• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Tobari dan Budi Dharmawan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 11 September 2004, disetujui: 21 September 2004)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh: Tobari dan Budi Dharmawan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 11 September 2004, disetujui: 21 September 2004)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

(Tinjauan pada Pengembangan Komoditas Jagung)

PROFILE OF POLICY AND AGRICULTURE DEVELOPMENT IN PURBALINGGA REGENCY CENTRAL JAVA

(The Study on Development of Corn)

Oleh:

Tobari dan Budi Dharmawan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto

(Diterima: 11 September 2004, disetujui: 21 September 2004) ABSTRAK

Pembangunan wilayah melalui pendekatan sektor pertanian harus mampu memanfaatkan keunggulan komparatif dari setiap wilayah yang berbeda, sehingga mampu memberikan dampak ekonomi pada wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi komoditas jagung di Kabupaten Purbalingga, seberapa besar tingkat konsentrasi dan spesialisasi, wilayah yang mengalami pertumbuhan dan punya daya saing baik, dampak kebijakan pemerintah pada pengembangan jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1.a). Wilayah yang mempunyai potensi komoditas basis jagung adalah Kecamatan Karangreja, Mrebet, Kertanegara, Karanganyar, Kutasari, Padamara, Pengadegan, Bojongsari, dan Purbalingga.

b). Komoditas basis cenderung menyebar tidak merata dan tidak ada satu pun wilayah yang melakukan konsentrasi dan spesialisasi, c) Ada kecenderungan Kecamatan Bojongsari, Kutasari, Mrebet, Karangreja, dan Karangmoncol yang memiliki pertumbuhan dan daya saing yang baik untuk usahatani jagung dibanding dengan wilayah lain. 2. a). Tidak terdapat cukup alasan untuk menyatakan bahwa dampak kebijakan pemerintah melindungi petani jagung dengan melakukan proteksi terhadap harga input tradable (input yang diperdagangkan internasional). b). Secara finansial dan ekonomi, petani lebih efisien menggunakan sumberdaya domestik untuk usahatani jagung. c). Tidak terdapat kebijakan pemerintah yang cukup signifikan yang menyebabkan harga finansial lebih rendah dari pada harga sosial, sehingga petani menerima harga lebih rendah sebesar 79 persen dari harga yang seharusnya diterima. d). Dampak kebijakan pemerintah secara total telah terjadi disincentive, sehingga ada indikasi bahwa tidak terdapat kebijakan pemerintah yang bersifat melindungi petani terhadap harga output maupun subsidi input, surplus produsen berkurang, karena terjadi pengalihan laba usaha kepada masyarakat. Disarankan kebijakan pengembangan harus diarahkan dan memperhatikan pemanfaatan sektor basis ekonomi potensial dan sektor yang menyediakan masukan maupun sektor yang memanfaatkan lebih lanjut produk dari sektor basis tersebut.

Kata kunci: Potensi, Wilayah, Kebijakan ABSTRACT

The area development through agriculture approach have to use comparative and competitive advantages from various region, so it could give economic effect to that region. The purpose of this research were to know the potential of corn commodity in Purbalingga Regency-Central Java, to

(2)

corn commodity. This research showed that: 1 a) Every sub-district which had great amount of commodity potential basis were Karangreja, Mrebet, Kertanegara, Karanganyar, Kutasari, Padamara, Pengadegan, Bojongsari, and b) Basis commodity tended to spread out randomly and no one of the region did concentration and specialization, c) There was a tendency in Bojongsari, Kutasari, Mrebet, Karangreja, and Karangmoncol Sub-districts which had good growth and competitiveness in corn farm operation compared to other region. 2 a) There were good reason to say that the government policies in corn was protecting corn farmer by protecting price of input tradable. b) Financially and economically, the farmer more efficient to use domestic resources in corn farm operation. c) There were no government policies which significant enough causing financial price lower than social price, so farmer accepted price 79 percent lower than price they should admitted. d) There was a disincentive effect to government policies, so there was an indication that there were no government policies which protecting farmer to output price or input subsidy, producer surplus was decrease because there were reallocation of profit to people. It was suggested that development policy had to driven and focused on potential economic basis and other sector which provided input or sector which make further benefit from that sector basis.

Key word: Potency, District, Policy

Perbedaan tersebut dianggap perlu PENDAHULUAN

diketahui guna pengembangan, P e m b a n g u n a n s e k t o r

khususnya komoditas jagung.

pertanian dapat dijadikan sebagai

Pemanfaatan sumberdaya p i l a r p e m b a n g u n a n e k o n o m i

alam di Kabupaten Purbalingga wilayah. Pembangunan wilayah

dapat dilakukan secara optimal melalui pendekatan sektor pertanian

dengan cara perencanaan tata guna h a r u s m a m p u m e m a n f a a t k a n

lahan yang selaras dengan pe- keunggulan komparatif setiap

r e n c a n a a n r e g i o n a l d a n wilayah yang berbeda, sehingga

mempertimbangkan penetapan m a m p u m e m b e r i k a n d a m p a k

wilayah yang diperkirakan cocok ekonomi pada wilayah tersebut

d a n m e n g u n t u n g k a n b a g i (Saragih, 2001). Adanya perbedaan

pengembangan wilayah, khususnya tersebut menyebabkan setiap

usahatani jagung. Sehubungan w i l a y a h b e r b e d a u n t u k

dengan permasalahan tersebut, m e n g e m b a n g k a n p o t e n s i n y a .

maka perlu diadakan penelitian yang Berkaitan dengan profil wilayah

mengkaji secara khusus komoditi pembangunan di sektor pertanian,

jagung dengan berdasarkan pada diperlukan komoditas potensial

data Purbalingga dalam angka tahun yang memiliki keunggulan untuk

2001-2003.

dikembangkan. Setiap wilayah

Tujuan penelitian adalah k e c a m a t a n m e n g u s a h a k a n

u n t u k m e n g e t a h u i p o t e n s i komoditas pertanian yang berbeda.

komoditas jagung di Kabupaten

Profil Pengembangan dan Kebijakan Pembangunan ... (Tobari dan Budi D.)

(3)

pertumbuhan dan mempunyai daya ß =

saing baik untuk usahatani jagung, Surplus Produksi dan Pendapatan dan untuk mengevaluasi dampak

kebijakan pemerintah pada program (SP) pengembangan komoditas jagung.

P e n e l i t i a n i n i d i h a r a p k a n SP = b e r m a n f a a t , b a g i P e m e r i n t a h

Daerah Kabupaten Purbalingga

u n t u k m e r u m u s k a n a r a h Analisis Shift and Share

pengembangan sektor pertanian, Pertumbuhan Proporsional (PP )ij khususnya usahatani jagung. PP = (% perubahan total produksi, ij

pendapatan pada sektor - % p e r u b a h a n t o t a l p r o d u k s i , METODE PENELITIAN

p e n d a p a t a n ) X ( P r o d u k s i , Metode dasar pada penelitian pendapatan sektor lokal pada t-1) ini adalah survei. Pengambilan data

dilakukan dengan mengambil data Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW )

primer dan data sekunder yang ij

PPW = (% Perubahan produksi, diperoleh dari petani responden ij

pendapatan sektor lokal - % maupun dari dinas terkait seperti

P e r u b a h a n t o t a l p r o d u k s i , Dinas Pertanian, Bappeda, Kantor pendapatan sektor) X (Produksi,

statistik (BPS). pendapatan sektor pada t-1)

Metode Analisis

PB = PP + PPWij ij

Keterangan: PB = Pergeseran ij bersih komoditas i pada kecamatan j.

Policy Analysis Matrix (PAM)

M o d e l m a t r i k a n a l i s i s Koefisien Lokalisasi (a)

k e b i j a k a n a t a u P A M d a p a t menunjukkan dampak kebijakan

a = terhadap sistem suatu komoditas,

baik menyangkut penerimaan, ongkos dan keuntungan karena Koefisien Spesialisasi (ß)

perbedaan antara harga privat

( ) ( )

SNNi

Si

( )

( )

NiNS

Si LQ = atau LQ = (Ma’mun dan Karyani, 2000)

Tabel 1. Policy Analysis Matrix (PAM)

Sumber: Monke dan Pearson (1995).

(4)

Berdasarkan matrik PAM karena adanya kecocokan kondisi dapat dilakukan beberapa analisis, f i s i k d a n a l a m i a h n y a . H a s i l

yaitu: selengkapnya dapat dibaca pada

Keuntungan privat PP = A - (B+C) tabel Lampiran 2.

Keuntungan sosial SP = E - (F+G)

Koefisien Spesialisasi (ß)

Rasio biaya privat PCR = C / (A-B)

Rasio biaya sumber daya domestik DRC = G / (E-F) Hasil analisis menunjukkan

Transfer output OT = A - E bahwa setiap basis komoditas

Koefisien proteksi output nominal NPCO = A / E

jagung mempunyai nilai koefisien

Transfer input IT = B - F

s p e s i a l i s a s i p o s i t i f . T i n g k a t

Koefisien proteksi input nominal NPCI = B / F

Transfer faktor FT = C - G spesialisasi yang bernilai positif

Koefisien proteksi efektif EPC = (A-B)/(E-F) memberikan suatu penilaian bahwa

Transfer bersih NT = D - H

komoditas basis berpotensi sebagai

Koefisien keuntungan PC = D / H

Rasio subsidi bagi produsen SRP = L / E komoditas spesialisasi untuk

w i l a y a h t e r s e b u t . H a s i l HASIL DAN PEMBAHASAN selengkapnya dapat dibaca pada

Tabel Lampiran 3.

Profil Pengembangan Komoditas

Analisis Shift and Share Jagung

Menurut Simanjuntak (1992), Location Quotion (LQ)

serta Ma’mun dan Karyani (2000), Pada Tabel Lampiran 1,

beberapa pendekatan analisis Shift terlihat bahwa setiap wilayah

and Share, antara lain pendekatan pengembangan untuk komoditas

Pertumbuhan Proporsional (PP) basis jagung cenderung menyebar

dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah tidak merata dan tidak ada satu

( P P W ) . H a s i l p e r h i t u n g a n wilayah kecamatan yang melakukan

menunjukkan komoditas jagung konsentrasi dan spesialisasi, di

yang mengalami pertumbuhan Kabupaten Purbalingga. Basis untuk

positif tidak semuanya merupakan komoditas jagung terdapat pada

komoditas basis yang dimiliki oleh wilayah Kecamatan: Karangreja,

Kecamatan tersebut. Wilayah yang Mrebet, Kertanegara, Karanganyar,

merupakan komoditas basis jagung Kutasari, Padamara, Pengadegan,

terutama Kecamatan Bojongsari, Bojongsari, dan Purbalingga.

Kutasari, Mrebet, Karangreja, dan Koefisien Lokalisasi (a) Karanganyar memiliki pertumbuhan Hasil analisis menunjukkan dan daya saing yang baik untuk b a s i s k o m o d i t a s j a g u n g usahatani jagung dibanding dengan lokalisasinya cenderung menyebar wilayah lain.

t i d a k m e r a t a d i b e b e r a p a Spesialisasi Komoditas Basis Jagung k e c a m a t a n . L o k a l i s a s i y a n g

Hasil analisis menunjukkan menyebar tidak merata akan

bahwa komoditas basis mempunyai berorientasi pasar dan didukung

tingkat spesialisasi positip dan oleh ketersediaan faktor produksi,

nilainya lebih kecil dari satu. Ini sedangkan yang relatif memusat

menunjukkan tidak ada spesialisasi akan lebih berorientasi sumberdaya

(5)

b e r a r t i k o m o d i t a s t e r s e b u t d a p a t b e r u p a k e b i j a k a n mempunyai potensi spesialisasi bagi perdagangan, subsidi dan pajak.

kecamatan yang bersangkutan. Pada Hasil perhitungan menunjukan tabel Lampiran 3, tampak ada bahwa nilai IT sebesar minus k e c e n d e r u n g a n w i l a y a h y a n g 372.346,62. Hal ini berarti terdapat m e l a k u k a n s p e s i a l i s a s i d a n k e b i j a k a n p e m e r i n t a h u n t u k mempunyai daya saing baik untuk m e l i n d u n g i p e t a n i d e n g a n komoditas jagung adalah Kecamatan melakukan proteksi terhadap harga Bojongsari, Kutasari, Kertanegara, input tradable. Nilai NPCI yang Mrebet, Karangreja, Padamara, diperoleh sebesar 0,50 atau NPCI Pengadegan, dan Purbalingga. kurang dari satu. Hal ini berarti terdapat proteksi atau distorsi yang E f i s i e n s i P e n g g u n a a n B i a y a

dibebankan pemerintah kepada Sumberdaya Domestik

input tradable, sehingga biaya Hasil penelitian menunjukkan

produksi yang dikeluarkan oleh bahwa PCR dan DCRC untuk

petani yang menggunakan input usahatani jagung lebih kecil satu.

tersebut sebesar 50 persen dari Artinya terdapat indikasi bahwa

biaya yang seharusnya jika tidak penggunaan biaya sumberdaya

terdapat kebijakan.

domestik secara finansial dan

Dampak Kebijakan terhadap Harga ekonomi efisien. Oleh karena itu,

Output dan Penerimaan dapat disimpulkan bahwa usahatani

jagung hibrida di daerah Kabupaten Dampak kebijakan terhadap Purbalingga mempunyai keunggulan harga output dapat dilihat dari kompetitif dan komparatif. i n d i k a t o r N P C O d a n O T .

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai Dampak Kebijakan terhadap Input

NPCO sebesar 0,79 atau lebih kecil non Tradable

dari satu. Hal ini berarti tidak B e r d a s a r k a n h a s i l

terdapat kebijakan pemerintah yang perhitungan, maka nilai transfer

cukup signifikan sehingga harga faktor (TF) pada usahatani jagung

finansial lebih rendah dari harga di daerah penelitian diperoleh angka

sosial sehingga petani menerima p o s i t i f s e b e s a r 1 4 5 . 1 6 1 , 1 3

harga lebih rendah sebesar 79 sehingga diketahui tidak terdapat

persen dari harga yang seharusnya proteksi pemerintah terhadap harga

diterima bila tidak ada kebijakan.

input ini. Artinya bahwa harga input

Sedangkan nilai OT untuk usahatani domestik lebih tinggi dibandingkan

jagung mempunyai nilai negatif, harga di pasar dunia.

yaitu sebesar minus 854.959,29.

Dampak Kebijakan terhadap Input Artinya harga finansial lebih rendah

Tradable dari pada harga sosial, sehingga

Pada kajian kebijakan ini terdapat pengurangan di sektor dapat dilihat dari indikator-

penerimaan para petani.

indikator seperti IT dan NPCI.

Dampak Kebijakan Secara Total Bentuk kebijakan pada input ini

Untuk mengetahui dampak

(6)

perhitungan diketahui nilai EPC 2). Hal ini ditandai dengan nilai DRC adalah 0,86 atau kurang dari satu. dan PCR yang masih kurang dari Hal ini mengindikasikan tidak satu yang mengindikasikan bahwa terdapat kebijakan pemerintah usahatani ini masih layak untuk terhadap harga output maupun dilaksanakan pada kondisi tersebut.

subsidi terhadap input secara k e s e l u r u h a n y a n g b e r s i f a t

KESIMPULAN DAN SARAN melindungi petani. Nilai NT sebesar

Kesimpulan minus 627.774,15 yang berarti

karena akibat dampak kebijakan Kecamatan yang berpotensi pemerintah, maka terjadi disinsentif untuk pengembangan dan yang yang menurunkan surplus produsen cenderung melakukan spesialisasi sebesar Rp627.774,15, dan terjadi dan mempunyai daya saing baik pengalihan laba usaha kepada untuk komoditas jagung adalah masyarakat. Sedangkan nilai PC Kecamatan Bojongsari, Kutasari, sebesar 0,72 atau kurang dari satu, Kertanegara, Mrebet, Karangreja, artinya keuntungan produsen yang P a d a m a r a , P e n g a d e g a n , d a n diterima saat ini hanya 72 persen Purbalingga. Secara finansial dan dari keuntungan yang seharusnya. ekonomi, petani lebih efisien Nilai untuk Rasio subsidi produsen menggunakan sumberdaya domestik sebesar minus 0,14 atau nilai SRP untuk usahatani jagung. Dampak bernilai negatif. Sehingga dapat kebijakan pemerintah melindungi diindikasikan bahwa terdapat bagian petani jagung dengan melakukan dari harga dunia yang diambil proteksi terhadap harga input sebagai pajak atau diberikan t r a d a b l e ( i n p u t y a n g sebagai subsidi untuk mencapai diperdagangkan internasional). Ada hasil atau tujuan keseluruhan indikasi, tidak terdapat kebijakan kebijakan. p e m e r i n t a h y a n g b e r s i f a t

melindungi petani terhadap harga Analisis Sensitivitas

output maupun subsidi input, A n a l i s i s s e n s i t i v i t a s

s e h i n g g a s u r p l u s p r o d u s e n menunjukkan bahwa usahatani

berkurang karena terjadi pengalihan jagung hibrida di Kabupaten

laba usaha kepada masyarakat.

P u r b a l i n g g a m a s i h m e m i l i k i

Saran k e u n g g u l a n k o m p a r a t i f d a n

k o m p e t i t i f m e s k i p u n t e r j a d i Disarankan pengembangan penurunan harga jual sebesar 24 u s a h a t a n i j a g u n g s u p a y a persen dan kenaikan semua harga memperhatikan wilayah yang input sebesar 10 persen (Lampiran p o t e n s i a l d a n s e k t o r y a n g

(7)

Purbalingga. Halaman 271-326.

SANWACANA

Ma'mun, D. dan T. Karyani. 2000.

U c a p a n t e r i m a k a s i h

Pemahaman Potensi, Analisis disampaikan kepada Dekan Fakultas

dan Perencanaan Wilayah.

Pertanian UNSOED, Ketua Lembaga Makalah Disampaikan dalam Penelitian, Kepala Pusat Penelitian Pelatihan “Pemahaman Aspek Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan UNSOED, dan direktur

d a l a m P e r e n c a n a a n d a n PHK A2 jurusan Sosek yang telah

P e n e r a p a n T e k n o l o g i ” , memberi kesempatan dan biaya K e r j a s a m a B a l i t b a n g penelitian tahun anggaran 2004. Departemen Pertanian dengan

Fakultas Pertanian Universitas Ucapan yang sama juga ditujukan

Padjadjaran, Bandung, Maret kepada kepala-kepala Dinas yang

2000, Halaman 1-18.

terkait dengan penelitian ini se-

Monke. E.A and S.R. Pearson. 1995.

Kabupaten Purbalingga, yang tidak

The Policy Analysis Matrix For bisa disebutkan satu per satu, serta A g r i c u l t u r a l D e v e l o p m e n t . petani jagung sebagai responden, Ithaca and London, Cornell

University Press.

ucapan yang sama juga disampaikan

kepada Sdr. Alfa, Dian, dan Desi Nugroho, I. 1999. Pengembangan E k o n o m i P e d e s a a n yang telah membantu pengambilan

Menyongsong Otonomi Daerah.

data.

Halaman 103-113.

Saragih, B. 2001. Agribisnis, Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian.

BPS. 2003. Purbalingga Dalam

Penerbit Yayasan Mulia Persada Angka. Biro Pusat Statistik

Indonesia dan PT. Surveyor Kabupaten Purbalingga.

Indonesia, Jakarta. 243 hal.

Pertanian Dalam Angka 2002 (Buku

Simanjutak, S.B. 1992. Analisis 1 . T a n a m a n P a n g a n d a n

D a y a S a i n g d a n D a m p a k Hortikultura). Dinas Pertanian

K e b i j a k s a n a a n P e m e r i n t a h dan Kehutanan. Pemerintah

T e r h a d a p D a y a S a i n g Kabupaten Purbalingga, 2003.

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Profil Pengembangan dan Kebijakan Pembangunan ... (Tobari dan Budi D.) Tabel 1. Pewilayahan komoditas bisnis menurut tata ruang wilayah Kabupaten Purbalingga tahun 2004 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Tabel 2. Nilai koefisien lokalisasi kegiatan pertanian pada masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Purbalingga tahun 2004

(9)

Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. IV No. 2 Agustus 2004: 129-137ISSN. 1411-9250

Tabel 3. Nilai koefisien spesialisasi kegiatan pertanian pada masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Purbalingga tahun 2004

Gambar

Tabel 1.  Policy Analysis Matrix (PAM)
Tabel 2. Nilai koefisien lokalisasi kegiatan pertanian pada masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Purbalingga tahun 2004
Tabel 3. Nilai koefisien spesialisasi kegiatan pertanian pada masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Purbalingga tahun 2004

Referensi

Dokumen terkait

Peserta hanya akan dianggap sah dan dapat mengikuti pertandingan apabila panitia telah secara resmi menerima pembayaran melalui bank yang telah ditunjuk oleh

QFD adalah metodologi yang terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

Dengan demikian bahwa produksi minyak Indonesia bukan hanya milik pemerintah semata, akan tetapi juga dibagi dengan kontraktor perusahaan minyak asing (production sharing

Dari kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan suatu sistem yang dirancang oleh manajemen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

Apabila jumlah kepemilikan Unit Penyertaan MANULIFE DANA TETAP PEMERINTAH yang tersisa kurang dari Saldo Minimum Kepemilikan Unit Penyertaan sesuai dengan yang dipersyaratkan

Gambar 36di atas menampilkan data acak yang digunakan sebagai masukan modulator dan data serial sebagai keluaran demodulator.Dapat dilihat bahwa kedua sinyal di atas

Bagi para politisi partai yang berasal dari pengusaha hal ini menjadi ladang empuk untuk memanipulasi massa dengan politik uang demi kepentingan

Apakah perbuatan hukum zaakwarneming yang dilakukan oleh Pengurus Yayasan Pendidikan Kerja Sama Yogyakarta terhadap Yayasan Pendidikan Kerja Sama telah sesuai kewenangannya