• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) YANG DIINTEGRASI DENGAN MEDIA ANIMASI PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DI SMA YAYASAN HARAPAN BANGSA LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) YANG DIINTEGRASI DENGAN MEDIA ANIMASI PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DI SMA YAYASAN HARAPAN BANGSA LANGKAT."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) YANG DIINTEGRASI DENGAN MEDIA ANIMASI PADA POKOK BAHASAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DI SMA YAYASAN HARAPAN BANGSA

LANGKAT

Oleh : Mesni

NIM 061244310094

Program studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, Tuhan yang Esa, tujuan penghambaan dan tempat meminta. Senantiasa memberi kemudahan pada makhluknya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam tetap tercurah pada Insan Idaman, Rasulullah SAW.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Adapun judul skripsi ini adalah “Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Yang Diintegrasi Dengan Media Animasi Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Di SMA Yayasan Harapan Bangsa Langkat”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai dengan ujian skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Drs. Jasmidi, M.Si dan Ir. Nurfajriani, M.Si serta Dra. Ani Sutiani, M. Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran sampai selesai penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen staf pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Rini Puji Lestari BR STP, S.Pd selaku Kepala SMA YHB Langkat dan Ibu Fitria Indryati, S,Pd selaku guru kimia dan siswa siswi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dan hormat yang setulusnya kepada ibunda tersayang, Ibu Sutinem yang tiada hentinya memberikan semangat dan cinta serta selalu mendo’akan penulis di setiap sujud shalatnya. demikian juga untuk keluarga besar penulis mas supri, bag heri, kak ana, dan kak mesri yang senantiasa mensuport penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Irmayasari serta saudara seperjuangan di pondokan Al khansa 2 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya yang selalu mendukung dan memberi doa serta semangat kepada penulis. Tak terlupakan juga ucapan terimakasih atas desakan dan dukungan Ibu Sri Heryani dan teman-teman halaqoh yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khazanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2013 Penulis,

Mesni

(5)

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) YANG DIINTEGRASI DENGAN MEDIA ANIMASI PADA POKOK BAHASAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DI SMA YAYASAN HARAPAN BANGSA

LANGKAT

Mesni (NIM 061244310094)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit. Serta mengetahui berapa besar efektivitas hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL.

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Harapan Bangsa Langkat yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling. kelas 1 sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas X-2 sebagai kelas eksperimen X-2. Kelas eksperimen 1 dan eksperimen X-2 masing-masing berjumlah 30 siswa. Kelas eksperimen 1 diberi perlakuan Pembelajaran CTL diintegrasi dengan media animasi dan kelas eksperimen 2 diberi perlakuan pembelajaran CTL.

(6)

42

DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2008), Belajar Lebih Menyenangkan Dengan Animasi, http://www.edubenchmark.com

Admin, (2012), Media Animasi Dalam Pembelajaran, http://blogmediapembelajaranguru.blogspot.com

Anshory, I., (2000), Kimia SMU untuk kelas 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Arikunto, S., (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, A., (2002), Media Pembelajaran, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Bandono, (2008), http://bandono.web.id/2008/03/07/menyusun-model pembelajaran- contextual-teaching-and-learning-ctl.php

Barus, (2007), Pengaruh pendekatan Contextual Teaching Learning terhadap hasil belajar siswa kelas X pada pokok bahasan materi dan perubahannya, Skripsi, unimed, Medan.

Dewi, (2009), Perbedaan Efisiensi dan Efektivitas, http://dewi.students-blog.undip.ac.id

Djamarah, S.B. dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O., (2009), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Hamidah, (2006), Peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat koligatif larutan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning di SMA Nurul Islam Indonesia, Skripsi, unimed, Medan.

Irawati, (2007), Penerapan pendekatan CTL (Contextual teaching & learning) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pokok bahasan koloid siswa kelas XI SMAN 1 Kendal, Skripsi, http://digilib.unnes.ac.id

(7)

43

Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, Penerbit PT Grasindo, jakarta.

Priyatno, D., (2010), Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Penerbit Mediacom, Jakarta.

Purba, M., (2007), Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media, Jakarta.

Sardiman, (2009), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudrajat, A., (2008), Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran: http://www. Smacepiring.wordpress.com

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.

Suyanti, R.D., (2005), Pembekalan Kemampuan Generik Bagi Calon Guru Melalui Pembelajaran Kimia Anorganik Berbasis Multimedia 2006, Program Pascasarjana, Disertasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Trianto, (2007), Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Usman, H., (2006), Pengantar Statistika Edisi Kedua, penerbit Bumi Aksara, Yogyakarta.

Warsita, B., (2008), Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya), Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Winkel, (2006), Psikologi Pengajaran, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. : Rancangan Penelitian 22

Tabel 3.2. : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 25

Tabel 4.1. : Aktivitas Belajar Kimia Siswa 31

Tabel 4.2. : Hasil Belajar Kimia Siswa 32

Tabel 4.3. : Hasil Uji Normalitas Data 32

Tabel 4.4. : Hasil Uji Homogenitas Data 33

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu pokok bahasan ilmu kimia yang diberikan di kelas X SMA. Pokok bahasan ini memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut : 1. bersifat abstrak, seperti pada teori ion Svante Arrhenius serta terurainya larutan menjadi ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. 2. Pemahaman konsep, yaitu konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit. 3. Penerapan konsep, yaitu saat menguji larutan untuk membedakan sifat-sifat larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit. Karakteristik pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit ini menjadi salah satu penyebab kesulitan belajar siswa.

Pokok bahasan ini sebenarnya sangat menarik dan akrab dengan kehidupan sehari-hari, sehingga proses pembelajaran dapat lebih realistis. Dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, perlu dilakukan inovasi

pembelajaran yang memperhatikan kesesuaian antara metode dan media pendukung dengan karakteristik materi yang disampaikan agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai seperti yang diharapkan. Maka peneliti mengusulkan untuk menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL) yang diintegrasi dengan media animasi dalam mengajarkan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Contextual teaching learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang

holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan / keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkontruksi sendiri secara aktif pemahamannya (Bandono, 2008).

(11)

CTL juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.

Materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan menjadi berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran, pengalaman dan pengatahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Dan, selanjutnya siswa memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan kemampuannya itu dalam berbagai konteks di luar sekolah untuk menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks, baik secara mandiri maupun dengan berbagai kombinasi dan struktur kelompok (Trianto, 2007).

Beberapa Penelitian tentang pembelajaran kontekstual pada materi yang berbeda menyimpulkan bahwa model CTL ini mampu meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Penelitian-penelitian tersebut di antaranya :

1. Peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat koligatif larutan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning

di SMA Nurul Islam Indonesia (Hamidah, 2006).

2. Penerapan pendekatan CTL (Contextual teaching & learning) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pokok bahasan koloid siswa kelas XI SMAN 1 Kendal (Irawati, 2007).

3. Pengaruh pendekatan Contextual Teaching Learning terhadap hasil belajar siswa kelas X pada pokok bahasan materi dan perubahannya (Barus, 2007).

(12)

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media. (Djamarah, 2006)

Menurut lembaga Riset dan penerbitan computer, Computer Technology Reseach (CTR) dalam Admin (http://www.edubenchmark.com), menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar, dan 80% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukan sekaligus

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media animasi. Media animasi pembelajaran merupakan media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan

dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran.

Kelebihan media animasi adalah penggabungan unsur media lain seperti audio, teks, video, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Selain itu, dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetik (Sudrajat, 2010).

Penelitian yang berhubungan dengan media Animasi adalah Nasution,M., (2010), Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer Pada Pembelajaran Contextual Teaching Learning Pada Pokok Bahasan Zat Aditif Makanan Di Smp Negeri 2 Tanjung Morawa dan menyimpulkan bahwa media ini mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

(13)

Animasi pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit di SMA Swasta

Harapan Bangsa Langkat.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan belajar kimia siswa, antara lain:

1. Hasil Belajar siswa masih perlu ditingkatkan.

2. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam mengajar belum dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

3. Guru belum memanfaatkan media secara optimal.

4. Guru belum memiliki inovasi pengembangan strategi pembelajaran yang diintegrasi dengan media.

5. Guru belum mampu menjelaskan materi yang bersifat abstrak untuk secara mudah dipahami oleh siswa.

6. Guru belum dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa dengan baik.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, Kelas dibagi menjadi dua, yaitu: kelas eksperimen1 yang diberi pembelajaran menggunakan CTL yang diintegrasi dengan media animasi dan kelas eksperimen2 diberi pembelajaran menggunakan CTL. Masalah dibatasi pada pelajaran kimia kelas X pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit yang meliputi : 1. Pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2. Teori ion Svante Arrhenius. 3. Elektrolit senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 4. Elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Metode yang digunakan adalah Contextual Teaching Learning (CTL) dengan Tujuh langkah-langkah pembelajaran yaitu :

(14)

1.4. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL ?

2. Apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL?

3. Berapa besar efektivitas hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL

diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL.

2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL.

3. Untuk mengetahui berapa besar efektivitas hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

(15)

2. Bahan masukan bagi guru bidang studi kimia dalam kaitannya dengan keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah terutama untuk pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit.

3. Bahan pertimbangan untuk dinas pendidikan dalam mengambil kebijakan pengembangan strategi pembelajaran.

(16)

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL) diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik

dibandingkan aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

2. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL) diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik

dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

3. Efektivitas hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan CTL adalah sebesar 22,2%.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Disarankan kepada guru kimia dapat menerapkan pembelajaran CTL diintegrasi media animasi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 44 Lampiran 2 : Instrumen Tes Sebelum divalidkan 54 Lampiran 3 : Kunci Jawaban Instrumen Sebelum divalidkan 59 Lampiran 4 : Instrumen Tes Setelah divalidkan 60 Lampiran 5 : Kunci Jawaban Instrumen Setelah divalidkan 63

Lampiran 6 : Tampilan Media Animasi 64

Lampiran 7 : Data Validasi Soal 68

Lampiran 8 : Tabel Reliabilitas Soal Instrumen 70 Lampiran 9 : Tabel Tingkat Kesukaran Soal 72

Lampiran 10 : Tabel Daya Pembeda 75

Lampiran 11 : Tabel Data Pretest-Posttest dan Gain 78

Lampiran 12 : Uji Normalitas 80

Lampiran 13 : Uji Homogenitas 83

Lampiran 14 : Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas 84 Lampiran 15 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa 86 Lampiran 16 : Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa 94

Lampiran 17 : Pengujian Hipotesis 96

Lampiran 18 : Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 99 Lampiran 19 : Perhitungan efektivitas Hasil Belajar 100

Lampiran 20 : Dokumentasi penelitian 101

Lampiran 21 : Tabel F 104

Lampiran 22 : Tabel t 107

Gambar

Tabel 3.1.
Gambar 3.1. : Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan pengusutan kebenaran pengaduan atau laporan dari masyarakat terhadap penyimpangan atau penyalahgunaan di bidang pemerintahan dan pertanahan, perekonomian,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan strategi branding SMK IT Smart Informatika Surakarta dan SMK Muhammadiyah 4 Surakarta dalam menghadapi persaingan

Praktik Pengalaman Lapangan merupakan kegiatan mahasiswa yang diadakan dalam rangka menerapkan keterampilan dan berbagai ilmu pengetahuan ynag diperoleh serta

Jika pemerintah kota Makassar tidak dapat mengantisipasi para pendatang yang mencari kerja, maka tingkat pengangguran akan meningkat drastis dalam beberapa tahun

1) Penerimaan Order dari Pembeli Diotorisasi oleh Fungsi Penjualan dengan Menggunakan Formulir Surat Order Pengiriman.. Jaya Langgeng Trans, fungsi penjualan dipegang

[r]

Dengan segala permasalahan dan ketersediaan yang tersebut di atas, kebutuhan informasi tentang tempat tinggal atau rumah kos dapat di jembatani dengan Membuat Sistem

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa dari enam elemen dari analisis risiko pemakaian alat pelindung diri masker dan sumbat telinga pada pekerja tekstil di