PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda
PELATIHAN PEMBUATAN SABUN ARANG BAMBU DI DESA SLEMPIT
NAMA TIM PENGUSUL:
1. Yenny Nur Andini (Ketua) 2. M. Luthfi Oktarianto (Anggota) 3. Erida Fitriani (Anggota) 4. Sindy Ayu Lestari Romadhoni (Anggota) 5. Desinta ramadhani (Anggota)
Kompetisi Proyek Sosial Program PFmuda Pertamina Foundation
2022
Profil Peserta PFmuda 2022 1 Nama Ketua Pengusul Yenny Nur Andini
2 Nama Kelompok YES
3 Tempat/Tgl Lahir Gresik, 24 januari 2002
4 Pendidikan Terakhir SD / SLTP / SLTA / Diploma / S1 / S2 / S3
5 Pekerjaan Pelajar / Mahasiswa / lainnya: ………...………
6 Tlp dan Alamat Email Tlp. 082110763504 Email [email protected] 7 Alamat Rumah/ Domisili DK. Gendong RT.03/RW.03 Desa Romokalisari
Kecamatan Benowo Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur 8 Organisasi yang diikuti/
pernah diikuti
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Dasar (HIMADIKSAR) Universitas Muhammadiyah Gresik (Periode 2021-2022) 9 Pengalaman Pengerjaan
Proyek Sosial
1. Belum Pernah Mengerjakan Proyek Sosial
2. Ada, Pengabdian Masyarakat Himadiksar (Maret 2022) Derma Himadiksar (April 2022) 10 Pernah ikut lomba
(sejenis PFmuda)
1. Belum pernah ikut lomba/ kompetisi
2. Pernah, Juara Miss Teenage Indonesia (2021) Juara infinity model Jatim (2020) Juara best catwalk (2020) Juara grandcity model search (2020)
Proyek Sosial Yang diajukan ke Kompetisi Proyek Sosial PFmuda 2022 Judul Proyek Sosial
(lengkap)
Pelatihan Pembuatan Sabun Arang Bambu di Desa Slempit
Judul Proyek Sosial (singkat 6 kata)
Pelatihan Pembuatan Sabun Arang Bambu
Kategori Isu Sosial 1. Kemiskinan
2. Pendidikan/ Pelatihan 3. Kesehatan
4. Penanganan Covid-19 5. Lingkungan
6. Energi
7. Teknologi/ Aplikasi/ Platform 8. Disabilitas/ kebutuhan khusus 9. Kewirausahaan/ ekonomi 10. Pariwisata & seni-budaya 11. Masyarakat terisolir/ adat
12. Lainnya, sebutkan ………..
Lokasi Proyek Desa Slempit
Nilai Yg diusulkan Rp. 100.000.000 Lama Proyek: 7 Bulan
Anggota Tim Pengusul 1. M. Luthfi Oktarianto 2. Erida Fitriani
3. Sindy Ayu Lestari Romadhoni 4. Desinta ramadhani
Mentor/ Pembimbing Nama: Afakhrul Masub Bakhtiar, M.Pd.; Tlp. 081252577701 Pekerjaan: Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik Produk/ Hasil Dari
Proyek Sosial berupa? Sabun mandi berbahan dasar arang bambu Manfaat Proyek bagi
Masyarakat
1. Menciptakan peluang usaha baru.
2. Memberikan pemahaman tentang manfaat ekstrak arang, dan sabun bagi kesehatan.
3. Menunjukkan inovasi produk terbaru berbahan dasar bambu.
4. Memberikan produk alternatif sabun.
5. Membantu meningkatkan perekonomian warga
Judul Proyek Sosial: PELATIHAN PEMBUATAN SABUN ARANG BAMBU DI DESA SLEMPIT
Bab-1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bambu dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari produk berbahan dasar batang hingga produk industri pengganti kayu, dari bahan pembuatan rumah murah (low cost product) hingga produk bernilai tinggi (high value product) (Tang et al., 2019). Produk akhir seperti lantai, sabun, dan panel parket. Dalam dua dekade terakhir, bambu telah mendapat perhatian luas di seluruh dunia karena sifat sosial ekonomi dan lingkungannya yang menguntungkan (Noywuli et al., 2019). Di banyak negara berkembang, produk bambu secara tradisional telah digunakan untuk mendukung ekonomi pedesaan; dengan perkembangan ekonomi dan teknologi, penggunaan tradisional berkurang dan digantikan dengan penggunaan industri.
Sifat alami bambu baik fisik maupun lingkungan, menjadikan bambu sebagai sumber daya ekonomi yang sangat berharga (Ritonga et al., 2020). Bambu dapat tumbuh cepat dan dipanen berkali-kali tanpa merusak lingkungan. Selain itu, bambu dapat tumbuh di lahan tandus, mudah diangkut dan ditanam tanpa teknologi maju atau investasi tinggi.
Desa Slempit Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur kaya akan bambu dan dapat ditemukan hampir di setiap daerah. Luasnya diperkirakan sekitar 300.000 hektar, tumbuh di dalam dan di luar kawasan hutan. Rendahnya tingkat pemanfaatan sumber daya bambu di Desa Slempit diduga disebabkan oleh lemahnya kapasitas pengembangan industri bambu hulu dan hilir, terutama rendahnya kapasitas sumber daya manusia.
Arang selama ini kita kenal sebagai salah satu jenis bahan bakar. Siapa sangka di balik bentuknya yang tidak menarik, arang memiliki sederet manfaat bagi kulit. Arang memiliki kemampuan absorsi yang sangat baik (Lein et al., 2020; Limbong et al., 2021). Salah satu tujuan pembuatan sabun dengan arang bambu juga untuk menurunkan angka kematian anak yang kurang peduli terhadap cuci tangan. Setiap hari, lebih dari 5.000 anak di bawah usia lima tahun menderita diare di seluruh dunia karena kurangnya sarana dan prasarana untuk mengakses air bersih dan sanitasi (Juvitha et al., 2019; Sabrina et al., 2020). Cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan sanitasi sederhana yang memutus rantai bakteri pada tangan. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat membawa keluar kuman dan beberapa penyakit pada tangan yang sudah mati, sehingga dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit. Oleh karena itu, kami ingin memperkenalkan inovasi yang kurang dikenal dalam pengolahan bambu sehingga dapat menjadi produk tepat guna. Selain itu, dengan adanya produk ini dapat mengatasi masalah kesehatan tentang pentingnya menggunakan pembersih tangan. Pembuatan sabun sangat mudah hanya memerlukan alat alat yang sangat sederhana, bahan bahan mudah didapat, dan hasilnya memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Sehingga sangat memungkinkan apabila teknologi tepat guna ini diterapkan di warga Desa Slempit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka pertanyaan yang diajukan adalah apakah sabun arang dapat menjadi produk yang menguntungkan di desa Slempit.
C. Tujuan & Manfaat Proyek Sosial
Tujuan dari proyek sosial ini antara lain:
1. Menciptakan peluang usaha baru.
2. Memberikan pemahaman tentang manfaat ekstrak arang, dan sabun bagi kesehatan.
3. Menunjukkan inovasi produk terbaru berbahan dasar bambu.
4. Memberikan produk alternatif sabun.
5. Membantu meningkatkan perekonomian warga.
Bab-2: METODE PELAKSANAAN A. Lokasi Proyek
Sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pendampingan dan pelatihan pembuatan sabun arang bambu untuk warga lokal di Desa Slempit Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur.
B. Waktu atau Jadwal Pelaksanaan Timeline Kegiatan Tahun 1
No Kegiatan
Minggu dalam Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Materi 2 Pelaksanaan
Pelatihan
3
Pendampingan Finalisasi Produk
(Pengemasan) 4 Pendampingan
Pemasaran 5
Pendampingan Manajerial Produk 6 Pembuatan
Laporan
C. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Gelas ukur 500 ml 1 buah 1. Bambu 5 batang
2. Timbangan digital 1 buah 2. Gliserin 1 liter
3. Spatula kayu 1 buah 3. NaOh 1 kg
4. Panci 1 buah 4. Minyak Nabati 1 botol
5. Baskom 1 buah 5. Pengharum alami
(Esential Oil)
1 botol
6. Kompor gas 1 buah
7. Cetakan 1 buah
8. Mixer 1 buah
Reaksi sabun
Saponifikasi adalah proses kimiawi yang digunakan terutama sebagai metode pembuatan sabun dan menggunakan hidrolisis, yaitu proses kimia di mana molekul dibuka dengan menggunakan air sebagai media utama.
Untuk bagiannya, untuk mencapai sebagian besar proses, senyawa organik “ester”
dihidrolisis, yang ditemukan secara alami, tetapi juga merupakan senyawa hasil yang terbentuk dari penggantian yang dibuat dalam asam, dengan substitusi atom hidrogen dikalikan dengan atom radikal alkohol.
D. Pelaksana Proyek
Pelaksanaan dari proyek ini selain melibatkan mahasiswa, kami juga akan menggandeng dari pihak desa. Dalam hal ini adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Slempit dengan tujuan agar pelaksanaan ini tidak hanya berhenti dalam acara pelatihan saja tetapi akan ada keberlanjutan. Selain itu juga kerjasama ini memberikan peluang dari pelatihan ini untuk memunculkan pengusaha – pengusaha baru yang memproduksi barang bermanfaat yang dihasilkan dari potensi alam Desa Slempit Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur.
E. Gambar Design Proyek/ Bagan/ Alur Proyek (jika ada)
Perencanaan Proyek
Penyusunan Materi
Pelaksanaan pelatihan (Workshop)
Pendampingan finalisasi produk (Pengemasan) Pendampingan
pemasaran Pendampingan
manajerial produk
Evaluasi
Bab-3: RENCANA PELAKSANAAN
A. Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek (Rincian Kegiatan) Dalam pelatihan ini akan dilakukan beberapa tahap. Antara lain:
1. Perencanaan Proyek
Proyek ini dimulai dengan perencanaan tindakan kegiatan yang akan dilakukan selama program pelatihan. Mulai dari Pra pelatihan, pelatihan, hingga pasca pelatihan. Semua di lakukan termasuk dalam kegiatan penyusunan proposal proyek ini.
2. Penyusunan Materi
Setelah semua kegiatan terkonsep dengan matang, selanjutnya adalah penyusunan dari materi pelatihan. Selain itu juga dalam tahap penyusunan materi ini juga dilakukan beberapa persiapan sebelum dilakukannya pelaksanaan pelatihan, diantaranya adalah:
mengurus perijinan ke pemerintah desa, menjalin komunikasi khususnya pada tahap pasca pelatihan, dan persiapan bahan serta tempat penyelenggaraan pelatihan.
3. Pelaksanaan pelatihan (Workshop)
Pelatihan ini dilaksanakan selama 7 hari. Hal ini dilakukan agar peserta pelatihan dapat terbiasa dalam memproduksi sabun arang bambu ini. Materi yang diajarkan terdiri dari pengetahuan umum mengenai bambu, produk turunan dari bambu, sabun arang bambu, cara memproduksi sabun arang bambu, cara pengemasan sesuai kebutuhan pasar, dan cara pemasaran dari sabun arang bambu. Target peserta yang mengikuti sebanyak 150 orang.
Dalam pelaksanaan pelatihan ini, peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan dua orang. Peserta akan mencoba sendiri membuat sabun arang bambu ini dengan kit yang disediakan oleh panitia. Sehingga proses transfer ilmu pengetahuan dari pemateri akan lebih bermakna kepada peserta pelatihan tersebut.
4. Pendampingan finalisasi produk (Pengemasan)
Setelah pelatihan tersebut, beberapa dari produk yang dihasilkan oleh peserta pelatihan akan diseleksi. Kemudian hasil produk yang terpilih akan dilanjutkan ke tahap pematangan finalisasi produk. Dalam tahap ini, produk akan diperbaiki mengikuti kebutuhan pasar sehingga memiliki daya jual yang lebih baik.
5. Pendampingan pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam sirkulasi penjualan.
Sebaik apapun produk yang dihasilkan, apabila tidak dikenalkan secara publik dengan baik maka produk tersebut tidak akan terjual. Dalam tahap ini, peserta akan didampingi secara langsung oleh kami dalam hal pemasaran. Selain itu, dari pihak BUMDES juga akan membantu dalam pendampingan ini. Sehingga dalam pelatihan ini terjadi sinergitas antara anak muda, masyarakat, dan pemangku kebijakan untuk bersama-sama membangun wilayahnya.
6. Pendampingan manajerial produk
Pendampingan manajerial ini juga dilakukan untuk menjaga dari sisi kualitas (baik produk dan sirkulasi produksi) serta sisi kuantitas (keseimbangan permintaan dan penawaran). Pendampingan ini akan dilakukan satu bulan sekali sehingga dari sisi penjual dapat beradaptasi dengan produk yang sedang dijalankan.
7. Evaluasi
Setiap tahap dari proyek ini selalu melalui proses evaluasi karena kami menjaga agar proyek yang dijalankan sesuai dengan aturan yang telah kami susun. Tanpa adanya evaluasi ini, proyek akan berjalan tanpa arah. Evaluasi dilakukan selama satu bulan sekali. Berbagai masalah yang ditemui akan dipecahkan bersama dalam tahap ini.
B. Hasil Proyek Sosial
Hasil dari pelatihan ini berupa sabun yang berbahan dasar arang bambu. Selain itu, produk akhir dari pelatihan ini juga berupa penciptaan unit-unit usaha baru (UMKM) di Desa Slempit yang memiliki produk asli berbahan dasar hasil bumi wilayah desa itu sendiri.
Sehingga dari hulu ke hilir dikelola oleh masyarakat Desa Slempit sendiri.
C. Penerima manfaat
Penerima manfaat langsung yaitu masyarakat Desa Slempit sebagai pengolah arang bambu menjadi sabun antibakteri. Hal ini memberikan manfaat yang berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan berupa pemanfaatan ekstrak arang bambu yang dibuat dalam produk sabun sebagai antibakteri yang berbasis ramah lingkungan dalam membantu mengurangi masalah penyakit kulit.
Penerima manfaat tidak langsung juga diterima oleh seluruh masyarakat berupa kesempatan dari masyarakat Slempit untuk belajar berwirausaha. Peluang dari wirausaha ini juga bermacam-macam antara lain membuat booth stand untuk penjualan produk, mengubah sistem penjualan menjadi waralaba (Franchise), dan mengembangkan produk serupa dengan bahan dasar arang bambu jenis lainnya. Dengan begitu, secara tidak langsung meningkatkan pendapatan rata-rata dari masyarakat Desa Slempit Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur.
Bab-4: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
A. Rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan
No Uraian Volume Biaya Satuan
(Rp)
Jumlah Biaya (Rp) A Konsumsi 1 x makan dan 2 x snack
1 Peserta 150 org x 7 hari 1.050
35.000
36.750.000 2 Pemateri 3 org x 7 hari 21
35.000
735.000
3 Panitia 5 org x 7 hari 35
35.000
1.225.000
Jumlah total
38.710.000 B Seminar Kit + ATK
1 Blocknote 150
4.000
600.000
2 Sertifikat 150
2.500
375.000
3 Bulpen 150
2.000
300.000
4 Map L 150
5.000
750.000
5 ID Card 150
4.500
675.000
6 Goodie Bag 150
12.500
1.875.000
7 Kertas A4 (Rim) 9
30.000
270.000
8 Flash disk 32 GB 3
105.000
315.000
9 Materai 25
12.000
300.000
10 Spidol Besar Snowman 5
14.000
70.000
11 Bollpoint Gel 24
6.000
144.000
12 Sewa LCD dan Layar 7
100.000
700.000
13 Printer 1
2.300.000
2.300.000
14 Tinta Printer 4
150.000
600.000
Jumlah total
9.274.000 C Kit Pembuatan Sabun Arang Bambu
1 Gelas Ukur 500ml 75
10.000
750.000
2
Timbangan Digital (Khusus
Kue) 75
45.000
3.375.000
3 Spatula kayu 75
15.000
1.125.000
4 Panci Stainless Steel 75
25.000
1.875.000
5 Baskom Plastik 75
15.000
1.125.000
6 Kompor portabel mini 75
75.000
5.625.000
7 Gas Portabel 150
15.000
2.250.000
8 Cetakan 75
50.000
3.750.000
9 Mixer 75
120.000
9.000.000
10 Gliserin (liter) 75
50.000
3.750.000
11 Bambu (batang) 375
10.000
3.750.000
12 NaOh (kg) 75
40.000
3.000.000
13 Minyak Nabati (Botol) 75
50.000
3.750.000
14 Pengharum Alami 75
35.000
2.625.000
15 Tas untuk kit sabun arang 75
25.000
1.875.000
16 Kotak Kemasan sabun 450
15.000
6.750.000
Jumlah total
54.375.000 D Kegiatan
1 Penyusunan materi 5 150.000 750.000
2 Penggandaan materi 150 15.000 2.250.000
3 Pembuatan laporan progres
pengabdian 1 250.000 250.000
Jumlah total 3.250.000
E Penyelenggara
1 Acara pembukaan + penutupan 1
500.000
500.000
2 Transportasi panitia 8
200.000
1.600.000
3 Transportasi peserta 150
50.000
7.500.000
Jumlah total
9.600.000 F Publikasi
1 Banner 2
250.000
500.000
Jumlah total
500.000
Total (A+B+C+D+E+F)
115.709.000
B. Rekapitulasi Anggaran:
1. Anggaran yang diajukan ke PF muda : Rp. 100.000.000
2. Swadaya : Rp. -
3. Bantuan dari pihak lain (Desa) : Rp. 15.709.000 Total Kebutuhan Anggaran : Rp. 115.709.000
Bab-5: KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial
Setelah pelaksanaan dari pelatihan pembuatan sabun ini dilaksanakan, selanjutnya akan dilakukan pendampingan secara individu kepada peserta pelatihan untuk yang berminat melakukan ke jenjang lebih lanjut. Peserta akan mendapatkan pendampingan ini selama 5 bulan dari selesainya pelatihan. Hal ini menindaklanjuti salah satu tujuan dari pelatihan ini yaitu menciptakan setidaknya 2 UMKM yang ada di Desa Slempit memproduksi sabun arang bambu dengan merek dagang yang mereka ciptakan sendiri. Pendampingan yang dilakukan antara lain: pendampingan pengemasan produk, pendampingan pemasaran produk, hingga pendampingan manajemen (keuangan, produksi, marketing).
B. Sumber dana untuk operasional Keberlanjutan
Sumber dana yang digunakan dalam proyek sosial selanjutnya ini akan dihasilkan dari bagi hasil setiap produk yang terjual untuk penyelenggaraan pelatihan lain. Sehingga akan menciptakan UMKM baru dengan produk yang lain dari bahan-bahan potensional yang ada di Desa Slempit.
C. Pelaksana Pasca Proyek
Setelah proyek ini dilaksanakan, selanjutnya akan didampingi oleh perwakilan dari BUMDES selaku tuan rumah dari desa Slempit untuk tindak lanjut dari sisi pemasaran dan manajemen sirkulasi penjualan produk.
Bab-6: KESIMPULAN & PENUTUP A. Ukuran Keberhasilan Proyek
Kegiatan ini dapat dinilai berhasil dilaksanakan apabila:
1. Rencana pelatihan yang telah disusun dapat terlaksana 100%.
2. Tingginya antusias peserta pelatihan dalam mempraktikkan proses pembuatan sabun arang bambu.
3. Tingkat kehadiran dari peserta pelatihan minimal 90%.
4. Peserta pelatihan dapat melakukan penjualan terhadap produk sabun arang bambu yang telah dilaksanakan.
5. Minimal 2 UMKM dari Desa Slempit yang memproduksi secara masal produk sabun arang bambu secara konsisten selama 2 bulan berturut-turut.
B. Penutup
Demikian proposal proyek ini kami susun. Besar harapan kami bisa diterima mengingat manfaat yang dirasakan dari sisi produk dan juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di lingkungan Desa Slempit.
DAFTAR PUSTAKA
Juvitha, D. C., Nurbaiti, L., & Suryani, D. (2019). Gambaran Kasus Diare Akut pada Anak di Bawah 5 tahun yang dirawat Inap di RSU Provinsi NTB Tahun 2015. Jurnal Kedokteran, 8(1), 13–13. https://doi.org/10.29303/JKU.V8I1.328
Lein, M. A., Salosso, Y., & Lukas, A. Y. H. (2020). Penggunaan Berbagai Jenis Arang dalam Memperbaiki pH dan Amoniak untuk Mengatasi Perkembangan Bakteri Aeromonas hydrophila pada Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Aquatik, 3(2), 1–
8.
Limbong, Y. A. J., Lestari, U., & Muhaimin, M. (2021). Uji Iritasi dan Efektifitas Masker Gel Peel Off Arang Aktif Cangkang Sawit (Elaeis Guinensis Jacq) Sebagai Pembersih Wajah.
Indonesian Journal of Pharma Science, 3(1).
Noywuli, N., Sapei, A., & Pandjaitan, N. H. (2019). Kebijakan Pengembangan Budidaya Tanaman Bambu untuk Pengelolaan Berkelanjutan DAS Aesesa Flores. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 9(4), 946–959. https://doi.org/10.29244/jpsl.9.4.946-959 Ritonga, M. A., Nurchalidah, S., Karmiati, K., Navia, Z. I., & Suwardi, A. B. (2020). Penelusuran
Ragam Jenis Bambu di Kota Langsa, Aceh. Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, 3(1), 8–14. https://doi.org/10.21580/AH.V3I1.6065
Sabrina, T., Hestiningsih, T., & Zanaria, R. (2020). Upaya pencegahan penyakit diare dengan metode enam langkah cuci tangan yang benar pada santri Pondok Pesantren Thawalib Sriwijaya Palembang. Jurnal Pengabdian Masyarakat: Humanity and Medicine, 1(1), 1–
10. https://doi.org/10.32539/HUMMED.V1I1.11
Tang, M., Malik, A., & Hapid, A. (2019). Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Bambu Oleh Masyarakat Terasing (Suku Lauje) Di Desa Anggasan Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli. Warta Rimba: Jurnal Ilmiah Kehutanan, 7(2).