• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memudahkan pekerjaan sehari hari demi kinerja yang lebih baik. Untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. untuk memudahkan pekerjaan sehari hari demi kinerja yang lebih baik. Untuk"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi memicu pola pikir manusia untuk menciptakan inovasi- inovasi untuk memudahkan pekerjaan sehari hari demi kinerja yang lebih baik. Untuk menghidupkan atau mematikan lampu yang ada didalam rumah, maka penghuni rumah tersebut harus berjalan menuju saklar untuk membuka atau menutup sirkuit. Biasanya hal ini menimbulkan rasa malas seseorang untuk beranjak ketempat saklar tersebut berada. Ketika seseorang bepergian meninggalkan rumah, terkadang lupa untuk mematikan peralatan elektronik, seperti lampu, kipas angin, dan air conditioner (AC).

Hal ini dapat memicu terjadinya kecelakaan rumah seperti kebakaran yang dipicu akibat korsleting listrik.

Berkaitan dengan hal ini, banyak penelitian yang mengembangkan salah satu teknologi Internet of Things (IoT) yang disebut dengan home automation (Satriadi &

Christiyono, 2019). Home automation adalah salah satu teknologi otomatisasi yang mengacu pada pengendalian atau kontrol pada sebuah rangkaian elektronika dalam peralatan rumah, kantor dan lainnya (Sedayu et al., 2019). Dengan adanya teknologi home automation seseorang dapat mengontrol peralatan elektronik serta mengetahui suhu dan kelembaban udara yang ada didalam rumah bahkan dapat menerima notifikasi jika didalam rumah terdeteksi suhu panas dari asap yang berpotensi menyebabkan kebakaran dari jarak jauh dengan menggunakan smartphone yang terhubung keinternet.

1

(2)

Dalam tugas akhir ini kendali peralatan elektronik, pendeteksi suhu serta kelembaban dan pendeteksi asap akan dikontrol menggunakan aplikasi Blynk yang ada dismartphone berbasis NodeMCU yang telah dipasang modul WiFi ESP8266 sebagai media komunikasi dengan internet.

1.2. Tujuan dan Manfaat 1.2.1. Tujuan

1. Menerapkan disiplin ilmu yang telah penulis tempuh selama kuliah di Universitas Bina Sarana Informatika Kampus Kota Tasikmalaya.

2. Mempermudah dalam mengontrol rumah secara jarak jauh.

3. Memanfaatkan fungsi teknologi dalam kehidupan sehari hari.

1.2.2. Manfaat

1. Manfaat untuk penulis

Sebagai salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (DIII) Jurusan Sistem Informasi di Universitas Bina Sarana Informatika Kampus Kota Tasikmalaya 2. Manfaat untuk objek penelitian

1. Peralatan elektronik dapat dikontrol dengan mudah melalui smartphone.

2. Dapat memberitahu penghuni rumah jika terdeteksi asap yang dapat menimbulkan kebakaran.

3. Dapat mendeteksi suhu dan kelembaban udara yang ada didalam rumah.

4. Menerapkan konsep rumah moderen.

3. manfaat untuk pembaca

Memberikan pemahaman konsep mengenai salah satu teknologi berbasis IoT, serta menjadi referensi untuk pembaca jika ingin mengembangkat teknologi smart home dikemudian hari.

(3)

1.3. Metode Penelitian

A. Metode pengembangan IoT

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode pendekatan dari Cisco. Metode ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu: Prepare, Plan, Design, Iimplement, Operate dan Optimize (PPDIOO) (Ulum et al., 2018).

Sumber : (Ulum et al., 2018)

Gambar I.1. Metode PPDIOO 1. Prepare

Tahap ini diawali dengan menganalisa dari beberapa jurnal, buku, artikel dan project yang telah ada yang berkaitan dengan tugas akhir serta mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan.

2. Plan

Tahap ini diawali dengan mengidentifikasi spesifikasi kebutuhan hardware dan software yang berkaitan dengan tugas akhir.

3. Design

(4)

Kebutuhan awal yang telah ditentukan pada tahap Plan, selanjutnya membentuk desain arsitektur IoT dan diagram alur kerja sistem sesuai dengan kebutuhan untuk diimplementasikan.

4. Implement

Setelah tahapan design selesai barulah tahapan Implement dimulai.

Dalam tahapan ini semua komponen diimplementasikan sesuai dengan tahapan design yang telah dibuat.

5. Operate

Pengujian akhir dari kesesuaian dengan tahapan sebelumnya dilakukan dengan pengujian berbentuk prototype (miniatur), hal ini dilakukan untuk memastikan apakah hardware dan sistem dapat berjalan dengan baik.

6. Optimize

Optimize bertujuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah sebelum masalah nyata timbul.

B. Teknik pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan oleh penulis adalah studi literatur.

Dalam studi literatur ini penulis mencari dan memahami teori-teori dasar yang digunakan dalam tugas akhir serta untuk memahami berbagai istilah seputar tugas akhir sebagai sumber. Semua informasi dan pustaka yang diperoleh penulis yang berkaitan dengan tugas akhir ini diperoleh dari berbagai literatur yang sesuai dengan tugas akhir, saran dan penjelasan yang diberikan oleh dosen pembimbing dan narasumber yang sudah kompeten serta sumber yang berasal dari karya ilmiah, artikel dan buku-buku yang berkaitan dengan tugas akhir yang dilakukan oleh penulis.

(5)

1.4. Ruang Lingkup

Dalam tugas akhir ini penulis hanya fokus pada hasil output yang diperoleh, yaitu teknologi home automation ini dapat mengontrol perlatan elektronik, dapat mendeteksi suhu dan kelembaban udara, dapat mengirimkan notifikasi jika ada asap yang terdeteksi yang dapat menimbulkan kebakaran melalui aplikasi Blynk yang ada dismartphone yang terhubung dengan internet. Dalam pengujian tugas akhir, penulis akan menggunakan miniatur rumah atau prototype.

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar IoT 2.1.1. Internet

Internet adalah jaringan global yang menghubungkan komputer – komputer diseluruh dunia. Dengan internet, sebuah komputer bisa mengakses data yang terdapat dari komputer lain dibenua yang berbeda. Dengan internet, sebuah toko online bisa tetap buka 24 jam sehari dan 7 hari seminggu tanpa henti. Dengan internet, kejadian penting yang terjadi di suatu negara bisa segera diketahui oleh orang lain di negara yang berbeda (Hidayatulloh et al., 2017).

Jika melihat dari sejarah, internet dan jaringan komputer adalah hasil evolusi dari ARPANET, sebuah proyek riset tingkat tinggi yang dimiliki oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. DARPA menjadi sponsor perkembangan jaringan yang menggunakan Internet Protocol (IP), TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). Pada tahun 1982 istilah internet pertama kali digunakan, dan TCP/IP diadopsi sebagai protokol universal untuk jaringan tersebut. Pada tahun 1986 diperkenalkan sistem nama domain, yang sekarang dikenal dengan istilah DNS (Domain Name System) yang berfungsi untuk menterjemahkan IP Address sebuah website (Hidayatulloh et al., 2017).

2.1.2. Internet of Things (IoT)

Menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) : Internet of things (IoT) didefinisikan sebagai sebuah jaringan dengan masing-masing benda yang

6

(7)

tertanam dengan sensor yang terhubung kedalam jaringan internet. (Setiadi &

Muhaemin, 2018)

Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep dimana konektifitas internet dapat bertukar informasi satu sama lainnya dengan benda-benda yang ada disekelilingnya. internet of things merupakan bagian dari sejarah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang telah melahirkan teknologi seperti smart home, smart city dan wearables. Dengan adanya internet of things akan lebih mempermudah kegiatan manusia dalam melakukan berbagai aktifitas sehari-hari.

Selain itu internet of things memiliki potensi untuk mengubah dunia seperti yang dilakukan oleh internet, bahkan mungkin lebih baik (Hidayatulloh, 2016).

Salah satu perangkat yang menjadi kontrol pada IoT adalah mikrokontroler.

Mikrokontroler menjadi pusat pengelola data dan instruksi untuk segala kontrol yang dilakukan oleh user. Sistem yang menjadi pusat kontrol ini dapat diprogram dengan berbagai bahasa pemrograman seperti JAVA, Java Script, C, C#, C++, Pyhton dan Visual Basic. Internet of things terdiri atas komponen-komponen :

1. Platform Hardware 2. Gateway

3. Software

4. Cloud (Berjalan di cloud untuk keperluan pengumpulan data dan analisa) 2.1.3. Flowchart

Flowchart adalah representasi secara simbolik dari suatu algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah, dengan menggunakan flowchart akan memudahkan pengguna dalam melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah. Flowchart membantu memahami urutan-urutan logika yang rumit dan panjang (Nurmalina, 2017).

(8)

2.1.4. Board Arduino

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektonik yang bersifat open source yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu chip mikrokontroler, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang (Winardi, 2016). Untuk membuat sebuah program dan mengupload program ke dalam board arduino membutuhkan sebuah software yang bernama Arduino IDE (Integreted Development Enviroment). Mikrokontroler yang dimiliki arduino telah ditanamkan suatu program yang bernama bootloader yang berfungsi sebagai penengah antara compailer arduino IDE dengan board arduino. Board arduino yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah nodeMCU yang sudah include dengan module wifi ESP8266 untuk berkomunukasi melalui internet.

2.1.5. Module Relay

Relay adalah sebuah saklar otomatis yang menggunakan prinsip kerja elektromagnetik sebagai penggerak saklar dalam keadaan mati menjadi hidup taupun sebaliknya. Komponen utama sebuah relay adalah coil dan contact. Coil merupakan sebuah lilitan yang terbuat dari tembaga yang jika mendapatkan aliran arus listrik membuat armature bergerak mengakibatkan contact menjadi rangkaian tertutup (Sedayu et al., 2019).

Contact mempunyai dua keadaan awal yang normal yaitu :

1. Normally open adalah kondisi awal dimana keadaan awal contact adalah terbuka. Contact akan tertutup apabila relay dienergikan.

2. Normally close adalah kondisi awal dimana keadaan awal contact adalah tertutup. Contact akan terbuka apabila relay dienergikan.

2.1.6. Buzzer

Buzzer merupakan sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal

(9)

listrik menjadi getaran suara, nama lain dari komponen ini disebut dengan beeper.

Dalam kehidupan sehari-hari umumnya digunakan untuk rangkaian alarm pada jam, bel rumah, perangkat peringatan berbahaya, dan lain sebagainya. Cara kerja buzzer adalah pada saat ada tegangan listrik yang mengalir ke rangkaian maka akan terjadi pergerakan mekanis pada piezoelectric. Pergerakan tersebut mengubah energi listrik menjadi energi suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Piezoelectric menghasilkan frekuensi dirange kisaran antara 1 – 5 kHz hingga 100 kHz yang diaplikasikan ke ultrasound.

2.1.7. Sensor DHT11

DHT11 merupakan sebuah sensor digital yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban udara. Sensor ini memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik.

Fitur kalibrasi yang terdapat pada sensor ini juga sangat akurat. Rentang jarak untuk pengukuran kelembaban adalah 20-90% RH dengan akurasi ± 5% RH sedangkan untuk rentang pengukuran suhu adalah 0-50°C dengan akurasi ± 2°C (Hafiz &

Rahman, 2017).

2.1.8. Sensor MQ2

Sensor MQ2 merupakan sensor gas monoksida yang berfungsi mengetahui keberadaan gas karbon monoksida. Sensor ini memiliki sensitivitas tinggi dan waktu respon yang cepat. MQ2 ini memerlukan tegangan 5V DC, resistansi sesnor ini akan berubah bila ada gas terdeteksi. Keluaran dari sensor ini dihubungkan melalui pin analog yang ada pada mikrokontroller board arduino yang nantinya akan menampilkan bentuk sinyal digital (Rizki et al., 2017).

2.1.9. Breadboard

Breadboard atau disebut juga sebagai project board adalah dasar konstruksi sebuah sirkuit elektronik yang merupakan prototipe dari suatu rangkaian elektronik

(10)

yang belum disolder sehingga masih dapat dirubah skema atau penggantian komponen. Didalam breadboard ada deretan lubang dibagian atas dan bawah yang ditandai degan garis biru dan merah. Deretan lubang yang ditandai garis merah menunjukan jalur positif untuk catu daya, sedangkan lubang yang ditandai dengan garus biru menunjukan jalur negatif untuk catu daya. Breadboard ini biasanya digunakan untuk tahap awal develop project rangkaian elektronika, karena tidak perlu melakukan penyolderan rangkaian.

2.1.10. Kabel Jumper

Kabel jumper digunakan sebagai proyek rangkaian elektronika yang sering digunakan pada projek breadboard. kabel ini berfungsi untuk menghubungkan komponen satu dengan yang lainya, seperti untuk menghubungkan pin ground yang ada di arduiono dengan pin ground yang ada di relay. Kabel ini mempunyai tiga tipe, yaitu tipe male to male, female to female dan male to female.

2.2. Metode Pengembangan IoT

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode pendekatan dari Cisco. Metode ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu: Prepare, Plan, Design, Iimplement, Operate dan Optimize (PPDIOO) (Ulum et al., 2018)

2.2.1. Prepare

Tahap ini diawali dengan menganalisa dari beberapa jurnal, buku, artikel dan project yang telah ada yang berkaitan dengan tugas akhir serta mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan.

2.2.2. Plan

Tahap ini diawali dengan mengidentifikasi spesifikasi kebutuhan hardware dan software yang berkaitan dengan tugas akhir.

(11)

2.2.3. Design

Kebutuhan awal yang telah ditentukan pada tahap Plan, selanjutnya membentuk desain arsitektur IoT dan diagram alur kerja sistem sesuai dengan kebutuhan untuk diimplementasikan.

2.2.4. Implement

Setelah tahapan design selesai barulah tahapan Implement dimulai. Dalam tahapan ini semua komponen diimplementasikan sesuai dengan tahapan design yang telah dibuat.

2.2.5. Operate

Pengujian akhir dari kesesuaian dengan tahapan sebelumnya dilakukan dengan pengujian berbentuk prototype (miniatur), hal ini dilakukan untuk memastikan apakah hardware dan sistem dapat berjalan dengan baik.

2.2.6. Optimize

Optimize bertujuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah sebelum masalah nyata timbul.

2.2.7. Kajian Litelatur

Dalam menyusun tugas akhir penulis mengambil referensi dari paper-paper yang berhubungan dengan proyek sebagai bahan perbandingan dan mengembangkan proyek yang sudah dibuat dalam paper tersebut. Berikut paper-paper yang dijadikan referensi :

1. (Hidayatulloh, 2016) dalam paper yang berjudul “Internet Of Things Bandung Smart City” bertujuan untuk mengimplementasikan kemajuan teknologi kedalam sistem perkotaan atau yang disebut dengan smart city yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi secara cepat.

(12)

2. (Satriadi & Christiyono, 2019) dalam paper yang berjudul “Perancangan Home Automation Berbasis NodeMCU” bertujuan untuk memudahkan manusia untuk mengontrol peralatan elektronik yang ada dirumahnya secara online, teknologi yang berbasis IoT ini disebut dengan Home Automation berbasis nodeMCU dengan sistem kendali web server.

3. (Hafiz & Rahman, 2017) dalam paper yang berjudul “Rancang Bangun Prototipe Pengukuran dan Pemantauan Suhu, Kelembaban serta Cahaya Secara Otomatis Berbasis Iot pada Rumah Jamur Merang” bertujuan untuk memudahkan para pembudidaya jamur untuk mengukur suhu rumah jamur, biasanya pembudidaya harus mengecek secara manual suhu ruangan hal itu tentu saja tidak efisien dan menghabiskan banyak waktu serta tenaga, maka dirancanglah sebuah teknologi untuk melakukan pengecekan suhu secara otomatis dengan menggunakan arduino uno dan sensor DHT11 sebagai sensor suhu.

4. (Limanta et al., 2018) dalam paper yang berjudul “Pembuatan Sistem Home Automation Berbasiskan Internet of Things” bertujuan untuk mengembangkan sistem smart home yang sudah ada. dari teknologi smart home yang sudah ada masih sedikit sistem yang terhubung dengan internet padahal banyak sekali keuntungan yang bisa didapat jika sistem tersebut terintegrasi dengan internet. Maka dibuatlah teknologi smart home berbasis cloud Internet of Things, beberapa keuntungan dari sistem ini yaitu lebih aman, kemudahan mengimplementasikan sistem dibanyak perangkat dan platform.

Tugas akhir yang dibuat penulis yaitu memanfaatkan teknologi Internet of Thins (IoT) yang bisa mengendalikan peralatan elektronik secara jarak jauh dengan

(13)

terhubung ke internet, selain itu dapat mengukur suhu/kelembaban disuatu ruangan dengan menggunakan sensor DHT11 dan dapat mendeteksi asap yang berpotensi menyebabkan kebakaran dengan sensor MQ2. Sistem ini dikendalikan secara real time dengan aplikasi yang bernama Blynk.

2.3. Tools Pengembangan IoT 2.3.1. Arduino IDE

Arduino IDE adalah editor yang digunakan untuk menulis program, meng- compile, dan upload program kedalam borad arduino. Lingkungan pengembangan arduino IDE terdiri atas text editor untuk menulis kode, message area, konsole text, toolbar dengan fungsi umum dan berbagai menu lainya (Hanan et al., 2019).

IDE merupakan kepanjangan dari Integrated Development Enviroenment atau secara bahasa merupakan lingkungan terintegrasi yang digunakan untuk melakukan pengembangan. Program yang ditulis menggunakan arduino IDE disebut dengan sketch. Sketch ditulis dan disimpan dalam ekstensi .ino.

2.3.2. Blynk

Blynk merupakan flatform sistem operasi Android maupun iOS sebagai kendali pada modul Arduino, Rapsberry Pi, ESP8266 dan perangkat sejenis lainya melalui internet (Sedayu et al., 2019). Aplikasi blynk ini sangat mudah digunakan meskipun baru menggunakanya, untuk berkomunikasi dengan board arduino blynk menggunakan sebuah kode yang disebut auth token. Kode tersebut akan dikirimkan melalui email yang telah terdaftar di blynk lalu dipasangkan kedalam kode program yang telah dibuat.

(14)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. PREPARE

Tahap ini diawali dengan menganalisa dari beberapa jurnal, buku, artikel dan project yang telah ada yang berkaitan dengan tugas akhir serta mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan. Dalam tugas akhir ini penulis membuat sebuah prototype home automation, meskipun berbentuk prototype tapi dalam pengaplikasianya secara nyata teknologi ini tidak berbeda.

3.2. PLAN

Dalam tahapan ini penulis mepersiapkan dua hal yaitu hardware dan software, berikut komponen yang dipersiapkan :

3.2.1. Hardware

1. NodeMCU ESP8266

NodeMCU ini berfungsi sebagai mikrokontroller yang menjadi pusat kontrol dalam teknologi internet of things dan juga berfungsi sebagai tempat untuk mengupload program yang sudah dibuat.

Sumber : Penulis (2020) Gambar III.1. NodeMCU Esp8266

14

(15)

2. Module Relay

Relay ini berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan arus listrik yang melewatinya, sehingga semua perangkat elektronik yang terhubung melalui relay akan menyala jika arus relay dalam keadaan hidup begitupun sebaliknya.

Dalam tugas akhir ini perangkat elektronik yang terhubung akan digantikan menggunakan lampu, meskipun begitu konsep sistem dari smart home ini semuanya sama.

Sumber : Penulis (2020) Gambar III.2. Relay 4 Channel 3. Sensor DHT11

Sensor DHT11 digunakan untuk mendeteksi suhu dan kelembaban ruangan, output dari DHT11 ini berupa angka yang akan ditampilkan secara realtime dengan menggunakan aplikasi Blynk.

Sumber : Penulis (2020) Gambar III.3. Sensor DHT11

(16)

4. Sensor MQ2

Sensor MQ2 digunakan untuk mendeteksi suhu panas dari asap dan mendeteksi adanya gas didalam ruangan yang bisa berpotensi kebakaran, hasil yang dikeluarkan dari sensorMQ2 ini berupa angka dari 0 – 1000 yang akan ditampilkan secara real time dengan menggunakan aplikasi blynk. Jika nilai tersebut lebih dari 800 maka buzzer akan menyala.

Sumber : Penulis (2020) Gambar III.4. Sensor MQ2 5. Buzzer

Buzzer berfungsi sebagai alarm untuk memberitahu bahwa ada bahaya yang sedang terjadi.

Sumber : Penulis (2020) Gambar III.5. Buzzer 6. Breadboard

Breadboard berfungsi sebagai tempat untuk menanamkan perangkat IoT yang bersifat sementara artinya perangkat yang terpasang di breadboard bisa dilepas kembali.

(17)

Sumber : Penulis (2020) Gambar III.6. Breadboard 7. Kabel Jumper

Kabel Jumper digunakan sebagai penghubung antara nodeMCU dengan perangkat IoT lainya melalui breadeboard.

Sumber : Penulis (2020) Gambar III.7. Kabel Jumper 3.2.2. Software

1. Arduino IDE

Dalam membuat sebuah baris kode program IoT penulis menggunakan Arduino IDE sebagai text editor. Dengan aplikasi ini semua library dan dokumentasi yang dibutuhkan sudah cukup lengkap dibanding dengan text editor lainya.

2. Blynk

Aplikasi blynk digunakan untuk mengontrol perangkat IoT secara real time selama perangkat IoT dan blynk terhubung dengan internet.

(18)

3.3. DESIGN

3.3.1. Flowchart

Flowchart berfungsi untuk menggambarkan rangkaian dan melihat urutan langkah suatu proses sehingga mudah dipahami.

Sumber : Penulis (2020) Gambar III.8. Flowchart

(19)

3.3.2. Skema Rangkaian IoT

Skema rangkaian IoT berfungsi sebagai panduan dalam membuat suatu rangkaian elektronik.

Sumber : Penulis (2020)

Gambar III.9. Desain Skema Rangkaian IoT

3.4. IMPLEMENT

3.4.1. Menyusun Rangkaian IoT

Dalam menyusun rangkaian IoT berpatok pada tahapan design rangkaian yang telah dibuat, hal ini bertujuan supaya rangkaian yang telah dirancang tidak jauh berbeda dengan hasil rangkaian. Berikut adalah susunan rangkaian IoT :

a. NodeMCU

NodeMCU mempunyai beberapa pin yang fungsinya berbeda-beda, diantaranya yaitu VIN digunakan sebagai output power sebesar 5V, 3.3V digunakan sebagai output power sebesar 3.3V, GND atau gorund digunakan sebagai kutub negatif, dan terdapat beberapa pin analog input serta pin digital yang digunakan sebagai input dan output. NodeMCU ditanamkan kedalam port yang sudah ada di breadboard. Supaya saluran

(20)

positif dan negatif yang ada di breadboard teraliri, maka gunakan kabel jumper menyambungkan pin VIN nodeMCU disambungkan ke saluran positif breadboard dan pin GDN nodeMCU disambungkan ke saluran negatif breadboard.

b. Relay

Relay yang digunakan untuk tugas akhir ini meggunakan relay empat channel, terdapat 6 pin yaitu pin VCC, GND dan pin IN untuk masing masing channel relay. Pin VCC relay dihubungkan ke saluran positif breadboard, pin GND dihubungkan ke saluran negatif breadboard, sedangkan untuk pin IN dihubungkan ke pin digital nodeMCU yang berbeda. Pin IN1 dihubungkan ke pin D0, Pin IN2 dihubungkan ke pin D1, Pin IN3 dihubungkan ke pin D2, Pin IN4 dihubungkan ke pin D3.

c. Sensor DHT11

Sensor DHT11 mempunyai dua tipe pin, yaitu tiga pin dan empat pin.

Dalam tugas akhir ini sensor DHT11 yang digunakan yaitu tipe tiga pin dimana terdapat pin positif, negatif dan out. Pin positif dari sensor DHT11 dihubungkan ke saluran positif breadboard, pin negatif dari sensor DHT11 dihubungkan ke saluran negatif breadboard, sedangkan pin out dari sensor DHT11 dihubungkan ke pin D5.

d. Sensor MQ2

Sensor MQ2 mempunyai empat pin, yaitu pin VCC, GND, AO dan DO. Pin VCC disambungkan ke saluran positif breadboard, pin GND disambungkan ke saluran negatif breadboard, karena output dari sensor ini berupa tegangan analog maka pin yang digunakan adalah pin AO, pin AO ini dihubungkan ke pin AO yang ada pada nodeMCU.

(21)

e. Buzzer

Buzzer mempunyai dua pin, yaitu pin positif dan pin negatif, buzzer akan menyala jika output yang dihasilkan sensor MQ2 melebihi angka 800, data ini akan dikirimkan melalui pin D4 yang ada pada nodeMCU. Jadi pin positif dari buzzer dihubungkan ke pin D4 nodeMCU dan pin negatif dari buzzer dihubungkan ke saluran negatif breadboard.

Sehingga semua susunan rangkain IoT seperti pada gambar dibawah ini :

Sumber : Penulis (2020)

Gambar III.10. Susunan Rangkaian IoT Bagian Depan

Sumber : Penulis (2020)

Gambar III.11. Susunan Rangkaian IoT Bagian Belakang

3.4.2. Konfigurasi Aplikasi Blynk

Aplikasi blynk berfungsi sebagai aplikasi pengontrol perangkat IoT, aplikasi ini bisa didwonload secara gratis di apps store untuk pengguna iphone dan play store untuk pengguna android. Dalam aplikasi ini sudah disediakan energy default sebesar

(22)

2000 energy. setiap widget box mempunyai nilai energy yang berbeda-beda, jika energy yang dimiliki tidak mencukupi untuk membuat beberapa widget box maka diharuskan membeli energy tambahan.

Setelah aplikasi blynk berhasil didownload dan diinstall kedalam smartphone, selanjutnya membuat dan memberi nama project baru dan memilih salah satu module arduino yang digunakan, token blynk akan dikirimkan melalui email aktif yang terdaftar setelah mengklik email all dalam aplikasi blynk. Selanjutnya membuat widget box sesuai kebutuhan. Dalam tugas akhir ini terdapat dua jenis widget box yang digunakan yaitu button dan gauge.

a. Button

Button digunakan untuk pengontrol on/off relay, ketika button berada diposisi off maka relay akan mati, begitupun sebaliknya. Untuk menggunakan button cukup melakukan drag and drop kedalam project kosong yang telah dibuat sebelumnya. Setalah itu mengkonfigurasi button untuk menentukan pin yang akan digunakan sesuai dengan skema rangkaian yang telah dibuat.

b. Gauge

Gauge digunakan untuk memantau hasil input dari sensor MQ2 dan DHT11, Untuk menggunakan gauge cukup melakukan drag and drop kedalam project yang telah dibuat sebelumnya. Setalah itu mengkonfigurasi gauge untuk menentukan pin yang akan digunakan sesuai dengan skema rangkaian yang telah dibuat.

(23)

Setelah semua widget dibuat maka hasilnya seperti gambar dibawah ini :

Sumber : Penulis (2020) Gambar III.12. Widget Blynk 3.4.3. Membuat Kode Program IoT

Aplikasi yang digunakan dalam membuat program IoT ini adalah arduino IDE.

Aplikasi ini bisa didownload secara gratis melalui website resminya. Dengan menggunakan aplikasi ini sudah banyak tersedia library perangkat IoT, sehingga memudahkan pengguna dalam membuat baris program. Sebelum membuat kode program, board manager arduino IDE harus disesuaikan dengan module yang digunakan. sensor MQ2, DHT11 dan aplikasi blynk mempunyai library masing- masing yang harus diupload kedalam arduino IDE, hal ini dimaksudkan supaya perangkat dapat berjalan dengan baik dan memudahkan dalam proses upload kode program kedalam module arduino.

(24)

Berikut adalah baris kode program home automation :

Sumber : Penulis (2020)

Gambar III.13. Kode Program Home Automation

(25)

3.5. OPERATE

Pada tahapan ini semua perangkat yang dilakukan uji coba meliputi hardware dan software. Pengujian hardware dilakukan dengan memperhatikan perangkat dapat terhubung dengan aplikasi blynk dengan internet serta berjalan dengan baik sesuai dengan desain yang telah dibuat sebelumnya.

Sumber : Penulis (2020)

Gambar III.14. Pengujian Perangkat Hardware.

Sedangkan untuk pengujian software dilakukan dengan memperhatikan aplikasi blynk dapat terhubung dengan perangkat dengan internet, widget box button bisa menghidupkan dan mematikan lampu melalui relay, sedangkan gauge bisa menampilkan angka hasil deteksi sensor.

Sumber : Penulis (2020) Gambar III.15. Pengujian Software

(26)

3.6. OPTIMIZE

Pada tahapan optimize ini penulis mengidentifikasi masalah yang akan timbul dan meminimaliris error yang terjadi. Masalah yang sering terjadi yaitu tidak stabilnya koneksi internet, akibatnya peranglat IoT tidak tidak dapat terhubung dengan aplikasi blynk begitupun sebaliknya, hal tersebut ditandai dengan titik berwarna merah yang ada dibagian header aplikasi blynk. Selain itu penyebab tidak stabilnya koneksi internet adalah perintah yang dikirimkan oleh aplikasi blynk kepada perangkat IoT terjadi delay. Untuk mengatsi hal tersebut, koneksi dan jaringan internet harus dipastikan stabil, ditempatkan ditempat yang terbuka.

(27)

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengembangan dan pengujianya diperoleh kesimpulan Cara kerja dari home automation adalah menghidupkan dan mematikan perangkat elektronik dengan cara memutuskan aliran listrik yang terhubung melalui relay, mendeteksi suhu dan kelembaban ruangan secara real time serta jika ada asap atau gas yang berpotensi menyebabkan kebakaran terdeteksi maka alarm akan berbunyi. Semua perangkat home automation dikendalikan dengan aplikasi blynk.

Dengan adanya teknologi home automation berbasis IoT ini, diharapkan lebih dapat memudahkan masyarakat di kehidupan sehari-hari dalam mengendalikan perangkat elektronik dirumahnya masing-masing demi kinerja lebih baik.

4.2. Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam penulisan tugas akhir ini. Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan home automation dikemudian hari adalah sebagai berikut :

1. Perangkat home automation hanya dapat dikendalikan dengan satu perangkat smart phone, karena program hanya menggunakan satu auth token blynk sedangkan aplikasi blynk disetiap perangkat mempunyai auth token yang berbeda-beda.

2. Modul nodeMCU menggunakan daya listrik sebanyak 5v yang disalurkan melalui kabel USB v2.0, hal ini bisa diganti dengan baterai agar lebih simple.

27

(28)

3. Untuk menghidupkan dan mematikan perangkat elektronik pengguna harus menekan tombol on atau off yang ada di aplikasi blynk. Kedepanya bisa menggunakan perintah suara dengan menggunkan layanan goole assistant.

4. Alarm yang dihasilkan oleh buzzer hanya dapat terdengar didalam rumah saja.

Referensi

Dokumen terkait

b) Pencegahan HIV/AIDS, kegiatannya dengan melakukan pencegahan penularan ibu ke anak, memberikan layanan kesehatan kepada para remaja, pemeriksaan dan pengobatan

Hal ini menjadi sinergi UPK ( Unit Pengelola Kegiatan) yang berfokus dalam pengembangan ekonomi di perdesaan melalui pemberian perguliran modal usaha dengan sistem

Beberapa kendala yang ada ketika penelitian berlangsung adalah batuan- batuan yang ada di pemukaan pada daerah penelitian telah mengalami pelapukan yang cukup intensif,

SNV mengembangkan teknologi mengubah limbah menjadi energi untuk industri kecil dan rumah tangga di sektor tahu, singkong, kelapa dan sawit.. SNV memperkenalkan teknologi ini

Dalam teks, muncul kata-kata tertentu yang dominan dan dinaturalisasikan kepada pembaca. Kata tersebut selalu diulang-ulang dalam berbagai peristiwa tutur. Kata-kata

Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi nanas bubuk dan madu yang tepat dalam pembuatan cokelat

Hubungan ini penting karena sperma yang tidak mendapatkan kromosom X yang mengandung gen untuk produk-produk seluler yang penting untuk perkembangan sperma (kromosom X yang

Kebutuhan siswa dalam mendapatkan nilai yang hanya didapatkan pada saat evaluasi semesteran dengan buku evaluasi perlu ditingkatkan kemudahan aksesnya tidak hanya untuk