• Tidak ada hasil yang ditemukan

- 9 - SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "- 9 - SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Nasional … SALINAN

KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.67/M.PPN/HK/07/2020

TENTANG

RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN DALAM NEGERI TAHUN 2020-2024

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah, telah diterbitkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan, dan Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dengan Pinjaman Dalam Negeri;

b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 3 butir a dan Pasal 4 Ayat (1) Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan, dan Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dengan Pinjaman Dalam Negeri, maka diperlukan adanya Rencana Kebutuhan Pinjaman Dalam Negeri untuk periode jangka menengah 2020- 2024;

c. bahwa bilamana diperlukan tambahan kebutuhan dalam penyediaan pendanaan pembangunan, maka Pinjaman Dalam Negeri dapat dipertimbangkan pemanfaatannya, sejalan dengan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

(2)

- 2 -

12. Peraturan … Nasional tentang Rencana Kebutuhan Pinjaman Dalam Negeri Tahun 2020-2024;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6485);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4885);

6. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2015 tentang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2016;

8. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang Penataan Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024;

9. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara;

10. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024;

11. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan, dan Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dengan Pinjaman Dalam Negeri;

(3)

Tembusan … 12. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 9 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

13. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17/KMK.08/2020 tentang Strategi Pengelolaan Utang Negara Jangka Menengah Tahun 2020- 2024;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN DALAM NEGERI TAHUN 2020-2024.

PERTAMA : Menetapkan Rencana Kebutuhan Pinjaman Dalam Negeri Tahun 2020- 2024.

KEDUA : Rencana Kebutuhan Pinjaman Dalam Negeri Tahun 2020-2024 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, selanjutnya disebut RKPDN 2020-2024, merupakan dokumen yang memuat rencana dan indikasi pemanfaatan pinjaman dalam negeri dalam batas ketersediaan anggaran untuk jangka waktu 2020-2024.

KETIGA : RKPDN 2020-2024 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

KEEMPAT : RKPDN 2020-2024 dapat diperbaharui dan disempurnakan sesuai kebutuhan dan/atau perkembangan perekonomian nasional.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juli 2020

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

ttd

SUHARSO MONOARFA Salinan sesuai dengan aslinya.

Kepala Biro Hukum,

RR Rita Erawati

(4)

- 3 -

Tembusan … SALINAN

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI PPN/

KEPALA BAPPENAS

NOMOR KEP.67/M.PPN/HK/07/2020 TANGGAL 9 JULI 2020

RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN DALAM NEGERI TAHUN 2020-2024

I. Pendahuluan

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, sehingga capaian pembangunan ini menjadi sangat penting dalam menentukan capaian pembangunan nasional jangka panjang Tahun 2005-2025. Sesuai RPJPN Tahun 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah tahun 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 mengamanatkan visi pembangunan tahun 2020-2024 yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Visi pembangunan nasional tersebut diwujudkan melalui 7 (tujuh) Agenda Pembangunan, yang meliputi: (i) memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan; (ii) mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan; (iii) meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing; (iv) revolusi mental dan pembangunan kebudayaan; (v) memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar; (vi) membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim;

serta (vii) memperkuat stabilitas politik, hukum, pertahanan, dan keamanan dan transformasi pelayanan publik.

3. Dalam mencapai sasaran-sasaran pembangunan sesuai dengan visi dan 7 agenda pembangunan dalam RPJMN Tahun 2020-2024 dibutuhkan pendanaan yang besar yang berasal dari Pemerintah dan Swasta. Sampai saat ini, dukungan pendanaan dari sumber penerimaan negara yang diperoleh dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, serta pendapatan lainnya belum dapat ...

(5)

12. Peraturan … dapat memenuhi kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan 2020-2024. Pemenuhan kebutuhan pendanaan ini akan menjadi lebih sulit dengan adanya kebutuhan pembiayaan untuk penanganan pandemi global Corona Virus Disease (COVID-19), sehingga kebijakan dan langkah- langkah luar biasa (extraordinary actions) perlu dilakukan Pemerintah untuk penyelamatan perekonomian nasional pasca-pandemi. Oleh karena itu, Pemerintah perlu lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber pendanaan yang ada, baik yang berasal dari pemerintah maupun swasta, dan yang bersumber dari dalam dan luar negeri.

4. Salah satu sumber pembiayaan yang dapat dimanfaatkan untuk menutup peningkatan defisit anggaran tersebut adalah Pinjaman Dalam Negeri. Pinjaman Dalam Negeri adalah setiap pinjaman oleh Pemerintah yang diperoleh dari Pemberi Pinjaman Dalam Negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya. Pinjaman Dalam Negeri bersumber dari Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Perusahaan Daerah.

5. Untuk tetap menjamin kesinambungan fiskal, pengelolaan utang melalui Pinjaman Dalam Negeri harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip kehati- hatian, transparansi, akuntabilitas, efisiensi biaya pinjaman, produktivitas, serta keseimbangan makro ekonomi dan fiskal. Dengan demikian, tujuan pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan tingkat risiko yang terkendali.

II. RKPDN dalam Pinjaman Dalam Negeri

6. Berdasarkan ketentuan Pasal 9 Ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah mengamanatkan bahwa ketentuan mengenai tata cara perencanaan, pengajuan, dan penilaian rencana kegiatan yang dapat dibiayai dengan Pinjaman Dalam Negeri diatur dengan Peraturan Menteri Perencanaan.

Ketentuan tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan, dan Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dengan Pinjaman Dalam Negeri, yang pada pasal 3 mengamanatkan penyusunan dokumen perencanaan Kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Dalam Negeri, antara lain dokumen jangka menengah RKPDN, yang disusun dengan memperhatikan RPJMN. RKPDN adalah dokumen perencanaan yang memuat rencana indikasi pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri dalam batas ketersediaan anggaran untuk jangka waktu yang periodenya sama dengan periode RPJMN. Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional ...

(6)

- 3 -

Tembusan … Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional No. 1 Tahun 2009 tersebut, maka perlu disusun dokumen perencanaan kebutuhan Pinjaman Dalam Negeri untuk jangka menengah 2020-2024 berupa Rencana Kebutuhan Pinjaman Dalam Negeri Tahun 2020-2024 (RKPDN Tahun 2020-2024) yang memuat prinsip pengelolaan, indikasi kebutuhan, dan kebijakan pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri dalam jangka waktu lima tahun mendatang sesuai dengan RPJMN Tahun 2020-2024.

7. Arti penting penyusunan RKPDN Tahun 2020-2024 adalah:

a. Kegiatan Pinjaman Dalam Negeri yang merujuk pada RKPDN merupakan bagian dari upaya pencapaian sasaran RPJMN dan pelaksanaan RKP;

b. Pinjaman Dalam Negeri memiliki persyaratan (terms and conditions) tertentu (seperti adanya biaya bunga dan biaya lain-lain), dan harus dibayar kembali sesuai dengan persyaratan yang berpotensi membebani keuangan negara;

c. RKPDN berfungsi sebagai salah satu instrumen kebijakan pengendalian dalam rangka meningkatkan kinerja Pinjaman Dalam Negeri yang masih belum sepenuhnya optimal; dan

d. Pelaksana dan penerima Pinjaman Dalam Negeri, yang dapat terdiri dari kementerian, lembaga, BUMN, dan pemerintah daerah, memerlukan rujukan yaitu RKPDN dalam penyusunan usulan dan pelaksanaan Kegiatan yang akan dibiayai dengan Pinjaman Dalam Negeri.

8. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri perlu direncanakan agar penggunaannya dapat tepat sasaran dan optimal serta dengan risiko yang terkendali sehingga tidak membebani keuangan negara dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran pembangunan.

III. Indikasi Kebutuhan Pinjaman Dalam Negeri Tahun 2020-2024

9. Kebutuhan Pinjaman Dalam Negeri ditentukan oleh kebutuhan nasional dalam upaya mencapai sasaran agenda pembangunan nasional yang ditetapkan dalam RPJMN Tahun 2020-2024.

10. Dalam pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri terdapat empat (4) pemangku kepentingan (stakeholder) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, pengguna, yaitu Kementerian dan Lembaga, dan Industri Nasional sebagai penyedia. Hingga saat ini, Kementerian/Lembaga yang telah memanfaatkan Pinjaman Dalam Negeri adalah Kementerian Pertahanan/TNI dan Kepolisian RI.

11. Kementerian Pertahanan/TNI memanfaatkan Pinjaman Dalam Negeri dalam rangka memperkuat Sistem Pertahanan Negara dengan sasaran yaitu meningkatnya ...

(7)

15. Kebijakan … meningkatnya kapasitas pertahanan negara yang melampaui kekuatan pokok pertahanan (Minimum Essential Force/MEF).

12. Kepolisian RI memanfaatkan Pinjaman Dalam Negeri dalam rangka membangun Kepolisian RI yang profesional, modern, dan terpercaya dengan sasaran yang ingin dicapai, antara lain meningkatkan kepercayaan publik terhadap Kepolisian RI yang ditempuh melalui pendekatan suprastruktur maupun infrastruktur dan pemenuhan Alat Peralatan Kepolisian.

13. Berdasarkan kebutuhan untuk mencapai sasaran dalam agenda pembangunan nasional tersebut, perkiraan kebutuhan Pinjaman Dalam Negeri Tahun 2020- 2024 untuk membiayai kegiatan-kegiatan di Kementerian Pertahanan dan Kepolisian RI dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Perkiraan Kebutuhan Pinjaman Dalam Negeri 2020-20241)

Kementerian/Lembaga 20202) 2021 2022 2023 2024 Total Kementerian Pertahanan/TNI

(Rp. Milyar)

-- 5.475 9.125 10.950 10.950 36.500

Kepolisian RI (Rp. Milyar) -- 1.000 1.000 1.500 1.500 5.000 Total Perkiraan Kebutuhan

PDN (Rp. Milyar)

-- 6.475 10.125 12.450 12.450 41.500

1) Perkiraan kebutuhan PDN diatas dapat disesuaikan berdasarkan usulan tambahan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan.

2) Tahun 2020 Kementerian Pertahanan dan Kepolisian RI masih melakukan penarikan PDN kegiatan periode sebelumnya.

14. Kementerian/Lembaga lainnya, BUMN, dan pemerintah daerah dimungkinkan untuk dapat memanfaatkan Pinjaman Dalam Negeri pada rencana kegiatan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri, dengan memenuhi berbagai ketentuan kesiapan, antara lain:

a. indikator kinerja pelaksanaan kegiatan, untuk keperluan pemantauan dan evaluasi;

b. kesiapan penyediaan dana pendamping pelaksanaan kegiatan, dalam hal kegiatan yang akan dibiayai memerlukan dana pendamping;

c. rencana pengadaan tanah dan/atau pemukiman kembali, dalam hal kegiatan yang akan dibiayai memerlukan pengadaan tanah;

d. rencana struktur organisasi pelaksana kegiatan; dan

e. rencana pengelolaan kegiatan, petunjuk pengelolaan kegiatan, dan administrasi pengelolaan kegiatan.

(8)

- 5 -

19. Arah … 15. Kebijakan Pinjaman Dalam Negeri 2020-2024 dilaksanakan dengan tetap

menjaga rasio defisit APBN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,5- 1,7 persen dan rasio stok utang Pemerintah terhadap PDB/Debt to GDP ratio di bawah 30 persen sebagaimana tercantum dalam RPJMN Tahun 2020-2024.

Namun demikian, pandemi global COVID-19 melanda dunia sebagaimana ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020, telah menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia yang diproyeksikan mengalami perlambatan ekonomi, bahkan mungkin mengalami kontraksi. Salah satu dampak nyata perlambatan ekonomi adalah menurunnya penerimaan perpajakan sebagai sumber utama pendapatan negara. Sementara di sisi lain terjadi peningkatan kebutuhan belanja negara untuk penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi pasca-bencana.

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2020 yang disahkan DPR menjadi Undang Undang Nomor 2 Tahun 2020, antara lain menetapkan bahwa batasan defisit anggaran dapat melampaui 3% (tiga persen) dari PDB selama masa penanganan pandemi COVID-19 dan/atau untuk menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan paling lama sampai akhir tahun 2022.

16. Kondisi pandemi serta dampak ekonomi yang timbul tersebut juga memungkinkan terjadinya koreksi terhadap target pertumbuhan ekonomi pada 2020-2024. Untuk tahun 2020, terdapat penyesuaian sasaran kerangka ekonomi makro dan target pembangunan serta prioritas pembangunan.

Penyesuaian juga dilakukan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2021 yang memfokuskan pada pemulihan ekonomi serta perbaikan pada beberapa sektor tertentu seperti kesehatan, jaminan sosial, ketahanan pangan, serta kebencanaan. Melalui berbagai stimulus ekonomi, serta harapan berakhirnya pandemi COVID-19 di tahun 2020, perekonomian diperkirakan akan pulih di tahun 2021, dan kembali ke sasaran yang direncanakan dalam RPJMN Tahun 2020-2024.

17. Guna mencapai sasaran-sasaran pembangunan pada RPJMN Tahun 2020-2024, kebutuhan pendanaan untuk melaksanakan agenda pembangunan nasional dalam RPJMN Tahun 2020-2024 dibutuhkan investasi sebesar Rp35.212,4 - Rp35.455,6 triliun. Kebutuhan investasi tersebut diperkirakan akan meningkat seiring dengan adanya kebutuhan untuk penanganan bencana dan pemulihan perekonomian pasca pandemi COVID-19. Kebutuhan investasi tersebut antara lain dapat dibiayai melalui Pinjaman Dalam Negeri.

IV. Kebijakan Pemanfaatan Pinjaman Kegiatan Dalam Negeri Tahun 2020-2024

18. Pengadaan Pinjaman Dalam Negeri dilakukan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, efisien dan efektif, serta kehati-hatian.

(9)

24. Dalam … 19. Arah Pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri adalah pada kegiatan pengadaan

barang/jasa serta kegiatan investasi proyek pembangunan yang mendorong pengembangan industri dalam negeri.

20. Pinjaman Dalam Negeri dimanfaatkan untuk mendanai kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan pada RPJMN Tahun 2020-2024 dan mendukung pemberdayaan industri dalam negeri. Pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri Tahun 2020-2024, masih digunakan untuk pembiayaan pengadaan/pemeliharaan dan perawatan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) yang dilakukan oleh industri dalam negeri, terutama Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) dan Alat Material Khusus (Almatsus) dalam rangka mendukung pencapaian MEF TNI dan pemenuhan alat peralatan Kepolisian RI.

21. Pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri untuk kegiatan di luar pembiayaan Alpalhankam masih dimungkinkan sepanjang kegiatan tersebut merupakan kebutuhan untuk mencapai sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN 2020- 2024 dan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional serta menitikberatkan pada pemberdayaan industri dalam negeri. Pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri tersebut dapat dilaksanakan sepanjang sesuai dengan ketentuan sebagaimana tertuang dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 2020 dan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008.

22. Pinjaman dalam negeri diharapkan dapat dimanfaatkan dalam rangka pencapaian sasaran RPJMN Tahun 2020-2024 dengan memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

a. Pemberdayaan dan peningkatan industri dalam negeri, termasuk industri pertahanan serta industri pendukungnya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor;

b. memberikan atau meningkatkan nilai tambah produk/jasa dalam negeri;

c. mendorong pengembangan dan pemanfaatan teknologi dalam negeri;

d. produk/jasa yang dihasilkan merupakan substitusi dari atau mengurangi ketergantungan terhadap produk/jasa luar negeri (impor) sehingga mengurangi pengeluaran devisa;

e. memperhatikan kesiapan, kemampuan dan kapasitas instansi pelaksana serta industri dalam negeri (termasuk industri yang mendukungnya).

23. Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi saat ini akibat adanya COVID-19, kebijakan Pinjaman Dalam Negeri dalam 5 tahun kedepan yang dituangkan dalam RKPDN Tahun 2020-2024 dapat disesuaikan melalui perencanaan Pinjaman Dalam Negeri jangka menengah dan tahunan.

(10)

- 7 -

Perencanaan … 24. Dalam tujuan meningkatkan kinerja pelaksanaan Kegiatan yang dibiayai dengan

Pinjaman Dalam Negeri, perlu dilakukan upaya-upaya yang mencakup:

a. Memastikan bahwa setiap pilihan investasi yang menggunakan Pinjaman Dalam Negeri memperhitungkan hal-hal berikut:

i. kontribusi terhadap pembangunan nasional;

ii. kesesuaian karakteristik kegiatan dengan sumber pendanaannya;

iii. optimalisasi pada seluruh kegiatan dalam siklus proyek mulai dari proses penyiapan, pengadaan, konstruksi, pembiayaan dan operasi/pemeliharaan;

iv. sinergi dan integrasi dengan sumber pendanaan lainnya;

v. kesiapan implementasi;

vi. analisis risiko dan upaya mitigasinya;

vii. keberlanjutan pemanfaatan keluaran yang dihasilkan (sustainability aspect); dan

viii. kapasitas instansi pelaksana dan komitmen pelaksanaan serta keberlanjutan pendanaannya.

b. Penguatan koordinasi antar lembaga yang terlibat mulai dalam tahap perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan kegiatan;

c. Peningkatan kualitas pemantauan dan evaluasi kegiatan secara sistematis dan bersinergi untuk mendapatkan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu dan bermanfaat, serta rekomendasi langkah tindak lanjut yang tepat; serta

d. Optimalisasi pemanfaatan hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan, termasuk evaluasi pasca-kegiatan (ex-post evaluation) dalam perencanaan kegiatan baru.

V. Penutup

25. RKPDN Tahun 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan Pinjaman Dalam Negeri pemerintah untuk tahun 2020-2024 yang disusun dengan memperhatikan RPJMN Tahun 2020-2024. Dokumen ini memuat indikasi dan pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri tahun 2020-2024 sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan Daftar Kegiatan Pinjaman Dalam Negeri (DKPDN) Tahun 2020-2024 yang merupakan dokumen perencanaan Pinjaman Dalam Negeri jangka menengah dan Daftar Kegiatan Prioritas Pinjaman Dalam Negeri (DKPPDN) yang merupakan dokumen perencanaan Pinjaman Dalam Negeri tahunan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara

(11)

Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2009.

26. RKPDN Tahun 2020-2024 dipergunakan sebagai salah satu rujukan bagi Kementerian, Lembaga, BUMN, dan Pemerintah Daerah dalam menyusun usulan kegiatan investasi pembangunan yang akan dibiayai melalui Pinjaman Dalam Negeri.

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ttd

SUHARSO MONOARFA Salinan sesuai dengan aslinya.

Kepala Biro Hukum,

RR Rita Erawati

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan karya ilmiah dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta sesuai dengan aturan penulisan, dapat menjadi suatu kesulitan bagi penulis (mahasiswa). Beberapa

Dalam skripsi ini sumber skunder yang dimaksud adalah buku- buku penunjang selain dari sumber primer, yaitu kitab-kitab tafsir yang ada hubungannya dengan

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah ”Apakah ada perbedaan antara tingkat kemandirian pada lansia yang ada di keluarga di

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan, insektisida dengan bahan aktif dimehipo, asefat, klorantraniliprol, dengan dosis masing-masing dapat menurunkan populasi SPKS

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI STRATEGIS PEMBANGUNAN DESA TERPADU MELALUI PROGRAM SOLUSI LOKAL UNTUK PENGENTASAN

bahwa berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2020 tentang Tim Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI STRATEGIS

data display (penyajian data), dan (verivikasi data (penarikan kesimpulan). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan nilai guna dari anyaman bambu akan menjadi lebih