HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN FISIOTERAPI DENGAN KEPUASAN PASIEN LOW BACK PAIN (LBP)
DI RSUD Dr. MOEWARDI
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi
Disusun oleh Nama : Dedy Karya
NIM : J120111025
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ABSTRAK
“HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN FISIOTERAPI DENGAN KEPUASAN PASIEN LOW BACK PAIN (LBP)
DI RSUD Dr. MOEWARDI” V BAB, 47 Halaman, 6 Tabel.
(Dibimbing Oleh : Umi Budi Rahayu, SST.FT, M.Kes dan Dwi Rosella, SST.FT, M.Fis)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi yang menjadi indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah kepuasan pasien. Kepuasan didefinisikan sebagai penilaian pasca konsumsi, bahwa suatu produk yang dipilih dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen, sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk pembelian ulang produk yang sama (Tjiptono, 2008). Heriandi mengatakan bahwa kepuasan pasien adalah indikator pertama dari standar rumah sakit dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan (Suryawati, 2004).
Pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau pun masyarakat. Pelayanan kesehatan disini adalah sistem yang tercakup dalam pelayanan fisioterapi, dimana fisioterapi berperan aktif dalam upaya meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional dengan menggunakan modalitas fisioterapi yang sesuai.
seperti nomor antrian yang tidak pas, waktu terapi yang kurang, banyak diterapi oleh mahasiswa dan terapis kurang komunikatif.
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap jasa pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi, yang dimaksud pelayanan kesehatan disini adalah sistem yang tercakup dalam pelayanan fisioterapi. Pelayanan fisioterapi juga meliputi derajat kesempurnaan pelayanan fisioterapi yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan secara norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat (Aswar, 2000).
Peneliti mengangkat kasus ini karena hampir dari 90% penduduk pernah mengalami Low Back Pain dalam siklus kehidupannya dan Low Back Pain merupakan keluhan nomor dua yang sering muncul setelah keluhan pada gangguan sistem pernafasan. Terdapat hasil penelitian yang menyebutkan bahwa hampir 48% klien dengan Low Back Pain tidak diketemukan penyebabnya yang jelas. Croft (1998) juga menyebutkan bahwa 90% klien dengan Low Back Pain menghentikan pengobatannya setelah 3 bulan pengobatan walaupun nyerinya masih terasa. Oleh sebab itu pada penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan yang mampu mendukung dalam penyembuhan pasien dengan penderita Low Back Pain.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara mutu pelayanan fisioterapi dengan kepuasan pasien Low Back Pain di Rumah Sakit Dr. Moewardi.
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap jasa pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi, yang dimaksud pelayanan kesehatan disini adalah sistem yang tercakup dalam pelayanan fisioterapi. Pelayanan fisioterapi juga meliputi derajat kesempurnaan pelayanan fisioterapi yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan secara norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat (Aswar, 2000).
Kepuasan pasien adalah pelayanan yang dirasakan pasien selama dirawat atau adanya hubungan antara pelayanan yang mereka terima baik teknis dan psikologis, dimana peningkatan hubungan antara pelayanan yang dikehendaki dan benar – benar diterima oleh pasien akan meningkatkan kepuasan pasien (Hendriyani, 2006).
Metode Penelitian
cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan Point Time Approach, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, artinya setiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja, pengukuran status, karakter atau variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan itu juga (Notoatmojo, 2002).
Hasil Penelitian
Berdasarkan kriteria inklusi dan enklusi tersebut di atas maka jumlah sampel yang diperoleh adalah 68 orang responden di Poli Rehabilitasi Fisioterapi Rumah Sakit Dr. Moewardi.
Kesimpulan
Dengan membandingkan hasil penelitian dengan teori pada pembahasan ini maka dapat disimpulkan yaitu ada pengaruh mutu pelayanan terhadap kepuasan pasien Low Back pain di Rumah Sakit Dr. Moewardi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, seperti yang telah dikemukakan maka dapat disarankan dengan beberapa saran sebagai berikut :
1. Pelayanan yang baik akan memuaskan pelanggannya, untuk itu setiap rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan pasiennya.
2. Tidak hanya sarana dan pra sarana yang lengkap saja yang dapat memuaskan pelanggan/ pasien yang datang berobat pada rumah sakit tersebut tapi juga ketanggapan petugas kesehatanannya (dokter, fisioterapi, dll), serta keramahtamahannya kepada pasien sehingga aspek inilah yang harus ditingkatkan oleh rumah sakit tersebut.
3. Untuk penelitian yang lebih baik maka perlu penambahan jumlah responden yang di teliti, sehingga dapat diraih hasil yang luas dan lebih bervariatif.
4. Perbandingan jumlah sampel antara laki-laki dan perempuan yang seimbang, sehinga dapat dijadikan variable baru untuk diujikan dan diteliti hubungannya.
5. Pihak rumah sakit memberikan prioritas pencermatan dan pengembangan yang utama terhadap faktor-faktor kenyamanan, informasi, akses, dan kompetensi teknis yang dinyatakan sangat penting karena dapat mempengaruhi mutu pelayanan dan tingkat kepuasan pasien.
Aflah R. 2000. Kepuasan Pengunjung Usia Lanjut pada pelayanan pengobatan Puskesmas
Kelurahan di Kotamadya Jakarta Timur. Tesis.FKM. UI. Depok.
Azwar. 2000. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. IDI. Jakarta
Azwar. 2000. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Croft P. Outcome of low back pain in general practice: a prospective study. BMJ 1998, 316:1356-1359
Danakusuma. 2002. Perkembangan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas. Buletin FK-UI. Jakarta
Depkes RI. 2001. Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit (Konsep Dasar dan Prinsip). Direkur Jendral Pelayanan Medik. Jakarta
Gerson, R. F. 2004. Mengukur Kepuasan Pelanggan. PPM: Jakarta
Haffizurrachman. 2004. Mengukur Kepuasan Suatu Institusi Kesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia. Volume 54. Nomor 7.283 –288
Hartati. 2012. Pengukuran Kinerja RSUD DR. Moewardi dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard. Thesis Fakultas Ekonomi. UI
Harun. 2001. Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Nirmala Suri Sukohardjo dengan Methode Servqual. Tesis. Kajian Administrasi
Rumah Sakit. FKM. UI. Depok.
Hendriyani, C. 2006. Analisis Harapan dan Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan Persalinan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Tesis. Program Magister IKM Pasca Sarjana Undip, Semarang
Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasara. Analisis Perencanaan Implementasi Dan Kontrol. Edisi XII. Jakarta: PT. INDEKS
Lewis, A. Morris, M.E.; Walsh, C. 2008. Are physiotherapy exercises effective in reducing chronic low back pain Physical Therapy Reviews, 13, 37-44
Notoatmodjo, Soekijo. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Nurachmah, E. 2005. Asuhan Keperawatan Bermutu Di Rumah Sakit. Available:Http www. Fikui. Or. Id. 05-01-2008
Kusumapraja. 1997. Quality Assurance Dalam Keperawatan.Jakarta: Kongres VI PERSI DanHospital Expo
Suryawati, Chriswardani. 2004. Kepuasan Pasien Rumah Sakit (Tinjauan Teoritis dan Penerapannya pada Penelitian), Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol.07/No.04/2004,UGM Press, Yogyakarta
Wijoyono, D.J. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan: Teori, Konsep, Strategi, dan Aplikasi. Universitas Airlangga, Surabaya
Bari, Editor. 2000. Batasan Mutu Pelayanan Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Lumbantobing SM, Tjokronegoro A, Junada A. 2000. Nyeri Pinggang Bawah. Jakarta. Fakultas . Kedokteran Universitas Indonesia.
Lubis I. 2000. Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah dalam Nyeri Punggung Bawah. Kelompok Study nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf indonesia (PERDOSSI). Purwanto ET. 2000. Hernia Nukleus Pulposus Lumbalis dalam Nyeri Punggung Bawah.
Kelompok Study Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf ndonesia (PERDOSSI). Beattie PF, Meyers SP. 1998. Magnetic Resonance Imaging in Low Back Pain; General
Principles and Clinical Issues. Physical Therapy.
Wibowo S. 2000. Farmakoterapi Nyeri Punggung Bawah dalam Nyeri Punggung Bawah. Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Al-assaf, A. F. 2009. Mutu pelayanan kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran; EGC.
Evi. 2001. Hubungan Mutu Pelayanan Askes Dan Non Askes Terhadap Kepuasan Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Tesis. Program Magister
Pasca Sarjana Undip, Semarang.
Andi Yeni, 2012. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Di RSU Daeng Radja. Skripsi (tidak diterbitkan) Universitas Hasanudin
Makassar.