• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman cover

PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda

(PEMETAAN POTENSI DESA KARANG PRAMUKA, KAWASAN KALIURANG BERBASIS PETA DAN WEBGIS)

NAMA TIM PENGUSUL :

1. Andhika Agung Pramudya (Ketua) 2. Caesaryo Arif Wibowo (Anggota) 3. Friska Margareta Tobing (Anggota) 4. Rizka Amelia Dwi Safira (Anggota) 5. Rizkulloh Nurfauzi Al-Amin (Anggota) 6. Farhan Qashidi Aditya (Anggota)

Kompetisi Proyek Sosial Program PFmuda Pertamina Foundation

2022

(2)

Profil Peserta PFmuda 2022

1 Nama Ketua Pengusul Andhika Agung Pramudya 2 Nama Kelompok Java Drone

3 Tempat/Tgl Lahir Surabaya, 7 Mei 2001 4 Pendidikan Terakhir SLTA

5 Pekerjaan Mahasiswa

6 Tlp dan Alamat Email Tlp. 082244825251 Email andhikapramudya62@gmail.com 7 Alamat Rumah/ Domisili Perumahan Citraloka Residence Blok D2 No.12

8 Organisasi yang diikuti/

pernah diikuti (jika ada)

• Badan Eksekutif Mahasiswa ITS

• Himpunan Mahasiswa Geomatika ITS 9 Pengalaman Pengerjaan

Proyek Sosial

• Pemetaan terdampak erupsi Gunung Semeru (2022)

• Pengkavlingan rumah hunian sementara bagi korban terdampak erupsi Gunung Semeru (2022)

10 Pernah ikut lomba (sejenis PFmuda)

-

Proyek Sosial Yang diajukan ke Kompetisi Proyek Sosial PFmuda 2022 Judul Proyek Sosial

(lengkap)

PEMETAAN POTENSI DESA KARANG PRAMUKA , KAWASAN KALIURANG BERBASIS PETA DAN WEBGIS

Judul Proyek Sosial (singkat 6 kata)

PEMETAAN POTENSI DESA KARANG PRAMUKA

Kategori Isu Sosial (Yaitu isu sosial bidang?....) (pilih salah satu)

Pariwisata & seni-budaya

Lokasi Proyek Kawasan Kaliurang

Nilai Yg diusulkan Rp. 68.870.000,00 Lama Proyek: 8 Hari Anggota Tim Pengusul

(jika ada)

1. Caesaryo Arif Wibowo 2. Friska Margareta Tobing 3. Rizka Amelia Dwi Safira

4. Rizkulloh Nurfauzi Al-Amin 5. Farhan Qashidi Aditya

6. dan seterusnya ………..

Mentor/ Pembimbing (jika ada)

-

Produk/ Hasil Dari Proyek Sosial berupa?

Peta Topografi, Peta potensi wisata, WebGIS kawasan Kaliurang,

(3)

PEMETAAN POTENSI DESA KAWASAN KALIURANG BERBASIS PETA DAN WEBGIS Bab-1: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya perhatian akan isu – isu kewilayahan seperti kerawanan bencana, penataan ruang, pengelolaan sumber daya alam, dan pembangunan kawasan perbatasan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memerlukan dukungan data dan informasi geospasial guna mendukung penyelesaian isu – isu tersebut. Inisiasi program nasional peningkatan kualitas dan kuantitas informasi geospasial tematik telah dilaksanakan dalam kerangka Kebijakan Satu Peta (Hasyim et al. 2016).

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan pemetaan partisipatif dalam kegiatan - kegiatan pemetaan semakin meluas. Aplikasi - aplikasi yang banyak menggunakan pemetaan partisipatif sebagai salah satu alternatif teknik perolehan data spasial antara lain di bidang pengelolaan sumber daya alam, perencanaan aktivitas pertanian, implementasi lokasi penempatan sarana pendidikan dan kesehatan, penegasan batas wilayah, dan pengurangan risiko bencana. Pemetaan partisipatif sendiri dapat didefinisikan sebagai metode pemetaan yang melibatkan masyarakat dan menempatkan masyarakat sebagai pelaku pemetaan di wilayahnya (Hidayat et al. 2005). Pemetaan partisipatif dapat menjadi alternatif metode pemetaan, dimana informasi rinci suatu wilayah tidak mudah didapatkan dengan cara pemetaan konvensional, atau pada kondisi dimana pemetaan konvensional memerlukan waktu yang relatif lama untuk diselesaikan. Melalui pemetaan partisipatif, aktivitas pemetaan dapat menghadirkan nara sumber yang mempunyai keterkaitan erat dengan wilayah yang dipetakan, sehingga berbagai data dan informasi dapat dikumpulkan dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa masyarakat lokal mempunyai kapasitas dan pengetahuan yang mendalam mengenai lingkungan tempat tinggalnya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan Permasalahan dalam pengabdian ini adalah :

1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pemetaan potensi Kawasan Karang Pramuka, Kaliurang, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta?

2. Bagaimana potensi desa yang ada di Kawasan Karang Pramuka, Kaliurang, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta?

C. Tujuan & Manfaat Proyek Sosial

Tujuan dari pengabdian berbasis penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pemetaan partisipatif masyarakat dalam rangka

pengembangan potensi desa

2. Menganalisis potensi desa sesuai data spasial dari akuissi foto udara

(4)

3. Mempermudah perencanaan tata guna lahan, mengidentifikasi area yang dilindungi, dan pengembangan ekonomi lokal

4. Mengenali dan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang sumber daya alam di lingkungan sekitar

5. Menambahakan kepercayaan diri masyarakat dalam mengelola sumber daya alam

6. Sebagai alat untuk melakukan negosiasi masyarakat dengan pemangku kepentingan luar.

Manfaat yang dapat diperoleh dari pengabdian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil dari pengabdian ini berupa data spasial (peta) diharapkan dapat

digunakan sebagai salah satu acuan dalam menginventaris data potensi desa di Kawasan Karang Pramuka, Kaliurang, Hargobinangun, Kec.

Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Memberikan salah satu alternatif metode dalam pengembangan potensi desa

3. Dapat digunakan sebagai evaluasi data potens desa yang berupa peta di Kawasan Karang Pramuka, Kaliurang, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Bab-2: METODE PELAKSANAAN

A. Lokasi Proyek

Lokasi proyek terletak di Desa Karang Pramuka, Kawasan Kaliurang, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Waktu atau Jadwal Pelaksanaan

KEGIATAN

WAKTU KEGIATAN Hari

ke-1

Hari ke-2

Hari ke-3

Hari ke-4

Hari ke-5

Hari ke-6

Hari ke-7

Hari ke- 8 Persiapan

Persiapan

Logistik

Persiapan

Peralatan

Persiapan

Transportasi

Pelaksanaan Orientasi

Lapangan

Pemasangan

Premark

Pembuatan

Flight Plan

(5)

Akuisisi Data

Evaluasi

Pengolahan

Data

Pasca Pelaksanaan Pembuatan

Laporan

Presentasi

Hasil

C. Alat dan Bahan 1. Alat

Peralatan yang mendukung pelaksanaan magang ini terbagi menjadi 2 yaitu:

I. Hardware

a. Wahana UAV, Drone DJI Phantom 4 Pro b. Personal Computer

• Windows 10 Pro

• Manufracturer Standart Computer

• Processor AMD A4-5000 APU with Radeon (TM) HD Graphics 1.50 GHz

• RAM 4,00 GB

• 64-bit Operating System c. Work Station

• Windows 7 Ultimate

• Manufracturer NVIDIA

• Processor Intel(R) Core(TM) i7-3970x

• 64-bit Operating System d. Mobile Station

2. Bahan

Bahan pendukung pelaksanaan magang ini sebagai berikut:

1. Foto objek didapatkan dengan Drone DJI Phantom 4 Pro D. Pelaksana Proyek (termasuk pelibatan masyarakat / lembaga, jika ada)

Pelaksana proyek disajikan pada tabel berikut.

No Nama Kompetensi Tanggungjawab

1 Andhika Agung Pramudya Pilot Drone Koordinator Pelaksanaan 2 Friska Margareta Tobing Pemetaan Partisipatif Penanggung jawab partisipasi

masyarakat

3 Caesaryo Arif Wibowo Analis GIS Laporan dan visualisasi 4 Rizkulloh Nurfauzi Sureyor GPS Penanggung jawab survei

lapangan

5 Farhan Qashidi Asisten Surveyor GPS Survei lapangan dan

pengolahan data lapangan

6 Rizka Amelia Dwi Safira Analis GIS Laporan dan visualisasi

(6)

E. Gambar Design Proyek/ Bagan/ Alur Proyek (jika ada)

Bab-3: RENCANA PELAKSANAAN

A. Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek (Rincian Kegiatan)

Gambaran pelaksanaan proyek antara lain terdiri dari tahap persiapan, pengukuran titik kontrol, tahap akuisisi data (pemotretan udara nirawak), tahap pengolahan data, dan uji akurasi peta foto. Adapun uraian dari detail pelaksanaan proyek sebagai berikut.

Tahap Keterangan

Persiapan a. Pengurusan perizinan untuk pengukuran titik kontrol yang diterbitkan oleh pemerintah daerah setempat atau instansi terkait;

b. Pengurusan perizinan pemotretan udara (security clearence) yang dikeluarkan oleh Kementrian Pertahanan terhadap area-area yang termasuk dalam obyek vital, contoh: bandar udara, basis militer dll ;

c. Ketinggian terbang di atas 150 m harus dilakukan perizinan terhadap Kementerian Perhubungan;

d. Persiapan mobilisasi, basecamp dan area take off - landing;

e. Pembuatan peta rencana jalur terbang dan peta rencana distribusi titk kontrol f. Pemeriksaan kesiapan alat yang akan digunakan;

g. Apabila dimungkinkan, dilakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemasangan tanda batas sebelum pemotretan udara drone. Tanda batas dapat berupa bahan material plastic dan atau bahan lainnya berwarna kontras (biru, kuning atau orange) dengan ukuran terkecil 30 cm X 30 cm.

Pengukuran Titik Kontrol

a. Titik kontrol pemotretan udara terdiri dari titik kontrol dalam sistem koordinat lintang, bujur dan tinggi terhadap spheroid pada datum WGS-84.

b. Titik kontrol/titik ikat terletak pada pojok, perimeter dan tengah dari blok area pekerjaan;

c. Titik kontrol utama dan titik cek menggunakan pilar berbentuk pipa dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar berikut :

d. Titik kontrol/titik ikat pemotretan udara dipasang premark dengan bentuk sesuai gambar dibawah

Persiapan

Pengukuran titik control, pemasangan Premark dan tanda batas

Akuisisi Data

Pengolahan Data

Uji Akurasi

(7)

Gambar 9. Bentuk Premark

e. Ukuran minimum premark di foto udara adalah panjang 10 piksel dan lebar 3 piksel untuk masing masing sayap premark. Ukuran premark sebenarnya dilapangan mengikuti nilai resolusi tanah pemotretan udara. Sebagai contoh : apabila rencana GSD 5 cm maka ukuran premark 50 cm X 15 cm.

f. Premark menghadap utara, selatan, barat,dan timur kompas (kecuali jalur terbang diagonal, arah Premark menyesuaikan jalur terbang);

g. Premark dibuat dari bahan yang tahan cuaca, tidak mudah robek dan tidak pudar;

h. Warna premark harus kontras dengan warna sekitarnya;

i. Pengukuran titik kontrol menggunakan peralatan pengukuran koordinat metode satelit tipe Geodetik;

j. Pengukuran titik kontrol utama dan titik cek dapat dilakukan secara jaring atau radial;

k. Minimal dalam suatu area pekerjaan (5.000 Ha) terdapat 10 Titik Kontrol (GCP). Apabila menggunakan RTK atau GNSS pada Pesawat Nir awak, maka jumlah titik kontrol minimal 5 titik.

l. Jumlah minimal titik uji dalam satu area pekerjaan adalah 12 titik pada luasan total dalam satu area 20.000 Ha dengan standart pengujian mengikuti SNI ketelitian peta.

m. Waktu pengamatan pengukuran adalah 15menit atau lebih;

n. Metode pengukuran menggunakan metode statik atau RTK;

o. Interval waktu pengamatan maksimal adalah 15 detik;

p. Koleksi data ukuran titik kontrol/titik ikat diikatkan pada minimal terhadap TDT Orde 2 Badan Pertanahan Nasional atau Titik Kontrol Geodesi Orde 1 Badan Informasi Geospasial;

q. Apabila dalam jarak 10 km dari area pekerjaan tidak terdapat TDT atau Titik Kontrol Geodesi , maka harus membuat titik kontrol / titik ikat perapatan yang diikatkan terhadap TDT orde 2 BPN atau Titik Kontrol Geodesi Orde 1;

r. Apabila terdapat titik kontrol/titik ikat yang tidak tampak pada foto udara maka harus dilakukan pengukuran ulang menggunakan metode postmarking di lokasi terdekat dengan titik tersebut;

contoh : pada objek objek yang terlihat di foto seperti ujung zebra cross, ujung lapangan basket dsb.

s. Sebagai peta kerja untuk kegiatan pengukuran bidang tanah secara fotogrametris, identifikasi batas bidang tanah dapat dilakukan untuk yang tidak tertutup canopy;

t. Ketelitian horizontal 5 cm atau lebih baik;

Akuisisi Data (Pemotretan

Udara Nirawak)

a. Batasan luasan area dalam proses akuisisi data dasar skala besar menggunakan wahana nir- awak adalah < 5.000 ha atau 3000 image dalam satu blok. Batasan tersebut diberlakukan atas pertimbangan hal berikut:

b. Tingkat akurasi data yang dihasilkan dan efektifitas dari akuisisi data menggunakan wahana nir-awak;

c. Kapasitas software dan hardware pengolahan untuk pemrosesan data hasil pemotretan.

d. Jalur terbang sedapat mungkin mengikuti arah Timur-Barat atau Utara-Selatan atau apabila kondisi tersebut tidak memungkinkan maka disesuaikan dengan arah angin;

e. Jalur terbang diagonal digunakan pada area yang memiliki variasi terain;

f. Jalur terbang pertama dan terakhir sebaiknya berada pada luar area pekerjaan;

g. Awal dan akhir pada setiap jalur harus mencakup 2 atau lebih foto diluar area pekerjaan;

h. Pertampalan kemuka (forward overlap) yaitu >70%;

i. Pertampalan kesamping (side overlap) yaitu >60%;

j. Pada daerah berelief, nilai pertampalan dinaikkan, pertampalan kemuka menjadi 80% dan pertampalan kesamping menjadi 70% atau lebih;

k. Tinggi terbang berpengaruh terhadap nilai GSD yang dihasilkan

l. Tutupan awan tidak lebih dari 10% setiap foto dan obyek yang tertutup awan bukan merupakan bangunan atau transportasi;

m. Pemotretan ulang harus dilakukan apabila ada persyaratan yang tidak terpenuhi;

n. Durasi penerbangan drone mengikuti kapasitas baterai dan mempertimbangkan lokasi area take off - landing.

o. Waktu pemotretan sebaiknya dilakukan pada jam 08.00 - 11.00 dan 13.00 - 16.00.

p. n. Saat pemotretan harus mempertimbangkan kondisi cuaca terutama untuk kecepatan angin, kondisi hujan, kabut atau awan rendah.

Pengolahan Data

a. Perencanan Jalur Terbang Tahap perencanaan jalur terbang meliputi desain polygon area rencana, penentuan sidelap & overlap, perhitungan jumlah foto, rencana lokasi take-off dan landing, serta rencana sesi dan tinggi terbang. Pada tahap ini software yang digunakan adalah Mission Planner.

(8)

b. Pengukuran GCP Pengukuran Ground Control Point (GCP) menggunakan GPS tipe Geodetik untuk mendapatkan nilai koordinat tanah. Nilai koordinat tanah (X, Y, & Z) menggunakan sistem koordinat UTM Zona 49S.

c. Pemotretan Udara Akuisisi data foto udara menggunakan wahana Fix Wing UAV dan kamera Canon PowerShot S100 yang dilakukan untuk mendapatkan data foto objek kawasan Kampus ITS Sukolilo.

d. Seleksi Foto Setelah pengambilan foto dari berbagai sisi, langkah selanjutnya dilakukan seleksi foto dengan ketentuan overlap 50-80% dan foto yang memuat gambar objek dengan jelas.

e. Ortorektifikasi Ortorektifikasi merupakan tahapan georeferencing dengan cara rektifikasi foto objek pada model menggunakan data koordinat GCP.

f. Pembuatan Orthofoto Tahapan membuat orthofoto yaitu :

• Alignment Foto

• Pemodelan Geometri

• Pembentukan Tekstur 3D

• Transformasi koordinat 3D

• Orthomosaik

g. Align Photo, Setelah pemilihan foto, dilakukan align photo dengan tujuan meluruskan foto satu dengan yang lain berdasar posisi kamera. Pada saat align photo, terjadi 2 aktivitas yakni :

• Feature Detecting

• Feature matching

Deteksi titik dari foto-foto dipengaruhi viewpoint dan pencahayaannya. Dalam deteksinya menggunakan algorithma SIFT (Scale Invariant Feature Transform). Sedangkan untuk mendapatkan IOP (panjang lensa, titik eksposure, distorsi radial, distorsi tangensial), algorithma yang digunakan adalah bundle adjustment self callibration. Sehingga pada align photo dihasilkan titik-titik jarang (sparse cloud) dari foto-foto yang bertampalan.

h. Marking, Foto-foto hasil seleksi diberi tanda/mark di pojok-pojok yang mudah dikenali. Tanda ini nantinya diberi koordinat sebagai titik kontrol saat georeferencing model. Diupayakan satu foto memiliki 3 titik penanda yang bertampalan dengan foto yang lain.

i. Masking, Dengan tujuan membuat model terbentuk efisien, masking dilakukan sebagai tahap filtering agar prosesing lebih fokus pada objek. Masking dilakukan jika ada hal yang mengganggu foto seperti adanya objek bergerak, langit, dsb.

j. Build Dense Cloud, Setelah itu membentuk dense cloud yang merupakan titik-titik yang lebih detail daripada yang dihasilkan di tahap align photo. Proses pembentukan dense cloud ini dibentuk dari sekumpulan titik tinggi dengan jumlah ribuan hingga jutaan yang nantinya akan menghasilkan model 3D.

k. Build Mesh, Setelah dibentuk dense cloud, langkah selanjutnya adalah membentuk jaring.

Jaring/mesh dibentuk dari penarikan garis pada titik-titik dense cloud. Sehingga bentuk geometrik 3D objek sudah terbentuk oleh jaringan segitiga (TIN).

l. Build Texture,Pemberian texture merupakan tahap akhir dalam pembentukan model 3D.

Proses ini merupakan pemberian tekstur objek sesuai foto asli.

Uji Akurasi Peta Foto

a. Titik yang digunakan dalam uji akurasi adalah titik Cek (ICP).

b. Jumlah Titik Cek minimal 12 titik pada luasan total satu blok 20.000 Ha.

c. Koordinat posisi titik cek dibandingkan antara posisi sebenarnya dengan posisi pada hasil orthophoto.

d. Akurasi dihitung pada CE 90

e. Akurasi horizontal 0.5 mm X bilangan skala peta (0.5 m). Ilustrasi angka adalah 0.125 maka masuk dalam toleransi akurasi.

f. Hasil uji akurasi di masukkan kedalam metadata atau keterangan peta dalam legenda. Contoh:

“Peta Kerja yang digunakan adalah dari hasil pemotretan udara nirawak/drone yang memiliki akurasi 0.125 “.

g. Ketelitian peta foto dari pesawat nirawak/drone yang dihasilkan serendahrendahnya berada pada kelas 3 skala 1:10.000 yaitu 5 meter.

B. Hasil Proyek Social (bentuk akhir / fungsi atau manfaat proyek social) Target luaran dari pengabdian ini adalah:

1. Luaran utama yang ingin diperoleh dari kegiatan ini adalah memberikan informasi spasial (peta) secara partisipatif kepada masyarakat dalam rangka pengembangan potensi Kawasan Karang Pramuka Kaliurang 2. Kegiatan FGD (Focus Group Discussion) berdasarkan informasi spasial

yang didapatkan

(9)

C. Penerima manfaat (pemanfaat langsung dan pemanfaat tidak langsung) Penerima manfaat dari proyek ini terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Penerima manfaat langsung

a. Masyarakat kawasan Karang Pramuka b. Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta 2. Penerima manfaat tidak langsung

a. Akademisi, khususnya dalam penelitian dan pengembangan potensi Kawasan Karang Pramuka

Bab-4: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

A. Rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan (dalam bentuk tabel)

MATA PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN Vol PERKIRAAN

KUANTITAS

HARGA SATUAN

HARGA TOTAL

a b c d e f

A BIAYA LANGSUNG PERSONIL A.1

Tenaga Ahli

a. Pilot UAV Org/hari 1 5 Rp

350.000,00

Rp 1.750.000,00

b. Surveyor GPS Org/hari 1 5 Rp

300.000,00

Rp 1.500.000,00

c. Asisten Surveyor GPS Org/hari 1 5 Rp

250.000,00

Rp 1.250.000,00

d. Analis GIS Org/hari 1 3 Rp

300.000,00

Rp 1.500.000,00

Sub Total Rp 6.000.000,00

B BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL

B.2

Biaya Akomodasi & Transportasi

a. Tiket Kereta Api Org/PP 5 2 Rp

500.000,00

Rp 5.000.000,00

b. Sewa Kendaraan Roda 4 (Incl.

Driver & BBM)

Unit/hari 1 7 Rp

500.000,00

Rp 3.500.000,00

c. Akomodasi Makan & Minum Org/hari 15 7 Rp 50.000,00 Rp 5.250.000 B.3

Sewa

Kamar/Rumah/Hotel/Penginapan

a. Sewa kamar/hotel/penginapan Kamar/Hari 3 7 Rp 500.000

Rp 10.500.000,00

b. Komunikasi Ls 3 7 Rp

20.000,00

Rp 420.000,00 B.4

Bahan/Perlatan

a. Sewa Drone + Peralatan Pendukung

Unit/Hari 1 7 Rp

1.000.000,00

Rp 7.000.000,00

b. Sewa GPS RTK Unit/hari 2 7 Rp

1.050.000,00

Rp 14.700.000,00

c. Premark/tanda GCP Set 20 1 Rp

100.000,00

Rp 2.000.000,00

B.5

Lain - Lain

Rapid Test Ls 0 0 Rp

-

Rp -

APD Pemetaan &

Kelengkapannya

Set 3 7 Rp

100.000

Rp 2.100.000,00

Sub Total Rp 50.470.000,00

(10)

C PROCESSING

C.1 a. Orthofoto Ha 60 1 Rp

105.000

Rp 6.300.000,00

C.2 b. Topografi Ha 60 1 Rp

85.000

Rp 5.100.000,00

Sub Total Rp 11.400.000,00

D LAPORAN SURVEI

D.1 a. Pelaporan survei kegiatan pemetaan

Ls 1 1 Rp

1.000.000

Rp 1.000.000,00

Sub Total Rp 1.000.000,00

Total Rp 68.870.000,00

KETERANGAN

Total Biaya diluar pajak PPN 10%

B. Rekapitulasi Anggaran:

1. Anggaran yang diajukan ke PFmuda : Rp. 68.000.000,00 2. Swadaya/ bantuan pihak lain : Rp. 1.000.000,00

Total Kebutuhan Anggaran

Rp. 69.000.000,00

Bab-5: KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL

A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial

Pemetaan potensi desa secara partisipatif merupakan langkah awal dalam mengembangkan potensi desa secara berkelanjutan dengan adanya langkah-langkah yang dilakukan secara partisipatif, yaitu penataan destinasi potensial, pembentukan kelembagaan pengelola potensi desa, pengembangan produk wisata, pemberdayaan masyarakat, pemasaran potensi desa secara aktif, pembentukan kerjasama kemitraan secara strategis, dan evaluasi program secara terukur dan periodik. Selain itu, dengan adanya pemetaan potensi desa ini, pemerintah dapat memberikan bantuan program pengembangan potensi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai, promosi potensi desa, dan pemberian insentif pengembangan. Produk dari pemetaan potensi desa wisata ini juga disajikan secara digital melalui WebGIS sehingga dapat diakses oleh semua kalangan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan desa, masukan bagi pemerintah, peluang investasi, dan penelitian dan pengkajian secara akademis.

B. Sumber dana untuk operasional Keberlanjutan

Sumber dana untuk operasional keberlanjutan proyek sosial ini didapatkan dari:

1. APBD dan anggaran desa (Pemerintah)

2. Investasi dan pendanaan (Sektor swasta dan pengembang) 3. Swadaya masyarakat

C. Pelaksana Pasca Proyek

Adapun pelaksana pasca proyek terdiri dari:

1. Pemerintah Kabupaten dan Desa

2. Badan Usaha Milik Desa

(11)

3. Mitra Desa (swasta)

4. Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan

Bab-6: KESIMPULAN & PENUTUP

A. Ukuran Keberhasilan Proyek

Objective Deskripsi

Key Results 1

Adanya luaran proyek berupa Peta Topografi dan Potensi Wisata Desa Karang Pramuka, Kawasan Kaliurang

Key Results 2

Adanya luaran proyek berupa WebGIS Wisata Desa Karang Pramuka,

Kawasan Kaliurang

Key Results 3

Adanya Partisipasi dari masyarakat terkait pemetaan partisipatif potensi wisata Desa Karang Pramuka, kawasan Kaliurang dan keberlanjutan dari proyek sosial pemetaan potensi wisata Desa Karang Pramuka, Kawasan Kaliurang B. Penutup

Demikian proposal proyek sosial ini kami buat, dengan harapan dapat

memberikan gambaran singkat dan jelas mengenai pelaksanaan kegiatan yang

dapat kami lakukan. Besar harapan kami untuk dapat menjalin kerjasama dengan

Pertamina Foundation dalam mendukung pelaksanaan proyek sosial ini. Atas

perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Referensi

Dokumen terkait

Terbentuknya kelompok perempuan “Wunlah Berdaya” yang dapat mengolah kelapa menjadi minyak goreng dengan kualitas yang lebih baik (masa kedaluwarsa lebih lama), sehingga

Maringrang arts adalah memacu kreatifitas dan inovasi dari pemanfaatan limbah kulit kerang sehingga dapat menghasilkan keunikan tersendiri dari aneka produk yang

Langkah selanjutnya dari kegiatan ini adalah pembuatan desain desa tanggap bencana, pada proses ini dilakukan penentuan lokasi untuk evakuasi apabila terjadi

Demikianlah proposal PROYEK SOSIAL PFmuda 2022 dengan Judul Pelepasan 2000 ekor Tukik/anak Penyu Belimbing (Dermochelys coriancea) dan Penyu Lekang (Chelonia mydas) Yang

Selain itu juga dapat dilakukan penelitian efek penggunaan biodiesel yang sudah dilakukan penyaringan menggunakan sistem microbubble, apakah menyebabkan kerusakan

Penerima manfaat tidak langsung dari proyek sosial yaitu Startup Conplas (PT. Konversi Plastik Bumi Lestari) sebagai pendukung dalam pengelolaan sampah di Desa setempat area

Sebagai upaya dalam mengurangi sampah plastik yang berdampak buruk berupa bungkus makanan sekali pakai, penggagas mengajukan program pembuatan kotak makan dari

I. Bidang kuliner berupa pembuatan bakso dengan berbagai bahan dasar olahan yang disertai adanya modifikasi bentuk olahan, rasa serta pengemasan. Para peserta juga