• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda

VCO (VIRGIN COCONUT OIL) PEJATI DARI LIMBAH BUAH KELAPA PERSEMBAHAN BANTEN MANTAPKAN EKONOMI TUKANG SAPU DI

AREAL PURA PENATARAN DALEM PED, NUSA PENIDA

NAMA TIM PENGUSUL :

1. I Ketut Andika Pradnyana (Ketua) 2. Ni Wayan Dian Yusmara Yanti (Anggota) 3. I Gusti Aditya Trisna Murti (Anggota)

Kompetisi Proyek Sosial Program PFmuda Pertamina Foundation

2022

(2)

Profil Peserta

PFmuda 2022

1 Nama Ketua Pengusul I Ketut Andika Pradnyana 2 Nama Kelompok Nusa Sejahtera

3 Tempat/Tgl Lahir Senangka, 14 Maret 1996 4 Pendidikan Terakhir S2

5 Pekerjaan Akademisi

6 Tlp dan Alamat Email Tlp. 081338005074 Email : andhikapradnyana14@gmail.com 7 Alamat Rumah/ Domisili

8 Organisasi yang diikuti/

pernah diikuti (jika ada) 9 Pengalaman Pengerjaan

Proyek Sosial

1. Belum Pernah Mengerjakan Proyek Sosial

2. Ada, sebutkan: ………

10 Pernah ikut lomba (sejenis PFmuda)

1. Belum pernah ikut lomba/ kompetisi

2. Pernah, sebutkan: ………..

Proyek Sosial Yang diajukan ke Kompetisi Proyek Sosial PFmuda 2022

Judul Proyek Sosial (lengkap)

VCO (VIRGIN COCONUT OIL) PEJATI DARI LIMBAH BUAH KELAPA PERSEMBAHAN BANTEN MANTAPKAN EKONOMI TUKANG SAPU DI AREAL PURA PENATARAN DALEM PED, NUSA PENIDA

Judul Proyek Sosial (singkat 6 kata)

Viconut Pejati Nusa

Kategori Isu Sosial (Yaitu isu sosial bidang?....) (pilih salah satu)

1. Kewirausahaan/Ekonomi

Lokasi Proyek Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali

Nilai Yg diusulkan Rp. 25.000 Lama Proyek: ……….… Hari/

Bulan Anggota Tim Pengusul

(jika ada)

1. Ni Wayan Dian Yusmara Yanti 2. I Gusti Aditya Trisna Murti

Mentor/ Pembimbing (jika ada)

Nama: Dr. Ketut Agustini, S.Si.,M.Si Pekerjaan : Dosen

Produk/ Hasil Dari Proyek Sosial berupa?

UKM baru dengan produk Viconut Pejati Nusa, Parfum Viconut, Pomade Viconut

Manfaat Proyek bagi Masyarakat

1. Terdapat produk hasil pelatihan berupa VCO original dan parfum VCO serta diversifikasinya

2. Terbentuknya UKM pemanfaatan limbah kelapa pejati

3. Peningkatan pendapatan tukang sapu dan masyarakat setempat 4. Menambah pengetahuan tentang pengolahan limbah

(3)

Judul Proyek Sosial : VCO (Virgin Coconut Oil) Pejati Dari Limbah Buah Kelapa Persembahan Banten Mantapkan Ekonomi Tukang Sapu Di Areal Pura Penataran Dalem Ped, Nusa Penida

Bab-1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pulau Nusa Penida merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Klungkung dan termasuk dalam kecamatan Nusa Penida. Pulau ini terletak di selatan dari kota Semarapura dengan menggunakan sarana penyeberangan. Penyeberangan yang bisa dilakukan yaitu melalui Pelabuhan Padang Bai dengan kapal feri dan speed boat, Pelabuhan Kusamba dan Tribuana dengan speed boat. Pulau Nusa Penida memiliki luas ±414km. Pulau Nusa Penida sekarang ini sedang dikembangkan menjadi “The Blue Paradise Islands” semenjak diadakannya Nusa Penida Festival 2016 pada tanggal 7 – 9 Oktober 2016. Hal ini sangat didukung oleh adanya potensi wisata yang ada di Nusa Penida.

Potensi wisata yang dikembangkan di Nusa Penida meliputi wisata bahari, touring, dan wisata spiritual. Wisata bahari di pulau ini sangat diminati apalagi dengan adanya ikan langka dan unik yaitu mola-mola. Keindahan terumbu karang di perairan laut ini juga sangat indah. Keindahan ini menjadi magnet daya tarik wisata yang luar biasa bagi wisatawan. Nusa Penida juga memiliki keindahan alam yang sangat unik, seperti pantai Atuh, Crystal Bay, Guyangan, Temeling, Manta Point, Nyuh Beach, bukit Teletubies, dan keindahan alam lainnya. Banyaknya objek wisata ini menjadi salah satu potensi touring wisata. Selain keindahan alam, pulau ini juga memiliki potensi wisata spiritual. Hal ini karena banyaknya pura-pura di Nusa Penida yang unik dan dipercaya memiliki kekuatan “Taksu Bali”. Salah satunya adalah Pura Penataran Dalem Ped.

Pura Penataran Dalem Ped merupakan salah satu pura Kahyangan yang ada Nusa Penida. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tukang sapu di pura ini, jumlah pemedek (pengunjung yang melakukan persembahyangan) pada hari biasa mencapai 100 orang per hari, hari sabtu dan minggu bisa mencapai 800 orang, dan pada hari tertentu seperti purnama dan odalan pura mencapai 5.000 lebih pengunjung. Tujuan orang melakukan persembahyangan di pura ini yaitu untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan ketenangan kepada Tuhan, dan sebagai bentuk rasa syukur dan persembahan kepada Tuhan.

Pemedek yang akan melakukan persembahyangan biasanya membawa persembahan banten pejati. Banten ini adalah bentuk persembahan yang dipakai sarana untuk menyatakan rasa kesungguhan hati kehadapan Hyang Widhi dan manifestasiNya, akan melaksanakan suatu upacara dan mohon dipersaksikan dengan tujuan agar mendapatkan keselamatan. Salah satu bentuk persembahan yang ada di dalam banten ini adalah buah kelapa.

Menurut penuturan dari salah satu tukang sapu (Nengah Erdiawan), Banten Pejati berupa kelapa dari pemedek biasanya ditempatkan di pura. Pada hari biasa, buah kelapa yang dikumpulkan mencapai 100 butir per hari, sedangkan pada hari raya besar mencapai 600 per hari. Kelapa-kelapa tersebut di dikumpulkan oleh tukang sapu untuk dijadikan pakan ternak dan minyak goreng.

Tukang sapu yang ada di pura berjumlah 30 orang yang bekerja dengan sistem

(4)

shift dan kontrak selama 2 tahun. Gaji yang mereka dapatkan sekitar 1.300.000 per bulan. Selama dalam kontrak mereka berdiam di pura dan jarang ke rumah masing-masing, kecuali memberikan nafkah istri dan keluarga serta jika ada acara adat. Penghasilan yang demikian dirasa masih kurang oleh tukang sapu, sehingga mereka mencoba mengolah kelapa yang diperoleh menjadi minyak goreng dan sebagian dijual. Pengolahan buah kelapa menjadi minyak goreng membutuhkan waktu yang lama dan sarana yang lumayan banyak, seperti prosesnya yang lebih lama dan kebutuhan akan kayu bakar yang jumlahnya semakin terbatas. Sehingga ini akan memberikan pengaruh keinginan tukang sapu mengolahnya semakin berkurang dan tentu biayanya akan lebih tinggi. Di samping itu minyak goreng dari buah kelapa bersaing harganya dengan bahan kelapa sawit yang lebih murah.

Para tukang sapu sebenarnya ingin meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan peluang dan potensi pura yang ramai dikunjungi pemedek. Mereka ingin mengubah limbah kelapa yang berlimpah menjadi sesuatu yang lebih bernilai guna yaitu mengolahnya menjadi VCO (Virgin Coconut Oil). Pilihan akan pengolahan limbah buah kelapa dari banten pejati menjadi VCO sangat beralasan.

Hal ini karena VCO sangat dibutuhkan masyarakat untuk kesehatan. Dalam banyak publikasi, VCO telah terbukti mampu mengatasi dan membantu menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti diabetes, darah tinggi, hepatitis, herpes, maag, cacar air, kista indung telur, jantung koroner dan penyakit lainnya, bahkan VCO serta membantu meringankan penyakit kanker. VCO juga baik untuk kesehatan kulit dan rambut seperti menjaga kelembapan kulit, meningkatkan elastisitas kulit, mencegah pembentukan strech marks, melembapkan rambut.

Manfaat yang banyak dari VCO akan memudahkan pemasaran penjualan dari produk yang dihasilkan berbasis VCO, sehingga nantinya dapat dibuatkan stand VCO di areal pura dan juga dipasarkan ke luar Nusa Penida. Dengan adanya stand produk VCO dari bahan limbah buah kelapa banten pejati, maka ini akan menjadi salah satu oleh-oleh khas Nusa Penida yang bermanfaat untuk kesehatan. Dapat kita bayangkan jika setiap hari VCO yang dihasilkan dapat dipasarkan kepada pemedek, tentu ini akan meningkatkan pendapatan tukang sapu. Berdasarkan hal tersebut, maka ketua tukang sapu (Nengah Erdiawan) mengharapkan adanya pelatihan kepada para tukang sapu tentang cara pengolahan VCO menjadi produk ekonomis dengan diversifikasinya seperti parfum VCO.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam proposal ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah hasil pemberdayaan dan keterampilan tukang sapu di pura Dalem Ped dalam kegiatan pelatihan pembuatan dan diversifikasi produk VCO sebagai pemanfaatan limbah kelapa?

2. Bagaimanakah kontribusi pelatihan dan diversifikasi produk VCO ini terhadap pemahaman dan penghasilan yang didapat tukang sapu di pura Dalem Ped?

3. Bagaimanakah tanggapan masyarakat Desa Ped dan tukang sapu mengenai pelatihan pembuatan dan diversifikasi produk VCO dengan limbah kelapa?

(5)

C. Tujuan dan Manfaat Proyek Sosial

Tujuan proyek ini adalah melaukan pelatihan kepada tukang sapu dalam mengolah limbah kelapa pejati menjadi VCO. Adapun manfaat proyek ini yaitu seluruh tukang sapu mampu membuat VCO dari limbah buah kelapa banten pejati dan diversifikasinya serta mampu memasarkannya. Luaran atau hasil yang diharapkan dari proyek ini adalah sebagai berikut.

1. Terdapat produk hasil pelatihan berupa VCO original dan parfum VCO.

2. Tukang Sapu di Pura Dalem Ped secara mandiri mampu mengembangkan dan memanfaatkan limbah kelapa banten pejati dalam pembuatan dan diversifikasi produk VCO.

3. Terbentuknya suatu kelompok kerja sebagai wujud pemberdayaan dan pengembangan dalam memanfaatkan limbah kelapa dari pejati untuk pembuatan dan diverifikasi produk VCO.

Bab-2: METODE PELAKSANAAN A. Lokasi Proyek

Desa Ped terletak di sebelah barat laut Pulau Nusa Penida dan dapat dicapai selama 45 menit jika menggunakan speed boat dari pantai Sanur atau pelabuhan Benoa atau perahu tradisional sekitar 1 jam 30 menit. Selain itu dapat melalui Pelabuhan Padang Bai dan Kusamba dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.

Desa ini memiliki pura sad kahyangan Jagat yang menjadi destinasi religi yang sering dikunjungi untuk melakukan persembahyangan. Jumlah pengunjung yang nangkil (melakukan persembahyangan) di Pura Dalem Ped setiap minggunya mencapai 800 pemedak (pengunjung yang melakukan persembahyangan) pada hari biasa saja, sedangkan pada hari tertentu yaitu rainan umat hindu seperti purnama, tilem dan kajeng kliwon serta piodalan pura Dalem Ped pengunjung hampir mencapai 5.000 lebih pengunjung. Tujuan orang melakukan persembahyangan di pura Dalem Ped ini yaitu untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan ketenangan kepada Tuhan, dan sebagai bentuk rasa syukur dan persembahan kepada Tuhan, pengunjung yang akan melakukan persembahyangan membawa sebuah banten pejati. Hampir setia minggu nya pejati yang ada mencapai ribuan dan limbah dari pejati itu tidak dimanfaatkan dengan baik.

Di areal pura Dalem Ped ada sekelompok tukang sapu yang pekerjaannya melakukan pembersihan di areal pura dan mengumpulkan limbah kelapa dari banten pejati yang dibawa oleh pengunjung yang datang untuk melakukan persembahyangan. Jumlah tukang sapu di areal pura Dalem Ped ini yaitu 30 orang yang bertugas membersihkan pura Dalem Ped sesuai dengan jadwal piket yang di dapatkan. Penghasilan yang didapat oleh seorang tukang sapu di pura Dalem Ped tidak seberapa dan mata pencarian keluarga hanyalah seorang petani yang hanya mencukupi kebutuhan keluarga saja. Melihat banyaknya limbah kelapa yang tidak dimanfaatkan dan peningkatan limbah kelapa setiap minggunya semakin banyak serta selama ini kelapa hanya menjadi limbah dan diolah menjadi minyak goreng yang nilainya kurang ekonomis apalagi dikalahkan harganya dengan minyak sawit. Tukang sapu di pura Dalem Ped memerlukan adanya pelatihan pengolahan buah kelapa menjadi lebih ekonomis yaitu pembuatan VCO

(6)

dan diversifikasi produknya. Namun mereka belum memiliki kemampuan, sehingga dibutuhkan pelatihan. Dengan adanya pelatihan ini tukang sapu di Pura Dalem Ped akan memiliki keterampilan dalam mengolah limbah kelapa menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual tinggi.

B. Waktu atau Jadwal Pelaksanaan

Jenis Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 1. Tahap Pertama

a. Penyusunan agenda kerja.

b. Koordinasi waktu kegiatan dengan kelompok 2. Tahap Kedua

a. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam pelatihan.

b. Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan dalam pelatihan.

c. Pelatihan secara intensif dan berkelanjutan dengan bimbingan mengenai carapengolahan limbah buah kelapa menjadi VCO dengan tiga cara.

3. Tahap Ketiga

a. Pengemasan produk dan penyiapan tempat jualan di areal pura.

b. Evaluasi dan penyusunan rencana tindak lanjut 4. Tahap Keempat

a.Pengumpulan data hasil pelaksanaan b.Pendampingan

C. Alat dan Bahan

Bahan : Kelapa, alkohol 70%, VCO pancingan, kapas dan kertas saring Peralatan : Sprayer alkohol, tisu / lap bersih untuk sterilisasi peralatan; Alat pemarut kelapa; ember besar, baskom kecil dan besar; pengaduk / mixer, sendok panjang; selang untuk memisahkan santan kanil dan encerannya, dan untuk memisahkan minyak, blondo dan VCO; botol pengemasan; corong besar dan kecil;

dan saringan.

Teknologi : Mesin pemeras santan kelapa, dan mesin sentrifugal vco

D. Pelaksana Proyek

Metode yang digunakan dalam program kreativitas mahasiswa ini yaitu metode kerja kolaborasi antara mahasiswa dengan Tukang Sapu.

1. Metode Observasi dan Wawancara

Tim mengadakan pengamatan di Pura Dalem Ped. Observasi dilakukan setelah memperoleh izin dari pihak – pihak terkait. Selain observasi tim juga melakukan wawacara dengan pihak terkait yaitu Ketua Pura Dalem Ped guna menunjang pengumpulan data awal sebelum membuat usulan kegiatan

(7)

program sosial PFmuda dan pelaksanaan program. Observasi juga dilakukan setelah pelatihan diadakan untuk mengetahui manfaat hasil pelatihan. Pada observasi ini dicari data mengenai keberhasilan dan kebermanfaatan pelatihan pembuatan dan diversifikasi produk VCO bagi Tukang Sapu di Pura Dalem Ped.

2. Metode Pelatihan dan proses produksi

Penyuluhan dan pelatihan diikuti oleh 30 Tukang Sapu yang bekerja di Pura Dalem Ped dan masyarakat setempat. Pelatihan pembuatan VCO dilakukan dengan tiga cara yang sederhana yaitu cara biasa, pengadukan, dan pancingan. Pada pelatihan ini akan diberikan penyuluhan cara pembuatan, sumber kelapa, kesehatan kerja, manfaat VCO, dan teknis-teknis yang berkaitan dengan pembuatan VCO. Dalam poses pelatihan akan bekerjasama dengan Prodi Kimia Universitas Pendidikan Ganesha.

3. Proses Pemasaran

Pelatihan ini juga mengajarkan kelompok tukang sapu mengemas produk dan cara memasarkan produk. Rencananya akan dibuatkan stand VCO olahan limbah kelapa banten pejatidi areal pura dan dipasarkan di beberapa tempat pelabuhan dengan mengusung VCO ini sebagai produk lokal. Nama produk yang akan digunakan yaitu Viconut Pejati Nusa. Dalam proses pemasaran akan bekerjasama dengan Dinas Perdagangan kabupaten Klungkung.

4. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan yaitu mengevaluasi hasil kegiatan dan produk yang telah dilatihkan. Evaluasi dilakukan secara berkelanjutan sehingga pengembangan produk ini tetap bisa dilakukan dan berkesinambungan.

E. Gambar Design Proyek/ Bagan/ Alur Proyek

Bab-3: RENCANA PELAKSANAAN

A. Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek (Rincian Kegiatan)

Pelaksanaan program ini dilakukan secara kolaborasi antara tim dengan Tukang Sapu. Kegiatan pelaksanaan program PFmuda ini mengikuti metode yang telah ditentukan dan sesuai dengan jadwal pelaksanaan.

(8)

Penyuluhan dan pelatihan diikuti oleh 30 Tukang Sapu yang bekerja di Pura Dalem Ped. Pada pelatihan ini akan diberikan penyuluhan cara pembuatan, sumber kelapa, kesehatan kerja, manfaat VCO, dan teknis-teknis yang berkaitan dengan pembuatan VCO. Pelatihan dilakukan mulai bulan pertama sampai dengan bulan ketiga yaitu dari tahap persiapan, pelatihan, proses produksi, pengemasan, pemasaran dan evaluasi. Pada tahap persiapan dilakukan koordinasi waktu pelatihan, penyiapan alat dan bahan, penyiapan kemasan, brosur dan pamplet. Kegiatan pelatihan dilakukan selama 7 kali. Pada kegiatan ini dibagi menjadi beberapa kelompok dan dilatihkan dari proses pemilihan bahan kelapa pejati yang baik digunakan, pembuatan santan, pemisahan kanil, pengadukan dan penambahan pancingan VCO, pemisahan VCO dari blondo, penyaringan, pengemasan menjadi dua produk (original dan aromaterapi), hingga pemasaran produk.

1) Proses Pembuatan VCO a) Bahan dan Alat

Bahan : Kelapa, alkohol 70%, VCO pancingan, kapas dan kertas saring Peralatan : Sprayer alkohol, tisu / lap bersih untuk sterilisasi peralatan; Alat pemarut kelapa; ember besar, baskom kecil dan besar; pengaduk / mixer, sendok panjang; selang untuk memisahkan santan kanil dan encerannya, dan untuk memisahkan minyak, blondo dan VCO; botol pengemasan;

corong besar dan kecil; dan saringan.

b) Proses Pembuatan VCO

- Proses pembuatan VCO dilakukan dengan dua cara yaitu cara pengadukan, dan pengadukan pancingan. Teknik pengadukan – pancingan memberikan hasil minyak VCO yang lebih banyak daripada metode pengadukan saja. Metode pengadukan hanya menghasilkan 500 mL untuk 10 butir, sedangkan metode pengadukan-pancingan menghasilkan 800 mL/10 butir kelapa pejati. Prosedur pembuatan dibuatkan dalam bentuk brosur.

- Selain pelatihan pembuatan VCO, juga disampaikan pemanfaatan limbah dari proses ini seperti pemanfaatan air dari santan, ampas kelapa, dan blondo untuk pakan ternak.

2) Pengemasan Produk VCO

Pengemasan produk VCO dilakukan dengan memasukkan ke dalam botol- botol kecil dan diberikan label. Produk yang dihasilkan diberikan label VICONUT “Kelapa Pejati”. Pada proses ini dihasilkan dua jenis produk yaitu VCO original dan aromaterapi jasmine serta pomade. Pada proses ini dilatihkan tentang cara pencampuran minyak aromaterapi dengan VCO.

3) Pemasaran

Setelah diperoleh produk, peserta diajarkan tentang cara mempromosikan dan memasarkannnya. Pada proses ini disepakati pemasaran dilakukan pada warung-warung di areal pura, tempat wisata, pelabuhan-pelabuhan, restoran ataupun spa di daerah Nusa Penida, serta ikut serta dalam kegiatan pameran- pameran. Selain itu juga memanfaatkan teknologi dan media sosial dengan memasarkan di marketplace.

(9)

B. Hasil Proyek Social (bentuk akhir / fungsi atau manfaat proyek social) Pada kegiatan program PFmuda ini yaitu pelatihan pembuatan VCO dari buah kelapa banten pejati, Tukang Sapu secara mandiri mampu membuat VCO dari kelapa banten pejati sesuai dengan kelompoknya (Setiap minggu dihasilkan 2-5 liter per orang) dan mampu untuk membuat serta mengemas produk VCO yang telah dibuat mejadi VCO aroma terapi jasmine dan original. Untuk meningkatkan pengelolaan kelapa dari pejati, tukang sapu membentuk sebuah kelompok pembuat VCO dengan nama kelompok “Nusa Kelapa”. Kelompok Nusa Kelapa mampu memasarkan produknya pada warung-warung di areal Pura Penataran Ped, tempat-tempat wisata, dan pelabuhan-pelabuhan di Nusa Penida.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan sosial PFmuda ini adalah sebagai berikut.

1. Tukang Sapu secara mandiri mampu membuat VCO dari kelapa pejati sesuai dengan kelompoknya (setiap minggu dihasilkan 2 – 5 liter per orang)

2. Terciptanya produk VCO aroma terapi jasmine dan original, Parfum Viconut, Pomade Viconut

3. Terbentuknya UKM dengan nama kelompok Nusa Kelapa yang bergerak dalam bidang pengolahan limbah kelapa pejati menjadi VCO.

4. Kelompok tukang sapu memperoleh tambahan penghasilan dari produk VCO yang dibuat

5. Pemahaman kelompok tukang sapu tentang VCO dan pembuatannya mengalami peningkatan.

C. Penerima manfaat (pemanfaat langsung dan pemanfaat tidak langsung) Penerima manfaat secara langsung adalah para tukang sapu sebagai sasaran program PFmuda ini. Hal itu dirasakan dengan peningkatan pendapatan mereka, kemudian keberlangsungan usaha akan terus berjalan mengingat limbah kelapa pejati akan selalu ada. Selain itu dengan dibentuknya kelompok usaha (UKM) para tukang sapu memiliki usaha yang tetap.

Penerima manfaat secara tidak langsung adalah para pelaku wisata di Nusa Penida, pedagang, dan petani kelapa. Mengingat produk VCO dari limbah kelapa pejati menjadi produk komersial, karena VCO secara ilmiah bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu produk VICONUT Kelapa Pejati dapat menjadi produk oleh-oleh dari Nusa Penida yang dipasarkan di kawasan strategis di Nusa Penida.

Terciptanya produk VCO dari pejati yang dapat bermanfaat bagi kesehatan, apalagi kelapa yang digunakan merupakan kelapa yang sebelumnya telah didoakan dan dihaturkan sebagai bentuk persembahan. Produk VICONUT aromaterapi jasmine menjadi produk unggulan yang bisa sebagai parfum dengan perawatan kulit dan spa, sehingga pengguna memperoleh keharuman dan manfaat VCO itu sendiri. Produk ini paling diminati oleh konsumen.

Sebagai bentuk motivasi dan menciptakan trickle down effect (efek imbas) tidak hanya kepada tukang sapu, tetapi juga kepada petani kelapa di Nusa Penida untuk mengolah kelapa menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis sehingga mampu meningkatkan perekonomian petani.

(10)

Bab-4: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

A. Rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan (dalam bentuk tabel) a. Biaya Peralatan Penunjang

No Nama Alat Jumlah Biaya Satuan(Rp) Biaya(Rp)

1 Ember besar 10 bh 100.000 1.000.000

2 Baskom kecil 10 bh 50.000 500.000

3 Mesin pemarut

kelapa 3 set 1.500.000 4.500.000

4 Mixer 2 set 300.000 600.000

5 Selang kecil 10 meter 5000 50.000

6 Kain pemeras

santan 10 bh 5000 50.000

7 Baskom besar 10 bh 75.000 750.000

8 Corong besar 5 bh 30.000 150.000

9 Corong kecil 5 bh 10.000 50.000

10 Saringan 6 bh 20.000 120.000

11 Sendok 5 bh 10.000 50.000

Jumlah Biaya 7.820.000

b. Biaya Bahan Habis

No Nama Bahan Jumlah Biaya Satuan (Rp) Biaya(Rp)

1 VCO original 1 liter 70.000 70.000

2 Kertas saring 10 lembar 25.000 250.000

3 Kapas 10 Kotak 25.000 250.000

4 Label Kemasan 5 lusin 75.000 375.000

5 Botol Kemasan 5 bal 115.000 575.000

Jumlah Biaya 1.520.000,-

c. Biaya Transportasi

No Uraian Jumlah Biaya Satuan (Rp) Biaya(Rp)

1 Transportasi selama pelatihan 3 orang 500.000,- 1.500.000,- 2. Transportasi pembelian alat

dan bahan

3 orang 300.000,- 900.000,-

Jumlah Biaya 2.400.000,-

d. Biaya Pengeluaran Lain-lain

No. Uraian Jumlah Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp) 1 Konsumsi peserta 30 orang x 7 25.000,- 5.250.000,-

Jumlah Biaya 5.250.000,-

TOTAL BIAYA 16.990.000,-

B. Rekapitulasi Anggaran:

1. Anggaran yang diajukan ke PFmuda : Rp. 16.990.000 2. Swadaya/ bantuan pihak lain : Rp. -

3. Bantuan dari Pihak Lain : Rp. -

Total Kebutuhan Anggaran Rp. 16.990.000

(11)

Bab-5: KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial

1. Produk VCO dari limbah kelapa pejati menjadi produk komersial, karena VCO secara ilmiah bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu produk VICONUT Kelapa Pejati dapat menjadi produk oleh-oleh dari Nusa Penida yang dipasarkan di kawasan strategis di Nusa Penida. Terciptanya produk VCO dari pejati yang dapat bermanfaat bagi kesehatan, apalagi kelapa yang digunakan merupakan kelapa yang sebelumnya telah didoakan dan dihaturkan sebagai bentuk persembahan.

2. Produk VICONUT aromaterapi jasmine menjadi produk unggulan yang bisa sebagai parfum dengan perawatan kulit dan spa, sehingga pengguna memperoleh keharuman dan manfaat VCO itu sendiri. Produk ini paling diminati oleh konsumen.

3. Sebagai bentuk motivasi dan menciptakan trickle down effect (efek imbas) tidak hanya kepada tukang sapu, tetapi juga kepada petani kelapa di Nusa Penida untuk mengolah kelapa menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis sehingga mampu meningkatkan perekonomian petani.

B. Sumber dana untuk operasional Keberlanjutan

Sumber dana untuk operasional keberlanjutan program berasal dari hasil penjualan produk VCO

C. Pelaksana Pasca Proyek

UKM yang telah terbentuk akan selalu didampingi agar mereka terarah dalam melakukan pengembangan usaha.

Bab-6: KESIMPULAN & PENUTUP A. Ukuran Keberhasilan Proyek

Ukuran keberhasilan proyek dalam pelatihan pembuatan produk VCO dari banten pejati kepada tukang sapu Pura Penataran Dalem Ped sangat bermanfaat dilihat dari kebermanfaatan program yang bisa menghasilkan produk khas dari tukang sapu Penataran dalem Ped dan tetap sasaran terhadap masyarakat binaan yaitu dengan Meningkatkan penghasilan dan memberikan keterampilan bagi tukang sapu. Sehingga Tukang sapu di Pura Dalem Ped terberdayakan serta program ini berkelanjutan yaitu pengembangan produk agar tetap bisa dilakukan dan berkesinambungan

B. Penutup

Dengan adanya program PFmuda ini kami harapkan adanya dukungan dari pihak PFmuda sehingga dalam proses pemberdayaan masyarakat bisa terlaksana dengan baik dari proses pelatihan, produksi hingga pemasarannya nanti adanya ruang khusus untuk tukang sapu memasarkan hasil produk dari buah kelapa pejati sebagai produk khas Nusa Penida.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu juga dapat dilakukan penelitian efek penggunaan biodiesel yang sudah dilakukan penyaringan menggunakan sistem microbubble, apakah menyebabkan kerusakan

Luaran utama yang ingin diperoleh dari kegiatan ini adalah memberikan informasi spasial (peta) secara partisipatif kepada masyarakat dalam rangka pengembangan

Hasil akhir proyek sosial ini berupa pupuk kompos, dengan harapan menjadi produk unggulan kampung dan sumber pendapatan ekonomi baru bagi ibu-ibu kampung gurimbang,

Tujuan dari project ini adalah untuk meningkatkan akses sanitasi masyarakat dengan cara promosi sanitasi ke masyarakat, meningkatkan permintaan sanitasi masyarakat

Penerima manfaat tidak langsung dari proyek sosial yaitu Startup Conplas (PT. Konversi Plastik Bumi Lestari) sebagai pendukung dalam pengelolaan sampah di Desa setempat area

Keberlanjutan proyek ini dapat memberikan acuan dalam pelaksanaan renovasi maupun pembangunan awal taman kecamatan di seluruh Indonesia dengan aksesibilitas sebagai

Sumber dana yang digunakan dalam proyek sosial selanjutnya ini akan dihasilkan dari bagi hasil setiap produk yang terjual untuk penyelenggaraan pelatihan lain. Sehingga akan

1) Ketersediaan bahan baku gula semut di kabupaten Mamasa itu sendiri sangat melimpah namun masyarakat lebih banyak memproduksinya sebagai gula aren cetak dan tuak.