PROPOSAL PROYEK SOSIAL
PENGEMBANGAN
MOBILE CLINIC UNTUK MENJANGKAU PELAYANAN KESEHATAN, KEGAWATDARURATAN, LAYANAN VAKSINASI COVID-19 DANEDUKASI KESEHATAN DI WILAYAH PEDESAAN DAN RAWAN BENCANA DI JAWA TIMUR
NAMA TIM PENGUSUL :
1.
Glabela Christiana Pandango (Ketua) 2.
Muhammad Ranau Alejandro (Anggota)
3.
Annisa Ainur Rahma (Anggota)
Kompetisi Program PFmuda Pertamina Foundation
2021
Profil Peserta
PFmuda 20211 Nama Pengusul Glabela Christiana Pandango
2 Tempat/Tgl Lahir Surabaya/ 20 Juni 1993
3 Pendidikan Terakhir S1
4 Pekerjaan Dokter Umum
5 Tlp dan Alamat Email Tlp 087751447894 ; Email [email protected]
6 Alamat Rumah Pondok Jati CL/7 Sidoarjo
7 Organisasi yang diikuti/ pernah diikuti
Center for Indonesian Medical Student Association
8 Pengalaman
Pengerjaan Proyek Sosial
Bakti Sosial Komunitas Warga Lintas Iman th 2016-2018 Kabupaten Sidoarjo
Dokter Mengajar di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara th 2019 9 Pernah ikut lomba
(sejenis PFmuda)
Belum pernah ikut lomba/ kompetisi serupa
Proyek Sosial Yang diajukan Saat Ini
Judul Proyek
Sosial PENGEMBANGAN MOBILE CLINIC UNTUK MENJANGKAU PELAYANAN KESEHATAN, KEGAWATDARURATAN, LAYANAN VAKSINASI COVID-19 DAN EDUKASI KESEHATAN DI WILAYAH PEDESAAN DAN RAWAN BENCANA DI JAWA TIMUR
Kategori Isu Sosial
Kesehatan / Penanganan Covid 19
Lokasi Proyek Daerah 3T dan daerah pasca bencana atau dalam keadaan darurat di Jawa Timur
Nilai Yg diusulkan
Rp Lama Proyek: 12 Bulan
Anggota Tim Pengusul (jika
ada)
1. Muhammad Ranau Alejandro 2. Annisa Ainur Rahma
Mentor/
Pembimbing (jika ada)
Nama: dr. Eko Nursucahyo, SPoG; Tlp 08121554027 Pekerjaan : Dokter Rumah Sakit Permata Bunda, Babat Lamongan,
RSUD Ngimbang Lamongan sekaligus Ketua KALINGGA, forum alumni Universitas Airlangga lintas fakultas.
Produk/ Hasil Dari Proyek
Sosial
mobile clinic berhasil dikembangkan
Sistem kerja pengelolaan mobile clinic bisa dijalankan
Mobile clinic bisa beroprasi untuk melayani masalah Kesehatan di wilayah sasaran
Manfaat Proyek bagi Masyarakat
1000 orang dari kelompok masyarakat sasaran
mendapatkan pelayanan Kesehatan, kegawatdaruratan, layanan vaksinasi dan edukasi Kesehatan
Peluang pengembangan atau replikasi model mobile clinic lebih luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Provinsi Jawa Timur terletak di bagian timur Pulau Jawa dan memiliki luas wilayah daratan 47.799,75 km2 (sumber Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur). Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari 29 kabupaten, 9 kota, 666 kecamatan dan 8.501 desa/kelurahan. Berdasarkan data profil kesehatan Jawa Timur tahun 2020, jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur sebesar 39.886.288 jiwa.
Dalam pelayanan kesehatan, sebagaimana daerah lain di Indonesia, Jawa Timur mengandalkan layanan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), Puskesmas, dan Rumah Sakit. Sayangnya, baik Puskesmas maupun Rumah Sakit memiliki peta persebaran yang kurang merata. Kabupaten-kabupaten yang terletak di wilayah terluar Jawa Timur, seperti Kabupaten Ngawi, Magetan, Pacitan, Trenggalek, Blitar, serta kabupaten-kabupaten di Pulau Madura memiliki jumlah Puskesmas yang lebih rendah dibandingkan kabupaten-kabupaten lain.
Fasilitas kesehatan memiliki peran penting dalam pencegahan, penanganan, serta edukasi seputar masalah kesehatan di masyarakat. Upaya pencegahan penyakit menular, seperti Covid-19 pada masa ini, membutuhkan peran lebih dari fasilitas kesehatan. Diperlukan suatu terobosan dalam upaya percepatan dan perluasan cakupan vaksinasi Covid 19 di daerah- daerah terpencil yang tidak terjangkau Puskesmas atau RS setempat. Rumah Sakit dan Puskesmas di daerah yang sudah ada saat ini juga mengalami banyak kesulitan dalam memberikan pelayanan di era pandemi, bahkan, banyak diantara mereka yang collapse dikarenakan adanya lonjakan jumlah pasien yang tidak sebanding dengan kapasitas pelayanan mereka. Pada akhirnya, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang terbatas juga berdampak terhadap rendahnya paparan masyarakat terhadap informasi yang benar seputar masalah kesehatan. Hal ini akan menyebabkan banyaknya hoax yang beredar di masyarakat, yang tentunya akan memperberat permasalahan kesehatan yang sudah ada saat ini.
Dengan mempertimbangkan ketersediaan serta cakupan layanan kesehatan yang kurang merata di Provinsi Jawa Timur, kebutuhan fasilitas kesehatan yang meningkat di era pandemi Covid-19, serta rendahnya pengetahuan masyarakat terutama di bidang kesehatan, kami mengusulkan suatu solusi untuk dapat menjangkau masyarakat di daerah marginal Jawa Timur, dan dalam waktu yang bersamaan, dapat meningkatkan ketersediaan layanan kesehatan yang menjadi suatu kebutuhan yang sangat esensial bagi masyarakat di era pandemi ini.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari proyek sosial ini adalah:
a. Bagaimana peluang untuk pengembangan mobile clinic di Jawa Timur yang memiliki keterbatasan keterjangkauan fasilitas pelayanan Kesehatan?
b. Bagaimana mengembangkan sistem pengelolaan mobile clinic berbasis masyarakat yang memungkinkan untuk daya replikasi yang tinggi?
1.3 Tujuan & Manfaat Proyek Sosial Adapun tujuan dari proyek sosial ini adalah :
● Mengembangkan model mobile clinic yang bisa menjangkau kelompok masyarakat marginal, yang terdiri dari pelayanan sebagai berikut :
1. Pelayanan poliklinis/ rawat jalan, vaksin, dan pojok edukasi 2. Pelayanan gawat darurat dan bedah minor
3. Pelayanan laboratorium sederhana;
4. Pelayanan farmasi
● Menyusun sistem kerja pengelolaan mobile clinic berbasis masyarakat Sementara itu, manfaat proyek ini bagi masyarakat adalah:
1000 orang dari masyarakat marginal khususnya di daerah terpencil atau terdampak bencana mendapatkan akses pelayanan Kesehatan termasuk penanganan covid 19
● Membangun model mobile clinic yang bisa direplikasi untuk dikembangkan oleh kelompok masyarakat lainnya
BAB II
METODE PELAKSANAAN 2.1 Lokasi Proyek
Proyek berlokasi di provinsi Jawa Timur dengan prioritas awal adalah 5 titik basis KALINGGA (Keluarga Besar Airlangga) yaitu Pasuruan, Malang, Jember, Lumajang, dan Probolinggo.
Daerah-dareh tersebut menjadi titik pilot project karena memiliki desa-desa yang masih mengalami kesulitan dalam akses layanan kesehatan. Selain itu, kelima titik tersebut merupakan titik basis KALINGGA sehingga dalam pelaksanaannya anggota KALINGGA dapat secara langsung memberikan kontribusi, monitoring, dan evaluasi.
2.2 Waktu Pelaksanaan
Proyek berjalan selama 12 bulan sejak bulan September 2021 sampai dengan September 2022 dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :
Kegiatan Triwulan1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Tahap Persiapan
Mengurus Perijinan dengan Dinas Kesehatan
Koordinasi dengan Kalingga dan penetapan sasaran mobile clinic
Belanja alat dan bahan
mobile clinic Pembuatan mobile clinic Tahap Pelaksanaan
Koordinasi dengan
Kalingga Koordinasi dengan
fasilitas Kesehatan dan warga Setempat
Pelaksanaan Mobile
Clinic Tahap Follow Up
Pembuatan Laporan Pembuatan rencana
mobile clinic jangka panjang
2.3 Alat dan Bahan
Berikut ini adalah daftar alat dan bahan yang diperlukan untuk mengoperasikan mobile clinic:
Pengadaan Mobile Clinic : dilakukan dengan membeli bus yang layak pakai untuk dimodifikasi dengan menambahkan ruang perawatan dan pelayanan Kesehatan.
Peralatan non medis : menyediakan peralatan non medis seperti meja periksa, kursi, lembar dan map rekam medis, kartu pasien/tanda periksa, ATK, laptop, printer, lemari obat, lemari bahan medis, APD, peralatan farmasi,
Peralatan Medis : Bahan medis habis pakai untuk rawat jalan dan kegawatdaruratan, stetoskop, tensimeter, thermometer, Oxymeter, timbangan, bed untuk periksan, tiang infus, trolly Tindakan, bed operasi, lampu operasi, bantal, linen, sterilisator alat, reagen laboratorium, peralatan laboratorium sederhana, bahan medis habis pakai laboratorium, Hanschoen, bahan medis habis pakai ruang farmasi, tabung oksigen dan connector selang oksigen.
Peralatan Obat-obatan: sesuai dengan standar yang berlaku.
2.4 Pelaksana Proyek
Proyek ini dipimpin oleh Glabela Christiana Pandango, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo dengan dibantu oleh Annisa Ainur Rahma, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan Muhammad Ranau Alejandro, mahasiswa Antropolgi Universitas Airlangga.
Dalam menjalankan proyek nantinya, akan dikerjasamakan dengan Pengurus Keluarga Besar Airlangga (KALINGGA). Nantinya KALINGGA akan memberikan berbagai kontribusi dalam pelaksanaan proyek dengan memberikan bantuan tenaga kesehatan, obat, dan fasilitas selama pelayanan berlangsung.
2.5 Gambar Design Proyek
Design mobile clinic dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Tampak samping Gambar 2. Tampak samping dengan denah
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN 3.1 Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek
Mobile Clinic di-desain khusus untuk meningkatkan taraf kesehatan warga di daerah terpencil dan minim akses kesehatan, serta dapat digunakan dalam kondisi kegawatdaruratan, seperti bencana alam, atau pandemi. Sarana Mobile Clinic akan menggunakan bus yang akan dimodifikasi sehingga menyerupai klinik pada umumnya dengan pelayanan gawat darurat, poliklinik, laboratorium sederhana, dan farmasi.
Bus yang akan digunakan adalah bus berkapasitas 45 orang. Bagian dalam dari bus tersebut akan diberi sekat menjadi 3 bagian utama, antara lain ;
1. Mobile Emergency Room yang akan berfokus pada penanganan kasus kegawatan yang membutuhkan penanganan segera, seperti trauma maupun kondisi yang mengancam nyawa
2. Mobile Laboratory dan Pharmacy yang akan menyediakan layanan pemeriksaan laboratorium sederhana dan tes diagnostic untuk Covid 19 (Rapid Antigen) serta pelayanan obat-obatan berdasarkan resep dari Dokter di Mobile Clinic.
3. Ruang penyimpanan yang akan difungsikan untuk menyimpan peralatan medis serta obat-obatan
Selain dari ketiga layanan yang dapat dilaksanakan di dalam bis, Mobile Clinic juga menyediakan pelayanan poliklinik. Layanan ini akan disediakan di bawah tenda pelayanan yang akan didirikan di bagian luar bis, dengan memanfaatkan lahan parkir bis maupun balai/
lapangan yang disediakan oleh desa setempat. Layanan poliklinik akan berfokus pada kasus ringan serta rawat jalan. Pengoperasian Mobile Clinic akan dilakukan oleh minimal 2 orang dokter, 2 orang perawat, 1 tenaga analis laboratorium, serta 1 orang supir bus dan kernetnya.
Lokasi pelayanan klinik akan ditentukan sebelumnya dengan persetujuan seluruh anggota tim berdasarkan pertimbangan skala prioritas kegawatdaruratan serta daerah dengan akses layanan kesehatan yang paling sulit dibandingkan daerah lainnya. Dalam kondisi tidak terjadi bencana alam di daerah Jawa Timur, Mobile Clinic akan dioperasikan berkeliling ke daerah- daerah terpencil yang memiliki basis Kalingga di dalamnya.
3.2 Hasil Proyek sosial
Proposal ini diharapkan dapat merealisasikan mobile klinik yang bisa diopereasionalkan oleh tim dan dapat di jalankan pula oleh tenaga Kesehatan yang dibawahi oleh mitra KALINGGA.
Selain untuk pengobatan, Mobile klinik ini akan difungsikan untuk membantu meningkatkan taraf Kesehatan masyarakat khususnya masyarakat daerah yang sulit akan akses Kesehatan.
Selain Klinik, Hasil dari proyek kami adalah SOP untuk menjalankan bus ini agar bisa terus beroperasi dan mencegah kejadian yang tidak diinginkan. SOP ini meliuputi, Prosedur ekeberangkatan, Pembagian Tugas berdasarkan Divisi, Struktur Komando, hingga Prosedur penganagnan di lapangan.
3.3 Penerima manfaat (pemanfaat langsung dan pemanfaat tidak langsung) Penerima maanfaat langsung:
- Proyek ini diharapkana dapat berdampak terhadap 1000 orang dari masyarakat daerah tetinggal, masyarakt dengan akses terabtasa penganaan covid, serta masyarakat terdampak bencana.
Penerima manfaat tidak langsung:
- Pemeritah sebagai tongak utama penaggulangan diharapkan dapat terbantu dalam meningkatkan kualitas Kesehatan masyarakat dan mempromosikan perilaku hidup sehat.
3.4 Pelaksana Proyek (termasuk pelibatan masyarakat / lembaga, jika ada)
Yang akan melaksanakan proyek ini adalah Tim yang mengajukan proposal dan bantuan dari KALINGGA. Kalingga terdiri dari ribuan Alumni Mahsasiwa yang tergabung dari rumpun Ilmu Sains dan teknologi serata Sosial Humianriora. Alumni yang tergabung dalama Kalingga Sebagian besar adalah pekerja professional pada bidanganya dari berbegai rumpun ilmu yang ada di Universitas Airlangga. Sehingga dengan adanya bantuan profesinal makan proyek ini diharapkan dapat meningkatkan peluangn keberhasilan proyek
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA 4.1 Rincian Rencana Biaya (RAB) Kegiatan
ELEMEN VOLUME SATUAN FREKUENSI SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH
I Gaji Staf Lokal
1 Honor Koordinator Proyek 1 orang 12 bulan 3.500.000 42.000.000
2 Honor Project Officer 1 orang 12 bulan 2.500.000 30.000.000
3 Honor Admin dan Bendahara 1 orang 12 bulan 2.000.000 24.000.000
Total I 96.000.000
II Pengembangan Mobile Clinic
1 Pembuatan Mobil Clinic disediakan oleh Pertamina
Sub total II.1 0
2 Perawatan mobil 1 unit 12 bulan 250.000 3.000.000
Sub total II.2 3.000.000
3 Perlengkapan Non Medis
Perkiraan untuk pembelian
non medis 1 unit 12 kali 3.000.000 36.000.000
Sub total II.3 36.000.000
4 Perlengkapan Medis disediakan oleh Pertamina
Perlengkapan habiis pakai 1 paket 12 bulan 3.000.000 36.000.000
Sub total II.4 36.000.000
Total II 75.000.000
II
I Operasional mobile clinic
1 Operasional ke lapangan
BBM 2 kali 6 bulan 1.000.000 12.000.000
Supir 2 orang 6 bulan 4.000.000 48.000.000
TOTAL III 60.000.000
I
V Peralatan Program
1 Pembelian Laptop 1 unit 1 kali 6.000.000 6.000.000
2 Pembelian Printer 1 unit 1 kali 2.500.000 2.500.000
Total VII 8.500.000
TOTAL ANGGARAN 239.500.000
4.2 Rekapitulasi Anggaran
No Budget yang diusulkan
Jumlah
Anggaran Keterangan
1 Dajukan ke PFmuda
239.500.000 dan penyediaan mobile clinic dan peralatan medis oleh PF Muda
2 Dukungan KALINGGA (Dokter dan Obat)
150.000.000
Total
389.500.000
BAB V
KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL 4.1 Gambaran Keberlanjutan Proyek
Mobile clinic selanjutnya akan dikelola bersama dengan Keluarga Besar Airlangga (KALINGGA). Tanggung jawab KALINGGA dalam menjaga keberlanjutan proyek ini adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin, perawatan alat-alat baik dari bus hingga alat kesehatan, memastikan tenaga medis serta obat-obatan terjamin, dan menjain berjalannya operasional.
4.2 Sumber Dana untuk Operasional Keberlanjutan
Dana iuran dari anggota KALINGGA menjadi sumber dana utama untuk operasional keberlanjutaan proyek mobile clinic
4.3 Pelaksana Pasca Proyek
Sebagaimana dijelaskan diawal, proyek ini akan dikerjasamakan dengan KALINGGA sehingga pelaksanaan paska proyek ini bisa terus dikelola oleh jaringan KALINGGA.
BAB VI
KESIMPULAN & PENUTUP 6.1 Ukuran keberhasilan Produk
Mobile clinic bisa dioperasionalkan sebulan 2 kali untuk menjangkau daerah terpencil di Jawa Timur
Terdapat 7-10 daerah terpencil di 5 kabupatenyang dijangkau oleh mobile clinic
Tersusunnya SOP Pengelolaan mobile clinic
Terbentuknya tim Pengelola mobile clinic
1000 orang yang terlayani pelayanan Kesehatan atau penanganan covid oleh mobile Clinic
10-15 dokter yang tergabung dalam associate pengoperasionalisasian mobile clinic
6.2 Penutup
Demikian proposal ini disusun untuk menjadi pertimbangan. Semoga gagasan ini
memberikan manfaat bagi masyarakat dan memperkuat keterlibatan kelompok muda dalam peningkatan layanan Kesehatan masyarakat.