• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA SMPS AHMAD YANI BINJAI DAN SMPS GAJAH MADA BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA SMPS AHMAD YANI BINJAI DAN SMPS GAJAH MADA BINJAI."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA

SMPS AHMAD YANI BINJAI DAN SMPS GAJAH MADA BINJAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

Juliana Naftali Sitompul NIM: 8106122016

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRACT

Sitompul, Juliana Naftali. Registration Number : 8106122016. The Effect of Instructional Strategy and Thinking Style toward students result in Physics Learning Achievement of SMPS Ahmad Yani Binjai and SMPS Gajah Mada Binjai. Thesis : Postgraduate Program. State University of Medan, 2013.

The objectives of this quasi-experimental research were to discover whether : 1) The Physics learning of students taught by using inquiry instructional strategy was higher than those taught by using discovery instructional strategy, 2) The Physics learning achievement of student with abstract thinking style was higher those with concrete thinking style, and 3) These was an interaction between instructional strategy and thinking style of student’s in Physics learning achievement.

The population of study was grade VIII students of SMPS Ahmad Yani BInjai and SMPS Gajah Mada Binjai consisting of 252 students from 4 classes SMPS Ahmad Yani Binjai and 2 classes SMPS Gajah Mada Binjai. Based on cluster random sampling 88 students, 44 students from VIII-3 SMPS Ahmad Yani Binjai as an experimental class and 44 students from VIII-2 SMPS Gajah Mada Binjai as a control class. The instrument used was 40 items of multiple choice test with four options and the data students learning attitude were a test which had been tested to grade IX student. The research design was factorial 2x2. The analysis was carried out using a two way ANAVA at the level of significance  = 0.05.

The research finding shows that : 1) The students Physics learning achievement taught by using inquiry of instructional strategy was higher than the students Physics learning achievement taught by using discovery instructional strategy with (Fcount = 9.73 > Ftable = 3.95), 2) The students Physics learning achievement with abstract thinking style was higher than the students Physics learning achievement with concrete thinking style with (Fcount = 4.15 > Ftable = 3.95), and 3) There was and interaction between instructional strategy and thinking style of students Physics learning achievement with (Fcount = 250.82 > Ftable = 3.95). the calculation of follow-up test was done with Scheffe test Physics test between student taught by using inquiry instructional strategy and discovery instructional strategy.

(6)

ABSTRAK

Juliana Naftali Sitompul, NIM 8106122016. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMPS Ahmad Yani Binjai dan SMPS Gajah Mada Binjai. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: (1) Hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran diskoveri, (2) Perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak dengan konkret, (3) Interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar Fisika siswa

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPS Ahmad Yani Binjai dan SMPS Gajah Mada Binjai yang berjumlah 252 orang dari 4 kelas VIII SMPS Ahmad Yani Binjai dan 2 kelas SMPS Gajah Mada Binjai . Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 88 sampel yang terdiri dari 44 sampel kelas VIII-3 SMPS Ahmad Yani Binjai diajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri sebagai kelas eksperimen dan 44 sampel kelas VIII-2 SMPS Gajah Mada Binjai yang diajarkan dengan strategi pembelajaran diskoveri sebagai kelas kontrol. Tes hasil belajar Fisika yang digunakan sebanyak 40 butir soal dengan 4 pilihan jawaban yang diberikan kepada siswa kelas IX. Angket gaya berpikir dilakukan untuk mengelompokkan siswa yang mempunyai gaya berpikir sekuensial abstrak dan konkret. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Uji statistik yang dilakukan adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan dilanjutkan dengan statistik inferensial dengan menggunakan ANAVA dua jalur dengan taraf signifikan α = 0.05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi daripada hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan strategi diskoveri, dengan Fhitung = 9.73 > Ftabel = 3.95; (2) Hasil belajar Fisika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak lebih tinggi dari pada hasil belajar Fisika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret, dengan Fhitung = 4.15 > Ftabel = 3.95; (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, dengan Fhitung = 250.82 > Ftabel = 3.95. Uji perhitungan lanjutan dilakukan dengan uji Scheffe yang menunjukkan perbedaan yang signifikan dari hasil belajar Fisika siswa antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran diskoveri.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Bapa di sorga yang Maha Pengasih dan Penyayang atas berkat dan kasih karunia-Nya, tesis yang berjudul “ Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar

Fisika pada Siswa SMPS Ahmad Yani Binjai dan SMPS Gajah Mada Binjai

dapat diselesaikan. Tesis ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Medan.

Dalam proses penulisan tesis ini penulis dalam segala keterbatasannya menghadapai kendala dan tantangan, namun berkah arahan, dorongan dan inovasi dari berbagai pihak untuk keberhasilan studi mencapai gelar Magister Pendidikan.

Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, dan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., sebagai pembimbing I dan pembimbing II atas kesediaan beliau untuk meluangkan waktu yang sangat berharga dalam memberikan bimbingan, komentarm dan wawsan pengetahuan yang luas untuk kesempurnaan tesis ini.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Dr. Nurdin Bukit, M.Si, dan Dr. R. Mursid, M.Pd sebagai nara sumber dan penguji yang telah memberikan masukan yang sangat berharga untuk kesempurnaan tesis ini.

(8)

Universitas Negeri Medan : Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd,, Asisten Direktur I : Dr. Arif Rahman, M.Pd, Asisten Direktur II: Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan : Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan : Dr. R. Mursid, M.Pd dan kak Noni sebagai Tata Usaha di kantor Program Studi Teknologi Pendidikan, atas segala bantuan dalam memenuhi persyaratan-persyaratan akademis dan proses penyelesaian administrasi.

Proses pengumpulan data tesis ini, penulis mendapat izin dan dukungan dari Kepala Sekolah SMPS Ahmad Yani Binjai : Drs. Samin Surbakti, guru Fisika SMPS Ahmad Yani Binjai : Syarifah Aini, S.Pd dan seluruh guru-guru SMPS Ahmad Yani Binjai yang telah membantu memberikan kesempatan informasi data dari hasil pelaksanaan penelitian . Kepala Sekolah SMPS Gajah Mada Binjai : Romylie Dian Prasetyo, S.E, M.Pd, guru Fisika SMPS Gajah Mada Binjai : Unita S.Z. Nasution, S.Pd, dan seluruh guru-guru SMPS Gajah Mada Binjai yang telah membantu memberikan kesempatan informasi data dari hasil pelaksanaan penelitian.

Keinginan penulis untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan ini sangat mendapat dukungan moril dan material dan doa dari Orangtuaku Bapak Pondi Sitompul, Ibu Hormauliani br. Purba serta adik-adikku yang kusayangi mendukung studi Wenny Octavia Sitompul, S.Pd dan Ellen Theresia Sitompul serta sepupuku Intan Permata Sari Purba dan J.K. Saragih untuk dukungannya.

(9)

Daraini, M.Pd, Intan Permata Putri, M.Pd, Dany Abrianto, M.Pd, Jefry Korua, M.Pd, Muliadi Siahaan, M.Pd, Parlin Marpaung, M.Pd, Jonhson, M.Pd, Oktaviandi Pardede, M.Pd, Abdullah Darmawan, M.Pd, Zahara, M.Pd, Liyusri, M.Pd, Abdul Halim, M.Pd, Iskandar Lubis, S.Pd, Rahmad Hidayat, S.Pd, Sri Rahmawati, S.Pd, Diana Hutajulu, S.Pd atas dorongan dan semangatnya. Terima kasih atas kebersamaan kita dalam melewati hari-hari yang penuh dengan tugas.

Akhir kata tidak ada hasil kerja yang sempurna tetapi kesempurnaan itu adalah proses yang panjang, semoga tesis ini sebagai suatu karya akademik bermanfaat bagi peningkatan proses pembelajaran.

Medan, 4 Agustus 2013 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 14

C. Batasan Masalah... 14

D. Rumusan Masalah ... 15

E. Tujuan Penelitian ... 16

F. Manfaat Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 17

A. Kerangka Teoretis ... 17

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Fisika ... 17

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 25

1. Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 29

2. Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 37

3. Hakikat Gaya Berpikir ... 42

1. Gaya Berpikir Konkret ... 45

2. Gaya Berpikir Abstrak ... 48

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 53

C. Kerangka Berpikir ... 55

1. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Strategi Pembelajaran Diskoveri. ... 55

2. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekunsial Konkret dengan Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekunsial Abstrak ... 58

(11)

D. Pengajuan Hipotesis ... 64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 65

A. Lokasi Penelitian ... 65

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 65

C. Desain Penelitian ... 67

D. Pengontrolan Perlakuan ... 68

1. Validasi Internal ... 68

2. Validasi Eksternal ... 69

E. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel... 70

F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 72

1. Prosedur Perlakuan ... 72

2. Pelaksanaan Perlakuan ... 73

G. Teknik Pengambilan Data dengan Instrumen Penelitian ... 74

1. Strategi Pembelajaran ... 75

2. Tes Hasil Belajar Fisika ... 75

3. Uji Coba Hasil Belajar Siswa dan Hasilnya ... 76

a. Validitas Tes ... 76

b. Daya Pembeda ... 78

c. Reabilitas Tes ... 78

d. Analisis Tingkat Kesukaran ... 79

4. Angket Gaya Berpikir Siswa... 79

5. Uji Coba Instrumen Angket Gaya Berpikir Siswa ... 82

H. Teknik Analisis Data ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 84

A. Deskripsi Data ... 84

1. Hasil Belajar Fisika Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 84

2. Hasil Belajar Fisika Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 86

3. Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 87

4. Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 89

5. Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 91

6. Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 93

7. Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 94

(12)

B. Pengujian Persyaratan Masalah... 98

1. Uji Normalitas Data ... 98

2. Uji Homogenitas Varians Sampel ... 101

C. Pengujian Hipotesis ... 103

1. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 104

2. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak dengan Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 105

3. Interaksi Antara Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran dengan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa ... 106

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 112

1. Hasil Belajar Fisika antara Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 112

2. Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak dengan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 118

3. Interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Dalam Mempengaruhi Hasil Belajar Fisika ... 121

E. Keterbatasan Penelitian ... 123

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 125

A. Simpulan ... 125

B. Implikasi ... 126

C. Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 130

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Nilai Rata-rata Tes Uji Kemampuan (TUK) pada Mata

Pelajaran Fisika SMPS Ahmad Yani & Gajah Mada Binjai ... 8

Tabel 2.1 : Kemampuan yang dikembangkan dalam proses Inkuiri ... 34

Tabel 2.2 : Sintaks Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 41

Tabel 2.3 : Perbedaan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret dan Abstrak ... 51

Tabel 2.4 : Format Baku De Porter dan Hernacki untuk Mengukur Gaya Berpikir ... 52

Tabel 3.1 : Populasi Penelitian ... 66

Tabel 3.2 : Desain Penelitian ... 67

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Sebelum Diuji Coba ... 76

Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Instrumen Gaya Berpikir ... 81

Tabel 4.1 : Hasil Belajar Fisika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 84

Tabel 4.2 : Hasil Belajar Fisika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 86

Tabel 4.3 : Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 88

Tabel 4.4 : Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 90

Tabel 4.5 : Hasil Belajar Fisika Siswa Dengan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 91

Tabel 4.6 : Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 93

Tabel 4.7 : Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 95

Tabel 4.8 : Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 97

Tabel 4.9 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Fisika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 99

Tabel 4.10 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak dan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 99

Tabel 4.11 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Fisika Menggunakan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak dan Konkret ... 100

Tabel 4.12 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji F Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran ... 101

Tabel 4.13 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji F Gaya Berpikir Sekuensial .... 102

Tabel 4.14 : Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Populasi ... 102

Tabel 4.15 : Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisa Deskriptif ... 103

(14)

Tabel 4.17 : Ringkasan Hasil dengan Menggunakan Uji Scheffe ... 108

Tabel 6.1 : Hasil Belajar Fisika Siswa Setelah Diurutkan ... 200

Table 6.2 : Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Fisika ... 205

Tabel 6.3 : Perhitungan Daya Beda Tes Hasil Belajar Fisika ... 209

Tabel 6.4 : Perhitungan Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Fisika ... 211

Tabel 6.5 : Distribusi Pengecoh ... 212

Tabel 6.6 : Data Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 216

Tabel 6.7 : Data Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 218

Tabel 6.8 : Data Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak Siswa ... 220

Tabel 6.9 : Data Gaya Berpikir Sekuensial Konkret Siswa ... 222

Tabel 6.10 : Data Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak dan Konkret Siswa dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 223

Tabel 6.11 : Data Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak dan Konkret Siswa dengan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 225

Tabel 6.12 : Data Hasil Belajar Fisika Ditinjau dari Gaya Berpikir ... 227

Tabel. 6.13 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisik ... 229

Tabel. 6.14 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 232

Tabel. 6.15 : Distribusi Frekuensi Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 234

Tabel. 6.16 : Distribusi Frekuensi Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 237

Tabel. 6.17 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 240

Tabel. 6.18 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 243

Tabel. 6.19 : Distribusi Frekuensi Hasil belajar Fisika dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri dengan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 245

Tabel. 6.20 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri dengan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 247

Tabel 6.21 : Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 251

Tabel 6.22 : Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Melalui Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 253

Tabel 6.23 : Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 255

Tabel 6.24 : Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisikan Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 257

Tabel 6.25 : Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 259

(15)

Tabel 6.27 : Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Melalui Strategi Pembelajaran Diskoveri dan Gaya Berpikir

Sekuensial Abstrak ... 261

Tabel 6.28 : Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Melalui Strategi Pembelajaran Diskoveri dan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 262

Tabel 6.29 : Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Strategi Pembelajaran ... 263

Tabel 6.30 : Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Gaya Berpikir ... 264

Tabel 6.31 : Ringkasan Perhitungan Homogenitas Varians Populasi Uji Bartlett ... 264

Tabel 6.32 : Data Hasil Belajar Fisika ... 266

Tabel 6.33 : Ringkasan Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ... 267

Tabel 6.34 : Rangkuman Analisis Varians (ANAVA) ... 269

Tabel 6.35 : Tabel Hasil Uji Lanjut dengan Menggunakan Uji Scheffe ... 272

Tabel 6.36 : Distribusi r ... 273

Tabel 6.37 : Distribusi Normal ... 275

Tabel 6.38. : Nilai Kritis Uji Liliefors ... 279

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa yang Dibelajarkan

dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 85 Gambar 4.2. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan

dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 87 Gambar 4.3 : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 89 Gambar 4.4. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial konkret ... 90 Gambar 4.5. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa Berpikir Absrtrak

yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi

Pembelajaran Inkuiri ... 92 Gambar 4.6. : Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir

Sekuensial Konkret yang Dibelajarkan dengan

Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 94 Gambar 4.7. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya

Berpikir Sekuensial Abstrak yang Dibelajarkan

dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 96 Gambar 4.8. : Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Gaya Berpikir

Sekuensial Abstrak Yang Dibelajarkan dengan

Menggunakan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 98 Gambar 4.9. : Interaksi Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran V : Instrumen Variabel Moderator ... 207

Lampiran VI : Hasil Analisis Data Penelitian ... 209

Data Induk Penelitian ... 209

Perhitungan Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 221

Perhitungan Dasar Statistik ... 221

Lampiran VIII : Buku Pedoman Penggunaan Strategi Pembelajaran ... 274

Lampiran IX : Foto Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 290 Lampiran X : Surat Undangan Keputusan Pembimbing Tesis Program Studi

Teknologi Pendidikan

Lampiran XI : Undangan Seminar Proposal Tesis

Lampiran XII : Surat Keterangan Seminar Proposal Tesis Lampiran XIII : Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian Lampiran XIV : Izin Melakukan Uji Coba Instrumen

Lampiran XV : Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari PascasarjanaUnimed Lampiran XVI : Izin Melakukan Penelitian ke Tempat Yang Dituju

Lampiran XVII : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Dari Tempat Penelitian Lampiran XVIII : Undangan Ujian Tesis

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan sampai saat ini terus dilaksanakan. Berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan mulai dari pembangunan gedung-gedung sekolah, pengadaan sarana prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan Undang-Undang sistem pendidikan nasional serta undang-undang tenaga kependidikan. Namun, sampai saat ini semua usaha-usaha tersebut belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Salah satu kemampuan dan keahlian profesional utama yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah kemampuan bidang pendidikan dan keguruan, khususnya terkait dengan strategi pembelajaran. Seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu mengajarkan pengetahuan dan ketrampilan tersebut pada peserta didik.

Bidang Studi Fisika adalah bagian dari sains (IPA) yang mempelajari gejala-gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi yang mulai dipelajari di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ilmu alam (IPA) secara klasikal dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) ilmu-ilmu fisik (physical sciences) yang objeknya zat, energi, dan transformasi zat dan energi, (2) ilmu-ilmu biologi (biological sciences) yang objeknya adalah makhluk hidup dan lingkungannya

(19)

siswa dalam mempelajari Fisika terletak pada kemampuan siswa tersebut dalam memahami tiga hasil (produk) Fisika yaitu konsep-konsep, hukum-hukum (azas-azas) dan teori-teori. Pada pembelajaran Fisika, siswa bukan sekedar mendengarkan, mencatat dan mengingat dari materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, tetapi lebih ditekankan pada kemampuan siswa untuk dapat memecahkan persoalan dan bertindak (melakukan observasi, bereksperimen) terhadap hal yang dipelajari tersebut, lalu mengkomunikasikan hasilnya. Proses pembelajaran seperti ini dapat dilakukan dengan mendiskusikan suatu persoalan, melakukan percobaan, memperhatikan demonstrasi, menjawab pertanyaan dan menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum untuk memecahkan persoalan.

Tujuan bidang studi Fisika adalah agar siswa dapat memahami, mengembangkan observasi dan melaksanakan eksperimen yang berhubungan dengan gejala-gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi sehingga menumbuhkan kesadaran dan pemahaman terhadap alam semesta. Kemampuan observasi dan eksperimentasi ditekankan pada melatih kemampuan berpikir eksperimental yang mencakup pelaksanaan percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di dalam laboratorium maupun di dalam kehidupan sehari-hari.

(20)

teknologi. Fisika sekaligus memberi kontribusi besar bagi pengetahuan yang terkait dengan isu-isu global dan mutakhir.

Standar kompetensi Fisika untuk lulusan SMP dirumuskan dengan mempertimbangkan standar kompetensi yang telah dikuasai lulusan sekolah dasar dan juga tingkat perkembangan mental peserta didik SMP. Pengembangan kurikulum Fisika merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta tuntutan desentralisasi. ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan setempat.

Mutu pendidikan, khususnya pendidikan sains di Indonesia masih rendah. Hasil studi The Third International Mathemathics and Science Study tahun 2003 melaporkan bahwa kemampuan sains siswa SMP (eighth-grade student) Indonesia hanya berada pada peringkat ke-37 dari 46 negara (TIMMS, 2004). Hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2011 menempatkan

Indonesia pada posisi rendah survei tersebut. Sebagaimana yang dituliskan Elin Driana (Kompas, 14/12/2012), peringkat Indonesia bahkan berada di bawah Palestina. Hasil tersebut merupakan ancaman serius bagi bangsa dan negara Indonesia, sama seriusnya dengan ancaman narkoba, korupsi atau teroris. Untuk memahami keseriusan ancaman tersebut, pertama-tama kita perlu membaca data lain dari survei TIMSS tersebut.

(21)

tinggi dan lanjut dalam bidang sains berturut-turut adalah 54%, 19%, 3% dan 0%. Dalam bidang matematika, persentase tersebut berturut-turut adalah 43%, 15%, 2% dan 0%.

Persentase di atas bersifat kumulatif: peserta yang mencapai salah satu tingkat dihitung telah mencapai tingkat yang lebih rendah. Dengan demikian, sekitar separuh peserta Indonesia tidak mencapai standar terendah TIMSS 2011, yaitu sekitar 46% untuk sains dan sekitar 57% untuk matematika.

Sebagaimana dinyatakan oleh Elin Driana, hasil-hasil TIMSS konsisten dengan hasil PISA (Programme for International Student Assessment). Survei terakhir, PISA 2009, mengelompokkan peserta mulai dari tingkat 1 yang terendah sampai tingkat 6 yang tertinggi. Tingkat 2 dipandang sebagai tingkat terendah dengan potensi kemampuan yang memadai untuk hidup layak di abad ke-21. Pada PISA 2009 ini, sekitar 65% peserta Indonesia tidak mencapai tingkat 2 dalam sains. Persentase serupa untuk sains adalah lebih dari 75%.

Angka-angka tersebut mengkhawatirkan karena penguasaan dasar-dasar sains dan matematika diyakini harus dimiliki oleh setiap individu yang hidup di abad ke-21 ini. Dalam rekomendasi mereka kepada Pemerintah Amerika Serikat, para akademisi negara tersebut menyatakan: “Rakyat harus kenal dekat dengan konsep-konsep dasar sains, matematika, rekayasa, dan teknologi agar dapat berpikir kritis tentang dunia ini dan membuat keputusan cerdas dalam isu-isu pribadi dan kemasyarakatan.” [Preparing for the 21st Century: The Education

(22)

Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Tes Uji Kemampuan (TUK) pada Mata Pelajaran Fisika SMPS Binjai

Sumber: Dokumen SMPS Ahmad Yani dan SMPS Gajah Mada Binjai Berdasarkan hasil observasi nilai Fisika siswa SMPS Ahmad Yani dan SMPS Gajah Mada Binjai dan wawancara dengan rekan guru Fisika SMPS Ahmad Yani dan SMPS Gajah Mada Binjai, para siswa sering mengalami kesulitan dalam pembelajaran Fisika khususnya alat-alat optik. Alat-alat optik merupakan salah satu materi pelajaran yang dianggap sulit dipahami oleh siswa dikarenakan siswa kurang memahami konsep dan gaya berpikir dalam menanggapi bentuk soal alat-alat optik sementara strategi pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat biasa.

Permasalahan mengenai kurangnya kemampuan pemahaman konsep dan gaya berpikir siswa ini dapat dilihat dari contoh soal cerita alat-alat optik. Keadaan ini terjadi karena siswa tidak memahami konsep dasar Fisika alat-alat optik dan rendahnya kemampuan gaya berpikir yang dimiliki siswa, sehingga siswa tidak mampu menemukan sendiri konsep belajarnya dan membuat pembelajaran menjadi tidak bermakna. Hingga saat ini, pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan keterampilan berpikir dalam memecahkan masalah belum begitu membudaya di kelas. Kebanyakan peserta didik terbiasa melakukan kegiatan belajar berupa menghafal tanpa dibarengi pengembangan pemahaman dan keterampilan berpikir. Untuk menyikapi

(23)

permasalahan ini maka perlu dilakukan upaya pembelajaran berdasarkan teori kognitif yang di dalamnya termasuk teori belajar konstruktivis. Menurut teori konstruktivis pemahaman dan keterampilan berpikir dalam memecahkan masalah dapat dikembangkan jika peserta didik melakukan sendiri, menemukan, dan memindahkan kekompleksan pengetahuan yang ada.

Seiring dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP 2006 serta makin beragamnya strategi pengajaran yang dilakukan oleh guru, terjadi peningkatan kemampuan Fisika siswa yang cukup berarti. Selain itu sikap terhadap pembelajaran Fisika mengalami perubahan yang positif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan strategi belajar yang bervariatif diantaranya melalui pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri mampu meningkatkan kemampuan dan sikap positif siswa terhadap Fisika. Data nilai ujian siswa mengalami peningkatan yang berarti secara nasional jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, hal ini dapat dilihat dari data Dinas pendidikan nasional (dalam http://www.depdiknas.go.id/content.php) bahwa rerata nilai UN SMP/MTs yang

pada tahun 2004 sebesar 5,26 meningkat menjadi 6,28 pada tahun 2005, meningkat lagi menjadi 7,05 pada tahun 2006, dan bertahan pada angka 7,02 pada tahun 2007. Namun, pada tahun 2008, nilai rerata turun menjadi 6,87.

(24)

barometer kemampuan siswa Indonesia dan telah mencapai rata-rata penguasaan di atas 68% itu sudah menjadi gambaran umum kemampuan Fisika siswa?

Kenyataan serupa juga terjadi di sekolah SMPS Ahmad Yani dan SMPS Gajah Mada Binjai, yaitu masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa dalam mempelajari pokok bahasan alat-alat optik. Dalam pembelajaran ini, mereka sangat kesulitan memecahkan masalah dari soal-soal yang diberikan karena siswa tidak memahami konsep alat-alat optik. Hal ini didasarkan pada hasil belajar siswa selama penulis mengajarkan materi alat-alat optik tersebut dan hasil wawancara kepada rekan guru bidang studi Fisika di sekolah SMPS Ahmad Yani dan SMPS Gajah Mada Binjai, yang menyatakan bahwa guru masih menerapkan pembelajaran konvensional, sehingga kemampuan pemahaman konsep dan gaya berpikir siswa sangat minim dan ini mengakibatkan penguasaan konsep siswa terhadap materi alat-alat optik kurang tercapai dari tujuan pembelajaran. Atas alasan inilah penelitian sangat perlu dilakukan di sekolah tersebut, agar ada bahan masukan dan pertimbangan dalam menyikapi kejenuhan dan keterbatasan siswa saat belajar alat-alat optik sehingga pola berpikirnya dapat dikembangkan.

(25)

konsep Fisika, gaya berpikir dan memiliki keterampilan untuk menghadapi hidup (life skill). Alat-alat optik merupakan salah satu pokok bahasan Fisika yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, dimana penerapan alat-alat optik dalam kehidupan nyata adalah untuk mengetahui titik dekat dan titik jauh mata, mengetahui kacamata berlensa apa yang tepat untuk penderita cacat mata (miopi, hipermetropi, presbiopi, astimagtisme), untuk mengetahui prinsip kerja kamera, untuk menghitung jarak pandang yang tepat pada kamera sehingga menghasilkan gambar yang bagus, untuk menghitung perbesaran benda-benda yang dilihat dengan menggunakan mikroskop sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh mata, dan untuk mengetahui benda-benda yang ada di permukaan laut dan yang ada di dalam laut menggunakan periskop. Akan tetapi kenyataannya banyak siswa yang sulit untuk memahami konsep alat-alat optik. Oleh karena itu, melalui strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan gaya berpikir siswa khususnya pada materi alat-alat optik. Rendahnya kemampuan sains siswa SMP tersebut terjadi juga di SMP Swasta Ahmad Yani Binjai dan SMPS Gajah Mada Binjai. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada saat melakukan observasi di SMPS Gajah Mada Binjai ditemukan bahwa nilai rata-rata Fisika siswa kelas VIII sebesar 65 sedangkan pada SMPS Ahmad Yani Binjai ditemukan bahwa nilai rata-rata Fisika siswa kelas VIII sebesar 68.

(26)

dalam upaya membantu membelajarkan siswa untuk mendapatkan pengetahuan, kemahiran, keterampilan, serta nilai dan sikap tertentu. Selain itu, guru juga memegang peranan penting dalam usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa dengan memahami strategi, metode pembelajaran atau pendekatan-pendekatan pembelajaran yang tepat agar mampu mendorong siswa berpikir kritis.

Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik. Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mengena pada tujuan yang diharapkan seperti dikutip Roestiyah (2008). Strategi pembelajaran ini berkaitan dengan keberhasilan proses pembelajaran yang hasilnya akan menetukan prestasi yang akan dicapai siswa. Menurut Sanjaya (2006) strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

(27)

buku dan keterangan guru, berpikir logis atau kritis, dialogis dan argumentatif umumnya masih langka di sekolah-sekolah kita. Selain itu sistem penilaian secara formatif masih amat terbatas jika dibandingkan dengan penilaian sumatif. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas riil di lapangan, kegiatan pembelajaran di sekolah pada umumnya cenderung monoton dan tidak menarik, sehingga beberapa pelajaran ditakuti dan selalu dianggap sulit oleh siswa, misalnya matematika dan IPA. Hal ini ditunjukkan oleh adanya korelasi positif dengan perolehan Nilai Ujian Nasional (NUN) pelajaran tersebut yang selalu menempati urutan terendah. Beberapa penyebabnya adalah karena pembelajaran IPA di sekolah: (a) lebih menekankan pada aspek kognitif dengan menggunakan hafalan dalam upaya menguasai ilmu pengetahuan, bukan mengembangkan ketrampilan berpikir, (b) mengembangkan aktualisasi konsep, tanpa diimbangi pengalaman konkret dan eksperimen aktif, dan (c) hanya menyangkut substansinya, tanpa mengembangkan kemampuan melakukan hubungan dengan proses-proses mental seperti penalaran dan sikap ilmiah (Supangkat, 1991). Temuan Slimming (1998) yang meneliti perilaku mengajar para guru di Indonesia juga menunjukkan bahwa umumnya para guru cenderung mengembangkan pembelajaran pasif dengan menggunakan metode ceramah di sebagian besar aktivitas proses pembelajarannya di kelas.

(28)

penemuannya dengan penuh percaya diri. Kegiatan pembelajaran pendekatan ini memiliki dampak positif sebagaimana yang dikemukakan Bruner mengemukakan bahwa pencarian (inquiry) mengandung makna sebagai berikut: (1) dapat membangkitkan potensi intelektual siswa karena seseorang hanya dapat belajar dan mengembangkan pikirannya jika ia menggunakan potensi intelektualnya untuk berpikir; (2) siswa yang semula memperoleh extrinsic reward dalam keberhasilan belajar (mendapat nilai yang baik), dalam pendekatan inkuiri akan dapat memperoleh intrinsic reward (kepuasaan diri); (3) siswa dapat mempelajari heuristik (mengolah pesan atau informasi) dari penemuan diskoveri, artinya bahwa cara untuk mempelajari teknik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan penelitian sendiri; dan (4) dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai internalisasi pada diri siswa.

(29)

Tingkat kemampuan seseorang dalam berpikir tidak terlepas dari berbagai informasi atau pengalaman yang diperoleh seseorang dalam hidupnya. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi dan mengolah berbagai informasi yang telah mereka peroleh. Cara seseorang dalam mengolah informasi ini disebut sebagai gaya berpikir. Gaya berpikir merupakan cara seseorang memandang sesuatu (persepsi) dan cara mengatur informasi di otaknya. Berdasarkan dominasi otak dalam mengolah informasi, maka ada dua dominasi otak, yaitu : (1) persepsi konkret dan abstrak, dan (2) kemampuan pengaturan secara sekunsial (linier) dan acak (non linier). Lebih lanjut Dryden dan Vos (1999) memadukan dan dominasi otak ini menjadi empat perilaku yang disebut gaya berpikir, berupa : (1) gaya berpikir sekuensial konkret, (2) gaya berpikir sekuensial abstrak, (3) gaya berpikir acak konkret, dan (4) gaya berpikir acak abstrak. Masing-masing gaya berpikir memiliki tipe yang berbeda dalam berpikir dan berperilaku.

Banyaknya siswa yang memiliki minat dan hasil belajar yang rendah terhadap mata pelajaran Fisika yang diperkirakan kurang sesuai dan menariknya strategi pembelajaran yang digunakan guru. Di samping nilai ulangan semester sebagai wujud nyata rendahnya minat dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Fisika. Peneliti juga menemukan bahwa rata-rata siswa kelas VIII mendapat kesulitan dalam materi Fisika yakni materi alat-alat optik.

(30)

lama di dalam memori anak (siswa) karena siswa hanya dituntut untuk menemukan bukan menyelidiki.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dipandang perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir

Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Siswa SMPS Ahmad Yani Binjai dan SMPS Gajah Mada Binjai”

B.Identifikasi Masalah

(31)

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas terlihat luasnya lingkup permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada penerapan strategi pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran yang dipilih adalah strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran diskoveri. Bersamaan dengan itu diteliti juga pengaruh karakteristik gaya berpikir siswa yaitu gaya berpikir sekuensial konkret dan gaya berpikir sekuensial abstrak terhadap hasil belajar Fisika siswa. Hasil belajar siswa dibatasi dengan ranah kognitif taksonomi Bloom dengan materi pada kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini berlangsung pada siswa kelas VIII SMPS Ahmad Yani Binjai dan SMPS Gajah Mada Binjai.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri akan dengan hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran diskoveri?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak dengan hasil belajar Fisika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret?

(32)

E.Tujuan Penelitian

Adapun yag menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dan hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran diskoveri.

2. Perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak dan hasil belajar Fisika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret.

3. Perbedaan interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir dalam memberikan pengaruh terhadap hasil belajar Fisika siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan secara praktis.

a. Manfaat Teoretis

1. Untuk menambah dan mengembangkan khasanah pengetahuan tentang strategi pembelajaran (inkuiri dan diskoveri) yang sesuai dengn tujuan, materi pelajaran, karakteristik siswa (gaya berpikir konkret dan abstrak) dan hasil belajar Fisika. 2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Fisika.

(33)

b. Manfaat Praktis

1. Sebagai sumbangan informasi bagi guru-guru, pengelola, pengembang, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam menjawab dinamika kebutuhan siswa.

2. Sebagai umpan balik bagi guru Fisika dalam upaya meningkatkan hasil belajar Fisika melalui strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri.

(34)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi (rata-rata 19,32) dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran diskoveri (rata-rata 17,82).

2. Hasil belajar Fisika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak (rata-rata 19,18) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret (rata-rata 18,15).

(35)

B.Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian bahwa hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran diskoveri. Dengan demikian guru mata pelajaran Fisika perlu mempertimbangkan penggunaan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran, karena strategi pembelajaran mampu menggabungkan berbagai macam metode dan model pembelajaran dalam satu kesatuan untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian strategi pembelajaran memiliki potensi untuk menarik perhatian siswa dan mampu menimbulkan rasa senang, dan dengan sendirinya akan menambah motivasi siswa selama proses pembelajaran yang menyebabkan penyerapan pada materi menjadi lebih optimal. Dengan strategi pembelajaran ini pula guru menjadi lebih mudah memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional, terutama menjelaskan konsep-konsep konsep yang abstrak menjadi konkrit sehingga siswa lebih mudah memahami, misalnya menjelaskan konsep alat optik pada mata, lup, kamera, mikroskop, teleskop, periskop, dan diaskop serta berbagai cara perhitungan yang tepat pada penggunaan alat optik.

(36)

pengembangan strategi pembelajaran, guru juga harus menambah pngetahuan dan wawasannya dalam bidang perangkat lunak, sehingga guru dapat lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran.Penelitian ini diharapkan dapat merangsang dan memotivasi guru, khususnya guru Fisika untuk lebih meningkatkan kompetensinya dalam membelajarkan siswa.

C.Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal yaitu :

1. Karena hasil data hasil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran diskoveri tidaklah terlalu jauh berbeda. Maka disebaiknya peneliti selanjutnya lebih dalam mendesain dan mengembangkan strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri, yang mana kedua strategi pembelajaran hampir sama.

2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri mengharuskan guru menyesuaikan isi materi dan penggunaan waktu jam pelajaran, sehingga hal ini juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya pada hasil belajar Fisika.

(37)

mengajar dan mengelola kelas dan lain sebagainya. sehingga perlu kiranya dilakukan penelitian lanjutan sehingga penelitian ini tidak berhenti sampai di sini saja.

4. Hendaknya pada pembelajaran Fisika pemhaman antara konsep, teori, dan praktek berjalan beriring sehingga dapat memacu pola pikir siswa ke jenjang yang lebih tinggi tidak hanya di laboratorium tetapi juga di lingkungan sekitar tempat tinggal dan sekolah.

5. Guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangakan konsep pemikiran untuk mencari dan menemukan jawaban atas persoalan yang ada pada materi Fisika.

6. Guru juga diharapkan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam belaajr terutama dalam memecahkan masalah belajar dan guru diharapkan lebih menyesuaikan strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menentukan langkah yang tepat dalam belajar, nantinya dapat dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.

(38)

bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun reformasi dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.

8. Hasil penelitian ini hanya berlaku pada siswa kelas VIII di SMPS Ahmad Yani Binjai dan SMPS Gajah Mada Binjai, oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian kembali di beberapa sekolah yang mempunyai kondisi serupa serupa agar kesimpulan yang diperoleh lebih dipercaya.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar) terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Asma Syahroni. 2009. “Pengaruh Pembelajaran Discovery dalam Tatanan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia dan Ketrampilan Sosial SMAN 3 Padang Sidempuan”. Tesis. Medan : UNIMED.

Bahari. 2007. “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri dan Tingkat Pengetahuan Peta Terhadap Hasil Belajar Geeografi Siswa SMP Swasta PAB 3 Saentis Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”. Tesis. Medan : UNIMED

Blooms, B.S. 1976. Human Teory of School Learning. New York : Mc. Graw Hill Book Company.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Bruner. J. 1996. The Cultural of Education. London : Harvard University Press.. Chasanah, Risdiyani, dkk. 2011. Buku PR Fisika Kelas VIII Semester 2. Jakarta Intan

Pariwara.

Chasanah, Risdiyani. 2011. Buku PG Fisika Kelas VIII Semester 2. Jakarta : Intan Pariwara.

Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

DePorter, B dan Henarrcki, M. 2011. Quantum Learning (penerjemah slwiyah Abdurraman). Bandung : Kaifa

Dick W. and Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction. Fourth Edition. New York : Harper Collins College Publisher.

(40)

Donal, C. 1985. Teaching Strategies A Guide to Better Instruction. America :Univted States of America.

Doni, Hendrawan. 2008. Penerapan Model Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Pencapaian Kompetensi Belajar Siswa. Tesis Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Lampung: Tidak diterbitkan.

Dryden dan Janette. 2001. The Learning Revolution (Revolusi Cara Belajar). Bandung : Kaifa.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Gagne, R. M. dan Driscoll, Marcy P. 1989. Essentials of Learnings for Instruction. New Jersey : Prentic Hall.

Gagne, R. M. dan Briggs, Leslie. 1979. Principles of Instruction Design. New York : Holt Rinehart and Winston.

Gregore, Gayle dan Carolyn Champan. 2007. Differensial Instructional Strategies : One Size Doesn’t Fit All. America : United States of America.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Balai Pustaka.

Hergerhann dan Olson. 2009. Theories of Learning (Teori Belajar) terjemahan Tri Wibowo W.S. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Joseph, Abrusnato. 1995. Teaching Children Science, A Discovery Approach. America : United States of America.

Joice, Bruner R dan Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. America : United States of America.

Kemp. J.E. 1994. ProsesPerancangan Pengajaran. Bandung : ITB

Kenneth, Moore. 2005. Effective Strategies from Theory to Practice. America : United States of America.

Liem, Tik. L.2007. Asyiknya Meneliti Sains. Bandung : Pudak Scientific Masita, R. 2008. Mari Bereksperimen. Surabaya : Insan Cendekia

(41)

Nelfiza. 2010. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Fisika SMP Negeri 2 Tebing Tinggi”. Tesis. Medan : UNIMED

N.K. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurliza. 2011. “Pengaruh Startegi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD Negeri 101798 Delitua”. Tesis. Medan : UNIMED

Putri A. 2010. Bermain dengan Sains. Surabaya : Insan Cendekia

Reigeluth, C. M. 1983. Instructional Design theories and Models. New Jersey : Lawrence Erbtum Associaties.

Romizowski, A.Z. 1981. Designing Instruksional System. New York : Nichol Publishing Company.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Subratha, Nyoman. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C Smp Negeri 1 Sukasada. JPPP. Lembaga Penelitian Undiksha.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi ke-5. Bandung : Tarsito

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif dan R & D. Jakarta : Alfabeta

Suparman, A. 2011. Desain Instruksional. Jakarta : Erlangga.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Wingkel, W.S. 1987. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.

Gambar

Gambar 4.1 : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa yang Dibelajarkan                            dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri ................
Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Tes Uji Kemampuan (TUK)  pada Mata Pelajaran Fisika SMPS Binjai
gambar yang bagus, untuk menghitung perbesaran benda-benda yang dilihat

Referensi

Dokumen terkait

investasi pada Dana Pensiun Sari Husada dengan pedoman akuntansi dan. penilaian investasi pada peraturan nomor PER-05/BL/2012,

tidak langsung berhubungan dengan laju pertumbuhan uang beredar yang. sering dikaitkan dengan tingkat inflasi (Widodo,

telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Lokasi Usaha

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis yang senantiasa diberikan nikmat berupa

Judul “Kontribusi Pelayanan Akademis, Sarana Prasarana, dan Administrasi terhadap Motivasi Belajar Materi Memperbaiki Sistem Rem (Studi Kasus di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

di 35 negara di dunia yang disebut sebagai negaraFrancophone. Di Indonesia, bahasa Prancis berperan sebagai jembatan hubungan internasional antara negara Indonesia

Hasil penelitian mengenai sikap terhadap kebersihan dan p engelolaan limbah menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat nyata antara kelompok siswa siswi tiap tiap

Bahasa Inggris, sebagai bahasa global sudah tentu harus sejak dini dikuasai, memberikan pengenalan sejak dini adalah hal yang amat baik. Untuk memberikankualitas pendidikan yang