• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda

PENCEGAHAN LIMBAH USAHA KOPRA TRADISIONAL MASYARAKAT DI PESISIR HUTAN MANGROVE MELALUI USAHA KOPRA MODERN DENGAN TEKNOLOGI

TERBARUKAN

NAMA TIM PENGUSUL :

1. LA JAUDI, S.H.,M.H. (Ketua) 2. ABDUL SAHID ILLAH (Anggota)

3. LA ODE AMRIN (Anggota)

4. TAJUDDIN (Anggota)

5. RUSLAN (Anggota)

6. RUSIMAN (Anggota)

7. KARYA SIDIK (Anggota)

Kompetisi Proyek Sosial Program PFmuda Pertamina Foundation

2022

(2)

Profil Peserta PFmuda 2022

1 Nama Ketua Pengusul LA JAUDI, S.H.,M.H.

2 Nama Kelompok Gabungan Kelompok Tani Hutan Mangrove Hutama Karya 3 Tempat/Tgl Lahir Wangkarara, 25 Oktober 1990

4 Pendidikan Terakhir S2

5 Pekerjaan Wiraswasta

6 Tlp dan Alamat Email Tlp. 085283437312 Email . lajaudi90@gmail.com

7 Alamat Rumah/ Domisili Langkolome, Desa Wambona Kecamatan Wakorumba Selatan Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara

8 Organisasi yang diikuti/

pernah diikuti (jika ada)

- LSM Karya Mandiri sebagai Ketua dan Pendiri

- GAPOKTANHUT Mangrove Hutama Karya Sebagai Ketua Pendiri

- Kelompok Tani Hutan Mangrove Sebagai Ketua dan Pendiri 9 Pengalaman Pengerjaan

Proyek Sosial

1. Belum Pernah Mengerjakan Proyek Sosial

2. Ada, sebutkan: Proyek Direct Aid Program yang di Danai Oleh Konsulat Jenderal Australia-Makassar, Proyek PEN KLHK 10 Pernah ikut lomba

(sejenis PFmuda)

1. Belum pernah ikut lomba/ kompetisi

2. Pernah, sebutkan: ………..

Proyek Sosial Yang diajukan ke Kompetisi Proyek Sosial PFmuda 2022

Judul Proyek Sosial

(lengkap)

Pencegahan Limbah Usaha Kopra Tradisional Masyarakat di Pesisir Hutan Mangrove Melalui Usaha Kopra Modern dengan Teknologi Terbarukan Judul Proyek Sosial

(singkat 6 kata)

Pencegahan Limbah Kopra di Pesisir Mangrove dengan Teknologi Terbarukan

Kategori Isu Sosial (Yaitu isu sosial bidang

Lingkungan,

Kewirausahaan/Ekonomi, dan teknologi

Terbarukan)

1. Kemiskinan

2. Pendidikan/ Pelatihan 3. Kesehatan

4. Penanganan Covid-19 5. Lingkungan

6. Energi

7. Teknologi/ Aplikasi/ Platform 8. Disabilitas/ kebutuhan khusus 9. Kewirausahaan/ ekonomi 10. Pariwisata & seni-budaya 11. Masyarakat terisolir/ adat 12. Lainnya, yaitu Lingkungan,

Kewirausahaan/Ekonomi, dan teknologi Terbarukan

Lokasi Proyek Langkolome, Desa Wambona Kecamatan Wakorumba Selatan Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara

Nilai Yg diusulkan Rp. 50,000,000 Lama Proyek: 8 Bulan Anggota Tim Pengusul

(jika ada)

1. La Jaudi, S.H., M.H.

2. Alfan 3. Ruslan

4. Tajuddin 5. Rusiman 6. La Ode Amrin Mentor/ Pembimbing

(jika ada)

Nama: Hamliddin, S. Hut., M.M. ; Tlp. 085394325555

Pekerjaan: Kepala UPTD KPH Unit VIII Gantara Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara

Produk/ Hasil Dari Proyek Sosial berupa?

Sistem olah sampah/Limbah/ UKM Baru/teknologi tepat guna

Manfaat Proyek bagi Masyarakat

Teratasi dan terurainya Limbah Usaha Kopra, Memanfaatkan Limbah Usaha Kopra menjadi produk yang dibutuhkan oleh pasar, Menciptakan lapangan kerja. Menciptakan tambahan penghasilan pelaku usaha kopra dan masyarakat, serta yang lebih utama terjaganya kelestarian lingkungan pesisir hutan mangrove

(3)

Judul Proyek Sosial: Pencegahan Limbah Usaha Kopra Tradisional Masyarakat di Pesisir Hutan Mangrove Melalui Usaha Kopra Modern Dengan Teknologi Terbarukan

Bab-1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kelapa (Cocos Nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan yang terluas di Indonesia, lebih luas dibandingkan dengan Karet dan Kelapa Sawit yang menempati urutan teratas untuk tanaman budidaya setelah Padi. Provinsi Sulawesi tenggara Khususnya di Kabupaten Muna menurut update data terakhir tanggal 15 Juli 2019 Data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara (https://sultra.bps.go.id/statictable/2019/07/15/2403/luas-areal-tanaman- perkebunan-menurut-jenis-tanaman-di-kabupaten-muna-ha-2011-.html) bahwa Tanaman perkebunan Kelapa menempati posisi pertama dengan luas areal 4.083 Ha terbagi menjadi Perkebunan produktif sekitar 3.038 Ha, Belum Produktif seluas 179 Ha, Tidak Produktif seluas 866 Ha. Perkebunan Kelapa tersebut tersebar dibeberapa wilayah kecamatan, salah satunya di Kecamatan Wakorumba Selatan yang menyumbang perkebunan kelapa yang paling luas. Secara administratif Kecamatan Wakorumba Selatan terdiri dari 4 Desa 1 Kelurahan. Dari Jumlah desa/kelurahan yang ada, yang memiliki wilayah yang paling terluas adalah Desa Wambona dengan luas 47,56 Km2 (50,15%) dimana mata pencaharian mayoritas menggantungkan hidupnya di perkebunan kelapa. Hal ini ditunjukan dominasi kebun kelapa yang sepanjang pesisir Hutan Mangrove. Sehingga tak heran Kopra menjadi hasil utamanya dan menjadi tumpuan pendapatan masyarakat Desa Wambona. Usaha kopra di Desa Wambona terdiri dua jenis yaitu Kopra Hitam atau kopra asapan dan Kopra Putih.

Namun pada umumnya Usaha Kopra yang diproduksi masih dominan kopra hitam atau kopra asapan karena masih menggunakan alat tradisional. Sedangkan Kopra Putih masih sedikit bahkan tidak lagi mereka memproduksinya karena proses pembuatannya sangat rumit dan membutuhkan alat yang masih terbatas dan mahal. Olehnya itu seluruh usaha Kopra yang berkembang saat ini adalah Usaha Kopra tradisional atau Kopra Asapan.

Perlu diketahui bersama bahwa Kopra merupakan produk turunan dari tanaman kelapa yang sangat penting karena pasarannya dapat bersaing dengan dan memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Akan tetapi walapun Kopra memiliki dampak ekonomis untuk masyarakat Desa Wambona, Kopra juga membawa limbah yang dapat merusak lingkungan yaitu sabut kelapa, batok/tempurung kelapa, air kelapa, dan daun kelapa. Limbah-limbah tersebut dibuang dan dibiarkan hanyut disepanjang pesisir hutan mangrove. Kerusakan ekosistem pesisir mangrove pun menjadi tak terelakan. Sehingga makin hari Limbah tersebut mencemari sepanjang kawasan pesisir hutan mangrove dan sampai saat ini belum ada pemanfaatan secara baik. Padahal jika limbah tersebut diolah kembali akan menjadi penghasilan tambahan bagi pengusaha kopra tradisional dan petani Perkebunan Kelapa.

Dengan demikian berdasarkan fakta tersebut untuk mencegahnya agar tidak menjadi masalah berkepanjangan, maka kami mengangkat ide solutif yaitu “Pencegahan Limbah Usaha Kopra Tradisional Masyarakat di Pesisir Hutan Mangrove Melalui Usaha Kopra Modern dengan Teknologi Terbarukan”.

B. Rumusan Masalah

a. Apa saja limbah Usaha Kopra Tradisional Masyarakat?

b. Bagaimana Pencegahan Limbah Usaha Kopra Tradisional di Pesisir Hutan Mangrove melalui Usaha Kopra Modern dengan Teknologi Terbarukan?

C. Tujuan & Manfaat Proyek Sosial

1. Memutus secara permanen limbah Usaha Kopra Tradisional

2. Menciptakan penghasilan tambahan dari limbah Usaha Kopra Tersebut 3. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat desa wambona 4. Melestarikan lingkungan dan ekosistem di pesisir hutan mangrove.

(4)

Bab-2: METODE PELAKSANAAN A. Lokasi Proyek

Proyek ini Belokasi di:

Desa : Wambona

Kecamatan : Wakorumba Selatan Kabupaten : Muna

Provinsi : Sulawesi Tenggara B. Waktu atau Jadwal Pelaksanaan

Proyek ini dilaksanakan pada Mulai:

Hari : Senin

Tanggal/Bulan/Tahun : 02 Mei Tahun 2022 Dan Berakhir Pada:

Hari : Sabtu

Tanggal/Bulan/Tahun : 31 Desember 2022 C. Alat dan Bahan (termasuk teknologi jika ada)

1. Mesin pengupas Sabut Kelapa 2. Mesin Pengurai Sabut Kelapa

D. Pelaksana Proyek (termasuk pelibatan masyarakat / lembaga, jika ada)

Pelaksanaan proyek ini melibatkan anggota Gapoktan dan masyarakat setempat seperti pengumpulan limbah di area pesisir hutan mangrove dan diarea usaha Kopra, Pemilahan Limbah berdasarkan jenis yang sama, Serta pemasangan tanda larangan untuk tidak membuang sampah diarea Pesisir Hutan mangrove. Kemudian limbah tersebut di proses mesin tepat guna. Untuk pekerjaan teknis akan melibat Tim kerja Ahli dibidangnya seperti Pelatihan Operasional Teknologi Mesin Pengupas Sabut Kelapa, Mesin Pengurai Sabut Kelapa. Kemudian rencana lanjutan kedepannya akan ada Pelatihan pembuatan Nata de Coco, Pengadaan Mesin pengolahan Briket, Mesin Pengolahan Daun kelapa, Mesin pengolahan Nata De Coco, dan lain-lain.

E. Gambar Design Proyek/ Bagan/ Alur Proyek (jika ada)

LIMBAH

BATOK /TEMPURUNG KELAPA

AIR KELAPA SABUT KELAPA

RUMAH PRODUKSI

LIMBAH

Rp

LINGKUNGAN MANGROVE LESTARI

LAPANGAN KERJA

(5)

Bab-3: RENCANA PELAKSANAAN

A. Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek (Rincian Kegiatan) Rincian Pelaksanaan Proyek Sebagai Berikut:

1. Tahapan Sosialisasi

Pada tahap ini akan diadakan sosialisasi tentang Pelaksanaan Proyek tersebut. Sosialisasi ini akan melibatkan seluruh stakeholder yang ada seperti Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Pelaku usaha Kopra, Petani Perkebunan Kelapa, tokoh-tokoh desa setempat. Sifat kegiatan pada tahap ini terbuka untuk umum.

2. Pembentukan Tim Kerja

Pada Tahap ini Tim kerja akan dibentuk menjadi dua yaitu tim Kerja Tetap dan Tim Kerja harian lepas. Tim Kerja harian Tetap adalah mereka yang akan menjadi Pengurus tetap Proyek ini dan Pekerja pada pengoperasian mesin-mesin pengurai limbah. Sedangkan pekerja Harian Lepas adalah masyarakat yang suatu waktu kapan saja di panggil saat ada pekerjaan dan dilepas saat pekerjaan selesai.

3. Pengadaan Alat dan Bahan

Tahap ini seluruh Alat dan Bahan untuk pemrosesan limbah Usaha Kopra akan di lakukan pembelian sesuai kebutuhan dan spesifikasi proyek.

4. Pelatihan Tim Kerja

Pelatihan Tim Kerja akan dilaksanakan sebelum pelaksanaan proyek. Tim Kerja yang dilatih akan melibatkan Tim Kerja Harian Tetap dan Tim Kerja Harian Lepas yang telah dibentuk sebelumnya. Output dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan tim kerja yang professional. Sebab Kemampuan dan Professionalitas Tim Kerja akan mewujudkan keberhasilan proyek.

5. Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan Proyek dimulai dengan Pengadaan alat dan bahan, Pengumpulan limbah- limbah Usaha Kopra yang melibatkan masyarakat setempat. Setelah terkumpul limbah- limbah tersebut kemudian dipilah/pilih sesuai jenisnya untuk memudahkan proses pengolahan limbah. Pada Pemrosesan limbah ini menggunakan teknologi terbarukan.

Rencana kedepan jika program ini berjalan dan mendapatkan cukup modal maka akan ada Pembangunan Rumah Produksi Limbah, Pembangunan Tempat Usaha Kopra Modern.

Agar proses pembuatan kopra dan proses limbah terpusat dan memudahkan pengendalian limbah kopra kedepannya.

6. Pengemasan hasil proses limbah kopra

Pengemasan hasil proses limbah usaha kopra sesuai jenisnya masing-masing. Hal ini untuk memudahkan pemasarannya.

7. Pemasaran Hasil Produksi Limbah Proyek.

Pemasaran dilakukan dengan dua langsung dan tidak langsung. Pemasaran langsung maksudnya disni adalah dengan menjual secara langsung kepada pasar. Dan tidak langsung yaitu pemasarannya dengan melakukan kerja sama dengan pihak lain yang menguntungkan.

B. Hasil Proyek Social (bentuk akhir / fungsi atau manfaat proyek social)

Hasil Proyek Social dari kegiatan yaitu sesuai dengan Bagan yang telah di jabarkan diatas adalah Teratasinya Limbah Usaha Kopra, Memanfaatkan Limbah Usaha Kopra menjadi produk yang dibutuhkan oleh pasar, Menciptakan lapangan kerja. Menciptakan tambahan penghasilan pelaku usaha kopra dan masyarakat, adanya perubahan pengolahan usaha Kopra Tradisional menjadi modern,serta yang lebih utama terjaganya kelestarian Lingkungan Pesisir Kawasan Hutan Mangrove.

C. Penerima manfaat (pemanfaat langsung dan pemanfaat tidak langsung)

1. Penerima Langsung proyek ini adalal Tim Kerja Proyek, Pelaku Usaha Kopra, Masyarakat 2. Penerima tidak langsung yaitu Lestarinya Pesisir kawasan hutan Mangrove, Limbah kopra

masyarakat teratasi dan penciptaan lapangan kerja baru.

D. Lain-Lain (sesuai proyek social yang diajukan)

(6)

Bab-4: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

A. Rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan (dalam bentuk tabel)

No. Item Satuan Volume Harga

Satuan

Total Biaya (Rp)

1 Pelatihan Hari 1 2,000,000 2,000,000

2 Mesin Pengupas Sabut Kelapa

Unit 1 23,500,000 23,500,000

3 Mesin Pengurai Sabut Kelapa

Unit 1 24,500,000 24,500,000 24,500,000

Total 50,000,000

B. Rekapitulasi Anggaran:

1. Anggaran yang diajukan ke PFmuda : Rp. 50,000,0000 2. Swadaya/ bantuan pihak lain : Rp. 0

3. Bantuan dari Pihak Lain : Rp. 0

4. dll………. : Rp. 0...

Total Kebutuhan Anggaran Rp. 50,000,000

(7)

Bab-5: KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial

Gambaran keberlanjutan Proyek Sosial ini semua telah didesain maksimal. Hal ini terlihat pada proses perencanan matang dari proyek ini, seperti Pengadaan mesin Pengupas Sabut Kelapa, dan Mesin Pengurai Sabut Kelapa. Serta rencana kedepannya akan dilakukan pengadaan mesin-mesin tambahan untuk pengolahan turunan dari limbah kelapa tersebut, Pembangun Rumah Produksi Tetap Limbah Usaha Kopra, Pembangunan tempat Produksi Usaha Kopra Modern serta Pelatihan-pelatihan. Semua hal tersebut dilakukan untuk mendukung keberlanjutan proyek.

Proyek ini juga kedepannya akan melakukan kerja sama dengan Para Petani Perkebunan kelapa, pengusaha kopra, bahkan akan meluaskan jangkauan proyek ini di desa-desa lain guna memperbesar produktifitas serta manfaat dari proyek ini. Selain itu Proyek ini juga akan membuka produksi-produksi lainnya yang berhubungan dengan limbah Usaha Kopra ini seperti membuka usaha kerajinan dari batok/ tempurung kelapa bukan hanya menjadi arang atau briket tetapi bisa menjadi jenis lainnya seperti Pot Hiasan, Kancing Baju, dan lain-lain.

Sabuk kelapa bukan hanya dijadikan Sebagai Cocopeat tetapi juga dijadikan bahan lain seperti bahan sofa, Air Kelapa bukan hanya dijadikan pembuatan Nata de Coco tetapi juga bisa dijadikan bahan obat-obatan pembasmi gulma tanaman.

B. Sumber dana untuk operasional Keberlanjutan

Sumber dari dana untuk oprasional keberlanjutan proyek ini adalah berasal dari hasil pemasaran limbah Usaha Kopra tersebut dan bantuan – bantuan sumber lain jika dibutuhkan dan tidak merugikan proyek ini.

C. Pelaksana Pasca Proyek

Pelaksana Pasca proyek ini adalah Tim Kerja harian Tetap proyek yang telah dibentuk sejak proyek ini dimulai. Hal ini untuk memudahkan operasional proyek, dan akan dilakukan rekrutmen karyawan baru sesuai dengan kebutuhan proyek.

(8)

Bab-6: KESIMPULAN & PENUTUP A. Ukuran Keberhasilan Proyek

Keberhasilan Proyek ini dapat diukur dengan beberapa kriteria sebagai berikut.

1. Adannya Mesin-mesin tepat guna

Telah diadakannya Mesin-mesin tersebut digunakan sebagai alat Pemrosesan limbah usaha kopra tersebut.

2. Terbentuk rencana pembangunan Rumah Produksi Limbah

Hal ini penting karena Rumah Produksi limbah ini akan menjadi pusat pengolahan limbah Usaha Kopra

3. Terlaksananya Pelatihan-pelatihan Tim Kerja Proyek

4. Perubahan Prilaku masyarakat , Para pelaku usaha kopra tradisional ke usaha kopra modern

5. Perubahan prilaku Petani perkebunan dan pelaku usaha kopra tidak lagi membuang limbahnya sembarang tempat terutama di wilayah pesisir hutan mangrove .

6. Masyarakat sadar dengan sendirinya untuk menjaga kebersihan lingkungannya baik di liangkungan usaha kopra maupaun di wilayah pesisir kawasan hutan mangrove.

B. Penutup

Proposal Proyek Sosial PFMuda dengan

judul: Pencegahan Limbah Usaha Kopra Tradisional Masyarakat di Pesisir Hutan Mangrove Melalui Usaha Kopra Modern dengan Teknologi Terbarukan adalah ide sosial yang lahir dari kenyataan lingkungan Desa Wambona yang telah dipenuhi limbah usaha kopra tradisional terutama di kawasan pesisir hutan mangrove. Kami menyadari sepenuhnya bahwa limbah tersebut ada karena bukan bentuk kesengajaan dari masyarakat dan pelaku Usaha Kopra tradisional itu sendiri. Tetapi lahir dari bentuk dari ketidaktahuan masyarakat dan pelaku usaha kopra tradisional yang masih rendah. Selama ini mereka berkebun kelapa bahkan sampai pada skala produksi pun belum ada campur tangan dari pemerintah langsung. Masyarakat berkebun dan berusaha sesuai dengan pengetahuannya yang masih sangat sederhana. Sehingga tak jarang hasil perkebunan dan Usaha Kopra mereka tidak maksimal padahal perkebunan kelapa yang sangat melimpah.

Olehnya itu melalui Proposal Proyek Sosial PFMuda yang kami ajukan ini, dapat menjadi jawaban bagi masyarakat dan pelaku usaha kopra di Desa Kami yaitu Desa Wambona. Kami berharap sebagai Pemuda harapan Masyarakat Desa Wambona yang sudah terpelajar ini bisa membawa secercah harapan bagi mereka dan sebagai alasan Pemerintah Daerah kedepannya untuk membantu perbaikan-perbaikn kegiatan ekonomi desa kami selanjuntnya.

Demikian Proposal ini kami ajukan, atas pertimbangannya kami ucapakan terimakasih. Kami juga mengucapkan permohonan maaf atas kekurangan dan kelebihan susunan bahasa dari proposal kami. Sebab itu datangnya dari keterbatasan pemikiran kami sebagai manusia yang penuh dengan kekhilafan.

Terimakasih.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

BPS SULAWESI TENGGARA (https://sultra.bps.go.id/statictable/2019/07/15/2403/luas-areal-tanaman- perkebunan-menurut-jenis-tanaman-di-kabupaten-muna-ha-2011-.html )

BPS KABUPATEN MUNA

(https://munakab.bps.go.id/publikaation/202/09/28/317299ca0d8cdeece7bf6868/kecamatan-wakorumba- selatan-dalam-angka-2020.html)

ENSIKLOPEDIA (https:///p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Wakorumba_Selatan_Muna)

Referensi

Dokumen terkait

1) Ketersediaan bahan baku gula semut di kabupaten Mamasa itu sendiri sangat melimpah namun masyarakat lebih banyak memproduksinya sebagai gula aren cetak dan tuak.

Selain itu juga dapat dilakukan penelitian efek penggunaan biodiesel yang sudah dilakukan penyaringan menggunakan sistem microbubble, apakah menyebabkan kerusakan

Luaran utama yang ingin diperoleh dari kegiatan ini adalah memberikan informasi spasial (peta) secara partisipatif kepada masyarakat dalam rangka pengembangan

Hasil akhir proyek sosial ini berupa pupuk kompos, dengan harapan menjadi produk unggulan kampung dan sumber pendapatan ekonomi baru bagi ibu-ibu kampung gurimbang,

Tujuan dari project ini adalah untuk meningkatkan akses sanitasi masyarakat dengan cara promosi sanitasi ke masyarakat, meningkatkan permintaan sanitasi masyarakat

Penerima manfaat tidak langsung dari proyek sosial yaitu Startup Conplas (PT. Konversi Plastik Bumi Lestari) sebagai pendukung dalam pengelolaan sampah di Desa setempat area

Keberlanjutan proyek ini dapat memberikan acuan dalam pelaksanaan renovasi maupun pembangunan awal taman kecamatan di seluruh Indonesia dengan aksesibilitas sebagai

Pelaksana kegiatan pasca proyek adalah Tim Konservasi Kebun Bambu Pasar Papringan yang beroperasi setiap hari dengan melibatkan masyarakat Dusun Ngadiprono secara umum maupun