PROPOSAL PROYEK SOSIAL Pfmuda
(PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MARGINAL PUTUS SEKOLAH MELALUI (MEC) MILLENIAL ENTREPRENEUR
CLASS PADA PENGOLAHAN AIR NIRA MENJADI GULA SEMUT BERBASIS TEKNOLOGI GUNA MEWUJUDKAN
SDGs 2030)
NAMA TIM PENGUSUL :
1. Maria Ulviani (Ketua)
2. Jutio Mawan (Anggota)
3. Diana Astuti (Anggota)
4. Muh Yusril (Anggota)
5. Muh Ilham (Anggota)
6. Dian Awaluddin Adam
Kompetisi Proyek Sosial Program PFmuda Pertamina Foundation
2022
Profil Peserta
PFmuda 2022 1 Nama Ketua Pengusul Maria Ulviani. S.Pd., M.Pd.2 Nama Kelompok Millenial Entrepreneur Class 3 Tempat/Tgl Lahir Segeri Mandalle/26 Mei 1988 4 Pendidikan Terakhir S2
5 Pekerjaan Dosen
6 Tlp dan Alamat Email Tlp. 082393602373 Email [email protected]
7 Alamat Rumah/ Domisili Jl. Pa’bentengan, RT 002/RW 008 Kel. Mangasa, Kec.Tamalate, Makassar 8 Organisasi yang diikuti/
pernah diikuti (jika ada)
PW ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan, PW Nasyitul Aisyiyah Sulawesi Selatan, HPBI Kabupaten Gowa, HISKI Komisariat Sulawesi Selatan.
9 Pengalaman Pengerjaan Proyek Sosial
1. Ada, sebutkan: Pendamping Pejuang Muda Program Kementrian Sosial, Kementrian Agama, Kementrian Kesehatan dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2021
10 Pernah ikut lomba (sejenis PFmuda)
1. Belum pernah ikut lomba/ kompetisi
Proyek Sosial Yang diajukan ke Kompetisi Proyek Sosial PFmuda 2022 Judul Proyek Sosial
(lengkap)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MARGINAL PUTUS SEKOLAH MELALUI (MEC) MILLENIAL ENTREPRENEUR CLASS PADA PENGOLAHAN AIR NIRA MENJADI GULA SEMUT BERBASIS TEKNOLOGI GUNA MEWUJUDKAN SDGs 2030.
Judul Proyek Sosial (singkat 6 kata)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MARGINAL PUTUS SEKOLAH MELALUI (MEC)
Kategori Isu Sosial (Yaitu isu sosial bidang?
Kemiskinan dan Pendidikan) (pilih salah satu)
1. Kemiskinan
2. Pendidikan/ Pelatihan 3. Kesehatan
4. Penanganan Covid-19 5. Lingkungan
6. Energi
7. Teknologi/ Aplikasi/ Platform 8. Disabilitas/ kebutuhan khusus 9. Kewirausahaan/ ekonomi 10. Pariwisata & seni-budaya 11. Masyarakat terisolir/ adat
12. Lainnya, sebutkan ………..
Lokasi Proyek Desa Burana, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Nilai Yg diusulkan Rp. 50.505.000 Lama Proyek 2 Bulan Anggota Tim Pengusul
(jika ada)
1. Jutio Wawan 2. Diana Astuti 3. Muh Yusril
4. Muh Ilham
5. Dian Awaluddin Adam Mentor/ Pembimbing
(jika ada)
Nama: Desa Desa Burana, Kecamatan Tabulahan; Tlp.- Pekerjaan : Kepala Desa Burana
Produk/ Hasil Dari Proyek Sosial berupa?
Misal: UKM Baru/ Alat bantu/ teknologi tepat guna.
Manfaat Proyek bagi
Masyarakat Masyarakat memiliki pengetahuan untuk mengolah air nira
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MARGINAL PUTUS SEKOLAH MELALUI (MEC) MILLENIAL ENTREPRENEUR CLASS PADA PENGOLAHAN AIR NIRA MENJADI GULA SEMUT BERBASIS
TEKNOLOGI GUNA MEWUJUDKAN SDGs 2030.
Bab-1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi baru yang terbentuk pasca reformasi pada tahun 2004. rasionalisasi pembentukan provinsi ini adalah ketertinggalan daerah-daerah Mandar dibandingkan kabupaten-kabupaten lain semasa bergabung di Sulawesi Selatan. Setelah memisahakan diri dari provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2004 Sulawesi Barat mengalami kemajuan yang pesat dengan jumlah penduduk saat ini menurut data dari BPS (Badan pusan statistik) provinsi sulawesi barat tahun 2019 mencapai 1.380.256 Jiwa. Meskipun mengalami kemajuan selama berdiri, provinsi sulawesi barat belum keluar dari angka kemiskinan. Dari total penduduk pada tahuan 2019, 10,95% diantaranya masih berada dalam indeks kemiskinan yang tersebar di berbagai kabupaten sulawesi barat.
Salah satu kabupaten yang memiliki indeks kemiskinan cukup tinggi di provinsi sulawesi barat ialah kabupaten Mamamasa. Persentase penduduk miskin pada tahun 2018 mencapai 13,38 persen dari total penduduk Mamasa yang berjumlah 159.201 jiwa. Tingginya angka kemiskinan di Mamasa menjadi persoalan yang perlu dipecahkan bersama oleh para stakeholers, salah satunya adalah keterlibatan institusi, bersama dengan pemerintah daerah untuk hadir di tengah-tengah masyarakat memberikan dampak untuk tumbuhnya ekonomi di Mamasa menjadi lebih baik.
Salah satu potensi sumber daya alam yang berkelimpahan di kabupaten Mamasa adalah pohon nira dikarenakan pohon nira tumbuh dengan baik dan resisten dengan didukung iklim Mamasa yang dengan sejuk. Ketersediaan bahan baku gula semut di kabupaten Mamasa menurut data BPS tahun 2020 total lahan aren di Mamasa saat ini berjumlah 225 Ha. Hanya saja untuk meningkatnya komoditas ini tidak dibarengi oleh diversifikasi produk yang berasal dari aren itu sendiri, Padahal dari komoditas pohon nira ini terdapat banyak manfaat. Dengan sedikit sentuhan kreatifitas dan inovasi dapat menjadi produk yang bisa memberikan nilai tambah (added value) atau menjadi menjadi sumber pendapatan alternatif bagi keluarga khususnya bagi masyarakat marginal di desa-desa di Mamasa yang umumnya sulit mengakses pekerjaan yang layak dengan tingkat pendidikan yang rendah.
Salah satu upaya meningkatkan nilai jual produk dari air nira dengan cara mengolah menjadi gula semut, Kelebihan gula semut dibandingkan dengan gula merah (cetak) antara lain lebih mudah larut, daya simpan lebih lama, bentuknya lebih menarik, pengemasan dan pengangkutan lebih mudah, rasa dan aromanya lebih khas serta harganya lebih tinggi daripada gula aren cetak biasa (Febrianto, 2011).
Bahan baku utama dalam pembuatan gula semut sama halnya dengan gula merah yang berasal dari perebusan air nira yang di ambil dari tandan bunga yang dihasilkan dari proses ekstraksi dan dikumpulkan melalui proses penyadapan. pada pengolahan gula semut, nira aren dipanaskan hingga menjadi kental. Kemudian dilanjutkan dengan pengkristalan yang terjadi selama penurunan suhu setelah nira menjadi kental dengan cara pengadukan. Pengadukan dilakukan secara perlahan- lahan hingga terbentuk serbuk gula (gula semut). Karena Kristal yang dihasilkan masih memiliki kadar air yang cukup tinggi yaitu berkisar 7% maka perlu dilakukan pengeringan. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air gula semut hingga memperoleh kadar air yang diharapkan sekitar 2-3% (Mulyana et al, 2019).
Pada industri ini, pengolahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara konvensional dan modern (menggunakan mesin), Namun pada tahap pengolahan secara konvensional memerlukan tenaga dan waktu yang cukup banyak sedangkan jika diolah dengan cara modern (menggunakan mesen) waktu dan tenaga dalam memproduksi produk tersebut dapat menjadi efisien. Selain menggunakan waktu dan tenaga yang cukup efisien, dengan pengolahan secara modern, juga dapat menghasilkan hasil produksi yang lebih banyak dibandingkan diolah secara konvensional.
Oleh karenanya, melihat permasalahan utama yang ditemukan di lapangan, maka penting untuk membangun keterampilan yang lebih produktif bagi masyarakat sehingga bisa menjadi pendapatan baru untuk menggerakkan ekonomi di pedesaan, juga mendukung sustainabilitas pertanian dan industri rumah tangga. Sehubungan dengan itu, maka kami pejuang muda Kabupaten Mamasa penting untuk memberikan pelatihan pengolahan air nira menjadi gula semut menggunakan mesin pengaduk otomatis sehingga dapat meningkatkan nilai jual pada produksi air nira menjadi gula semut.
Melalui pelatihan ini diharapkan masyarakat mampu menghasilkan suatu produk dan pengetahuan baru tentang bagaimana pengolahan untuk memanfaatkan air nira menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Melalui Pelatihan pembuatan gula semut dari air nira diharapkan kaum marginal desa dapat memiliki keterampilan yang mampu membangkitkan perekonomian desa. Disamping memasarkannya di pasar-pasar lokal, masyarakat dapat membuka akses pasar (lokal dan melalui
medium internet). Kegiatan ini akan menjadi inisiasi bagi masyarakat marginal yang tidak memiliki aktivitas yang bersifat produktif dengan bekal keterampilan membuat gula semut berbasis kearifan lokal dan teknologi yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup rumah tangga.
Berdasar dari uraian masalah diatas dan data empirik pada saat pemetaan wilayah di berbagai desa maka, teman-teman pejuang muda kabupaten mamasa termotivasi untuk membuat project sosial dengan judul “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MARGINAL PUTUS SEKOLAH MELALUI (MEC) MILLENIAL ENTREPRENEUR CLASS PADA PENGOLAHAN AIR NIRA MENJADI GULA SEMUT BERBASIS TEKNOLOGI GUNA MEWUJUDKAN SDGs 2030.”
Adapun lokasi proyek sosial yakni di Desa Burana, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Pelaksanaan proyek sosial ini akan dilaksanakan mulai dari tanggal 15 September 2022 s/d 20 November 2022 dengan jadwal dan mekanisme kegiatan Terlampir
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan produktivitas masyarakat marginal putus sekolah melalui pengolahan air nira?
2. Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat marginal putus sekolah melalui pengolahan air nira?
3. Bagaimana cara mengolah air nira agar dapat dimanfaatkan menjadi gula semut berbasis kearifan lokal?
C. Tujuan & Manfaat Proyek Sosial 1. Tujuan Proyek Sosial
a. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat marginal putus sekolah mengenai manfaat pengolahan air nira.
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat marginal putus sekolah melalui pengolahan air nira c. Memanfaatkan air nira menjadi gula semut berbasis kearifan lokal
2. Manfaat Proyek Sosial
a. Bagi masyarakat mendapatkan manfaat sebagai berikut:
Masyarakat memiliki pengetahuan untuk mengolah air nira
Pengolahan air nira mampu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.
b. Bagi pendamping mendapatkan manfaat sebagai berikut:
Melatih dan menambah pengetahuan serta kemampuan untuk mengolah air nira
Melatih dalam menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat
Bab-2: METODE PELAKSANAAN A. Lokasi Proyek
Proyek sosial kemiskinan dan pendidikan/pelatihan ini akan kami laksanakan di Desa Burana, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.
B. Waktu atau Jadwal Pelaksanaan
Program ini direncanakan akan dilaksanakan selama 10 pekan, tanggal 15 September 2022 s/d 20 November 2022. Kegiatan tersebut meliputi (1) persiapan awal; observasi dan pemantauan lokasi;
mencari mitra kerja; menyiapkan alat dan bahan. (2) tahap pelaksanaan meliputi sosialisasi; workshop pengolahan air nira; dan pendampingan oleh mentor (mentoring). (3) tahap akhir yaitu monitoring dan evaluasi. yang lebih jelasnya akan dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel. 2.1. Timeline Kegiatan (Team-based Project)
NO Jenis Kegiatan
Pekan Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Observasi / Pemetaan Wilayah
2. Mencari Mitra Kerja
3. Menyiapkan Alat dan Bahan Project 4. Sosialisasi Ke Masyarakat
5. Pelatihan / Workshop Pengolahan air nira 6. Pendampingan Oleh mentor
7. Monitoring dan Evaluasi
C. Alat dan Bahan (termasuk teknologi jika ada)
Sebelum melakukan pengolahan air nira, para peserta akan diberikan pelatihan atau workshop terkait pengolahan air nira menjadi gula semut dengan menggunakan teknologi berupa mesin pengaduk otomatis sebagai bekal bagi para peserta sebelum memulai pengolahan air nira. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengolahannya ialah sebagai berikut :
1. Alat
2. Seperangkat alat pengaduk otomatis 3. Kompor + Tabung LPG
4. Spatula 5. Wajan 6. Loyang 7. Ayakan 8. Bahan 9. Air Mineral 10. Nira Aren
D. Rancangan Mesin Pengaduk otomati Air Nira menjadi gula semut
Pembuatan alat bantu pengaduk otomatis air nira menjadi gula semut ini berguna untuk berpartisipasi dalam memajukan dunia industri permesinan dan dapat membantu perekonomian masyarakat selain itu bisa mempromosikan daerah kabupaten Mamasa sebagai daerah penghasil gula semut di sulawesi barat.
Proses pengerjaan merupakan urutan langkah pengerjaan dari bahan baku sampai menjadi benda kerja yang dikehendaki dengan sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan di
dalam pekerjaan harus
memperhatikan efisiensi waktu, pekerjaan perakitan menjadi mudah, Proses perakitan adalah penggabungan bagian-bagian atau komponen-komponen yang satu dengan bagian yang lainnya menjadi bagian yang utuh, perlu diadakan pengecekan terhadap tiap-tiap bagian yang meliputi ukuran, toleransi, dan letak. Urutan perakitan tergantung pada kemudahan perakitan serta aspe fungsional dari suatu komponen. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perakitan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pertimbangan fungsi, posisi, metode, dan perawatan dalam perakitan.
2. Mengetahui cara-cara perakitan masing-masing komponen.
3. Seluruh komponen mesin harus telah selesai dikerjakan sesuai dengan spesifikasi.
4. Sediakan alat bantu perakitan yang memadai yaitu : a. Mur, Baut, Gear
b. Rantai/
c. Besi pengaduk d. Wajan
e. Dinamo f. Pipa besi
5. Alat bantu perakitan yang digunakan untuk mempermudah proses perakitan, diantaranya : a. Las listrik, berguna untuk menyatukan/mengelas bagian rangka agar menjadi satu bagian
yang utuh.
b. Gerinda potong, untuk memotong plat dan menghaluskan bagian rangka c. Bor tangan, berfungsi untuk melubangi baguan rangka
d. Penggaris, untuk mengukur segala bagian agar terstruktur dengan rapi
e. Kunci Pas dan kunci shock berfungsi untuk mengencangkan bur baut yang menempel pada rangka.
Alat penghasil gula semut dari air nira ini terbuat dari bahan yang murah dan mudah didapat yaitu terbuat dari besi aluminium, dinamo pompa air, dan besi pengaduk. Alat ini memiliki komponen utama yaitu wajan pengaduk. Pertama setelah mesin dihidupkan, maka putaran dari putaran besi pengaduk akan memutar didalam wajan. dimana poros mesin sebagai sumber penggerak dari semua komponen- komponen yang ada, tenaga penggerak berputar dan terus dilanjutkan atau di transmisikan putaran ke pully dengan menggunakan rantai yang dihubungkan ke poros pengaduk. Sebagai ilustrasi air nira dimasukkan ke dalam wajan lalu kemudian besi pengaduk akan berputar didalam wajan sehingga mengaduk air nira hingga menjadi kental.
Cara kerja mesin mesin pengaduk air nira menjadi gula semut :
Menghidupkan mesin pengaduk air nira menjadi gula semut.
Memasukkan bahan air kedalam wajan.
Menyediakan wadah tempat penampung gula yang telah mengeras.
NIRA AREN
Pengayakan
Gula Semut HalusPengerigan
(Penjemura n)
PENGEMASAN
Matikan mesin jika proses pembuatan telah selesai.
Keunggulan mesin pengaduk air nira :
Kontruksi mesin kuat dan kokoh.
Bentuk mesin pencacah tidak terlalu besar.
Hemat biaya.
Pelaksana Proyek (termasuk pelibatan masyarakat / lembaga, jika ada)
Kegiataan ini akan dilaksanakan dan didukungan oleh :
Peserta pejuang muda kabupaten Mamasa
Dinas Sosial Kabupaten Mamasa
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Mamasa
Aparat Desa Buntubuda
Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat desa Buntubuda
Gambar Design Proyek/ Bagan/ Alur Proyek (jika ada)
Bab-3: RENCANA PELAKSANAAN
A. Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek (Rincian Kegiatan)
Program kegiatan mahasiswa ini dilaksanakan di Desa Burana, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa. Program ini dilaksanakan selama 6 pekan, dimulai dari tahap sosialisasi sampai pada tahap pendampingan. Program ini memanfaatkan limbah air nira yang kemudian diubah menjadi gula semut.
Para pelaksana kegiatan terdiri dari 11 orang mahasiswa peserta pejuang muda yang dibantu oleh karang taruna desa setempat, struktural desa dan beberapa stakeholder lainnya. Peserta kegiatan ini diikuti oleh msyarakat marginal dan yang putus sekolah pada usia kategori millenial. Sebelum melakukan kegiatan, tim terlebih dahulu melakukan pendekatan kepada masyarakat sasaran, antara lain sebagai berikut :
1. Sosialisasi
Metode yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai pengolahan air nira menjadi gula semut dan beberapa manfaat serta olahan air nira lainnya. Sasaran sosialisasi ini ialah para masyarakat marginal putus sekolah yang akan dilaksanakan secara langsung di aula desa.
2. Pelatihan / Workshop
Pada tahap ini, akan dilaksanakan penerimaan materi kepada para pserta workshop / pelatihan terkait pengolahan air nira dari beberapa narasumber yang dianggap mampu menunjang keberlangsungan serta tercapainya produk yang diinginkan.
3. Pendampingan
Penyaringa n
Kristalisas i
Pemasakan
Menggunakan Wajan
Nira Bersih
Setelah para peserta menerima materi terkait produk yang akan dibuat, selanjutnya akan dilaksanakan pendapingan kepada para peserta sampai pada pembuatan atau peserta mampu memproduksi pada tahap pertama.
4. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah penyampaian materi, pelatihan, dan pendampingan
B. Hasil Proyek Social (bentuk akhir / fungsi atau manfaat proyek social)
1)
Ketersediaan bahan baku gula semut di kabupaten Mamasa itu sendiri sangat melimpah namun masyarakat lebih banyak memproduksinya sebagai gula aren cetak dan tuak. Dengan adanya mesin pengolah air nira menjadi gula semut ini dapat mendongkrak perekonomian masyarakat marginal kalangan terbawa.2)
Dengan menggunakan mesin pengolahan air nira menjadi gula semut, proses produksi dapat menjadi lebih efisien. Selain dapat mengefisien waktu dan tenaga juga dapat menghasilkan hasil produksi yang lebih banyak dibandingkan diolah secara konvensional atau manual.3)
Hasil atau luaran dari kegiatan ini ialah terciptanya produk berupa gula semut hasil olahan air nira yang selain memiliki manfaat untuk kesehatan produk ini juga diharapkan memiliki nilai jual yang tinggi dan mampu membantu para pelaku UMKM di kabupaten mamasa.C. Penerima manfaat (pemanfaat langsung dan pemanfaat tidak langsung)
Manfaat dari produk ini, kita dapat merasakan manfaat air nira bagi kesehatan. Selain itu bagi para peserta pelatihan dapat menjadikan produk ini sebagai wadah untuk berwirausaha yang kelak mampu menjadi pelaku-pelaku UMKM yang sukses.
Secara tidak langsung, produk ini dapat menigkatkan taraf hidup masyarakat serta mengurangi angka pengangguran di kabupaten mamasa terlebih pada wilayah masyarakat marginal dan para anak muda yang putus sekolah.
Bab-4: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
A. Rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan (dalam bentuk tabel)
1.
Penyediaan Bahan MentahTakaran (Jergen) Harga Satuan Total (Rp)
20 35.000 700.000
2.
Penyelenggaraan Seminar / WorkshopNo Jenis
Pembiayaan
Material Harga Satuan (Rp)
Kuantitas Satuan Total (Rp)
1. Konsumsi
Jasa Gedung 5.500.000 1 Paket 5.500.000
Makanan Berat 25.000 50 Paket 1.250.000
Snack 10.000 50 Paket 500.000
Air Mineral 5.000 50 Pcs 250.000
Tissue 10.000 10 Pcs 100.000
Spanduk 250.000 6 Lembar 1.500.000
2 Perlengakapan
ATK 30.000 50 Paket 1.500.000
Jasa Proyektor 200.000 1 Paket 200.000 Sertifikat 5.500 50 Lembar 275.000
Plakat Pemateri 175.000 3 Pcs 525.000
Map Batik 5.000 12 Pcs 60.000
Masker Sensi 170.000 2 Box 340.000
Handsanitizer 50.000 3 Pcs 150.000
Pembiayaan Pemateri
1.500.000 3 Paket 4.500.000
3
Transportasi dan Akomodasi
Transportasi Pemateri
1.500.000 3 Paket 4.500.000
Transportasi Tim 1. 000.000 6 Paket 6.000.000
TOTAL 26.650.000
3.
Pembiayaan Pembuatan Alat per BuahNo Nama Barang Harga Satuan
(Rp) Banyak Satuan Total (Rp)
1 Dinamo Elektro Motor 10.500.000 1 Paket 10.500.000
2 Mesih Gurinda 550.000 1 Paket 550.000
3 Besi siku lubang 40.000 12 Pcs 480.000
4 Sekrup 10.000 12 Pcs 120.000
5 Baut 6.000 36 Pcs 216.000
6 Obeng 55.000 4 Pcs 220.000
7 Kabel 450.000 1 Roll 450.000
8 Colokan 20.000 6 Pcs 120.000
9 Jasa Las 2.500.000 1 Paket 2.500.000
10 Wajan 200.000 2 Pcs 400.000
11 Baskom 35.000 6 Pcs 210.000
12 Ember 52.000 10 Paket 520.000
13 Regulator LPJ 150.000 1 Pcs 150.000
14 Pisau 38.000 6 Pcs 228.000
15 Jaring Ayakan 70.000 2 Pcs 140.000
16 Rantai + Gir 1.660.000 1 Paker 1.660.000
17 Kompor Gas 850.000 1 Paket 850.000
18 Tabung LPJ 150.000 1 Pcs 150.000
TOTAL 19.464.000
4.
Pembiayaan ProduksiNo. Nama Barang Harga Satuan
(Rp) Banyak Satuan Total (Rp)
1 Jasa Desain Label 350.000 1 Paket 350.000
2 Plastik 10.000 50 pcs 500.000
3 Kemasan 5.000 100 pcs 500.000
4 Timbangan 118.000 2 Paket 236.000
5 Jasa Promosi 1.750.000 1 Paket 1.750.000
6 Jasa Pembuatan Website 2.000.000 1 Paket 2.000.000
TOTAL 5.336.000
5.
Jenis Pembiayaana. Penyediaan Bahan Mentah : Rp. 700.000 b. Pembiayaan Seminar / Workshop : Rp. 26.650.000
c. Pembiayaan Pembuatan Alat (2 Buah) : Rp. 19.464.000 d. Pembiayaan Produksi : Rp. 5.336.000 e. Biaya tak terduka : Rp. 3.355.000 Total Pembiayaan : Rp. 55.505.000 B. Rekapitulasi Anggaran:
a. Anggaran yang diajukan ke PFmuda : Rp. 55.505.000 b. Swadaya/ kontribusi dana sendiri : Rp. 1.995.000 c. Bantuan dari Pihak Lain : Rp. 3.500.000
d. Universitas : Rp. 3.500.000
Total Kebutuhan Anggaran Rp. 64.500.000
Bab-5: KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial
Setalah terciptanya produk hasil dari pelatihan atau workshop yang kemudian dilaksankan pendampingan, selanjutnya produk tersebut akan disosialisasikan kepada masyarakat sekaligus dan branding product untuk memberitakan kepada masyarakat akan produk ini,
B. Sumber dana untuk operasional Keberlanjutan
Dana untuk operasional Keberlanjutan Proyek sosial kami, diupayakan dana yang telah ada sebelumnya diusahakan terpakai dengan tepat.
C. Pelaksana Pasca Proyek
Keberlanjutan program merupakan hal yang sangat penting dalam program pengabdian kepada masyarakat. Program ini diharapkan dapat menjadi kegiatan yang mendukung program kerja pemerintah dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Melalui program Pejuang Muda dalam hal ini proyek sosial yang memberdayakan masyarakat marginal putus sekolah di kabupaten mamasa melalui (mec) millenial entrepreneur class pada pengolahan air nira menjadi gula semut berbasis kearifan lokal diharapkan dapat membentuk masyarakat yang mencintai lingkungan dan dapat memanfaatkan hasil alam di lingkungan sekitar untuk meningkatkan produktivitas masyarakat dan memiliki nilai ekonomis.
Produk olahan air nira menjadi gula semut harus di branding dan dikemas secara baik sehingga meningkatkan nilai jual dan produk barang tersebut. Setelah dilakukan branding produk, selanjutnya produk ini dapat dipasarkan lebih luas hingga di ekspor ke luar daerah baik secara pasar langsung maupun pasar Online mengingat perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Produk Hasil Pelatihan Branding Produc
Penyebaran Melalui
Media sosial Penyebaran Brosur
Produksi dalam dan luar daerah
Bab-6: KESIMPULAN & PENUTUP A. Ukuran Keberhasilan Proyek
1. Ketersediaan bahan baku gula semut di kabupaten Mamasa itu sendiri sangat melimpah namun masyarakat lebih banyak memproduksinya sebagai gula aren cetak dan tuak. Dengan adanya mesin pengolah air nira menjadi gula semut ini dapat mendongkrak perekonomian masyarakat marginal kalangan terbawa.
2. Dengan menggunakan mesin pengolahan air nira menjadi gula semut, proses produksi dapat menjadi lebih efisien. Selain dapat mengefisien waktu dan tenaga juga dapat menghasilkan hasil produksi yang lebih banyak dibandingkan diolah secara konvensional atau manual.
3. Hasil atau luaran dari kegiatan ini ialah terciptanya produk berupa gula semut hasil olahan air nira yang selain memiliki manfaat untuk kesehatan produk ini juga diharapkan memiliki nilai jual yang tinggi dan mampu membantu para pelaku UMKM di kabupaten mamasa.
B. Penutup
Demikianlah satu buah draft proposal proyek sosial Pfmuda di Kabupaten Mamasa kami buat dengan sebaik-baiknya. Besar harapan kami selaku muda-mudi agar proposal ini dapat diindahkan dan disetujui sehingga mampu meminimalisir bahkan mengatasi beberapa masalah yang telah diuraikan diatas. Lebih dan kurangnya mohon di maafkan.
DAFTAR PUSTAKA
Febrianto, E. (2011). Studi kelayakan pendirian unit pengolahan gula semut dengan pengolahan sistem reprosesing pada skala industri menengah. Proceeding Lokakarya nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011, Hal.1-6.
Mardiyah, R. A. and Nurwati, R. N. (2020) ‘Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Peningkatan Angka Pengangguran di Indonesia’, Harian Spektrum, 2, pp. 1–11.
Available at: https://spektrumonline.com/2020/11/11/dampak-pandemi- covid-19-multidimensi/.
Mulyana, D., Sutiani, A., Hasibuan, N.I., dan Zainal, A. (2019). Peningkatan Kualitas Gula Semut Melalui Teknologi Dehydrating Berbahan Bakar Gas. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
25(4):206-209.
Triwiyanto, T. (2020) ‘Bukan Sekedar Subsidi Pulsa, Untuk Mengurangi Angka Putus Sekolah Dampak Pandemi Covid-19’, Seminar Nasional - Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 200, pp. 325–335. Available at:
http://conference.um.ac.id/index.php/apfip/article/view/433.
Yamali, F. R. and Putri, R. N. (2020) ‘Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia’, Ekonomis: Journal of Economics and Business, 4(2), p. 384. doi:
10.33087/ekonomis.v4i2.179.
https://sulbar.bps.go.id/ Diakses pada 18 November 2021 Pukul 22.05
https://mamasakab.bps.go.id/statictable/2017/04/26/76/luas-tanaman-perkebunan menurut-kecamatan- dan-jenis-tanaman-di-kabupaten-mamasa-ha-2015.html Diakses pada 16 November 2021 Pukul 20.3