang sudah disusun tanpa harus memperhatikan banyak faktor yang ada hubungannya dengan screen direction. (Wibowo, Fred; 153- 154).

3. Colour correction

Setiap potongan gambar yang diambil, dicek kembali warnanya sehingga setiap adegan memiliki kualitas warna yang tidak jauh berbeda. (kalau menggunakan kamera yang berbeda tipe, bisa terjadi sedikit perubahan terhadap warnanya).

(12)

4. Titles

Pemberian tulisan-tulisan yang dibutuhkan di dalam film yang akan dibuat, termasuk judul film, nama pemeran, nama anggota kerabat kerja, dan tulisan-tulisan yang lainnya.

5. Effect

Gambar yang telah dipotong, diberi efek, baik efek transisi maupun efek lain yang dibutuhkan untuk memperindah hasilnya.

6. Dubbing

Dubbing diperlukan apabila suara pemeran kurang jelas atau tidak terdengar karena suara environment (lingkungan yang berisik dan mengganggu).

7. Final

Setelah semua tahapan dilakukan, film yang telah selesai di edit, diubah ke dalam format audio visual yang diinginkan.

c. Review hasil editing

Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki.Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.

d. Presentasi dan evaluasi

Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :

(13)

- Ahli Sinematografi :Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.

- Ahli Produksi Film : Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.

- Ahli Editing Film (Editor) : Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.

- Penonton/penikmat film : Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam dalam pembuatan film.

2.2 Tinjauan tentang Tahanan Politik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tapol adalah singkatan dari kata tahanan politik. Istilah tahanan politik apabila disingkat yaitu menjadi tapol. Akronim tapol (tahanan politik) merupakan singkatan/akronim resmi dalam Bahasa Indonesia. Tahanan adalah seseorang yang berada dalam penahanan. Berdasarkan Pasal 1 angka 21 UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”), penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum, atau hakim dengan penetapannya. Tahanan politik ditahan karena tindakanya yang dianggap berlawanan dengan garis-garis pemikiran dan kebijakan pemerintah.

Tahanan berbeda dengan narapidana. Tahanan adalah seorang yang ditahan dan belum melalui proses peradilan, sedangkan narapidana telah melalui peradilan final. Narapidana, menurut Pasal 1 angka 7 Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (“UU 12/1995”), adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan (“LAPAS”). Sedangkan, pengertian terpidana sendiri adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 1 angka 6 UU 12/1995). Oleh karena itu, selama perkara tersebut masih menempuh proses peradilan dan berbagai upaya hukum selanjutnya, orang tersebut belum dikatakan sebagai narapidana.

(14)

2.3 Tinjauan Permasalahan Tentang Obyek dan Subyek Perancangan 2.3.1. Tinjauan tentang Oei Hiem Hwie

Oei Hiem Hwie yang dikenal dengan panggilan “Pak Wi”. Beliau lahir di Kota Malang pada tanggal 24 November 1935. Ayah Oei, adalah seorang totok dari Hokkian. “Kawin mbek ibu saya, orang Jawa Tengah. Ibu saya itu orang qiao shen, Tionghoa sini, peranakan, trus pindah Malang, aku lahir,” jelasnya. Sebelum Oei menjadi wartawan, dari kecil ia sudah hobi mengoleksi buku dan mengkliping. Selain itu,dia juga mewarisi banyak buku kuno dari keluarganya. “Ada banyak, tinggalane engkong. Engkongku itu yo, engkong dari papa, dari ibu, itu…. konco Belandane banyak. Pas Belanda jatuh, Belanda pulang, buku-bukune dikek’no.”

Oei dahulu menempuh pendidikan SD hingga SMA di Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) di Malang. Tiong Hoa Hwee Koan (中华会馆, Zhong Hua Hui Guan, atau Rumah Perkumpulan Orang Tionghoa, disingkat THHK) adalah perkumpulan Tionghoa yang bergerak untuk memajukan pendidikan orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda. Pertama kali berdiri pada 17 Maret 1900 di Batavia, berbagai cabangnya kemudian berdiri di pelosok Hindia Belanda. Sekolah THHK didirikan dengan dukungan iuran tahunan sebesar 3,000 guilder dari dewan, dengan tujuan menyediakan pendidikan gratis bagi semua anak keturunan Tionghoa dari berbagai lapisan sosial ekonomi. THHK juga menunjukkan perhatian khusus pada pendirian bibliotheek atau perpustakaan, dan penyebarluasan pengetahuan.

Kemudian setelah tamat SMA, Oei melanjutkan pendidikannya dengan mengikuti kursus jurnalistik, profesi yang saat itu disebut sebagai “ratu dunia”. Karena waktu itu di Malang tidak ada sekolah wartawan, Oei mengikuti pelatihan jurnalistik di Universitas Res Publika di Yogyakarta, yang dulu didirikan oleh Baperki. (Selain Res Publika, Oei mendapat satu lagi ijazah pendidikan jurnalistik dari Pro Patria, dengan tahun kelulusan 1962).

Baperki yang kepanjangannya Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia, adalah organisasi massa yang didirikan di tahun 1954, diketuai oleh Siauw Giok Tjhan, editor radikal dari koran Matahari di Surabaya, yang juga menjadi representasi Baperki di parlemen dan konstituante Indonesia.

(15)

Keberadaan Siauw Giok Tjhan dan adiknya, Siauw Giok Bie, dikatakan memberi dampak besar dalam politisasi intelektual kota Malang. Oei menyaksikan bagaimana aktivis Tionghoa senior di Malang berdebat keras mengenai isu pembauran (asimilasi) dan integrasi, tapi di saat yang sama juga hidup berdekatan, melakukan gaya hidup yang serupa, dan bermain tenis bersama. “Aku anak buahe Siauw Giok Tjan. Jadi saya wartawan, aku juga orang Baperki.

Lha, aku sekretaris Baperki Malang, gitu lho,” jelas Oei.

Lulus pendidikan jurnalistik, Oei mencari kerja di Trompet Masjarakat yang berlokasi di seberang Tugu Pahlawan, Surabaya. Nama gedungnya adalah Gedung Brantas.“Dulu di situ. Bawah itu percetakan. Atas, kantor.

Jadi saya ngantor ndek nggone atas. Dulu jadi wartawan itu susah, harus belajar tentang intel, polisi, sejarah harus bisa, politik harus ngerti, tiap hari harus baca koran.” Awalnya hanya sebagai kontributor, Oei kemudian menjadi pekerja tetap yang ditugaskan di bidang sosial politik; dengan trem listrik, ia kerap datang meliput ke pengadilan-pengadilan.Kemudian, pada tahun 1964, Oei ditugaskan ke Jakarta untuk mewawancari Bung Karno.Kesan pertama ketika bertemu dengan Bung Karno itu “saya ndredeg, gemeteran karena dia punya wibawa. Bung Karno mengharuskan wartawannya untuk berpenampilan rapi. “saya sudah rapi, tapi saya gak punya arloji, wong arloji dulu mahal” cerita Oei. Nampaknya Bung Karno memperhatikan hal itu, dan ia memberikan Oei sebuah arloji, dan masih tersimpan hingga sekarang.

Kemudian meletuslah peristiwa 30 September 1965 (G30SPKI).

Trompet Masjarakat ditutup, dan Oei ditangkap. Foto-foto, koran, majalah, buku, dan berbagai dokumen dirampas dan dibakar. Beberapa dokumen yang sensitif diamankan adik Oei di atas plafon rumah mereka di Malang. Karena tidak ada cukup bukti yang menunjukkan keterlibatan Oei dalam PKI, Oei masuk dalam kategori B. Ditahan tanpa sidang. Oei ditahan sebagai tahanan politik (tapol) atas tuduhan Soekarno Sentris. Awalnya Oei ditahan di Batu, kemudian dipindah ke Lowokwaru di Malang. Kadang-kadang, Oei dipindah

(16)

ke Surabaya, di Kalisosok. Atau terkadang di Koblen, di Rumah Tahanan Militer (RTM) yang sekarang sudah dihancurkan. Oei dipindah-pindahkan antara Malang dan Surabaya selama lima tahun sebagai tahanan politik.

Kemudian pada tahun 1970, Ia “dinaikkan sepur, pagi-pagi, berangkat ke Cilacap. Sebelum ke Pulau Buru, semua ke Nusa Kambangan, masuk Karang Tengah. Cuma 2-3 bulan, baru ke Pulau Buru.”

Ketika di Pulau Buru, ia bertemu dengan Pramoedya Ananta Toer.

Kebetulan, tempat Pram ditahan berada dekat dengan ladang Oei disana.“Karena tiap hari kesibukannya disuruh nyangkul. Disuruh nanam telo, puhung, padi, jagung. Makan cari sendiri, kalo gak nanem gak dikasi makan.”

Tapi sebelum tumbuh tanamannya, para tapol diberi makan. Makanannya yaitu makan burgu : gandum. “Abis diperas, sarinya itu jadi bir yang diminum orang Belanda. Tapi ampasnya yang dimakan, itu biasanya makanan kuda atau makanan burung kalkun. Trus makan krokot. Krokot itu makanannya jangkrik, kadang daun-daun. Dikasi air, dimasak, daun singkong atau kulit singkong. Singkongnya dimakan pegawai, kita yang ditahan gak boleh makan singkong. Makan kulitnya, di kuliti, dirajang seperti mie.

Kadang-kadang di godok, dikasi uyah, kayak mie.” Krokot itu vitamin c.

(kata dokter)”, cerita Oei. Jadi disana ada dokter juga yang ditahan. Oei menjalani kehidupan seperti itu selama 8 tahun. Dari tahun 1970 hingga tahun 1978. “Tapi saya gak putus asa, karena ini perjuangan. Saya harus hidup, disemangati juga oleh Pram. Jangan mati, belajar, belajar, belajar! Jangan mati disini, sia-sia. Kita ini pasti bebas, pasti menang!” ujar Oei.

Kemudian, pada tahun 1978, Oei dibebaskan. Jadi mengalami pengalaman di penjara selama 13 tahun. Setelah bebas dari penjara, Oei pulang ke Malang. Kemudian ditelpon oleh Pram. “Oei, kamu gak pulang ta?

Tak titipi buku mau?” Tanya Pram. “Loh ya mau” jawab Oei. Pram sudah dianggap sebagai dosennya Oei sendiri. Beberapa lembar naskah asli tulisan tangan Pram masih ada sampai sekarang. Pram memberikan naskah aslinya

“Ini yang asli kamu simpan, saya yang fotocopy saja” jelas Pram, serta beberapa buku yang ditulisnya saat di dalam penjara, yaitu adalah Bumi

(17)

Manusia, Jejak Langkah, Mata Pusaran, dan lainnya kepada Pak Oei. Oei kemudian dihubungi oleh Haji Masagung (Tjio Wie Tay), seorang Tionghoa Muslim yang dikenal sebagai pendiri Toko Buku Gunung Agung. Selain TB Gunung Agung, Haji Masagung juga mendirikan Yayasan Idayu di Jakarta, yang juga mengelola dokumentasi dan perpustakaan.

Haji Masagung mengusulkan Oei pindah tempat tinggal dari Malang agar tidak terus menerus dipantau, karena ada banyak tangan militer hingga tingkat RT/RW. Meskipun KTP Oei tetap beralamat Malang, Oei pindah ke Surabaya, bekerja di Toko Buku dan Perpustakaan Sari Agung, yang juga didirikan oleh Masagung di Jalan Tunjungan. Dari pekerjaannya dengan Masagung ini lah, Oei mengenal dan mempelajari pengelolaan perpustakaan.

Toko Buku dan Perpustakaan Sari Agung, meski kini sudah tidak ada lagi, tampaknya banyak meninggalkan ingatan yang membekas bagi banyak masyarakat Surabaya, terutama karena koleksinya yang terbilang cukup lengkap.

Ketika Masagung meninggal di tahun 1992, Oei pun pensiun. Bermodal pengalamannya mengelola perpustakaan Sari Agung, dengan hati-hati ia memindahkah buku-buku dan dokumen-dokumennya dari Malang ke Surabaya. Pada awalnya, Oei bercerita saat itu belum berani menurunkan dokumen-dokumen tersebut dari atas plafon, apalagi karena Orde Baru masih berkuasa dan larangan masih berlaku. Setelah masa Reformasi, baru Oei berani menurunkannya secara bertahap. Kondisinya cukup rapuh karena disimpan di atas plafon selama 13 tahun lebih. “Buku-buku ini bolong semua.

Dimakan renget. Tapi untung bolongnya ndak ke tulisan. Ada yang bolong bisa tembus gitu.

Kemudian Oei didatangi oleh dua orang peneliti dari Australia. Mereka ingin membeli seluruh koleksinya, ditawar dengan harga 1 Milyar. Di Australia ingin dibuka LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di Australia. Namun, Oei tidak menerima tawaran itu. “Kalo pake buku jelek- jelekin Indonesia bagaimana? Kan saya berkhianat sama Indonesia. Bukan saya tidak butuh uang, tapi saya tidak mau jual” jelas Oei.

(18)

Kemudian Oei bertemu dengan Ongko Tikdoyo, seorang pengusaha yang juga aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan di Buddhist Education Center (BEC) Surabaya. Oei bercerita sebenarnya sudah mengenal Ongko ketika ia masih kecil, karena ayah Ongko dulu adalah bendahara Baperki Kepanjen, sementara Oei adalah sekretaris Baperki Malang. Ongko mendorong Oei untuk membentuk perpustakaan. Hanya saja, sempitnya rumah Oei saat itu, dengan usaha berjualan air minum isi ulang dan elpiji, tidak memungkinkan untuk membuka perpustakaan. Ongko berjanji akan membantu pendanaan sewa tempat.

Maka dari itu, pada tahun 2001, Perpustakaan Medayu Agung dibuka.

Agung, yang diambil dari nama Haji Mas Agung. Kemudian Medayu, yang artinya medak, semangat. Jadi kalau digabung, menjadi semangat Agung.

Maka dari itu dinamakan Medayu Agung.

Untuk memenuhi persyaratan izin membuka perpustakaan dari pemerintah kota, diperlukan adanya pustakawan resmi dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan. Akhirnya dengan dukungan dana dari yayasan, Oei membiayai kuliah S1 Ilmu Perpustakaan untuk pekerja pertamanya, Harun. Selain itu, untuk mendapatkan izin, diperlukan adanya pos satpam di depan gedung perpustakaan untuk penjagaan. Untunglah, lokasi Perpustakaan Medayu Agung sekarang berada tepat di depan pos penjagaan kompleks perumahan. Sampai saat ini, karyawan yang bekerja di Perpustakaan Medayu Agung berjumlah 6 orang. Biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Maka dari perpustakaan ini juga bekerja sama dengan Yayasan. Seringkali orang-orang yang berkunjung ke perpustakaan tersebut adalah orang luar negeri, yaitu belanda, jerman, RRC, hongkong. Lalu mahasiswa/i UNAIR, UNESA juga banyak yang berkunjung kesana.

Yang kemudian menjadi beban pikiran Oei dan kita semua adalah regenerasi dan keberlanjutan Medayu Agung ke depan. Sudah terlalu banyak perpustakaan swadaya dengan koleksi legendaris di Indonesia yang hilang dan koleksinya tersebar ketika sang pendiri tidak dapat lagi mengelolanya.

“Dan sejarah itu penting untuk anak muda. Seperti yang dikatakan oleh Bung Karno yaitu JASMERAH “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah” jelas Oei.

(19)

2.3.2. Tinjauan permasalahan generasi muda

Jika kita mengingat masa lalu sejarah kebangkitan Indonesia, dapat kita saksikan tokoh-tokoh pemuda yang mampu melakukan sebuah perjuangan yang luar biasa. Mereka berusaha sedemikian rupa untuk merdeka dari penjajahan. Salah satunya adalah Sumpah Pemuda sebagai upaya untuk mempersatukan bangsa ini. Meskipun dipisahkan oleh suku, agama, dan bahasa, tetapi itu bukanlah suatu penghalang.

Kemudian, bagaimana seorang Soekarno yang mampu menjadi proklamator sekaligus pemimpin bangsa Indonesia ketika beliau masih muda.

“Berikan padaku lima orang pemuda, niscaya aku akan mengubah dunia”. Kata Soekarno. Disinilah letak keyakinan bahwa pemuda memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi pilar-pilar pembangunan sebuah negara. Berbeda dengan saat ini. Banyak generasi muda yang tidak memiliki semangat hidup yang tinggi seperti para pemuda sedia kala. Hanya karena masalah sepele, remaja hendak bunuh diri.

Beberapa faktor bunuh diri diantara lain yaitu, karena putus cinta, karena hamil diluar nikah, galau ditinggal kekasih, bahkan karena tidak ada yang merayakan ulang tahunnya, ia tega melakukan tindakan bunuh diri (suryaonline). Maka dari itu mereka tidak memiliki tujuan dan visi yang jelas tentang hidupnya. Jika melihat keadaan pemuda Indonesia saat ini sulit bagi kita untuk mengidamkan negeri ini menjadi pemimpin seperti yang di idam- idamkan oleh kita semua.

2.3.3. Fakta – fakta Lapangan

(20)

Presentase Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan tahun 2004 hingga 2013 :

Menurut Eka (Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes) bunuh diri merupakan masalah yang kompleks karena tidak diakibatkan oleh penyebab atau alasan tunggal. Umumnya bunuh diri merupakan interaksi yang kompleks dari faktor biologic, genetic, psikologik, sosial, budaya dan lingkungan.“Sulit untuk menjelaskan mengenai penyebab orang bunuh diri. Sebab pada orang lain dengan kasus sama, nyatanya tidak bunuh diri,” lanjut Eka. Berdasarkan penjelasan Agung Kusumawardhani (Dokter Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) bunuh diri merupakan satu dari tiga penyebab utama kematian pada kelompok umur 15 hingga 44 tahun, dan nomor dua untuk kelompok 10 hingga 24 tahun.

Pada 2010, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000 jiwa. Seperti dijelaskan oleh Agung, seseorang bisa melakukan bunuh diri karena rasa putus asa. Pada kondisi depresi berat individu seperti itu memiliki pemikiran pesimis, tidak bisa berpikir adanya upaya alternatif menyelesaikan masalah.

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2004 – 2013 (diolah) Gambar 2.1 Presentase pengangguran terbuka

(21)

Dapat kita lihat dari tabel diatas, persentase pengangguran terbanyak pada tahun 2013 terakhir adalah pendidikan SLTA Umum (SMA) yaitu sebanyak 26%.

Dengan data yang cukup menyedihkan itu seharusnya para pemuda di negeri ini merasa prihatin dan was-was akan masa depan mereka. Tetapi banyak dari para pemuda di negeri ini tidak punya orientasi yang jelas mengenai visi hidupnya.

Bagaimana dapat kita saksikan generasi muda saat ini, selain mental, gaya hidup juga menjadi masalah besar buat generasi muda kita.

2.3.4. Data Visual

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.3 Naskah Asli tulisan tangan Pramoedya Ananta Toer Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.1 Pak Oei Hiem Hwei (79 tahun)

(22)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. 4 Koran “Trompet Masjarakat” tempat Oei dulu bekerja

Gambar 2.5. Surat Permohonan Rehabilitasi Sdr. Oei Gambar 2.6. KTP Oei (ex tapol)

(23)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.4 Analisis Masalah

Generasi muda sebagian besar tidak memiliki orientasi yang jelas

mengenai visi hidupnya. Mereka menganggap hidupnya penuh dengan kesenangan, masa indah, masa remaja. Padahal, kerja keras juga menjadi latihan yang luar biasa, sebelum terjun ke dunia yang sesungguhnya. Banyak generasi muda yang berleha-leha, foya-foya, dan hidup tidak teratur.

Hanya segelintir generasi muda yang hidup penuh disiplin, teratur dan punya tujuan hidup. “Virus Anti Gagal : Inspirasi Bisnis Londen” (I Nyoman Londen & Dodi Mawardi, 93) Banyak pula yang menjadi korban dari budaya negatif dunia barat (victim globalization) yang sarat akan kehidupan hedonis (keduniawian), pakaian yang menampakan aurat, pergaulan bebas, dan lainnya.

Sifat yang senang akan kekerasan juga telah merasuki jiwa para pemuda masa kini, sehingga menimbulkan perkelahian dan tawuran. Belum lagi kasus yang seringkali terjadi yaitu adalah kasus bunuh diri. Karena putus cinta, pelajar SMP gantung diri (sindonews). Generasi muda saat ini kurang mempunyai semangat hidup yang tinggi. Menghadapi masalah sepele saja sudah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Padahal, di umurnya yang masih muda; remaja, masih banyak hal yang bisa ia lakukan kalau tidak mengambil tindakan negatif seperti itu. Bunuh diri karena berbagai macam faktor, entah itu putus cinta, depresi, terlilit hutang, hamil diluar nikah, perceraian, perselingkuhan, dll.

Gambar 2.7. Bermacam-macam sertifikat penghargaan Perpustakaan Medayu Agung

(24)

2.5 Simpulan

Berdasarkan data dan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa banyak pemuda-pemudi bangsa saat ini yang masih belum mengetahui visi hidupnya. Dan salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memotivasi mereka kembali, agar mereka bisa mengetahui visi hidupnya, bisa menjadi seseorang yang sukses di masa depan. Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Kalau sampai saat ini mereka masih belum mengetahui visi hidupnya dengan jelas, tidak ada pegangan atau panutan dalam hidupnya, jika hal ini berlangsung lama, akan berdampak buruk bagi kehidupan mereka sendiri.

Salah satu panutan yang bisa dicontoh oleh generasi muda adalah Oei Hiem Hwei. Beliau adalah pemilik sekaligus pendiri dari Perpustakaan Medayu Agung. Beliau sewaktu muda adalah seorang wartawan harian Trompet Masjarakat. Menjadi wartawan adalah cita-citanya sejak kecil. Dengan disertai semangat yang menggebu untuk menjadi seorang wartawan, keinginan beliau pun tercapai. Namun, ia juga pernah mengalami pengalaman penjara selama 13 tahun.

Dan bagaimana ia bisa melewatinya hingga sampai saat ini merupakan sebuah perjuangan untuk hidup.

2.6 Usulan Pemecahan Masalah

Dengan membuat film dokumenter Oei Hiem Hwei ini, dapat menjadi salah satu cara menyampaikan perjuangan hidup Oei Hiem Hwei. Semangat yang menggebu dan visi hidup yang jelas membuat ia tetap berjuang keras demi mendapatkan ilmu. Film dokumenter dapat menjadi salah satu inspirasi bagi generasi muda, agar tidak mudah menyerah dalam mengejar cita-cita, serta lebih peduli terhadap tujuan hidup mereka pribadi.

Media film sering digunakan untuk menceritakan kembali sejarah. Dengan teknologi yang sudah berkembang pesat saat ini, media film dokumenter bisa diakses menggunakan internet. Informasi tersebut juga dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja, tanpa terkecuali khususnya yang terhubung melalui internet.

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa “Pengkajian Fisik Kepala dan Leher” meliputi pemeriksaan pada kepala, mata , telinga, hidung dan sinus-sinus, mulut dan paring, serta

Pemimpin yang humanis dapat membangun hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, atasan dan bawahan, sehingga kondisi ini diharapkan akan membangun budaya oraganisasi,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal penting dalam penelitian ini adalah sebagai

Proses produksi yang efisien dapat diartikan dengan pemakaian input yang lebih sedikit sehingga dapat menghasilkan output atau produk dalam jumlah tertentu

Namun demikian a d a indikasi bahwa retakan telah terjadi dikarenakan adanya kejutan termal sebagai konsekuensi pen- dinginan cepat.. Permanent Magnetism, Solid

Pupuk organik cair (NASA) merupakan pupuk organik yang berasal dari bahan organik murni berbentuk cair dari limbah ternak dan unggas, limbah alam dan tanaman,

pada esensi dirinya dan juga pada diri orang lain, serta juga

Original article A phase II study of multimodality treatment for locally advanced cervical cancer : neoadjuvant carboplatin and paclitaxel followed by radical